41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

advertisement
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena faktor kondisi lingkungan dapat
diseragamkan (homogen), kecuali faktor perlakuan yang diberikan.
Berdasarkan teori perancangan himpunan perlakuan bahwa perlakuan yang
diperkirakan berpengaruh paling baik selaras dengan hipotesis yang
diajukan sebelum penelitian harus diletakkan di antara minimal dua
perlakuan lain yang bertaraf lebih rendah dan lebih tinggi, tetapi
diperkirakan mempunyai pengaruh kurang baik dibanding perlakuan
hipotesis tersebut.67 Oleh sebab itu kosentrasi ekstrak daun meniran pada
penelitian ini disusun menjadi 7 taraf, yaitu :
S0 =
aquadest steril tanpa ekstrak daun meniran (kontrol) 0%
S1 =
konsentrasi ekstrak daun meniran 10%
S2 =
konsentrasi ekstrak daun meniran 20%
S3 =
konsentrasi ekstrak daun meniran 30%
S4 =
konsentrasi ekstrak daun meniran 40%
S5 =
konsentrasi ekstrak daun meniran 50%
S6 =
konsentrasi ekstrak daun meniran 60%
67
Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali
Pers, 2010, h. 6.
41
42
Sedangkan jumlah ulangan ditentukan berdasarkan rumus federer: (t-1)
(r-1) ≥15, dimana (t) adalah perlakuan dan (r) adalah ulangan.68 Berdasarkan hal
tersebut maka diperoleh jumlah ulangan sebanyak 3 kali, sehingga total unit
penelitian ini adalah 7 taraf 3 kali ulangan =
21 unit. Adapun perhitungan
ulangan adalah sebagai berikut :
(t – 1) (r – 1) ≥ 15
(7 – 1) (r – 1) ≥ 15
6r – 6 ≥ 15
6r ≥ 15 + 6
r≥
r ≥ 3,5 = 3
B.
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah semua Mikroorganisme
Staphylococcus aureus yang berasal dari Laboratorium Biologi STAIN
(Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Palangkaraya, sedangkan sampel
penelitian adalah sebagian dari mikroorganisme Staphylococcus aureus
yang ditumbuhkan pada 25 medium lempeng NA di Laboratorium
Mikrobiologi STAIN Palangka Raya, dan untuk populasi daun meniran
adalah semua tumbuhan meniran yang ada pada wilayah kota Palangka
68
Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali
Pers, 2010, h. 9.
43
Raya, dan sampel penelitian adalah sebagian daun meniran yang ada pada
wilayah Jalan Pilau Palangka Raya, adapun jumlah daun didapatkan
sebanyak 1kg daun meniran.
C. Instrumen Penelitian
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Alat-alat yang digunakan adalah :
Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam penelitian
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Alat
Baeker glass 1000 ml
Baeker glass 600 ml
Baeker glass 500 ml
Baeker glass 250 ml
Baeker glass 100 ml
Baeker glass 80 ml
Baeker glass 50 ml
Tabung Reaksi (Pendek)
Tabung Reaksi (Panjang)
Gelas Ukur 100 ml
Gelas Ukur 25 ml
Labu Erlenmenyer 500 ml
Labu Erlenmenyer 250 ml
Cawan Petri
Gelas Selai
Jarum Inokulasi (berkolong)
Pengaduk Besi
Corong Kaca
Pinset
Magnetik Stirer
Mikropipet
Autoklaf
Kulkas
Open
Pipet
LAF
Hot Plate
Jumlah
2
1
2
4
7
1
2
4
6
1
1
1
1
35
3
4
2
1
2
1
1
1
1
1
11
1
1
44
No
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Alat
Neraca Digital
Tip Mikropipet
Gunting
Cutter
Spritus
Blender
Baskom
Nampan
Panci
Kompor Gas
Termometer
Timbangan
Cotton Bed
Jumlah
1
1
1
1
3
1
4
3
1
1
1
1
Secukupnya
2. Bahan-bahan yang digunakan adalah :
Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam penelitian
No
1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
16
17
18
Bahan
Daun Meniran
Nutrien Agar (NA)
Beef extract
Becto Peptone
Alkohol 96%
Alkohol 70%
Aquades
Kapas
Vaselin
Kultur murni Staphylococcus aureus
Kertas saring
Kasa
Kertas kraf
Kertas tempel
Karet gelang
Lysol
Jumlah
1 kg
4, 72 gr
1, 03 gr
1, 72 gr
5000 ml
1000 ml
3 botol
2 gulung
Secukupnya
1 tabung
2 lembar
2 pak
10 lbr
4 buah
100 buah
Secukupnya
45
D.
Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan data dari hasil penelitian dilakukan pada saat biakan
Staphylococcus aureus yang masing-masing berjumlah 21 unit yang
berumur 1x24 jam, 2x24 jam, 3x24 jam, dan 4x24 jam setelah pemberian
perlakuan.
Data diambil dari semua unit penelitian, yaitu berupa hasil
pengukuran lebar zona hambat (dengan satuan milimeter), yang dimaksud
dengan zona hambat disini adalah jarak antara sisi terluar paper disc yang
mengandung ekstrak daun Meniran dengan koloni biakan Staphylococcus
aureus dipermukaan medium lempeng NA. Dalam hal ini yang diukur
adalah jarak koloni biakan Staphylococcus aureus yang terdekat dengan
paper disc.
E.
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah analisis varians (ANAVA). Langkah-langkah pengujian hipotesis
menggunakan analisis varians, seperti bawah ini:
1. Membuat data hasil pengamatan
Tabel 3.3 Contoh tabel data hasil pengamatan
No
Perlakuan
1
2
3
4
5
6
7
S0 %
S1 %
S2 %
S3 %
S4 %
S5 %
S6 %
1
Ulangan
2
3
Total
Rata-rata
46
2. Membuat data hasil penelitian pada Uji ANAVA
Tabel 3.4 Contoh tabel ringkasan Analisis Variansi
Sumber Keragaman
Db
JK
KT
FHitung
FTabel
5%
Perlakuan
Galat
Total
Keterangan :

= Berbeda Nyata
Tn = Tidak Berbeda Nyata
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini disusun dalam bentuk
hipotesis statistik, yaitu :
H0
= Perlakuan pemberian kosentrasi ekstrak daun meniran tidak
mempunyai
pengaruh
yang
nyata
terhadap
pertumbuhan
Staphylococcus aureus.
H1
= Perlakuan pemberian kosentrasi ekstrak daun meniran mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan Staphylococcus
aureus.
Hipotesis statistik ini diuji dengan cara membandingkan harga FHitung
dengan FTabel. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a) Jika harga Fhitung ≤ Ftabel 1 % atau 5 % berarti H0 diterima, sedangkan H1
ditolak dan dinyatakan bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh
nyata.
47
b) Jika harga Fhitung ≥ Ftabel 1 % atau 5 % berarti H0 ditolak, sedangkan H1
diterima dan dinyatakan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata
atau sangat nyata.69
4.
Uji Lanjut
Apabila F Hitung ≥ F tabel 5% maka dapat dinyatakan perlakuan yang
diberikan berpengaruh nyata, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji Beda Jarak
Nyata Duncan (BJND).
F. Diagram Alur Penelitian
Langkah-langkah dalam pengumpulan data yang diawali dengan
tahapan pendahuluan, perlakuan, dan pengujian yang dijelaskan dalam alur
diagram pada halaman 48:
69
Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali
Pers, 2010, h. 37-41.
48
1. Tahapan Penelitian
 Pembuatan Medium Miring NA (Nutrien Agar)
 Pembuatan kultur murni Staphylococcus aureus
 Pembuatan Medium NB (Nutrien Broth)
Tahapan
Penelitian
 Penyiapan Medium Lempeng NA (Nutrien
Agar)
 Pembuatan ekstrak daun Meniran (Phyllanthus
niruri, L.)
