Implementasi e-Commerce di PT Sucofindo (Persero) Mata Kuliah : Manajemen Sistem Informasi Aldiansyah Akbar - P056100433.36E Asniar - P056100493.36E Budi Hartanto - P056100483.36E Laksmi Wijaya - P056100593.36E Mas Dharmawan Suryadi - P056100603.36E Rosy Indra Saputra - P056100663.36E Halaman | 1 DAFTAR ISI BAB I : Pendahuluan BAB II : Dasar Teori e-Commerce dan Strategi Kompetitif Perusahaan BAB III : Profile PT Sucofindo (Persero) BAB IV : Implementasi e-Commerce BAB V : Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka Halaman | 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya sebuah dunia baru yang lazim disebut dunia maya. Di dunia maya ini setiap individu memiliki hak dan kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain tanpa batasan apapun yang dapat menghalanginya. Sehingga globalisasi yang sempurna sebenarnya telah berjalan di dunia maya yang menghubungkan seluruh komunitas digital. Dari seluruh aspek kehidupan manusia yang terkena dampak kehadiran internet, sektor bisnis merupakan sektor yang paling terkena dampak dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi serta paling cepat tumbuh. E-commerce adalah suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronik yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet (teknologi berbasis jaringan digital) sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to consumer), melewati kendala ruang dan waktu yang selama ini merupakan hal-hal yang dominan. Pada masa persaingan ketat di era globalisasi saat ini, maka persaingan yang sebenarnya adalah terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan e-commerce untuk meningkatkan kinerja dan eksistensi dalam bisnis inti. Dengan aplikasi e-commerce, seyogyanya hubungan antar perusahaan dengan entitas eksternal lainnya (pemasok, distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan secara lebih cepat, lebih intensif, dan lebih murah daripada aplikasi prinsip manajemen secara konvensional (door to door, one-to-one relationship). Maka e-commerce bukanlah sekedar suatu mekanisme penjualan barang atau jasa melalui medium internet, tetapi juga terhadap terjadinya sebuah transformasi bisnis yang mengubah cara pandang perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya. Membangun dan mengimplementasikan sebuah system e-commerce bukanlah merupakan proses instant, namun merupakan transformasi strategi dan system bisnis yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan perusahaan dan teknologi. Melalui e-commerce, untuk pertama kalinya seluruh manusia di muka bumi memiliki kesempatan dan peluang yang sama agar dapat bersaing dan berhasil berbisnis di dunia maya. Halaman | 3 B. TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi sistem e-Commerce yang terdapat di PT Sucofindo (Persero) dalam operasionalnya. 2. Mengidentifikasikan strategi, kompetisi dan upaya perusahaan dalam bersaing 3. Melakukan mapping interaksi antara komputer dengan personal dalam kegiatan e-Commerce 4. Meningkatkan pemahaman mahasiswa MB-IPB mengenai penerapan sistem eCommerce dalam sebuah perusahaan Halaman | 4 BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI E-COMMERCE E-commerce merupakan prosedur berdagang atau mekanisme jual-beli di internet dimana pembeli dan penjual dipertemukan di dunia maya. E-commerce juga dapat didefinisikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver“. Electronic commerce (EC) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web Internet (Shim, Qureshi, Siegel, Siegel, 2000) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk Internet (Turban, Lee, King, Chung, 2000). E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan). Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut : a. Presentasi electronis (Pembuatan Web site) untuk produk dan layanan. b. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan. c. Otomasi account Pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun nomor Kartu Kredit). d. Pembayaran yang dilakukan secara Langsung (online). Halaman | 5 B. JENIS E-COMMERCE E-Commerce dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang memiliki karakteristik berbedabeda. 1. Business to Business (B2B) Business to Business eCommerce memiliki karakteristik: a) Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust). b) Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama. c) Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu parternya. d) Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis. 2. Business to Consumer (B2C) Business to Consumer eCommerce memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum. b. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis Web. Halaman | 6 c. Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan. d. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server. Business to Consumer eCommerce memiliki permasalahan yang berbeda. Mekanisme untuk mendekati consumer pada saat ini menggunakan bermacammacam pendekatan seperti misalnya dengan menggunakan “electronic shopping mall” atau menggunakan konsep “portal”. Electronic shopping mall menggunakan web sites untuk menjajakan produk dan servis. Para penjual produk dan servis membuat sebuah storefront yang menyediakan katalog produk dan servis yang diberikannya. Calon pembeli dapat melihat-lihat produk dan servis yang tersedia seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan window shopping. Bedanya, (calon) pembeli dapat melakukan shopping ini kapan saja dan darimana saja dia berada tanpa dibatasi oleh jam buka toko. 3. Perdagangan Kolaboratif (collaborative commerce) Dalam c-commerce, para mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih membeli atau menjual) secara elektronik. Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis disepanjang rantai pasokan. 4. Consumen to consumen(C2C) Dalam C2C seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Dapat juga disebut sebagai pelanggan ke palanggan yaitu orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama lain. Lelang C2C. Dalam lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak. Kebanyakan lelang dilakukan oleh perantara, seperti eBay.com, auctionanything.com; para pelanggan juga dapat menggunakan situs khusus seperti buyit.com atau bid2bid.com. 5. Consumers to Business (C2B). Halaman | 7 Dalam C2B konsumen memeritahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen. Contohnya di priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk dan harga yang diinginkan, dan priceline mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut. 6. Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional) Dalam situasi ini perusahaan menggunakan ecommerce secara internal untuk memperbaiki operasinya. Kondisi khusus dalam hal ini disebut sebagai ecommerce B2E(business to its employees) yang digambarkan dalam studi kasus terbuka. 7. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen—G2C) Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan ke para warganya melalui teknologi E-commerce. Unit-unit pemerintah dapat melakukan bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai perusahaan(G2B). E-goverment yaitu penggunaan teknologi internet secara umum dan e-commerce secara khusus untuk mengirimkan informasi dan layanan publik ke warga, mitra bisnis, dan pemasok entitas pemerintah, serta mereka yang bekerja di sektor publik. E-goverment menawarkan sejumlah manfaat potensial : E-govermant meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi pemerintah, termasuk pemberian layanan publik. E-goverment memungkinkan pemerintah menjadi lebih transparan pada masyarakat dan perusahaan dengan memberikan lebih banyak akses informasi pemerintah. E-goverment juga memberikan peluan bagi masyarakat untuk memberikan umpan balik ke berbagai lembaga pemerintah serta berpartisipasi dalam berbagai lembaga dan proses demokrasi. 8. Perdagangan Mobile (mobile commerce-m-commerce). Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan menggunakan telepon selluler untuk mengakses internet dan berbelanja, maka hal ini disebut m-commerce. Halaman | 8 C. KETERBATASAN e-COMMERCE a) Keterbatasan Teknis e-commerce : Ada kekurangan sistem keamanan, kehandalan, standar, dan beberapa protokol komunikasi Ada bandwidth telekomunikasi yang tidak mencukupi Alat pengembangan perangkat lunak masih dalam tahap perkembangan dan sedang berubah dengan cepat Sulit menyatukan perangkat lunak Internet dan EC dengan aplikasi dan database yang ada sekarang ini . Vendor-vendor kemungkinan perlu server web yang khusus serta infrastruktur lainnya, selain server jaringan Beberapa perangkat lunak EC mungkin tidak akan cocok bagi hardware tertentu, atau tidak bisa dipasang bersama dengan beberapa sistem pengoperasian atau komponen-komponen lain. b) Keterbatasan Non Teknis e-commerce : a) Biaya dan justifikasi. Biaya pengembangan EC dalam rumah bisa sangat tinggi, dan kekeliruan yang disebabkan oleh kurangnya pengalaman bisa mengakibatkan adanya delay (penangguhan). b) Sekuritas dan privasi. Kedua isu ini penting, khususnya di wilayah B2C, lebih khusus lagi isu sekuriti yang dipandang serius dibanding yang sebenarnya bila diterapkan inskripsi yang tepat. Ukuran-ukuran privasi secara konstan bisa diperbaiki. Tetapi, pelanggan memandang issu ini sebagai persoalan sangat penting, dan industri EC memiliki tugas jangka panjang dan berat untuk meyakinkan pelanggan bahwa transaksi online dan privasinya, sesungguhnya sangat aman. c) Sedikit kepercayaan dan resistensi pemakai. Pelanggan