BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Defenisi 2.1.1 Rangkaian Listrik Rangkaian listrik merupakan dasar dari teori rangkaian pada teknik elektro yang menjadi dasar atau fundamental bagi ilmu-ilmu lainnya seperti elektronika, sistem daya, sistem komputer, putaran mesin, dan teori control. Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup1. Rangkaian listrik dalam pengertian lain dapat juga diartikan sebagai komponen interkoneksi dari sekumpulan elemen atau penyusunnya ditambah dengan rangkaian penghubungnya dimana disusun dengan cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup2. Dengan kata lain hanya dengan satu lintasan tertutup saja kita dapat menganalisis suatu rangkaian. Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat penulis mulai dari titik yang dimaksud akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan tidak memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang kita tempuh. 1 2 Hartono, Bambang Prio, Rangkaian Listrik I, Andi, Yogyakarta, 2012, hlm. 2. Animous. 2014. Rangkaian Listrik. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Sirkuit_listrik , diakses 11 Januari 2011 19.35) 11 12 2.1.2 Analisa Rangkaian Mencari hubungan antara masukan dan keluaran pada rangkaian yang telah diketahui atau dengan kata lain mempelajari perilaku rangkaian, misalkan mencari keluaran tegangan atau arus ataupun menentukan energi (daya) yang dikirim3. Ada 2 cabang utama dari teori rangkaian (input, rangkaian, output) : 1. Analisa rangkaian (rangkaian dan input untuk mencari output) 2. Sintesa rangkaian (input dan output untuk mencari rangkaian) 2.1.3 Arus Listrik Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Rangkaian Listrik perlu kiranya di ketahui terlebih dahulu beberapa hal megenai apa itu yang dimaksud dengan listrik. Untuk memahami tentang listrik, maka perlu di ketahui terlebih dahulu pengertian dari arus. Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis : intensite), dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak4. Selama muatan tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang. Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya. Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton 3 4 Sudirham, Sudaryatno, Analisis Rangkaian Listrik I, Darpublic, Bandung, 2012, hlm. 3. Hartono, Bambang Prio, Rangkaian Listrik I, Andi, Yogyakarta, 2012, hlm 2 13 bermuatan + dan neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral. Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negatif. Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang digunakan untuk mengukur muatan listrik. Simbol : Q = muatan konstan q = muatan tergantung satuan waktu muatan 1 elektron = -1,6021 x 10-19 coulomb Secara matematis arus didefinisikan : i dqSatuannya : Ampere (A) dt Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi beda potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimana arah arus positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus negatif mengalir sebaliknya5. Macam-macam arus : 1. Arus Searah (Direct Current) Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu, artinya diaman pun kita meninjau arus tersebut pada wakttu berbeda akan mendapatkan nilai yang sama6. 5 Hayt Jr, William H, Kemmerly, Jack E, Durbin, Steven M, Engineering Circuit Analysis sixt edition, Erlangga, Jakarta, 2005, hlm 11 6 Hartono, Bambang Prio, Rangkaian Listrik I, Andi, Yogyakarta, 1998, hlm. 7 14 Gambar 2.1 Arus Searah (Direct Current/DC) 2. Arus bolak - balik (Alternating Current) Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu tertentu (mempunyai perioda waktu : T). Oleh karena itu bentuk aliran arus ini memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien7. Gambar 2.2 Arus bolak - balik (Alternating Current) 2.1.4 Tegangan Tegangan atau beda potensial (voltage) adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal ke terminal lainnya, atau pada kedua terminal akan mempunyai beda potensial jika menggerakkan muatan sebesar satu coulomb dari satu terminal ke terminal lainnya8. 7 8 Hartono, Bambang Prio, Rangkaian Listrik I, Andi, Yogyakarta, 1998, hlm. 8 Hayt Jr, William H, Kemmerly, Jack E, Durbin, Steven M, Engineering Circuit Analysis sixt 15 2.2 Elemen atau Komponen Dalam perancangan program ini dibutuhkan berbagai macam komponen pasif maupun komponen aktif. 2.2.1 Elemen Aktif Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus. 2.2.2 Elemen Pasif adalah elemen yang tidak dapat menghasilkan energi, Elemen Pasif dapat dikelompokkan menjadi elemen yang hanya dapat menyerap energi dalam hal ini hanya terdapat pada komponen resistor atau banyak juga yang menyebutkan tahanan atau hambatan dengan simbol R (Ω). Komponen P asif yang dapat menyimpan energi juga diklasifikasikan menjadi dua yaitu komponen atau elemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam hal ini induktor atau sering juga disebut sebagai lilitan, belitan atau kumparan dengan simbol L, dan komponen pasif yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam hal ini adalah kapasitor atau sering juga dikatakan dengan kondensator dengan simbol C 9. 9 edition, Erlangga, Jakarta, 2005, hlm 14 Edminister, Joseph A, Nahvi, Mahmood, Schaum’s Outlines Theory and Problems of ELECTRICAL CIRCUITS Fourth Editions I, Erlangga, Jakarta, 2004, hlm. 5 16 2.3 Komponen 2.3.1 Resistor Sering juga disebut dengan tahanan, hambatan, penghantar, atau resistansi dimana resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus , dan pembagi tegangan10. Nilai resistor tergantung dari hambatan jenis bahan resistor itu sendiri (tergantung dari bahan pembuatnya), panjang dari resistor itu sendiri dan luas penampang dari resistor itu sendiri. Secara matematis : dimana : ρ = hambatan jenis l = panjang dari resistor A = luas penampang Satuan dari resistor : Ohm (Ω) Jika suatu resistor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung dari resistor tersebut akan menimbulkan beda potensial atau tegangan. Hukum yang didapat dari percobaan ini adalah: Hukum Ohm. Gambar 2.3 Simbol Resistor 10 Sudirham, Sudaryatno, Analisis Rangkaian Listrik I, Darpublic, Bandung, 2012, hlm. 55 17 Secara umum resistor disimbolkan seperti pada gambar 2.4. Namun untuk resistor khusus ada variasi tersendiri sesuai dengan karakteristiknya (Electusdistribution). Gambar 2.4 Simbol Resistor dan Bentuk Fisik Resistor Resistor yang digunakan dalam kelistrikan dibedakan menjadi dua, yaitu resistor linier dan resistor nonlinier; atau, resistor tetap (fixid resistor) dan resistor tidak tetap (variabel resistor). Resistor linier adalah resistor yang bekerja sesuai dengan hukum ohm, yaitu: R= V I Dimana: R = Resistor (ohm) V= Tegangan (volt) I= Arus (ampere) Sedangkan resistor nonlinier adalah resistor yang besar tahanannya dapat berubah-ubah akibat pengaruh faktor luar seperti fotoresistor, thermistor dan LDR (Light Dependent Resistor), VDR (Voltage Dependent resistor), Trimmer Potensio, dan Potensiometer. 