Analisa Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pengunjung Toserba Griya Ujung Berung, Bandung Puji Susanto email : [email protected] Fakultas Ekonomi Universitas Binasarana Informatika Jl. Sekolah Internasional 1- 6 Antapani, Bandung, Indonesia ABSTRAK Pelayanan pada dasarnya dapat dikatakan sebagai suatu tindakan dan perlakuan atau cara melayani orang lain untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Tingkat kepuasan konsumen atas suatu pelayanan dapat diukur dengan membandingkan antara harapan konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diinginkannya dengan kenyataan yang diterimanya atau dirasakannya. Studi ini untuk melihat kesenjangan antara jasa yang diharapakan dengan jasa yang dirasakan oleh pengunjung Plaza Tunjungan Surabaya. Kemudahan dan kelengkapan penyediaan berbagai produk, tanggung jawab atas kualitas dan penetapan harga, serta tanggung jawab atas keamanan barang dan keselamatan pengunjung maupun pembeli merupakan faktor-faktor paling sesuai antara apa yang diharapkan dengan apa yang dirasakan konsumen pengunjung Plaza Tunjungan Surabaya. Kata kunci: kualitas pelayanan, kepuasan konsumen memasarkan PENDAHULUAN produk dalam kerangka pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan. 1.1. Latar Belakang Keberhasilan perusahaan dalam memasarkan Masyarakat Ujung Berung (Bandung) produknya sangat ditentukan oleh ketepatan terkenal dengan gaya hidup kritis, kreatif, dan strategi yang dipakai, yang disesuaikan dengan inovatif terhadap sesuatu yang baru dan situasi dan kondisi dari sasaran pasar. Dalam modern sesuai dengan trend. Kenyataan ini menentukan strategi pemasaran pada sasaran juga berlaku pada aktivitas kehidupan sehari- pasar hari, khususnya dalam hal memilih dan mengkaji membeli konsumen, yang diimplementasikan ke dalam sesuatu produk. Kenyataan yang membuktikan bahwa bisnis retailing (eceran) harapan sangat Pengaruh berkembang dan diminati oleh masyarakat Ujung Berung. Dengan adanya beberapa, department store, dan pasar swalayan (supermarket) yang lokasinya berada dalam satu kawasan yang sama, maka dengan sendirinya akan melahirkan persaingan yang ketat untuk merebut pengunjung dan pembeli. Selain itu persaingan juga datang dari beberapa pedagang eceran di pasar-pasar tradisional dan toko - toko yang tersebar pada wilayah yang sama. Toserba Griya Ujung Berung, merupakan salah satu supermarket yang berdri di antara beberapa toserba yang ada di kawasan Bandung Timur. Toserba Griya Ujung Berung menyediakan berbagai aneka barang dengan berbagai jenis, merek, tepat, pihak pemasar setiap dan karakteristik perilaku keinginannya.Yaitu, Kualitas perlu Pelayanan Analisa terhadap Kepuasan Konsumen Dengan mengetahui alasan yang mendasari mengapa konsumen melakukan pembelian, maka dapat diketahui strategi yang tepat untuk digunakan. Dengan kata lain, pihak pemasar harus mengaktualisasikan setiap harapan konsumen menjadi suatu kepuasan atas pelayanan yang diberikan. Di mana hal tersebut merupakan kunci keberhasilan yang menjadikannya berbeda dari pesaingnya. Karena jika tidak demikian maka perusahaan akan ditinggalkan oleh pelanggannya, seperti pendapat yang dikemukakan dibawah ini: Semakin disadari bahwa pelanggan merupakan aset bagi perusahaan. dan ukuran pada tingkat harga yang bervariasi. Saat ini bisnis retailing di Bandung Timur dari Dengan pemasaran yang semakin ketat, waktu ke waktu semakin diminati oleh seluruh tanpa memiliki pelanggan tetap, perusahaan lapisan dengan mudah mengalami resiko kemunduran masyarakat. menggabungkan Mereka dan dalam bisnisnya. Bahkan lebih