Yohanes 19 (Bag. 47) Wednesday, August 22 nd, 2012 Tujuh Percikan Darah yang terdapat pada Yohanes pasal 18 dan 19: 1. Percikan Darah Pertama, Yoh. 18:1-11 PENGKHIANATAN 2. Percikan Darah Kedua, Yoh. 18:12-27 TUDUHAN-2 kepada YESUS 3. Percikan Darah Ketiga, Yoh. 18:28-40 HUKUMAN MATI 4. Percikan Darah Keempat, Yoh. 19:1-7 PENYESAHAN 5. Percikan Darah Kelima, Yoh. 19:8-16 KETIDAKADILAN 6. Percikan Darah Keenam, Yoh. 19:17-37 PENYALIBAN 7. Percikan Darah Ketujuh, Yoh. 19:38-42 KUBURAN ▫ ▫ ▫ Yohanes pasal 18-19 merupakan tujuh Percikan Darah, suatu Proses yang dialami secara langsung oleh Yesus, yang dimaksudkan supaya pada saatnya nanti, Tubuh-Nya, itulah gerejaNya, benar-benar bisa tersimpan di dalam Kerajaan-Nya. Ini adalah tujuan akhir. Apa yang terjadi pada Yesus, telah dinubuatkan oleh Bapa. Segala nubuat telah diketahui oleh Yesus dan DIA datang ke dunia untuk menggenapkan segala nubuatan Bapa. Seperti yang telah dinubuatkan: Yesus diolok →disesah → disalibkan sampai mati. Kalau DIA rela mati, itu menunjukkan bahwa DIA adalah benar-benar manusia. Tetapi pada hari ketiga DIA bangkit dari antara orang mati. Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa DIA adalah Anak Allah yang hidup. Sekarang kita masuk dalam PENYALIBAN. Penyaliban merupakan suatu percikan darah. Percikan Darah yang keenam. Yoh. 19:16-24 19:16a Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. 19:16b Mereka menerima Yesus. - Dari Percikan Darah keenam → PENYALIBAN, ada tujuh sengsara yang berkaitan dengan PENYALIBAN 1. Sengsara Pertama (ayat 17-18), Sengsara Salib mengenai KEDUDUKAN-NYA di bumi 2. Sengsara Kedua (ayat 19-22), Sengsara Salib mengenai DERAJAT atau JABATAN-NYA sbg Raja 3. Sengsara Ketiga (ayat 23-24), Sengsara Salib mengenai PAKAIAN-NYA 4. Sengsara Keempat (ayat 25-27), Sengsara Salib mengenai KEADAAN yang DITINGGALKAN (saudara-saudara, murid-murid, dan orang tua) 1 - Orang Israel memvonis Yesus supaya disalibkan dan pada akhirnya Pilatus menyetujui hal itu. Pilatus menyerahkan Yesus kepada orang Israel untuk disalibkan. Jadi, dalam penyaliban ini ada kerja sama antara bangsa kafir dan bangsa Israel. Terjadi suatu kerjasama antara dua bangsa tersebut. Pelaksanaan hukuman mati memang berada di tangan bangsa kafir, tetapi Israel juga turut serta. Bangsa Israel dan bangsa kafir samasama memiliki kepentingan dalam penyaliban Yesus. Sebenarnya Yohanes 19:17-42 adalah suasana penyaliban. Ada tujuh Perkara atau ada tujuh masa sengsara dalam penyaliban. Jadi, dalam Yohanes pasal 18-19 ada tujuh Percikan Darah. Sekarang kita berada pada Percikan Darah keenam → PENYALIBAN. Page - 5. Sengsara Kelima (ayat 28-30), Sengsara Salib mengenai KEINGINAN-NYA 6. Sengsara Keenam (ayat 31-37), Sengsara Salib mengenai DERITA SENGSARA KEMATIAN-NYA (lambung yang tertikam di atas kayu salib) 7. Sengsara Ketujuh (ayat 38-42), Sengsara Salib mengenai PEMAKAMAN-NYA Catatan: Sengsara Salib yang ketujuh ini merupakan Percikan Darah yang terakhir (ketujuh). Yoh. 19:17-20 - - - - - - - - Tulisan "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." dipasang oleh Pilatus (bangsa kafir). Pada ayat 20, tulisan "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." ditulis dalam tiga bahasa, yaitu: Ibrani, Yunani dan Latin. Dan sampai hari ini kita masih bisa menikmati Alkitab ini dalam bahasa latin. Yesus sebagai Raja Yahudi. Yahudi adalah Umat Allah, Yesus menjadi Raja