18 Resistor merupakan sebuah komponen yang bersifat pasif, berguna untuk mengatur serta menghambat arus listrik. Besar nilai tahanan resistor linier ditentukan oleh warna yang tertera pada badan resistor mempunyai nilai seperti yang tertera pada 11 . Warna-warna tersebut tabel 2.5 dibawah (Electusdistribution): 4 7 000 5% 1st digit 2rd digit 3rd digit Pengalian 0 0 0 1 1 1 1 10 1% 2 2 2 100 2% 3 3 3 1000 4 4 4 10,000 5 5 5 100,000 6 6 6 1,000,000 7 7 7 8 8 8 0,1 emas 5% emas 9 9 9 0.01 perak 10% perak 2 Tolesansi 7 0 00 1% Gambar 2.5 Simbol Warna pada Resistor 11 Theraja, Fundamental of Electrical Enginering and Electronics Sixth Edition, S Chand & Co (PUT) LTD, New Delhi, 1996, hlm 79 ini 19 Pembacaan tabel harus sesuai dengan urutan warna dan besar nilai untuk masing-masing warna pada setiap gelang. 2.3.2 Kapasitor Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan untuk menyimpan elektron-elektron atau energi listrik (menyimpan energi dalam bentuk medan listrik). Alat untuk menyimpan elektron-elektron ini namanya antara lain kapasitor atau juga disebut dengan kondensator dengan notasi “C” . Satuan dari kondensator ini adalah Farad. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.6. Kapasitor Berkutub / polar + Kapasitor tidak berkutub / non polar Gambar 2.6 Bentuk Fisik Kapasitor Kondensator itu terdiri dari dua pelat penghantar sejajar yang dipisahkan dielektrik isolasi. Besar kapasitas dari kondensator ini tergantung besar kecilnya luas pelat kondensator dan jenis dielektrikumnya ( ) serta jarak antara kedua plat kondensator tersebut. Pada dasarnya banyak tipe kondensator yang konstruksinya sangat mirip. Tipe-tipe pokoknya antara lain : kondensator kertas, kondensator film, 20 kondensator mika, kondensator keramik dan elektrolik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel12. Tabel 2.1 Dielektrikum Kondensator Nama Isolasi Dielektrikum Nama isolasi Dielektrikum Udara 1 Karet keras 2 –3 Nama Isolasi Dielektrikum Nama isolasi Dielektrikum Gelas 3–7 Porselin 5 Mika 5–7 Ebonit 3 Kertas minyak 5 Bakelit 2,5 Kertas biasa 2,5 Marmer 7–9 Kertas parafin 3 Kondensa 40 – 80 Fiber 4–5 Kerapar 80 Shellak 3–4 Aqudex 80 Dalam praktek biasanya satuan kondensator ini jarang digunakan Farad, tetapi satuan yang relative kecil seperti mikro farad (F), nano Farad (nF) dan piko Farad (pF) dimana 1 F = 106 F ; 1 F = 103nF dan 1 nF = 103 pF. Kegunaan dari kondensator ini bermacam-macam antara lain13 : 1. Sebagai penyimpanan energi listrik guna keperluan pengapian (Ignition). 2. Menahan arus DC. 3. Menghubung singkat sebuah pelawan bagi arus bolak balik; 4. Penapis (filtering). 12 Theraja, Fundamental of Electrical Enginering and Electronics Sixth Edition, S Chand & Co (PUT) LTD, New Delhi, 1996, hlm 83 13 Ibid, hlm 84 21 5. Penalaan (tuning). 6. Pengopelan sinyal dari satu sirkit ke sirkit yang lain. 7. Pembangkit gelombang bukan sinus, seperti gelombang gigi gergaji. Secara matematis : dimana : ε = permitivitas vahan (dialektrikum) A = luas penampang bahan d = jarak dua keping Satuan dari kapasitor : Farad (F) 2.3.3 Induktor Disebut sebagai induktan, lilitan, kumparan, atau belitan. Pada induktor mempunyai sifat dapat menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Satuan dari induktor : Henry (H) Gambar 2.7 Simbol Bentuk Induktor Arus yang mengalir pada induktor akan menghasilkan fluksi magnetik (φ ) yang membentuk loop yang melingkupi kumparan14. Jika ada N lilitan, maka total fluksi adalah : 14 Hayt Jr, William H, Kemmerly, Jack E, Durbin, Steven M, Engineering Circuit Analysis sixt edition, Erlangga, Jakarta, 2005, hlm 56 22 2.4 Hukum-hukum pada Rangkaian 2.4.1 Hukum Ohm Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan tersebut15, Secara matematis : V = I.R Dimana : I : Adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan Ampere (A). V : Adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt (V). R : Adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu penghantar dalam satuan ohm (Ω). 15 Animous. 2014. Hukum Ohm. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm, diakses 11 Januari 2011 20.15) 23 2.4.2 Hukum Kirchoff I / Kirchoff’s Current Law (KCL) Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau simpul sama dengan arus yang meninggalkan percabangan atau node atau simpul, dengan kata lain jumlah aljabar semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau node atau simpul sama dengan nol16. Dapat diilustrasikan bahwa arus yang mengalir sama dengan aliran sungai, dimana pada saat menemui percabangan maka aliran sungai tersebut akan terbagi sesuai proporsinya pada percabangan tersebut. Artinya bahwa aliran sungai akan terbagi sesuai dengan jumlah percabangan yang ada, dimana tentunya jumlah debit air yang masuk akan sama dengan jumlah debit air yang keluar dari percabangan tersebut. 2.4.3 Hukum Kirchoff II / Kirchoff’s Voltage Law (KVL) Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup sama dengan nol, atau penjumlahan tegangan pada masing-masing komponen penyusunnya yang membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai sama dengan nol17. 2.5 Hubungan antar Komponen 2.5.1 Rangkaian Sederhana Rangkaian Sederhana adalah suatu rangkaian listrik yang hanya memiliki satu komponen sebagai beban listriknya baik itu berupa komponen Resistor, Induktor maupun Kapasitor dan hanya memiliki satu lintasan tertutup atau closed circuit. Rangkaian Sederhana bisa juga di defenisikan sebagai hubungan antara 16 Hartono, Bambang Prio, Rangkaian Listrik I, Andi, Yogyakarta, 2012, hlm. 21. 17 Ibid, hlm. 21. 24 sumber tegangan, sumber arus dengan suatu komponen atau beban listrik dalam satu lintasan tertutup, Dimana akibat adanya komponen dalam satu lintasan tertutup maka akan timbul arus listrik. Rangkaian Sederhana terdiri atas 3 unsur yaitu : 1. Arus listrik yang mengalir pada rangkaian, satuan Ampere (A). 2. Sumber listrik atau tegangan listrik atau dalam satuan volt (V). 3. Beban listrik atau hambatan listrik (resistansi) dalam satuan ohm (Ω). Perhitungan pada Rangkaian Sederhana baik itu mengenai Tahanan, Tegangan dan Arus listrik adalah berdasarkan Hukum Ohm. Gambar 2.8 Rangkaian Sederhana 2.5.2 Rangkaian Seri Rangkaian ini adalah adalah suatu rangkaian listrik yang terdiri atas susunan komponen yang disusun secara sejajar dimana komponen-komponen dipasang berurutan dan berada dalam satu lintasan tertutup. 1. Sifat-sifat Rangkaian Seri a. Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama. b. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan. 25 c. Dalam rangkaian arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian. d. Jika salah satu komponen atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus terhenti18. 