ekstrim lagi rumah tangga dalam berbelanja, dengan perusahaan akan mengalami kerugian yang berbagai kegiatan lainnya seperti rekreasi atau cukup besar dan ditinggalkan pelanggan sekedar jalan-jalan. Fenomena ini setidaknya (Massie, mendorong dan peningkatan kualitas pelayanan dari waktu ke guna waktu menjadi semakin penting. Seiring menggunakan kegiatan cenderung pemasar pemasaran untuk kesempatan meraih tersebut 1998:2). Perhatian terhadap dengan perkembangannya, masyarakat sebagai persaingan konsumen tidak lagi bertindak sebagai objek konsumen harus dipuaskan, di mana kepuasan dalam penilaian terhadap kualitas pelayanan, konsumen akan tercipta manakala keinginan melainkan telah menjadi salah satu subjek dan penentu perusahaan. dalam harapannya semakin dapat diwujudkan oleh pelayanan yang kualitas perusahaan, seperti maksimal, merupakan strategi yang tepat pandangan dibawah ini: ”Banyak penelitian dalam mewujudkan setiap keinginan dan menyatakan, harapan tersebut. suatu kepuasan pelanggan sering Kualitas kompetitif, akan pelayanan menilai yang ditentukan oleh kualitas produk atau jasa yang Dalam usaha mewujudkan nilai kepuasan ditawarkan. bagi konsumen yang semaksimal mungkin, Dalam konteks jasa, beberapa kepuasan pelanggan digambarkan antesenden dari suatu memfokuskan pada setiap dimensi yang Bitner, menjadi indikator utama penentu kualitas (1990:2). Mengingat kualitas pelayanan untuk pelayanan yang memberikan kepuasan yang kepuasan konsumen, merupakan langkah awal maksimal bagi pelanggan. Pemahaman yang keberhasilan perusahaan di masa mendatang. sama juga dikemukanan oleh Irawan dan Keberhasilan yang dimaksud, sejalan dengan Wijaya, (1996:17), bahwa: Fokus diperlukan kutipan dari Weeks, 1990 yang dikutip Olive untuk menciptakan nilai kepuasan pelanggan et pada al., 1992. sebagai retailer dituntut untuk memperhatikan dan kualitas jasa”. ”…provide the general keungulan bersaing perusahaan. and respon fast, bottom lines thrive, and keinginan pelanggan terhadap penawaran yang similary that companies can score big gains in bersaing, diperlukan untuk mempertahankan sales and profits by satisfying customer first”. keunggulan Artinya, dapat pesaing. Tidak ada perusahaan yang dapat berkembang dengan baik tentunya juga harus beroperasi dengan baik, pada setiap level pasar secara kontinuitas mengembangkan strategi yang luas dengan memberikan nilai kepuasan pemasaran yang didasarkan pada kebutuhan, yang semaksimal mungkin bagi konsumen. perusahaan untuk pada dimiliki admonition that at companies that listen hard setiap Fokus yang yang kebutuhan membedakan dan dengan kepuasan konsumen, sumber daya perusahaan, Dalam hubungan dengan penciptaan nilai dan pesaing”. Hal ini dikarenakan dalam bisnis eceran (retailing business) ‘pelayanan’ harus dipandang sebagai satu kesatuan dari produk yang ditawarkan. Tanpa pemahaman seperti itu, sangat sulit suatu perusahaan untuk dapat memasuki persaingan yang semakin kompetitif. Sebagai suatu kemutlakan bagi setiap perusahaan dalam memasuki kancah kepuasan bagi pelanggan, dimensi-dimensi yang menjadi fokus pada kualitas pelayanan, antara sebagai lain: (1) kehandalan kemampuan (reliability), perusahaan dalam melaksanakan jasa yang dijanjikan secara tepat dan terpercaya, (2) daya tanggap (responsiveness), yang menunjukkan kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat atau tanggap, (3) jaminan oleh (assurance) perusahaan, menunjukan sejauhmana konsumen untuk tidak dilaksanakan menimbulkan suatu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kesenjangan. Dalam arti, kualitas pelayanan