Mekstat Chap 7a Aplikasi Distribusi Fermi Dirac part 1

advertisement
Chap 7a
Aplikasi Distribusi
Fermi Dirac
(part-1)
Teori Bintang Katai Putih
• Apakah bintang Katai Putih
– Bintang yg warnanya pudar/pucat krn hanya memancarkan
sedikit cahaya krn supply hidrogennya sudah tinggal sedikit
berubah menjadi helium.
• Tipikal data bintang katai putih
– Isi : sebagian besar helium
– Kerapatan massa 107 gr/cm3 (107 0)
– Massa : 1033 gr ( 1 MO)
– Suhu pusat : 107 K (=T0 )
Teori Bintang Katai Putih
• Jadi bintang katai putih : suhu tinggi dengan tekanan tinggi.
Sehingga atom-atom sudah terionisasi. Sehingga bintang bisa
dianggap terdiri dari inti helium dan elektron.
• Jadi dianggap sebagai gas elektron yg bersifat seperti gas
Fermi ideal dengan kerapatan sekitar 1030 elektron/cm3 yang
setara dengan energi Fermi :
• πœ–πΉ =
ℏ2 1
2π‘š 23
𝑣
= 20 𝑀𝑒𝑉
• Dengan temperature Fermi setara TF = 1011K.
• Karena ternyata TF >>> T bintang, maka praktis bintang katai
putih bisa dianggap sebagai gas Fermion degenerate dekat
ground state.
Model
• Model Bintang Katai Putih:
– Sistem N gas elektron dalam kondisi ground state dengan
kerapatan bahwa elektron diperlakukan secara relativistik.
– Gas Elektron bergerak dengan latar belakang inti helium
sejumlah N/2 yg diam yg memberikan daya tarik gravitasi.
– Ada tiga efek : prinsip Pauli, dinamika relativistik, hukum
gravitasi.
Energi Elektron
• Elektron dengan spin = ½ dengan momentum p. Elektron
memiliki energi :
πœ–π’‘,𝑠 = 𝑝𝑐 2 + π‘šπ‘’ 𝑐 2 2
Dengan me : massa elektron.
• Energi ground state dari gas Fermi:
𝐸0 = 2
𝑝𝑐
2
+ π‘šπ‘’ 𝑐 2
2
𝒑 <𝑝𝐹
2𝑉
= 3
β„Ž
𝑝𝐹
𝑑𝑝 4πœ‹π‘2
0
𝑝𝑐
2
+ π‘šπ‘’ 𝑐 2
2
Energi Elektron
Dengan momentum Fermi pF didefinisikan sbg (untuk elektron ):
𝑉 4 3
2∗ 3
πœ‹π‘πΉ = 𝑁 → 𝑝𝐹 = ℏ
β„Ž 3
Dengan substitusi π‘₯ =
𝑝
,
π‘šπ‘’ 𝑐
1/3
2
3πœ‹
maka integral dalam E0 dapat
dituliskan sbg:
𝐸0 π‘šπ‘’4 𝑐 5
= 2 2 𝑣𝑓 π‘₯𝐹
𝑁
πœ‹ ℏ
Dengan
𝑣
π‘₯𝐹
𝑑π‘₯ π‘₯ 2 1 + π‘₯ 2
𝑓 π‘₯𝐹 =
0
Energi Elektron
1
2
Untuk x<<1 maka : π‘₯ 2 1 + π‘₯ 2 = π‘₯ 2 1 + π‘₯ 2 +
1
2
1
−1
2
2
π‘₯4 +
Zero Point Pressure
Dengan aproksimasi tsb maka:
1 3
3 2