atas umat-Nya – Israel. Seharusnya, keberadaan Yesus sebagai Raja orang Yahudi bisa dimengerti oleh semua bangsa, khususnya bangsa kafir, bangsa yang pada mulanya tidak mengenal Allah. Disadari atau tidak, bangsa Israel awalnya berseteru dengan bangsa kafir, bangsa Israel selalu memandang rendah bangsa kafir. Tetapi saat mulai dari proses penangkapan Yesus, pengadilan dan penyaliban Yesus, kedua bangsa ini seakan-akan menjadi satu. Herodes yang adalah orang Israel, yang pada saat itu berdiri sebagai kaisar, sebelumnya dia berseteru dengan Pilatus. Tetapi sejak Yesus ditangkap, Herodes dari bangsa Israel bersahabat dengan Pilatus yang adalah bangsa kafir (Luk. 23:12). Dan memang inilah yang sedang dikerjakan oleh Allah. Kedua bangsa ini adalah sama-sama bangsa yang hidup di dalam dosa. Bangsa Israel memiliki hukum Allah tetapi hidup di luar hukum Allah (keadaan berdosa), sementara bangsa kafir jelas-jelas hidup di dalam dosa, sebab mereka tidak memiliki hukum Allah (keadaan berdosa). Tetapi keduanya dipersatukan oleh karena kematian Yesus. Secara rohani, melalui kematian Yesus, kedua bangsa yang telah berdosa ini dipersatukan di dalam Kristus Yesus. Bangsa kafir yang disebut sebagai ‘bangsa jauh’, sekarang sudah menjadi ‘dekat’ oleh Darah Kristus. Bagi bangsa Israel, dengan matinya Yesus sebagai manusia, DIA telah membatalkan segala tuntutan Taurat dengan segala perintah dan ketentuan-Nya. Bagi bangsa kafir yang dilibatkan dalam proses penyesahan dan penyaliban, sejak saat itu di tangan bangsa kafir mengalir Darah Yesus. Darah yang mengalir dari Tubuh Kristus yang berada di tangan bangsa kafir ini adalah Darah yang mempunyai kuasa untuk menyembuhkan segala penyakit dosa, yang mampu menyeret mereka kepada penghukuman kekal. Oleh kematian-Nya di salib, Kristus mempersatukan dua bangsa itu menjadi SATU TUBUH, dan mendamaikan Allah dengan mereka, sehingga lenyaplah permusuhan itu. Dengan perantaraan Kristus, kita semua -- baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi -- oleh Roh Allah yang satu, dapat mendekati sang Bapa. Dengan demikian, kita bukan lagi termasuk orang asing atau orang luar. Kita sekarang adalah sama-sama warga umat Allah (Yahudi) yang juga memiliki RAJA. Kita adalah anggota-anggota keluarga Allah. Page - 2 19:19 Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi." 19:20 Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. ▫ ▫ ▫ Dalam Proses Penyaliban, bangsa kafir membuat sebuah mahkota dari ranting-ranting berduri, lalu memasangkannya di atas kepala Yesus. Sesudah itu mereka memakaikan DIA jubah berwarna ungu. KEPALA menunjuk pada Pribadi Yesus. Mahkota Duri adalah gambaran kutuk dari segala dosa yang sudah dilakukan oleh manusia. Yesus sebagai KEPALA rela menerima dan menanggung kutuk supaya TUBUH-NYA bisa mengenakan JUBAH UNGU. Yesus rela menjadi Kurban Pendamaian dan menanggung semua kutuk yang seharusnya diterima oleh manusia, supaya tubuh-Nya bisa DIBENARKAN dan DISUCIKAN, sampai pada saatnya disimpan di dalam Kerajaan Surga. 2 Kor. 5:21 5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. - - DIA tidak mengenal dosa, DIA dijadikan dosa oleh sebab kita, DIA dipaksa untuk memakai mahkota duri, supaya di dalam DIA kita DIBENARKAN oleh Allah. Inilah jubah ungu yang dipakai oleh Tubuh Kristus. DIA menempatkan diri-Nya sebagai KEPALA, sebagai Mempelai Pria yang bertanggung-jawab atas Mempelai Wanita-Nya, supaya kita berbaik kembali dengan Allah karena bersatu dengan Kristus. Yoh. 19:21-24 19:23 Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian -- dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. 