kemampuan menciptakan image atau persepsi harus sesuai dengan harapan yang diinginkan yang dengan oleh setiap konsumen. Pada tingkat kesesuaian menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan yang semakin tinggi antara harapan dengan dibenak konsumen terhadap perusahaan, (4) kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan, empati (empathy), sebagai syarat untuk peduli di dan memberikan perhatian secara pribadi bagi maksimal. baik bagi perusahaan, situlah tercipta nilai kepuasan yang pelanggan, dan (5) bukti fisik (tangible) berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, Untuk Toserba inilah hal tersebut, manajemen perusahaan dalam hal ini pihak personel, dan media komunikasi. Dimensi-dimensi mewujudkan yang harus Griya Ujung Berung perlu mengetahui dimensi-dimensi apa saja yang diperhatikan oleh retailer dalam bisnis eceran, diharapkan sehingga berbagai pengalaman yang dapat manilai kebijakan pelayanan apa saja yang mengakibatkan kegagalan tidak akan terjadi. telah dilaksanakan. Sehubungan dengan hal Tidak sedikit pelanggan beralih ke produk tersebut, maka judul dalam penelitian ini yang sesuai dengan yang diharapkannya. adalah: “Analisa Pengaruh Kualitas Pelayanan Apabila hal ini terjadi tentunya sangat terhadap Kepuasan Konsumen Toserba Griya merugikan Ujung Berung.” perusahaan, operasionalnya. dalam kegiatan Mengingat biayanya, dibandingkan dengan pengorbanan dalam mempertahankan pelanggan lama. Merupakan prioritas utama yang perlu dalam menilai setiap konsumen, serta untuk mendapatkan pelanggan baru lebih besar diperhatikan oleh pentingnya kualitas pelayanan suatu perusahaan, adalah sejauh mana pelayanan itu dapat menciptakan tingkat kepuasan semaksimal mungkin bagi konsumen. Karena itu pihak pemasar di dalam menetapkan suatu kebijakan pelayanan, harus mengerti dan memahami setiap dimensi sebagai indikator yang dianggap penting dan diharapkan setiap konsumen, sehingga antara kebijakan pelayanan suatu perusahaan dengan keinginan dan harapan yang dianggap penting 1.2. Rumusan masalah 1. Seberapa besarkah pengaruh kualitas pelayanan konsumen terhadap toserba kepuasan Griya Ujung Berung? 2. Apa sajakah manfaat penelitian pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan toserba Griya Ujung Berung? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui seberapa besarkah pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen toserba Griya Ujung Berung. 2. Untuk mengetahui apa sajakah manfaat penelitian pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen toserba Griya Ujung Berung? dibandingkan dengan atribut lainnya. Artinya, KAJIAN LITERATUR pada penelitian tersebut menunjukan bahwa 2.1.Peneliti Terdahulu atribut kehandalan merupakan dimensi yang Dalam proses pelaksanaannya, penelitian paling dominan atas keseluruhan persepsi ini mengacu pada (1) penelitian M. Dimyati harapan konsumen terhadap kinerja masing- (2002) dengan judul “Analisis Kesenjangan masing perusahaan dalam hal ini kualitas jasa Antara Atas (jasa yang dirasakan). Pengukuran kualitas Di jasa dalam Model SERVQUAL didasarkan Fakultas Ekonomi Universitas jember ”, (2) pada skala multi-item yang dirancang untuk penelitian Ramadania (2002) dengan judul “ mengukur harapan dan persepsi pelanggan, Kepercayaan Sebagai serta gap diantara keduanya dalam dimensi- Loyalitas: dimensi utama kualitas jasa. Ketiga pakar ini Muamalat (Parasuraman, Harapan Kualitas Pendidikan Perantara Survei Dengan dan Kunci pada Persepsi Tinggi: Kasus Komitmen Membangun nasabah Bank Indonesia Surabaya”, (3) penelitian yang sepuluh dikembangkan oleh