2. Rangkaian seri pada Resistor Gambar 2.9 Simbol Rangkaian Seri pada Resistor. Berikut adalah rumus dasar perhitungan hambatan pada resistor rangkaian seri. Gambar 2.10 Contoh Rangkaian Seri Resistor yang diberikan tegangan (V) 18 Animous. 2014. Rangkaian seri dan Paralel. (Online), (http://tianphysics.wordpress.com/ diakses 18 Januari 2014 13.20) 26 Pembagi Tegangan Dimana: Sehingga 2.5.3 Rangkaian Paralel Rangkaian ini adalah adalah suatu rangkaian listrik yang terdiri atas susunan komponen yang disusun secara berderet (paralel) dimana komponenkomponen dipasang secara paralel dan berada dalam satu lintasan tertutup. 27 1. Sifat-sifat Rangkaian Paralel a. Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber. b. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang. c. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.) d. Jika terjadi salah satu cabang tahanan paralel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut19. 2. Rangkaian Paralel pada Resistor Gambar 2.11 Simbol Rangkaian Paralel pada Resistor 19 Animous. 2014. Rangkaian seri dan Paralel. (Online), (http://tianphysics.wordpress.com/2013/11/05/rangkaian-seri-dan-rangkaian-paralel/ , diakses 18 Januari 2014 13.20) 28 Berikut adalah rumus dasar perhitungan hambatan pada resistor rangkaian seri. Gambar 2.12 Contoh Rangkaian Paralel pada Resistor Pembagi Arus: Dimana: 29 Sehingga: 2.6 Metode Analisis Rangkaian Metoda analisis rangkaian sebenarnya merupakan salah satu alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam menganalisis suatu rangkaian, bilamana konsep dasar atau hukum dasar seperti Hukum Ohm tidak dapat menyelesaikan permasalahan pada rangkaian tersebut, seperti pada rangkaian RLC dua loop atau rangkaian RLC tiga loop. Metode yang akan dipergunakan untuk menganalisi Rangkaian ada dua metode : analisis node, analisis mesh. 2.6.1 Analisis Node Node atau titik simpul adalah titik pertemuan dari dua atau lebih elemen rangkaian. Junction atau titik simpul utama atau titik percabangan adalah titik pertemuan dari tiga atau lebih elemen rangkaian. Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I (KCL) dimana jumlah arus yang masuk dan keluar dari titik percabangan akan sama dengan nol, dimana tegangan merupakan parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih mudah jika pencatunya semuanya adalah 30 sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan pada sumber searah (DC) maupun sumber bolak-balik (AC)20. Untuk lebih jelasnya mengenai dua pengertian dasar diatas, dapat dimodelkan sebagai berikut : Gambar 2.13 Analisis Node Jumlah node = 5, yaitu : a, b, c, d, e=f=g=h Jumlah junction = 3, yaitu : b, c, e=f=g=h Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis node, yaitu : a. Tentukan node referensi sebagai ground. b. Tentukan node voltage, yaitu tegangan antara node non referensi dan ground. c. Asumsikan tegangan node yang sedang diperhitungkan lebih tinggi daripada tegangan node manapun, sehingga arah arus keluar dari node tersebut positif. d. Jika terdapat N node, maka jumlah node voltage adalah (N-1). Jumlah node voltage ini akan menentukan banyaknya persamaan yang dihasilkan21. 20 Hayt Jr, William H, Kemmerly, Jack E, Durbin, Steven M, Engineering Circuit Analysis sixt edition, Erlangga, Jakarta, 2005, hlm 56 21 Ramdhani, Muhamad, Rangkaian Listrik, Lab. STT Telkom, Bandung, 2012, hlm. 60. 31 2.6.2 Analisis Mesh atau Arus Loop Arus loop adalah arus yang dimisalkan mengalir dalam suatu loop (lintasan tertutup). Arus loop sebenarnya tidak dapat diukur (arus permisalan). Berbeda dengan analisis node, pada analisis ini berprinsip pada Hukum Kirchoff II (KVL) dimana jumlah tegangan pada satu lintasan tertutup sama dengan nol atau arus merupakan parameter yang tidak diketahui. Analisis ini dapat diterapkan pada rangkaian sumber searah (DC) maupun sumber bolak-balik (AC). Hal-hal yang perlu diperhatikan : a. Buatlah pada setiap loop arus asumsi yang melingkari loop. Pengambilan arus loop terserah kita yang terpenting masih dalam satu lintasan tertutup. Arah arus dapat searah satu sama lain ataupun berlawanan baik searah jarum jam maupun berlawanan dengan arah jarum jam. b. Biasanya jumlah arus loop menunjukkan jumlah persamaan arus yang terjadi. c. Metoda ini mudah jika sumber pencatunya adalah sumber tegangan. d. Jumlah persamaan = Jumlah cabang – Jumlah junction + 122. 2.7 Listrik Arus Bolak Balik (AC) Arus AC atau kepanjangan dari Alternating Current adalah arus yang sifatnya selalu berubah-ubah, dimana di kenal dengan sebutan arus bolak-balik. Arus AC di sebut sebagai arus bolak –balik atau berubah-ubah karena berdasarkan gelombang sinus yang di hasilkan. Arus AC biasa di gunakan untuk tegangan 22 Ramdhani, Muhamad, Rangkaian Listrik, Lab. STT Telkom, Bandung, 2012, hlm. 62 32 listrik PLN sebesar misalnya 220 Volt 50 hertz, ini adalah tegangan standard untuk Indonesia. Suatu bentuk gelombang tegangan listrik bolak-balik dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.14. Vm Sin t Amplitudo t Gambar 2.14. Bentuk Gelombang Tegangan Listrik Bolak-Balik. Frekuensi dalam listrik AC merupakan banyaknya gelombang yang terjadi dalam satu detik. Jika waktu yang diperlukan oleh satu gelombang disebut periode (T) maka23 : f 2.7.1 1 1 atau T f T Sudut Fase dan Beda Fase Dalam rangkaian listrik arus bolak-balik sudut fase dan beda fase akan memberikan informasi tentang tegangan dan arus. Sedangkan beda fase antara tegangan dan arus pada listrik arus bolak-balik memberikan informasi tentang sifat beban dan penyerapan daya atau energi listrik. Dengan mengetahui beda fase 23 Ramdhani, Muhamad, Rangkaian Listrik, Lab. STT Telkom, Bandung, 2012, hlm. 143 33 antara tegangan dan arus dapat diketaui sifat beban apakah resistif, induktif atau kapasitif. 2.7.2 Tegangan Efektif dan Arus Efektif Tegangan listrik arus bolak – balik yang diukur dengan multimeter menunjukan tegangan efektif. Nilai tegangan dan arus efektif pada arus bolak – balik menunjukan gejala yang sama seperti panas yang timbul jika dilewati arus searah : Tegangan Efektif Tegangan Maksimum 2 = 0.707 Tegangan Maksimum Ief = I mak 2 = 0.707 Imax 2.7.3 Resistansi Semu pada Rangkaian Arus Bolak-Balik Yang dimaksud dengan rangkaian arus bolak-balik adalah hubungan listrik dari sumber energi listrik arus bolak-balik dengan satu atau lebih alat pemakai listrik. Energi ini dapat berupa generator arus bolak-balik, transformator atau jaringan arus bolak-balik. Suatu peralatan listrik secara ekivalen dapat terdiri sebuah resistor (R), reaktansi induktif (XL), atau reaktansi kapasitif (XC). Dalam pemakaian energi listrik seringkali dalam suatu rangkaian arus bolak-balik kita banyak mejumpai resistor-resistor tersebut dihubungkan secara paralel, seri atau hubungan campuran (seri-paralel). 