XII – 1 Buku Ajar Fisika Dasar II XII. ALAT-ALAT OPTIK 12.1 Mata Mata anda termasuk alat optik yang memiliki keterbatasan. Mata anda tidak bisa melihat benda yang ukurannya sangat kecil seperti virus dan bakteri. Mata anda juga tidak dapat melihat secara jelas benda yang sangat jauh seperti Bulan, Matahari dan bintang. Untuk mengamati benda-benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas dilihat oleh mata, manusia menciptakan alat bantu penglihatan yang dinamakan alat optik. Pada dasarnya mata bekerja berdasarkan prinsip kerja lensa cembung. Lensa mata memiliki keunggulan dari lensa biasa karena lensa mata memiliki kemampuan untuk memipih dan mencembung. Pembahasan pada mata difokuskan pada lensa mata. Adapun bagian-bagian mata lainnya semuanya berfungsi membantu mengoptimalkan fungsi lensa mata. Bagian paling luar mata disebut kornea. Dibelakang kornea terdapat cairan yang diesebut aqueous humor. Dibelakang cairan ini terdapat terdapat lensa yang dapat diatur kepipihannya. Lensa ini dinamakan lensa kristalin. Adapun kepipihan lensa diatur oleh otototot mata. Di depan lensa mata terdapat iris. Iris ini berfungsi sebagai diafragma, yaitu bagian mata yang mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk kedalam lensa mata. Apabila keadaan sangat terang, diafragma akan mengecil. Sebaliknya apabila suasana agak gelap atau bahkan gelap, diafaragma akan membesar. Agar dapat dilihat dengan jelas, bayangan benda harus jatuh pada retina (bintik kuning). Jika bayangan jatuh di bintik kuning, bayangan akan diteruskan oleh saraf matamenuju otak. Saat rangsang sampai di otak itulah orang menyadari bahwa dia dalam keadaan melihat. Mata normal dapat melihat benda dengan jelas paling dekat pada jarak kurang lebih 25 cm dan terjauh pada jarak tak hingga. Apabila mata melihat suatu objek benda tanpa mengubah kepipihan lensa, dikatakan mata tak berakomodasi. Sebaliknya apabila dipipihkan atau dicembungkan, mata dikatakan berakomodasi. Akomodasi diperlukan agar bayangan benda yang dilihat mata dapat jatuh tepat diretina. Selanjutnya, kemampuan mata untuk mengubah bentuk lensa mata disebut daya akomodasi. Mata dapat melihat dengan jelas jika letak benda berada dalam jangkauan penglihatan diantara titik dekat mata (punctum proximum/PP) dan titik jauh mata (punctum remotum/PR). Titik dekat mata adalah titik terdekat yang masih dapat dilihat secara jelas dengan mata berakomodasi maksimum. Adapun titik jauh mata jauh adalah titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan mata tak berakomodasi. Alat-alat Optika XII – 2 Buku Ajar Fisika Dasar II Cacat mata dan kaca mata Mata normal sering disebut mata emetrop. Mata normal mempunyai titik dekat 25 cm dan titik jauh tak terhingga. Apabila mata mempunyai titik dekat tidak sama dengan 25 cm dan titik jauh tak terhingga, mata itu dikatakan mata cacat. a. Rabun jauh (miopi) Rabun jauh juga sering disebut kabur jauh atau terang dekat. Seseorang yang menderita rabun jauh dapat melihat dengan jelas pada jarak 25 cm. Titik dekatnya lebih pendek dari pada titik dekat mata normal (Sn < 25 cm) dan titik jauhnya lebih pendek dari pada titik jauh mata normal. Akibatnya, penderita rabun jauh tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya jauh, sebap bayangan benda jatuh didepan retina seperti nampak pada gambar (1a). Agar dapat melihat dengan jelas maka penderita