19:24 Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu. - - Sengsara Salib mengenai KEDUDUKAN-NYA di bumi - Yesus lahir di dunia dengan ditandai ‘Tanda Kematian’. Sejak Yesus berada di dalam kandungan, DIA sudah diancam dengan kematian. Sebab menurut hukum Taurat, keberadaan Maria yang hamil, harus dilempari batu. Hal itu berarti suatu ancaman kematian bagi bayi yang dikandungnya. 3 - Dari pembacaan ini, kita melihat sesuatu yang benar-benar menakjubkan, di mana bangsa kafir begitu tertarik dengan ‘Pakaian Yesus’, sampai mereka membagi-bagikannya menjadi empat bagian. Mereka sangat menghargai Pakaian Yesus, bahkan sangat menyayanginya. Selain Pakaian, juga ada Jubah. Mereka begitu menghargai Pakaian dan juga jubah Yesus, sehingga saat melihat jubah Yesus, mereka sangat sayang untuk merobeknya. Mereka tetap membiarkan jubah Yesus dalam keadaan utuh. Dan hanya satu orang yang berhasil mendapatkan jubah Yesus. Orang yang mendapatkan jubah Yesus bagaikan orang yang mendapat undi. Mendapat ‘undi’ berarti DIPILIH. Suatu pilihan yang tidak dipengaruhi dengan dasar kepandaian, keinginan, pilihkasih, tetapi suatu hal yang benar-benar melalui proses dari Tuhan. Sekarang kita lihat Sengsara Pertama ……… Page - - Saat Yesus dilahirkan, tidak ada tempat bagi DIA. Sejak DIA lahir Herodes sudah berniat untuk membunuh Yesus. Demikian pula saat dalam pelayanan, Yesus juga dikejar-kejar untuk dibunuh. Dalam pelayanan DIA juga berkata: “Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya." → secara jasmani , DIA orang yang tidak memiliki tempat. - - - - Dan di dalam pelayanan-Nya untuk mengerjakan pekerjaan ketebusan sesuai dengan tugas yang diemban-Nya, suatu tugas dari Bapa, sesuai dengan nama-Nya – Yesus yang artinya juru selamat, DIA benar-benar di bumi dan tidak ada sesuatu yang dikatakan menjadi milik-Nya atau menjadi tempat-Nya. Kecuali pada ayat 17-18, itu merupakan tempat Yesus yang sah bagi Yesus, yaitu di atas Kayu Salib, di bukit Golgota. Salib di atas Golgota adalah tempat yang disertifikatkan untuk Yesus dan tempat itu adalah tempat yang paling aman, di mana Yesus tidak bisa diganggu gugat. Di atas bukit tengkorak (Golgota), itulah tempat yang disebutkan oleh Alkitab sebagai tempat bagi Yesus. Sementara saat DIA lahir, DIA hanya meminjam kandang ternak. Tempat itu tidak disebutkan sebagai milik-Nya. Tetapi saat Yesus berada di kayu salib, di atas bukit tengkorak, itulah tempat yang dimiliki secara pribadi oleh Yesus. Sekarang kita lihat nubuatan tentang kematian Yesus. Kalau Yesus mati, hal itu memang sudah dinubuatkan dan Yesus tahu persis akan hal itu. Yes. 53:8-9 Penyebab Yesus harus mati 53:8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. 