A. Parasuraman, et al. kesopanan, (1985) mengenai customer perceived quality disatukan pada empat industri jasa, yaitu retail banking, Sedangkan credit card, securities brokerage, dan product kemampuan repair and maintanence. dikategorikan et al., dimensi 1988) tersebut. kredibilitas, menjadi dan jaminan akses, Kompetensi, keamanan (assurance). komunikasi, memahami sebagai merangkum empati dan pelanggan (empathy). Dengan demikian, ada lima dimensi utama Adapun hubungan ketiga hasil penelitian tersebut dengan pelaksanaan penelitian, antara lain: Dalam penelitian Parasuraman et al. digunakan Model Konseptual SERVQUAL untuk mengidentifikasi kesenjangan (gap) 5 (lima) kualitas macam jasa (sesuai urutan derajat kepentingan relatifnya), yaitu: realiabilitas (realibility), daya tanggap (responsivebess), jaminan (assurance), empati (empathy), dan bukti fisik (tangibles), (Fandy Tjiptono, 2000:54-55). yang memungkinkan kegagalan penyampaian jasa (Parasuraman, et al., 1985:41- 50). Hasil 2.2..Landasan Teori 2.2.1. Sevice Quality/ kualitas pelayanan penelitiannya menunjukan bahwa terdapat lima kesenjangan antara harapan konsumen Dalam beberapa dekade terakhir dengan persepsi manajemen atas harapan kualitas layanan telah menarik banyak tersebut. merupakan perhatian dari peneliti dan praktisi tertinggi karena dampak yang kuat terhadap dimensi Atribut dengan kehandalan peringkat kinerja bisnis,kepuasan pelanggan, Kepuasan pelanggan menurut De loyalitas pelanggan dan profitabilitas. young (1996) menyarankan bahwa Kualitas semakin Layanan ini biasanya individual taktik-taktik dipahami sebagai ukuran seberapa pemasaran yang digunakan, semakin baik tingkat pelayanan yang diberikan tinggi tingkat kepuasan pelanggan. sesuai harapan pelanggan (Santos, 2003). Menurut Yamit (2004) kualitas 2.3 Indikataor merupakan suatu kondisi dinamis yang 2.3.1. Indikator Kualitas Pelayanan berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang Menurut Sugiono (2005) Reliabilitas adalah serangkaian memenuhi atau melebihi harapan. pengukuran atau serangkaian alat Menurut Kotler (2005) kualitas ukur yang memiliki konsistensi adalah keseluruhan ciri serta sifat bila pengukuran yang dilakukan suatu produk atau pelayanan yang dengan alat ukur itu dilakukan berpengaruh kemampuannya secara berulang. Kehandalan untuk memuaskan kebutuhan yang dalam Rambat Lupiyoadi dinyatakan atau tersirat. (2001:148) adalah "kemampuan pada perusahaan untuk memberikan 2.2.2. Satisfaction/ kepuasan pelayanan sesuai yang dijanjikan Kepuasan adalah respon akan secara akurat dan terpercaya. terpenuhinya ekspektasi konsumen. Itu Kinerja adalah sebuah pertimbangan bahwa harapan pelanggan yang berarti fitur dari sebuah produk atau jasa ketepatan waktu, pelayanan yang memberikan sama, untuk semua pelanggan sebuah tingkat harus sesuai dengan kenikmatan terpenuhinya ekspektasi tanpa konsumen. (Oliver, 1997). simpatik, dan dengan akurasi Kepuasan pelanggan menurut Kotler (1997) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkannya. kesalahan, sikap yang yang tinggi". Menurut Tjiptono (2006:70), bukti fisik (tangible) merupakan meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. Hal ini bias berarti penampilan fasilitas fisik, seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, keberhasilan, kenyamanan kerapian ruangan, dan (credibility), keamanan kelengkapan (security), kompetensi (competence), peralatan komunikasi, dan penampilan dan sopan santun (courtesy)". antara karyawan. Definisi bukti langsung lain dalam Rambat Lupiyoadi (2001:148) kredibilitas yaitu "kemampuan suatu perusahaan (security), kompetensi (competence), dalam menunjukkan eksistensi kepada dan sopan santun (courtesy)". pihak eksternal. Penampilan dan komunikasi (communication), (credibility), Rambat Lupiyoadi keamanan (2001:148) kemampuan sarana dan prasarana fisik menerangkan empati perusahaan dan keadaan lingkungan "memberikan perhatian sekitarnya adalah bukti nyata dari tulus dan bersifat individual atau pelayanan oleh pribadi yang diberikan kepada pemberi jasa, yang meliputi fasilitas para pelanggan dengan berupaya fisik yang (gedung, diberikan gudang, yang lain memahami keinginan konsumen. perlengkapan dan Dimana , peralatan yang dipergunakan serta penampilan pegawainya". Menurut adalah dan sebagainya) (teknologi), kredibilitas suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan Rambat Lupiyoadi pelanggan secara spesifik, serta (2001:148) daya tanggap adalah "suatu memiliki waktu pengoperasian kemauan yang nyaman bagi pelanggan". untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat pelanggan, dengan kepada penyampaian 2.3.2 Indikator Kepuasan konsumen Boulding (dalam Ali Hasan, 2008:83) informasi yang jelas. Membiarkan mengemukakan konsumen menunggu tanpa adanya loyalitas suatu alasan yang jelas menyebabkan disebabkan oleh adanya pengaruh persepsi yang negatif dalam kualitas kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan". merek tersebut yang terakumulasi Definisi jaminan bahwa terjadinya pada konsumen merek secara terus – menerus disamping dalam Rambat (2001:148) yaitu adanya persepsi "pengetahuan, kesopansantunan, dan produk. Loyalitas kemampuan para pegawai perusahaan perilaku untuk menumbuhkan rasa percaya para terungkap secara terus menerus oleh pelanggan kepada perusahaan. Terdiri pengambil dari beberapa komponen antara lain memperhatikansatu ataulebih mererk Lupiyoadi komunikasi (communication), tentang pembelian adalah yang keputusan kualitas respon dapat dengan alternative dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses Ndubisi dan mengatakan Moi (2005) bahwa pembelian psikologis. Perlu ditekankan bahwa ulang(repurchase) hal tersebut berbedad dengan perilaku bersifat bervariasi membeli ulang, loyalitas pelanggan pada menyertakan aspek perasaan, tidak (durability) melibatkan aspek afektif didalamnya Untuk produk yang tidak tahan (Dharmesta, dalam Diah Dharmayanti, lama (non-durables), pembelian 2006:37-38). kembali Menurut (1982:12), pengertian personal adalah tingkat tergantung ketahananya suatu produk. diartikan Horton sebagaitindakan membeli lagi kepribadian/ setelah pembelian pertama atau keseluruhan sikap, trial. Sedangkan perasaan, ekspresi, dan temperamen produk yang seseorang. Sikap, perasaan, ekspresi, untuk tahan lama (durables), diartikan sebagai dan temperamen itu akan terwujud kesediaan konsumen dalam jika membeliulang atau memberikan tertentu. paling tidak satu saran kepada tindakan dihadapkan pada Setiap orang seseorang situasi mempunyai orang lain kecenderungan berprilaku yang baku, untuk untuk melakukan pembelian. atau berpola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya. Service Quality Satisfaction Gambar 1: Desain Penelitian berdasarkan METODE PENELITIAN teknik sampling aksidental (accidental sampling). Sehubungan dengan Prosedur Pengumpulan penelitian, Penentuan Data prosedur Dalam Sampel dan pelaksanaan pengambilan sampel pelaksanaan penelitian, pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan kuisioner. harga dan tanggung jawab atas kualitas produk Kepuasan Konsumen (Y) (X3.1.) Merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seorang konsumen