rabun jauh harus dibantu dengan kaca mata negatif, seperti pada gambar (1b). Gambar 12.1.a. Mata miopi Gambar 12.1.b. Mata miopi ditolong dengan kaca mata negatif b. Rabun dekat (Hipermetropi) Gambar 12.2.a. Mata hipermetropi Alat-alat Optika XII – 3 Buku Ajar Fisika Dasar II Mata penderita rabun dekat mempunyai titik dekat lebih besar dari titik dekat mata normal (Sn > 25 cm) dan titik jauhnya terletak jauh tak terhingga. Penderita rabun dekat mampu melihat dengan jelas benda yang letaknya jauh, tetapi tidak dapat melihat melihat dengan jelas benda-benda pada jarak dekat. Sebab bayangan benda yang terletak pada jarak baca jatuh dibelakang retina, seperti pada gambar (2b). Agar bayangan jatuh tepat diretina, penderita rabun dekat harus dibantu dengan menggunakan kaca mata positif seperti pada gambar 2b. Gambar 12.2.b. Mata hipermetropi dibantu dengan kaca mata positif c. Mata tua (presbiopi) Orang berusia lanjut biasanya tidak dapat melihat dengan jelas benda yang sangat jauh atau terlalu dekat. Hal ini disebapkan titik dekatnya lebih panjang dari pada titik dekat mata normal dan titik jauhnya lebih pendek daripada titk jatuh mata normal. Cacat mata seperti ini disebut presbiopi. Presbiopi disebapkan oleh melemahnya daya akomodasi mata. Itulah sebapnya kebanyakan orang yang berusia lanjut tidak dapat membaca pada jarak baca normal, tetapi pada jarak lebih jauh dari 25 cm. Cacat mata presbiopi dapat diatasi dengan kacamata berlensa rangkap atau bifokal. Lensa negatif untuk melihat benda jauh dan lensa positif untuk melihat benda dekat. d. Astigmatisma Astigmatisma adalah cacat mata yang disebapkan oleh tidak meratanya kornea mata. Akibatnya sinar-sinar yang masuk kemata terbias tidak merata. Hal ini mengakibatkan penderita astigmatisme tidak dapat membedakan garishorizontal dan garis vertikal secara bersamaan. Cacat astigmatisme dapat ditolong dengan kacamata berlensa silindris. 12.2 Kamera Kamera adalah alat optik yang menghasilkan gambar melalui proses fotografi, yaitu menghasilkan gambar dengan cahaya pada film. Gambar yang dihasilkan kamera adalah negatif, yaitu gambar tembus cahaya yang warnanya berlawanan dengan warna benda aslinya. Selanjutnya gambar negatif ini diproses menjadi gambar foto(gambar positif) Bagian utama dari sebuah kamera adalah lensa cembung, celah diafragma dan film. Lensa cembung berfungsi sebagai penghasil bayangan benda yang dipotret. Agar benda dapat dipotret bayangan benda harus jatuh di film. Bayangan tersebut akan terekam di film jika ada Alat-alat Optika XII – 4 Buku Ajar Fisika Dasar II cahaya yang mengenai film melali celah diafragma. Dengan mengatur lebar celah inilah intensitas cahaya yang mengenai film dapat diatur. Untuk mendapatkan foto yang baik, selain intensitas cahaya, fokus kamera juga harus diatur. Yang dimaksud dengan fokus kamera adalah kesesuaian jarak bayangan denga jarak benda. Proses terjadinya bayangan pada kamera digambarkan seperti pada gambar(3). Len sa 1 B enda 2 F O F Ja ra k benda B a y a ng a n Ja ra k ba yangan Gambar 12.3. Proses terbentuknya bayangan pada kamera Agar dapat dipotret, benda harus terletak diruang III. Dengan demikian bayangan yang terbentuk difilm mempunyai sifat diperkecil, terbalik dan nyata. Itulah sebabnya gambar foto selalu lebih kecil dari pada benda aslinya 12.3 Lup Lup merupakan sebuah lensa cembung. Benda yang akan dilihat dengan lup harus berada pada jarak kurang dari jarak fokus lup. Sehingga bayangan yang terbentuk adalah maya, diperbesar, dan tegak. Karena benda yang dilihat dengan lup tampak lebih besar, lup sering disebut sebagai kaca pembesar. Pemakaian lup dapat dilakukan dengan cara mata berakomodasi dan mata takberakomodasi. 