Shinta Amalia P. Staff Internal Demokrasi dan Birokrasi Sebuah Dilema Politik Eva Etzioni-Halevy Profesor Eva Etzioni-Halevy adalah dosen senior jurusan sosiologi di Universitas Australia Camberra. Ia telah menulis berbagai buku seperti, perubahan sosial, manipulasi politik dan kekuatan administrasi, serta kultur politik di berbagai negara. Buku ini adalah satu di antara karya-karyanya yang patut Anda baca. Buku ini dirancang agar bisa memberikan gambaran tentang hubungan antara birokrasi dengan politik demokrasi dan pada saat yang sama mengembangkan argumen dari perspektif elit-demokrasi. Bagian pertama dari buku ini menyajikan sebuah survey terhadap teori-teori klasik dan modern/ kontemporer tentang hubungan antara birokrasi dengan politik demokrasi, kemudian akan ditutup dengan uraian tentang argumen-argumen yang dikaitkan dengan teori-teori pendahulunya (antecedent). Sedangkan bagian kedua dari buku ini, membeberkan beberapa bukti yang mendukung argumen tersebut dengan menyajikan sebuah gambaran umum tentang perkembangan birokrasi di negaranegara demokratis Baat dan tentang bagaimana hubungan antara perkembangan demokrasi itu dengan politik. Buku ini menyajikan tinjauan secara umum terhadap hubungan antara birokrasi dengan politik demokrasi dan ditujukan terutama kepada mereka yang belajar sosiologi, ilmu politik dan administrasi publik. Buku ini dirancang untuk membantu para mahasiswa dalam memilah dari sekian banyak teori klasik dan modern yang ada tentang masalah ini, memaparkan beberapa informasi dasar tentang perkembangan-perkembangan sejarah dari bidang ini, dan menyajikan beberapa studi kasus tentang hubungan antara birokrat dengan politisi dalam masyarakat-masyarakat demokratis. Gambaran orang tentang birokrasi biasanya adalah sebagai sebuah fenomena yang membosankan. Tapi dalam buku ini bisa menunjukkan bahwa keadaan sebenarnya tidaklah seperti itu, yaitu bahwa hubungan antar birokrat sendiri dan antara birokrat dengan politisi justru menantang untuk di telaah lebih jauh, sehingga studi-studi kasus yang menggambarkan hubungan-hubungan itu diharapkan akan menjadi bahan telaah yang menarik. Sebuah masyarakat yang dijalankan lewat administrasi dimana birokrasi negara yang menjalankan administrasi ini telah menjadi salah satu institusi yang paling terkemuka di dalam masyarakat modern pada umumnya. Beberapa pengamat berpendapat bahwa dimasa sekarang, birokrasi sudah melewati masa keemasannya. Tingkat perubahan yang makin cepat dan lingkungan yang makin tidak menentu telah membuat struktur birokrasi itu sendiri menjadi sesuatu yang using. Karenanya mereka mengatakan bahwa birokrasi sebentar lagi akan digantikan oleh sesuatu yang lain yaitu pengorganisasian lain yang lebih fleksibel. Banyak teoritisi telah mengajukan pandangan mereka tentang pertanyaan-pertanyan ini, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Beberapa teoritisi (seperti misalnya kaum pluralis) berpendapat, bahwa makin menguatnya peranan birokrasi ini telah membuat birokrasi menjadi lebih rentan dan bukannya menjadi lebih berkuasa. Sementara beberapa toeritisi lainnya (misalnya kaum “teknokrat” dan beberapa pemikir Marxis) mengatakan bahwa birokrasi memegang kekuasaan yang makin besar sekarang. Sebagian besar kaum pluralis berpendapat (secara tidak langsung) bahwa kekuasaan birokrasi tidaklah membahayakan demokrasi sementara kaum teknokrat dan marxis memandang bahwa kekuasaan birokrasi membahayakan demokrasi. Tapi sejauh ini belum ada satu pun pemikir yang menyatakan bahwa kekuasaan birokrasi yang terus bertumbuh ini menguntungkan demokrasi atau paling tidak merupakan sebuah faktor yang penting bagi keberadaan demokrasi. Pendapat seperti ini justru menjadi salah satu argumen yang hendak dilancarkan oleh buku ini. Argumen dalam buku ini menyatakan bahwa birokrasi menimbulkan dilema bagi demokrasi, dimana sebuah