34 Alat pemakai listrik itu dapat pula merupakan pesawat listrik, seperti motor-motor listrik. Motor listrik secara kelistrikan dapat digantikan atau dianalogikan sebagai rangkaian dari kombinasi sejumlah resistor dan reaktansi. Suatu permasalahan rangkaian arus bolak-balik adalah bagaimana menetapkan arus, tegangan dan perbedaan sudut fasa sebagai dasar untuk mengukur sumber dan alat pemakai energi listrik. Karena setiap alat energi listrik yang menggunakan arus bolak-balik pada dasarnya dapat diekivalenkan menjadi tiga buah resistor efektif/murni (R), reaktansi induktif (XL) dan reaktansi kapasitif (XC), dimana: a. Resistor efektif (resistor Ohm) R dimana memiliki arah yang sama (sudut beda fasa = 0). Nilai sesaat dari tegangan (v) dan arus (iR) mencapai lintasan nol positif (lintasan nol naik ke arah positif) dimulai secara bersamaan. Reaktansi induktif (XL) dimana arus dan tegangan bergeser sejauh 900. b. Vektor arus (iL) berada 900 di belakang vektor tegangan (v). c. Reaktansi kapasitif (XC) dimana arus dan tegangan bergeser sejauh 900. Vektor arus (iC) berada 900 di depan vektor tegangan (v). 2.7.4 Respon Elemen pada arus AC 1. Resistor dalam arus bolak – balik Rangkaian yang terdiri dari sebuah sumber tegangan bolak – balik dan sebuah resistor, Pada beban resistor murni tegangan dan arus mempunyai fasa sama (sefase)24. seperti Gambar di bawah 24 Ramdhani, Muhamad, Rangkaian Listrik, Lab. STT Telkom, Bandung, 2012, hlm. 156 35 Gambar 2.15 Rangkaian R, Bentuk Phasor, dan Bentuk Gelombang Listrik AC 2. Induktor murni dalam arus bolak – balik Bila tegangan bolak – balik dipasang pada induktor murni maka induktor menghasilkan ggl(gaya geral listrika) yang melawan sumber yang besarnya atau disebut juga dengan istilah reaktansi induktansi dengan notasi XL. Besarnya nilai reaktansi induktif tergantung dari besarnya nilai induktansi induktor L (Henry) dan frekuensi (Hz) arus bolak-balik. Gambar 2.16 memperlihatkan hubungan antara reaktansi induktif terhadap frekuensi arus bolak-balik. Gambar 2.16 Hubungan Reaktansi Induktif terhadap frekuensi. 36 Perbedaan sudut fasa antara arus (i) dan tegangan (v) pada induktor sebesar 900 berada pada kuadran 1 (tegangan mendahului 900 terhadap arus). Gambar 2.17 memperlihatkan hubungan arus-tegangan bolakbalik pada induktor, dimana arus pada saat t0 tertinggal 900 terhadap tegangan25. Gambar 2.17 Hubungan arus - tegangan pada induktor Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa induktor murni tidak menyerap daya listrik hanya menyimpan energi listrik sesaat dalam jumlah terbatas. 3. Kapasitor dalam arus bolak – balik Bilamana sebuah kapasitor dialiri arus bolak-balik, maka pada kapasitor tersebut akan timbul resistansi semu atau disebut juga dengan istilah reaktansi kapasitif dengan notasi (Xc). Besarnya nilai reaktansi kapasitif tersebut tergantung dari besarnya nilai kapasitansi suatu kapasitor (F) dan frekuensi (Hz) arus bolak-balik. Gambar 2.18 25 Surjono, Herman Dwi, Teknik Elektronika, PPPPTK/VEDC, Malang, 2002, hlm. 48 37 memperlihatkan hubungan antara resistansi semu (reaktansi kapasitif) terhadap frekuensi arus bolak-balik. Gambar 2.18. Hubungan reaktansi kapasitif terhadap frekuensi Besarnya reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan perubahan frekuensi dan kapasitansi suatu kapasitor, semakin kecil frekuensi arus bolak-balik dan semakin kecil nilai kapasitansi suatu kapasitor, maka semakin besar nilai reaktansi kapasitif (Xc) pada kapasitor, sebaliknya semakin besar frekuensi arus bolak-balik dan semakin besar nilai kapasitansi, maka semakin kecil nilai reaktansi kapasitif (Xc) pada kapasitor tersebut Hubungan ini dapat ditulis seperti persamaan berikut : 38 Xc 1 1 C 2fC Dimana : Xc = reaktansi kapasitif (resistansi semu) kapasitor dalam (Ω ) f = frekuensi arus bolak-balik dalam (Hz) C = nilai kapasitansi kapasitor (Farad) Perbedaan sudut fasa antara arus (i) dan tegangan (v) pada kapasitor sebesar -900 berada pada kuadran 4 (tegangan tertinggal 900 terhadap arus). Gambar 2.19 memperlihatkan hubungan arus-tegangan bolakbalik pada kapasitor, dimana arus pada saat t0 mendahului 900 derajad terhadap tegangan26. Gambar 2.19. Hubungan arus dan Tegangan pada Kapasitor 26 Surjono, Herman Dwi, Teknik Elektronika, PPPPTK/VEDC, Malang, 2002, hlm. 52 39 Karakteristik tegangan dan arus dari ketiga elemen pasif tersebut dapat dilihat dalam Tabel berikut27 . Tabel 2.2 Karakteristik tegangan dan arus R, L, dan C Sudut fasa arus Elemen Diagram Impedansi Dan tegangan V = Vm Sin t R Fasa sama i = Im Sin t i 2 L Arus ketinggalan 90 0 2 atau ½ B C Arus mendahului tegangan900 atau ½ 2.7.5 2 R v 2 2 2 XL= L = 2 A XC = 1 1 C 2 Rangkaian Listrik Arus AC a. Rangkaian RLC seri 27 Ramdhani, Muhamad, Rangkaian Listrik, Lab. STT Telkom, Bandung, 2012, hlm. 172 40 Gambar 2.20 Rangkaian Seri gabungan Gambar di atas menunjukan sebuah rangkaian listrik dengan arus bolakbalik dengan susunan seri yang terdiri dari T sebuah tegangan arus bolak-balik, kapasitor (C), Induktor (L), Hambatan (R) dan sebuah miliamperemeter (mA). Jika E adalah besarnya tegangan efektif dan ω besarnya frekuensi sudut dari sumber tegangan arus bolak-balik, maka besarnya arus efektif (I) yang mengalir melalui rangkaian tersebut adalah : I V R 2 X L X C 2 dimana : R = besarnya tahanan (Ohm) L = besarnya induktansi dari konduktor (Henry) C = besarnya kapasitansi dari kapasitor (Farad) I = kuat arus (Ampere) V = tegangan (Volt) ω = frekuensi sudut (radian per detik) 41 Jika nilai C diubah-ubah besarnya, maka akan terdapat harga I yang mencapai harga maksimum. Harga arus maksimum itu dicapai pada saat harga : C 1 2L Dan besarnya kuat arus : I max E R Rangkaian listrik dimana I mencapai maksimum dan harga C 1 disebut : 2L dalam keadaan resonansi seri28. b. Rangkaian paralel Gambar 2.21 Rangkaian Paralel gabungan Gambar 2.21 menunjukkan sebuah rangkaian arus bolak-balik dengan susunan paralel dengan induktor (termasuk hambatannya) dengan kapasitor kemudian disusun seri dengan miliamparemeter ke sumber tegangan arus bolak- 28 Animous. 2014. Parallel and Series Resonance. (Online), (http://powerelectrical.blogspot.com/2007/03/parallel-and-series-resonance.html, diakses 20 Januari 2014 20.10) 42 balik. Jika E tegangan efektif dari sumber tegangan, maka kuat arus efektifnya adalah : I E 2 C 2 1 2 2 LC R 2 2 L2 Jika C diubah-ubah besarnya, maka akan terdapat harga I yang mencapai harga minimum. Harga arus minimum itu dapat dicapai pada saat harga : C 1 R2 2 L L dan besar kuat arus : I ER R 2 L2 2 Seperti halnya pada rangkaian seri, maka pada saat arus mencapai harga minimum, maka rangkaian tersebut : dalam keadaan resonansi paralel. 2.8 Daya Listrik dan Faktor Daya 2.8.1 Pengertian Daya Listrik Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt. Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetik (motor listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik atau penyimpan energi seperti baterai. Daya listrik juga bisa di defenisikan sebagai energi yang dibutuhkan peralatan listrik untuk bekerja secara normal atau perkalian antara tegangan yang 43 diberikan dengan hasil arus yang mengalir. Secara matematis dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut. P = V.I Daya listrik secara vektoris pada rangkaian listrik AC digambarkan sebagai tiga buah komponen (jenis) daya, yaitu: 1. Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Misalnya energi panas, cahaya, mekanik dan lain – lain. P = V x I x cos φ 2. Daya reaktif (Reactive Power) yaitu energi yang diperlukan oleh peralatan listrik yang bekerja dengan sistem elektromagnet untuk pembentukan medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain – lain. Satuan daya reaktif adalah Var. Q = V x I x sin φ 3. Daya Nyata/Semu (Apparent Power), yaitu adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA. S=VxI Pada gambar di bawah ini, dapat dilihat bentuk segitiga daya29. 29 Hayt Jr, William H, Kemmerly, Jack E, Durbin, Steven M, Engineering Circuit Analysis sixt edition, Erlangga, Jakarta, 2005, hlm 357 44 Daya Nyata (VA) Daya Reaktif (VAr) Daya Aktif (W) Gambar 2.22 Segitiga daya Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan matematika antara tipe-tipe daya yang berbeda (Apparent Power, Active Power dan Reactive Power) berdasarkan prinsip trigonometri. 2.8.2 Faktor daya Faktor Daya adalah besarnya sudut fasa yang terjadi dari perbandingan antara daya aktif (Watt) dengan daya semu (VA) yang telah kita pakai, semakin kecil sudut fasanya maka daya yang sebenarnya kita pakai akan semakin mendekati daya aktif, begitu pula sebaliknya. Atau juga dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (Watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda sudut fasa antara V dan I. Faktor daya dinotasi sebagai cos φ, sehingga dapat ditulis seperti persamaan di bawah ini30: Faktor Daya = Daya Aktif (P) / Daya Nyata (S) = kW / kVA = V.I Cos φ / V.I 30 Hayt Jr, William H, Kemmerly, Jack E, Durbin, Steven M, Engineering Circuit Analysis sixt edition, Erlangga, Jakarta, 2005, hlm 358 45 = Cos φ Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 – 1 dan dapat juga dinyatakan dalam persen. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati satu. 1. Resistif Apabila vektor antara arus dan tegangan terletak pada satu garis (sudut apitnya = 00), beban resistif yang merupakan suatu resistor murni, contoh : lampu pijar, pemanas. Beban ini hanya menyerap daya aktif dan tidak menyerap daya reaktif sama sekali. Tegangan dan arus se-fasa. Secara matematis dinyatakan31: R=V/I V I r1 r2 Gambar 2.23 Aljabar fasor beban resistif 2. Faktor Daya Tertinggal (Lagging) Faktor daya yang tertinggal terdapat pada beban yang bersifat induktif. Beban induktif adalah beban yang mengandung kumparan kawat yang dililitkan pada sebuah inti biasanya inti besi, contoh : motor – motor listrik, induktor dan transformator. Beban ini mempunyai faktor daya antara 0 – 1 “lagging”. Beban ini menyerap daya aktif (kW) dan daya reaktif (kVAR). Tegangan mendahului arus sebesar φ°. Secara matematis dinyatakan : XL = 2πf.L 31 Hayt Jr, William H, Kemmerly, Jack E, Durbin, Steven M, Engineering Circuit Analysis sixt edition, Erlangga, Jakarta, 2005, hlm 363 46 r2 r1 I V Gambar 2.24 Aljabar fasor beban induktif Gambar 2.25 Faktor Daya Lagging Gambar 2.26 Arus, tegangan dan GGL induksi-diri pada beban induktif 3. Faktor Daya Mendahului (Leading) Faktor daya yang mendahului terdapat pada beban yang bersifat kapasitif. Beban kapasitif adalah beban yang mengandung suatu rangakaian kapasitor. Beban ini mempunyai faktor daya antara 0 – 1. Beban ini menyerap daya aktif (kW) dan mengeluarkan daya reaktif (kVAR). Arus mendahului tegangan sebesar φ° (Leading). Secara matematis dinyatakan32 : 32 Hayt Jr, William H, Kemmerly, Jack E, Durbin, Steven M, Engineering Circuit Analysis sixt edition, Erlangga, Jakarta, 2005, hlm 367 47 XC = 1 / 2πfC I r1 r2 V Gambar 2.27 Aljabar fasor beban kapasitif Gambar 2.28 Faktor Daya Leading Gambar 2.29 Arus, tegangan dan GGL induksi-diri pada beban kapasitif 48 Apabila factor daya jelek (rendah), maka akan berakibat : a. Besarnya pemakaian daya listrik dari daya yang sebenarnya di butuhkan oleh beban listrik, contoh : untuk menghidupkan Air Conditioning yang hanya berdaya 700 watt maka daya yang dibutuhkan adalah sebesar 1300 watt. b. Mutu listrik menjadi rendah karena tegangan jatuh (voltage drops). c. Efesiensi daya listrik menjadi rendah. d. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR. e. Merugikan konsumen. 2.8.3 Perbaikan Faktor Daya Faktor daya menentukan nilai guna dari daya yang dapat digunakan. Faktor daya yang optimal memiliki Cos φ hampir mendekati satu. Faktor daya yang lagging maupun leading bersifat memperkecil nilai guna tersebut. Hanya saja umumnya banyaknya beban induktif yang digunakan pada rumah tangga, sehingga faktor dayanya lagging. Untuk mengantisipasi agar nilai gunanya tidak terlalu merosot jauh, maka sistem tenaga listrik yang ada tersebut dihubungkan dengan kapasitor (diparalel), dengan kata lain memasok daya reaktif (yang dihasilkan kapasitor) ke beban induktif yang membutuhkan daya reaktif. Pada gambar 2.30, dapat dilihat proses perbaikan faktor daya33. 33 Hayt Jr, William H, Kemmerly, Jack E, Durbin, Steven M, Engineering Circuit Analysis sixt edition, Erlangga, Jakarta, 2005, hlm 369 49 S1 Q1 1 P1 (a) S1 Q(L) S2 S1 S2 1 2 Q2 P2 Q2 P1 2 P1 P2 Q(C) (b) (c) Gambar 2.30 Perbaikan faktor daya Dimana: S1 : Daya semu sebelum faktor daya diperbaiki (VA) S2 : Daya semu sesudah faktor daya diperbaiki (VA) Q2 : Daya reaktif setelah perbaikan faktor daya (VAR) QL= Q1 : Daya reaktif sebelum perbaikan faktor daya (VAR) QC : Daya reaktif setelah perbaikan faktor daya (VAR) Φ1 : Sudut faktor daya awal. Φ2 : Sudut faktor daya setelah diperbaiki. Pada gambar 2.30 (a). Misalkan suatu jaringan memikul beban induktif, dengan daya terpasang (daya semu) sebesar S1 yang diberikan oleh perusahaan PLN. Karena sifat listriknya induktif, yang membutuhkan daya reaktif sebesar Q1 50 =Q(L), maka akan memberikan sudut cosinus (faktor daya) sebesar φ1 dan besarnya daya yang dapat terpakai sebesar P1. Apabila diberikan daya reaktif yang kapasitif sebesar Q(1) seperti terlihat pada gambar 2.30 (b), maka pengurangan secara vektoris Q(L) – Q(C) = Q2. Besarnya daya yang terpasang tetap S1=S2, serta besarnya daya reaktif telah ditetapkan sebesar Q2. Pada gambar 2.30 (c) dapat di lihat, sudut faktor dayanya mengecil (φ1 < φ2) dan daya aktifnya membesar (P1 < P2). Perbaikan faktor daya dapat dilakukan dengan memasang kapasitor yang dihubungkan paralel dengan beban. Penambahan kapasitor ini akan memberikan daya reaktif kapasitof sebagai kompensasi dari daya reaktif induktif sistem sebelumnya sehingga daya semu diharapkan sama dengan daya nyatanya. Dengan kata lain cos φ atau faktor daya mendekati satu dan arus bebannya akan sefasa dengan tegangan beban. Kapasitor ini biasa dikenal sebagai Capasitor Bank. 2.9 Pengaruh Pemasangan Alat Perbaikan Faktor Daya Perbaikan faktor daya bertujuan untuk memperbaiki faktor daya dari sistem dimana alat ini dipasang. Peningkatan faktor daya akan menimbulkan beberapa pengaruh yang menguntungkan, yaitu: 1. Pengurangan rugi-rugi daya di saluran. 