World bank documents

advertisement
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
Profil Kota
Hanoi, Vietnam
Kota Berketahanan Iklim
47801
Pedoman Dasar Pengurangan Kerentanan terhadap Bencana
I. Deskripsi Kota
Hanoi
Mempunyai area seluas lebih dari 918 kilometer persegi, Hanoi terdiri atas
dua tipe topografi yang berbeda: bagian delta dan Kawasan Tengah bagian
Utara. Sebagian besar daerah delta terbentang di sepanjang kedua sisi Sungai
Merah dan anak sungainya. Kawasan Tengah meliputi distrik Soc Son dan
sebagian distrik Dong Anh, perluasan dari jajaran pegunungan Tam Dao
yang terbentang ke arah Delta, yang berada 7–10 meter atau terkadang
lebih dari ratusan meter di atas permukaan laut. Hanoi telah bergabung
dengan Ha Tay dan sebagian Hoa Binh dan Vinh Phuc sejak 1 Agustus 2008.
Oleh karena informasi resmi tentang populasi, area, ketinggian rata-rata,
dan lain-lain dari penggabungan Hanoi yang baru saja dilakukan belum
tersedia, profil yang tersedia hanya mengenai bagian dalam Hanoi.
Sejak Hari Kemerdekaan pada 1945, belum pernah terjadi kerusakan
bendungan/tanggul yang menyebabkan banjir di Kota Hanoi.1 Sistem
bendungan belum pernah hancur karena bencana, bahkan selama tahuntahun terjadinya banjir pada 1969, 1971, dan 1996.
Penelitian menunjukkan bahwa dampak kenaikan permukaan air laut
akibat pemanasan global bisa jadi merupakan bencana besar bagi Vietnam.
Kenaikan permukaan air laut setinggi 5 meter di Vietnam akan berdampak
pada 16 persen area daratan, 35 persen populasi, dan 35 persen produk
domestik bruto—PDB (gross domestic product—GDP).2 Dampak terbesar
yang akan dihadapi Vietnam adalah pada daerah Delta Sungai Merah
dan Delta Mekong. Penelitian menggunakan peta satelit hamparan
dunia dengan data yang dapat diperbandingkan untuk 84 negara-negara
berkembang di sepanjang pesisir pantai untuk mengalkulasi beberapa
tingkat perubahan rakyat, PDB, daerah perkotaan, dan pertanian di lima
wilayah berkembang.
Vietnam mengalami iklim monsun tropis. Luas jangkauan dari garis lintang
dan keanekaragaman khas relief topografi membuat kecenderungan iklim
membedakan daerah yang satu dengan lainnya. Rata-rata kisaran suhu
tahunan adalah 18–29°C, dan perbedaan yang dirasakan secara nyata
adalah antara musim kemarau pada November sampai April dengan musim
Sistem bendungan Kota
Hanoi belum pernah rusak
akibat bencana.
Profil Kota
hujan yang hangat pada Mei sampai Oktober. Ratarata kisaran curah hujan tahunan adalah 600 milimeter
sampai 5.000 milimeter, 80–90 persen terkonsentrasi
pada musim hujan.3
menyebabkan kerugian nilai modal lebih dari US$17
miliar per tahun (80 persen dari PDB tahunan negara)
bila tidak ada tindakan pencegahan yang dilakukan.5
Peningkatan risiko tidak hanya terbatas pada daerah
pantai saja; nyatanya, peningkatan permukaan sungai
dan efek bendungan juga akan menyebabkan masalah
serius pada daerah aliran sungai (DAS), dengan total
daerah banjir tahunan seluas 40.000 km2.6
Lokasi dan topografi Vietnam membuatnya menjadi
salah satu negara di dunia yang rentan terhadap
bencana, serangan angin topan, badai tropis, banjir,
kekeringan, intrusi air laut, tanah longsor, dan
kebakaran hutan. Dari kesemuanya, yang paling
merusak adalah angin topan, badai tropis, dan banjir.