tidak mempercayai penjual tanpa wajah yang tidak mereka kenal (kadang-kadang mereka tidak percaya bahkan meskipun sudah mengenalnya), transaksi tanpa kertas, dan uang elektronis. Karena itu pergeseran dari toko fisikal ke toko virtual kemungkinan menghadapi kesulitan tersendiri Halaman | 9 D. STRATEGY BERSAING Michael Porter dalam bukunya Strategi Bersaing – 1998 menjelaskan bahwa ketika suatu perusahaan mempunyai keuntungan yang melebihi rata-rata industri, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki keunggulan kompetitif atas pesaingnya. Tujuan dari strategi bisnis adalah untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Michael Porter mengidentifikasi dua jenis dasar keunggulan kompetitif yaitu keuntungan biaya dan diferensiasi. Sebuah keunggulan kompetitif ada ketika perusahaan dapat memberikan manfaat yang sama sebagai kompetitor tetapi dengan biaya yang lebih rendah (keunggulan biaya), atau memberikan manfaat yang melebihi produk yang bersaing (keunggulan diferensiasi). Dengan demikian, keunggulan kompetitif memungkinkan perusahaan untuk menciptakan nilai yang superior bagi pelanggan dan keuntungan superior untuk dirinya sendiri. Biaya dan diferensiasi keuntungan yang dikenal sebagai keuntungan posisional karena mereka menggambarkan posisi perusahaan di industri sebagai pemimpin baik dalam biaya atau diferensiasi. Sebuah pandangan berbasis sumber daya menekankan bahwa perusahaan memanfaatkan sumber daya dan kemampuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang pada akhirnya menghasilkan penciptaan nilai unggul. Diagram berikut menggabungkan pandangan berbasis sumber daya dan posisi untuk menggambarkan konsep keunggulan kompetitif: Model Keunggulan Kompetitif (Michael Porter) Halaman | 10 Diferensiasi melibatkan penciptaan produk yang dianggap unik. Fitur unik atau manfaat harus memberikan nilai yang superior bagi pelanggan jika strategi ini adalah untuk menjadi sukses. Karena pelanggan melihat produk sebagai tak tertandingi dan tak tertandingi, elastisitas harga permintaan cenderung dikurangi dan pelanggan cenderung lebih setia kepada merek. Hal ini dapat memberikan isolasi yang cukup besar dari kompetisi. Namun biasanya ada biaya tambahan yang terkait dengan fitur produk membedakan dan ini bisa memerlukan strategi harga premium. Untuk mempertahankan strategi berkinerja tinggi pada perusahaan harus memiliki keahlian dan kemampuan dalam bidang : Riset dan Pengembangan Rekayasa Product/Sevices Kreatifitas Pemasaran Insentif disesuaikan dengan ukuran tertentu Komunikasi pentingnya atas karakteristik produk diferensiasi Peningkatan yang berkelanjutan Inovasi Tenaga yang memiliki keahlian berkinerja tinggi Lebih lanjut, Michael Porter dalam teori five forces dalam kerangka mendefinisikan halhal yang menjadi bahasan dalam penentuan langkah strategis perusahaan untuk memenangkan kompetisi, dapat digambarkan sebagai berikut : Halaman | 11 Sistem informasi strategis dapat dimanfaatkan bertahan hidup membantu perusahaan agar dapat dan berhasil dalam jangka panjang dalam menghadapi tekanan kompetitif yang membentuk struktur persaingan dalam perusahaan. Gambar 3.1 menunjukkan kerangka kerja konseptual strategi kompetitif. Michael Porter mempertahankan mengenai hidup strategi dan kompetitif, berhasil bisnis haruslah Dalam model klasik apapun yang mengembangkan ingin serta mengimplementasikan berbagai strategi untuk secara efektif mengatasi : a. Pesaing yang sudah ada (rivalry among existing competitor) b. Ancaman pesaing baru (threat of new entrants) c. Ancaman produk subtitusi/pengganti (threat of subtitute product and service) d. Kekuatan tawar-menawar dari pelanggan (bargaining power of consumers) e. Kekuatan tawar-menawar dari pemasok (bargaining power of suppliers) Kepemimpinan dalam biaya Strategi Kompetitif Diferensiasi Inovasi Halaman | 12 Pertumbuhan Persekutuan Strategi lainnya Persaingan para pesaing Ancaman Pemain Baru Ancaman barang pengganti Daya tawar pelanggan Daya tawar Pemasok Tekanan kompetitif Dalam gambar diilustrasikan pula bahwa bisnis dapat mengatasi berbagai ancaman tekanan kompetitif yang dihadapi perusahaan dengan mengimplementasikan strategi : 1.1 Strategi Kepemimpinan dalam biaya. Menjadi produsen produk dan jasa yang berbiaya rendah dalam industri. Selain itu perlu itemukan berbagai cara untuk membantu para pemasok atau pelanggan mengurangi biaya mereka atau meningkatkan biaya peasingnya. 1.2 Strategi Diferensiasi. Mengembangkan berbagai cara untuk melakukan diferensiasi produk dan jasa perusahaan dari para pesaingnya atau mengurangi keunggulan diferensiasi para pesainnya. Hal ini dapat memungkinkan perusahaan dapat berfokus pada produk atau jasa agar mendapatkan keunggulan dalam segmen atau ceruk tertentu suatu pasar. 