Manajemen Dana Bank - STIE Ahmad Dahlan Jakarta

advertisement
Oleh :
2012/2013
Pertumbuhan ekonomi suatu negara memerlukan pola
pengaturan pengolahan sumber ekonomi yang ada secara terarah dan
terpadu untuk dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Lembaga keuangan dan perbankan memiliki peranan yang
strategis di dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara.
Para manajer perbankan mampu melihat ke depan untuk
mengambil keputusan yang tepat bagi perkembangan ekonomi negara.
Semua fasilitas kredit yang disediakan oleh bank telah
menjangkau secara luas seluruh lapisan masyarakat dari perkotaan
hingga ke pedesaan.
Berbagai macam jenis kredit diberikan oleh bank kepada
masyarakat pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, TNI & Polri,
serta para petani di pedesaan.
Kepada pengusaha menengah dan besar, bank menyediakan
kredit produksi, ekspor-impor dan kredit distribusi berskala besar
dengan jangkauan seluruh pasar yang ada di seluruh dunia. Oleh
karenanya bank disebut sebagai “agent of development countries”.
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai
financial intermediary antara pihak yang surplus dengan pihak yang
defisit.nyalurkan
Usaha pokok bank adalah menerima tabungan dari masyarakat,
menyalurkan kredit serta memberikan jasa pelayanan lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang.
Peranan kebijakan moneter nampak jelas pada saat kegiatan
menciptakan dan memelihara suatu tingkat kestabilan perekonomian.
Kebijakan moneter dilakukan oleh Bank Sentral dengan tujuan
untuk mendorong penghimpunan dana masyarakat lalu menyalurkan
dalam bentuk kredit.
Fund
Unit
Defisit
Borrowers
Income
Fund
Bank
&
Non Bank
Unit
Surplus
Lenders
Income
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Open Market Policy (Kebijakan Pasar Terbuka)
Discoun Rate Policy (Kebijakan Suku Bunga)
Reserve Requirement Ratio (Rasio Cadangan Minimum)
Refinancing (Fasilitas Kredit Likuidasi)
Discount Windows (Fasilitas Diskonto)
Credit Allocation atau Selective Credit Control
Foreign Exchange Rate (Tingkat Nilai Tukar Devisa)
Bank Sentral memperdagangkan surat-surat berharga di pasar
uang.

Bila BI ingin menambah jumlah uang beredar, maka BI membeli
surat-surat berharga dari masyarakat di pasar uang.

Bila BI ingin mengurangi jumlah uang beredar, maka BI menjual
surat-surat berharga kepada masyarakat di pasar uang.
Bank Sentral menetapkan tingkat suku bunga bank untuk
dilaksanakan oleh semua bank umum.

Bila BI ingin menambah jumlah uang beredar, maka BI menurunkan
tingkat suku bunga bank.

Bila BI ingin mengurangi jumlah uang beredar, maka BI menaikkan
tingkat suku bunga bank.
Reserve requirement ratio atau Cash Ratio adalah perbandingan
antara alat-alat likuid yang dikuasai dengan kewajiban yang segera
dapat dibayar. Perbandingan tersebut harus menghasilkan angka
minimal 2%.
Komponen alat likuid yang dikuasai adalah Primary Reserve
(cadangan kas utama) terdiri atas : uang kas dan saldo rekening di
Bank Indonesia. Secondary Reserve (cadangan kas kedua) tidak
digunakan untuk kepentingan cash ratio, tetapi digunakan sebagai
penyangga primary reserve dan usaha lain yang menghasilkan atau
dalam bentuk earning assets (aktiva yang menghasilkan) seperti surat
berharga, cadangan valuta asing, call money dll.
Refinancing facility yang diberikan oleh Bank Indonesia bagi bank
umum dalam bentuk kredit likuiditas terutama untuk memperlancar
pemberian kredit kepada masyarakat. Adapun jenis kredit likuiditas BI
terdiri atas :
1. Kredit Likuiditas Biasa, diberikan dari BI kepada bank-bank umum
untuk membantu pembiayaan kredit kepada nasabah.
2. Kredit Likuiditas Gadai Ulang, adalah kredit likuiditas melalui
pegadaian ulang atas jaminan kredit yang diberikan oleh nasabah.
3. Kredit Likuiditas Darurat, diberikan dari BI kepada bank umum yang
mengalami kesulitan likuiditas, khususnya bank umum yang cash
rationya di bawah 2%.
Merupakan pengaturan BI terhadap arah pemberian kredit yang
disesuaikan dengan prioritas maupun jumlah kredit berdasarkan sektor
ekonomi yang perlu dibantu,

Sektor Pertanian (8%)

Sektor Pertambangan (5%)

Sektor Perindustrian (34%)

Sektor Perdagangan (36%)

Sektor Jasa (17%)
Dalam kaitan ini BI menetapkan nilai kurs tengah untuk salah satu
mata uang terkuat di dunia (USD). Nilai kurs rupiah terhadap terhadap
mata uang lain disesuaikan dengan posisi mata uang tersebut terhadap
nilai mata uang Dolar Amerika.
Uang yang beredar di masyarakat terdiri atas :
1.
Uang kartal (kertas dan logam) digunakan sebagai alat transaksi
pembayaran sehari-hari, dan
2.
Uang giral (cek dan bilyet giro) digunakan sebagai alat transaksi
pembayaran melalui media bank.
Bank umum dikenal sebagai money creator (lembaga pencipta uang)
giral bagi kebutuhan nasabah. Penciptaan uang giral sebesar 60% dari
seluruh jumlah uang yang beredar di masyarakat dan sisanya sebesar
40% berupa uang kartal.
1.
Subtitusi, dalam hal ini bank umum menciptakan uang giral
sebagai pengganti uang kartal. Hal ini dilakukan sebagai akibat dari
tabungan masyarakat yang tersimpan dalam bentuk giro, dan
sebagai penggantinya pihak bank memberikan buku cek atau bilyet
giro kepada nasabah yang bersangkutan. Misal nasabah
menabung dengan giro sebesar Rp 50.000.000,00, maka tercatat
pada pembukuan bank adalah sebagai berikut :
Kas
Rp 5.000.000.000
Cek/BG
Rp 5.000.000.000
2.
3.
Exchange of Claim. Dalam hal ini pihak bank umum memberikan
kredit kepada nasabah tidak dalam bentuk tunai, akan tetapi
dengan membukakan rekening khusus atau rekening giro, dan
untuk ini bank tersebut memberi buku cek atau BG kepada nasabah
tersebut.
Transformasi. Misalnya nasabah menjual surat berharga kepada
bank, tetapi pembayarannya dilakukan tidak dengan uang tunai,
tetapi dengan cara menambahkan saldo ke dalam rekening
nasabah tersebut.
Ada dua masyarakat yang berhubungan dengan bank
nasabah dan masyarakat umum. Nasabah adalah bagian
masyarakat yang mempunyai kepentingan langsung dengan
terdiri atas :

Penyimpan uang di bank dalam bentuk giro, deposito
tabungan.