Beberapa dekade ini, kerusakan akibat bencana
alam meningkat secara drastis. Kecenderungan ini
mungkin berlanjut seiring dengan perubahan iklim
yang diperkirakan akan mengubah arus sistem badai
dan alur pengendapan.
Perubahan pada sistem pengendapan yang diperkirakan
menurut skenario perubahan iklim akan semakin
memperburuk masalah banjir. Kebanyakan model
iklim mengindikasikan peningkatan pengendapan
secara keseluruhan. Konsentrasi curah hujan
tahunan Vietnam selama musim hujan yang singkat
menyebabkan sistem sensitif terhadap peningkatan
curah hujan.7 Peningkatan curah hujan pada musim
hujan yang basah diperkirakan sangat meningkatkan
arus puncak dan mengurangi periode pengembalian
dari 100 tahun menjadi 20 tahun.8
Data untuk profil kota ini sebagian besar didasarkan
pada “The Science and Practice of Flood Disaster
Management Urbanizing Monsoon Asia” oleh Nguyon
Van Le, disiapkan dan dipresentasikan pada lokakarya
regional di Chiang Mai, Thailand pada April 2007.
Provinsi Nam Dinh
Provinsi Nam Dinh terletak di Kawasan Delta Sungai
Merah, yang, seperti Kawasan Delta Mekong di bagian
selatan negara, adalah daerah subur dan mempunyai
produktivitas pertanian yang tinggi. Dataran rendahnya
menyediakan kondisi ideal untuk pengembangan
pertanian padi lahan basah. Produktivitas yang tinggi
ini membuat Kawasan Delta Sungai Merah menjadi
salah satu daerah yang paling padat penduduknya
dan merupakan daerah pertanian yang paling kuat di
pesisir pantai Vietnam.9 Kedekatan Nam Dinh dengan
ibu kota, Hanoi, menyebabkan jalur transportasi dan
komunikasinya cukup baik.
Kenaikan permukaan air laut diperkirakan
dari 30 sentimeter menjadi satu meter
selama lebih dari seratus tahun mendatang,
yang diperhitungkan akan menyebabkan
kerugian nilai modal lebih dari US$17
miliar per tahun (80 persen dari PDB
tahunan negara) bila tidak ada tindakan
pencegahan yang dilakukan.
Proyeksi perubahan populasi dan perkembangan
menyarankan bahwa, walaupun tidak ada perubahan
iklim maupun permukaan air laut, jumlah orang yang
menghadapi risiko diperkirakan meningkat sebesar
60 persen pada 2025, dan nilai modal dari PDB
Vietnam saat ini sebesar US$720 juta akan mengalami
risiko sepuluh kali lipat, atau 5 persen akibat banjir
tahunan.4 Peningkatan permukaan air laut hampir
dipastikan terjadi dan meningkatkan risikonya lebih
jauh. Kenaikan permukaan air laut diperkirakan dari
30 sentimeter menjadi satu meter selama lebih dari
seratus tahun mendatang, yang diperhitungkan akan
II. Pusat Bahaya/Kerentanan Kota
Kesiapan dan Pencegahan Banjir di Hanoi
Hanoi menghadapi beberapa risiko dan tantangan
berikut dalam kesiapan dan pencegahan banjir:
• Risiko banjir bandang di Sungai Merah bahkan
lebih besar dibandingkan banjir bersejarah pada
Hanoi, Vietnam
•
•
•
•
•
•
1971 (akibat perubahan iklim dan kerusakan
hulu hutan);
Risiko peningkatan ketinggian air, ditunjukkan
oleh kapasitas keluarnya air yang sama selama
tahun-tahun sebelumnya, telah mengalami
peningkatan. Selain itu, kondisi palung sungai dan
banyaknya konstruksi jembatan menyebabkan
berkurangnya zona pembangunan perumahan
(melebihi tinggi bendungan bagian dalam);
Peningkatan situasi negatif yang tahan dengan
tingkat banjir yang dikombinasikan dengan
badai besar dan hujan lebat di Delta bagian Utara
selama periode pasang naik (akibat perubahan
iklim global);
Kesulitan yang mungkin diakibatkan oleh
pelaksanaan pengaturan banjir: percepatan
relokasi 10.000 orang dari daerah banjir
(diperparah oleh ketidakinginan mereka
untuk meninggalkan rumahnya) dan risiko
terganggunya konstruksi tahan banjir yang
penting selama masa tanggap darurat;
Jebolnya bendungan mungkin terjadi pada hulu
waduk saat banjir besar, (akibat dari perubahan
iklim yang disertai hujan lebat pada sebagian
besar daerah di Lembah Sungai Merah);
Manajemen zona pengalihan banjir sudah cukup
menantang. Proses urbanisasi meningkat sangat
cepat. Pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi
(akibat peningkatan migrasi untuk mencari
pekerjaan dari daerah pedesaan ke kota) telah
memberikan tekanan lebih pada manajemen
bendungan; serta
Adanya batasan-batasan pada peramalan/
prakiraan jangka pendek dan jangka panjang
terjadinya hujan, banjir, dan badai.