2. Tahapan Perlakuan
 Pemberian ekstrak daun Meniran pada koloni
biakan Staphylococcus aureus
 Pengamatan ekstrak daun Meniran pada koloni
biakan Staphylococcus aureus
3. Pengolahan dan analisis
G data
 Menganalisis data hasil penelitian
a. (ANAVA) Analisis varians
b. (Uji BJND) Beda Jarak Nyata Duncan
 Membuat Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
49
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai dengan April 2014. Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam
Tabel 3.5 sebagai berikut :
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian
Bulan / Tahun
No
2013
Kegiatan
November
1
2
3
4
1
2
3.
Persiapan
a.
Seminar proposal
b. Revisi Proposal
c.
Perijinan
Pelaksanaan Penelitian
a.
Uji Pendahuluan
b. Pelaksanaan
Penelitian
c.
Pengambilan data
Penyusunan laporan
a.
Analisis data
b. Pembuatan laporan
(pembahasan)
c.
Munaqasah
d. Revisi
2014
Desember
1
2
3
4
1
Maret
2 3
۞
۞
4
1
April
2 3
۞
۞
4
1
۞
۞
Mei
2 3
4
۞
۞
1
Agustus
2 3
4
۞
۞
۞
۞
۞
۞
۞
۞
۞
۞
۞
۞
49
50
H.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan, meliputi tahapan
pendahuluan dan tahapan perlakuan, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Tahapan Pendahuluan
a. Pembuatan medium miring dan medium lempeng NA (Nutrien
Agar) sebagai bahan kultur stok Bakteri Staphylococcus aureus.
Dalam Pembuatan medium ini, yang digunakan sebagai bahan
kultur stok Bakteri Staphylococcus aureus ini berjumlah 5, medium
miring sebanyak 3 tabung, sedangkan pada medium lempeng
sebanyak 2 cawan. Dalam pembuatan kultur stok ada beberapa hal
yang perlu disiapkan yaitu:
1) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril, seperti:
Tabel 3.6 Tabel Alat pembuatan medium miring dan
medium lempeng NA (Nutrien Agar)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Alat
Pengaduk Besi
Beaker Glass 50 ml
Cawan Petri
Tabung Reaksi
Mikropipet
Tip Mikropipet
Magnetik Stirer
Kapas
Kain Kasa
Karet Gelang
Kertas Sampul
Gelas Selai
Hot Plate
Neraca Digital
Kulkas
Jumlah
1
1
2
3
1
2
1
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
1
1
1
1
51
2) Menimbang
komponen
medium
dengan
menggunakan
timbangan neraca digital, adapun untuk volume yang
diinginkan yaitu:
a) Beef extract 0,135 gram
b) Becto Peptone 0,225 gram
c) Agar powder 0,675 gram
d) Aquades 45 ml
Perhitungan:
Formula Medium Nutrien Agar (NA)
a) Beef extract 3 gram
b) Becto Peptone 5 gram
c) Agar powder 15 gram
(catatan: harus memperhitungkan terlebih dahulu dengan
seksama
medium
yang
ingin
diperlukan
berdasakan
perbandingan dari formula Medium NA (Nutrien Agar)
diatas).70
70
Noor hujjatusnaini, Petunjuk PraktikumMikrobiologi. Palangka Raya: STAIN, 2012, h. 2
52
Komposisi pembuatan Medium Miring dan lempeng yaitu:
Tabel 3.7 Tabel Perhitungan untuk pembuatan medium
miring dan medium lempeng NA (Nutrien Agar)
Medium Miring
Jumlah Tabung X 5ml (5
adalah ukuran untuk didalam
tabung)
3 x 5 ml = 15
Medium Lempeng
Jumlah Cawan X 10 ml (10
adalah ukuran untuk didalam
cawan)
2 x 10 ml = 20
= 15 + 20 + 10 = 45ml
(10 ini merupakan lebihan apabila jumlah yang ada masih
kurang untuk medium)
Perhitungan:
a) Beef extract (3gr)
=
x 3 = 0,135
b) Becto Peptone (5gr)
=
x 5 = 0,225
c) Agar powder (15gr)
=
x 15 = 0,675
d) Aquadest
= 45 ml
Jadi Total Pembuatan Medium NA, berjumlah 1,035gr
ditambah Aquadest 45 ml
3) Menimbang bahan seperti beef extract, becto peptone, dan agar
powder, pada timbangan Neraca Digital sesuai dengan komposisi
yang dibutuhkan serta diperhitungkan.