Nasabah penerima kredit bank

Pengirim transfer uang

Penerima transfer uang

Pedagang perantara pasar modal.
yaitu
dari
bank
atau
Langkah awal Top Manajemen Bank (Dewan Direksi) adalah menyusun
:
1. Kebijakan yang dirumuskan setelah mempertimbangkan dengan
matang terhadap konsekuensi dari semua pilihan yang tersedia.
2. Kebijakan yang timbul dari tindakan tunggal atau berulang.
Bidang kegiatan bank yang perlu dirumuskan dalam wujud kebijakan
dasar meliputi :
1. Tipe nasabah yang dilayani
2. Jenis pelayanan pada nasabah
3. Daerah atau wilayah pelayanan
4. Metode meraih bisnis
5. Distribusi aktiva produktif
6. Preferensi likuiditas
7. Persaingan
8. Pengembangan dan latihan staf
9. Kantor atau ruangan bank
Langkah utama untuk mencapai tujuan organisasi adalah
membuat rencana tentang apa tujuan yang akan dicapai serta
bagaimana yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan atau evaluasi merupakan pembagian kerja yang
logis, penetapan garis wewenang yang jelas, pengukuran pelaksanaan
dan prestasi.
Melalui perencanaan dapat dibuat struktur organisasi yang
sehat dan efektif. Begitu pula pada organisasi bank, struktur organisasi
dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan bisnis.
Prosedur pertama kegiatan bank dalam perencanaan adalah
pengelompokan aktivas secara logis. Pengetahuan dan keterampilan
dapat dimasukkan pada masing-masing usaha. Fungsi-fungsi khusus
yang sering overlapping dapat dipusatkan untuk mempertajam fokus
pada bidang tertentu.
Bentuk pengelompokan spesialisasi yang sangat penting adalah
pengelompokan kegiatan staf dan servis yang merupakan fungsi-fungsi
bank.
Tugas dapat dikelompokan menurut hasil yang akan dicapai
yang menunjukkan dengan jelas tanggung jawab untuk suatu tindakan.
Prinsip ini berlaku untuk semua tingkatan bank.
Orang yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan
usaha bank adalah Direktur Utama. Padahal tanggung jawab tsb telah
dilimpahkan kepada bagian-bagian di bawahnya. Namun demikian rasa
tanggung jawab sepenuhnya terletak pada top manajemen.
Direktur Utama melimpahkan wewenang kepada pejabat yang
satu level di bawahnya. Secara hierarhi secara estafet weweng
tersebut dilimpahkan ke bawah hingga kepada level yang paling rendah
dalam organisasi yang bersangkutan.
Tipe pelimpahan wewenang ini disebut sebagai chain of
command atau line of authority. Garis wewenang terlihat jelas dari atas
ke bawah. Pelimpahan wewenang harus tertulis dan copynya
disampaikan kepada penerima wewenang.
Jumlah level wewenang hendaknya seminim mungkin.
Efektivitas dari lingkup atau jangkauan pengawasan (span of
control) harus memperhatikan beberapa faktor. Pembatasan harus
sesuai dengan kemampuan pejabat pada setiap level dalam
melaksanakan tanggung jawabnya.
Kesanggupannya biasanya diukur dengan jumlah orang yang
melapor langsung kepada atasannya. Kompleksitas pekerjaan dapat
berpengaruh terhadap jangkauan pengawasan yang efektif dari
atasannya.
Faktor utama kegiatan organisasi bank yaitu berbagai kesatuan
bank adalah bagian dari mekanisme organisasi yang semuanya
menentukan keberhasilan bank.
Kegiatan perbankan sangat bergantung kepada pelayanan yang
diberikan oleh personalia, pemasaran dan operasi bank.
Kualitas dan manfaat pelayanan langsung ditingkatkan oleh
saling hubungan yang konstruktif dan bersahabat.
Untuk meningkatkan saling hubungan yang konstruktif, maka
bankir harus kembangkan rasa penghargaan terhadap masalah,
kebutuhan dan kegiatan bank.
Salah satu ciiri pokok organisasi yang baik adalah fleksibilitas
yaitu kemampuan untuk menyesuaikan lingkup bisnis yang ada..
Untuk itu struktur organisasi harus dibuat berdasarkan tugas
pokok dan fungsi, dan bukan atas dasar SDM. Struktur organisasi yang
baik mengandung sejumlah posisi jabatan, dan bukan jumlah
karyawan.
Spesifikasi menggambarkan fungsi dasar jabatan terutama
mengenai tujuan dan ruang lingkupnya.
Spesifikasi jabatan tidak sama dengan uraian jabatan yang
digunakan dalam program penilaian. Karena uraian jabatan adalah
keterangan faktual mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh orang
tanpa melihat melihat kesesuaian dengan kebutuhan jabatan tersebut.
Tujuannya adalah untuk menilai besarnya kontribusi yang
diberikan dalam operasional bank. Sedangkan spesifikasi
menggambarkan hal yang ideal yang digunakan sebagai dasar dan
tujuan dalam menyeleksi pegawai.
Top manajemen bertanggung jawab terhadap lancarnya
rencana organisasi dengan membuat program yang dirancang dan
dilaksanakan untuk menjamin staffing yang sesuai dengan struktur
organisasi. Adapun program dalam pengisian rencana organisasi
meliputi :
1. Proyeksi kebutuhan tenaga kerja
2. Inventarisasi tenaga kerja yang ada saat itu
3. Program latihan dan pengembangan
4. Penempatan jabatan
5. Administrasi gaji pegawai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penetapan tujuan
Pentingnya pengawasan
Standar pengawasan
Anggaran pengawasan
Akuntansi tanggung jawab
Perencanaan laba
Sistem informasi manajemen
Program internal audit
Tujuan diartikan sebagai rencana jangka panjang bank, sasaran
operasional jangka pendek serta tujuan rutin individual sehari-hari.
Kebijakan umum top manajemen dan dewan komisaris
hendaknya dijelaskan ke dalam tujuan bank secara umum.
Tujuan umum tersebut dinyatakan dalam istilah yang lebih nyata
untuk memberikan basis bagi individu untuk memahami dan melakukan
tindakan operasional bagi setiap orang yang terlibat.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penetapan tujuan
Pentingnya pengawasan
Standar pengawasan
Anggaran pengawasan
Akuntansi tanggung jawab
Perencanaan laba
Sistem informasi manajemen
Program internal audit
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penetapan tujuan
Pentingnya pengawasan
Standar pengawasan
Anggaran pengawasan
Akuntansi tanggung jawab
Perencanaan laba
Sistem informasi manajemen
Program internal audit
1.
2.
3.
4.
Unit Banking Siystem
Branch Banking System
Group & Chain Banking System
Mixed System
1.
Unit Banking Siystem
 Organisasinya kecil
 Ruang lingkup operasional terbatas
 Pelimpahan wewenang sedikit
 Keputusan kredit lebih cepat
 Kekuasaan berada pada satu pimpinan
2.
Branch Banking System
 Organisasi besar dengan jaringan luas
 Pusat membuat rencana jangka panjang, dan cabang untuk
rencana jangka pendek
 Penerapan organisasi lini dan staf lebih berkembang
 Pelimpahan wewenang lebih jelas dan mantap
 Bidang usaha pembiayaan lebih variatif
Kelemahannya
 Proses kredit yang besar memakan waktu lebih lama
 Keterampilan manajerial dan teknis tidak merata di setiap
cabang.
3.
Group & Chain Banking System
Beberapa bank menggabungkan diri dalam pola manajemen
terutama masalah sumber dana dan kredit. Penggabungan tersebut
dipimpin oleh bank yang memiliki saham terbesar dan bertindak
seperti halnya Holding Company, sedangkan anggota lainnya
sebagai anak perusahaan.
Kelemahannya adalah seringkali adanya monopoli yang lebih
menguntungkan bagi bank yang besar, keputusan lebih banyak
sepihak, sehingga sering tidak memuaskan bagi anggota bank yang
kecil.
4.
Mixed System
Sistem ini sulit dipantau, karena pada bagian kegiatan tertentu satu
sisi menggunakan unit sistem namun pada sisi lain menggunakan
branch system.
Pada bank-bank besar memberikan wewenang khusus bagi
cabang-cabang tertentu yang berada diluar negeri yang seolah-olah
seperti unit banking system.
Pengelolaan bisnis harus berdasarkan padanorma perbankan
yang sehat dengan memadukan unsuragent of development dan
financial intermediary, sehingga peranan bank dalam ekonomi akan
benar-benar bermanfaat.
Sebagai agent of development, bank tidak sekedar mencari
profit, tetapi harus memperhatikan prioritas pembiayaan pembangunan
nasional.
Sebagai perantara keuangan masyarakat, bank harus
memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Oleh karenanya bank harus memiliki performance yang prima
dan sound.
1.
2.
3.
4.
5.
Capital adequacy (permodalan)
Asset quality (kualitas aktiva produktif)
Management of risk (manajemen risiko)
Earning ability (rentabilitas)
Liquidity sufficiency (likuiditas)
Penyediaan modal sendiri yang cukup untuk menutup risiko
kerugian yang timbul dari penanaman dana aktiva produktif, benda
tetap dan inventaris.
Modal bank terdiri atas :
1. Modal Inti : modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan
tujuan, laba yang ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan
modal inti anak perusahaan.
2. Modal Pelengkap : cadangan yang dibentuk bukan dari laba, dan
pinjaman yang sifatnya seperti modal.
Merupakan semua aktiva dengan maksud untuk mem peroleh
penghasilan sesuai dengan fungsinya. Jenis aktiva produktif meliputi :.

