Dasar Bioteknologi PCR 1.apa kepanjangan dari PCR? Dan jelaskan pengertiannya! PCR merupakan singkatan dari Polymerase Chain Reaction. Reaksi Polimerase Berantai atau dikenal sebagai Polymerase Chain Reaction (PCR), merupakan suatu proses sintesis enzimatik untuk melipatgandakan suatu sekuens nukleotida tertentu secara in vitro. Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Kary B. Mulis pada tahun 1985. Metode ini sekarang telah banyak digunakan untuk berbagai macam manipulasi dan analisis genetic. 2. Apa saja macam-macam PCR? Dan apa perbedaannya! Real-Time PCR Real-Time PCR merupakan suatu perangkat platform instrumentasi, yang terdiri atas satu buah thermal cycler, satu buah komputer, lensa untuk eksitasi fluoresen dan pengumpul emisi, serta perangkat lunak untuk akuisisi dan analisis data. Prinsip kerja Real-Time PCR adalah mendeteksi dan menguantifikasi reporter fluoresen. Sinyal fluoresen akan meningkat seiring dengan bertambahnya produk PCR dalam reaksi. Dengan mencatat jumlah emisi fluoresen pada setiap siklus, reaksi selama fase eksponensial dapat dipantau. Peningkatan produk PCR yang signifikan pada fase eksponensial berhubungan dengan jumlah inisiasi gen target. Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (Rt-Pcr) RT-PCR merupakan singkatan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction. Seperti namanya, proses RT-PCR merupakan bagian dari proses PCR biasa. Perbedaanya dengan PCR yang biasa, pada proses ini berlangsung satu siklus tambahan yaitu adanya perubahan RNA menjadi cDNA (complementary DNA) dengan menggunakan enzim Reverse Transkriptase. Reverse Transcriptase adalah suatu enzim yang dapat mensintesa molekul DNA secara in vitro menggunakan template RNA. Nested PCR Nested PCR adalah suatu teknik perbanyakan replikasi sampel DNA menggunakan bantuan enzim DNA polymerase yang menggunakan dua pasang primer untuk mengamplifikasi fragmen. Pasangan primer yang pertama akan mengamplifikasi fragmen yang cara kerjanya mirip dengan PCR pada umumnya. Pasangan primer yang kedua biasanya disebut nested primers ( sepasang primer tersebut terletak di dalam fragmen pertama) yang berikatan di dalam fragmen produk PCR yang pertama untuk memungkinkan terjadinya amplifikasi produk PCR yang kedua dimana hasilnya lebih pendek dari yang pertama.Nested PCR adalah PCR yang sangat spesifik dalam melakukan amplifikasi karena jika ada fragmen yang salah diamplifikasi maka kemungkinan bagian tersebut diamplifikasi untuk kedua kalinya oleh primer yang kedua sangat rendah. Multiplex PCR Multiplex PCR digunakan untuk mendeteksi beberapa target DNA sekaligus. Multiplex PCR merupakan beberapa set primer dalam campuran PCR tunggal untuk menghasilkan amplikon dari berbagai ukuran yang spesifik untuk sekuens DNA yang berbeda. Dengan penargetan gen sekaligus, informasi tambahan dapat diperoleh dari lari-tes tunggal yang tidak akan membutuhkan beberapa kali reagen dan lebih banyak waktu untuk melakukan. Temperatur Annealing untuk masing-masing set primer harus dioptimalkan untuk bekerja dengan benar dalam reaksi tunggal, dan ukuran amplikon. Artinya, panjangnya pasangan basa harus berbeda cukup untuk membentuk band yang berbeda ketika divisualisasikan dengan elektroforesis gel . ELISA PCR Teknik PCR-ELOSA adalah suatu metode untuk mendeteksi suatu segmen nukleotida menggunakan PCR dan ELISA. Amplikon PCR didenaturasi, diimobilisasi pada microwell plate lalu diidentifikasi secara hibridisasi DNA dan imunologis (ELISA). Sejumlah istilah telah digunakan untuk teknik tersebut diantaranya PCR and DIGELISA detection, ELISA-based oligonucleotide ligation assay, PCRoligonucleotide ligation assay, DIAPOPS (Detection of immobilised amplified products in one phase system) PCR-ELISA merupakan metode yang digunakan untuk menangkap asam nukleat yang meniru prinsip dari enzim linked immunosorbant yang terkait. Dimana dalam sebuah pengujian hibridisasi hasil produk dari PCR akan terdeteksi dengan metode ini. Dengan metode inilah dapat dilakukan pengukuran sequen internal pada produk PCR. Metode ini lebih dipilih karena lebih murah dibandingkan metode Real Time PCR. PCR-ELISA telah digunakan sejak akhir 1980-an dan telah berkembang untuk mendeteksi sequen tertentu dalam produk PCR. 3.Jelaskan prinsip kerja Real Time PCR! Prinsip kerja Real-Time PCR adalah mendeteksi dan menguantifikasi reporter fluoresen. Sinyal fluoresen akan meningkat seiring dengan bertambahnya produk PCR dalam reaksi. Dengan mencatat jumlah emisi fluoresen pada setiap siklus, reaksi selama fase eksponensial dapat dipantau. Peningkatan produk PCR yang signifikan pada fase eksponensial berhubungan dengan jumlah inisiasi gen target. 