Rekap Kartu Harga Pokok Pesanan 003

advertisement
BAB V
SISTEM AKUNTANSI
HARGA POKOK
PESANAN
ARUS FISIK PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Bahan Baku
Tenaga Kerja
PRODUK
JADI
Overhead
Akuntansi Biaya – Daljono UNDIP
Pembebanan Biaya ke Produk
Obyek Biaya
Biaya Langsung
Biaya Bahan
Biaya
Tenaga
Kerja
PRODUK
Biaya tdk Langsung
Biaya Overhead
Pabrik
Alokasi
Akuntansi Biaya - Daljono
3
ARUS BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Bahan Baku
Bahan tdk
Langsung
Bahan Baku
Langsung
BOP
Tenaga
Kerja tdk
Langsung
Barang
Dalam
Proses(BDP)
Tenaga
Kerja
Langsung
Barang
Jadi
Harga
Pokok
Penjualan
Tenaga Kerja
Akuntansi Biaya - Daljono
4
ALIRAN BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Persediaan Bahan
XX
XX
BDP
XX
XX
XX
Persediaan
Barang Jadi
XX
X
XX
BOP ses
XX
XX
XX
XX
XX
HPP
Rate
X
BOP db
Gaji Karyawan
XX
XX
XX
XX
XX
Akuntansi Biaya - Daljono
5
Hubungan Pengumpulan biaya, Pengukuran
biaya, dan Pembebanan Biaya
Pengukuran
Pengumpulan
Biaya
Biaya
Pencatatan Biaya: Klasifikasi Biaya:
Pembelian Bahan
Bahan Baku
Gaji TK
Gaji TK bag finishing
Pembebanan
Biaya
Pembebanan ke Objek:
Produk 1
TK Langsung
Gaji mandor
Depresiasi
Bahan habis pakai
PBB
Produk 2
Overhead
Akuntansi Biaya - Daljono
6
METODE PENGUMPULAN BIAYA PRODUKSI
Sifat / karakteristik kegiatan produksi perusahaan
menentukan sistem pembebanan biaya (pengumpulan biaya produksi)
yang akan digunakan perusahaan tersebut.
Kegiatan produk dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
* Pengolahan produk berdasarkan pesanan
* Pengolahan produk yang merupakan produksi massa.
Metode pengumpulan biaya produksi dibedakan menjadi :
 Metode HP Pesanan
 Metode HP Proses
JENIS PERUSAHAAN
Process Costing
Job Order Costing
1. Digunakan pada perusahaan
kecil,
1. Digunakan pada :
 perusahaan percetakan
 perusahaan kontruksi
bangunan
• perusahaan pembuat
pesawat
terbang
2. Pada perusahaan jasa seperti :
 Rumah sakit
 konsultan hukum / notaris
 Akuntan Publik
2. Perusahaan
otomatis
melakukan proses produksi
secara terus menerus .
3. Elemen Biaya produksi tidak
dapat
ditelusuri
secara
langsung ke dalam tiap-tiap
unit produk
Contoh : kertas, semen, tekstil
PERBEDAAN KARAKTERISTIK METODE
HARGA POKOK PROSES & METODE HARGA POKOK PESANAN

Berkaitan dengan karakteristik proses pengolahan produknya, yaitu:
Perusahaan yang
berproduksi massa
Perusahaan yang
berproduksi atas dasar
pesanan
Proses pengolahan
produk
Terus menerus
(kontinyu)
Terputus-putus
(intermitten)
Produk yang dihasilkan
Produk standar
Tergantung spesifikasi
pemesan
Produksi ditujukan
untuk
Mengisi persediaan
Memenuhi pesanan
Contoh perusahaan
Perusahaan kertas,
semen, tekstil, dll
Perusahaan percetakan,
mebel, kontraktor, RS,
akuntan, prsh pesawat
terbang, dll
Keterangan
PERBEDAAN KARAKTERISTIK PROSES PRODUKSI METODE
HARGA POKOK PROSES DAN METODE HARGA POKOK
PESANAN
Keterangan
Metode Harga Pokok
Proses
Metode Harga Pokok
Pesanan
Biaya produksi
dikumpulkan
Setiap bulan atau
periode penentuan
harga pokok produk
Harga pokok per
satuan produk dihitung
Pada akhir
Apabila pesanan telah
bulan/periode
selesai diproduksi
penentuan harga pokok
produk
Rumus perhitungan
Jumlah biaya produksi
harga pokok per satuan yang telah dikeluarkan
selama bulan/periode
tertentu dibagi dengan
jumlah satuan produk
yang dihasilkan selama
bulan/periode ybs.
Untuk setiap pesanan
Jumlah biaya produksi
yang telah dikeluarkan
untuk pesanan tertentu
dibagi dengan jumlah
satuan produk yang
diproduksi dalam
pesanan ybs.
DEFINISI
Harga Pokok Pesanan:
“Perhitungan HPP berdasarkan alokasi biaya
yang dibebankan pada masing-masing pesanan
pekerjaan/order)”
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan
tersebut mengolah BB menjadi Barang Jadi berdasarkan
pesanan dari luar ataupun dari dalam perusahaan.
Karakteristik Sistem Penentuan Harga Pokok Pesanan :


Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan
spesifkasi pesanan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga
pokok produksinya secara individual
Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga
perhitungan total biaya produksi dihitung pada saat pesanan
selesai.
Total Biaya Produksi
Biaya/unit =
Total unit yang dipesan


Biaya / unitTotal Biaya ProduksiTotal unit yang
DipesanPengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat
Kartu Harga Pokok pesanan (Job Order Cost Sheet) yang berfungsi
sebagi buku pembantu biaya, yang memuatinformasi umum, seperti
: nama pemesan, jumlah pesanan, tanggal pesanan dan tanggal
diselesaikan, informasi BBB, BTKL dan BOP yang ditentukan
dimuka.
Biaya produksi harus digolongkanberdasarkan hubungannya
dengan produk :
a) biaya produksi langsung : BBB & BTKL
(diperhitungkan sebagai : harga pokok produksi pesanan ttt
berdasarkan biaya yg sesungguhnya terjadi)
b) Biaya produksi tidak langsung : BOP
(diperhitungkan kedalam harga pokok pesanan berdasarkan
tarif yg ditentukan dimuka)



Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya pesanan.
Fungsi Kartu :
“ sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk
mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan.
Biaya produksi dipisahkan menjadi
* biaya produksi langsung (BBB & BTKL)
 dicatat dalam kartu biaya pesanan yang bersangkutan
secara langsung
* biaya produksi tidak langsung (BOP).
 dicatat dalam kartu biaya pesanan berdasarkan suatu
tarif tertentu.
Contoh kartu biaya pesanan :
PT ANEKA
Yogyakarta
KARTU BIAYA PESANAN
No Pesanan
:
Jenis Produk
:
Tgl Pesan
:
Tgl Selesai
:
Pemesan
Sifat Pesanan
Jumlah
Harga Jual
Biaya Tenaga Kerja
:
:
:
:
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Bahan Baku
Tgl
No BPBG
Ket
Jml
Tgl
No Kartu Jam Kerja
Jml
Tgl
Jam Mesin
Tarif
Jml
CONTOH
PT ABC dalam menyelesaikan suatu pesanan no 110
menghabiskan rincian biaya sebagai berikut:
Biaya bahan baku :
Kertas jenis X
85 rem @ Rp 10.000
Tinta jenis B
5 kg @ Rp 100.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 110
Rp 850.000
500.000
Rp 1.350.000
Biaya tenaga kerja :
Upah langsung utk pesanan 110 : 225 jam @ Rp 4.000 Rp 900.000
Biaya overhead pabrik :
BOP dibebankan ke produk atas dasar tarif sebesar 150% dari BTKL
Pesanan 110
150% x Rp 900.000
Rp 1.350.000
Kartu biaya pesanan no 110 :
PT ANEKA
Yogyakarta
KARTU BIAYA PESANAN
No Pesanan
: 110
Jenis Produk
:
Tgl Pesan
:
Tgl Selesai
:
Pemesan
Sifat Pesanan
Jumlah
Harga Jual
Biaya Bahan Baku
Tgl
No
BPBG
Biaya Tenaga Kerja
Ket
Jml
Kertas X
Tinta B
Jumlah
850.000
500.000
1.350.000
Tgl
No Kartu
Jam
Kerja
Jumlah
Jml
:
:
:
:
Biaya Overhead Pabrik
Tgl
900.000
900.000
Jumlah total biaya produksi
Dasar
Tarif
Jml
BTKL*
Jml
150%
1.350.000
1.350.000
3.600.000
 Pengolahan Produk dengan Satu Departemen Produksi 
 Pengolahan Produk dengan
Satu Departemen Produksi 

Harga pokok Produk dihitung pada saat pesanan di
Departemen yang bersangkutan selesai dikerjakan.

Untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan
digunakan Kartu Harga Pokok (Job Cost Sheet), yang
merupakan rekening/buku pembantu bagi rekening
kontrol Barang Dalam Proses.
 Pengolahan Produk dengan Satu Departemen Produksi 
Contoh Kasus 1


persediaan produk jadi :
. Pesanan no 10 harga pokoknya Rp. 500.000,. Pesanan no 11 harga pokoknya
550.000,Produk dalam proses untuk pesanan no 12 sebanyak 2.000 unit
dengan rincian biaya produksi :
=
Rp. 100.000,-
.
BBB
BTK
=
80.000,-
.
BOP
=
140.000,-
.
jumlah
Rp. 320.000,-
Harga jual pesanan no 10 dan 11 adalah 140% dari Harga
Pokoknya. Tarif BOP didasarkan apda anggaran BOP sebesar
Rp. 3.000.000,-, dengan dasar pembebanan 5.000 JKL.
Tarif BOP ?
 Pengolahan Produk dengan Satu Departemen Produksi 
Transaksi selama bulan Januari 2007 :
Contoh Kasus 1
1
Dibeli Bahan baku Rp. 1.500.000,- dan Bahan penolong Rp. 100.000,- kredit
2
Diterima pesanan no 13 sebanyak 200 unit dengan harga jual Rp. 500.000,- dan
telah dibayar persekot Rp. 50.000,- untuk pesanan no 13, serta pesanan no 14
sebanyak 150 unit dengan harga jual Rp. 620.000,- .
3
Pesanan no 10 dan 11 telah diserahkan ke pembeli dan dibayar tunai
4
Pemakaian Bahan baku selam bulan januari 2007 :
Pesanan no 13 sebanyak Rp. 250.000,Pesanan no 14 sebanyak
400.000,-
5
Gaji dan upah yang telah dibayarkan :
Pesanan no 13 = 50 jam @ Rp. 6.000,- = Rp. 300.000,Pesanan no 14 = 75 jam @
6.000,- =
450.000,-
6
Gaji dan upah tenaga kerja tidak langsung Rp. 90.000,-
7
Biaya asuransi Rp. 300.000,- / tahun dibayar tunai
8
Biaya listrik Rp. 60.000,- per bulan
9
Biaya Depresiasi Gedung Rp. 110.000,-/bulan dan mesin Rp. 80.000,-/bulan
10
0
Tambahan biaya penyelesaian no 12 :
BBB = Rp. 35.000
BTK =
30.000
BOP =
15.000
11
Pembebanan BOP untuk pesanan no 13 dan 14 berdasar JKL
12
Pesanan no 13 diserahkan kepada pemesan dan dibayar tunai
13
Pesanan no 12 diserahkan kepada pemesan dengan harga jual Rp. 500.000,-
 Pengolahan Produk dengan Satu Departemen Produksi 
Contoh Kasus 1


Buat jurnal masing-masing transaksi selama bulan
januari 2007
Hitung jumlah Harga Pokok Produksi Pesanan no 12,
13, dan 14 yang dicantumkan dalam Kartu Harga Pokok
Pesanan (Job Order Cost Sheet).

 Pengolahan Produk melalui lebih dr satu Departemen Produksi 
Pengolahan Produk
Melalui Lebih Dari Satu
Departemen Produksi 
Hal-hal yang harus diperhatikan pada proses produksi lebih
dari satu departemen :
 Biaya produksi dan laporan harga pokok disajikan per
departemen
 Tarif BOP dilakukan / dibuat per departemen
 Pengelompokan rekening biaya-biaya produksi juga
didasarkan per departemen
 Umumnya Produk jadi Departemen I menjadi Bahan baku
Deparemen II dan seterusnya.
 Pengolahan Produk melalui lebih dr satu Departemen Produksi 
Contoh Kasus 2
Data produksi PT ABC yang memiliki 2 Departemen, yaitu Dept K dan Dept L :

