BAB II GAMBARAN UMUM VENEZUELA 2.1

advertisement
BAB II
GAMBARAN UMUM VENEZUELA
2.1
Sejarah Berdirinya Negara Venezuela
Venezuela
ditemukan
oleh
Christopher
Columbus
pada
saat
pelayarannya yang ketiga menuju dunia baru. Pada tanggal 1 Agustus 1489
Columbus tercatat sebagai orang Eropa pertama yang menginjakkan kakinya
didaratan utama Amerika Selatan. Kemudian Ia menghabiskan waktu dua
minggu untuk meneliti daerah delta Rio Orinoco. Columbus mempercayai
bahwa apa yang ditemukannya adalah “Taman Eden” (Garden of Eden) setelah
dia kagum terhadap sumber-sumber alam yang membentang, air yang segar dan
bersih, serta perhiasan-perhiasan mutiara yang dipakai penduduk setempat.23
Penjajahan Spanyol di daratan Venezuela dimulai tahun 1522, ketika
koloni Spanyol mendirikan permukiman permanen pertama, di Selatan
permukiman Amerika yang di masa kini disebut sebagai Cumana. Pada abad ke16, Jerman juga mencoba untuk memulai kolonisasi, di bawah pimpinan KleinVenedig (1528-1546). Namun, sejarah mencatat, Jerman tidak bisa mengambil
tempat di surga Columbus ini. Sejak awal, pembangunan koloni asing telah
mendapatkan perlawanan dari penduduk asli Venezuela, atau yang biasa disebut
sebagai Caciques. Pimpinan Caciques, antara lain adalah Guacaipuro (15301568) dan Tamanaco (meninggal 1573). Keduanya memimpin penduduk asli
23
Nurani Soyomukti, Hugo Chavez vs Amerika Serikat .Yogyakarta. Resist Book. 2008 hal 16
26
untuk mencoba menahan serbuan Spanyol. Namun, para concequeror Spanyol
yang menjadi pemenang. Caciquedes ditundukkan, dan para pemimpinya
dihukum mati. Spanyol akhirnya memulai membangun pusat peradaban di
Venezuela, dengan membangun Caracas, melalui hasil karya Diego de Losada.
Selama masa kependudukan Spanyol, pada abad ke-16, ajaran agama
Katolik Roma mulai mengonversi kepercayaan religi animisme yang dianut oleh
pribumi yang disebut Mariches, para keturunan Karibia. Pemilihan beberapa
nama tempat, seperti Caracas, Chacao, dan Los Teques sempat ditolak karena
dinilai terlalu berbau Katolik. Akan tetapi, penolakan itu berhasil ditundukkan
oleh hegemoni para pendatang dari tanah Eropa. Permukiman kolonial awal
difokuskan di pantai utara. Tetapi, pada pertengahan abad ke-18, bangsa
Spanyol mendorong lebih jauh ke pedalaman, di sepanjang Sungai Orinoco. Di
sekitar sungai itulah, kelompok pribumi Ye’kuana yang dikenal sebagai
Makiritare melakukan perlawanan serius sepanjang tahun 1775-1776.24
Permukiman timur Spanyol di Venezuela masuk dalam kekuasaan
Provinsi New Andalusia, yang diperintah oleh Audencia Royal Santo Domingo,
sejak awal abad ke-16. Sedangkan sejak abad ke-18, sebagian besar Venezuela
menjadi bagian dari Kerajaan Granada Baru. Konon, perampasan Venezuela
oleh bangsa Spanyol berjalan lambat dan sulit, tetapi berangsur-angsur mereka
berhasil merebut kawasan itu dan membangun jaringan kota. Selama masa
penjajahan, Venezuela diperintahkan oleh perwakilan kerajaan Spanyol. Para
24
Ibid, hal 130
27
birokrat kerajaan memegang pucuk pemerintahan, sedangkan para pastur
Spanyol memegang jabatan gereja tertinggi. Golongan Criollos, kulit putih
kelahiran Amerika, memiliki lahannya dan mengendalikan politik dan agama,
tetapi hanya pada tingkat lokal.
Golongan Mestizo, ditempatkan pada posisi yang lebih rendah oleh
golongan minoritas kulit putih. Suku Indian yang hidup di pedalaman benarbenar terpisah dari kehidupan social dan budaya Eropa, sedangkan golongan
Negro diperkerjakan sebagai budak di perkebunan pantai Karibia. Karena rasa
tidak puas, baik dari golongan Kreol yang paling kaya maupun yang amat
miskin, terjadilah gerakan untuk kemerdekaan. Venezuela tidak pernah bisa
menerima segala bentuk imperialisme. Negeri ini dihuni oleh mereka yang
memiliki nasionalisme kokoh, dan berharap surga mereka tidak berubah menjadi
penjara hegemoni politik dan ekonomi asing. Perlawanan tidak henti-hentinya
senantiasa dikobarkan untuk mempertahankan keindahan Venezuela.
Beberapa kali perlawanan kelompok kecil dari penduduk asli, Caciques,
terhadap Spanyol berakhir dengan kekalahan, maka Venezuela mulai belajar
bagaimana cara untuk melakukan perlawanan besar-besaran. Di bawah
kepemimpinan Francisco de Miranda, seorang marshal Venezuela yang pernah
ikut berjuang dalam Revolusi Amerika dan Perancis, dimulailah perlawanan
Venezuela, 5 Juli 1811. Ini yang kemudian disebut sebagai Perang Kemerdekaan
Venezuela. Kemenangan berhasil diraih akan tetapi kedaulatan Negara belum
menemukan bentuknya.
28
Kedaulatan Venezuela baru tercapai setelah Simon Bolivar, dibantu oleh
Jose Antonio Paez, dan Antonio Jose de Sucre memenangkan pertempuran
Carabobo, pada 24 Juni 1821. Simon Bolivar adalah pembebas bukan hanya
bagi negerinya sendiri, tetapi juga bagi Kolumbia, Ekuador, Peru, dan Bolivia.
Dan kemudian mendirikan Gran Columbia. Tokoh inilah yang mengilhami
gerakan revolusioner Hugo Chavez dalam menjalankan gerakan dan
pemerintahannya. Venezuela menjadi bagian dari Gran Columbia sampai pada
tahun 1830, hingga akhirnya sebuah pemberontakan yang dipimpin oleh Jose
Antonio Paez menghasilkan proklamasi Venezuela sebagai negara baru yang
merdeka. Sejak saat itu juga Paez menjadi presiden pertama republik baru.
Abad ke-19 Venezuela ditandai oleh kekacauan politik dan pemerintahan
diktator, termasuk di masa Pemimpin Kemerdekaan Jose Antonio Paez selama
11 tahun antara tahun 1830 dan tahun 1863. Akhir rezim Paez adalah ketika
terjadi Perang Federal, sepanjang tahun 1859-1863. Salah satu perang terburuk
sejak proklamasi kemerdekaan Venezuela. Republik Venezuela mengalami
krisis besar-besaran yang berturut-turut. Negara ini hanya mempunyai sedikit
pengalaman
tentang
pemerintahannya
sendiri,
maka
tahun-tahun
kemerdekaannya dikacaukan oleh berbagai perang saudara berdarah, diktator
kejam, pameran kekuasaan golongan, dan ketidakacuhan terhadapa azas politik
serta partai politik. Namun, Venezuela berhasil menegakkan dasar organisasi
politiknya dan dasar negaranya .
29
Abad ke-20 ditandai dengan masa panjang kekuasaan tunggal Cipriano
Castro (1899-1908) dibantu temannya Juan Vicente Gomez. (1908-1935).
Pemerintahan Castro dilukiskan gagal dalam mengelola perekonomian negara.
Utang Venezuela membengkak dan menolak membayar kompensasi kepada
orang asing yang terjebak dalam perang sipil Venezuela. Pemerintahan Gomez
dilukiskan sebagai bentuk kediktatoran yang paling kasar. Ia meninggal pada
tahun 1935, setelah 27 tahun dengan kekuasaan mutlak, dan membiarkan negeri
tanpa politik, lembaga perwakilan atau kebebasan masyarakat. Pada tahun 1935,
pendapatan kotor per kapita dari produk domestik Venezuela tercatat sebagai
yang tertinggi di Amerika Latin. Berbagai upaya untuk mendirikan
pemerintahan demokratis memperoleh hasil cukup baik ketika Romulo Gallegos
terpilih menjadi presiden pada tahun 1948, yang tercatat sebagai pemilu bersih
dan adil pertama.