2. Kenaikan tegangan. 3. Tagihan listrik akan menjadi kecil (PLN akan memberikan denda jika pf lebih kecil dari 0,85) . 4. Kapasitas distribusi sistem tenaga listrik akan meningkat. 5. Mengurangi rugi – rugi daya pada sistem. 51 2.10 Pengertian Visual Basic 2.10.1 Mengenal Visual Basic 6 Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah atau instruksi-instruksi yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Visual Basic kini seakan-akan menjadi kiblat bagi para software developer, dan menjadi salah satu bahasa yang wajib dipelajari oleh berbagai kalangan. Visual Basic (yang sering juga disebut dengan VB) selain disebut sebagai sebuah bahasa pemrograman, juga sering disebut sebagai sarana (tool) untuk menghasilkan program-program aplikasi berbasiskan windows. Beberapa kemampuan atau manfaat dari Visual Basic34 diantaranya seperti : 1. Untuk membuat program aplikasi berbasis Windows. 2. Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti misalnya kontrol ActiveX, file Help, aplikasi Internet, dan sebagainya. 3. Menguji program (debugging) dan menghasilkan program akhir berakhiran EXE yang bersifat executable, atau dapat langsung dijalankan. Bagi programmer pemula yang baru ingin belajar program, limgkungan Visual Basic dapat membantu membuat program berbasis Windows dengan sekejap mata. Sedang bagi programmer tingkat lanjut, kemampuannya yang besar dapat digunakan untuk membuat program-program yang kompleks, misalnya seperti dalam lingkungan networking atau client-server. 34 Andy, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic , (Yogyakarta: Andy Offset, 2009), hlm. 24 52 Bahasa Visual Basic cukup sederhana dan menggunakan kata-kata bahasa Inggris yang umum digunakan. Andapun tidak perlu lagi menghapalkan sintakssintaks maupun format-format bahasa yang bermacam-macam. Di dalam Visual Basic semuanya sudah disediakan dalam pilihan-pilihan yang tingal diambil sesuai kebutuhan. Selain itu sarana pengembangannya yang bersifat visual memudahkan anda untuk mengembangkan program aplikasi berbasis Windows, bersifat mouse-driven (digerakkan dengan mouse), dan berdaya guna tinggi. Visual Basic adalah sebuah sarana pembuat program yang lengkap namun mudah. Siapapun yang bisa menggunakan Windows, ia pasti bisa membuat program dengan Visual Basic. Anda hanya perlu tahu cara menggunakan mouse, memanipulasi jendela, serta logika pemrograman untuk membuat sebuah aplikasi Visual Basic. Sejak dikembangkan pada tahun 1980-an, Visual Basic kini telah mencapai versinya yang ke-6. Beberapa keistimewaan utama dari Visual Basic 6.0 ini diantaranya seperti : 1. Menggunakan platform pembuatan program yang diberi nama Developer Studio, yang memiliki tampilan dan sarana yang sama dengan Visual C++ dan Visual J++. Dengan begitu Anda dapat bermigrasi atau belajar bahasa pemrograman lainya dengan mudah dan cepat, tanpa harus belajar dari awal lagi. 2. Memiliki compiler andal yang dapat menghasilkan file executable yang lebih cepat dan lebih efisien dari sebelumnya. 53 3. Memiliki beberapa tambahan sarana Wizard yang baru. Wizard adalah sarana yang mempermudah di dalam pembuatan aplikasi dengan mengotomatisasi tugas-tugas tertentu. 4. Tambahan kontrol-kontrol baru yang lebih canggih serta peningkatan kaidah struktur bahasa Visual Basic. 5. Kemampuan membuat ActiveX dan fasilitas Internet yang lebih banyak. 6. Sarana akses data yang lebih cepat dan andal untuk membuat aplikasi database yang berkemampuan tinggi. 7. Visual Basic 6.0 memiliki versi atau edisi yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya. Seperti aplikasi-aplikasi komersil lainnya, Visual Basic juga dipasarkan dalam berbagai jenis atau versi. Beberapa versi dari Visual Basic 6.0 yang ada di pasaran diantaranya adalah : 1. Standard Edition (Learning Edition) Ini adalah versi standar yang sudah mencakup berbagai sarana dasar dari Visual Basic 6.0 untuk mengembangkan aplikasi. 2. Professional Edition Versi ini memberikan berbagai sarana ekstra yang dibutuhkan oleh para programmer professional. Misalnya seperti kontrol-kontrol tambahan, dukungan untuk pemrograman internet, compiler untuk membuat file Help, serta sarana pengembangan database yang lebih baik. 54 3. Enterprise Edition Versi ini dikhususkan untuk para programmer yang ingin mengembangkan aplikasi remote computing atau client server. Biasanya versi ini digunakan untuk membuat aplikasi pada jaringan. Visual Basic juga merupakan sebuah program aplikasi Windows. Oleh sebab itu, Anda juga harus menjalankannya dari dalam Windows dari menu Start >Program >Microsoft Visual Studio 6.0 >Microsoft Visual Basic 6.0, maka akan muncul seperti gambar berikut : Gambar 2.31 Kotak dialog New Project35 Sebuah kotak dialog seperti pada Gambar 2.31 akan muncul saat Anda memulai Visual Basic. Disini Anda bisa memilih jenis aplikasi yang akan Anda 35 Andy, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic , (Yogyakarta: Andy Offset, 2009), hlm. 25 55 buat dengan Visual Basic. Biasanya untuk membuat program aplikasi standar, pilihlah Standard EXE, lalu klik tombol Open. Setelah Visual Basic dijalankan, akan muncul sebuah layar seperti Gambar 2.32 Layar ini adalah lingkungan pengembangan aplikasi Visual Basic yang nantinya akan Anda gunakan untuk membuat program-program aplikasi pada Visual Basic. Control Menu Menu Toolbar Project Explor er Tool box Form Window Properties Window Form Layout Window Gambar 2.32 Lingkungan Visual Basic 6.036 36 Andy, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic , (Yogyakarta: Andy Offset, 2009), hlm. 26 56 Layar Visual basic adalah suatu lingkungan besar yang terdiri dari beberapa bagian-bagian kecil yang kesemuanya memiliki sifat : 1. Floating : dapat digeser-geser ke posisi mana saja. Untuk menggeser elemen layar Visual Basic , klik dan tahan tombol mouse pada judul (Title Bar) elemen tersebut, lalu geserlah ke tempat yang diinginkan. 2. Sizeable : dapat diubah-ubah ukurannya, seperti Anda mengubah ukuran jendela Windows. Untuk mengubah ukuran suatu elemen atau jendela, klik dan tahan tombol mouse pada sisi (border) jendela tersebut, lalu geserlah hingga ke ukuran yang diinginkan. 