birokrasi yang memegang kekuasaan besar, independen, dan tidak terpolitisir akan menjadi ancaman bagi demokrasi tapi juga sekaligus sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup demokrasi itu sendiri. Di sisi lain demokrasi juga menimbulkan dilema bagi birokrasi, karena di dalam kondisi pemerintahan demokratis yang kurang konsisten di masa sekarang, birokrasi diharapkan untuk bersikap independen tapi juga sekaligus diharapkan untuk patuh, dan dituntut untuk terpolitisir tapi juga pada saat yang sama dituntut untuk tidak terpolitisir. Perspektif marxis memandang bahwa bagaimana persisnya cara-cara yang digunakan para elit politik/birokratis untuk mengerahkan kekuasaan mereka tidaklah penting untuk di telaah, karena elit selalu berusaha mempertahankan atau meningkatkan ketidakmerataan, yaitu makin menguntungkan mereka yang sudah memiliki lebih, atau yang dalam peristilahan Marxis disebut sebagai kelas penguasa. Asumsi yang digunakan dalam buku ini berlawanan dengan perspektif semacam itu, yaitu bahwa cara para elit politik dan birokrasi untuk menjalankan kekuasaan mereka justru memiliki peranan yang paling penting bagi pemerintahan dan peningkatan demokrasi. Demokrasi itu sendiri patut untuk dipertahankan dan ditingkatkan karena demokrasi adalah kerangka yang paling efektif untuk mengurangi ketidakmerataan politik dan untuk meningkatkan kebebasan politik. Demokrasi juga perlu dipertahankan sebagai kerangka yang paling efektif untuk mengurangi kesenjangan ekonomi. Tindakan birokrasi dalam kaintannya dengan politik dan tindakan politik dalam kaitannya dengan birokrasi adalah sangat signifikan. Ada pendapat (Dye dan Zeighler 1975), bahwa benteng yang terbaik untuk melindungi demokrasi adalah nilai-nilai dari para elit, yaitu kesediaan mereka untuk mematuhi aturan-aturan demokratis dari permainan, atau kesediaan mereka untuk mematuhi batasan-batasan prosedural terhadap kekuasaan yang mereka pegang. Pada saat yang sama, demokrasi itu sendiri sangat rentan, karena memiliki masalah-masalah internal dan dihadapkan pada tuntutan-tuntutan yang saling bertolakbelakang, seperti yang nampak terutama pada dilema-dilema yang ditimbulkan oleh birokrasi. Kondisi-kondisi yang tidak konsisten ini ini membuat para elit politik dan elit birokrasi selalu tergoda untuk mengambil langkah-langkah di luar aturan untuk menjalankan kekuasaannya atau semakin lama menjadi makin tidak demokratis. Ini harus dilakukan dengan memperjelas aturan-aturan yang demokratis bagi tindakan yang bisa dilakukan kaum elit dan membuat aturan-aturan yang demokratis bagi tindakan kaum elit dan membuat aturan-aturan itu menjadi lebih konsisten. Perlu diupayakan agar kepatuhan kaum elit terhadap aturan-aturan itu bisa dipandang sebagai sesuatu yang menguntungkan bagi kaum elit itu sendiri di dalam perjuangan mereka untuk mendapatkan kekuasaan. Dengan melihat pada beberapa masyarakat tertentu dimana regulasi terhadap kekuasaan elit semacam itu tidak berjalan baik atau bahkan tidak ada sama sekali, kita akan dapat menyadari bahwa kondisi kehidupan didalam masyarakat yang didominasi elit sekalipun adalah masih cukup baik sehingga yang perlu dilakukan adalah bagaimana membuatnya lebih baik lagi. Kemudian akan dipaparkan tentang sejumlah studi kasus terhadap hubungan antara perkembangan demokrasi itu dengan politik. Kemudian akan dipaparkan tentang sejumlah studi kasus terhadap hubungan birokrasi dan politik demokrasi serta masalah-masalah dan konflik yang terjadi dari hubungan antara keduanya tersebut. Yang terakhir, dalam bagian kesimpulan, benang-benang argumen ini akan dirajut menjadi satu, masalah-masalah yang ditimbulkan oleh birokrasi bagi demokrasi serta masalah-masalah dan konflik yang terjadi dari hubungan antara keduanya tersebut dipaparkan kembali secara ringkas dan beberapa kemungkinan solusinya disajikan dengan telaah secara kritis.