Simulasi Perambatan Gelombang Georadar (GPR) pada Suatu Media Berlapis Agus Suprianto Abstract: The simulation of the wave propagation of the radar in the sub-surface was very important to be understood before being carried out of field acquisition, to maximize the design of the acquisition and to optimized radar gram data’s. One of the approaches in the simulation of the data was to use propagation modeling of the electromagnetic wave by using the Finite Difference Time Domain solution (FDTD). Modeling of electromagnetic wave propagation in the GPR requires a solution of Maxwell’s equations or present a finite-difference time-domain (FDTD) solution of Maxwell’s that permit accurate computation of the radiated field from a transmitting antenna. Propagating through the air-earth interface, scattering by subsurface targets and reception of the scattered fields by receiving antenna. This technique is second-order accurate in time and fourth-order accurate in space. In this paper, I demonstrate the synthetic radar gram by applying this technique to two-dimensional examples from a subsurface of stratified media. Keywords: Ground Penetrating Radar, stratified media, FDTD Methods PENDAHULUAN dipantulkan oleh bawah permukaan Metode Georadar merupakan akibat salah satu metode elektromagnetik yang banyak digunakan kontras impedansi dalam lapisan bawah permukaan. untuk Respon kondisi bawah per- eksplorasi kondisi bawah permukaan mukaan terhadap gelombang yang dangkal yang banyak digunakan di melewati lapisan sangat bervariasi bidang dan dan penting untuk dipahami sebelum geofisika, sumberdaya alam, reka- dilakukan akuisisi di lapangan. Simu- yasa (teknik sipil), arkeologi dan lain- lasi lain. Dalam metode Georadar ini akuisisi data digunakan antenna transmitter dan mampu mengoptimalkan antenna receiver yang diletakkan akuisisi data lapangan yang akan pada permukaan area yang diteliti. dilakukan. eksplorasi geologi Antenna transmitter berfungsi untuk meradiasikan gelombang diharapkan pra akan desain Pendekatan yang dilakukan elektro- dalam simulasi perambatan gelom- magnetik ke dalam tanah/lapisan bang georadar diantaranya meng- dan gunakan metode numerik. Banyak antenna sebagai gelombang penjalaran receiver penangkap berfungsi gelombang sekali pantul dari antenna transmitter yang metode numerik yang digunakan sebagai pendekatan dari Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Jember 17 18 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6 No. 1, Pebruari 2009 (17 – 25) perambatan medan elektromagnetik memodelkan pemantulan dari target ini, diantaranya oleh Banos (1966) terpendam, yang juga sebagai pioner dalam terpendam, logam terpendam dan memodelkan radiasi medan dalam lain-lain. (Roberts. et al., 1997), yang bidang batas penghantar, Annan dalam penelitian ini diaplikasikan (1973) menggunakan model analisis pada normal dan integrasi saddle-point yang berlapis dengan profil cepat untuk memecahkan radiasi medan rambat lapisan terhadap gelombang gelombang, dan beberapa paper yang berbeda-beda. yang telah dipublikasikan seperti kondisi pipa, bawah tangki permukaan yang untuk memecahkan medan teradiasi Teori Finite-Difference TimeDomain (FDTD) Semua gejala elektromag- dari antena sederhana dekat bidang netik, batas dua lapisan dielektrik yaitu digambarkan oleh persamaan tenar Chew dan Kong, 1981; Bannister, Maxwell. Yee (1966) membangun 1982; Engheta et al., 1982; Tsang et teknik FDTD dengan mengimple- al., 1973; Smith, 1984; pemantulan mentasikan oleh suatu obyek yang terpendam hingga orde dua pada persamaan (Peters curl Maxwell. yang dimulai dengan menggunakan dan metode Richmond, numerik 1982; Mahmoud et al., 1981), dll. atas skala makroskopis, pendekatan beda persamaan Maxwell pada persama- Salah satu metode untuk an (1) dan (2) di bawah ini, memodelkan propagasi gelombang elektromagnetik adalah menggunakan metode finite-difference time- E H J t .............. (1) H E t .............. (2) domain (FDTD) yang merupakan teknik untuk memodelkan medan elektromagnetik yang pertama kali diperkenalkan oleh Yee (1966) dimana adalah permitivitas menggunakan pendekatan persama- dielektrik (F/m), E adalah intensitas an curl Maxwell dan merupakan medan suatu pendekatan modelling yang intensitas medah magnet (A/m), J akurat dalam memecahkan feno- adalah mena elektromagnetik. Teknik FDTD permeabilitas magnet (H/m) dan t ini sangat unik dan akurat dalam adalah waktu (s). listrik rapat (V/m), arus H adalah (A/m2), Suprianto, A., Simulasi Perambatan Gelombang.............. Kedua persamaan di atas mengandung penurunan 19 memiliki ketergantungan terhadap secara ruang dan waktu, total vektor medan spasial dan temporal dan E, H dan J listrik dan magnet dalam koordinat adalah kartesian dapat dituliskan sebagai besaran vektor. Besaran vektor dari persamaan di bawah ini berikut, E E xt x, y, z xˆ E yt x, y, z yˆ E zt x, y , z zˆ …………………… (3) H H xt x, y , z xˆ H yt x, y , z yˆ H zt x, y, z zˆ , ……………….. (4) Yee (1966) melakukan pendimana Ex, Ey, Ez, Hx, Hy, dan Hz adalah nilai skalar medan listrik dalam komponen vektor medan listrik dalam arah x, y, dan z, yang ditunjukkan xˆ, yˆ dan zˆ . oleh unit vektor dekatan dengan cara mendiskritisasi suatu volume dalam sel-sel kecil dan menandai besaran-besaran skalar dan vektor pada masing-masing sel, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1 di bawah ini, Gambar 1. Model unit sel FDTD oleh Yee. Medan listrik dan magnet merupakan tangen dari vektor-vektor yang dibentuk oleh masing-masing medan di atas. (Yee, 1966) 20 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6 No. 1, Pebruari 2009 (17 – 25) Nilai spasial dan temporal yang terdiskritisasi adalah sebagai berikut, x y ,y x untuk Ez ...... (9) 2 2 x , y untuk Hx ............ (10) x 2 x = i x ................ (5) y = j y ................ (6) k = k z ................ (7) y x, y untuk Hy ............. (11) 2 t = n t ................ (8) Besaran Ex dan Hy dapat dihitung dimana i, j, k adalah susunan grid/ dengan mensubtitusi persamaan (3) cacahan dan (4) ke dalam persamaan (1) dan sel-sel, n adalah step waktu, x, y, z adalah dimensi dari cacahan sel-sel, dan t adalah (2) sehingga diperoleh, pertambahan step waktu. Simulasi algoritma E x H xˆ J x ......... (12) t FDTD yang diterapkan ini diimplementasi- H y t E yˆ ........... (13) kan pada bidang 2 dimensi (bidang Dengan memasukkan pendekatan X-Y). Posisi sumber atau output dari beda simulasi dalam bidang berkaitan persamaan (14) di bawah ini ke dengan koordinat dari sel-sel, di- persamaan (12) dan (13) untuk n mana komponen-komponen medan dan n+1/2, elektromagnetiknya (dalam bidang) ditunjukkan oleh persamaan berikut, H Hz Hy n E x 1 2 dan Hy pada E xn E xn 1 ...(14) 2 n 1 1 1 1 i , j , k H z 2 i , j , k 2 2 2 2 y 1 2 n 1 1 1 1 i , j, k H z 2 i , j , k 2 2 2 2 , z xˆ n 1 2 Ex 1 2 n 1 n 2 n Jx hingga 1 1 .............. (15) 1 1 Exn i , j, k 1 E xn i , j , k 2 2 En y z .................................... (16) 1 1 n n E z i 1, j , k Ez i, j , k 2 2 , x Suprianto, A., Simulasi Perambatan Gelombang.............. n E x t H yn t 1 2 diberikan E n 1 E xn x .............. (17) t dimana H 1 n 2 y H 1 n 2 y t adalah ............. di pendekatan tertentu 1 1 i , j, k 2 2 (18) konduktivitas dalam beda ini hingga adalah dari besaran Hy dan Ex pada lokasi ruang dan untuk langkah waktu n dalam siemens/meter (S/m) pada titik bawah 21 1 i , j, k 2 1 dan n+1, 2 yang berkenaan dengan cacahan cacahan. beda hingga, Persamaan (19) dan (20) yang 1 1 n n 1 1 1 1 t H y 2 i , j, k H y 2 i , j , k 1 2 2 1 2 2 i , j, k 2 2 n 1 1 1 1 ..(19) n n n E z i 1, j , k 2 E z i, j, j 2 E x i 2 , j , k 1 E x i 2 , j , k x z 1 1 2 i , j , k i , j, k t 2 1 2 E n i 1 , j, k E xn1 i , j , k x 2 2 i 1 , j, k i 1 , j , k t 2 2 2 1 1 n n 2 1 1 1 1 2 H i , j , k H i , j , k z z 2t 2 2 2 2 ....