3. Dockable : dapat menempel dengan bagian lain yang berdekatan. Untuk menempelkan elemen layar Visual basic ke elemen lainnya, cukup tempelkan sisi-sisi elemen tersebut, dan secara otomatis akan menempel ke tempat yang anda inginkan. Control Menu adalah menu yang digunakan terutama untuk memanipulasi jendela Visual Basic. Dari menu ini Anda bisa mengubah ukuran, memindahkan, atau menutup jendela Visual Basic atau jendela Windows lainnya. Untuk mengaktifkan Control Menu ini, klik tombol mouse pada pojok kiri atas jendela seperti pada gambar 2.33. 57 Restore : mengubah ukuran jendela ke ukuran sebelumnya Move : untukmemindahkan letak jendela. Size : untuk mengubah ukuran jendela. Minimize : untuk meminimalkan ukuran jendela. Maximize : untuk memaksimalkan ukuran jendela. Close : untuk menutup jendela. Gambar 2.33 Jendela Control Menu37 Menu Visual Basic berisi semua perintah Visual Basic yang dapat Anda pilih untuk melakukan tugas tertentu. Untuk memilih menu pada Visual Basic dapat dilakukan dengan : 1. Klik mouse pada menu dan submenu. 2. Tekan ALT dan karakter bergaris bawah untuk memilih menu. Misalnya ALT+F untuk membuka menu File. 3. Beberapa perintah juga memiliki shortcut (tombol cepat), seperti misalnya CTRL+N untuk membuat proyek baru dan sebagainya. Gambar 2.34 Menu pada Visual Basic38 Toolbar adalah tombol-tombol yang mewakili suatu perintah tertentu dari Visual Basic. Setiap tombol tersebut dapat langsung diklik untuk melakukan 37 Andy, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic , (Yogyakarta: Andy Offset, 2009), hlm. 26 38 Ibid, hlm. 31 58 perintah tertentu. Biasanya tombol-tombol ini merupakan perintah-perintah yang sering digunakan dan tedapat pula pada menu Visual Basic. Untuk menampilkan macam-macam toolbar yang ada, pilih menu View >Toolbars. Add Project : menambahkan proyek ke dalam proyek yang sudah ada. Add Item : menambahkan komponen atau objekke dalam jendela Form. Menu Editor : menampilkan Menu Editor untuk mengubah tampilan menu. Open Project : membuka proyek Visual Basic yang sudah ada. Save Project Group : menyimpan proyek Visual basic yang sudah ada. Cut : memotong elemen yang dipilih pada layar. Copy : meng-copy elemen yang dipilih pada layar. Paste : menyalin elemen yang sebelumnya sudah dipotong (cut) atau disalin (copy). Find : mencari teks tertentu. Undo : membatalkan perintah atau tindakan yang terakhir. Redo : mengulangi perintah atau tindakan terakhir yang dibatalkan. Start : menjalankan proyek yang dibuat pada Visual Basic. Break : menghentikan running program untuk sementara. End : menhentikan running program. 59 Project Explorer : menampilkan jendela Project Explorer. Properties Window : menampilkan jendela properties. Form Layout Window : menampilkan jendela Form Layout Window. Object Browser : menampilkan jendela Object Browser. Toolbox : menampilkan jendela Toolbox. Data View Window : menampilkan jendela Data View Window. Visual Component Manager : menampilkan jendela Visual Component Form Window atau jendela Form adalah daerah kerja utama, dimana Anda akan membuat program-program aplikasi Visual Basic. Pada form ini, Anda akan meletakkan berbagai macam objek interaktif seperti teks, gambar, tombol-tombol perintah, scrollbar, dan sebagainya. Jendela form ini pada awalnya kelihatan kecil, tetappi ukurannya bisa diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan aplikasi anda. Apabila program aplikasi Anda dijalankan, semua yang terdapat di dalam Form akan ditampilkan pada layar Window. Jendela Form inilah yang nantinya akan menjadi latar belakang dari aplikasi Anda. 60 Gambar 2.35 Jendela Form dan Form yang sudah jadi dan dijalankan Toolbox adalah sebuah “kotak peranti” yang mengandung semua objek atau kontrol yang dibutuhkan untuk membentuk suatu program aplikasi. Kontrol adalah suatu objek yang akan menjadi interface (penghubung) antara program aplikasi dan user-nya, dan kesemuanya harus diletakkan di dalam jendela Form. Apabila Anda pertama kali menjalankan Visual Basic, maka Toolbox akan ditampilkan di sebelah kiri layar dan berisi objek-objek standar yang akan selalu muncul setiap kali Visual Basic dijalankan. Untuk menambahi objek pada Toolbox ini dengan memilih menu Project >Components. Jika Anda menggunakan Visual Basic versi Professional Edition atau Enterprise Edition , 61 ada beberapa objek lain yang bisa ditambahkan yang tidak terdapat pada Standard Edition. Gambar 2.36 Toolbox Standard pada Visual Basic Jendela Project Explorer adalah jendela yang mengandung semua file di dalam aplikasi Visual Basic Anda. Setiap aplikasi dalam Visual Basic disebut dengan istilah project (proyek), dan setiap proyek bisa mengandung lebih dari satu file. Pada Project Explorer ditampilkan semua file yang terdapat pada aplikasi (proyek) Anda, misalnya form, modul, class dan sebagainya. 62 Gambar 2.37 Jendela Project Explorer Jendela Properties adalah jendela yang mengandung semua informasi mengenai objek yang terdapat pada aplikasi Visual Basic Anda. Properti adalah sifat dari sebuah objek, misalnya seperti namanya, warna, ukuran, posisi dan sebagainya. Anda akan mengatur bentuk dan karakteristik dari setiap objek melalui jendela Properties ini. Di bagian paling atas dari jendela properties ini terdapat kotak yang menunjukkan nama objek yang sedang aktif, sedang propertinya ditampilkan di bagian bawah dari jendela Properties tersebut. Gambar 2.38 Jendela Properties 63 Form Layout Window adalah jendela yang menggambarkan posisi dari form yang ditampilkan pada layar monitor. Posisi form pada Form Layout Window inilah yang merupakan petunjuk dimana aplikasi anda akan ditampilkan pada layar monitor saat dijalankan nanti. Gambar 2.39 Form Layout Window Anda bisa menampilkan Form Layout Window ini dengan memilih menu View > Form Layout Window. Jendela Code adalah salah satu jendela yang penting di dalam Visual Basic. Jendela ini berisi kode-kode program yang merupakan instruksi-instruksi untuk aplikasi Visual Basic Anda. Setiap objek pada Visual Basic dapat Anda tambahi dengan kode-kode program untuk melakukan tugas-tugas tertentu, misalnya menutup aplikasi, membatalkan perintah dan sebagainya. 64 Gambar 2.40 Jendela Code Pada saat Anda menjalankan Visual Basic, jendela ini tidak akan ditampilkan pada layar. Untuk menampilkannya, ada beberapa cara yaitu : 1. Pilih menu View >Code 2. Klik ganda objek tertentu pada Form Window, atau 3. Klik kanan pada komponen yang diinginkan, lalu pilih View Code. Implementasinya dalam sebuah aplikasi misalnya anda membuat form, maka form tersebut memiliki property, method, dan event. Sebagaimana pemrograman visual lain seperti Delphi dan Java, VB juga bersifat event driven progamming. Artinya anda dapat menyisipkan kode program pada event yang dimiliki suatu obyek. 