Kredit yang diberikan.

Surat-surat berharga

Penempatan dana pada bank lain

Penyertaan untuk mengukur kualitas aktiva produktif.
Manajemen bank perlu meneliti tingkat collectibility aktiva tsb.
Collectible artinya dapat ditagih, kolektibilitas adalah keadaan
pembayaran kembali pokok, angsuran pokok atau bunga kredit oleh
nasabah serta tingkat diterima kembali dana yang ditanam dalam surat
berharga atau lainnya.
Merupakan inti dari pengukuran masyarakat, apakah bank
dikelola berdasarkan prinsip perbankan yang sehat (sound banking
business).
Profesionalisme perbankan juga dapat diukur melalui penilaian
aspek manajemen yang meliputi :

Bidang manajemen permodalan (15 aspek),

Bidang manajemen kualitas aktiva (45 aspek),

Bidang manajemen umum (145 aspek),

Bidang manajemen rentabilitas (20 aspek)

Bidang manajemen likuiditas (15 aspek)..
Merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan
yang wajar sesuai dengan line of business. Penghasilan bank berupa :
bunga kredit, provisi komisi, dan fee income product.
Perhitungan
pencapaian
pendapatan
bunga
harus
dipertimbangkan dengan cost of money. Pendapatan ini ber-kaitan
dengan aktiva produktif atau earning assets.
Rasio perhitungan pendapatan aktiva dengan modal harus
menjadi tolok ukur kuantitatif seperti : Net Interest Margin, Return of
Equity dan Return of Assets.
Merupakan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang
segera ditagih (berjangka pendek), sehingga alat-alat likuid bank harus
benar-benar stand by setiap saat.
Walaupun rasio ini sangat rendah (cash ratio minimum 2%),
namun assets yang convertible harus dijaga untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek.
Oleh karena itu, manajemen bank harus menyusun pedoman
tertulis atas posisi likuiditas termasuk funding risk, memiliki gap
management system, serta memantau terus tingkat sensitivitas
simpanan pihak ketiga.
Kunci keberhasilan manajemen bank adalah bank bisa merebut
hati masyarakat sehingga peranannya sebagai financial intermediary
dapat berjalan dengan baik.
Manajemen bank yang sukses adalah yang dapat melayani
masyarakat yang surplus dan menyimpan uangnya di bank serta
melayani masyarakat defisit yang membutuhkan dana pinjaman.
Manajemen dana bank adalah proses penghimpunan
dana.masyarakat ke dalam bank dan pengalokasian dana tersebut bagi
kepentingan bank dan masyarakat melalui penggerakan sumber daya
yang tersedia untuk mencapai tingkat rentabilitas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Direksi
Divisi
Corporate
Service
Divisi Kredit
Divisi
Investasi
Divisi
Pengerahan
Dana
Pelayanan Nasabah Inti
Pengembangan Nasabah
Investasi Jangka Pendek
Investasi Jangka Panjang
Perencanaan
Pemberian Analisa
Pengamanan dan Pembinaan
Debitur
Wadi’ah yad adh-dhomanah
Giro Wadi’ah
Wadi’ah yad al-amanah
Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank atau aktiva lancar
yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Adapun sumber
dana bank berasal dari :
1. Modal sendiri
2. Dana pinjaman pihak luar
3. Dana dari masyarakat
Dana modal sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang
saham bank yaitu para pemilik bank. Dalam neraca bank, dana modal
sendiri berada dalam rekening modal dan cadangan yang tercantum
pada sisi Pasiva atau Liabilities, yaitu terdiri atas :
1. Modal yang disetor
2. Cadangan-cadangan
3. Laba yang ditahan atau Retained Earnings, yang mestinya milik
para pemegang saham, tetapi diputuskan tidak dibagi dan
dimasukkan ke dalam modal kerja.
1.
2.
3.
4.
Pinjaman dari bank-bank lain yang dikenal dengan Call Money
(pinjaman harian antar bank)
Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bank di luar
negeri, berupa pinjaman jangka menengah dan jangka panjang.
Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank di dalam negeri.
Pinjaman dari bank sentral..
Dana masyarakat yang disimpan pada bank merupakan sumber dana
bank yang terbesar dan diandalkan. Simpanan tersebut berupa :
1. Giro (demand deposits) yaitu simpanan masyarakat pada bank
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
mempergunakan cek, surat perintah pembayaran lain atau dengan
cara pemindahbukuan. Pelaksanaan pengadministrasian giro
disebut “rekening koran. Rekening nasabah ini terbagi atas
rekening perorangan dan rekening atas nama suatu badan
2.
3.
Deposito (time deposits) yaitu simpanan masyarakat pada bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu menurut perjanjian antara bank dan nasabah yaitu 1 bulan,
6 bulan atau 12 bulan.
Tabungan (saving) yaitu simpanan masyarakat pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut persyaratan tertentu.
Dana masyarakat yang dihimpun di bank, lalu dialokasikan kepada
masyarakat dalam bentuk pinjaman kredit dengan tujuan :
1. Untuk mencapai tingkat profitabilitas yang cukup
2. Untuk mempertahankan kepercayaanmasyarakat dengan menjaga
agar posisi likuiditas tetap aman.
Alokasi dana bank pada dasarnya dibagi dalam dua bagian dari aktiva
bank, yaitu :
1. Non earning assets (aktiva yang tidak menghasilkan)
2. Earning assets (aktiva yang menghasilkan)
Non Earning Assets terdiri dari :
1. Primary Reserve
2. Penanaman dana dalam aktiva tetap dan investasi.
Sedangkan Earning Assets terdiri dari :
1. Secondary Reserve
2. Kredit
3. Investasi
Penanaman dana dalam Non Earning Assets pada dasarnya terdiri dari
:
1. Dalam Primary Reserve yang berbentuk uang tunai dalam kas dan
uang tunai dalam saldo rekening di BI. Dana-dana dalam primary
reserve untuk kepentingan cash ratio atau penjagaan posisi
likuiditas bank.
2. Penenaman dana dalam benda tetap dan inventaris adalah untuk
kepentingan kelancaran usaha bank seperti gedung kantor,
peralatan kantor, untuk menjaga standing bank dalam stabilitas
perekonomian dan perbankan. Dana ini umumnya berasal dari
modal awal dan cadangan modal bank.
SUMBER DANA
PENGGUNAAN DANA
Deman Deposits
(Giro)
Primary Reserve
(Cash Ratio)
Saving Deposits
(Tabungan)
Secondary Reserve
Time Deposits
(Deposito)
Capital Deposits
(Modal)
Loan
(Kredit)
Other Securities
(Efek-efek)
Fixed Assets
(Benda tetap)
SUMBER DANA
PENGGUNAAN DANA
Deman Deposits
(Giro)
Primary Reserve
(Cash Ratio)
Saving Deposits
(Tabungan)
Secondary Reserve
Time Deposits
(Deposito)
Capital Deposits
(Modal)
Pool of
Funds
Loan
(Kredit)
Other Securities
(Efek-efek)
Fixed Assets
(Benda tetap)
Bank seperti halnya perusahaan, masalah likuiditas pada bank
juga sangat penting dan berkaitan erat dengan kepercayaan
masyarakat, nasabah dan pemerintah. Oleh karenanya bank harus
selalu mengamati, mengikuti dan mengelola langsung agar posisi
likuiditas senantiasa terjaga setiap waktu.
Sejak dahulu di kalangan bankir selalu timbul pertentangan
kepentingan (conflict of interest)
Bank seperti halnya perusahaan, masalah likuiditas pada bank
juga sangat penting dan berkaitan erat dengan kepercayaan
masyarakat, nasabah dan pemerintah. Oleh karenanya bank harus
selalu mengamati, mengikuti dan mengelola langsung agar posisi
likuiditas senantiasa terjaga setiap waktu.
Sejak dahulu di kalangan bankir selalu timbul pertentangan
kepentingan (conflict of interest) mengenai “liquidity dan profitability”.
Bila mempertahankan liquidity dengan memperbesar cadangan kas,
berarti bank tidak secara penuh menggunakan loanable funds tetapi
cash reserve, berarti usaha pencapaian profitabilitas semakin
berkurang.
Sebaliknya bila ingin meningkatkan rentabilitas, maka sebagian
cash reserve untuk likuiditas digunakan untuk bisnis bank, sehingga
posisi likuiditas akan menurun di bawah tingkat minimum.
Dengan demikian “likuiditas bank” diartikan sebagai suatu
proses pengendalian terhadap alat-alat likuid yang mudah diuangkan
guna memenuhi semua kewajiban bank yang segera harus dibayar..
Merupakan alat pengukur likuiditas bank, yaitu suatu
likuiditas minimum yang wajib dipelihara oleh setiap bank.
Sedangkan definisi Minimum Cash Ratio atau Minimum
Reserve Requirement adalah perbandingan antara alat-alat
likuid yang dikuasai bank dengan kewajiban yang segera
dapat dibayar. Dengan demikian rumusnya adalah
Alat-alat yang dikuasai
Kewajiban-kewajiban yg segera dapat dibayar x 100% = 2%
Alat-alat likuid yang dikuasai bank adalah bagian dari
kekayaan bank berupa uang tunai. Komponen alat likuid
untuk semua jenis bank adalah sama yaitu : saldo kas dan
saldo rekening pada Bank Indonesia. Namun secara teoritis
saldo giro pada bank lain juga termasuk alat likuid.
AKTIVA
PASIVA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kas
61.000.000 1.
Giro pada BI
104.000.000 2.
Giro pada bank lain
700.000 3.
Wesel, cek & tagihan lain
5.740.000 4.
Surat-surat berharga
81.200.000 5.
Simpanan berjangka
50.000.000 6.
Pinjaman (Rp)
3.500.000.000 7.
Aktiva dalam VA
a. Likuid
260.000.000
b. Pinjaman VA
960.000.000 8.
c. Lainnya
3.200.000.000 9.
9. Penyertaan
3.700.000
10. Aktiva tetap & inventaris
37.600.000
11. Lain-lain
241.660.000 10.
11.
12.
13.
Jumlah Aktiva
8.505.600.000
Giro
Kewajiban segera dibayar
Tabungan
Simpanan deposito
Pinjaman diterima
Setoran jaminan
Pasiva dalam VA
a. Segera dibayar
b. Lainnya
Lain-lain
Modal
a. Modal disetor
b. Dana setoran modal
Cadangan umum
Cadangan lainnya
Sisa laba tahun lalu
Laba tahun berjalan
Jumlah Pasiva
990.200.000
51.400.000
198.400.000
1.185.300.000
1.600.400.000
10.800.000
2.570.300.000
1.260.200.000
240500.000
500.000
70.000.000
8.505.600.000
1.
Alat likuid yang dikuasai bank
Aktiva
Kas
Saldo Giro pada BI