pengunjung Toserba maupun tanggung jawab atas keamanan barang dan keselamatan konsumen (X3.2.). Griya Ujung Berung, saat sedang dan sesudah melakukan pembelian dalam hal ini menikmati Empati (X4) jasa layanan; bila apa yang dialaminya melebihi harapannya berarti sangat puas. Dalam pengukurannya didasarkan pada tingkat Merupakan kemampuan dalam memberikan perhatian secara pribadi terhadap konsumen saat membeli. Dalam pengukuran kepuasan dan kinerja perusahaan. didasarkan pada kemauan dan kesediaan memberikan Kualitas layanan (X) perhatian khususkepada konsumen (X4.1.) maupun kemudahan dalam Kehandalan (X1) memberikan Merupakan kemampuan dalam memberikan layanan secara tepat dan akurat. Dalam pengukurannya didasarkan pada ketepatan dan kecepatan pelayanan (X1.1.) kelengkapan penyediaan dan kemudahan dalam mendapatkannya (X1.2.). dan menyediakan berbagai informasi (X4.2.). Bukti Fisik (X5) Merupakan kemampuan dalam menyediakan dan menampilkan fasilitas fisik, perlengkapan, personil, dan sarana komunikasi. Dalam pengukurannya didasarkan pada kebersihan, kerapian, dan penataan ruangan/fasilitas Daya Tanggap (X2) (X5.1.), tersedianya ruangan/fasilitas yang representatif, termasuk Merupakan kesediaan dalam membantu sarana pendukung (X5.2.). konsumen serta tanggap menghadapi setiap permasalahan. didasarkan Dalam pada pengukurannya kemampuan perusahaan dalam menghadapi setiap permasalahan yang timbul (X2.1.), serta sikap ramah dan sopan dari staffnya (X2.2.). Analisa Kepentingan Konsumen-Kinerja Perusahaan Menurut Kotler (1997:95), jasa dapat diperingkat menurut kepentingan pelanggan (Customer Importance) dan kinerja perusahaan (Company Jaminan (X3) Performance). Kepentingan diperingkat dengan skala empat titik, seperti; Merupakan memberikan upaya kemampuan kepastian menimbulkan konsumen terhadap pelayanan kepercayaan perusahaan. dalam sebagai bagi Dalam pengukurannya didasarkan pada kesesuaian sangat penting, penting, kurang penting, dan tidak penting. Sedangkan kinerja juga diperingkat dengan skala empat titik, seperti: sangat baik, baik, kurang baik, dan tidak baik. Dalam pelaksanaan penelitian, metode ini akan digunakan untuk menganalisis Untuk sumbu mendatar (X) merupakan secara skor untuk jasa yang dirasakan, sedangkan deskriptif kualitas jasa, dilihat berdasarkan untuk sumbu tegak (Y) merupakan skor untuk tingkat jasa yang diharapkan. Skor-skor penilaian kesesuaian antara jasa yang diharapakan (kepentingan konsumen) dengan tersebut akan disederhanakan untuk jasa yang dirasakan (kinerja perusahaan). mendapatkan nilai rata-rata masing-masing faktor. Penyederhanaan masing-masing faktor Tingkat kesesuaian yang dimaksud dalam pelaksanan penelitian adalah hasil penilaian tersebut dengan menggunakan formula sebagai berikut: perbandingan skor nilai jasa yang diharapkan (kepentingan konsumen) dengan skor nilai jasa yang dirasakan (kinerja perusahaan). Formula yang digunakan untuk penilaian tingkat kesesuaian X= ∑ 𝑋𝑖 𝑛 Y= ∑ 𝑌𝑖 𝑛 Keterangan: Xi = Skor penilaian jasa yang dirasakan adalah: Yi = Skor penilaian jasa yang diharapankan 𝑇𝑘𝑖 = Xi × 100% yi X = Skor rata-rata penilaian jasa yang dirasakan Keterangan: Y = Skor rata-rata penilaian jasa yang Tki = Tingkat kesesuaian diharapkan Xi = Skor penilaian jasa yang dirasakan * n = Jumlah sampel Yi = Skor penilian jasa yang diharapan ** HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Klasifikasi Responden Berdasarkan Alasan Memilih Tempat Berbelanja Pada Toserba Griya Ujung Berung NO Alasan Memilih Tempat Frekuensi % Jumlah 1 Jaminan Keamanan Barang 18 18 2 Jaminan Keselamatan Pengunjung 