fdfds - Rohmansyah | staff.umy.ac.id

advertisement
PERTEMUAN KE-7
Fikih
Antikorupsi
PEMBAHASAN
A. Fikih Anti Korupsi
B. Dampak Korupsi
C. Langkah pemberantasan korupsi
D. Prinsip dasar Islam dalam tatanan kehidupan
FIKIH ANTIKORUPSI
Fiqh adalah pengetahuan yang bersumber dari Allah
dan rasul-Nya berupa al-Qur’an dan hadis, atsar
shahabat, ijma dan qiyas dengan syarat tidak ada
keterangan yang jelas dari nash (Quran dan hadis).
(Shalil bin Muhammad, Iqadu Ihmam Ulil Abshar,
1997).
Al-Juwaini mengatakan secara singkat, fiqh adalah
pengetahuan tentang hukum-hukum syar’iyyah (AlJuwaini, al-Burhan fi Ushul al-Fiqh, t.t).
KORUPSI
Korupsi Secara Bahasa
Korupsi berasal dari bahasa latin yakni
“Corrumpere” yang masuk dalam bahasa latin
modern corruptio atau corruptus. Turun ke bahasa
Eropa menjadi Corruption atau Corrupt; Prancis
yakni Corruption; Belanda: Corruptie, Korruptie.
Menurut bahasa Indonesia: Korupsi.
Dalam KBBI, korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan
lain-lain) untuk keuntungan pribadi atau orang
lain.
KORUPSI SECARA TERMINOLOGI
Korupsi Menurut Hukum Positif
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto UU
Nomor 20 Tahun 2001 mengatakan bahwa:
“Korupsi secara terminologis adalah melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.”
Definisi ini diperkuat lagi pada pasal 3
bahwa:
“Korupsi adalah setiap tindakan dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan, atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara”.
Adapun definisi yang sering dikutip:
“Korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang dari
tugas-tugas resmi sebuah jabatan negara karena
keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi
(perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri) atau
melanggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa
tingkah laku pribadi”. (Robert Klitgaard, Membasmi Korupsi, Cet. II
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), 31 dalam Jurnal Ilmiah Islam Putura).
 Disimpulkan bahwa korupsi adalah menyalahgunakan
kewenangan, jabatan, atau amanah (trust) secara melawan
hukum untuk memperoleh keuntungan atau manfaat pribadi
dan atau kelompok tertentu yang dapat merugikan
kepentingan umum.
KORUPSI DALAM ISLAM
1. Menurut Tbn Taimiyah, korupsi adalah segala tindakan
penggunaan uang oleh seseorang, walaupun secara rill
tidak merugikan keuangan dan perekonomian negara
dan masyarakat, akan tetapi tindakan itu berakibat
lumpuhnya hukum. Ibn Taimiyah mengemukakan ini
sehubungan dengan suatu hadis yang melaporkan
kisah seorang anak muda yang bekerja pada sebuah
keluarga, lalu anak muda itu berselingkuh dengan isteri
dari kepala keluarga tersebut dan ia tidak dapat
menerima hal iitu.
2. Azyumardi Azra mengutip beberapa definisi korupsi,
antara lain: menurut Leiken, korupsi adalah "penggunaan
kekuasaan publik (public power) untuk mendapatkan
keuntungan [material] pribadi atau kemanfaatan politik.“
SEBAB TERJADI KORUPSI, 2 MOTIVASI:
1. Motivasi intrinsik, yaitu adanya dorongan memperoleh
kepuasan yang ditimbulkan oleh tindakan korupsi
(Chaplin: 2002, h. 259). Dalam hal ini, pelaku merasa
mendapatkan kepuasan dan kenyamanan tersendiri
ketika berhasil melakukannya. Pada tahap selanjutnya
korupsi menjadi gaya hidup, kebiasaan, dan
tradisilbudaya yang lumrah.
2. Motivasi ekstrinsik, yaitu dorongan korupsi dari luar diri
pelaku yang tidak menjadi bagian melekat dari
perilaku itu sendiri. Motivasi kedua ini misalnya,
melakukan korupsi karena alasan ekonomi, ambisi
untuk mencapai suatu jabatan tertentu, atau obsesi
meningkatkan taraf hidup atau karir jabatan secara
jalan pintas.
FAKTOR PENYEBAB SECARA UMUM
1.
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri seorang pemegang
amanah yang mendorong melakukan penyalahgunaan kekuasaan demi
keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Misalnya; sifat rakus atau
serakah dan iri.
2.