53:9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. - - - Melalui nubuatan Nabi Yesaya, kita bisa melihat jelas penyebab kematian Yesus. Penyebab kematian Yesus adalah karena ‘Pemberontakan umat-KU’. Dalam proses pengadilan Yesus, hal ini sudah kita dengar, bagaimana umat Allah – Israel berteriak-teriak meminta supaya Yesus disalibkan. Kematian Yesus sudah dinubuatkan jauh sebelum hal itu terjadi. Nabi Yesaya sudah menubuatkan, kematian-Nya berada di antara penjahat-penjahat dan ini adalah TEMPAT YESUS. Sementara kuburan Yesus, hanya merupakan pinjaman dari seorang kaya. Hanya salib yang ditentukan dan bukit Golgota itu adalah tempat Yesus. Di bumi ini, Golgota adalah tempat untuk sidang jemaat! Tempat lahirnya anak—anak Tuhan. Kembali ke: Yoh. 19 - Sambil memikul salib-Nya (salib ini milik-Nya), itulah harta satu-satunya yang dimiliki oleh Yesus → SALIB. Salib ini ditempatkan di bukit Golgota, itulah tempat yang paling tepat untuk salib demi sidang jemaat-Nya. DIA pergi ke luar ke tempat yang bernama Golgota atau ‘Tempat Tengkorak’. Tengkorak adalah Kepala orang yang sudah mati. Jadi, Tengkorak merupakan tempat kepala yang sudah mati. Jadi, di tempat ini kita menemukan Kepala yang sudah mati. Page - 4 19:17 Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. - Sekarang kita lihat hubungannya dengan TUBUH-NYA, itulah sidang jemaat-Nya. Kalau Yesus rela berada di ‘Tempat Tengkorak’, maka itu berarti Yesus rela mati dan benar-benar siap mati demi sidang jemaat-Nya. Pemberontakan ▫ Pada bagian sebelumnya, kita bisa melihat secara jelas penyebab kematian Yesus. Dalam Kitab Nabi Yesaya disebutkan, kematian Yesus oleh kerena PEMBERONTAKAN. Kita bisa melihat suatu pemberontakan yang diterima oleh Yesus. ▫ Yesus sebagai KEPALA benar-benar rela mati oleh sebab pemberontakan yang telah dilakukan tubuh-Nya, itulah umat kesayangan Allah, Israel. Ini adalah jalan yang ditetapkan oleh Allah yang juga telah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya. ▫ Dalam Yesaya 53:10-11 disebutkan bahwa Allah memang berkehendak untuk meremukkan Yesus dan menyerahkan Yesus sebagai Kurban Penghapus Dosa. Sesudah menderita sengsara, Yesus akan bahagia dan puas. Apa yang dikerjakan oleh Yesus itu menyenangkan hati Allah, DIA telah menanggung hukuman orang banyak. Demi Yesus, Allah akan mengampuni mereka. ▫ Yesus rela mati, DIA terputus dari negeri orang-orang hidup, karena pemberontakan umat-Nya. Memang ada banyak dosa yang telah dikerjakan oleh bangsa Israel, tetapi dari semua pelanggaran yang sudah dilakukan oleh bangsa Israel, tercakup dalam satu hukum yang ada di dalam hukum Taurat – (dirangkum dalam satu hukum). Penyebab Kematian Yesus Yoh. 19:6-7 Inilah pemberontakan yang dilakukan umat Allah 19:6 Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: "Salibkan Dia, salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya." 19:7 Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: "Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah." Page Porsi Bangsa Kafir - Seperti yang kita ketahui bahwa bangsa kafir adalah bangsa yang tidak memiliki hukum dan janji dengan Tuhan, jadi jelas bahwa kehidupan kafir adalah kehidupan yang memusuhi Allah. Tetapi sekalipun bangsa kafir tidak memiliki hukum Allah, mereka menyatakan bahwa Yesus tidak bersalah. - Ditinjau dari hukum yang dimiliki oleh bangsa kafir, bangsa kafir telah membuktikan bahwa Yesus tidak bersalah. Dalam proses kematian-Nya, Yesus menghadapi dua hukum. Hukum 5 Hukum yang tertulis itu benar, tetapi pengertian mereka yang salah. Dalam kematian-Nya, Yesus menghadapi dua bangsa, yaitu: a. Bangsa Israel → bangsa yang memiliki Allah dan memiliki hukum atau ketetapan Allah, yaitu Taurat. b. Bangsa Kafir → bangsa yang tidak mengenal Allah, tidak memiliki hukum – ketetapan Allah. Kalau bangsa kafir memiliki hukum, maka hukum itu tidak ada sangkut-pautnya sama sekali dengan