12.3.1 Mata berakomodasi h' F h F Gambar 4. Skema pembentukan bayangan pada lup dengan mata berakomodasi Alat-alat Optika XII – 5 Buku Ajar Fisika Dasar II Jika sudut pandang melihat secara langsung adalah dan setelah memakai lup adalah , perbesaran sudut atau perbesaran anguler lup merupakan perbadingan antara dan . M ................................................................................................ (12.1) Untuk sinar-sinar paraksial sudut datang kecil, perbandingan tersebut sama dengan perbandingan tangennya. h tg S ........................................................................ (12.2a) Ma tg h Sn Ma Berdasarkan persamaa Sn ............................................................................................ (12.2b) S 1 1 1 dan untuk lup S’ = - Sn, jarak benda dapat ditentukan f S S' dengan cara sebagai berikut. 1 1 1 f S S' S Sn f .......................................................................................... (12.3) Sn f sehingga Ma Sn Sn 1 ............................................................................... (12.4) S f 12.3.2. Mata tak berakomodasi F F h =f s Gambar 5. Skema pembentukan bayangan pada lup dengan mata tidak berakomodasi Jika mata tak berakomodasi, bayangan akan terletak dijauh tak terhingga, sehingga h tg f Ma h tg Sn Sn Ma ............................................................................................. (12.5) f Alat-alat Optika XII – 6 Buku Ajar Fisika Dasar II 12.4 Mikroskop Untuk mengamati benda-benda yang sangat renik diperlukan alat yang dapat menghasilkkan perbesaranyang sangat besar. Mikroskop adalah alat optik yang dapat menghasilkan perbesaran sampai ratusan kali bahkan sampai ribuan kali. Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung. Lensa cembung yang dekat dengan benda disebut lensa objektif sedangkan lensa yang dekat dengan mata disebut lensa okuler. Jadi pada mikroskop terjadi dua kali pembesaran, yaitu pembesaran oleh lensa objektif dan perbesaran oleh lensa okuler. Benda yang diamati dengan mikroskop diletakkan di ruang II dari lensa objektif. Akibatnya bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan ini menjadi benda terhadap lensa okuler. Agar diperoleh bayangan yang lebih besar lagi, bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif harus berada diruang I lensa okuler. Dalam hal ini lensa okuler berfungsi sebagai lup. Oleh karena itu bayangan yang terlihat terletak didepan lensa, maya, diperbesar, dan terbalik terhadap arah benda aslinya. Perbesaran mikroskop adalah perbandingan sudut pandang melihat benda menggunakan mikroskop dengan sudut pandang melihat benda tanpa mikroskop, yang dinyatakan dengan persamaan M .......................................................................................... (12.6) Atau secara umum dapat juga dituliskan dengan persamaan: M Mob xMok .................................................................................... (12.7) 12.4.1 Perbesaran benda untuk mata tidak berakomodasi. Pada lensa objektif berlaku persamaan 1 1 1 Sob Sob ' f