Namun hanya menjabat dalam setahun, Gallegos digulingkan oleh junta
militer yang dipimpin oleh Marcos Perez Jimenez dan Carlos Delgado
Chalbaud. Perez Jimenez adalah orang yang paling kuat di junta dan dilantik
sebagai presiden hingga pada tahun 1958. Akan tetapi kediktatoran militer Perez
Jimenez memunculkan gerakan gerilya substansial yang dilakukan Angkatan
bersenjata Pembebasan Nasional dan Gerakan Kiri Revolusioner, di bawah
presiden Rafael Caldera (1969-1974). Caldera memenangkan pemilu 1968 untuk
COPEI, dan menjadi presiden pertama yang memenangkan pemilihan di era
demokratis.
30
2.2
Letak Geografis dan Geopolitik Venezuela
Venezuela adalah Negara republik bekas jajahan Spanyol yang terletak
di pantai utara Amerika Selatan sepanjang Laut Karibia. Negara ini berbatasan
dengan Kolombia di Barat, Guyana di Timur, dan Brasil di Selatan. Luas
wilayah Venezuela sekitar 912.050 kilometer persegi dengan Ibukota Caracas.
Sebuah kota terbesar dan termodern di Venezuela. Nama Venezuela diberikan
oleh penjelajah Spanyol yang pertama kali mencapai benua Amerika Selatan.
Saat itu mereka menemukan perkampungan Indian berdiri diatas danau, yang
mengingatkan mereka pada perkampungan yang berdiri diatas sungai di Venezia
di Italia. Venezuela dalam bahasa Spanyol yang berarti Venezia kecil.
Negara ini berbentuk segitiga dengan 2.800 kilometer, atau sekitar 1.700
mil garis pantai. Sebuah negeri yang dikaruniai pemandangan sangat indah dan
luas membentang, mulai dari bagian timur laut dan Andes hingga bagian barat
daya Venezuela, menyambung hingga pantai Karibia Utara. Pusat negara ini
berupa Llyanos, yaitu luasan daratan yang merentang dari barat di perbatasan
Kolombia, menuju Delta di Timur Sungai Orinoco yang kaya minyak. Topografi
Venezuela dibagi dalam empat karakter, yaitu dataran rendah Maracaibo di
bagian barat laut, daerah pegunungan di utara membentang sepanjang timur ke
barat hingga bersinggungan dengan perbatasan Kolombia di sepanjang pantai
Karibia utara dataran luas di pusat kota Venezuela, dan dataran tinggi Guyana di
tenggara. Pegunungan di utara Venezuela adalah perpanjangan pegunungan
31
Andes, dengan tipikal geografis yang cukup ekstrem. Pico Bolivar, titik tertinggi
Venezuela yang mencapai 4.979 m (16.335 kaki), terletak di wilayah ini. 25
Keadaan alam Venezuela terletak diujung barat laut Amerika Selatan,
dengan panjang garis pantai 2.800 kilometer. Deretan pegunungan memanjang
dibagian utara dan selatan, sementara dibagian tengah berupa dataran rendah.
Pola pegunungan ini membagi Venezuela menjadi empat daerah, yaitu : Lembah
Maracaibo, Dataran Tinggi Andean, Daerah Lianos, dan Dataran Tinggi Guiana.
Lembah Maracaibo terletak di bagian barat laut, disini terdapat danau Maracaibo
yang luasnya 3.512 kilometer persegi dan merupakan danau terbesar di Amerika
Selatan. Di daerah ini juga terdapat ladang minyak terbesar di Amerika Selatan.
Dataran Tinggi Andean yang terbentang dari barat daya lembah Maracaibo,
terdiri dari atas Pegunungan Merida, Dataran Tinggi Tengah dan Dataran Tinggi
Timur Laut dengan puncak yang tertinggi adalah Puncak Pico Bolivar.
2.3
Republik Bolivarian Venezuela
Venezuela adalah satu negara yang berbentuk Federal dengan sistem
pemerintahan Presidensial. Venezuela terdiri dari 23 negara bagian, sebuah
Daerah Khusus Ibukota di Caracas dan beberapa daerah otonomi. Venezuela
juga merupakan salah satu negara dengan urbanisasi tertinggi di kawasan
Amerika Latin
25
Tofik Pram, Hugo Chavez. Malaikat dari selatan. Jakarta. Penerbit Imani. 2013 hal 123
32
2.3.1 Sistem Pemerintahan Venezuela
Presiden
Venezuela
merupakan
kepala
negara
sekaligus
kepala
pemerintahan yang dipilih secara langsung oleh rakyat Venezuela. Masa
jabatannya adalah 6 tahun. Di Venezuela presiden yang sudah dipilih dua kali
menjadi presiden dapat mencalonkan diri kembali pada pemilihan berikutnya.
Presiden menunjuk wakilnya dan membentuk kabinetnya sendiri dan membuat
Undang-undang bersama Parlemen. Presiden dapat meminta UU untuk
mempertimbangkan prosi hukum agar dapat menemukan objektivitas, tetapi
dapat dibatalkan jika mayoritas parlemen menolaknya.
Sementara
sistem
parlementernya
(Unikameral) yang disebut dengan
menganut
sistem
satu
kamar
Sidang Nasional (National Assembly).
Jumlah anggota DPR bervariasi, masing-masing negara bagian dan Daerah
Khusus Ibukota memilih tiga perwakilan ditambah hasil populasi negara bagian
1,1% jumlah populasi negara tersebut. Sistem hukum di Venezuela menganut
tradisi sistem Kontinental. Lembaga tertinggi Hukum disebut Pengadilan
Tertinggi Keadilan yang para pimpinannya dipilih oleh parlemen untuk 12 tahun
sekali. Dewan Elektoral Nasional bertanggung jawab dalam proses pemilihan,
dibentuk oleh lima direktur yang ditunjuk oleh Parlemen.
2.3.2 Sistem Politik Venezuela
Politik di Venezuela di dominasi oleh third-way Christian democratic
COPEI dan partai kiri tengah Accion Democratica (AD). Ini adalah sistem dua
33
partai
yang
diformalkan
oleh
penetapan
Puntofijismo
(Puntofijismo
arrangement). Krisis ekonomi di tahun 1980an dan 1990an menuju kepada krisis
politik yang mengakibatkan tewasnya ratusan orang dalam kerusuhan Caracazo
di tahun 1989, dua percobaan kudeta di tahun 1992 dan pemakzulan presiden
Carlos Andrez Perez karena korupsi di tahun 1993. Kepercayaan yang menurun
terhadap partai-partai dalam pemilihan umum tahun 1998 membawa pemimpin
kudeta Hugo Chavez kemudian meluncurkan program yang dinamakan Revolusi
Bolivarian, yang dimulai dengan Sidang Konstituante tahun 1999 untuk
membuat sebuah Konstitusi baru bagi negara Venezuela.
Oposisi berusaha untuk menjatuhkan Chavez termasuk percobaan Kudeta
di tahun 2002, serangan umum di tahun 2002-2003 dan mendesak referendum
ulang di tahun 2004 yang semuanya gagal dieksekusi. Chavez dipilih kembali di
bulan Desember 2006, tetapi kalah sedikit dalam referendum Konstitusional
Venezuela di tahun 2007, yang mengupayakan dua paket reformasi
konstitusional yang bertujuan untuk mengoreksi Program Revolusi Bolivarian.
Ada dua blok besar dalam partai politik di Venezuela, yakni partai incumbent
yang berhaluan kiri, Persatuan Partai Sosialis Venezuela (PSUV) yang berkoalisi
dengan Fatherland for All (PPT) dan Partai Komunis Venezuela (PCV). Blok
berikutnya adalah Blok Oposisi yang merupakan koalisi partai Mesa de la
Unidad Democratica, Partai Era Baru (UNT), Partai Project Venezuela, Justice
First, Gerakan untuk Sosialisme dan yang lainnya.