• Banyaknya kolam dan dataran rendah yang telah
digantikan dengan konstruksi dan bangunan,
yang mengarah pada pengurangan kapasitas
restorasi air, dan
• Ledakan urbanisasi telah menyebabkan
pembuangan sampah padat menjadi tidak
efisien, sehingga menyebabkan banjir dan
stagnasi air tanah.
Pertahanan Banjir Provinsi Nam Dinh
Kawasan Delta Sungai Merah, khususnya Provinsi
Nam Dinh, saat ini dipengaruhi oleh perubahan
yang besar dan cepat pada tingkat air banjir. Banjir
menjadi peristiwa tahunan, sebagian dikarenakan oleh
tingginya permukaan sungai saat musim penghujan
yang membuat Kawasan Delta banjir dalam, sebagian
lagi dikarenakan banjir pasang di daerah pantai, yang
membawa banjir air laut di tempat dangkal menuju ke
daerah pantai yang lebih rendah.
Provinsi Nam Dinh saat ini dilindungi oleh suatu
sistem bendungan dan waduk yang telah dibangun
dan ditambahkan selama lebih dari 1.000 tahun
oleh penduduk setempat.10 Sistem ini melindungi
lahan pertanian dari banjir dan memungkinkan
penduduk setempat untuk menanam padi sebagai
mata pencaharian.
Provinsi Nam Dinh saat ini dilindungi oleh
suatu sistem bendungan dan waduk yang
telah dibangun dan ditambahkan selama
lebih dari 1.000 tahun oleh penduduk
setempat.
Kebanjiran di Kota Hanoi
Kebanjiran adalah ancaman bagi Hanoi yang
disebabkan beberapa hal berikut:
Manajemen risiko bencana dilaksanakan di tingkat
lokal di Provinsi Nam Dinh. Di Vietnam telah
ditetapkan struktur vertikal sebagai batas pemisahan
tanggung jawab dan peran negara. Masing-masing
provinsi dan distrik tambahan bertanggung jawab
untuk menerapkan kebijakan nasional. Fokus utama
peraturan tersebut adalah pencegahan risiko bencana
• Tua dan rendahnya kapasitas saluran irigasi
bawah tanah sehingga tidak mampu mengalirkan
air ketika curah hujan lebih dari 100 milimeter
per jam;
Profil Kota
alam yang sudah teridentifikasi. Di Nam Dinh, risiko
utama bencana yang terjadi berulang adalah angin
topan.