2.
Jum
l a h dibayar
Kewajiban yang
segera
Akt iva




Giro
Kewajiban segera dibayar lainnya
Deposito
Tabungan
Jumlah
Cash Ratio =
165.000.000.000
2.425.300.000.000
Jumlah(Rp)
61.000.000.000
104.000.000.000
165.000.000.000
Jumlah(Rp)
990.200.000.000
51.400.000.000
1.185.300.000.000
198.400.000.000
2.425.300.000.000
x 100% = 6,8%
Cash Ratio Valuta Asing cara menghitungnya sama dengan
cash ratio rupiah. Perbedaannya terletak pada komponennya yaitu
Komponen alat likuid valuta asing

Saldo kas (valas)

Saldo valas di Bank Indonesia

Giro pada bank lain di luar negeri

Deposito on call bank koresponden di luar negeri
Komponen kewajiban yang segera dibayar (valas)

Giro (valas)

Deposito on call

Deposito berjangka

Tabungan

Sertifikat deposito

Setoran jaminan impor

Pinjaman yang diterima

Kewajiban lain yang segera dapat dibayar
Dana cadangan kas terdiri atas
1. Primary Reserve (dana cadangan utama), merupakan cadangan
utama yang harus dipelihara oleh setiap bank umum untuk
memenuhi ketentuan likuiditas minimum yang ditetapkan oleh Bank
Sentral. Primary reserve diperlukan untuk memenuhi permintaan
efektif nasabah yang muncul secara mendadak. Primary reserve
berupa:
 Saldo kas
 Saldo rekening pada Bank Indonesia
 Saldo kas untuk menjaga transaksi tunai bagi nasabah
 Saldo rekening pada BI untuk keperluan kliring
2.
Secondary Reserve (dana cadangan kedua), merupakan cadangan
yang berfungsi sebagai cadangan penyangga bilamana suatu saat
posisi primary reserve yang tersedia semakin berkurang.
Secondary Reserve bersifat ganda yaitu :

