pola spasial dan asosiasi tumbuhan bawah berpotensi

advertisement
POLA SPASIAL DAN ASOSIASI
TUMBUHAN BAWAH BERPOTENSI SITOTOKSIK
DI RESORT MANDALAWANGI
TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO
Yohanes Danang 1
Djoko Soeprijadi, S.Hut., M.Cs.2
INTISARI
Tumbuhan bawah merupakan salah satu komponen hutan yang memiliki peran
penting sebagai penahan erosi, penutup lantai hutan, membentuk struktur hutan, dan
menjaga kesuburan tanah hutan. Keberadaan tumbuhan bawah sangat dipengaruhi
berbagai faktor, antara lain kondisi tegakan dan ketinggian tempat. Beberapa penelitian
membuktikan beberapa jenis tumbuhan bawah memiliki kandungan sitotoksik yang
dapat digunakan sebagai antikanker pada manusia. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pola spasial dan asosiasi tumbuhan bawah berpotensi sitotoksik, serta pengaruh kondisi
tegakan dan ketinggian tempat terhadap pola spasial tumbuhan bawah.
Terdapat dua indeks yang digunakan yaitu Indeks Morisita untuk
menggambarkan pola spasial dan Indeks Asosiasi untuk mendeskripsikan asosiasi antar
spesies. Untuk mengetahui hubungan antara kondisi tegakan dan ketinggian tempat
terhadap pola spasial tumbuhan bawah berpotensi sitotoksik digunakan pendekatan
deskriptif pengamatan grafik.
Hasil menunjukkan pola spasial 46 spesies memiliki pola mengelompok dan 5
spesies berpola seragam. Sebanyak 107 pasang tumbuhan bawah berasosiasi positif, 7
pasang berasosiasi negatif. Jenis tumbuhan bawah sitotoksik yaitu Clidemia hirta,
Lantana camara, Physalis peruvinia, memiliki pola spasial mengelompok dan
cenderung membentuk asosiasi positif. Semakin tinggi ketinggian tempat menunjukkan
pola spasial spesies Clidemia hirta dan Physalis peruvinia semakin mengelompok,
sedangkan spesies Lantana camara memiliki pola spasial semakin menyebar. Kondisi
tegakan di Resort Mandalawangi tidak berpengaruh nyata terhadap pola spasial yang
terbentuk pada spesies berpotensi sitotoksik.
Kata kunci: pola spasial, asosiasi, tumbuhan bawah, sitotoksik, Indeks Morisita, Indeks
Asosiasi.
1
2
Mahasiswa Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada
Dosen Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada
xi
SPATIAL PATTERN AND ASOCIATION OF
POTENCIAL CYTOTOCIX UNDERSTORY PLANT
AT RESORT MANDALAWANGI
GUNUNG GEDE NATIONAL PARK
Yohanes Danang 1
Djoko Soeprijadi, S.Hut., M.Cs.2
ABSTRACT
Understory plants are one of the components that have an important role in
forest ecosystem. The existence of understory plant is influenced by some factors, for
example stand structure and habitat. Several studies show some species have chemical
compound used for human’s anticancer. This research aims to know the spatial pattern
and asociation between potential citotoxic species, and also to find out the corelation
between stand structure of the forest and altitude with the understories existence.
Three analysis used are analysis of spatial pattern, analysis of association, and
descriptive analysis. Morisita index used for spatial pattern representation, Pearson-r
coefficient used for quantify association between understory species, and the descriptive
analysis used for describe corelation between stand stucture and altitude with spatial
pattern changes of citotoxic understory plant.
The results show that 46 species have clumped patterns and 5 species have
uniform patterns. There are 107 pairs which have positive association and 7 pairs have
negative association. Potential citotoxic understory plant, Clidemia hirta, Lantana
camara, Physalis peruvinia, have clumped patterns with positive association trend.
Clidemia hirta and Physalis peruvinia are positively corelated with altitude, meanwhile
Lantana camara has negatif corelation with altitude. All these potential citotoxic
understory species have no correlation with stand structure.
Keyword: spatial distribution, association, understory plant, citotoxic, morisita index,
association Index.
1
2
Student of Forestry Faculty, Universitas Gadjah Mada
Lecture of Forestry Faculty, Universitas Gadjah Mada
xii
Download