III. Langkah Adaptasi: Meningkatkan
Daya Tahan terhadap Dampak
Perubahan Iklim
•
Hanoi
Hanoi melaksanakan kegiatan adaptasi berikut:
•
• Memperbarui secara aktif standar kesiapan dan
pencegahan banjir untuk pembangunan yang
berkelanjutan. Tingkat peluang pencegahan
banjir saat ini adalah 0,8 persen, tetapi targetnya
adalah 0,4 persen, kemudian 0,2 persen di masa
mendatang;
• Memperkuat sistem bendungan untuk
melindungi pinggiran Sungai Merah (proyek
Bank Pembangunan Asia);
• Memantau, menginvestigasi, dan merespons
dengan saksama bendungan darurat melalui
penguatan kelembagaan:
- Peraturan Manajemen Bendungan direvisi
dan diperbarui menjadi Peraturan Lokal
Manajemen Bendungan pada tahun
1989, direvisi kembali tahun 2000, dan
sekarang diubah menjadi Undang-Undang
Manajemen Bendungan pada 2006;
- Peraturan Lokal untuk Pengendalian Banjir
dan Badai pada tahun 1990 dan 2000 (revisi)
telah dikembangkan menjadi Peraturan
Lokal untuk Keadaan Darurat pada 2000;
- Jaringan Komite untuk Pengendalian Banjir
dan Badai akan diperkuat pada semua
tingkatan;
- Standar efisiensi dan komunikasi Tim
Manajemen Bendungan diperbaiki,
termasuk (a) organisasi dan pengembangan
satuan tugas (satgas) pertahanan
bendungan, (b) satgas perintis lokal untuk
perlindungan bendungan, dan (c) satgas
pencarian dan penyelamatan di ketentaraan;
•
•
•
- Dana cadangan untuk banjir dan badai yang
dikumpulkan oleh masyarakat setempat;
serta
- Dana cadangan nasional dan pendapatan
lain-lain.
Daerah aliran sungai (DAS) yang bersih dan
aliran sungai yang lancar untuk memastikan
pemecahan arus banjir di Sungai Merah,
termasuk peninggian jembatan-jembatan yang
rusak, penurunan kemiringan bendungan bagian
dalam, relokasi rumah-rumah dan konstruksi
dari area banjir, dan pengerukan endapan sungai
di muara;
Membangun penampungan hulu air untuk
mengontrol tekanan banjir di Hanoi;
Memperkuat pengalihan banjir dan konstruksi
(mengikuti rancangan prosedur) untuk
melindungi Hanoi dari keadaan gawat akibat
banjir. Persoalan rinci kebijakan sosio-ekonomi
untuk pengalihan banjir dan proses pengendalian
guna memastikan keadilan sosial;
Menanam dan melindungi lahan hutan (misalnya,
program penanaman 5 juta hektar lahan hutan
dengan target penutupan lahan hutan lebih dari
40 persen pada 2010); dan
Menerapkan inisiatif “kanalisasi” pada bagian
tertentu Sungai Merah yang mengalir di wilayah
Hanoi.
Setelah adanya lokakarya internasional tentang mitigasi
banjir, kesiapsiagaan keadaan darurat, dan manajemen
bencana banjir di Hanoi pada 1992, Strategi dan
Rencana Aksi Nasional Pertama untuk Mitigasi Bencana
dikembangkan dan disetujui pada 1994 (diperbarui
pada 1995). Rencana tersebut ditujukan pada bencana
penting yang berhubungan dengan air di Vietnam:
banjir sungai; banjir akibat air laut; kenaikan aliran
permukaan (runoff); erosi dan pengendapan lumpur
pada daerah aliran sungai; ketidakstabilan tingkat
kemiringan, banjir lumpur, dan tanah longsor; hujan
lebat yang disertai angin kencang; kegagalan struktur
penahan air; dan intrusi air laut menjadi air tanah.
Rencana ini mempunyai tiga tujuan utama: peramalan
dan peringatan, kesiapsiagaan menghadapi bencana
dan mitigasi, dan pertolongan darurat.
Hanoi, Vietnam
Unit Manajemen Bencana telah mengembangkan
Strategi dan Rencana Aksi Nasional Kedua untuk
Mitigasi dan Manajemen Bencana untuk periode
2001–2020. Rencana ini menunjukkan semua tahap
utama siklus bencana dan mempunyai 10 prinsip dasar
sebagai berikut:
dan masyarakat umum harus dipertahankan
menggunakan pendekatan bottom-up (bawah-keatas) yang dimulai dari tingkat masyarakat paling
bawah (grassroot). Demikian juga dengan kerja
sama dan koordinasi tentang bantuan eksternal
harus diperkuat dan ditingkatkan secara agresif.
