Bentuk Bentuk Muka Bumi Daratan: Bentuk muka bumi daratan dapat kita lihat secara langsung. Tidak seperti bentuk permukaan bumi dasar laut. Bentuk permukaan bumi daratan sebagai akibat proses alam endogen dan eksogen sangat banyak dan beranekaragam. Berikut adalah beberapa contoh bentuk muka bumi di daratan, antara lain 1. Pegunuungan Pegunungan adalah daerah yang terdiri dari rangkaian gunung gunung yang memanjang seperti bentuk pematang raksasa dengan ketinggian 200meter hingga ribuan meter di atas permukaan air laut. Pegunungan terjadi karena adanya proses lipatan dan patahan yang disebabkan oleh tenaga endogen. Berdasarkan ketinggiannya, pegunuungan dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu: o Pegunungan tinggi, Berketinggian lebih dari 1500m o Pegunungan menengah, berketinggian antara 500-1500m o Pegunungan rendah, berketinggian antara 200-300m. Contoh bentuk muka bumi pegunungan di dunia antara lain: pegunungan seribu (jawa tengah), Pegunungan Kendeng(Jawa tengah), Pegunungan alpen(Eropa), Pegunungan Rocky (Amerika utara), Pegunungan Himalaya (India), Pegunungan alaska (Amerika Serikat), Pegunungan Andes (Amrika Selatan), dan Pegunungan lainya 2. Perbukitan Perbuitan adalah bentuk muka bumi yangg tinggi memanjang dan terdiri atas bulit bukit dengan ketinggian antara 20-300m. Perbukitan ini menyerupai pegunungan, hanya tingkat ketinggiannya lebih rendah atau dibawah pegunungan. Beberapa contoh bukit ataupun perbukitan, yaitu seperti: Bukit Timah(Singapura), Bukit TInggi (Sumatra), dan bukit bukit lainya. 3. Gunung Gunung adalah bentuk muka bumi yang menonojol tinggi ke atas seperti kerucut. Gunung ada yang berapi (aktiv) dan ada pula yang mati (tidak aktiv). Gunung jika dilihat dari bagiannya terdiri atas 3 bagian, yaitu: o Puncak gunung (bagian atas) o Lereng gunung (bagian tengah) o Kaki gunung (bagian bawah). Salah satu bagian dari gunung adalah lereng. lereng gunung berdasarkan kemiringannya dibedakan menjadi 3, yaitu: o o o Lereng Landai (kemiringan kurang dari 45 derajat) Lereng curam (kemiringan lebih dari 45 derajat) Lereng tegak atau dinding (kemiringan 90 derajat) 4. Dataran tinggi (plato) Dataran tinggi adalah tanah datar yang tinggi dengan ketinggian ratusan sampai ribuan meter di atas permukaan air laut. Sedangkan daerah yang menonjol ke atas lebih tinggi dari daerah sekitarnya dan di puncaknya datar disebut plato. Plato bisa terletak atau terdapat di dataran tinggi bisa juga di dataran rendah. Beberapa contoh dataran tinggi, yaitu: Dataran tinggi Dieng (Jawa Tengah), Dataran Tinggi Deken (India), Dataran Tinggi Patagonia, Dataran TInggi Guyana, dan Dataran tinggi lainya. 5. Dataran Rendah Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi yang datar dan rendah dengan ketinggiannya 0-200 meter di atas permukaan laut. Dataran rendah biasanya tanahnya subur dan merupakan pusat pemukiman penduduk. Contoh dataran rendah di Indonesia yaitu dataran rendah Solo dan Dataran Rendah pantai Utara Jawa. 6. Depresi Kontinental Depresi Kontinental adalah bagian tanah daratan yang memiliki ketinggian di bawahpermukaan ari laut. Depresi kontinental ini tidak ada di Indonesia, Contoh depresi kontinental di dunia, antara lain: kota Amsterdam di negara Belanda yang dibangun di bawah permukaan air laut karena membendung teluk. 7. Lembah Lembah adalah bentuk muka bumi yang cekung biasanya dikelilingi gunung atau pegunungan bisa juga berupa bagian tepi sungai. Lembah secara umum kita kenal sebagai bagian bawah atau kaki gunung atau bagian tepi sungai. Jika di daerah sungai, lembah adalah dataran di sekitar atau kanan kiri daerah aliran sungai. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMBANGUNAN KENAMPAKAN BUATAN BAGI MASYARAKAT Pemerintah melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan tersebut dapat menimbulkan dampak negatif yang merugikan masyarakat di sekitarnya. Keuntungan masyarakat dari pembangunan kenampakan buatan: a. Masyarakat memperoleh manfaat langsung, seperti aliran irigasi, adanya listrik dari PLTA dan lain-lain b. Mendapat lapangan pekerjaan, contohnya masyarakat dapat membuka usaha warung di sekitar kawasan industri. c. Menambah pendapatan masyarakat. Adapun kerugian dari pembangunan kenampakan buatan adalah sebagai berikut. a. Lingkungan alam menjadi terganggu. b. Menimbulkan bencana. Misalnya pembangunan sungai yang tidak berjalan dengan baik justru mendatangkan banjir. c. Menimbulkan perpindahan penduduk. Penduduk banyak melakukan urbanisasi (perpindahan dari desa ke kota) untuk mendapatkan pekerjaan sehingga penduduk desa berkurang. Untuk memperkecil dampak negatif, perlu studi kelayakan yang dinamakan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). E. PEMBAGIAN WAKTU DI INDONESIA Tahukah kamu, sebenarnya bumi memiliki tiga garis khayal, yaitu: 1. Garis khatulistiwa/ekuator yaitu garis yang membagi bumi tepat di tengah wilayah utara dan selatan. Kota di Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa adalah Pontianak. 2. Garis lintang yaitu garis mendatar yang melingkari bumi. Garis lintang yang berada di sebelah atas khatulistiwa disebut garis lintang utara, sedangkan garis lintang yang berada di sebelah bawah khatulistiwa disebut garis lintang selatan. 3. Garis bujur/meridian yaitu garis yang ditarik dari kutub utara dan kutub selatan. Garis bujur 00 tepat melintasi Kota Greenwich, London, Inggris. Garis meridian pangkal atau (00) tersebut digunakan sebagai patokan waktu di seluruh dunia atau waktu internasional yang dikenal dengan nama waktu GMT (Greenwich Mean Time). Dan setiap jarak 150 terjadi perbedaan waktu 1 jam. Jika kita perhatikan peta Indonesia, letak wilayah Indonesia berada pada garis bujur 950 BT – 1410 BT. Ini berarti antara wilayah Indonesia paling barat dan paling timur terdapat selisih garis bujur 460. Dengan kata lain wilayah Indonesia dibagi atas tiga daerah waktu yaitu : Dari peta pembagian waktu tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Wilayah Waktu Indonesia Barat (WIB), meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Berpangkal pada garis bujur 1050 BT, sehingga mempunyai selisih 7 jam lebih awal dari Greenwich. 2. Wilayah Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi, Bali, NTB, dan NTT. Berpangkal dari garis bujur 1200 BT, sehingga mempunyai selisih 8 jam lebih awal dari Greenwich. 3. Wilayah Waktu Indonesia Timur (WIT), meliputi Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Berpangkal pada garis bujur 1350 BT, sehingga mempunyai selisih 9 jam lebih awal dari Greenwich.