34
2.3.3 Sistem Ekonomi Venezuela
Venezuela menganut sistem ekonomi campuran namun dengan sentuhan
Sosialis yang kental, didominasi oleh sektor minyak, yang menyumbang
sepertiga GDP dimana 80% hasil minyak untuk diekspor. Lebih dari setengah
pendapatan pemerintah didapat dari sektor ini. Dengan melimpahnya cadangan
minyak Venezuela, korupsi di negara ini juga bertumbuh subur, Venezuela
menempati urutan ke 85 dunia tingkat korupsi. Sekitar 30% populasi hidup
kurang dari 2 dollar per hari. Venezuela memiliki harga minyak paling murah di
dunia karena subsidi pemerintah yang sangat tinggi bagi minyak premium untuk
konsumsi publik.
Industri Manufaktur menyumbang 17% GDP nasional di tahun 2006.
Venezuela merakit dan mengekspor alat-alat industri berat seperti baja,
aluminium dan semen dengan konsentrasi produksi di kota Guayana, yang dekat
dengan Guri Dam, salah satu DAM terbesar didunia yang menyediakan tiga per
empat pasokan listrik Venezuela. Industri manufaktur lainnya elektronik dan
automobile, termasuk minuman, perlengkapan makanan. Pertanian di Venezuela
menyumbang 3% GDP, 10% dari Buruh dan seperempat tanah di Venezuela.
Venezuela mengekspor nasi, jagung, ikan, buah-buahan tropis, kopi, sapi dan
babi. Karena Venezuela tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan pangannya,
negara ini mengimpor dua per tiga kebutuhan makanannya.
Venezuela memiliki beberapa cadangan minyak dan gas alam terbesar
didunia, dan secara konsisten berada dalam 10 top produsen dunia. Cadangan
35
minyak negara terbesar berlokasi di sekitar Danau Maracaibo, Teluk Venezuela,
dan di sungai Orinoco di timur Venezuela. Disamping itu, cadangan minyak
konvensional terbesar dan cadangan gas kedua terbesar terletak di pinggiran
barat Venezuela.
2.4 Kondisi Perekonomian Venezuela
2.4.1. Puncak Krisis Ekonomi Venezuela Pra Pemerintahan Chavez
Sejak penemuan minyak awal abad 20-an, Venezuela menjadi salah satu
eksportir terkemuka di dunia minyak. Negara ini juga merupakan anggota
pendiri OPEC. Namun, minyak tidak selamanya menjadi anugerah untuk
Venezuela jika tidak dikelola dengan benar. Puncaknya ketika inflasi yang
mencapai 100% menghantam nafas perekonomian negara tersebut. Pada tahun
1976 ketika pendapatan minyak menurun dan merosot pada tahun 1978,
Venezuela ditempatkan menjadi negara penghutang dikarenakan berkurangnya
pendapatan minyak bumi di tengah pengeluaran yang ceroboh, capital flight,
inkompetensi, dan praktek korupsi. Masa pemerintahan Presiden Carlos Andres
Perez selama lima tahun dinilai telah menghabiskan biaya dan memperburuk
keadaan. Kesulitan ekonomi Venezuela selama tahun 1980 dan 1990 berakar
dari keputusan politik dan ekonomi yang dilakukan pada awal tahun 1970-an
yakni pada masa pemerintahan Carlos Andrez Perez yang berasal dari Partai
Sosial Demokrat (Accion Democratica) dari tahun 1974 hingga 1979 Hal ini
membuat kekuasaannya jatuh dan digantikan oleh Luis Herrera Campins.
36
Selanjutnya Presiden Luis Herrera Campins berupaya mengambil
momentum harga minyak yang kembali membaik pada tahun 1980-an.
Kekurangan minyak tahun 1980-an bahkan menyebabkan negara ini terjerambap
dalam krisis utang luar negeri dan krisis ekonomi yang berlangsung lama. Ia
berupaya meningkatkan kontrol atas minyak dan meningkatkan gaji pegawai.
Namun,
pemerintahannya
juga
menghabiskan
banyak
biaya
seperti
pemerintahan sebelumnya. Akibatnya, tingkat inflasi tetap tinggi. Sejak tahun
1979 hingga tahun 1982, Venezuela mengalami defisit sebesar 8 milyar dollar.
Selain itu, kinerja ekonomi makro ditandai penurunan GDP dari rata-rata 6,1%
selama 4 tahun terakhir menjadi 1,2% antara tahun 1979 dan 1983, serta angka
pengangguran kurang lebih 20% pada tahun 1980.26
Situasi ekonomi semakin memburuk saat harga minyak menurun lagi pada
tahun 1981 dan membuat Venezuela memiliki hutang sebesar 3 milyar dollar
menjelang
tahun
1983.
Pemerintah
mengalokasikan
milyaran
dollar
cadangannya di PDVSA27 untuk membayar hutang. Tindakan ini direspon
serikat pekerja (CTV)28 dengan melakukan berbagai macam pemogokan
sepanjang pertengahan tahun 1980-an. Situasi ini membuat perekonomian
Venezuela pada tahun 1983 berada dalam keadaan kacau dan menyebabkan
26
Nurani Soyomukti, Op.cit. hal 79
Pada tahun 1973, Venezuela menasionalisasikan industri minyak dan melahirkan PDVSA (Petroleos de
Venezuela SA), akan tetapi kebijakan nasionalisasi ini resmi diterapkan 1 Januari 1976. PDVSA memiliki
anak perusahaan di U.S bernama CItgo. Investasi Venezuela di luar negeri sebagian besar dilakukan oleh
negara dari hasil devisa minyak melalui perusahaan negara PDVSA.
28
CTV (Confederaci N De Trabajadores De Venezuela atau Konfederasi Pekerja Venezuela) adalah
serikat buruh terbesar di era sebelum Chavez menduduki pemerintahan di Venezuela. CTV dikuasi oleh
pengusaha dan manajer yang anti terhadap Chavez.
27
37
kemiskinan rakyat menjadi berlanjut. Presiden Carlos Andres Perez yang terpilih
kembali di tahun 1989 berusaha mempertahankan legitimasi kekuasaannya
melalui pencapaian prestasi di bidang ekonomi. Pengekangan politik secara ketat
sebagai metode untuk mengamankan pembangunan ekonomi telah diberlakukan.
Carlos Andrez Perez, yang mewarisi krisis ekonomi semasa Pemerintahan Luis
Herrera Campins, meminta nasehat dan bantuan keuangan dari International
Monetary Fund (IMF). Memenuhi permintaan Pemerintahan Venezuela, pihak
IMF mensyaratkan perubahan fundamental dalam hubungan antara negara
dengan pasar. Persyaratan-persyaratan ini disebut IMF conditionality yang
dituangkan dalam Letter of Intent (Lol), berupa program-program yang
disepakati oleh kedua belah pihak (pemerintah Venezuela dengan IMF) untuk
melakukan perubahan ekonomi secara fundamental.
Sesuai kesepakatan yang ditandatangani, Presiden Perez mengumumkan
restrukturisasi ekonomi dengan resep neoliberal. Ia mengeluarkan kebijakan
suku bunga mengambang, kenaikan pajak di sektor pelayanan publik, kenaikan
upah hanya sebesar 5%, penghapusan tarif impor secara progresif, pengurangan
4% dalam defisit anggaran dan pendapatan negara, pelemahan buruh melalui
sistem ikatan kerja yang lebih fleksibel, pencabutan subsidi pupuk, dan
privatisasi BUMN. Dekrit eksekutif mengijinkan perusahaan asing untuk
membayarkan 100%
keuntungan merata ke negara asal. Akibat kebijakan-
kebijakan neoliberal ini, inflasi mencapai 80,7%, upah riil menurun hingga 40%,
pengangguran mencapai 14%, angka kemiskinan meningkat dari 43,9% pada
38
tahun 1998 menjadi 66,5% pada tahun 1989, dan jumlah penduduk yang hidup
di bawah garis kemiskinan meningkat hingga 84%. Dalam waktu tiga tahun
masa kekuasaan Perez, sekitar 600 ribu penduduk pindah ke kota-kota dan
mengakibatkan jumlah tenaga kerja sektor pertanian merosot sampai 90%.29
Orang-orang desa pergi ke kota karena daerah pedesaan dikuasai oleh para tuan
tanah. Setelah pergi ke kota, ternyata mereka juga kesulitan melanjutkan
kehidupan karena kekayaan di kota justru hanya dikuasai oleh segelintir elite.