ob Perbesaran bayangan pada lensa objektif adalah M ob Sob ' .......................................................................................... (12.8) Sob Syarat agar mata tidak berakomodasi, Sok’ harus tak terhingga, sehingga pada lensa okuler berlaku persamaan: Sok = fok Sehingga perbesaran oleh lensa okuler M ok M lup Sn ............................................................................... (12.9) f ok Perbesaran total mikroskop persamaannya dapat dituliskan: M tot Sob '. Sn .................................................................................. (12.10) Sob . f ok Alat-alat Optika XII – 7 Buku Ajar Fisika Dasar II Jalannya sinar bayangan pada mikroskop dengan mata tidak berakomodasi dapat dilihat pada gambar(12.6). Panjang mikroskop d dinyatakan dengan: d = Sob’ + fok ....................................................................................... (12.11) O ku e l r Obe j k t if d B S ok ' A Fok F ob F ob A '' S ob Fok A ' B ' S ob ' S ok B '' Gambar 12.6. Skema pembentukan bayangan dengan mata tidak berakomodasi 12.4.2 Perbesaran untuk mata berakomodasi maksimum Pada lensa objektif berlaku persamaan: 1 1 1 Sob Sob ' f ob dengan perbesaran M ob Sob ' ........................................................................................ (12.12) Sob agar mata berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler tepat jatuh pada jarak mata normal atau Sok’ = - Sn, sehingga 1 1 1 Sok Sn f ok Sok f ok . Sn Sn f ok Mok Sn 1 .................................................................................... (12.12) f ok Mtot Sob ' Sn ( 1) ......................................................................... (12.14) Sob f ok Jalannya sinar dapat dilihat pada gambar(7). Panjang mikroskop dinyatakan dengan persamaan d = Sob’ + Sob ...................................................................................... (12.15) Alat-alat Optika XII – 8 Buku Ajar Fisika Dasar II O ku el r d O b ej k t if B A F ob Fok A 'F o k F ob S ok S ob B ' S ob ' Gambar 12.7. Skema pembentukan bayangan dengan mata berakomodasi 12.5Teropong/Teleskop Bintang O ku e l r Obe j k t if S ob '= o fb o fb o fb o fk O A o fk S ok O B S ok ' Gambar 12.8. Skema pembentukan bayangan pada teropong bintang dengan mata berakomodasi Teropong bintang digunakan untuk mengamati benda-benda langit. Ada tiga macam tipe umum teropong yaitu, teleskop pembias, teleskop pemantul dan teleskop gabungan. Ciri teleskop pembias yaitu pada tabungnya menggunakan lensa yang disebut lensa objektif. Teleskop pemantul yaotu teleskop yang bagian objeknya menggunakan cermin cekung dan teleskop gabungan ciri khasnya menggabungkan metode pembiasan dengan pemantulan. Teropong bintang terdiri atas dua buah lensa cembung, sebuah lensa objektif dan yang lain lensa okuler. Oleh karena objek yang diamati memiliki jarak yang sangat jauh, bayangan yang dibentuk lensa objektif terletak dititik fokus objektif. Bayangan ini merupakan benda terhadap lensa okuler. Lensa okuler berfungsi sebagai lup. Agar bayangan yang terbentuk besar dan jelas, diusahakan fokus lensa objektif lebih besar dari pada fokus lensa okuler. Alat-alat Optika XII – 9 Buku Ajar Fisika Dasar II 12.5.1 Penggunaan teropong bintang dengan mata berakomodasi maksimum. Mata akan berakomodasi bila bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler jatuh dititik