4) Melarutkan semua bahan tersebut didalam Beaker Glass 50ml
yang
telah
berisi
Aquadest
sebanyak
45ml,
kemudian
mengaduknya secara konstan serta meletakannya diatas hot plate
stirrer, selama 10-15 menit sampai homogen.
53
5) Memasukan larutan sebanyak 5 ml ke dalam 3 tabung reaksi
(medium miring) dan 10 ml untuk 2 Cawan (medium lempeng)
dengan menggunakan mikropipet, kemudian setelah itu menutup
setiap tabung dengan sumbat kapas yang telah dibungkus kain
kasa, dan untuk cawan dibungkus kertas kraf dengan mengikatnya
menggunakan karet gelang.
6) Mensterilisasikan seluruh tabung reaksi (3 tabung) dan Cawan
(2 cawan) yang sudah berisi larutan medium ke dalam autoklaf
pada suhu 121oC dengan tekanan 15 lb (pound) selama 15 menit.
7) Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya bahan-bahan
dibiarkan selama 1-2 jam.
8) Meletakkan tabung reaksi dalam keadaan miring dengan
kemiringan 45o dengan menyandarkannya pada tepian nampan.
Sedangkan pada cawan diletakan dengan posisi datar saja dengan
keadaan kertas kraf yang telah dibuka, setelah medium jadi
kemudian dimasukan ke dalam lemari es, dan cawan sebelumnya
telah dibungkus kembali dengan menggunakan kertas kraf dan di
ikat menggunakan karet gelang.
9) Menunggu selama 1-2 hari atau 2 x 24 jam, jika medium tetap
bersih dan tidak ditumbuhi jamur atau bakteri, maka medium
dapat digunakan.
54
b. Pembuatan Kultur murni Staphylococcus aureus
Sebelum pembuatan kultur murni dilakukan, ada beberapa hal
yang perlu dipersiapkan yaitu:
1) Dalam pembuatan kultur murni ini pengerjaannya di lakukan didalam
LAF di Laboratorium Miikrobiologi. Sebelum menggunakan LAF,
ada beberapa hal yang harus dikerjakan yaitu:
a) LAF terlebih dahulu harus disterilkan, dengan menggunakan
alkohol 70% pada ruang LAF dengan menyeluruh.
b) Kemudian Menutup pintu LAF, lalu menghidupkan lampu
ultraviolet selama 2 jam, setelah dua jam berakhir kemudian
menghidupkan blower LAF selama 1 jam, (diupayakan jangan
ada dalam ruangan selama menghidupkan
Lampu UV dan
Blower, untuk menghindari radiasi). Setelah selesai kemudian
mematikan blower dan menunggu selama ½ jam.
c) Kemudian setelah blowering selesai, kegiatan selanjutnya
masukan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan kedalam
LAF
d) Setelah semuanya selesai, barulah LAF siap digunakan.71
71
Noor hujjatusnaini, Petunjuk PraktikumMikrobiologi. Palangka Raya: STAIN, 2012, h. 5
55
2) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril: Seperti, Jarum
Inokulasi, sarung tangan, Spritus, korek, dan Gelas Selai.
a) Pembuatan kultur murni Staphylococcus aureus dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menyediakan 3 medum miring dan 2 medium lempeng.