Inilah yang membuat kota Caracas, ibu kota Venezuela, menjadi kota yang
terkenal, di samping karena banyaknya pencuri, penjahat, gelandangan, dan
pengemis mengiringi kumuhnya kondisi fisik kota tersebut.30 Kebijakankebijakan pro asing Perez yang meningkatkan jumlah rakyat miskin di
Venezuela semakin memperparah tingkat kesenjangan dan merupakan kondisi
yang akut. Tercatat bahwa pada masa kepemimpinan Carlos Andres Perez,
rakyat Venezuela terjerumus dalam jurang kemiskinan sekitar 80,42%. Hal yang
sangat tidak sebanding dengan kepemilikan ladang di Venezuela.31
Hal ini kemudian berimbas pada sektor pertanian yang menjadi salah satu
komoditas penting bagi kehidupan perdagangan Venezuela. Penduduk-penduduk
kaya yang hanya sekitar 3% mampu menguasai 76,5% lahan pertanian
29
Nurani Soyomukti, Politik Radikal. Ibid. hal 55
Soyomukti. Hugo Chavez vs amerika serikat, Op.cit hal 54
31
Ady Thea, Quo Vadis 10 tahun Revolusi Venezuela menuju Sosialisme : Kesejaheraan Rakyat
Membaik atau memburuk dalam http://indonesia.handsoffvenezuela.org/?p=510 diakses pada 8
November 2014 pukul 21:00
30
39
dipedesaan karena kemampuan financial mereka. Sedangkan 42,9% penduduk
miskin hanya memiliki lahan seluas 1%.32
Krisis ekonomi kemudian menjadi krisis politik berupa ketidakpercayaan
masyarakat
kepada
pemerintah.
Masyarakat
melancarkan
demonstrasi
memprotes paket kebijakan Presiden Perez . Dipicu oleh ketidakpuasaan atas
kenaikan harga gas, rakyat menuntut agar Presiden Perez membatalkan
pelaksanaan “paket kebijakan” pasar bebas yang dipaksakan oleh IMF (dalam
bentuk pencabutan subsidi, PHK massal, privatisasi BUMN, dan secara umum
mereduksi peran negara dalam perekonomian). Kemudian, Rafael Caldera
memenangkan pemilu tahun 1994 setelah Perez dimakzulkan (impeach).
Presiden Rafael Caldera yang pada akhirnya menggantikan Presiden Perez
berusaha mengutuk korupsi dan kebijakan yang terjadi semasa Pemerintahan
Carlos Andres Perez dengan melakukan perubahan kebijakan. Namun akibat
lemahnya posisi tawar menawar di tengah hantaman krisis yang sangat parah
mendorong Pemerintahan Caldera untuk melakukan perubahan kebijakan sesuai
rekomendasi IMF. Pada bulan Juli 1996, Presiden Caldera menegosiasikan
persetujuan struktural dengan IMF sehingga menyebabkan diterimanya kembali
program-program neoliberal yang sebelumnya ia kritik. Di tengah krisis yang
serius, Caldera meluncurkan sebuah proyek reformasi ekonomi sebanding
dengan reformasi Perez di tahun 1989. Caldera mencari dukungan dari partai
oposisi terbesar di Venezuela, yakni Accion Democratica. Dengan dukungan
32
Jason Seawright. Party-System collapse.The roots of crisis in Peru and Venezuela. Standford University
Press. 2012.Hal 63.
40
tersebut, Pemerintahan Caldera berhasil melakukan kebijakan privatisasi
beberapa perusahaan negara, membuka sektor minyak dan perbankan untuk
investasi asing. Namun, Kebijakan ini menjadikan lonjakan inflasi sebesar 103%
pada tahun 1996 dan meningkatnya utang luar negeri sebesar 26,5 milyar dollar.
Krisis Venezuela adalah salah satu dampak dari kehadiran IMF, secara
jelas dapat dilihat dari fungsi maupun peran IMF menjalankan fungsinya pada
negara-negara berkembang, dan negara-negara miskin dengan membantu
pembangunan nasional melalui pinjaman yang diberikan, beserta solusi untuk
mengatasi krisis yang sedang melanda suatu negara. Venezuela adalah salah atu
negara yang perekonomian negaranya tergantung pada penghasilan sumber daya
minyak, meskipun demikian Venezuela ada pada bagian penekanan ekonomi
oleh negara-negara maju sejak berada dibawah IMF. 33 Ini merupakan ironi dari
hasil kerjasama yang dilakukan Carlos Andres Perez dengan IMF ketika Perez
meminta nasehat kepada IMF pada pertengahan Februari 1989.
2.4.2
Dampak Krisis
Sejak tahun 1926, Venezuela telah mengekspor minyak ke berbagai
negara.
Perluasan
industri
minyak
dilakukan
melalui
konsesi
untuk
mengekstraksi minyak kepada perusahaan asing. Perkembangan industri minyak
yang dihasilkan tidak hanya memproses akumulasi modal dan transfer
pengetahuan, tetapi juga mempromosikan proses modernisasi sosio-politik dan
33
Dikutip dari http://www.scribd.com/doc/44387864/Dampak-Peran-Imf-Di-Venezuela#scribd diakses
pada tanggal 19 Januari 2015 Pukul 11:00
41
pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menerima pendapatan dari industri minyak
dalam bentuk pajak pendapatan dan dari penjualan hak (konsesi) untuk
perusahaan asing. Antara tahun 1920 dan 1958, evolusi kegiatan ekonomi di
Venezuela ditentukan oleh industri minyak dan kegiatan yang berhubungan
dengan minyak seperti pembangunan proyek-proyek infrastruktur publik yang
besar. Ledakan ini menyebabkan proses besar industri minyak terbuka langsung
untuk investasi asing. Alokasi pendapatan minyak, memiliki peran penting
dalam kegiatan ekonomi. Pada tahun 1950-1957, Venezuela memiliki
pemerintahan militer yang mendorong industrialisasi dengan mengabdikan
sejumlah besar pengeluaran publik untuk pembangunan infrastruktur umum
seperti jalan, jalan raya, pelabuhan, dan pembangkit listrik.34
Setelah tahun 1958, proses yang lambat dari intervensi pemerintah,
semua aspek kegiatan ekonomi berlangsung dan dipercepat setelah tahun 1974,
yang menyebabkan distorsi besar di dalam perekonomian. Perkembangan yang
paling signifikan saat itu adalah nasionalisasi industri minyak pada tahun 1976
dan guncangan harga minyak di tahun 70-an dan 80-an yang mewakili jumlah
yang tidak proporsional pada sumber daya yang dialokasikan oleh pejabat
pemerintah.35 Awal 70-an dan akhir 90-an Venezuela mengalami penurunan
pendapatan perkapita dan peningkatan ketidaksetaraan paling tinggi di Amerika
Latin. Angka kemiskinan mencapai 33% di tahun 1975 dan meningkat tajam
34
Venezuela’s Growth Experience oleh Omar D. Bello, Juan. S Blyde, Diego Restuccia dalam LATIN
AMERICAN JOURNAL OF ECONOMICS. Volume 48 No. 2 Edisi November 2011 hal 199-226 dikutip
dari http://www.scielo.cl/scielo, Sabtu,5 Juli 2014, Pukul 16:20 WIB.
35
Ibid hal 199
42
70% di akhir 1995, sementara penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan
meningkat dari 15% menjadi 45%. Upah minimum merosot hingga 40% di
tahun 1980 layaknya upah tahun 1950-an. Orang-orang yang bekerja di sektor
ekonomi informal meningkat dari 34,5% di tahun 1985 menjadi 50% di tahun
1999, paralel dengan penurunan keanggotaan serikat buruh dari 26,4% di tahun
1988 menjadi 13,5% di tahun 1995.36
Sekitar 85% penduduk Venezuela hidup di bawah garis kemiskinan, dimana
dalam sepuluh tahun terakhir jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 51%.