1. Perencanaan bencana akan didasarkan pada
penilaian identifikasi ancaman ganda dan risiko
yang akan muncul serta pada jenis-jenis bencana
dan tingkat risiko di beberapa wilayah dalam satu
negara.
2. Kesiapan dan peramalan bencana merupakan
metode yang dipilih untuk mitigasi bencana.
3. Kesiapan dan mitigasi bencana merupakan tugas
setiap wilayah di seluruh negeri.
4. Langkah-langkah untuk memastikan manfaat
jangka panjang mitigasi bencana untuk seluruh
masyarakat dijadikan sebagai prioritas tertinggi.
5. Langkah-langkah untuk mengurangi risiko
bencana tertentu harus selaras dengan
pengurangan risiko untuk jenis bencana lain.
6. Seluruh langkah harus dipertimbangkan dengan
matang, baik untuk kepraktisan maupun
teknologi, dan langkah-langkah ini harus realistis
dengan kondisi pembangunan Vietnam saat ini
dan masa mendatang.
7. Pengurangan risiko bencana harus selaras dengan
mekanisme tradisional penanggulangan bencana
yang dilakukan oleh penduduk setempat dan
harus mendukung pemberantasan kemiskinan.
8. Langkah-langkah untuk kesiapan bencana
dan mitigasi harus konsisten dengan tingkat
perkembangan ekonomi pada masing-masing
wilayah lokal, sesuai dengan perkembangan
ekonomi umum yang diharapkan pada suatu
negara.
9. Langkah-langkah untuk mitigasi bencana
harus selaras dengan langkah-langkah untuk
melindungi lingkungan, melindungi pemerataan
pembangunan, kesinambungan sumber daya
alam, dan pelestarian warisan budaya.
10. Kerja sama dan koordinasi antara pemerintah
pusat dan daerah, organisasi non-pemerintah,
Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan (MoNRE)
baru saja menyusun Program Target Nasional Vietnam
untuk Perubahan Iklim, yang akan berlaku efektif pada
akhir 2008.
Provinsi Nam Dinh
Berikut adalah langkah-langkah manajemen risiko
bencana yang telah diidentifikasi dari Nam Dinh
menurut draf Strategi dan Rencana Aksi Nasional
Kedua, walaupun beberapa belum diterapkan dan/atau
dipatuhi:11
• Menanam dan melindungi area hulu air hutan
yang sudah ada untuk mengurangi arus banjir;
• Membangun penampungan air skala besar dan
menengah pada sungai besar untuk menahan
banjir;
• Memperkuat sistem bendungan untuk menahan
tingkat banjir;
• Mambangun struktur pengalihan banjir;
• Membersihkan jalur air untuk memperlancar
aliran air;
• Memperkuat manajemen bendungan dan usaha
perlindungan untuk memastikan keamanan
sistem bendungan;
• Membangun jalur luapan air di sepanjang
bendungan untuk kolam penyimpanan air hujan;
dan
• Merancang dan menggunakan kolam
penampungan air hujan untuk mengurangi
jumlah aliran air.