Allah, apalagi dengan janji hidup kekal. - - Pertama adalah Hukum bangsa kafir. Hukum bangsa kafir jelas mengatakan bahwa Yesus tidak berdosa. Kalau Yesus harus disalibkan sampai mati, maka jelas bukan karena DIA orang berdosa, tetapi untuk menanggung dosa umat manusia, terutama kita bangsa kafir. Keputusan Pilatus, yang adalah bangsa kafir, seharusnya bisa diterima oleh semua bangsa kafir yang ada di dunia ini, bahwa Yesus tidak bersalah. Jadi, di hadapan hukum dunia pun Yesus tidak bisa dijerat dengan hukuman, apalagi hukuman mati. DIA adalah BENAR! Menghadapi ‘hukum bangsa kafir’, Yesus tidak berdosa tetapi DIA dijadikan berdosa karena kita umat manusia. Yesus mati bagi bangsa kafir, menanggung dosa bangsa kafir, sehingga bangsa kafir memiliki jalan terbuka untuk masuk dalam janji Allah dan memiliki Kerajaan Surga. Gal. 3:13-14 3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" - Setiap orang yang tidak melakukan hukum Taurat, dia berada di bawah kutuk. Bangsa kafir adalah bangsa yang tidak tahu menahu tentang Taurat. Dalam Yohanes 7:49 dikatakan →mereka tidak mengenal hukum Musa, dan bagaimanapun juga mereka sudah terkutuk." - Yesus mati di atas kayu salib, DIA menjadi yang terkutuk, DIA menanggung segala kutuk yang seharusnya ditimpakan kepada manusia. DIA telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat. Kalau kita sudah dibebaskan dari kutukan, maka ada sesuatu yang akan diberikan kepada kita. 3:14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. - Porsi Bangsa Israel ▫ Hukum Kedua yang dihadapi oleh Yesus adalah hukum yang dipegang oleh bangsa Israel, itulah Hukum Taurat. Yesus mati untuk menggenapkan Hukum Taurat. DIA mengatakan bahwa DIA adalah ANAK ALLAH. ▫ Dan hukum Taurat menghukum mati orang yang menyebut dirinya sebagai ‘Anak Allah’. Jadi, matinya Yesus menggenapkan hukum Taurat untuk orang Israel, sebab orang Israel adalah orang yang disebut sebagai ‘anak Allah’ yang seharusnya hidup seperti anak-anak Allah yang tidak berbuat dosa. 6 - Kristus melakukan semuanya ini supaya berkat yang dijanjikan Allah kepada Abraham diberikan juga kepada orang-orang bukan Yahudi. Dengan demikian, kita pun yang percaya kepada Allah, dapat menerima Roh yang dijanjikan oleh Allah itu. Kita bisa menerima BERKAT ABRAHAM, yaitu kita diijinkan untuk bisa PERCAYA (Iman) kepada Allah dan selanjutnya akan menerima ROH ALLAH. Inilah satu-satunya jalan bagi kita bangsa kafir untuk bisa menghampiri Allah. Bagi kita bangsa kafir, di luar Kurban Kristus tidak ada jalan lain. Jadi, kematian Yesus itu merupakan jalan bagi bangsa kafir untuk bisa masuk dalam Kerajaan Surga. Jalan ini merupakan jalan satu-satunya. Page - ▫ Tetapi pada kenyataannya, mereka tidak bisa memenuhi ketetapan itu. Cara hidup mereka tidak menampilkan sebagai pribadi ‘anak Allah’. Yoh. 10:34 10:34 Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? 10:35 Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah -- sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan --, - - Perhatikan baik-baik ayat ini. Dalam BIS diterjemahkan → Jadi, kalau Allah memberi sebutan 'ilah' kepada orang-orang yang menerima perkataan-Nya. Bangsa Israel adalah bangsa yang telah menerima perkataan Allah, sehingga di hadapan Allah bangsa Israel adalah ‘allah’. Di hadapan Allah, orang Israel adalah ‘allah’. Hal ini jelas-jelas disebutkan dalam hukum Taurat. Jadi, di hadapan Allah, bangsa