Faktor eksternal adalah sistem pemerintahan atau kepemimpinan yang
tidak seimbang sehingga dapat memberikan kesempatan kepada
pemegang amanah untuk melakukan korupsi. Misal; lemahnya
pengawasan, lemahnya hukum, tidak adanya tanggung-gugat
(akuntabilitas), penegak hukum yang mudah disuap, sanksi hukum yang
lebih ringan dibanding dengan hasil korupsi, tidak ada teladan
kejujuran dari para pemimpin, dan lain-lain.
PENYEBAB KORUPSI SECARA RINCI
1. Keserakahan (Corruption by greed)
2. Kebutuhan (Corruption by need)
3. Peluang (Corruption by chance)
DAMPAK NEGATIF KORUPSI
1.
Aspek ekonomi, antara lain: Pemusatan Ekonomi pada Elite
Kekuasaan, Diskriminasi Kebijakan, Pembangunan yang Tidak
Transparan, Terhambatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Ekonomi
Biaya Tinggi.
2.
Aspek Kesejahtraan pegawai dan rakyat. Korupsi politik
(kompromi politik untuk membuat kebijakan yang tidak memihak
rakyat) yang dilakukan oleh anggota legislatif dan eksekutif
membuat mereka bersepakat untuk menaikkan gaji dan tunjangan
bagi pejabat tinggi dan wakil rakyat, sementara kesejahteraan
pegawai kecil terabaikan.
3. Aspek politik dan keamanan.
 Bidang politik, Proses pemilihan umum (nasional, daerah,
legidatif, eksekutif) tidak dapat terhindar dari money
politics, penggelembungan suara, dan penggandaan
kertas suara.
 Bidang keamanan, korupsi juga membuat sektor
pertahanan dan keamanan menjadi rapuh. Hal ini
disebabkan oleh dua hal. Pertama, porsi besar anggaran
militer berasal dari dana nonbudgeter. Dana nonbudgeter
tersebut bisa berasal dari sumber yang jelas, seperti
bisnis militer, dan juga sumber yang tidak jelas, seperti
pungutan liar atau sukarela dari sektor-sektor ilegal
(perjudian, tempat hiburan, dan sebagainya). Dana
nonbudgeter tersebut sulit dilacak dan tidak transparan.
Kedua, sebagian pengadaan peralatan militer berbiaya
tinggi tetapi berkualitas rendah. Akibatnya, sistem
pertahanan kita tidak memadai untuk menjaga luas
wilayah Indonesia.
4. Penegakkan hukum menjadi lemah.
5. Ketersediaan sumber daya alam menjadi kurang.
6. Moral masyarakat sbb:
1. Menciptakan moral masyarakat yang munafik.
2. Menyuburkan budaya menjilat
3. Mendidik Masyarakat Menjadi Penipu
HUKUM KORUPSI
1. Al-Qur’an
‫وََل ََتْ ُكلُوا أَموالَ ُكم ب ي نَ ُكم اِبلْب ا‬
‫الُ َّك اام لاتَأْ ُكلُوا‬
ْ ‫اط ال َوتُ ْدلُوا اِبَا إا ََل‬
َْ ‫َ ا ْ َا‬
َ
‫فَ اري ًقا ِّم ْن أ َْم َوال الن ا‬
﴾١٨٨ : ‫َّاس اِب ْاْل ْاْث َوأَتتُ ْم تَ ْْلَ ُُو ََ االبقر‬
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta
sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan
yang bathil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu
dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
padahal kamu mengetahui”.