2) Menyiapkan koloni bakteri Staphylococcus aureus yang akan
diremajakan.
3) Menulis nama koloni bakteri pada medium miring dan
lempeng yang telah dipersiapkan.
4) Kemudian Secara aseptik menginokulasikan koloni bakteri
tersebut ke medium miring dan lempeng, dengan arah zigzag.
5) Menyimpan koloni bakteri tersebut ke dalam inkubator
dengan suhu dan waktu yang telah disesuaikan.72
c.
Pembuatan medium NB (Nutrien Broth)
1) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril:
Tabel 3.8 Tabel Alat Pembuatan medium NB (Nutrien Broth)
No
1
2
3
4
72
Alat
Pengaduk Besi
Beaker Glass 50 ml
Gelas Selai
Tabung Reaksi (Pendek)
Jumlah
1
1
1
4
Fressty Yoesnita Affianti, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung (Blumea
balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli”.
Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 49, t.d.
56
No
5
6
7
8
9
10
11
12
Alat
Mikropipet
Tip Mikropipet
Magnetik Stirer
Kapas
Kain Kasa
Hot Plate
Neraca Digital
Inkubator
2) Menimbang
komponen
Jumlah
1
2
1
Secukupnya
Secukupnya
1
1
1
medium
dengan
menggunakan
timbangan analitis atau neraca digital untukvolume yang
diinginkan, yaitu :
a) Beef extract 0,09 gr
b) Becto Peptone 0,15 gr
c) Aquadest 30 ml
3) Melarutkan semua bahan tersebut didalam Beaker Glass 50ml
yang
telah
berisi
Aquadest
sebanyak
30ml,
kemudian
mengaduknya secara konstan serta meletakannya diatas hot
plate stirrer, Selama 10-15 menit sampai homogen
4) Memasukan larutan sebanyak 5 mlke dalam 4 tabung reaksi
(medium NB) dengan menggunakan mikropipet, kemudian
setelah itu menutup setiap tabung dengan sumbat kapas yang
telah dibungkus kain kasa.
5) Mensterilisasikan seluruh tabung reaksi (4 tabung) yang sudah
berisi larutan medium ke dalam autoklaf pada suhu 121oC
dengan tekanan 15 lb (pound) selama 15 menit.
57
6) Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya bahan-bahan
dibiarkan selama 15 menit terlebih dahulu, agar medium dingin.
7) Kemudian Medium Nutrien Broth dimasukan ke Inkubator
dengan suhu dan waktu yang telah disesuaikan.
8) Menunggu selama 1-2 hari atau 2x24 jam, jika medium tetap
bersih dan tidak ditumbuhi jamur atau bakteri, maka medium
dapat digunakan.
d. Pembuatan medium Lempeng NA (Nutrien Agar)
Pembuatan Medium lempeng NA (Nutrien Agar) ini
digunakan
sebagai
bahan
untuk
proses
perlakuan
bakteri
Staphylococcus aureus nantinya. Dalam pembuatan medium, ada
beberapa hal yang perlu disiapkan yaitu:
1)
Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril, Seperti:
Tabel 3.9 Tabel Alat Pembuatan medium Lempeng NA (Nutrien Agar)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Alat
Pengaduk Besi
Beaker Glass 250 ml
Cawan Petri
Mikropipet
Tip Mikropipet
Magnetik Stirer
Karet Gelang
Kertas Sampul
Gelas Selai
Hot Plate
Neraca Digital
Kulkas
Jumlah
1
1
26
1
2
1
Secukupnya
Secukupnya
1
1
1
1
58
2)
Menimbang
komponen
medium
dengan
menggunakan
timbangan neraca digital, adapun untuk volume yang
diinginkan yaitu:
a) Beef extract 0,81 gram
b) Becto Peptone 1,35 gram
c) Agar powder 4,05 gram
d) Aquadest 270 ml
3) Menimbang bahan seperti beef extract, becto peptone, dan
agar powder, pada timbangan Neraca Digital sesuai dengan
komposisi yang dibutuhkan serta diperhitungkan.