Sebagai penyangga atau penopang primary reserve yang
sering juga disebut “precautionary reserve, karena digunakan
sebagai kekurangan dana primary reserve.
 Sebagai earning reserves atau working reserves melalui
investasi jangka pendek yang current dan bersifat melindungi
kas (protective investment).
1.
Likuiditas Rupiah
1.1. Likuiditas minimum yang wajib dipelihara
Jumlah alat likuid dibayar dalam masa laporan
Jumlah kewajiban yg dapat dibayar dlm masa laporan
1.2. Komponen alat likuid
a.
Kas
b.
Giro pada BI
1.3. Komponen dana pihak ketiga
a.
Giro
b.
Deposito berjangka
c.
Sertifikat deposito
d.
Tabungan
e.
Kewajiban jangka pendek lainnya
x 100% = 2%
Modal dan Pasiva Bank
Dalam neraca bank terlihat bahwa rekening modal merupakan
bagian dari pasiva yang tergolong non current, artinya di luar dari
kewajiban yang segera ditagih atau segera dibayar.
Modal merupakan kewajiban bank yang harus dipertanggungjawabkan rekening modal tsb kepada pemegang saham pada
saat yang ditentukan.
Pemegang saham menghendaki agar uang yang ditanamnya
dapat memberikan hasil pada setiap akhir tahun yaitu menerima
deviden atas saham yang dimiliki..
1.
2.
3.
4.
Semua bentuk dana yang ditanamkan oleh kantor pusat dan kantor
cabangnya di luar negeri ke kantor cabang di Indonesia.
Segala jenis cadangan yang dibentuk oleh kantor cabang di
Indonesia.
Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang berasal dari
selisih penilaian kembali aktiva tetap yang mendapat persetujuan
Direktorat Jenderal Pajak.
Laba yang ditahan (retained earnings), yaitu saldo laba setelah
dikurangi pajak dan oleh kantor pusatnya ditetap kan untuk ditahan
di kantor cabangnya di Indonesia.
5.
6.
Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun-tahun yang lalu setelah
dikurangi pajak, dan belum ditetapkan pengguna-annya oleh kantor
pusat.
Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku
berjalan setelah dikurangi dengan taksiran utang pajak.
1.
2.
3.
Dasar Perhitungan Kebutuhan Modal didasarkan pada aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR), baik aktiva yang tercantum
dalam neraca maupun yang bersifat administratif.
Bobot Risiko Aktiva Neraca.
Bobot Risiko Aktiva Administratif
Kebutuhan Modal Minimum (KMM) bank, dihitung berdasarkan
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang merupakan
penjumlahan ATMR Aktiva Neraca dan ATNR Aktiva Administratif.
.ATMR Aktiva Neraca diperoleh dengan cara mengalih kan nilai
nominal aktiva tersebutdengan bobot risiko, misal Kredit Pemilikan
Rumah sebesar Rp 1 milyar dengan bobot risiko 50%, maka AMTR
adalah Rp 500 juta.
ATMR Aktiva Administratif diperoleh dengan cara mengalihkan
nilai nominalnya dengan bobot risiko, misal kredit yang belum
digunakan yang dijamin oleh BUMN sebesar Rp 1 milyar dengan bobot
risiko 100%, maka AMTR adalah Rp 1 milyar. Bila kredit dijamin oleh
LIPI sebagai lembaga non departemen dengan risiko 20%, maka ATMR
adalah sebesar Rp 200 juta.
Setelah nilai ATMR diperoleh, maka KMM atau CAR bank
adalah 8% dari ATMR. Dengan membandingkan rasio modal dengan
kewajiban menyediakan modal minimum, akan dapat diketahui: apakah
suatu bank telah memenuhi ketentuann CAR atau tidak.
Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan perbankan
Indonesia, maka pemenuhan KMM atau CAR dipenuhi secara bertahap
yaitu :

5% dari ATMR sejak akhir Maret 1992

7% dari ATMR sejak akhir Maret 1993

8% dari ATMR sejak akhirDesember 1993
Untuk mempermudah perhitungan CAR atau KMM bagi
lembaga perbankan di Indonesia, Bank Indonesia memberikan contoh
formulir pemenuhan perhitungan KMM yang terdiri atas :
I.
ATMR
1.
ATMR Aktiva dalam Rupiah dan Valas
2.
ATMR Aktiva Adminsitratif (Rp + Valas)
II.
Modal : Modal Inti dan Modal Pelengkap
III.
Modal Minimum (8% x ATMR)
IV. Kelebihan/Kekurangan Modal = Jml Mdl – Mdl Minim
V.
Rasio Modal = Jml Mdl : Jml ATMR x 100%
Aktiva dan Pasiva merupakan dua sisi dari gambaran keuangan
bank, dimana keduanya menjelaskan rincian keuangan bank baik
dalam bentuk kekayaan, harta milik bank, posisi utang, kewajiban serta
modal bank. Keduanya harus mencapai keseimbangan, dimana faktor
penyeimbang nya adalah “rugi-laba”.
Bila dikaitkan dengan dana-dana bank, maka dana yang masuk
tergambar pada sisi Pasiva, dan dana keluar dalam Aktiva.
Sehingga pengelolaan sumber dana merupakan bagian
Manajemen Pasiva, sedangkan pengelolaan alokasi dana adalah
Manajemen Aktiva. Oleh karenanya pengaturan keduanya merupakan
bagian amat penting dalam operasional bank.
Neraca atau Balance Sheet adalah suatu gambaran dari
laporan keuangan yang menyatakan perbandingan yang seimbang
antara harta, milik atau kekayaan bank dengan kewajiban, utang dan
modal. Dengan demikian Neraca adalah keseimbangan antara Aktiva
dan Pasiva.
I.
AKTIVA mencakup
1.
Kas, adalah semua uang kas kartal yang dimiliki bank baik
uang lokal (Rp) maupun valuta asing.
2.
Bank Indonesia, adalah giro dalam rupiah dan valuta asing
milik bank yang disimpan di Bank Indonesia.
3.
Tagihan pada bank lain, semua tagihan kepada bank lain baik
di dalam maupun luar negeri.
Giro
b.
Call Money
c.
Deposito berjangka
d.
Kredit yang diberikan kepada bank lain
Surat berharga dan tagihan lainnya
Kredit yang diberikan kepada nasabah
Penyertaan kepada bank, lembaga keuangan atau
perusahaan lain.
Cadangan aktiva yang diklasifikasikan, adalah suatu
cadangan Rp & valas untuk menampung risiko kerugian yang
mungkin timbul akibat tidak dapat di
a.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
terimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva pro-duktifnya.
Aktiva tetap dan Inventaris, yang dimasukkan dalam pos ini
adalah nilai buku dari tanah, gedung, kantor, rumah dan
perabot milik bank termasuk kantornya di luar negeri dalam
Rp dan valas.
Lain-lain aktiva, adalah saldo rekening aktiva lainnya dalam
Rp dan valas yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah
satu pos (1 – 8), seperti hasil kompensasi (set off) antara
saldo debet dengan saldo kredit rekening antar kantor
termasuk di luar negeri.
II.
PASIVA mencakup
1.
Giro.
2.
Call Money.
3.
Tabungan.
4.
Deposito berjangka
5.
Kewajiban lain
6.
Surat Berharga
7.
Pinjaman diterima
8.
Lain-lain pasiva, misal selisih kurs dan rekening yang diblokir
karena suatu perkara.
9.
10.
Modal.
a.
Bagi bank yang berbada hukum Indonesia
b.
Bagi kantor cabang bank asing
c.
Agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang
diterima bank akibat harga saham yang melebihi nilai
nominalnya.
d.
Cadangan, yang berasal dari penyisihan laba atau laba
bersih dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan
dalam RUPS.
Laba/Rugi, adalah semua L/R tahun lalu dan tahun berjalan
yang belum dibagikan atau dipindahbuku kan ke rekening
lain.
Jenis Aktiva Produktif.
1. Kredit yang diberikan
2. Surat-surat berharga
3. Penempatan dana pada bank lain
4. Penyertaan
Keempat jenis aktiva di atas menggunakan Loanable Funds
atau Excess Reserve. Risiko yang mungkin timbul atas alokasi dana
tersebut harus diikuti dan diamati melalui analisis risiko.
Kredit Lancar
1. Kredit dengan angsuran, di luar KPR
a.
Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok, tunggak an bunga,
atau cerukan karena penarikan.
b.
Terdapat tunggakan angsuran pokok, dan

Belum lampaui1 bulan, bagi kredit yg ditetapkan masa
angsuran kurang dari 1 bulan.