‫ي أَيُّها الَّ اذين آمنُوا ََل ََتْ ُكلُوا أَموالَ ُكم ب ي نَ ُكم اِبلْب ا‬
ََ‫اط ال إاََّل أ‬
َْ َ ْ
َ
َ
َ
َ
َ
ََ ‫اّللَ َكا‬
َّ ََّ ‫تَ ُكو ََ اِتَ َارً َعن تَ َراض اِّمن ُك ْم َوََل تَ ْقتُلُوا أَت ُف َس ُك ْم إا‬
‫با ُكم را‬
﴾٢٩ :‫يُا االنساء‬
‫ح‬
ً َْ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
2. Hadis
‫عن أاَب هري رَ ر ا‬
‫ا‬
‫ع‬
‫ع‬
‫ض‬
‫َّب‬
‫ن‬
‫ل‬
‫ن‬
‫ه‬
‫ن‬
‫اّلل‬
‫ي‬
‫اّللُ َعلَْي اه َو َسلَّ َم قَ َال ََيْات َعلَى‬
‫ا‬
‫ا‬
َّ ‫صلَّى‬
َّ
ْ
َ ُ َ ُ َ َ ََْ ُ
َ
َ
ْ
ْ
ِّ
‫ا‬
‫الن ا‬
‫الََراام (رواه‬
‫أ‬
‫ا‬
‫م‬
‫ء‬
‫ر‬
ُ
‫ل‬
‫ا‬
‫ال‬
ْ
ْ ‫الَََل ال أ َْم ام ْن‬
ْ ‫َخ َذ امْنهُ أ اَم َن‬
َ َ ُ َْ
َ‫َّاس َزَماَ ََل يُب‬
)‫البخاري‬
“Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW
bersabda: Akan datang suatu masa pada
manusia, seseorang tidak memperhatikan apa
yang dia ambil (barang yang dihasilkan) apakah
dari jalan halal atau haram”. (HR. al-Bukhari)
PENDAPAT ULAMA
a) Ibnu Katsir mengatakan sebagaimana dikatakan oleh
al-Qurthubi bahwa:
“Orang yang memakan harta dengan cara yang batal
sekalipun ia bershodaqah dengannya maka ia termasuk
orang yang fasik”.
b) Dalam kesempatan lain, al-Sa’di mengatakan bahwa
seorang muslim tidak boleh mengambil harta orang
lain dan seharusnya seorang muslim mencintai
saudaranya sebagaimana ia mencitai dirinya sendiri,
sehingga diharamkan baginya memakan harta
saudaranya
sebagaimana
saudaranya
juga
diharamkan memakan hartanya, karena memakan
harta orang lain itu berlaku juga berlaku bagi
selainya.
c) Muhammad Rasyid Ridho menyebutkan dalam
tafsir al-Manar, bahwa Allah mengharamkan
memakan harta orang lain dan menyuap para
hakim”.
Unsur-unsur korupsi antara lain: Ghulul, risywah, khianat,
mukarabah dan ghasb, saraqah, istikhab, dan Aklu Suht
(Makan Hasil atau Barang Haram).
Unsur-unsur korupsi tersebut akan diuraikan berdasarkan
konsep Islam dalam hadis Nabi Muhammad SAW
sebagai berikut:
A. GHULUL
Ghulul adalah pengkhianatan atas amanat yang
seharusnya dijaga. Ghulul secara leksikal dimaknai
"akhdzu al-syai wa ddssahu fi mata'ihi" (mengambil sesuatu
dan menyembunyikannya dalam hartanya). Ibnu Hajar alAsqalani mendefinisikannya dengan "al-khiyanah fi
,almaghmm“ (pengkhianatan pada harta rampasan
perang), sebagaimana dalam surat al-Imran: 161:
‫َوَما َكا ََ لانَا‬
َّ‫ب أََ يَغُ َّل َوَمن يَ ْغلُ ْل ََيْ ات اِبَا َغ َّل يَ ْوَم الْ اقيَ َام اة ُْث‬
ِّ
:َ‫ت َوُه ْم ََل يُظْلَ ُُو ََ اآلعُرا‬
ْ َ‫تُ َو َّىّف ُك ُّل تَ ْفس َّما َك َسب‬
﴾١٦١
BENTUK GHULUL
a) Komisi adalah tindakan seseorang yang mengambil sesuatu
penghasilan di luar gajinya yang telah ditetapkan. Sebagaimana
hadis Nabi SAW:
ِْ ‫اّلل بنْ بُ َري َد َْة َعنْ أَبيهْ َعنْ الن‬
َْ ْ‫َعنْ َعبد‬
ُ‫ قَالَْ « َم ْن استَْع َملنَ ْاه‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َب‬
)‫ (رواه أبَ داود‬.» ْ‫ك فَْ ُُه ََْ غُلَُل‬
َْ ‫َعلَى َع َملْ فَ َرَزق نَ ْاهُ رزقًا فَ َما أَ َخ َْذ بَع َْد َذل‬
“'Siapa saja yang telah aku angkat sebagai pekerja dalam
satu jabatan kemudian aku berikan gaji, maka sesuatu yang
diterima di luar gajinya adulah korupsi (ghulul)." (HR. Abu
Daud)
2. Hadiah, orang yang mendapatkan hadiah
karena jabatan yang melekat pada dirinya.