Israel didudukkan oleh Allah sebagai bangsa yang seharusnya memiliki ‘tabiat- ilahi’ atau memiliki tabiat-tabiat ‘anak Allah’. Tetapi pada kenyataannya, mereka hidup sama seperti bangsa yang tidak mengenal Allah. Maz. 82:6 82:6 Aku sendiri telah berfirman: "Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian. -- - Allah sendiri yang mengatakan bahwa orang-orang Israel adalah ‘allah’ atau ‘anak-anak Allah’, bahkan di dalam kitab Keluaran dikatakan mereka adalah ‘anak sulung’, anak Allah yang sulung (Kel. 4:22). Kel. 4:22-23 - - - Tugas anak sulung adalah beribadah. Sejak Perjanjian Lama, Allah tidak malu mengakui Israel sebagai ‘anak-Nya’. Bahkan sampai di Perjanjian Baru, hal ini diulang kembali oleh Yesus. Kalau disebut sebagai ‘anak allah’, bagaimana seharusnya sifat anak Allah? Mereka adalah umat yang terpilih dan Allah menjadikan mereka anak-anak-Nya sendiri, serta menyatakan kuasa-Nya kepada mereka. Allah mengadakan perjanjian dengan mereka dan memberikan kepada mereka hukum agama. Allah memberitahukan kepada mereka bagaimana mereka harus beribadat dan mereka sudah menerima pula janji-janji-Nya (baca Rom. 9:4 BIS) Saat bangsa Israel diangkat menjadi ‘anak Allah’, pada saat itu mereka telah menerima KEMULIAAN atau menerima KUASA dari Allah, sebab pengangkatan selalu disertai dengan kuasa. Kuasa yang diberikan oleh Allah seharusnya dipergunakan hanya untuk melakukan segala hukum Allah, untuk beribadah kepada Allah dan memenuhi segala ketetapan yang sudah dibuat dengan Allah. Seharusnya bagi bangsa Israel tidak ada kata ‘gagal’ dalam melakukan Taurat, sebab Allah telah memberikan KUASA kepada bangsa Israel. Sebagai bangsa yang telah diangkat menjadi ‘anak sulung atau anak Allah’, sebab telah menerima Hukum Allah, seharusnya bangsa Israel berhasil sebab Allah telah memberi KUASA. Page - 7 4:22 Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; 4:23 sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung." - Tetapi pada kenyataannya, bangsa Israel yang disebut sebagai ‘anak Allah’, GAGAL! Dalam Yeremia 2:13 dicatat setidaknya ada dua hal yang sudah dilakukan oleh Israel, yaitu: mereka meninggalkan Allah, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri. ▫ Seharusnya bangsa Israel yang layak menerima hukuman. Mereka telah menerima hukum Allah, mereka telah diangkat menjadi ‘allah’ – ‘anak Allah’ yang seharusnya bertabiatkan tabiat ilahi yaitu penuh dengan Kasih Karunia dan Kebenaran, tetapi mereka telah undur dari Allah. Yesus berada di tempat yang bernama tempat Tengkorak, untuk mempertanggung-jawabkan segala kesalahan dan pemberontakan umat Israel. DIA yang adalah KEPALA, rela mati supaya tubuh-Nya bisa diselamatkan. Dengan demikian, nyatalah bahwa bukan malaikat yang ditolong-Nya, melainkan keturunan Abraham. Dengan cara itu Yesus telah membebaskan orang-orang yang disebut ‘anak Allah’ yang seumur hidup diperbudak karena takut kepada kematian (Kor. 2: 14-15). ▫ ▫ Kis. 2:36 2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." 