4.Jelaskan prinsip kerja Reverse Transkriptase PCR! proses RT-PCR berlangsung satu siklus tambahan yaitu adanya perubahan RNA menjadi cDNA (complementary DNA) dengan menggunakan enzim Reverse Transkriptase. Reverse Transcriptase adalah suatu enzim yang dapat mensintesa molekul DNA secara in vitro menggunakan template RNA. Seperti halnya PCR biasa, pada pengerjaan RT-PCR ini juga diperlukan DNA Polimerase, primer, buffer, dan dNTP. Namun berbeda dengan PCR, template yang digunakan pada RT-PCR adalah RNA murni. Oleh karena primer juga dapat menempel pada DNA selain pada RNA, maka DNA yang mengkontaminasi proses ini harus dibuang. Untuk proses amplifikasi mRNA yang mempunyai poly(A) tail pada ujung 3′, maka oligo dT, random heksamer, maupun primer spesifik untuk gen tertentu dapat dimanfaatkan untuk memulai sintesa cDNA. 5.Jelaskan prinsip kerja ELISA! PCR-ELISA merupakan metode yang digunakan untuk menangkap asam nukleat yang meniru prinsip dari enzim linked immunosorbant yang terkait. Dimana dalam sebuah pengujian hibridisasi hasil produk dari PCR akan terdeteksi dengan metode ini. Dengan metode inilah dapat dilakukan pengukuran sequen internal pada produk PCR. Metode ini lebih dipilih karena lebih murah dibandingkan metode Real Time PCR. Prinsip kerja ELISA (Enzime-Linked Immunosorbent Assay) yaitu penempelan antibody primer pada bagian tertentu dari molekul target, maka molekul itu akan diisolasi menjadi murni. Kemudian digunakan untuk mendeteksi target itu. Campuran berbagai antibodi yang dihasilkan yang terdapat pada serum (antiserum) dari hewan yang diinokulasi membuat sejumlah antibodi yang berbeda-beda yang masing-masing menempel pada bagian tertentu dari molekul target (epitop) TEKNIK REKAYASA GENETIKA 1. Jelaskan pengertian mengenai DNA sekuensing! Sekuensing DNA atau pengurutan DNA adalah proses atau teknik penentuan urutan basa nukleotida pada suatu molekul DNA. Urutan tersebut dikenal sebagai sekuens DNA, yang merupakan informasi paling mendasar suatu gen atau genom karena mengandung instruksi yang dibutuhkan untuk pembentukan tubuh makhluk hidup. Sekuensing DNA dapat dimanfaatkan untuk menentukan identitas maupun fungsi gen atau fragmen DNA lainnya dengan cara membandingkan sekuens-nya dengan sekuens DNA lain yang sudah diketahui. Teknik ini digunakan dalam riset dasar biologi maupun berbagai bidang terapan seperti kedokteran, bioteknologi, forensik, dan antropologi. Sekuens DNA menyandikan informasi yang diperlukan bagi makhluk hidup untuk melangsungkan hidup dan berkembang biak. 2. Jelaskan pengertian hibridisasi! hibridisasi adalah pembentukan ikatan dupleks stabil antara dua rangkaian nukleotida yang saling komplementer melalu perpasangan basa N. Hibridisasi dapat menunjukkan suatu keseragaman sekuens. Pasangan DNA–DNA, DNA–RNA, atau RNA–RNA dapat terbentuk melalui proses ini. 3. Jelaskan prinsip kerja southern blot! Southern Blot adalah teknik yang mampu untuk mendeteksi fragmen restriksi tunggal yang spesifik dalam campuran asam nukleat yang sangat kompleks yang dihasilkan dari pemotongan genom dengan menggunakan enzim restriksi. Kompleks dalam campuran tersebut, banyak fragmen yang akan mempunyai panjang yang sama dengan yang lain dan bermigrasi atau berpindah bersama-sama selama proses elektroforesis. Meskipun semua fragmen tidak secara sempurna terpisah oleh proses elektroforesis gel agarose, fragmen tunggal dalam pita hasil elektroforesis dapat diidentifikasi dengan hibridisasi menggunakan DNA probe yang spesifik. Sehingga untuk menyelesaikan masalah tersebut, fragmen restriksi yang ada dalam gel didenaturasi dengan alkali dan ditransfer pada filter nitroselulosa atau membran nilon dengan teknik blotting 4. Jelaskan prinsip kerja northern blot! Teknik ini digunakan untuk melihat ekspresi (transkripsi) suatu mRNA pada organ atau jaringan tertentu. Teknik ini pada dasarnya adalah kombinasi dari denaturasi RNA elektroforesis gen dan sebuah noda. Dalam proses ini RNA dipisahkan berdasarkan ukuran dan kemudian ditransfer ke membran untuk kemudian diperiksa dengan pelengkap yang memiliki label berdasar urutan kepentingan. Hasilnya dapat digambarkan dalam berbagai cara tergantung pada label yang digunakan. 5. Jelaskan prinsip kerja western blot! Western blot adalah proses pemindahan protein dari gel hasil elektroforesis ke membran. Membran ini dapat diperlakukan lebih fleksibel daripada gel sehingga protein yang terblot pada membran dapat dideteksi dengan cara visual maupun fluoresensi. Deteksi ekspresi protein pada organisme dilakukan dengan prinsip imunologi menggunakan antibodi primer dan antibodi sekunder. Setelah pemberian antibodi sekunder, deteksi dilakukan secara visual dengan pemberian kromogen atau secara fluoresensi. Pada deteksi secara fluoresensi, reaksi antara antibodi primer dengan antibodi sekunder akan memberikan hasil fluoresens yang selanjutnya akan membakar film X-ray, deteksi ini dilakukan di kamar gelap.