َ ‫َل‬
ْ‫ْاّلل‬
َ ‫ْر ُس‬
ُّ ‫َعنْعُرَوةَْبن‬
َ ‫ْعنْأَبْ ُُحَيدْال‬
َ ‫ْالزبَْي‬
ِ ‫ساعد‬
َْ ‫يْأَ َن‬
َ
َ
)‫ال َه َد َاَيْالعُ َمالْغُلَُلْ (رواهْأُحد‬
َْ َ‫ْو َسلَ َمْق‬
‫ه‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ْع‬
‫ىْاّلل‬
َ
َ
َ
ُ ‫صل‬
َ
“Bahwasannya Rasulullah bersabeda: hadiah
yang diterima para pejabat adalah penggelapan
(korupsi). "(HR. Ahmad)
B. RISYWAH (SUAP)
Risywah adalah tindakan memberikan harta dan yang
semisalnya untuk membatalkan hak milik pihak lain atau
mendapatkan atas hak milik pihak lain. Al-Shan'ani dalam
Subul al-Salam yang memahami korupsi sebagai "upaya
memperoleh sesuatu dengan mempersembahkan sesuatu.
Sabda Nabi SAW:
َ ‫َل‬
َ ‫ْعبد‬
ْ‫ الَْراش َى‬-‫صلىْهللاْعليهْوسلم‬-ْ‫ْاّلل‬
ُْ ‫ْر ُس‬
َ َ‫ْعمروْق‬
َ ‫ْاّللْبن‬
َ ‫َعن‬
َ ‫الْلَ َع َن‬
)‫ (رواهْأبَْداود‬.‫َوال ُمرتَش َْى‬
َْ ُ‫اّللُ َعلَيهْ َْو َسلَ َْم لَعنَ ْة‬
‫اّلل‬
َْ ‫صلَى‬
َْ ‫َل ا‬
ُْ ‫ال َر ُس‬
َْ َ‫ال ق‬
َْ َ‫اّلل بنْ َعمرو ق‬
َْ ْ‫َعنْ َعبد‬
َ ‫ّلل‬
)‫َعلَى ال َراشي َوال ُمرتَشي (رواه أُحد‬
C. KHIANAT
Khianat adalah tidak menepati janji atau melanggar amanah.
Khianat juga merupakan sesuatu yang melekat pada ghulul, sebab
orang yang melakukan ghulul berarti dia berkhianat. Sebagaimana
firman Allah SWT:
‫ا‬
‫اَنتا ُك ْم َوأَتتُ ْم‬
‫َم‬
‫أ‬
‫ا‬
‫و‬
‫ت‬
‫و‬
‫َت‬
‫و‬
‫ول‬
‫س‬
‫الر‬
‫و‬
‫اّلل‬
‫ا‬
‫و‬
‫ت‬
‫و‬
‫َت‬
‫َل‬
‫ا‬
‫و‬
‫ن‬
‫آم‬
‫ين‬
‫ذ‬
َ
َ
َ
َّ
َ
َ َ ُ ُ َ ُ َّ َ َ ُ ُ
ُ َ َ َّ‫َي أَيُّ َها ال‬
﴾٢٧ :‫تَ ْْلَ ُُو ََ ااألتفال‬
"Wahai orang- orang yang beriman janganlah
kamu mengkhianati Alhh ddn RdSul-Nya ddn
jangan puh kamu berkhianat terhadap amanah
yang diberikan kepadamu sedangkan kamu
mengetahuinya”.
D. MUKABARAH DAN GHASAB
Mukabarah dan Ghasab adalah sebagaimana disebutkan
oleh Ali bahwa Ghasb secara bahasa sebagai berikut:
"Ghasab adalah mengambil sesuatu dari tangan
seseorang dengan jalan kekerasan (paksa)”.
Sedangkan mukabarah sangat umum, meliputi
eksploitasi secara tidak sah atas benda dan
manusia. Dengan pengertian ini maka ghasb
termasuk di dalamnya karena merupakan
tindakan menguasai atau mengeksploitasi milik
pihak lain berdasarkan kekuatan dan kekuasaan.