Langkah-langkah nonstruktural yang telah
diidentifikasi mencakup:
• Model untuk peramalan banjir sungai perlu
dikembangkan untuk memberikan peringatan
Profil Kota
•
•
•
•
•
•
•
dan dapat menyediakan langkah-langkah respons
yang cepat dan efektif;
Komite Bencana Alam Nasional dan organisasiorganisasi untuk pengendalian banjir dan
badai dari pemerintah pusat sampai daerah
harus diperkuat untuk memobilisasi mitigasi
serta manajeman banjir dan badai di semua
tingkatan;
Dokumen resmi—seperti Peraturan tentang
Peringatan Banjir dan Badai; Peraturan Lokal
tentang Pencegahan Banjir dan Badai; Peraturan
Lokal tentang Bendungan; dan peraturan
pemerintah tentang konstruksi bendungan,
pelepasan banjir, pencegahan banjir, pertolongan
terhadap bencana, aktivitas lembaga pencegahan
banjir dan badai, serta pengukuran dan penilaian
kerusakan—telah disiapkan serta perlu ditinjau
dan diperkuat secara berkelanjutan;
Kepedulian masyarakat akan bencana harus
ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan,
lokakarya, dan edaran bulletin tentang bencana;
Rencana penyesuaian terhadap semua
kemungkinan situasi bencana harus disiapkan,
termasuk pengukuran untuk bencana tertentu,
sehingga kerusakan dan kerugian dapat
dimitigasi;
Pergantian musim tanam harus dipelajari sebagai
langkah untuk memitigasi kerusakan pada
produksi pertanian;
Rencana utama harus dikembangkan untuk
memitigasi ancaman, untuk mengenalkan
masyarakat setempat, dan untuk mengevakuasi
penduduk di mana tidak mempunyai kemampuan
untuk membatasi dampak bencana yang sering
muncul; dan
Dari setiap bencana, pelajaran dan pengalaman
harus dikumpulkan untuk dijadikan pedoman di
masa mendatang.
Catatan
“Profil Kota” ini adalah bagian dari buku berjudul Kota Berketahanan
Iklim: Pedoman Dasar Pengurangan Kerentanan terhadap Bencana,
yang diterbitkan oleh World Bank. Analisis yang ditampilkan di sini
berdasarkan data yang tersedia pada saat buku tersebut ditulis. Untuk
informasi terbaru mengenai materi terkait lainnya, termasuk Profil
Kota, silakan kunjungi www.worldbank.org/eap/climatecities. Saran
untuk memperbarui profil ini dapat dikirim melalui climatecities@
word bank.org.
1
Sejarah bencana banjir dengan kerusakan berat di Thang Long
terjadi pada tahun 1078, 1121, 1236, 1238, 1243, 1270, 1445, 1467,
1491, 1506, 1630, 1713, 1728, 1806, 1809, 1821, 1827, 1844, 1893,
dan 1915.
2
S. Dasgupta, B. Laplante, C. Meisner, D. Wheeler, dan J. Yan, The
Impact of Sea-Level Rise on Developing Countries: A Comparative
Analysis, Makalah Penelitian Kebijakan 4136 (Washington, D.C.:
World Bank, 2007).
3
Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan (MoNRE), Republik
Sosialis Vietnam (2003), Komunikasi Inter­nasional, dikutip dalam
Viner dan Bouwer (2006), “Linking Climate Change Adaptation
and Di­saster Risk Management for Sustainable Poverty Reduc­tion,”
Studi Negara Vietnam, November 2006, didanai oleh Uni Eropa, Ref
MWH 475000177.001-4 rev. 0.
4
Zeidler, R.B. (1998), “Continental shorelines: Climate change and
integrated coastal management,” Ocean and Coastal Management
37: 41–62.
5
Zeidler (1998).
6
Zeidler (1998).
7
MoNRE (2003).
8
MoNRE (2003).
Adger (2000), dalam Viner dan Bouwer (2006), “Linking Climate
Change Adaptation and Disaster Risk Man­agement for Sustainable
Poverty Reduction,” Studi Negara Vietnam, November 2006, didanai
oleh Uni Eropa, Ref MWH 475000177.001-4 rev. 0.
10
Viner dan Bouwer (2006).
11
Viner dan Bouwer (2006).
9
Hanoi, Vietnam
Sustainable Development
East Asia and Pacific Region
1818 H Street, N.W.
Washington, D.C. 20433, USA
Telephone:
Facsimile:
Web Site:
202 473 1000
202 477 6391
www.worldbank.org/eapsd and
www.worldbank.org/eapurban
Download