22 22 3 Kelengkapan Fasilitas/Sarana 15 15 4 Kelengkapan Produk 16 16 5 Tingkat Harga 22 22 6 Kualitas Produk 7 7 Informasi data menunjukan bahwa pada 5.2 Saran dasarnya alasan responden memilih tempat berbelanja sebagian besar didasarkan pada faktor tingkat harga dan keamanan baik keamanan barang, maupun keamanan dari segi keselamatan pengujung atau konsumen. Pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa alasan jaminan keamanan barang maupun keselamatan pengunjung sebanyak 40 orang atau sebesar 46%. Disamping itu, alasan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menyarankan agar pihak perusahaan dalam hal ini Toserba Griya Ujung Berung, mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang ada, serta lebih mengeduksi konsumen akan kualitas produk yang dijual karena masih sangat rendah. responden Semoga penelitian ini tidak cukup sampai memilih tingkat harga sebesar 22 orang atau disini saja, dan akan ada peneltian – penelitian sebesar 22% sedangkan tempat berbelanja selanjutnya didasarkan pada kelengkapan produk dan menyempurnakan penelitian ini. sehingga akan lebih fasilitas sebanyak 31 orang atau sebesar Daftar Pustaka 26%,lalu untuk kualitas produk sebesar 7 oraang atau 7 %. Bitner Mary Jo., 1990. “Evaluating Service Encounters:The Effectcts of Physical Surroundingsand PENUTUP Employee Responses.” Journal of Marketing.Vol. 54 (April, pp. 69-82. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan Fandy Tjiptono, 2000. Perspektif pembahasan penelitian ini dapat diambil Manajemen kesimpulan, bahwa Konterporer. Edisi 1, Yogyakarta: ada pengaruh yang siknifikan dari variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Hal kepuasan konsumen Pemasaran Penerbit Andi. ini membuktikan bahwa kualitas pelayanan sangat mempengaruhi dan yang Fandy Tjiptono, 2001. Total Quality Yogyakarta: Penerbit Andi. berkunjung. Dengan begitu perusahaan dapat meningkatkan hubugan baik dengan konsumen sehingga berpengaruh dengan tingkat kunjungan konsumen. Begitu juga dengan sebaliknya apabila kualitas pelayanan kurang atau tidak memuaskan akan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Irawan dan Faried Wijaya, 1996. Pemasaran 2000. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE-UGM. Kotler Marketing Parasuraman, A. Zeithaml, V.A., Berry Managemet The Millenium Edition. L.L. 1985. “A Conceptual Model of Ten Edition. USA: Prentice- Hall, Inc. Service Quality and Its Implications Kotler, Philip. 2000. P, 1997. Marketing Management:Analysis, Planing, for Future Research”. Journal of Marketing, Vol. 49, Fall. Implementation and Control, 9th . Parasuraman, A. Zeithaml, V.A., Berry Prentice Hall. Upper Sadle Riverss. L.L. 1988.“SERVQUAL: A Multiple- New Jersey Kotler, 1997. Item Scale for Measuring Consumer Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Control Jilid I. Edisi Kesembilan. PT Prenhallindo. Jakarta . Kotler, P, 1997. Marketing Management:Analysis, Planing, Implementation and Control, 9th . Prentice Hall. Upper Sadle Riverss. New Jersey Massie James D., 1998. Menciptakan Kepuasan Pelanggan Melalui Quality Function Deployment Alternatif Meraih Operasional (QFD): Keunggulan Perusahaan Dan Membangun Relatioship Marketing. Majalah Efisiensi. Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi. M. Dimyati. 2002. “Analisis Kesenjangan Antara Harapan Dengan Persepsi Atas Kualitas Jasa Pendididkan Tinggi: Kasus di FE Universitas Jember.” Surabaya: Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen,. Vol. 1. No. 1 September Perceptions of Service Quality”. Journal of Retailing, Vol. 64, Spring.