4) Melarutkan semua bahan tersebut didalam Beaker Glass 300ml
yang telah berisi Aquadest sebanyak 270ml, kemudian
mengaduknya secara konstan serta meletakannya diatas hot
plate stirrer, Selama 10-15 menit sampai homogen.
5) Memasukan larutan sebanyak 10 ml ke setiap masing-masing
Cawan yang berjumlah 26 cawan dengan menggunakan
mikropipet, kemudian setelah itu cawan yang telah berisi
medium dibungkus dengan kertas kraf dan mengikatnya
menggunakan karet gelang.
6) Mensterilisasikan seluruh cawan yang sudah berisi larutan
medium ke dalam autoklaf pada suhu 121 oC dengan tekanan
15 lb (pound) selama 15 menit.
59
7) Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya bahan-bahan
dibiarkan selama 1-2 jam, dengan bungkus yang telah dibuka.
8) Setelah medium jadi kemudian dibungkus kembali dengan
kertas kraf dan mengikatnya menggunakan karet gelang,
setelah itu dimasukan ke dalam lemari es.
9) Menunggu selama 1-2 hari atau 2 x 24 jam, jika medium tetap
bersih dan tidak ditumbuhi jamur atau bakteri, maka medium
dapat digunakan.
e. Inokulasi Bakteri dari Kultur Stok ke Medium NB
Dalam proses Inokulasi ini, pengerjaannya di lakukan
didalam LAF di Laboratorium Mikrobiologi, dan sebelum
menggunakan LAF, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan
yaitu:
1) LAF
terlebih
dahulu
harus
disterilkan,
dengan
menggunakan alkohol 70% pada ruang LAF dengan
menyeluruh.
2) Kemudian Menutup pintu LAF, lalu menghidupkan lampu
ultraviolet selama 2 jam, setelah dua jam berakhir kemudian
menghidupkan blower LAF selama 1 jam, (peringatan:
upayakan jangan ada dalam ruangan selama menghidupkan
Lampu UV dan Blower, untuk menghindari radiasi).
Setelah selesai kemudian mematikan blower dan menunggu
selama ½ jam.
60
3) Kemudian setelah blowering selesai, kegiatan selanjutnya
masukan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
kedalam LAF
4) Setelah semuanya selesai, barulah LAF siap digunakan.73
Dalam Proses Inokulasi dari kultur stok Staphylococcus aureus ke
medium NB ada beberapa langkah yaitu sebagai berikut :
1) Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril: Seperti,
Jarum Inokulasi, sarung tangan, Spritus, korek, dan Gelas
Selai, dan Biakan Bakteri Staphylococcus aureus dari Kultur
Stok
2) Menyediakan Kultur Stok Bakteri Staphylococcus aureus yang
ada pada 2 medum miring dan 2 medium lempeng.
3) Menulis nama koloni bakteri pada medium NB yang telah
dipersiapkan.
4) Kemudian Secara aseptik menginokulasikan koloni bakteri dari
kultur stok tersebut ke Masing-masing medium NB
5) Menyimpan koloni bakteri tersebut ke dalam inkubator dengan
suhu dan waktu yang telah disesuaikan74.
f.
Pembuatan ekstrak daun Meniran
Sebelum tahapan ini dilakukan, ada beberapa hal yang
perlu disiapkan yaitu: Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering,
73
Noor Hujjatusnaini, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Palangka Raya: STAIN, 2012, h. 5
Fressty Yoesnita Affianti, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung (Blumea
balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli”.
Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 49, t.d.
74
61
dan sterilSeperti: (Alat) Blender, Timbangan, Baskom, Panci,
(Bahan) Alkohol 90% sebanyak 3 liter, Ekstrak (Daun Meniran)
Langkah-langkah kerja dalam menyiapkan ekstrak daun
Meniran adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan dan mencuci 1000gr daun meniran yang segar
sampai bersih, kemudian di keringkan selama 1 hari.