π‘₯𝐹 (1 + π‘₯𝐹 + β‹― . )
3
10
𝑓 π‘₯𝐹 =
1 4
1
π‘₯𝐹 (1 + 2 + β‹― . )
4
π‘₯𝐹
Dengan π‘₯𝐹 =
𝑝𝐹
π‘šπ‘’ 𝑐
=
ℏ
3πœ‹2
π‘šπ‘’ 𝑐
𝑣
π‘₯𝐹 β‰ͺ 1
π‘₯𝐹 ≫ 1
1/3
Tekanan zero point yang ditimbukan gas Fermi diberikan oleh:
𝑃0 =
𝑃0 =
πœ•πΈ
− 0
πœ•π‘‰
π‘šπ‘’4 𝑐 5 1 3
π‘₯
πœ‹ 2 ℏ3 3 𝐹
=
π‘šπ‘’4 𝑐 5
πœ‹ 2 ℏ3
−𝑓 π‘₯𝐹 − 𝑉
1 + π‘₯𝐹2 − 𝑓 π‘₯𝐹
πœ•π‘“ π‘₯𝐹 πœ•π‘₯𝐹
πœ•x𝐹 πœ•π‘‰
Zero Point Pressure
Untuk kasus non relativistik (xF<<1)
𝑃0 ≈
π‘šπ‘’4 𝑐 5 1 3
π‘₯
πœ‹ 2 ℏ3 3 𝐹
1+
π‘₯𝐹2
1 3
− π‘₯𝐹 (1
3
3 2
+ π‘₯𝐹
10
π‘šπ‘’4 𝑐 5 1 3
1 2
1 3
3 2
𝑃0 ≈ 2 3 π‘₯𝐹 (1 + π‘₯𝐹 ) − π‘₯𝐹 (1 + π‘₯𝐹
πœ‹ ℏ 3
2
3
10
π‘šπ‘’4 𝑐 5 5
𝑃0 ≈
π‘₯𝐹
2
3
15πœ‹ ℏ
Untuk kasus relativistik ekstreem (xF>>1):
π‘šπ‘’4 𝑐 5 1 3
1 4
1
2
𝑃0 ≈ 2 3 π‘₯𝐹 1 + π‘₯𝐹 − π‘₯𝐹 (1 + 2 )
πœ‹ ℏ 3
4
π‘₯𝐹
Zero Point Pressure
π‘šπ‘’4 𝑐 5 1 4 1 2 1 4 1 2
π‘šπ‘’4 𝑐 5
4
2
𝑃0 ≈ 2 3 π‘₯𝐹 + π‘₯𝐹 − π‘₯𝐹 − π‘₯𝐹 =
π‘₯
−
π‘₯
𝐹
πœ‹ ℏ 3
6
4
4
12πœ‹ 2 ℏ3 𝐹
• Jika massa total bintang M dan jari-jarinya R, maka:
• 𝑀 = π‘šπ‘’ + 2π‘šπ‘ 𝑁 ≈ 2π‘šπ‘ 𝑁
• 𝑅=
3𝑉 1/3
4πœ‹
• Dengan mp:massa proton. Memakai besaran ini maka :
𝑣=
𝑉
𝑁
=
4
πœ‹π‘…3
3
𝑁
=
8πœ‹π‘šπ‘ 𝑅3
3𝑀
Zero Point Pressure
Dan :
π‘₯𝐹 =
ℏ 1 9πœ‹ 𝑀
π‘šπ‘’ 𝑐 𝑅 8 π‘šπ‘
1/3
1/3
≡
𝑀
𝑅
Dengan definisi
𝑀=
9πœ‹ 𝑀
8 π‘šπ‘
dan 𝑅 =
𝑅
π‘šπ‘’ 𝑐
Zero Point Pressure
• Memakai definisi 𝑀 dan 𝑅 tsb, dan
• 𝐾=
π‘šπ‘’ 𝑐 2
12πœ‹2
π‘šπ‘’ 𝑐 3
,
ℏ
maka:
5/3
𝑃0 ≈
4 𝑀
𝐾 5
5
𝑅
𝑀
𝑃0 ≈ 𝐾(
(kasus non relativistik)
4/3
𝑅
4
relativistik)
−
𝑀
2/3
𝑅
2
) (kasus extrem
Kesetimbangan Bintang Katai Putih
• Kesetimbangan bisa dihitung sbb:
– Andai tak ada gravitasi, maka perlu tekanan dari luar untuk
melawan tekanan gas fermi. Besar usaha untuk
memampatkan gas tsb dari R=ο‚₯ hingga jari-jari tertentu R:
𝑅
𝑃0 4πœ‹π‘Ÿ 2 π‘‘π‘Ÿ
π‘Š=−
∞
– Jika sekarang gravitasi ada, maka akan ada gaya tarik antar
massa di dalam bintang tsb, kita hitung usaha untuk
membentuk bintang tsb oleh gaya gravitasi (gravitational
self-energy ), berdasarkan analisa dimensionalitas
bentuknya :
Kesetimbangan Bintang Katai Putih
𝛼𝛾𝑀2
π‘Šπ‘” = −
𝑅
Dengan  konstanta pembanding (sekitar 1) dan  tetapan
gravitasi umum. Perlu info ttg distribusi massa bintang untuk
menghitung .