Belum lampaui 3 bulan, bagi kredit yg ditetapkan masa
angsurannya bulanan s/d 3 bulanan,

Belum lampaui 6 bulan, bagi kredit yg ditetapkan masa
angsurannya 4 bulan atau lebih.
Terdapat tunggakan bunga, tetapi

Belum lampaui1 bulan, bagi kredit yg ditetapkan masa
angsuran lebih dari 1 bulan.

Belum lampaui 3 bulan, bagi kredit yg ditetapkan masa
angsurannya lebih dari 3 bulan,
d.
Terdapat cerukan karena penarikan, tetapi jangka waktunya
belum melampaui 15 hari kerja..
Kredit dengan angsuran untuk KPR
a.
Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok
b.
Terdapat tunggakan angsuran pokok, tetapi belum melampaui
6 bulan.
c.
2.
3.
Kredit tanpa angsuran atau kredit rekening koran
a.
Kredit belum jatuh tempo dan tidak ada tunggakan bunga.
b.
Kredit belum jatuh tempo dan ada tunggakan yang belum
melampaui 3 bulan.
c.
Kredit sudah jatuh tempo dan telah dianalisis untuk
perpanjangan, tetapi karena kesalahan teknis belum
diperpanjang.
d.
Terdapat cerukan karena penarikan, tetapi jangka waktunya
belum melampaui 15 hari kerja.
4.
5.
Untuk kredit yang diselamatkan
Memenuhi ketentuan seperti pada butir 1 atau 3, dan selama 1
tahun sejak timbulnya kewajiban pembayaran pokok dan atau
bunga tidak ada tunggakan.
Cerukan rekening giro
Terdapat cerukan rekening giro, tetapi jangka waktunya belum
melampaui 15 hari kerja.
Kredit Kurang Lancar
1. Kredit dengan angsuran di luar KPR
a.
Terdapat tunggakan angsuran pokok, yang

Lampaui1 bulan, dan belum melampaui 2 bulan, bagi
kredit yg ditetapkan masa angsuran kurang dari 1 bulan.

Lampaui 3 bulan dan belum lampaui 6 bulan, bagi kredit
yg ditetapkan masa angsurannya 1 bulan, 2 bulan dan 3
bulan.

Lampaui 6 bulan, tetapi belum lampaui 12 bulan, bagi
kredit yg masa angsurannya 6 bulan atau lebih.
Terdapat cerukan karena penarikan yang jangka waktunya
telah lampaui 15 hari kerja, tetapi belum lampaui 30 hari kerja.
b.
Terdapat tunggakan bunga, yang

Lampaui1 bulan, tetapi belum lampaui 3 bulan, bagi kredit
yg ditetapkan masa angsuran kurang dari 1 bulan.

Lampaui 3 bulan dan belum lampaui 6 bulan, bagi kredit
yg ditetapkan masa angsurannya lebih dari 1 bulan.
Kredit dengan angsuran untuk KPR, terdapat tunggakan angsuran
pokok yg telah lampaui6 bulan tetapi kurang dari 9 bulan.
a.
2.
3.
Kredit tanpa angsuran
a.
Kredit belum jatuh tempo

Terdapat tunggakan bunga yg lampaui 3 bulan tetapi
belum 6 bulan.

Ada penambahan plafon atau kredit baru yang
dimaksudkan untuk.melunasi tunggakan bunga.
b.
Kredit telah jatuh tempo dan belum dibayar tetapi belum
lampaui 3 bulan.
c.
Terdapat cerukan karena penarikan, tetapi jangka waktunya
telah melampaui 15 hari kerja, tetapi belum lampaui 30 hari
kerja.
4.
Kredit yang diselamatkan
a.
Tidak memenuhi kriteria pada slide 91.
b.
Terdapat tunggakan tetapi masih memenuhi kriteria 1 dan 3.
c.
Terdapat cerukan karena penarikan dan jangka waktunya
telah lampaui 15 hari kerja tetapi belum lampaui 30 hari kerja.
Kredit yang diragukan
Suatu kredit digolongkan “diragukan” bila kredit tsb tidak
memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar, tetapi atas dasar penilaian
dapat disimpulkan,
1. Kredit masih dapat diselamatkan dan nilai agunannya minimal 75%
dari utang debitur.
2. Kredit masih dapat diselamatkan dan nilai agunannya minimal
100% dari utang debitur.
Kredit Macet
1. Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar dan diragukan.
2. Memenuhi kriteria diragukan, tetapi dalam jangka waktu 21 bulan
sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha
penyelamatan kredit.
3. Kredit tsb penyelesaiannya telah diserahkan kepada Pengadilan
Negeri atau BUPN atau telah diajukan penggantian ganti rugi
kepada perusahaan asuransi kredit..
Lancar
1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), yg sudah diendors oleh bank
lain yang masih menjadi peserta kliring.
3. Obligasi dan saham yang terdaftar di bursa efek yang di nilai atas
harga pasar dengan menggunakan harga terendah antara harga
perolehan atau harga pasar.
4. SBPU yang diterbitkan atas dasar underlying transaction yang dibeli
dari nasabah dengan terlebih dahulu dilakukan analisis tertulis
mengenai kemampuan membayar dari nasabah ybs dan belum
diperpanjang.
Kurang Lancar
1. SBPU, yg sudah diendors oleh bank lain yang sedang dihentikan
untuk sementara keikutsertaannya dalam kliring dan masih dalam
proses penyelamatan..
2. SBPU yang diterbitkan atas dasar underlying transaction yang dibeli
dari nasabah dengan terlebih dahulu dilakukan analisis tertulis
mengenai kemampuan membayar dari nasabah ybs dan telah jatuh
tempo tetapi belum lampaui 1 bulan.
Diragukan
1. Obligasi dan saham yg terdaftar di bursa efek dan perusahaan
yang bersangkutan dalam proses penyelamatan.
2. SBPU yang diterbitkan atas dasar underlying transaction yang dibeli
dari nasabah dengan terlebih dahulu dilakukan analisis tertulis
mengenai kemampuan membayar dari nasabah ybs dan telah jatuh
tempo tetapi belum lampaui 3 bulan.
3. SBPU yang dibeli dari nasabah dan tidak didasarkan pada
underlying transaction dan belum jatuh tempo.
Macet
1. Obligasi dan saham yg terdaftar di bursa efek dan perusahaan
yang bersangkutan dalam proses likuidasi.
2. SBPU yg sudah diendors oleh bank lain yg sedang dihentikan untuk
sementara keikutsertaannya dalam kliring dan sedang dalam
proses likuidasi.
3. SBPU yang diterbitkan atas dasar underlying transaction yang dibeli
dari nasabah dengan terlebih dahulu dilakukan analisis tertulis
mengenai kemampuan membayar dari nasabah ybs dan telah jatuh
tempo tetapi telah lampaui 3 bulan.
4. SBPU yang dibeli dari nasabah dan tidak didasarkan pada
underlying transaction dan telah jatuh tempo.
1.
2.
3.
4.
Lancar, penempatan dana dilakukan pada bank yang masih ikut
serta dalam kliring dan atau pada BPR yang usahanya berjalan
dengan baik.
Kurang lancar, penempatan dana dilakukan pada bank yang
sedang dihentikan untuk sementara keikutsertaan nya dalam kliring
dan atau pada BPR yang mengalami kesulitan keuangan, tetapi
dalam proses penyelamatan.
Diragukan, penempatan dana dilakukan pada bank yang sedang
dihentikan untuk sementara keikutsertaan nya dalam kliring dan
atau pada BPR yg mengalami kesulitan keuangan, serta tidak ada
proses penyelamatan..
Macet, penempatan dana dilakukan pada bank termasuk BPR yang
sedang dalam proses likuidasi.
1.
2.
3.
4.
Lancar, penempatan dana dilakukan pada prima bank
Kurang lancar, penempatan dana dilakukan pada bank yang
mengalami kesulitan keuangan, tetapi dalam proses
penyelamatan..
Diragukan, penempatan dana dilakukan pada bank yang sedang
mengalami kesulitan keuangan, tetapi tidak ada proses
penyelamatan.
Macet, penempatan dana dilakukan pada bank yang sedang dalam
proses likuidasi.
Risiko aktiva produktif cukup besar, oleh karenanya bank
harus menyisihkan sebagian labanya untuk cadangan penutup
risiko atas aktiva produktif sebesar 1% dari seluruh aktiva
produktif.
Selain daripada itu ada tambahan cadangan yang besarnya
dihitung atas tingkat terjadinya ketidaklancaran, diragukan atau
macet, yaitu sebagai berikut :
 3% dari aktiva produktif yang kurang lancar (setelah di
kurangi nilai agunan yang dikuasai). Misal : aktiva produktif
kurang lancar Rp 100 milyar, nilai agunan atas dasar taksasi
bank Rp 90 milyar, maka tambahan cadangan adalah 3% x
Rp 10 milyar = Rp 300 juta
50% dari aktiva produktif yang diragukan (setelah dikurangi
dengan nilai agunan menurut taksasi bank). Misal, jumlah
aktiva produktif yang diragukan sebesar Rp. 40 milyar dan
nilai agunan Rp 30 milyar, maka tambahan cadangan risiko
adalah 50% x Rp 10 milyar = Rp 5 milyar.
 100% dari aktiva produktif yang macet dan masih dalam
pembukuan bank (setelah dikurangi nilai agunan). Misal
kredit macet Rp 10 milyar dan nilai agunan Rp 8 milyar, maka
cadangan risiko tambahan adalah 100% x Rp 2 milyar = Rp 2
milyar.
Sehingga dana cadangan atas risiko : Rp 20 milyar + Rp 300
juta + Rp 5 milyar + Rp 2 milyar = Rp 27,3 milyar