2.10.2 Memahami Istilah Object, Property, Method dan Event Dalam pemrograman berbasis obyek (OOP)39, anda perlu memahami istilah object, property, method dan event sebagai berikut : 39 Achmad Basuki, Pengenalan VB 6.0 , (Surabaya: 2006), hlm. 1 65 Object : komponen di dalam sebuah program Property : karakteristik yang dimiliki object Method : aksi yang dapat dilakukan oleh object Event : kejadian yang dapat dialami oleh object Sebagai ilustrasi anda dapat menganggap sebuah mobil sebagai obyek yang memiliki property, method dan event. Perhatikan gambar berikut : Gambar 2.41 Ilustrasi Pemrograman OOP Implementasinya dalam sebuah aplikasi misalnya anda membuat form, maka form tersebut memiliki property, method, dan event. Sebagaimana pemrograman visual lain seperti Delphi dan Java, VB juga bersifat event driven progamming. Artinya anda dapat menyisipkan kode program pada event yang dimiliki suatu obyek. 66 2.11 Unified Modelling Language (UML) 2.11.1 Sejarah Singkat Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk menentukan, visualisasi, merancang dan mendokumentasikan artifact5 dari sistem software, untuk memodelkan bisnis dan sistem non software lainnya. UML merupakan suatu kumpulan teknik terbaik yang telah terbukti sukses dalam memodelkan sistem yang besar dan kompleks. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa-bahasa berorientasi objek seperti C++, Java, VB.NET. Walaupun demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi prosedural dalam VB atau C. Seperti bahasa-bahasa lainnya,UML Mendefinisikan notasi dan syntax (semantik). Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering). 67 2.11.2 Notasi dalam UML 1. Actor Actor menggambarkan segala pengguna software aplikasi (user). Actor memberikan suatu gambaran jelas tentang apa yang harus dikerjakan software aplikasi. Sebagai contoh sebuah actor dapat memberikan input kedalam dan menerima informasi dari software aplikasi, perlu dicatat bahwa sebuah actor berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki kontrol atas use case. Sebuah actor mungkin seorang manusia, satu device, hardware atau sistem informasi lainnya. Gambar 2.42 Notasi Actor 2. Use Case Use case menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan actor dan sistem untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Walaupun menjelaskan kegiatan, namun use case hanya menjelaskan apa yang dilakukan oleh actor dan sistem bukan bagaimana actor dan sistem melakukan kegiatan tersebut. Use-case Konkret adalah use case yang dibuat langsung karena keperluan actor. Actor dapat melihat dan berinisiatif terhadapnya Use-case Abstrak adalah use case yang tidak pernah berdiri sendiri. Use case abstrak senantiasa termasuk didalam (include), diperluas dari (extend) atau memperumum (generalize) use case lainnya. 68 Untuk menggambarkannya dalam use case model biasanya digunakan association relationship yang memiliki stereotype include, extend atau generalization relationship. Hubungan include menggambarkan bahwa suatu use case seluruhnya meliputi fungsionalitas dari use case lainnya. Hubungan extend antar use case berarti bahwa satu use case merupakan tambahan fungsionalitas dari use case yang lain jika kondisi atau syarat tertentu terpenuhi. Gambar 2.43 Notasi Use Case 3. Class diagram Class merupakan pembentuk utama dari sistem berorientasi obyek, karena class menunjukkan kumpulan obyek yang memiliki atribut dan operasi yang sama. Class digunakan untuk mengimplementasikan interface. Class digunakan untuk mengabstraksikan elemen-elemen dari sistem yang sedang dibangun. Class bisa merepresentasikan baik perangkat lunak maupun perangkat keras, baik konsep maupun benda nyata. Gambar 2.44 Notasi Class 69 4. Interface Interface merupakan kumpulan operasi tanpa implementasi dari suatu class. Implementasi operasi dalam interface dijabarkan oleh operasi didalam class Oleh karena itu keberadaan interface selalu disertai oleh class yang mengimplementasikan operasinya. Interface ini merupakan salah satu cara mewujudkan prinsip enkapsulasi dalam obyek. Gambar 2.45 Notasi Interface 5. Interaction Interaction digunakan untuk menunjukkan baik aliran pesan atau informasi antar obyek maupun hubungan antar obyek. Biasanya interaction ini dilengkapi juga dengan teks bernama operation signature yang tersusun dari nama operasi, parameter yang dikirim dan tipe parameter yang dikembalikan. Gambar 2.46 Notasi Interaction 6. Note Note digunakan untuk memberikan keterangan atau komentar tambahan dari suatu elemen sehingga bisa langsung terlampir dalam model. Note ini bisa disertakan ke semua elemen notasi yang lain. 70 Gambar 2.47 Notasi Note 7. Dependency Dependency merupakan relasi yang menunjukan bahwa perubahan pada salah satu elemen memberi pengaruh pada elemen lain. Elemen yang ada di bagian tanda panah adalah elemen yang tergantung pada elemen yang ada dibagian tanpa tanda panah. Terdapat 2 stereotype dari dependency, yaitu include dan extend. Include menunjukkan bahwa suatu bagian dari elemen (yang ada digaris tanpa panah) memicu eksekusi bagian dari elemen lain (yang ada di garis dengan panah). Extend menunjukkan bahwa suatu bagian dari elemen di garis tanpa panah bisa disisipkan kedalam elemen yang ada di garis dengan panah. Gambar 2.48 Notasi Dependency 8. Association Association menggambarkan navigasi antar class (navigation), berapa banyak obyek lain yang bisa berhubungan dengan satu obyek (multiplicity antar class) dan apakah suatu class menjadi bagian dari class lainnya (aggregation). Navigation dilambangkan dengan penambahan tanda panah di akhir garis. Bidirectional navigation menunjukkan bahwa dengan mengetahui salah satu class bisa didapatkan informasi dari class lainnya. Sementara UniDirectional navigation hanya dengan mengetahui class diujung garis association tanpa panah 71 kita bisa mendapatkan informasi dari class di ujung dengan panah, tetapi tidak sebaliknya. Aggregation mengacu pada hubungan “has-a”, yaitu bahwa suatu class memiliki class lain, misalnya Rumah memiliki class Kamar. Gambar 2.49 Notasi Association 9. Generalization Generalization menunjukkan hubungan antara elemen yang lebih umum ke elemen yang lebih spesifik. Dengan generalization, class yang lebih spesifik (subclass) akan menurunkan atribut dan operasi dari class yang lebih umum (superclass) atau “subclass is superclass”. Dengan menggunakan notasi Generalization ini, konsep inheritance dari prinsip hirarki dapat dimodelkan. Gambar 2.50 Notasi Generalization 10. Realization Realization menunjukkan hubungan bahwa elemen yang ada di bagian tanpa panah akan merealisasikan apa yang dinyatakan oleh elemen yang ada di bagian dengan panah. Misalnya class merealisasikan package, component merealisasikan class atau interface. Gambar 2.51 Notasi Realization