SIDANG TESIS Sekilas Tentang Judul Thesis Judul Proposal : OPTIMALISASI PARAMETER FABRIKASI DIRECTIONAL COUPLER SEBAGAI DIVAIS PEMECAH BERKAS (POWER SPLITTER ) PADA INTERFEROMETER Judul tesis : INTERFEROMETER MICHELSON BERBASIS DIRECTIONAL COUPLER SERAT OPTIK MULTIMODE SEBAGAI SENSOR GETARAN APLIKASI DIRECTIONAL COUPLER SERAT OPTIK MODE JAMAK (MULTIMODE) SEBAGAI SENSOR GETARAN BERBASIS MODULASI INTENSITAS oleh : Edy Hariyanto Dosen Pembimbing : Prof. Dr.rer.nat Agus Rubiyanto, M.Eng.Sc. Dengan melakukan analisa getaran yang dihasilkan suatu obyek, melakukan tindakan yang paling tepat Perkembangan Serat optik dapat diaplikasikan sebagai sensor LATAR BELAKANG Memanfaatkan directional coupler sebagai sensor getaran berbasis modulasi intensitas Pemanfaatan serat optik sebagai sensor getaran dengan teknik interferometri Bagaimana Membangun DC dari serat optik multimodestep indeks dengan pendekatan metode (FBT). Bagaimana mengoptimalisasi parameter DC sebagai pembagi daya (power divider). Perumusan Masalah Bagaimana memanfaatkan Directional Coupler sebagai sensor getaran berbasis modulasi intensitas Batasan Masalah • Directional Coupler dibangun dari serat optik plastik multimode-step indeks FD-620-10. • Karakterisasi Directional Coupler menggunakan laser dioda panjang gelombang 630 nm - 680 nm dengan asumsi semua berkas cahaya masuk ke dalam serat optik • Karakterisasi dilakukan dengan mengukur tegangan keluaran detektor optis sehingga diperoleh parameterparameter coupling ratio (CR), Crosstalk (Ct), excess loss (Le) dan insertion loss (Lins). • Fabrikasi directional coupler dilakukan dengan panjang kopling lebih besar dari 25 mm • Pengujian menggunakan cermin pemantul digetarkan menggunakan piezoelektrik yang dimodulasi dari pembangkit gelombang (function generator) Melakukan fabrikasi Directional Coupler dari serat optik dengan pendekatan metode Fused Biconical Taperred (FBT) Merancang sensor getaran dengan menggunakan Directional Coupler berbasis modulasi intensitas TUJUAN Karakterisasi Directional coupler Pengujian parameter Sensor Serat Optik • Serat optik merupakan pandu gelombang dielektrik atau media transmisi gelombang cahaya yang terbuat dari bahan silica atau plastik berbentuk silinder. Serat optik terdiri dari bagian core dan cladding. • Fraksi indeks bias (fractional refractive index): n1 − n2 n1 − n2 ∆= ≈ 2 n1 2n1 2 2 • Berdasarkan karakteristik dari struktur dan sifat transmisinya, serat optik dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu serat optik moda tunggal (single mode fiber) dan serat optik moda jamak (multimode fiber). NA = sin θ a = n1 − n2 2 2 Persamaan Maxwell • untuk bahan dielektrik isotropis : persamaan gelombang Persamaan Helmholtz • bahan dielektrik yang bersifat nonmagnetik, sehingga permeabilitasnya sama dengan permeabilitas ruang hampa, • Hubungan antara kecepatan dan indeks bias • Medan listrik dan polarisasi listrik terinduksinya berosilasi dengan frekuensi sudut ω, yang dapat Maka : dinyatakan Persamaan Pandu Gelombang Silinder (Serat Optik) • Misal gelombang optik merambat melalui pandu gelombang silinder pada arah sumbu z, • Persamaan gelombang dalam koordinat silinder merupakan persamaan diferensial orde kedua yang memiliki dua solusi independen berupa fungsi