Pada bulan maret menerima 3 jenis pesanan dengan rincian :
* Pesanan no 001 sebanyak 300 unit barang X dengan harga @ Rp. 50.000,* Pesanan no 002 sebanyak 500 unit barang Y dengan harga
120.000,* Pesanan no 003 sebanyak 600 unit barang Z dengan harga
100.000,-
Untuk mengerjakan pesanan tersebut dibutuhkan :
a) Pemakaian Bahan Baku (BBB)
Pesanan no
001
002
003
Total
Dept K
10.000.000
15.000.000
2.000.000
Dept L
Jumlah
8.000.000 18.000.000
3.000.000 18.000.000
1.000.000 3.000.000
27.000.000 12.000.000 39.000.000
 Pengolahan Produk melalui lebih dr satu Departemen Produksi 
Contoh Kasus 2
b) Biaya Tenaga kerja langsung (BTKL)
Pesanan no
001
002
003
Total
Dept K
Dept L
Jumlah
7.000.000 4.000.000 11.000.000
5.000.000 4.000.000 9.000.000
1.000.000 1.000.000 2.000.000
13.000.000 9.000.000 22.000.000
c) BOP
Dept Produksi BOP Dibebankan BOP Sesungguhnya
K
L
30% BBB
60% BTKL
10.000.000
3.000.000
 Pengolahan Produk melalui lebih dr satu Departemen Produksi 
Contoh Kasus 2


Buat jurnal masing-masing transaksi selama bulan Maret 2007
Hitung jumlah Harga Pokok Produksi Pesanan no 001, 002, dan 003
yang dicantumkan dalam Kartu Harga Pokok Pesanan (Job Order
Cost Sheet).

Keteledoran
Kerugian
Minimal?
Sifat Pengerjaan
Pesanan yg Sulit
KERUGIAN
SISA BAHAN (Material Scrap), PRODUK CACAT
(Defective Goods) & PRODUK RUSAK
(SPOILAGE GOODS)
Wajib Melaporkan
Faktor Penyebab
Peningkatan Kualitas
(o/ Manajemen)
AKUNTANSI SISA BAHAN
(Material Scrap),




Sisa bahan : BB yg tersisa dr proses produksi yg tdk bisa
diikutsertakan kembali dengan tujuan semula, ttp ada
kemungkinan bisa digunakan utk tujuan lain / dijual
Ex : perca, serbuk kayu, dll
Perlakuan akuntansi : mencakup pengendalian dengan
mencatat HP sisa bahan / kuantitas sisa bahan. (jika tjd
peningkatan secara sigmifikan mk dilihat penyebabnya, jika
krn tdk efisien hrs dikurangi/dihilangkan).
Cara mencatat sisa bahan yg dapat dijual (ada 4) :
1. Dikreditkan pd penjualan sisa bahan (dilaporkan dlm R/L sbg
penjualan sisa bahan / pendapatan lain-lain
2. Dikreditkan pd HP Barang Terjual (mengurangi HP Total Produksi)
3. Dikreditkan pada BOP Sesungguhnya ( hasil penjualan sisa bahan
diperkirakan diawal periode dijadikan pengurang pd saat
membuat anggaran BOP yg digunakan utk menentukan tarif BOP
(shg tarif BOP tdk terlalu besar)
4. Dikreditkan pd Barang dlm Proses (untuk sisa bahan yg dapat
ditelusur ke pesanan ttt)
AKUNTANSI PRODUK CACAT
(Defective Goods)





Produk Cacat : unit produk yg tidak memenuhi standar produksi & k
dapat diperbaiki secara teknis maupun ekonomis untuk dapat
dijual kembali secara produk baik / produk cacat
Ex : radio yg tdk bersuara, setelah diperbaiki bisa dijual kembali.
Penyebab :
* Konsumen : merubah spesifikasi pesanan yg sudah jadi )ex ;
meubel)
* Kesalahan produksi
Perlakuan akuntansi tergantung penyebabnya :
* Konsumen : biaya perbaikan dibebankan ke pesanan
* kealahan produksi : niaya perbaikan dibebankan ke BOP
Sesungguhnya
AKUNTANSI PRODUK RUSAK
(SPOILAGE GOODS)