(20) y 1 1 2 i , j, k i , j , k t 2 2 1 1 n n 1 1 1 1 H y 2 i , j, k H y 2 i , j, k 2 2 2 2 z 22 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6 No. 1, Pebruari 2009 (17 – 25) Untuk kasus dalam problem semakin tinggi ke bawah dengan ruang 3-D, aproksimasi beda hingga asumsi berkorelasi dengan densitas dari besaran Ey, Ez, Hx dan Hz dapat lapisan yang lebih besar. Lapisan diimplementasikan dengan cara yang yang digunakan dalam paramaterisasi sama. model mempunyai profil cepat rambat gelom-bang antara 1500 – 4000 m/s Parameterisasi Model yang terdistribusi dalam enam buah Model lapisan yang dibuat terdiri dari enam lapis dan masing-masing lapisan mempunyai profil lapisan Sebagai simulasi dalam cepat radargram digunakan wavelet Ricker rambat gelombang (dalam m/dt) yang dengan frekuensi tengah 300 MHz berbeda-beda seperti ditunjukkan oleh dan dibangkitkan pada z = 0 meter. Gambar 2 di bawah ini. Dengan Untuk asumsi bahwa densitas lapisan yang perhitungan lebih tinggi berada pada strata lapisan menggunakan kurang dari 10 titik bawah, model yang dibuat mempunyai cacahan profil cepat rambat gelombang yang minimum. menghindari per efek beda panjang dispersi, hingga gelombang Gambar 2. Model lapisan bawah permukaan dua dimensi yang terdiri dari enam buah lapisan dengan profil cepat rambat gelombang yang berbeda-beda untuk masing-masing lapisan dengan nilai cepat rambat semakin tinggi ke arah lapisan lebih dalam. Suprianto, A., Simulasi Perambatan Gelombang.............. Hasil Simulasi Hasil 23 dari radar section pada suatu media simulasi perambatan gelombang dengan metode FDTD berlapis enam lapis media ditunjukkan oleh Gambar 2 di bawah ini, (a) (b) (c) (d) (e) (f) 24 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 6 No. 1, Pebruari 2009 (17 – 25) (g) (h) Gambar 3. Snapshot dari gelombang elektromagnetik yang dipancarkan (a, b, c, d, e, f, g dan h), yang menggambarkan evolusi dari gelombang elektromagnetik terhadap waktu. Wavelet Ricker dari radargram menunjukkan pengurangan, hal ini digenerate/dibangkitkan dari tengah cukup realistis dengan kenyataan seperti ditunjukkan oleh Gambar 3 sebenarnya karena sebagian energi (a), dan gelombang merambat ke datang dari sumber terabsorbsi oleh segala arah. Pada gambar 3 (a) lapisan-lapisan diatasnya. Dari hasil gelombang dibangkitkan simulasi, pola penurunan energi ini sesaat akan menyentuh reflektor teramati sebagai citra pantul wavelet yang pertama sehingga masih belum yang semakin kurang tajam atau tampak pola pemantulan gelombang amplitudonya melemah. Dari hasil oleh lapisan. Pada gambar 3 (b) simulasi perambatan propagasi gelombang pada bidang yang gelombang sudah juga tampak mencapai reflektor medium ke 3 dan dengan sudah reflektor berbeda jauh Perambatan pertama dengan dipantulkan medium 1 dan oleh 2. bahwa kontras kecepatan yang (antara lapisan udara) dengan gelombang telah mengalami peman- perambatan gelombang dari medium tulan oleh keenam reflektor medium rapat mulai terlihat pada snapshot gambar fenomena pemantulan 3 (f). Dari artinya gelombang yang datang dari dilakukan, hasil energi simulasi yang pantulan dari reflektor-reflektor yang lebih dalam bawah ke udara, akibat akan terjadi sempurna, pemantulan oleh reflektor, akan dipantulkan kembali Suprianto, A., Simulasi Perambatan Gelombang.............. 25 ke bawah oleh bidang interface DAFTAR PUSTAKA medium lapisan pertama dengan Robert, R.L., and Daniel, J.J., 1997, Modeling near-field GPR in three dimensions using the FDTD methods: Geophysics, 62, 1114-1126. udara. Fenomena ini umumnya disebut dengan multiple, yang akan terbaca sebagai bidang lapisan dalam rekaman data akuisisi. Hal lain yang tampak dari hasil simulasi, di belakang gelombang pantul akibat pemantulan oleh medium terakhir diikuti oleh gelombang-gelombang lainnya yang bukan dari reflektor utama termasuk akibat fenomena multiple, sehingga dalam akuisisi sebenarnya mena ini bagian agar fenomena-feno- tidak terbaca sebagai dari rekaman data, pengaturan lebar window perekaman perlu didesain sedemikian rupa. KESIMPULAN Hasil simulasi di atas dapat dilihat bahwa teknik FDTD dapat digunakan untuk memodelkan panjalaran/propagasi gelombang radar pada suatu media berlapis dengan cukup realistis. Dari hasil simulasi dapat dipertimbangkan kemungkinan-kemungkinan akan terjadi dengan yang propagasi gelombang selama akuisisi data. Yee, K.S., 1966, Numerical solution of the initial boundary value problems involving Maxwell’s equations in isotropic media: IEEE Trans. Ant. Propag., 14, 302-307. Zeng, X., and McMechan, G.A., 1997, GPR Characterization of buried tanks and pipes: Geophysics, 62, 797-806.