Manajemen perkreditan merupakan proses yang
terintegrasi antara sumber-sumber dana kredit, alokasi dana
yang dapat di jadikan kredit dengan perencanaan,
pengorganisasian, pemberi an, administrasi dan pengamatan
kredit.
Tujuannya adalah
1. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi dari pemberian kredit
(profitability),
2. Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi
nasabah atas penyimpanan dananya di bank (safety).
Fungsi Kredit
1. Dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang
2. Dapat meningkatkan daya guna dari barang.
3. Dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
4. Dapat menciptakan gairah masyarakat dalam berusaha.
5. Merupakan sarana untuk meningkatkan pendapatan negara
6. Sebagai sarana hubungan internasional
7. Sebagai sarana stabilitas ekonomi negara.
1.
2.
Berdasarkan sifat penggunaannya
a. Kredit Konsumtif, suatu kredit yg akan digunakan untuk
keperluan konsumsi kebutuhan hidup sehari-hari.
b. Kredit Produktif, suatu kredit yang akan digunakan untuk
meningkatkan usaha produksi bagi nasabah.
Berdasarkan sifat keperluannya..
a. Kredit Produksi/Eksploitasi, suatu kredit yang diperlukan
untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk
sebelumnya.
b. Kredit Perdagangan, suatu kredit yang diperlukan sebagai
modal dalam perdagangan baik bagi pemula maupun
pengembangan volume barang.
3.
4.
Berdasarkan jangka waktu
a. Kredit Jangka Pendek, suatu kredit yang pengembalian
nya maksimal dalam waktu 1 tahun.
b. Kredit Jangka Menengah, suatu kredit yang pengembalian
nya maksimal dalam waktu 3 tahun.
c. Kredit Jangka Panjang, suatu kredit yang pengembalian
nya lebih dari 3 tahun.
Berdasarkan cara penggunaannya..
a. Kredit rekening koran bebas, debitur menerima seluruh
kredit dalam bentuk rekening koran, dan kepadanya diberikan blanko cek. Rekening koran pinjamannya diisi
menurut besarnya kredit yang diterima. Debitur bebas
melakukan penarikan dari rekening selama kredit
berjalan..
b.
c.
d.
e.
Kredit rekening koran terbatas, dalam sistem ini terdapat
pembatasan tertentu dalam penarikan dana dari
rekeningnya.
Kredit rekening koran Aflopend, penarikan dana dilakukan
sekaligus, dewasa ini nasabah tidak boleh lagi menarik
seluruh pinjaman, tetapi secara bertahap sebagaimana
ketentuan perbankan.
Revolving kredit, penarikan sama dengan kredit rekening
koran bebas (krkb) dengan masa penggunaannya 1
tahun, tetapi cara pemakaiannya berbeda.
Term Loan, hampir sama dengan kredit rekening koran
bebas, hanya saja penggunaan krkn untuk usaha, sedang
term loan bisa untuk keperluan lain.
5.
Berdasarkan jaminannya
a. Unsecured Loanatau Kredit Blanko, kredit diberikan oleh
bank tanpa adanya jaminan atau kredit tanpa agunan
(KTA). Pada jenis kredit ini jaminan berupa bonafiditas
dan prospek usaha nasabah.
b. Secured Loans, meskipun prospek usaha nasabah meya
kinkan baik, akan tetapi nasabah perlu memberikan
collateral/agunan/jaminan kredit berupa tanah, rumah,
pabrik, mesin pabrik, perhiasan, barang fisik berharga lain
atau surat-surat berharga.
1.
2.
3.
4.
5.
Keadaan keuangan bank pada saat itu.
Pengalaman bank dalam menyalurkan kredit
Keadaan perekonomian saat itu.
Kemampuan dan pengalaman unit pengelola kredit.
Hubungan dengan bank sejenis lainnya.
Bunga kredit adalah suatu jumlah ganti kerugian atau
balas jasa atas penggunaan uang oleh nasabah. Sedangkan
menurut Keyness, bunga uang itu ditentukan oleh preferensi
likuiditas dan jumlah uang. Preferensi likuiditas disebabkan oleh
tiga hal, yaitu :
1. Transaction Motive
2. Precautionary Motive
3. Speculative Motive.
Pengertian bunga :
1. Bagi Bank, suatu pendapatan atau keuntungan atas
peminjaman uang oleh nasabah.
2. Bagi Pengusaha, sebagai ongkos produksi atau biaya modal
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keadaan ekonomi dan keuangan negara (country risk)
Tingkat risiko (degree of risk)
Hubungan rekening nasabah (account relationship)
Kemampuan dalam bisnis dan persaingan
Cost of money dari bank
Kondisi perekonomian dan perdagangan
Sektor bisnis yang dominan
Keadaan nasabah yang ada
Keadaan keuangan bank
Lingkup rentang organisasi
Kemampuan staf pengelola kredit
1.
2.
3.
4.
Personality
Purpose
Prospek
Payment
Character
2. Capacity
3. Capital
4. Collateral
5. Condition
1.
1.
2.
3.
4.
Personality, pihak bank harus mencari tahu data tentang
kepribadian si peminjam.
Purpose, pihak bank harus mencari tahu data tentang
tujuan penggunaan kredit bagi si peminjam.
Prospek, pihak bank harus mencari tahu data tentang
prospek usaha si peminjam.
Payment, pihak bank harus menghitung bagaimana,
berapa besar dan berapa lama pembayaran yang harus
dilakukan oleh si peminjam.
1.
2.
3.
4.
5.
Character, pihak bank harus mencari tahu data tentang
kepribadian si peminjam.
Capacity, pihak bank harus mencari tahu data tentang
kemampuan si peminjam dalam pengembalian kredit.
Capital, pihak bank harus mencari tahu data tentang
jumlah dan struktur modal yang dimiliki oleh si peminjam.
Collateral, pihak bank harus memperoleh jaminan dari
peminjam baik jenis maupun nilai jaminan tersebut.
Condition, pihak bank harus cermat mengamati kondisi
keuangan negara, kondisi keuangan bank dan kondisi
keuangan peminjam.
1.
2.
3.
4.
5.
Current Ratio adalah perbandingan antara current assets
dengan current liabilities, harus 200% atau 2 : 1
Acid Test Ratio adalah perbandingan antara quick assets
dengan current liabilities harus 1 : 1
Inventory Turnover, adalah perbandingan antara sales
dengan inventory.
Sales to Receivable Ratio, adalah perbandingan antara
net sales dengan trade receivable.
Profit Margin Ratio, adalah perbandingan antara net
profit dengan jumlah penjualan..
6.
7.
Return on Net Worth adalah kombinasi antara net profit
dengan net worth. Net worth adalah permodalan atau
keuangan pemilik/perusahaan, dalam hal ini perhitungan
RNW harus menghasilkan 15%.
Working Capital, adalah selisih antara current assets
dengan current liabilities..