Produk Cacat : unit produk yg tidak memenuhi standar produksi &
tidak dapat diperbaiki secara teknis maupun ekonomi
Ex : roti yg terlalu lama dipanggang dlm oven
Perlakuan akuntansi tergantung penyebabnya :
* Konsumen : dibebankan ke pesanan, jika bisa dijual lagi
dikurangkan ke total biay produksi
* kealahan produksi : dibebankan ke BOP Sesungguhnya, jika
bisa dijual kembali dikurangkan ke BOP
sesungguhnya
* jika jumlahnya banyak dicatat sbg rugi.
Produk rusak yg dapat diperkirakan harus dimasukkan ke anggaran
BOP dibebankan, shg tarif BOP menjadi lebih tinggi.
Kartu Harga Pokok Pesanan
Pemesan
:
Nama Produk :
Jumlah
:
Spesifikasi
:
BBB : Rp. 135.000,-
No. pesan
Tgl pesan
Tgl mulai
Tgl selesai
BTK : Rp. 110.000,-
: 12
: 1 Des 2006
: 1 Jan 2007
: 15 Jan 2007
BOP : Rp. 155.000
Rekap Harga Pokok Produksi : Rp. 400.000,Keterangan
BBB : 100.000 + 35.000 = 135.000
BTK : 80.000 + 30.000 = 110.000
BOP : 140.000 + 15.000 = 155.000
Kartu Harga Pokok Pesanan
Pemesan
:
Nama Produk :
Jumlah
:
Spesifikasi
:
BBB : Rp. 250.000,-
No. pesan
Tgl pesan
Tgl mulai
Tgl selesai
BTK : Rp. 330.000,-
: 13
: 1 Des 2006
: 2 Jan 2007
: 16 Jan 2007
BOP : Rp. 30.000
Rekap Harga Pokok Produksi : Rp. 580.000,Keterangan
BBB : 250.000
BTK : 300.000
BOP :
30.000
(600 x 50 JKL)
Kartu Harga Pokok Pesanan
Pemesan
:
Nama Produk :
Jumlah
:
Spesifikasi
:
BBB : Rp. 250.000,-
No. pesan
Tgl pesan
Tgl mulai
Tgl selesai
BTK : Rp. 330.000,-
: 14
: 2 Des 2006
: 3 Jan 2007
: 17 Jan 2007
BOP : Rp. 30.000
Rekap Harga Pokok Produksi : Rp. 895.000,Keterangan
BBB : 400.000
BTK : 450.000
BOP :
45.000
(600 x 75 JKL)

BOP berdasarkan tarif ditentukan dimuka
(rekap kartu biaya pesan):
155.000 + 30.000 + 45.000 = 230.000
BOP Sesungguhnya (jurnal 6, 7, 8,9):
90.000 + 25.000 + 60.000 + 190.000 = 365.000
Selisih rugi Rp. 135.000
BOP Dibebankan
230.000
Selisih Rugi
135.000
BOP Sesungguhnya
365.000

Kas
50.000
UM penjualan
50.000
Kas
450.000
UM penjualan 50.000
Penjualan
500.000
BDP-BBB Dept K
27.000.000
BDP-BBB Dept L
12.000.000
Persed BB
39.000.000
(untuk mencatat pemakaian BB)
BDP-BTK Dept K
13.000.000
BDP-BTK Dept L
9.000.000
Gaji & Upah
22.000.000
(untuk mencatat distribusi gaji & upah ke masing2 Dept)
BDP-BOP Dept K
8.100.000
BDP-BOP Dept L
5.400.000
BOP Dibebankan Dept K
8.100.000
BOP Dibebankan Dept L
5.400.000
(untuk mencatat pembebanan BOP ke masing2 Dept)
BOP Dept K = 30% x 27.000.000 = 8.100.000
BOP Dept L = 60% x 9.000.000 = 5.400.000
BOP Dibebankan Dept K
10.00.000
BOP Dibebankan Dept L
3.000.000
BOP Sesungguhnya Dept K
10.000.000
BOP Sesungguhnya Dept L
3.000.000
(untuk mencatat BOP Sesungguhnya masing2 Dept)
Selisih Rugi
1.900.000
BOP Dibebankan Departemen K
1.900.000
BOP Dibebankan Dept L
Selisih Laba
2.400.000
2.400.000
(untuk mencatat selisih BOP / BOP dibebankan ke BOP Sesungguhnya)
BDP-HP Produk jadi Dept K ke Dept L 48.100.000
BDP-BBB Dept K
27.000.000
BDP-BTK Dept K
13.000.000
BDP-BOP Dept K
8.100.000
(untuk mencatat tranfer produk jadi Dept K ke Dept L)