dekat mata (Sok’ = Sn), seperti pada gambar di bawah ini. Untuk lensa objektif 1 1 1 Sob Sob ' f ob Sob’ = fob. .......................................................................................... (12.16) Untuk lensa okuler 1 1 1 Sok Sn f ok Sok f ok . Sn ................................................................................... (12.17) Sn f ok Perbesaran bayangannya menjadi: BB ' tan S S ' f ok ob ob tan BB ' Sok Sok Sob ' f ob ( Sn f ok ) ............................................................................. (12.18) f ok . Sn Panjang teropong d = Sob’ + Sok .................................................................................... (12.19) 12.5.2 Penggunaan teropong bintang dengan mata tak berakomodasi Agar mata tidak berakomodasi, bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler jatuh dititik jauh mata (Sn = Sok’). Perbesaran bayangan dapat dilihat dari gambar dibawah ini. Lensa Objektif: 1 1 1 Sob Sob ' f ob Sob’ = fob .......................................................................................................... (12.20) Lensa okuler 1 1 1 Sok Sok ' f ok Panjang teropong d = fob + fok ......................................................................................... (12.21) Perbesaran bayangan f ob f ok Alat-alat Optika XII – 10 Buku Ajar Fisika Dasar II (12.22) O ku el r O b ej k t if S ob '= of b Fob O S ok = of k Fob A F ok O F ok B Gambar 12.9. Skema pembentukan bayangan pada teropong bintang untuk mata tidak berakomodasi 12.6 Contoh Soal dan Latihan 12.6.1 Contoh soal 1. Seorang penderita rabun jauh memiliki titik dekat 15 cm. Tentukan jenis kaca mata dan ukuran lensa yang diperlukan agar dapat membaca pada jarak normal 2. Seseorang bermata hipermetropi mempunyai titik dekat 75 cm. Agar dapat membaca dengan jelas pada jarak 25 cm, berapakah kekuatan lensa yang harus digunakan orang tersebut. 3. Sebuah pohon kelapa mempunyai tinggi 4 cm pada film sebuah kamera. Pada saat pengambilan gambar, juru potret membidik pohon pada jarak 20 m. Jika fokus lensa kamera yang digunakan sebesar 50 mm, tentukanlah tinggi pohon kelapa. 4. Seorang tukang arloji mempunyai titik dekat 20 cm. Jika orang tersebut menggunakan lup dengan jarak fokus 10 cm, tentukanlah perbesaran oleh lup bila : a. Mata berakomodasi maksimum b. Mata berakomodasi pada jarak 60 cm c. Mata tak berakomodasi 5. Sebuah mikroskop memiliki lensa objektif dengan jarak fokus 1,5 cm dan lensa okuler dengan jarak fokus 5 cm. Sebuah preparat dipasang 2 cm dibawah lensa objektif. Tentukan perbesaran anguler mikroskop pada hal-hal berikut: a. Mata berakomodasi maksimum b. Mata tidak berakomodasi Alat-alat Optika XII – 11 Buku Ajar Fisika Dasar II 6. Sebuah teropong bintang memiliki lensa objektif dengan jarak fokus 150 cm dan lensa okuler dengan jarak fokus 15 cm. Teropong tersebut digunakan untuk mengamati bendabenda langit yang sangat jauh. Hitunglah: a. Panjang teropong b. Perbesarang anguler teropong Penyelesaian 1. Diketahui : S = 25 cm S’ = - 15 cm Ditanyakan : Jenis kacamata dan ukurannya Jawab: 1 1 1 f S S' f (25)( 15) 375 = - 37,5 cm 25 15 10 P 1 100 2 2 dioptri f 37 , 5 3 Jadi, lensa yang digunakan berupa lensa cekung dengan kekuatan lensa -2 2 dioptri 3 2. Diketahui: S = 25 cm S’ = - 75 cm Ditanyakan : Kuat lensa yang digunakan Jawab: 1 1 1 f S S' ( 25)( 75) 375 = 37,5 cm 75 25 10 1 100 2 P 2 dioptri f 37, 5 3 f Jadi kuat lensa adalah 2 3. Diketahui 2 dioptri 3 S = 20 m h’ = 4 cm f = 50 mm Ditanyakan : tinggi pohon kelapa (h) Jawab: Alat-alat Optika XII – 12 Buku Ajar Fisika Dasar II Ma S' S n 20 S 12 (5)( 2000) 10.000 = 5 cm 2000 5 1995 Selanjutnya tinggi pohon kelapa dapat ditentukan dengan menggunakan rumus perbesaran: h Sh ' 2000. 