Antara tahun 1975 sampai 2000, jumlah orang miskin bertambah dua kali lipat,
dimana jumlah mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrim bertambah dua
kali lipat. Demikian juga dalam hal distribusi pendapatan, 20% lapisan
penduduk terkaya menerima 84% pendapatan rumah tangga, sementara 20%
penduduk termiskin menerima hanya 3% pada tahun 1999. Oleh karena krisis
yang berkepanjangan, penurunan ekonomi yang kian berlanjut dan banyaknya
pemotongan layanan publik menyebabkan kemarahan publik tetap tinggi, yang
pada akhirnya membawa Chavez ke panggung kekuasaan.
Pendapatan minyak rata-rata tahunan per kapita di Venezuela selama
periode 2 dekade antara tahun 1982 dan 1998 yaitu dari 15,93 dollar per barel
pada tahun 1982, menjadi 3,19 dollar per barel pada tahun 1998. Hal ini
menjadikan kemiskinan sangat meningkat secara dramatis di Venezuela, dari
36
Jurnal serial “Administrasi Publik dan Pembangunan” dalam wacana “Neososialisme Kebijakan
Ekonomi Politik (Venezuela di Bawah Hugo Chavez) Vol.3, No.2, Juli-Desember 2012. Hal 473-475
43
18% populasi pada tahun 1980 menjadi lebih dari 65% pada tahun 1996. Ini
adalah peningkatan terbesar dalam kemiskinan negara manapun di Amerika
Latin selama periode 16 tahun. Jadi, seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya
diatas, ketika harga minyak dan pendapatan menurun, begitu pula pendapatan
per kapita dan ekonomi Venezuela secara keseluruhan juga menurun, dan
kemiskinan meningkat. Pada tahun 1996 Venezuela adalah salah satu dari
negara-negara di dunia di mana pendapatan per kapita sangat rendah. Kombinasi
meningkatnya kemiskinan dan stagnan pendapatan per kapita menunjukkan
bahwa ketidaksetaraan meningkat pesat di Venezuela, antara tahun 1984 dan
1998. Berikut adalah tabel kemiskinan di Venezuela dari tahun 1995-1999 :
Tabel 1.1
Tingkat Kemiskinan di Venezuela (1995-1999)
Tahun
1995
1996
1997
Periode (per
Keluarga yang
Individu yang
setengah tahun)
berada di bawah
berada di bawah
garis kemiskinan
garis kemiskinan
(%)
(%)
1
54.70
-
2
53.20
-
1
70.80
-
2
64.30
-
1
55.60
60.90
44
1998
1999
2
48.10
54.50
1
49.00
55.40
2
43.90
50.40
1
42.80
50.00
2
42.00
48.70
Sumber : Instituto Nacional de Estadística (INE), 2009; República Bolivariana de Venezuela and
Fundación
Escuela de Gerencia Social (FEGS), 2009. Diakses dari www.cepr.net “Cepr
(Center for Economic and Policy Research) dalam wacana “The Economy and Social Indicators”
pada tanggal 20 Juni 2014 Pukul 10:52 WIB
Tabel 1.2
Tingkat Pengangguran di Venezuela (1995-1998)
No.
Waktu (Tahun)
Persentase (%)
1.
1995
10,25
2.
1996
11,75
3.
1997
11,35
4.
1998
11,3
5
1999
15,3
Sumber : Instituto Nacional de Estadística (INE), 2009; República Bolivariana de Venezuela,
2009 dalam “Kepemimpinan Chavez selama 10 Tahun” (indikator Ekonomi Sosial) hal 15
45
2.5
Kondisi Politik Venezuela
2.5.1 Terpilihnya Hugo Chavez Sebagai Presiden di Venezuela
Hugo Chavez adalah presiden Venezuela ke-53. Sang presiden
memenangkan pemilihan 1998 dengan perolehan 56 persen suara, mengalahkan
dua partai lama, yaitu partai sosial demokrat Aksi Demokratik, dan partai
Kristen demokrat COPEI. Kedua partai ini telah memegang kekuasaan secara
bergantian sejak jatuhnya Perez Jimenez pada tahun 1958, sebuah sistem damai
yang disebut Pakta Punto Fijo, yang secara damai melakukan penggantian
presiden secara konstitusional dalam masa yang bergantian. 37 Dalam pemilihan
tersebut, para pendukung Chavez memenangkan 122 kursi dan oposisi hanya 6
kursi.
Punto Fito adalah sebuah fakta untuk pengaturan kesepakatan politik
formal Venezuela paska-era diktator Perez Jimenez. Perez Jimenez adalah orang
yang paling kuat di junta . Bahkan dia diduga terlibat dalam kematian Carlos
Delgado Chalbaud (Menteri Pertahanan dalam kudeta 1948) yang sekaligus
adalah kawan revolusi junta yang meninggal dalam penculikan ceroboh pada
1950. Pada Pemilu tahun 1952, secara tidak terduga junta kalah. Namun,
pengaruh kekuatan Perez Jimenez membuatnya dilantik sebagai presiden hingga
tahun 1958. Perjanjian Punto Fito ini melibatkan wakil-wakil dari tiga partai
politik utama Venezuela, yaitu Accion Democratica, COPEI dan Union
Republicana Democratica. Ketiganya membahas pemilihan presiden dan upaya
37
Rorry Carrol, Hugo Chavez. Soekarno dari Venezuela, Op.cit hal 38
46
pelestarian rezim demokratis. Di era ini pulalah dimulai aksi demokratik, untuk
menggantikan tempat pemerintahan diktator. 38
Pada tahun 1960-an, dimulailah gerakan gerilya substansial yang dilakukan
Angkatan Bersenjata Pembebasan Nasional dan Gerakan Kiri Revolusioner, di
bawah presiden Rafael Caldera (1969-1974). Caldera memenangkan pemilu
tahun 1968 untuk COPEI, dan menjadi presiden pertama yang memenangkan
pemilihan di era demokratis. Sementara itu, pada periode pemerintahan
selanjutnya, di mana Carlos Andrez Perez terpilih sebagai Presiden pada tahun
1973, krisis mulai terjadi. Kala itu, pendapatan Venezuela sangat meledak
karena
melonjaknya
harga
minyak.
Sementara
itu,
industri
minyak
dinasionalisasi pada tahun 1976. Kebijakan tersebut menyebabkan peningkatan
belanja publik yang cukup besar, tetapi di sisi lain juga meningkatkan utang
eksternal.
Ketika terjadi penurunan harga minyak tahun 1980-an, ekonomi Venezuela
menjadi lumpuh. Pasalnya, pemerintah yang panik mulai mendevaluasi mata
uang, pada Februari 1983. Kebijakan itu menyebabkan standar kehidupan
ekonomi Venezuela menurun drastis. Sejumlah kebijakan ekonomi terbukti
gagal akibat praktik korupsi yang berkembang di dalam pemerintahan.
Dampaknya, kemiskinan dan kejahatan merajalela dan kehidupan sosial
memburuk serta meningkatkan ketidakstabilan politik. Kedua partai besar yaitu
partai sosial demokrat Aksi Demokratik dan partai Kristen demokrat COPEI
38
Rorry Carrol, Op.cit hal 137
47
yang menjadi kendaraan penjaga kekuasaan, menjadi bulan-bulanan dalam krisis
tersebut. Sehingga pada Februari 1989, masyarakat miskin melakukan
penentangan gelombang kemarahan yang disebut Caracazo menjarah pusat kota
dan memporak-porandakan negara. Krisis ekonomi ini berujung pada krisis
politik menyebabkan ratusan nyawa melayang dalam kerusuhan Caracazo.
Kondisi yang terjadi membentuk panggung untuk pengambil-alihan kekuasaan
oleh Letnan Kolonel Hugo Chavez Frias pada tahun 1992, Rakyat Venezuela
mulai mengenal Chavez saat terjadi pemberontakan militer ini.