• Pada jari-jari kesetimbangan mestilah usaha oleh gaya luar tsb
= - usaha oleh gaya gravitasi
0
2
𝛼𝛾𝑀
𝑃0 4πœ‹π‘Ÿ 2 π‘‘π‘Ÿ = −
𝑅
∞
Syarat Kesetimbangan
Ambil turunan thd R pers. Di atas, maka syarat kesetimbangan:
P0 =
𝛼𝛾𝑀2
4πœ‹π‘…4
=
2
𝛼𝛾 8π‘šπ‘ 2 π‘šπ‘’ 𝑐 4 𝑀
4
4πœ‹ 9πœ‹
ℏ
𝑅
(*)
Sebenarnya persamaan ini mendefinisikan konstanta !
Hubungan M dan R, akan diperoleh untuk 3 kasus :
a. Misal suhu elektron jauh lebih tinggi dari suhu Fermi,
sehingga distribusi Fermi-Dirac οƒ  gas Boltzmann , sehingga:
π‘˜π‘‡
3π‘˜π‘‡ 𝑀
𝑃0 =
=
𝑣
8πœ‹π‘šπ‘ 𝑅3
Hubungan M-R
• Substitusi ke (*) diperoleh:
π‘šπ‘ 𝛾
2
𝑅 = 𝛼𝑀
3
π‘˜π‘‡
Jadi R sebanding dengan M. Hubungan ini tak pernah dijumpai
untuk bintang katai putih.
b. Misal bintang katai putih memiliki kerapatan (1/v) yang rendah
dan bersifat non relativistik (xF<<1), menggunakan P0 untuk
kasus ini diperoleh:
5/3
2
4 𝑀
𝑀
′
𝐾 5 =𝐾 4
5
𝑅
𝑅
Hubungan M-R
Dengan
𝛼𝛾 8π‘šπ‘
′
𝐾 =
4πœ‹ 9πœ‹
Sehingga diperoleh persamaan:
𝑀
5/3
𝑅
2
π‘šπ‘’ 𝑐
ℏ
4
4𝐾
=
5 𝐾′
Artinya :
jika massa bintang besar maka jari-jarinya kecil. Cocok dengan
aproksimasi yg adalah density rendah, ketika R besar dan M
kecil.
Hubungan M-R
• C. Misal gas elektron memiliki kerapatan besar sehingga efek
relativistik penting (xF>>1), maka dengan P0 yg sesuai
didapatkan:
• 𝐾
4
𝑀3
𝑅
4
−
2
𝑀3
𝑅
2
= 𝐾′
𝑀
𝑅
2
4
atau 𝑅 = 𝑀
2/3
1 − 𝑀/𝑀0
2/3
• Dengan
• 𝑀0 =
𝐾 3/2
𝐾′
=
27πœ‹ 3/2
64𝛼
ℏ𝑐
2
π›Ύπ‘šπ‘
3/2
π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– 𝑀0 ≈
1033 π‘”π‘Ÿ =massa matahari
• Aproksimasi ini valid untuk kerapatan tinggi, atau Rοƒ 0. Jadi
ketika massa mendekati massa matahari.
Limit Chandrasekhar
• Berarti : tidak ada bintang katai putih
yg massanya lebih besar dari matahari
(kalau tidak jari-jarinya akan imajiner)!.
Secara fisis hal ini dijelaskan karena
kalau massa terlalu besar maka
tekanan (tolak-menolak) karena
prinsip Pauli tidak akan cukup
melawan oleh keruntuhan bintang
karena gaya gravitasinya.
Note: Perhitungan yg lebih akurat memberikan estimate thd M’0 = 1,4 M0 yg
dikenal dengan nama limit Chandrasekhar. Jadi tak akan ada bintang yg
bisa jadi bintang katai putih kalau massanya lebih dari massa
Chandrasekhar.
Diamagnetism Landau
• Diamagnetism : gejala terinduksinya suatu bahan oleh medan
magnet luar, dan menghasilkan medan magnet induksi yang
berlawanan dengan medan magnet luar penginduksi sehingga
terjadi tolak-menolak.