Perhitungan BOP dibebankan ke masing2 pesanan :
Dept K : 30% x 27.000.000 = 8.100.000
Pesanan no 001 : 10/27 x 8.100.000 = 3.000.000
Pesanan no 002 : 15/27 x 8.100.000 = 4.500.000
Pesanan no 003 : 2/27 x 8.100.000 = 600.000
Dept L : 60% x 9.000.000 = 5.400.000
Pesanan no 001 : 4/9 x 5.400.000 = 2.400.000
Pesanan no 002 : 4/9 x 5.400.000 = 2.400.000
Pesanan no 003 : 1/9 x 5.400.000 = 600.000
Kartu Harga Pokok Pesanan
Pemesan
:
Nama Produk :
Jumlah
:
Spesifikasi
:
BBB : Rp.18.000.000,-
No. pesan
Tgl pesan
Tgl mulai
Tgl selesai
BTK : Rp.11.000.000,-
: 001
: 1 Des 2006
: 1 Jan 2007
: 15 Jan 2007
BOP : Rp. 5.400.000,-
Rekap Harga Pokok Produksi : Rp. 34.400.000,-
Rekap Kartu Harga Pokok Pesanan 001
Keterangan
BBB
BTK
BOP
Dept K
10.000.000
7.000.000
3.000.000
Dept L
8.000.000
4.000.000
2.400.000
Total Biaya
18.000.000
11.000.000
5.400.000
Kartu Harga Pokok Pesanan
Pemesan
:
Nama Produk :
Jumlah
:
Spesifikasi
:
BBB : Rp.18.000.000,-
No. pesan
Tgl pesan
Tgl mulai
Tgl selesai
BTK : Rp.9.000.000,-
: 002
: 1 Des 2006
: 1 Jan 2007
: 15 Jan 2007
BOP : Rp. 6.900.000,-
Rekap Harga Pokok Produksi : Rp. 33.900.000,-
Rekap Kartu Harga Pokok Pesanan 002
Keterangan
BBB
BTK
BOP
Dept K
15.000.000
5.000.000
4.500.000
Dept L
3.000.000
4.000.000
2.400.000
Total Biaya
18.000.000
9.000.000
6.900.000
Kartu Harga Pokok Pesanan
Pemesan
:
Nama Produk :
Jumlah
:
Spesifikasi
:
BBB : Rp.3.000.000,-
No. pesan
Tgl pesan
Tgl mulai
Tgl selesai
BTK : Rp.2.000.000,-
: 003
: 1 Des 2006
: 1 Jan 2007
: 15 Jan 2007
BOP : Rp. 1.200.000,-
Rekap Harga Pokok Produksi : Rp. 6.200.000,-
Rekap Kartu Harga Pokok Pesanan 003
Keterangan
BBB
BTK
BOP
Dept K
2.000.000
1.000.000
600.000
Dept L
1.000.000
1.000.000
600.000
Total Biaya
3.000.000
2.000.000
1.200.000
Persediaan Produk jadi pesanan no 001
34.400.000
Persediaan Produk jadi pesanan no 002
33.900.000
Persediaan Produk jadi pesanan no 003
6.200.000
BDP HP Produk jadi Dept K ke Dept L
48.100.000
BDP-BBB Dept L
12.000.000
BDP-BTK Dept L
9.000.000
BDP-BOP Dept L
5.400.000
(untuk mencatat produk jadi di Dept L)

(untuk mencatat penyerahan pesanan no 001, 002, 003 ke
pelanggan)
Kas/Piutang
Penjualan
135.000.000
135.000.000
HPP Pesanan no 001
34.400.000
HPP Pesanan no 002
33.900.000
HPP Pesanan no 003
6.200.000
Persed Produk jadi pesanan no 001 34.400.000
Persed Produk jadi pesanan no 002 33.900.000
Persed Produk jadi pesanan no 003 6.200.000
Perusahaan meubel antik memproduksi pesanan meja kayu dnegan
ornamen besi (pesanan no 200)
Biaya yg dibebankan untuk pesanan tersebut:
BBB
200.000
BTK
150.000
BOP
100.000
Terjadi perubahan Disain : ornamen besi diganti dengan ornamen
kayu, sehingga timbul biaya perbaikan :
BBB
30.000
BTK
25.000
BOP
70.000
Catat perbaikan produk cacat, jika penyebabnya :
1) Permintaan konsumen
2) Kesalahan Produksi
Download