Chavez memimpin kudeta militer tehadap pemerintah sebagai bentuk dari
kejenuhan politik dikala itu, dan merasa harus bergerak. Dua percobaan kudeta
dilakukan oleh Hugo Chavez, yaitu kudeta yang dipimpin Hugo Chavez yang
gagal namun dipropagandakan sebagai sebuah kemenangan oleh seorang letnan
kolonel yang sebelumnya tidak dikenal. Hugo Chavez memimpin sekitar 5.000
tentara melakukan kudeta berdarah. Dan selanjutnya adalah upaya pemakzulan
Presiden Carlos Andrez Perez Jimenez karena korupsi pada tahun 1993. Dengan
memakai baret merah dan seragam yang rapi, dengan percaya diri kepada negara
yang terperangah dan mengatakan bahwa kudeta tersebut adalah tanggung
jawabnya serta tujuan pergerakannya belum berhasil, Hugo Chavez akhirnya
diberikan hukuman penjara selama 30 (tiga puluh) tahun karena dinilai melawan
pemerintah. Akan tetapi, Hugo Chavez dikeluarkan dari penjara dan hanya
menjalani hukuman selama 2 (dua) tahun karena mendapatkan pengampunan
48
pada Maret 1994 oleh Presiden Rafael Caldera. Hugo Chavez dinyatakan bersih
dan hak-hak politiknya utuh. 39
Setelah dibebaskan dari penjara pada tanggal 26 Maret 1994, pada tahun
1995 Chavez berkeliling Venezuela untuk bertemu orang-orang yang
mendukungnya dan membangun konsolidasi gerakan politik dengan slogan
”Majelis Konstituante Sekarang Juga”. Pada tahun 1996, MBR 200 (Gerakan
Revolusioner Bolivarian)40 buatan Chavez melakukan jajak pendapat untuk
mengetahui pendapat rakyat tentang partisipasi pemilu dan untuk mengetahui
apakah Chavez harusnya menjadi kandidat. Kemudian pada tanggal 19 April
1997, Majelis Nasional MBR 200 memutuskan untuk berpartisipasi dalam
pemilihan dan membentuk sebuah partai politik yang sah/formal. Lalu
terbentuklah partai MVR (The Fifth Republican Movement) atau Gerakan
Republik Kelima pada tanggal 21 Oktober 1997. GRK adalah sebuah koalisi dari
aktivis serikat dagang, pecinta lingkungan, pelajar, mantan pejabat militer, dan
partai-partai kecil aliran kiri. Chavez pun memenangkan pemilihan Presiden
dengan perolehan persen suara pada tanggal 6 Desember 1998.41
Chavez terpilih sebagai presiden dengan platform anti-kemiskinan dan
anti-korupsi. Keberhasilan Chavez dalam pemilihan presiden tahun 1998
didasarkan pada kampanye bahwa ia merupakan salah satu dari rakyat biasa
39
Tofik Pram, Loc.cit, hal 160
Pada awal 1980-an, Hugo Chavez mendirikan organisasi rahasia Revolutionary Bolivarian Movement200 untuk menggulingkan pemerintahan bersama gerakan kelompok perwira militer bernama Simon
Bolivar, yang mengadopsi kebesaran nama Bapak Revolusi Amerika Latin itu. (Hugo Chavez, Malaikat
dari Selatan hal 68)
41
Military populism in Venezuela: The persistence of a regional tradition, The International Issues
of Strategic Studies Volume 5 Issue 6 July 1999 Venezuela hal 1
40
49
Venezuela dengan melakukan kontak-kontak langsung dengan rakyatnya. Dalam
menegakkan demokrasi partisipatoris di Venezuela ia secara rutin muncul dalam
program radio khusus yang disebut Alo Presidente (Hello President) untuk
menjawab pertanyaan dari rakyatnya secara langsung lewat telepon interaktif. Ia
juga aktif dalam memberikan pidato dan penerangan atas kebijakan politiknya
lewat Channel, Program TV negara di Venezuela.
Runtuhnya kepercayaan publik Venezuela terhadap partai-partai membuat
jalan Chavez menuju kursi presiden tahun 1998 berjalan dengan mulus. Ketika
ia dilantik pada Februari 1999, Polling menunjukkan bahwa 90 persen
masyarakat mendukungnya dan Hugo Chavez memproklamirkan “Revolusi
Bolivarian”. Revolusi konstitusi dimulai dengan perintah untuk Majelis
Konstituante 1999 agar menulis sebuah konstitusi baru untuk Venezuela. Setelah
pengumuman
kemenangannya,
Chavez
menyampaikan
pidato
bahwa
“kebangkitan Venezuela telah dimulai dan tak ada yang bisa menghentikannya
dan negara akan memiliki Magna Charta yang baru”. 42
2.5.2
Pemerintahan Venezuela di bawah Kepemimpinan Hugo Chavez
a.
Tahun 1999 – 2000 (Konsolidasi Power)
Dimensi awal yang muncul dari kepemimpinan Hugo Chavez adalah
Chavez sebagai figur teladan, dan memiliki sikap moral. Chavez menunjukkan
diri sebagai seorang pemimpin yang memiliki tujuan, dan terus berjuang untuk
42
Tofik Pram, Ibid hal 265
50
tujuan membela tanah airnya. Sesaat setelah pengukuhan Hugo Chavez pada
Februari 1999, Chavez akhirnya menempati kediaman kepresidenannya, Istana
Miraflores. Sejak ia menjabat, Chavez menunjukkan bahwa perubahan baru bagi
Venezuela sangat penting dilancarkan pada level simbolik. Chavez memulainya
dengan mengawasi penyusunan konstitusi baru yang penuh dengan kekuatan
moral (pembela rakyat) dan melakukan perubahan nama Venezuela menjadi
Republik Bolivarian Venezuela (Asamblea Nasional 1999)43 disetujui oleh
Majelis Nasional Venezuela. Selain itu, Chavez juga mendapat persetujuan dari
Majelis Nasional Venezuela mencantumkan simbol 8 (delapan) bintang pada
bendera Venezuela, untuk mewakili provinsi timur Guyana untuk memenuhi
usulan bolivar tentang bendera dengan delapan bintang. Bagi Chavez, ini adalah
kebangkitan gerakan bolivarnya. Cap kenegaraan Venezuela juga berubah
menjadi fitur kuda putih pada sebelah kiri, busur, anak panah dan pedang
ditambahkan untuk mewakili masyarakat adat dan buruh
(tercantum pada
Asemblea Nasional 2006).44
Perubahan konstitusi 1999 (Asamblea Nasional 1999) adalah perubahan
yang signifikan terlihat dalam bentuk republik lama, dimana Republik
Bolivarian Venezuela memiliki lima cabang pemerintahan, yaitu eksekutif (The
Presidency), cabang legislatif (The National Assembly), cabang yudisial (The
43
Nama ini dipakai sejak penggunaan konstitusi 1999 untuk mengenang jasa pahlawan Simón Bolívar.
Hugo Chavez mengidolakan Simon Bolivar dan selalu mendengungkan nama Bolivar disetiap pidatonya
yaitu “Viva Bolivar”. Simon Bolivar yang menjadi tokoh besar dalam perjuangan untuk pembebasan dari
penjajahan Spayol di Amerika Latin juga dikenal dengan julukan “ El Libertador”.
44
Jose Pedro Zúquete. Latin American Politics and Society. dalam wacana “The Missionary Politics of
Hugo Chávez. Vol. 50, No. 1 (Spring, 2008). hal 111
51
Judiciary), cabang pemilihan (Electoral Power), dan cabang kewarganegaraan
(Citizen’s Power). Chavez melakukan reformasi struktur pemerintahan melalui
konstitusi 1999 dengan menambah masa lama jabatan presiden dari 4 tahun
menjadi 6 tahun dan masa jabatan presiden paling lama dua kali periode.
Reformasi juga dilakukan pada Majelis Nasional yang sebelumnya bersifat
bikameral menjadi unikameral dengan menghilangkan kekuatan lembaga
legislative sebelumnya. Sehingga Majelis Nasional yang baru mempunyai satu
kamar (single chamber) dengan merubah susunan lama sebelumnya yang
memiliki dua kekuatan (bidang) kekuasaan legislative antara Bidang Deputi
(Chamber of Deputies) dan Senat. Selain itu, kekuasaan cabang-cabang
legislative dikurangi dan diberikan kepada presiden. Ini memperlihatkan
berjalannya proses Bolivarian Chavez di Venezuela.45 Konstitusi ini menjadi
sebuah
pegangan
pemerintah dan
rakyat
dalam
mengawasi
jalannya
pemerintahan Venezuela.
