kebijakan fiskal untuk stabilkan ekonomi pemerintah

advertisement
KEBIJAKAN FISKAL UNTUK STABILKAN EKONOMI
PEMERINTAH
Jumat, 09 Desember 2005 WIB, Oleh: HumasUGM
Kebijakan Fiskal Untuk Stabilkan Ekonomi Pemerintah
Sejak krisis moneter terjadi di Indonesia, medio 1997 yang lalu, banyak orang yang mempersoalkan
keandalan atau keampuhan serta kecanggihan dari kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah
via Bank Indonesia. “Sebenarnya krisis tersebut dapat dihindari kalau Bank Sentral bekerja
secara normatif, artinya Bank Sentral, sebagai penguasa moneter, mempunyai kebebasan dan
ketidak-tergantungan kepada pemerintah dalam mengambil langkah-langkah kebijakan yang hendak
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan kebijakan ekonomi makro: pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga-harga dan distribusi yang lebih merata.
Demikian diungkapkan Prof. Dr. H. Iswardono Sardjono Permono, MA saat mengucapkan Pidato
Pengukuhan sebagai Guru Besar pada Fakultas Ekonomi UGM Rabu, 7 Desember 2005 di Balai
Senat UGM.
Dalam pidato berjudul “Kebijakan Moneter di Indonesia”, Prof. Permono mengatakan bahwa
penerapan kebijakan moneter tidak dapat dilakukan secara terpisah dengan penerapan kebijakan
ekonomi makro lainnya, seperti kebijakan fiskal, kebijakan sektor riil, dan lain-lain. Kebijakan fiskq
al diyakini sebagai salahs atu kebijakan yang sangat penting yang dapat dilaksanakan secara
langsung oleh pemerintah dalam memelihara kestabilan ekonomi. Untuk mencapai tujuan kebijakan
ekonomi makro secara optimal, biasanya diterapkan mixed policy (bauran kebijakan) yang
terkoordinasi antara satu kebijakan dengan kebijakan yanglain. “Ini berarti bahwa kebijakan
moneter sendiri tidak akan mempu memerangi inflasi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
lainnya tanpa kerja sama atau berkoordinasi dengan kebijakan fiscal”, kata guru besar kelahiran
Yogyakarta, 14 September 1952 ini.
Lebih lanjut Dosen FE UGM ini mengemukakan, sebaliknya kebijakan fiskal tidak akan mempu
mencapai sasaran ekonomi makro tanpa kerja sama dengan kebijakan moneter. “Prof. Permono
juga menunjukkan bahwa keberhasilan pemerintah Indonesia sebelum krisis mampu menjaga
kestabilan harga karena adanya bauran kebijakan tersebut. Demikian juga dalam mencapai
pertumbuhan ekonomi. Meskipun tujuan kebijakan makro tersebut saling kontradiksi”, tambah
Peneliti PAU SE UGM ini. (Humas UGM)
Berita Terkait
●
●
●
●
●
Bedah Buku Koordinasi dan Interaksi Kebijakan Fiskal- Moneter
Teliti Penerapan kebijakan Fiskal di Daerah, Sunoto Raih Doktor
Teliti Interaksi Kebijakan Moneter dan Fiskal, Wijoyo Raih Doktor
Konsumsi BBM Pengaruhi Risiko Fiskal
Kinerja Ekspor Melambat, IMF Himbau Pemerintah Dorong Investasi Infrastruktur
Download