2:36 Itu sebabnya semua orang Israel harus tahu betul-betul bahwa Yesus yang kalian salibkan itu, Yesus itulah juga yang sudah dijadikan oleh Allah menjadi Tuhan dan Raja Penyelamat!" (BIS) - - Di atas Kayu Salib di bukit Golgota adalah tempat yang ditetapkan oleh Allah bagi Yesus untuk menjadi RAJA atas umat-Nya. Bangsa kafir yang menulis bahwa tempat itu sudah ditetapkan untuk menjadi MILIK YESUS di dunia ini. Dan tempat ini sangat dibela oleh Allah, sehingga tidak ada satupun kuasa yang bisa mengganggu tempat di mana Yesus dinobatkan menjadi TUHAN dan RAJA. Sekarang bagi kita bangsa kafir. Dari tempat itulah, Allah juga telah menyediakan bagi kita BERKAT ABRAHAM, yaitu: IMAN. Kalau kita mau menerima DIA, kepada kita juga diberi KUASA untuk menjadi anak-anak Allah, sama seperti Abraham yang juga percaya Allah dan diangkat menjadi ‘anak Allah’. Gal. 3:6-9 3:7 Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. - HIDUP dari IMAN = SELAMAT. Rasul Paulus mengatakan → Sebab kami hidup berdasarkan percaya kepada Kristus, bukan berdasarkan apa yang dapat dilihat. Kalau sekarang kita masih hidup 8 - Sekarang bagi kita bangsa kafir. Dengan matinya Yesus, kita memiliki kesempatan yang besar untuk menjadi ‘anak-anak Allah’ atau menjadi ‘anak-anak Abraham’, itulah pribadi yang PERCAYA kepada Allah. Kita akan disebut ‘anak Allah’ apabila kita ‘HIDUP dari IMAN’. Hidup dari Iman adalah sesuatu yang mustahil bagi daging. Justru untuk itulah Yesus mati, supaya setiap orang yang sudah menerima KURBAN KRISTUS, menerima Yesus sebagai Tuhan dan Raja Penyelamat, bisa atau mampu HIDUP dari IMAN. Page - - - - berdasarkan atau bergantung pada apa yang kita lihat, sama artinya kita belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Raja Penyelamat. Bagi daging, hidup dari iman memang suatu siksaan, tetapi kalau kita benar-benar telah menerima Kurban Kristus, maka DIA akan memberi KUASA kepada kita supaya kita HIDUP dari IMAN. Menghadapi dunia yang semakin jahat dan sukar dengan segala tuntutannya sehingga memaksa orang untuk berbuat dosa, pada saat itu Tuhan akan memberi kekuatan kepada orang percaya untuk tetap HIDUP dari IMAN. Orang benar akan hidup oleh Iman. Semakin dia hidup dari iman, semakin nyata kebenaran Allah di dalam Firman-Nya. Hal ini sebenarnya tidak perlu kita ragukan sebab Allah telah mendemonstrasikan kepada bangsa Israel selama di padang gurun. Bukan untuk 2 atau 3 hari, tetapi selama 40 tahun bangsa Israel dipelihara oleh Allah sampai mereka masuk tanah perjanjian. 3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati." - Allah membenarkan kita bangsa kafir oleh karena IMAN. Jadi, kalau sekarang kita tetap HIDUP dari IMAN, maka di hadapan Allah kita adalah orang-orang yang tetap MENJAGA KEBENARAN yang sudah diberikan kepada kita. Hal ini sama seperti Abraham. 3:9 Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. - - 9 - Abraham percaya kepada Allah, dan karena imannya Allah menerimanya sebagai orang yang melakukan kehendak Allah." Itu sebabnya Abraham disebut, "Sahabat Allah" (Yak. 2:23). Abraham memang memiliki IMAN, tetapi lebih daripada itu Abraham Hidup dari IMAN. Hidup dari Iman artinya Abraham mengerjakan perintah Tuhan sekalipun perintah Tuhan itu sepertinya tidak relevan, tidak masuk akal, tetapi Abraham tetap saja mengerjakan. Jadi kalau Yesus rela menderita dan mati di atas Kayu Salib, DIA ingin menjadi Tuhan dan Raja atas kehidupan kita supaya selama di dunia ini kita menjadi SAHABAT ALLAH yang hanya HIDUP dari IMAN. Yesus merupakan kegenapan dari nubuat di masa Perjanjian Lama dan Yesus sendiri juga adalah nubuatan. Kita harus hidup daripada-Nya (Yes. 42:9). Semakin kita hidup dari Iman, semakin nyata Firman itu. Orang yang mengerjakan Firman, menjadi sahabat Allah, sahabat Allah itu kekal. Page -