• Landau mendemonstrasikan sumber diagmagnetism dari
kuantisasi orbit partikel bermuatan di bawah pengaruh
medan magnet
• Susceptibilitas magnetik per volum didefinisiknan sbg: πœ’ ≡
πœ•π‘€/πœ•π»
• Dengan M: momen dipol magnet/volume yg searah dengan
1
medan magnet H: 𝑀 ≡ < −πœ•π»0 /πœ•π» >
𝑉
Diamagnetism Landau
• Diamagnetism : gejala terinduksinya suatu bahan oleh medan
magnet luar, dan menghasilkan medan magnet induksi yang
berlawanan dengan medan magnet luar penginduksi sehingga
terjadi tolak-menolak.
• Landau mendemonstrasikan sumber diagmagnetism dari
kuantisasi orbit partikel bermuatan di bawah pengaruh
medan magnet
• Susceptibilitas magnetik per volum didefinisiknan sbg: πœ’ ≡
πœ•π‘€/πœ•π»
• Dengan M: momen dipol magnet/volume yg searah dengan
1
medan magnet H: 𝑀 ≡ < −πœ•π»0 /πœ•π» >
𝑉
Diamagnetism Landau
• Dengan H0: hamiltonian sistem dengan adanya medan magnet
luar H.
πœ• ln 𝑄𝑁 /𝑉
dan
πœ•π»
πœ• ln 𝜁
π‘˜π‘‡
πœ•π» 𝑉 𝑇,𝑉,𝑧
• Untuk Ensembel Kanonik: 𝑀 = π‘˜π‘‡
• Ensembel Grand Kanonik 𝑀 =
• Jika πœ’ < 0 maka sistem bersifat diagmagnetik dan jika πœ’ > 0
bersifat paramagnetik
Model Diamagnetism
• Sumber sifat magnetik bahan :
• (a) elektron (bebas/terikat) yg bergerak di orbit yg
terkuantisasi di bawah medan magnet luar. Hal ini terkait
dengan diagmagnetism
• (b) spin elektron yg cenderung paralel dengan medan magnet
luar. Hal ini terkait dengan paramagnetism.
• Model diagmagnetism :
gas elektron bebas (spinless) di bawah pengaruh medan
magnet luar. Elektron non relativistik.
Model Diamagnetism
Hamiltonian diberikan oleh:
• 𝐻0 =
1
2π‘š
π’‘πŸ +
𝟐
𝑒
𝑨
𝑐
• Dengan p momentum dan A: vektor potensial magnetik .
Konstanta e: besar muatan elektron (+). Sedangkan 𝑯 = 𝛻 ×
𝑨
• Pers. Schrodinger sistem ini : 𝐻0 πœ“ = πΈπœ“
• Asumsi : medan magnet luar : 𝑯 = 𝒛𝐻, dengan H: konstan
(uniform external field), dengan ini maka : 𝑨 = −𝐻𝑦 𝒙 kita
pilih Ay=Az=0.
Hamiltonian Sistem
• Substitusikan ke pers. Schrodinger akan menghasilkan:
1
𝑒𝐻
2
2
2
2
2
ℏ π‘˜π‘₯ + ℏ π‘˜π‘§ + 𝑝𝑦 +
𝑦
2π‘š
𝑐
2
2𝑒𝐻
−
β„π‘˜π‘₯ 𝑦 πœ“ = πΈπœ“
𝑐
ℏ2 2
1 2
1 𝑒𝐻
2
π‘˜π‘₯ + π‘˜π‘§ +
𝑝𝑦 +
𝑦
2π‘š
2π‘š
2π‘š 𝑐
= πΈπœ“
2
− β„π‘˜π‘₯
𝑒𝐻
𝑦
π‘šπ‘
πœ“
Pers. Schrodinger System
𝑒𝐻
Pakai definisi frekuensi cyclotron :πœ”0 ≡ , maka:
π‘šπ‘
ℏ2 2
1 2 1
2
π‘˜π‘₯ + π‘˜π‘§ +
𝑝𝑦 + π‘šπœ”02 𝑦 2 − πœ”0 β„π‘˜π‘₯ 𝑦 πœ“ = πΈπœ“
2π‘š
2π‘š
2
Selanjutnya kuantitas dalam [..] dapat dituliskan sbg:
[..]