Current Assets disebut juga Aktiva Lancar adalah
komponen aset yang sewaktu-waktu dapat dicairkan
menjadi uang cash (kas, surat berharga, persediaan dan
piutang).
Current Liabilities disebut pasiva lancar adalah semua
utang dan kewajiban jangka pendek.
Quick Assets adalah current assets dikurangi inventory
A.
B.
Aspek umum dan manajemen
1. Bentuk, nama dan alamat perusahaan
2. Susunan lengkap perusahaan
3. Line of Business
4. Hubungan rekening
5. Social standing pengurus
6. Jumlah karyawan
7. Struktur organisasi
Aspek Teknis
1. Keterangan tentang peralatan produksi
2. Perkembangan usaha
Lokasi dan kedudukan perusahaan
4. Supply bahan bahan baku dan persediaan
5. Rencana usaha
Aspek Ekonomis dan Komersial
1. Kondisi pemasaran dan posisi harga jual
2. Keadaan pesaing produk sejenis
3. Prospek penjualan di masa akan datang
Aspek Finansial.
1. Analisis neraca dan rugi laba
2. Analisis biaya dan pndapatan
3. Kalkulasi kebutuhan kredit
3.
C.
D.
E.
Aspek Jaminan (agunan)
1. Penilaian jumlah dan nilai
2. Status kepemilikan
3. Daya tahan jaminan
4. Marketability
5. Tata cara pengikatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Maksimum jumlah kredit
Jangka waktu pengembalian
Kegunaan kredit
Besaran bunga dan provisi
Bea materai
Bentuk kredit
Jaminan kredit
Asuransi kredit
Ketentuan tambahan
 Cara penarikan kredit
 Persyaratan keharusan penyaluranan via bank
 Laporan keuangan perusahaan
1.
2.
3.
4.
Keringanan bunga dan angsuran
Bantuan injeksi kredit
Penyelesaian melalui saluran hukum
Penghapusan kredit
Aktiva produktif terdiri atas kredit dan investasi yang
merupakan manifestasi dari loanable fund. Maksudnya
adalah setelah dana dicadangkan untuk keperluan cash
ratio berupa primary reserve, maka dana secondari reserve
dialokasikan ke berbagai jenis investasi yang dianggap oleh
bank paling menguntungkan dengan tingkat risiko rendah.
Kewajiban utama bank adalah menyalurkan kredit
kepada masyarakat. Selanjutnya bank perlu menyediakan
likuiditas pelindung untuk mengatasi kemungkinan
meningkatnya permintaan kredit lokal jangka pendek.
Apabila dana bank masih berlebih, maka dana lebih tersebut
merupakan “portepel investasi.
Portepel investasi terdiri atas dana yang diramalkan
tidak akan ada permintaan kredit lokal untuk jangka pendek
kurang dari 10 tahun mendatang.
Tujuan utama kebijakan investasi bank adalah untuk
memperoleh penghasilan yang maksimum dengan tingkat
risiko minimum. Pendapatan dan risiko dipengaruhi oleh :
1. Kualitas investasi yang ada.
2. Tingkat bunga umum pada saat pembelian.
3. Masa laku investasi yang dibeli.
4. Faktor perpajakan
5. Rasio penghasilan aktiva investasi dengan jumlah dana
modal.
1.
Mengenal portepel investasi atau rekening investasi itu
sebagai semua efek yang dipegang, dan manajemen
bank hanya menyediakan daftar efek yang dipegang oleh
bank yang menunjukkan nilai buku dan nilai pasar efek.
Daftar tsb terbagi atas efek pemerintah pusat, pemda
dan lainnya. Perbedaan antara posisi likuiditas dengan
portepel investasiterletak pada tujuan untuk apa suatu
efek dipegang. Aktiva likuidasi utk memenuhi permintaan
potensial terhadap dana-dana yang telah ditaksir.
Portepel investasi merupakan investasi dana-dana
surplus untuk memperoleh penghasilan.
2.
3.
Investasi modal, manajemen bank dapat menentukan
besarnya jumlah modal yang harus dipegangnya untuk
rekening kredit dan perkiraan peningkatan permintaan
pinjaman. Umumnya setiap bank memiliki modal lebih
dari minimum yang diharuskan, dan merupakan salah
satu cara untuk memanfaatkan kelebihan modal untuk
meningkatkan pendapatan neto setelah dipotong pajak
Menentukan posisi perpajakan, dengan menaksir
pendapatan netto bank yang kena pajak dan bebas
pajak. Pendapatan bebas pajak diperoleh dengan
pengorbanan penghasilan bruto.
4.
5.
Mengenal konjunktur ekonomi (business cycle) harus
dilakukan oleh setiap komisaris bank, sehingga apa-apa
yang dilakukan bank dalam hubungannya dengan
nasabah.
Menentukan masa laku (maturity) menimbulkan masalah
yaitu :
a. Masa laku maksimum, berdasarkan trend tingkat
bunga yang meningkat pada tahun 1970-1991, maka
ada beberapa limit yang cukup pendek bagi masa laku
investasi bank umum.
b. Menjadwalkan masa laku merupakan tugas sulit dan
menyakitkan bagi manajemen, karena selalu harus
menyesuaikan dengan faktor-faktor lainnya.
Selain penempatan dana dalam bentukSBI, SBPU, Saham,
obligasi dan sejenisnya, bank juga melakukan penanaman
modal investasi ke lembaga keuangan bank dan bukan
bank. Penanaman modal kepada bank berupa (i) Deposito
berjangka, termasuk deposito on call, sertifikat deposito. (ii)
Pinjaman antarbank, dan (iii) Giro dan tabungan. Tujuannya
untuk mendapatkan tambahan penghasilan.
Sedangkan penyertaan modal dimaksudkan untuk
memperluas jaringan pengaruh bisnis bank dan juga
tambahan penghasilan. Lembaga sasarannya adalah
asuransi kredit, asuransi hipotek, asuransi umum, asuransi
deposit, pialang pasar uang dan modal dan sejenisnya.
Download