2) Sebelum proses memblender dilakukan, daun meniran
ditimbang terlebih dahulu, sampai didapatkan berat 1000gr /
1kg.
3) Memblender daun Meniran sebanyak 1000 gr dengan
menambahkan 3000 ml alkohol 90 %, kemudian didiamkan
selama 2 hari (proses Maserasi).
4) Menyaring suspensi tersebut dengan menggunakan kain bersih,
kemudian menyaringnya kembali dengan menggunakan kertas
saring.
5) Hasil saringan dimasukan pada Beaker Glass 1000ml,
6) Kemudian melakukan proses penguapan ekstrak dengan cara
sederhana, yaitu menggunakan Hot Plate dengan suhu yang
terkontrol 600C, untuk mengontrol suhu tersebut digunakan
alat Termometer. Proses penguapan ini dilakukan selama ± 10
- 12 jam.
7) Ekstrak daun Meniran murni kemudian dijadikan sebagai stok
induk.
62
2. Tahapan Perlakuan dan pengamatan
Sebelum tahapan ini dilakukan, ada beberapa hal yang perlu
disiapkan yaitu: Menyiapkan LAF serta alat-alat yang bersih, kering,
dan steril.
Adapun Langkah-langkah kerja dalam menyiapkan ekstrak daun
Meniran adalah sebagai berikut :
a) Menyiapkan 10 ml ekstrak daun meniran dengan kosentrasi
60%, yaitu dengan cara mencampurkan 6 ml stok induk ekstrak
daun meniran dengan 4 ml akuades steril, yang bagian daun
meniran adalah 6 ml dalam 10 ml volume atau 60 %, dimana
perhitungan kosentrasi setiap perlakuan digunakan rumus:
M1V1 =M2V2.
b) Menyiapkan 10 ml ekstrak daun meniran dengan kosentrasi 50
%, 40 %, 30 %, 20 %, 10 %, dan 0 % sebagai kontrol
perlakuan.75
c) Pemberian
ekstrak
daun
Meniran
pada
koloni
biakan
Staphylococcus aureus
Langkah-langkah kerja dalam memberikan ekstrak daun
Meniran pada koloni biakanStaphylococcus aureus adalah sebagai
berikut :
a) Menyiapkan 21 cawan medium lempeng NA, dan memberikan
kode-kode perlakuan pada setiap cawan.
75
Fressty Yoesnita Affianti, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung
(Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia
coli”. Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 50-51, t.d.
63
b) Menyiapkan paper disc dengan ukuran diameter 2 cm
sebanyak 21 buah, kemudian merendamnya ke dalam 7 beaker
glass yang masing-masing beaker gelas berisi 10 ml larutan
ekstrak daun meniran dengan kosentrasi yang berbeda, yaitu
10 %, 20 %, 30 %, 40 %, 50%, 60%. Dan pada kosentrasi 0 %
yang berfungsi sebagai kontrol. Perendaman dilakukan selama
30 menit.
c) Menginokulasikan kultur murni Staphylococcus aureus yang
telah berumur 2x24 jam pada masing-masing 21 medium NA,
dengan menggunakan Cotton Bad.
d) Meletakkan masing-masing 1 buah paper disc yang telah
direndam selama 30 menit tersebut ke bagian tengah-tengah
permukaan cawan yang berisi medium NA yang sudah berisi
bakteri Staphylococcus aureus secara aseptis sesuai dengan
kode perlakuan yang diberikan.
e) Menyimpan semua cawan petri ke dalam inkubator dengan
suhu 350c.
f)
Melakukan pengambilan data pada saat kultur Staphylococcus
aureus berumur 1 x 24 jam, 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, dan 4 x 24
jam.76
76
Fressty Yoesnita Affianti, “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung
(Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia
coli”. Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 51-53, t.d.
Download