4 = 1600 cm S' 5 Jadi tinggi pohon kelapa adalah 16 m 4. Diketahui : Sn = 20 cm f = 10 cm Ditanyakan: Perbesaran untuk: a. Mata berakomodasi maksimum b. mata berakomodasi pada jarak 60 cm c. Mata tak berakomodasi Jawab: a. Mata berakomodasi maksimum Ma Sn 20 1 1 3 kali f 10 b. Mata berakomodasi pada jarak 60 cm 1 1 1 f S S' S (60)(10) 600 12 cm 60 10 50 Ma Sn 20 1,67 kali S 12 c. Mata tidak berakomodasi Ma Sn 20 2 kali f 10 5. Diketahui : Sob = 2 cm fob = 1,5 cm fok = 5 cm Ditanyakan : Perbesaran mikroskop untuk : a. Mata berakomodasi maksimum b. mata tidak berakomodasi Jawab 1 1 1 f S S' Alat-alat Optika XII – 13 Buku Ajar Fisika Dasar II Sob ( 2)(1, 5) 3 6 cm 2 1, 5 0, 5 a. Mata berakomodasi maksimun M Sob ' Sn ( 1) Sob f ok M 6 25 ( 1) = 18 kali 2 2 Jadi perbesaran anguler untuk mata berakomodasi maksimum adalah 18 kali b. Mata tidak berakomodasi M Sob ' Sn ( ) Sob f ok M 6 25 ( ) = 15 kali 2 2 Jadi perbesaran anguler untuk mata tidak berakomodasi adalah 15 kali 6. Diketahui : fob = 150 cm fok = 15 cm Ditanyakan : a. Panjang teropong (d) b. Perbesaran bayangan (M) Jawab: a. Panjang teropong d = fob + fok = 150 + 15 = 165 cm Jadi panjang teropong adalah 165 cm b. Perbesaran anguler teropong M f ob 150 = 10 kali f ok 15 Jadi perbesaran anguler teropong adalah 10 kali 12.6.2. Latihan 1. Seorang penderita hipermetropi ingin membaca dengan jelas pada jarak baca normal. Apabila ia tidak dapat melihat dengan jelas suatu objek yang lebih dekat dari 40 cm, berapa ukuran lensa kacamata yang ia gunakan 2. Seorang penderita rabun jauh memiliki titik dekat 20 cm dan dapat membaca dengan normal setelah memakai kacamata. Tentukanlah kekuatan kacamata yang ia gunakan. 3. Seorang lanjut usia mempunyai titik jauh 1,5 meter dan titik dekat 40 cm. Berapakah kekuatan kacamata yang ia gunakan supaya ia dapat melihat suatu objek dengan normal. Alat-alat Optika Buku Ajar Fisika Dasar II XII – 14 4. Seorang peneliti yang memiliki titik dekat 42 cm mengamati jenis serat kain kanvas pada suatu lukisan dengan bantuan lup dan mata berakomodasi maksimum. Perbesaran yang diperoleh delapan kali. a. Tentukan kekuatan lup yang ia gunakan b. Tentukan letak benda yang dia amati 5. Sebuah mikroskop memiliki lensa okuler dengan jarak fokus 5 cm dan lensa objektif dengan jarak fokus 0,5 cm. Jarak kedua lensa tersebut 15 cm. Tentukan perbesaran mikroskop untuk: a. Mata berakomodasi maksimum b. Mata tidak berakomodasi 6. Sebuah mikroskop mempunyai lensa objektif dan okuler dengan jarak fokus masing-masing 0,8 cm dan 2,5 cm. Bayangan nyata sebuah benda terletak 16 cm dari objektif. Tentukanlah perbesaran totalnya untuk mata tidak berakomodasi. 7. Sebuah kamera dengan fokus 50 mm digunakan untuk memotret sebuah menara pada jarak 100 m. Jika tinggi menara 50 m, tentukan jarak bayangan pada film dan perbesarannya. 8. Teropong bintang mempunyai lensa objektif dan okuler berkekuatan 0,5 dioptri dan 10 dioptri. Tentukanlah perbesaran yang diperoleh untuk mata berakomodasi dan tanpa berakomodasi. Alat-alat Optika