silindris yang memenuhi Persamaan Bessel [27]. Persamaan Dasar dan Batasan Fisis Pada Serat Step Indeks • Persamaan ini merupakan persamaan diferensial orde kedua yang memiliki dua solusi independen berupa fungsi silindris yang memenuhi Persamaan Bessel [27]. d Medan di Dalam Inti dan Cladding Serat Step Indeks • Medan harus bernilai tertentu di dalam inti serat optik. Pemilihan fungsi silinder di dalam inti serat optik harus bernilai terbatas pada r = 0 Untuk r < a mempunyai penyelesaian berupa bentuk pertama fungsi Bessel orde v. • Medan di dalam inti serat optik memiliki bentuk tertentu yaitu meluruh secara eksponensial pada jarak yang besar dari pusat serat optik. Untuk r > a penyelesaian diperoleh dari fungsi Bessel termodifikasi bentuk kedua Sistem Mode Terkopel • Ketika jarak pisah antara kedua pandu gelombang mengecil, maka kedua pandu gelombang terkopel bersama dan muncul mode normal baru yaitu mode simetri dan mode asimetri Ψe dan Ψo yang masing-masing merambat dengan tetapan propagasi βe dan βo • Kuantitas kopling tergantung seberapa besar overlaping secara spasial antara mode normal pada satu daerah pandu gelombang 16 • Dalam bentuk ekspresi Intensitas cahaya yang dirambatkan dalam pandu gelombang I dan II masing-masing adalah [8]: 17 • prosentase intensitas cahaya yang dirambatkan pada pandu gelombang I dan II terhadap intensitas masukannya Dengan : 18 Transfer Daya Dalam Directional Coupler 100 50 0 • Daya gelombang yang merambat pada kedua pandu gelombang bervariasi secara periodic. Perpindahan daya dari pandu gelombang I ke pandu gelombang II berlangsung manakala F=1, yaitu Δ=0 • Kondisi sinkron kedua fasa gelombang ini menghasilkan daya maksimum pada jarak π/2 disebut π 3π/2 2π 4π 5π 3π yang satu panjang kopling [8]: F=1,0 ; Δ=0 F=0,4 ; Δ≠0 Directional Coupler • merupakan sistem mode terkopel • Untuk serat optik tanpa losses persamaan yang berlaku untuk menyatakan besarnya daya yang terkopel adalah: Efek kopling yang terjadi ketika suatu berkas dipindahkan dari satu pandu gelombang ke pandu gelombang yang lainnya 20 • Sebuah directional coupler 2 x 2 dapat dinyatakan sebagai matrik transfer uniter : 21 Parameter-parameter pokok dalam divais Directional coupler optik 1.Splitting atau Coupling Ratio (CR ) : 2. Insertion loss, (Lins) : 3.Excess loss (Le), adalah Rugi daya total : 4.Direcitivity atau Crosstalk : 22 Modulasi Amplitudo dan Modulasi Intensitas • Modulasi merupakan proses mengubah parameter suatu sinyal (sinyal pembawa atau carrier) dengan menggunakan sinyal yang lain (yaitu sinyal pemodulasi yang berupa sinyal informasi) • Modulasi Amplitudo, dengan factor gain dikontrol oleh sinyal modulasi x(t) : 23 Jika gelombang termodulasinya adalah sinusoidal, maka gelombang AM dinyatakan : ωc frekuensi pembawa masing-masing Upper sideband, USB dan Lower sideband, LSB 24 • Modulasi intensitas pada prinsipnya hampir sama dengan modulasi amplitude (AM) tetapi berbeda dalam satu hal penting. Daya ratarata dari gelombang yang ditransmisikan, mempunyai amplitude yang bervariasi terhadap x(t): 25 METODE PENELITIAN • Pembuatan Alat Pengupas Jaket Serat Optik • Pembuatan Pemoles Serat TahapAlat Persiapan Optik • Pembuatan Alat Penggandeng Tahap Pembuatan • Pembuatan Directional Coupler dan karakterisasi • Karakterisasi Directional Directional Coupler Coupler Tahap SetupGetaran Directional • Set Up Sensor • Pengujian parameterSensor sensor Coupler sebagai Getaran dan Pengujian 27 Pembuatan Directional Coupler Hasil polesan Serat Optik 1 Port A-1 Port B-1 L Serat Optik 2 gap Diikat menggunakan benang Port A-2 Port B-2 Dilem epoxy dan dimasukkan ke dalam pipa Directional Coupler Set Up Alat Untuk Karakterisaasi Polarisator Laser Port A-1 Port B-1 Port A-2 Port B-2 Voltmeter 30 Set Up Alat Untuk Karakterisaasi Setup sensor getaran Port deteksi Port sensing Setup sensor getaran Laser dioda Directional coupler Penyangga fotodetektor Pencacah Frekuensi Cermin uji dengan piezoelektrik Laser fotodetektor Directional coupler Penyangga Cermin uji dengan piezoelektrik mikrometer voltmeter ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Data Hasil Karakterisasi Directional Coupler Data Hasil Karakterisasi Directional Coupler Pengujian jarak port sensing terhadap obyek pengukuran pada frekuensi 100Hz Pengujian sensor pada frekuensi uji 0-2000Hz Kalibrasi dan Fungsi Transfer Beberapa Karakteristik Statis Sensor – – – – Fungsi transfer : y= 0,999X + 0,919 Zero offset : 0.919 Faktor linearitas (R2) : 1 Besarnya sensitivitas sensor dilakukan dengan melihat perbandingan perubahan output terhadap perubahan input, adalah 0,999 Pembahasan • Parameter hasil fabrikasi DC tidak sama untuk tiap port masukan. Perbedaan nilai-nilai tersebut terjadi salah satunya disebabkan ketaksimetrisan sepanjang daerah kopling antara kedua serat optik dan daerah ujung polesan pada saat proses penggabungan pasangan serat optik. • Parameter directional coupler yang telah difabrikasi, dapat disimpulkan bahwa semua telah memenuhi standar • Frekuensi getaran maksimum yang hanya 1873 Hz bukan disebabkan kemampuan sensor yang rendah, tetapi disebabkan oleh getaran piezoelektrik saat pengujian yang tidak dapat dideteksi oleh sensor. Kesimpulan • Telah dilakukan fabrikasi directional coupler dari serat optik mode jamak dengan pendekatan metode FBT ( Fused Biconical Taperred ) • Directional coupler hasil fabrikasi mempunyai parameter CR=0,498, Lins=3,005dB, Le=0,014dB, dan Ct=24,987dB dimanfaatkan sebagai divais pembagi daya (power divider) dalam sensor getaran berbasis modulasi intensitas. • Secara umum pengujian terhadap karakteristik statis setup sensor getaran memberikan hasil yang cukup baik, yang menunjukkan bahwa sensor dapat digunakan sebagai instrumen/ alat pengukur getaran • Kekurangan sensor adalah hanya mampu mengukur getaran dengan amplitudo yang ‘cukup’ besar, sedangkan untuk getaran yang kecil, sensor tidak mampu mendeteksi. Saran • Perlu dilakukan upaya meningkatkan kemampuan sensing yang lebih dapat mendeteksi getaran yang amplitudonya kecil, salah satunya dengan menambah kemampuan fotodetektor agar lebih peka terhadap perubahan intensitas masukan. • Perlu dilakukan pengujian terhadap jangkauan frekuensi yang bisa diukur oleh sensor menggunakan perangkat yang lebih baik. • Bisa dikembangkan sebagai sensor multichanel dengan membuat directional coupler NxN • Perlu dikembangkan sensor getaran menggunakan directional coupler dengan metode interferometry. Akhirnya kami ucapkan… SELAMAT MENYONGSONG RAMADHAN 1432 H TERIMAKASIH DAN MOHON MAAF..