1
= p2y
2m
+
1
π‘šπœ”02
2
𝑦 − 𝑦0
2
−
ℏ2 π‘˜π‘₯2
2π‘š
dengan 𝑦0 ≡
Sehingga persamaan Schrodinger menjadi:
1 2 1
𝑝𝑦 + π‘šπœ”02 𝑦 − 𝑦0 2 𝑓 𝑦 = 𝐸 ′ 𝑓(𝑦)
2π‘š
2
Dengan
E′
=E−
ℏ2 π‘˜π‘§2
2π‘š
ℏ𝑐
π‘˜
𝑒𝐻 π‘₯
Energi eigen sistem
Arti:
1 2 1
𝑝𝑦 + π‘šπœ”02 𝑦 − 𝑦0 2
2π‘š
2
Suku : Energi kinetik + potensial dari osilator harmonis dengan pusat
osilasi di y0 dengan frekuensi ω0. Oleh karena itu energi eigen sistem
osilator ini adalah:
Energi kinetik dari
1
β„πœ”0 𝑛 +
, 𝑛 = 0,1,2, … gerak sejajar medan
2
luar (z)
Dan energi eigen sistem keseluruhan adalah:
2π‘˜2
2
ℏ
1
𝑝
1
𝑧
𝑧
′
𝐸 =𝐸−
= β„πœ”0 𝑛 +
π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝐸(𝑝𝑧 , 𝑛) =
+ β„πœ”0 𝑛 +
2π‘š
2
2π‘š
2
E’ : kontribusi energi dari komponen gerak arah XY = β„πœ”0 (n+1/2 ).
Ingat πœ”0 ≡
𝑒𝐻
π‘šπ‘
Energi krn gerak di
bidang tegak lurus
medan luar (XY)
Analisa Energi & Level Landau
• Jika H=0, maka eigenstates hanyalah gerak di bidang XY saja,
dengan spektrum energi diberikan oleh :
•
𝐸′
=
ℏ2 π‘˜π‘₯2
2π‘š
+
2
ℏ2 π‘˜π‘¦
2π‘š
• Tapi sejalan dengan L (ukuran sistem) οƒ ο‚₯, maka praktis
spektrum energi ini kontinu.
• Jika Hο‚Ή0, maka spektrum energi yg kontinu akan pecah
menjadi satu set tingkat energi diskrit yg degenerate yg
dilabeli bilangan kuantum n, dengan energi E’ = β„πœ”0 𝑛 +
1
2
Analisa Energi & Level Landau
• Untuk tiap nilai n tertentu, ada banyak status degenerate yg
dilabeli kx. Set yg dilabeli satu nilai n disebut level Landau.
𝑒ℏ
𝐻.
π‘šπ‘
• Jarak antara 2 Level Landau adalah β„πœ”0 =
Jelas
semakin besar medan luar, semakin besar juga jarak ini.
• Misal elektron ini berada dalam kotak LxLxL. Dengan syarat
batas periodik, maka nilai-nilai kx yg diijinkan adalah
• π‘˜π‘₯ =
2πœ‹π‘›π‘₯
,
𝐿
dengan nx=0, ο‚±1, ο‚±2,…
Degenerasi Level Landau
• Tetapi ada batasan nx sebab y0
mestilah: 0ο‚£y0 ο‚£L, sehingga nx
mestilah positif.
• 𝑦0 =
ℏ𝑐
π‘˜
𝑒𝐻 π‘₯
=
β„Žπ‘ 𝑛π‘₯
𝑒𝐻 𝐿
• Berarti nx max :
𝑛π‘₯,π‘šπ‘Žπ‘₯ =
𝑒𝐻 2
𝐿
β„Žπ‘
≡𝑔
g: degenerasi tiap level Landau!
Susceptibility Magnetik
• Fungsi partisi Grand Kanonik:
(1 + 𝑧𝑒 −π›½πœ–π‘š )
𝜁=
π‘š
• Dengan m =(pz,n,) dengan =1,2,..,g.