Dengan konstitusi baru, semua kantor yang terpilih diperbaharui pada
tahun 2000. Pemilu legislatif diadakan di mana koalisi pendukung Chavez
memenangkan dua pertiga kursi. Dan dalam pilkada gubernur dan walikota kota,
pendukung Chavez juga mendapat suara mayoritas. Akhirnya, Chavez juga
terpilih kembali, kali ini untuk jangka waktu enam tahun, dan memenangkan
59% suara. Termasuk juga koalisi-koalisi Chavez tidak hanya dari partai Chavez
sendiri yakni Republik Gerakan Kelima (Movimiento Quinta Republica, MVR),
45
Nurani Soyomukti, Politik Radikal. Op.cit
52
Gerakan menuju Sosialisme (Movimiento al Socialismo, MAS), Tanah untuk
Semua (Patria Para Todos, PPT), Partai Komunis Venezuela (Partido de
Venezuela Comunista, PCV), Red Flag (Bandera Roja, BR), dan beberapa partai
kecil lainnya. Pada akhir tahun 2000, Chavez berada di puncak kekuasaannya,
dengan konstitusi baru yang dibuatnya. 46
Sebelum era Hugo Chavez di Venezuela, dalam sejarah Amerika Latin
belum pernah ada seorang pemimpin politik yang mendapatkan legitimasi
demokrasi yang tidak pernah dipersoalkan. Sejak berkuasa pada tahun 1999, ada
16 pemilu yang telah dilangsungkan di Venezuela. Hugo Chavez memenangkan
15 di antaranya, dan pada 7 Oktober 2012, Ia mengalahkan para pesaingnya
dengan margin 10-20 persen. Semua badan internasional, mulai dari Uni eropa,
Organisasi Negara-negara Amerika, Uni Bangsa Amerika Selatan hingga Carter
Center, bulat mengakui transparansi penghitungan suara di Pemilu Venezuela.
James Carter, mantan Presiden AS, juga mengakui bahwa sistem pemilihan
Venezuela adalah yang terbaik di dunia.47 Sejak awal pemerintahannya, Hugo
Chavez bekerja sama dengan negara lain untuk menjauhkan diri dari Amerika,
lalu membangun aliansi dengan negara-negara sepaham seperti Cina, Belarusia,
Kuba dan Iran.
Di bawah pemerintahan Chavez pendidikan politik terhadap masyarakat
kecil sangat intens sehingga masyarakat sadar politik dan mengetahui isi
undang-undang Venezuela lewat buku kecil Undang-undang yang dibagikan
46
Diakses dari Venezuelanalysis.com dalam wacana Venezuela : Participatory or Democracy or
Government as usual by Gregory Wilpert diakses pada tanggal 1 Juni 2014.Pukul 11.15 WIB
47
Tofik Pram, Op.cit. hal 296
53
pemerintah sehingga rakyat tidak mudah dibodohi dan diprovokasi. Kekuatiran
dan perdebatan akhir-akhir ini terjadi di beberapa kalangan akademisi dan
praktisi mengenai penyebutan demokrasi. Terlepas dari fakta bahwa rakyat
Venezuela merasa bahwa pemerintahan Chavez sangat demokratis dan beberapa
ahli Amerika Latin bahkan menganggap bahwa ini adalah satu bentuk demokrasi
partisipatoris akan tetapi Chavez sendiri cenderung bergerak ke kiri dan
mencita-citakan bentuk pemerintahan sosialis. Ia mulai sering berpidato tentang
revolusi.48
Melalui referendum tahun 1999 pemerintah memperbaharui konstitusi
Venezuela hingga diakui sebagai salah satu konstitusi paling baik melebihi
Magna Charta dalam melindungi hak-hak sosial politik mayoritas rakyat yang
miskin. Minyak sebagai pemasukan utama, menjadi sumber pembiayaan
program-program memberantas kemiskinan. Venezuela eksporter minyak
kelima terbesar di dunia dan menjadi eksporter minyak keempat utama bagi
Amerika Serikat dengan mengirimkan 1,52 juta barel/hari. Dimasa pemerintahan
Carlos Andres Perez sebelum Chavez, khususnya di awal tahun 1970an,
pemerintah
menasionalisasi
PDVSA-Petroleos
de
Venezuela.
Namun,
peningkatan pendapatan minyak hanya dinikmati segelintir elite dan kroni di
sekitar elite kekuasaan, dan kondisi ini semakin parah setelah kejatuhan harga
minyak pertengahan 1980-an hingga menyebabkan penurunan pendapatan.49
Pada akhir tahun 2000, Chavez berada di puncak kekuasaannya dengan
48
Ibid, hal 297
Zely, Ariane, Memerangi Kemiskinan ala Venezuela, Artikel, Solidaritas Rakyat Indonesia untuk
Alternatif Amerika Latin, 8 Oktober 2005.
49
54
konstitusi baru untuk selanjutnya melakukan perubahan kearah yang lebih baik
untuk rakyat Venezuela.
b.
Tahun 2001 – 2004 (Kudeta, Referendum, dan Konflik)
Tahun 2001 Hugo Chavez me-renasionalisasi PDVSA karena dianggap
mengabaikan tanggung jawab sosial terhadap mayoritas rakyat, tak terkontrol
dan bagaikan negara dalam negara. Aturan diperketat bagi perusahaanperusahaan transnasional yang beroperasi di Venezuela. Berdasarkan banyak
pertimbangan, Chavez mengambil keputusan strategis dengan mengakhiri
eksploitasi tersebut.
Pada tanggal 1 Mei 2001 , perusahaan-perusahaan minyak swasta yang
masih tersisa di negara itu diambil alih atau dinasionalisasi oleh Presiden
Chavez. Ia menganggap Orinoco Belt Project yang sebelumnya dikontrol oleh
enam perusahaan asing: Conoco Philips, Chevron dan Exxon Mobil dari
Amerika, Statoil dari Norwegia dan Total dari Prancis bertujuan untuk
membangun salah satu cadangan minyak terbesar dunia, Monopoli besar asing
ini sedang mempersiapkan keuntungan yang sangat besar dari proyek tersebut.
Sekarang perusahaan minyak negara, PDVSA yang akan mengendalikan
sekurang-kurangnya 60% dari proyek-proyek tersebut.50
Kebijakan inilah yang menyebabkan Chavez dimusuhi dan berbagai cara
ditempuh untuk menyeret jatuh Chavez yaitu penggulingan melalui kudeta pada
50
Nurani Soyomukti, Hugo Chavez Vs Amerika Serikat. Op.cit
55
April 2002. Presiden Hugo Chavez sempat mengundurkan diri di bawah tekanan
pemimpin-pemimpin militer Venezuela pada tanggal 12 April 2002. Pedro
Caramona diangkat sebagai presiden sementara (interim). Akan tetapi Jaksa
Agung Venezuela (Isais Rodriguez) menyatakan bahwa kudeta tidak sah. Selain
itu, di kalangan kelompok masyarakat miskin, Chavez sangat popular sehingga
ketika dia digulingkan, ribuan orang melakukan unjuk rasa agar Chavez
dikukuhkan kembali. Sehari setelah Hugo Chavez digulingkan melalui kudeta,
Chavez kembali dikukuhkan menjadi Presiden Venezuela pada tanggal 14 April
2002 karena Chavez didukung oleh rakyat dan faksi tentara. Bersama dengan
itu, Chavez melenggang melanjutkan pemerintahannya.