E. SARAQAH (PENCURIAN)
‫السا ارقَةُ فَاقْطَُْوا أَيْ اديَ ُه َُا َجَزاءً اِبَا َك َسبَا تَ َك ًاَل‬
َّ ‫السا ار ُق َو‬
َّ ‫َو‬
‫ا‬
‫ا‬
﴾٣٨ : ‫اّللُ َع ازيز َح اكيم ااامادد‬
‫و‬
‫اّلل‬
‫ن‬
‫م‬
َّ َ َّ َ ِّ
“Laki-laki
yang mencuri dan perempuan yang
mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
F. ISTIKHAB (MERAMPAS ATAU MENJAMBRET)
ْ‫ عنْالنيبْصلىْهللاْعليهْوْسلمْقالْليسْعلىْخائن‬:ْ‫عنْجابر‬
)‫والْمنتُهبْوالْخمتلسْقطعْ(رواهْالرتمذي‬
"Dari Ja bir dari Rasulullah beliau bersabda:
tidaklah dihukum potong tangan seorang
pengkhianat, perampas, dan pencuri secara diamdiam. " (HR. Tirmizi dan Nasai)
G. AKLU SUHT (MAKAN HASIL ATAU BARANG HARAM)
‫ا‬
‫ا‬
‫ا‬
‫ا‬
‫ا‬
‫ا‬
‫ا‬
َّ
‫ض‬
‫ر‬
‫َع‬
‫أ‬
‫َو‬
‫أ‬
‫م‬
‫ه‬
‫ن‬
‫ي‬
‫ب‬
‫م‬
‫ك‬
‫اح‬
‫ف‬
‫وك‬
‫اء‬
‫ج‬
َ
‫إ‬
‫ف‬
‫ت‬
‫ح‬
‫لس‬
‫ل‬
َ
‫و‬
‫ل‬
‫ا‬
‫َك‬
‫أ‬
‫ب‬
‫ذ‬
‫ك‬
‫ل‬
‫ََسَّاعُو ََ ل‬
ُ
َ
ْ
ُ
َ
ْ ْ ْ ْ ُ َ َْ ْ َ ُ َ َ ْ ُّ َ
‫اح ُكم بَْي نَ ُهم‬
َ ‫ضُّر‬
ُ َ‫ض َعْن ُه ْم فَلَن ي‬
ْ ‫َعْن ُه ْم َوإاَ تُ ْْ ار‬
َ ُْ ‫وك َشْي ئًا َوإا َْ َح َك‬
ْ َ‫ت ف‬
‫ا‬
‫ا‬
‫ب الُْ ْق اس ا‬
‫ا‬
‫ا‬
‫ا‬
َّ
﴾٤٢ : ‫ي ااامادد‬
‫ط‬
‫ُي‬
‫اّلل‬
َ
‫إ‬
‫ط‬
‫س‬
‫ق‬
‫ل‬
‫ِب‬
ْ
َّ
ُّ
ُ
َ
َ
ُ
ْ
“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang
kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu)
diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari
mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun.
Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara
itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang adil”.
SANKSI BAGI PELAKU KORUPSI
Ta’zir adalah hukuman terhadap terpidana yang tidak
ditentukan secara tegas bentuk sanksinya di dalam nash
al-Qur'an dan Hadis.
a) Jarimah yang dikenakan hukuman haddan qisha-sb
jika tidak terpenuhi salah satu unsur atau rukunnya.
Misalnya, jarimah pencurian dihukum ta’zir jika
barang yang dicuri tidak mencapai nishab (kadar
minimal) atau barang yang dicuri tidak disimpan di
tempat yang semestinya.
b) Jarimah yang tidak dikenakan hukuman had dan
qisharh, seperti jarimah pengkhianatan terhadap
suatu amanat yang telah diberikan, jarimah
pembakaran, suap, dan lain-lain.
UNSUR-UNSUR TA’ZIR
1.
Celaan, teguran atau peringatan
2.
Masuk dafiar orang tercela (a/-tdsyhir) yang diberlakukan atas
pelaku kesaksian palsu dan kecurangan dalam bisnis.
3.
Menasehati dan menjauhkannya dari pergaulan sosial. (alBaqarah: 118).
4.
Memecat dari jabatannya (al- 'azl min al-wadzifah).
5.
Dengan pukulan (deralcambuk).
6.
Penjara.
7.
Pengasingan.
8.
Penyaliban dan
9.
Hukuman mati
2. SANKSI AKHIRAT
LANGKAH-LANGKAH PEMBERANTASAN
KORUPSI
1. Dekonstruksi Budaya yang Melestarikan Korupsi
2. Melalui Jalur Pendidikan
3. Melalui Jalur Keagamaan
4. Melalui Pendekatan sosio-kultural
5. Pendekatan Hukum dan Politik
6. Memilih Pemimpin yang Bersih
7. Keteladanan Pemimpin
8. Perbaikan Sistem Upah
9. Debirokratisasi
10.Pembuktian Terbaik
12. Partisipasi Masyarakat untuk mengontrol Kebijakan Publik
13. Reward dan Punishment (Imbalan dan Hukuman)
Download