𝑔
∞
ln(1 + 𝑧𝑒 −π›½πœ–π‘π‘§,𝑛,𝛼 )
ln 𝜁 =
𝛼=1 𝑛=0 𝑝𝑧
mengingat 𝑝𝑧 = β„π‘˜π‘§ =
𝐿
2 ∫ 𝑑𝑝:
β„Ž
β„Ž 2πœ‹
𝑛
2πœ‹ 𝐿 𝑧
=
β„Ž
𝑛 ,
𝐿 𝑧
banyak momentum pz :−∞, … , ∞
sehingga Σ𝑝𝑧 →
Susceptibility Magnetik
Sehingga:
2𝑔𝐿
ln 𝜁 ≈
β„Ž
∞
𝑑𝑝 ln(1 + 𝑧𝑒 −π›½πœ–
𝑝,𝑛
)
𝑛=0 0
Jumlah rata-rata elektron:
2𝑔𝐿
N≈
β„Ž
∞
𝑑𝑝
𝑛=0 0
1
𝑧 −1 π‘’π›½πœ– + 1
Pada daerah klasik, yaitu T>>. Pada limit ini z 0 agar N tetap
berhingga. Sehingga persamaan di ln  di ekspansi dan diambil
order-1:
ln 1 + 𝑧𝑒 −π›½πœ– ≈ 𝑧𝑒 −π›½πœ–
Susceptibility Magnetik
Sehingga:
2𝑔𝐿𝑧
ln 𝜁 ≈
β„Ž
∞
𝑑𝑝𝑧𝑒 −π›½πœ–
𝑛=0 0
2𝑔𝐿𝑧
=
β„Ž
∞
𝑝2
1
−𝛽(2π‘š+β„πœ”0 𝑛+2 )
𝑑𝑝𝑧𝑒
𝑛=0 0
∞
1
𝑝2
2𝑔𝐿𝑧
−π›½β„πœ”0 𝑛+2
ln 𝜁 ≈
𝑒
𝑑𝑝𝑧𝑒 −𝛽(2π‘š)
β„Ž
0
𝑛=0
∞
1
2𝑔𝐿𝑧 2πœ‹mkT
−π›½β„πœ”0 𝑛+
2
≈
𝑒
β„Ž
2
𝑛=0
π›½β„πœ”0
−
𝑒 2
𝑔𝐿𝑧
𝑔𝐿𝑧 𝑒 −π‘₯
ln 𝜁 ≈
=
−π›½β„πœ”
0
πœ† 1−𝑒
πœ† 1 − 𝑒 −2π‘₯
Aproksimasi suhu Tinggi
β„Ž
Dengan πœ† =
π‘‘π‘Žπ‘› π‘₯ =
2πœ‹mkt
−π‘₯
𝑒
1
= π‘₯
−2π‘₯
1−𝑒
𝑒 − 𝑒 −π‘₯
≈
π›½β„πœ”0
,
2
aproksimasi untuk x kecil:
1
π‘₯2 π‘₯3
π‘₯2 π‘₯3
1 + π‘₯ + + + β‹― − (1 − π‘₯ + − + β‹― )
2
6
2
6
−1
1
1
1 2
1
1 2
≈
≈
1 + π‘₯ +. .
≈
(1 − π‘₯ + β‹― )
1
6
2π‘₯
6
2π‘₯ + π‘₯ 3 + β‹― . 2π‘₯
3
Sehingga
2
𝑔𝐿𝑧 1
1 2
𝑔𝐿𝑧 π‘˜π‘‡
1 β„πœ”0
ln 𝜁 ≈
1− π‘₯ =
1−
πœ† 2π‘₯
6
πœ† β„πœ”0
24 π‘˜π‘‡
Susceptibilitas Magnetik
Dengan mengingat definisi 𝑔 =
π‘”πΏβ„Ž
π‘šπœ”0
𝑒𝐻 2
𝐿
β„Žπ‘
dan πœ”0 =
𝑒𝐻
,
π‘šπ‘
maka faktor
= 𝑉 dengan V=L3. Sehingga :
𝑧𝑉
1 β„πœ”0
ln 𝜁 ≈ 3 1 −
πœ†
24 π‘˜π‘‡
2
Sekarang kita bisa menghitung susceptibilitas magnetik :
πœ•
πœ• ln 𝜁
πœ’=
𝑀 π‘‘π‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘› 𝑀 = π‘˜π‘‡
πœ•π»
πœ•π» 𝑉
Maka akan diperoleh :
2
𝑧
eℏ
πœ’=−
3π‘˜π‘‡πœ†3 2π‘šπ‘
Susceptibilitas Magnetik
• Jelas πœ’ <0 faktor dalam (..) tak lain adalah Bohr Magneton.
Variabel z dapat dieliminasi dengan bantuan N dengan
mempertahankan hingga order satu dalam z.
• Hasil akhirnya dapat diperoleh:
1
𝑒ℏ
πœ’=−
3π‘˜π‘‡π‘£ 2π‘šπ‘
2
Hasil ini sesuai dengan hukum Curie yang terkenal bahwa πœ’
1
~
𝑇
Download