Akan tetapi, kegagalan kudeta April 2002 tidak menyurutkan oposisi untuk
menggulingkan Chavez. Sebanyak 40 kelompok oposisi yang berbeda aliran,
menyatukan diri dalam sebuah koalisi yang kemudian dinamakan “Koordinator
Demokratik” atau Coordinator Democratic (CD). Upaya tersebut fokus dalam
menagih tanggung jawab atas kematian para demonstran sipil dan menuntut
diselenggarakannya referendum. Awal Desember 2002 hingga awal Februari
2003 CD menggelar banyak aksi pemogokan, yang membuat nilai ekspor
minyak menurun drastis. Perekonomian Venezuela sempat tergoncang, namun
tidak berhasil mengubah keputusan yang telah ditetapkan konstitusi. Pemerintah
Chavez merespon pemogokan dengan memecat 13.000 – 16.000 pekerja
PDVSA dan mengakibatkan produksi minyak sempat terhenti. Kemudian
Chavez menunjuk presiden baru PDVSA dan mengumumkan bahwa kudeta
56
minyak berhasil dikalahkan dan Negara dalam posisi kembali menuju produksi
minyak yang normal.51 Pemerintah berhasil untuk memulai kembali perusahaan
minyak dengan bantuan pekerja pensiun, kontraktor asing, dan militer.
Upaya terakhir ketiga dan mungkin untuk menggulingkan Chavez adalah
recall referendum. Setelah menderita kekalahan dalam dua upaya ilegal berturutturut, oposisi mengambil celah untuk mengikuti satu-satunya rute yang
demokratis dan konstitusional untuk menyingkirkan Chavez. Pada akhir
penutupan minyak industri, pada tanggal 2 Februari 2003, oposisi telah memulai
proses untuk mengatur berbagai referendum terhadap Chavez, tetapi ini
kemudian ditolak oleh Mahkamah Agung atau dijatuhkan oleh oposisi itu
sendiri, sebagian besar karena dengan cara yang salah di mana petisi referendum
dirumuskan atau karena waktu proses pengumpulan tanda tangan tidak sah.
52
Pada 4 Juni 2004, CNE mengumunkan bahwa oposisi telah memiliki tanda
tangan yang cukup untuk melakukan referendum dengan tujuan me-recall
Chavez. Diduga pihak oposisi melakukan kecurangan tetapi Chavez menerima
keputusan CNE53 dan menyerukan para pendukung agar siap menghadapi
referendum.
51
Tofik Pram, Ibid. hal 162
Presiden hanya dapat ditarik setelah setengah dari masa jabatannya telah berakhir. Mahkamah Agung
memutuskan bahwa permohonan referendum demikian tidak valid. (Ada dalam pasal 72 konstitusi
Venezuela)
53
CNE (Consejo Nacional Electoral) adalah Dewan Pemilihan Umum Nasional di Venezuela
52
57
c.
Tahun 2004 – 2008 (Kemenangan Referendum)
Upaya penggulingan Chavez kembali dilakukan pada 8 Agustus 2004
melalui referendum. Kali ini aktornya bukan militer, akan tetapi oposisi
politiknya. Namun, referendum masih dimenangkan Hugo Chavez, yang
berhasil meraih 58% suara di senat. Dengan kemenangan tersebut, dia berhasil
mengatasi salah satu tantangan terbesar dalam masa pemerintahannya, dan
menjadikannya sebagai sebuah mandat yang lebih besar untuk melanjutkan
“revolusi bagi kaum miskinnya”.54
Akhirnya, pada tanggal 15 Agustus referendum recall terhadap Presiden
Chavez berlangsung.55 Setahun setelah oposisi memulai kampanye untuk
referendum dan hanya empat hari sebelum batas waktu konstitusional yakni 19
Agustus 2004 yang akan mengakibatkan wakil presiden mengisi sisa masa
jabatan presiden, dan mandat presiden harus dicabut. Kampanye menjelang
referendum ditandai dengan oposisi yang hampir tidak berkampanye sama
sekali, sementara Chavez dan para pendukungnya berkampanye tanpa kenal
lelah. Polling menunjukkan bahwa Chavez telah mendapatkan oposisi terus
menerus, sehingga satu minggu sebelum referendum jajak pendapat diterbitkan
(banyak jajak pendapat oposisi tidak dipublikasikan karena mereka terlalu
memalukan) menunjukkan bahwa Chavez akan menang dengan perbandingan
antara 11% dan 25 %.
54
Tofik Pram, Op.cit hal 75
Hasil referendum menunjukkan suara NO (tidak untuk penurunan Chavez) terkumpul 5.800 juta orang
atau 59,25% dari suara. Dan suara YES hanya 3.989 juta orang atau 40,74%.
55
58
Bahkan Accion Democratica, partai yang memerintah lama, yang
merupakan partai oposisi terbesar dan paling penting Venezuela, bahkan tidak
tampak tertarik pada recall referendum, meskipun mereka ingin mencalonkan
penerus yang berpotensi untuk melawan Chavez. Pada saat itu, partai tersebut
tidak mempunyai kandidat yang bisa mengambil peran itu. Akibatnya, mereka
mungkin lebih memilih Chavez menyelesaikan masa jabatannya, sehingga
mereka punya cukup waktu untuk mencari kandidat untuk menentang Chavez
pada pemilu tahun 2006. Selama masa kampanye referendum berlangsung,
pihak oposisi Accion Democratica hanya beberapa kali melakukan promosi
untuk mendukung terjadinya referendum.
Dalam kemenangannya, Chavez mengatakan bahwa Venezuela "yang
memilih 'ya' (dalam mendukung recall) seharusnya tidak merasa dikalahkan
dengan cara apapun." Chavez meminta oposisi untuk bersatu membentuk
persatuan nasional, penyatuan semua rakyat Venezuela, untuk mewujudkan
realitas Republik Kelima dan membuat realitas proyek yang terkandung dalam
konstitusi Bolivarian. Pada pemilu legislative yang dilangsungkan pada
Desember 2005, partai pimpinan Chavez berhasil menyapu bersih seluruh kursi
parlemen
setelah
pihak
oposisi
memboikot
pemilu
tersebut.
Chavez
mencalonkan lagi sebagai presiden dan mengalahkan Henrique Capriles
Radonski dengan 63% pemilih menetapkan pilihan untuk Chavez. 56 Namun,
pihak oposisi menyakini bahwa Chavez memenangkan pemilu melalui penipuan
56
Tofik Pram, Op.cit hal 76
59
dan pemalsuan suara. Akhirnya Chavez melanjutkan fase baru pemerintahannya
dengan memulai babak baru revolusi Bolivarian, untuk memberikan kontinuitas
untuk misi sosial, perjuangan melawan ketidakadilan, pengucilan, dan
kemiskinan. Dan pada tanggal 2 Desember 2007, Chavez melakukan perubahan
terhadap konstitusi yang akan meningkatkan kekuasaanya.
Selama tahun 2007, Chavez meningkatkan secara signifikan jumlah para
perwira militer untuk menduduki posisi tinggi di pemerintahan dan perusahaan
milik negara. Chavez juga melakukan reformasi 69 pasal pada konstitusi
nasional Venezuela pada tanggal 15 Agustus 2007. Beberapa poin pentingnya
adalah:57
1. Menambahkan masa jabatan presiden dari 6 tahun sampai 7 tahun dan
menungkinkan dilakukannya pemilihan kembali presiden
2. Membatasi kekuasaan kepala daerah seperti gubernur dan walikota dan
memungkinkan presiden mengubah batas-batas wilayah dan menunjuk
wakil presiden.
3. Mengganti peraturan tentang status hukum untuk membatasi hak
kepemilikan pribadi oleh elit-elit politik.
4. Menciptakan dewan komunal seperti dewan komite revolusi Kuba.
5. Secara resmi, telah menunjuk militer sebagai “Bolivarian” dan
mengidentifikasikannya sebagai kaum sosialis dan anti-Imperialisme.
57
Paulina Gamus, Venezuela “National Affairs”. American Jewish Year Book. 2008. hal 342-343
60
6. Melaksanakan pendidikan popular dan sosialis untuk menghancurkan
nilai-nilai lama kapitalisme dan individualisme.
Hal ini dilakukan oleh Chavez untuk mengontrol negara dan menggeser
kekuatan rakyat untuk mendukung revolusinya. Hingga pada tahun 2008,
Chavez melakukan kebijakan-kebijakan nasionalisasi terhadap perusahaanperusahaan strategis negara untuk mengembalikan kondisi perekonomian negara
dan mengarahkan produksi demi kebutuhan rakyat Venezuela.
61
Download