1.3 Strategi Inovasi. Menemukan berbagai cara baru untuk melakukan bisnis hal ini dapat melibatkan pengembangan berbagai produk dan jasa yang uni, atau masuk ke dalam pasar atau ceruk melibatkan pelaksanaan pasar yang unik. Hal ini juga dapat perubahan yang radikal atas proses bisnis dalam memproduksi atau mendistribusikan produk dan jasa yang begitu berbeda dari cara bisnis yang dilakukan, hingga dapat mengubah struktur dasar industri. 1.4 Strategi Pertumbuhan. Secara signifikan memperluas kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa, memperluas ke pasar global, Halaman | 13 melakukan diversifikasi produk dan jasa baru, atau berintegrasi dengan produk dan jasa yang berhubungan. 1.5 Strategi Persekutuan. Membuat hubungan dan persekutuan bisnis baru dengan para pelanggan, perusahaan lainnya. pemasok, pesaing, konsultan, dan perusahaan- Hubungan ini meliputi merger, akuisisi, joint venture, membentuk perusahaan virtual, atau kesepakatan pemasaran, manufaktur, atau distribusi antara suatu bisnis dengan mitra dagangnya. E. MODEL WEB BISNIS a) Perantara (Brokerage) Perantara (Makelar) mempertemukan buyer adalah dan pembuat seller pasar, bersamaan dimana dan peranan memfasilitasi broker transaksi perdagangannya. b) Iklan (Advertising) Iklan diinternet merupakan perluasan dari model iklan tradisional, dimana pengiklan atau pemilik produk/jasa memberikan jasa layanan tertentu yang gratis dan didalamnya terdapat iklan pada baner yang disediakan. c) Pemberi Informasi (Infomediary) Pemberi informasi dan data yang independen untuk produk atau jasa yang dijual, sehingga pelanggan dapat mempertimbangkan untuk membeli. Ada juga suatu perusahaan yang memberikan layanan informasi kepada seluruh pengguna internet atau membantu pembeli/penjual mengenai kondisi pasar yang saat ini ada. d) Toko Penjualan (Merchant) Halaman | 14 Distributor dan retailer dari produk/service dengan memberikan pricelist atas layanan/produknya melalui pelelanga atau belanja online e) Manufacturer (Direct) Model ini memiliki kekuatan menjangkau langsung pembeli dan mengeliminasi jaringan distribusi sehingga produk/service yang ditawahkan memiliki harga yang kompetitif. f) Afiliasi (Affiliate) Berbeda dengan kebanyakan portal lainnya yang mencari jumlah pengguna yang mengunjungi web/portalnya, model afiliasi memberikan kesempatan menjual pembelian dimanapun orang membuka internet atau website, dengan menawarkan insentif keuangan (dalam bentuk prosentase pendapatan) untuk situs afiliasinya. g) Community Kelangsungan hidup model masyarakat didasarkan pada loyalitas pengguna. Pengguna memiliki investasi tinggi pada waktu dan emosi. Pendapatan dapat didasarkan pada penjualan produk tambahan dan jasa atau kontribusi sukarela; atau pendapatan yang bisa dikaitkan dengan iklan kontekstual dan langganan untuk layanan premium. h) Subscription Pengguna layanan harus membayar secara periodic (harian, mingguan atau bulanan), dimana fee/tariff langganan ditentukan besaran berdasarkan konten tertetntu. i) Utility Pengguna membayar sesuai utilitas yang diinginkan sesuai kebutuhan F. DUKUNGAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN TRANSAKSI Disamping berbagai standar yang digunakan di Intenet, e-commerce juga menggunakan standar yang digunakan sendiri, umumnya digunakan dalam transaksi bisnis-ke-bisnis. Beberapa diantara yang sering digunakan adalah: Electronic Data Interchange (EDI): dibuat oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan saat ini digunakan oleh lebih dari 1000 Halaman | 15 perusahaan Fortune di Amerika Serikat, EDI adalah sebuah standar struktur dokumen yang dirancang untuk memungkinkan organisasi besar untuk mengirimkan informasi melalui jaringan private. EDI saat ini juga digunakan dalam corporate web site. Open Buying on the Internet (OBI): adalah sebuah standar yang dibuat oleh Internet Purchasing Roundtable yang akan menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat berbicara satu dengan lainnya. OBI yang dikembangkan oleh konsorsium OBI http://www.openbuy.org/ didukung oleh perusahaan-perusahaan yang memimpin di bidang teknologi seperti Actra, InteliSys, Microsoft, Open Market, dan Oracle. Open Trading Protocol (OTP): OTP dimaksudkan untuk menstandarisasi berbagai aktifitas yang berkaitan dengan proses pembayaran, seperti perjanjian pembelian, resi untuk pembelian, dan pembayaran. OTP sebetulnya merupakan standar kompetitor OBI yang dibangun oleh beberapa perusahaan, seperti AT&T, CyberCash, Hitachi, IBM, Oracle, Sun Microsystems, dan British Telecom. Open Profiling Standard (OPS): sebuah standar yang di dukung oleh Microsoft dan Firefly http://www.firefly.com/. OPS memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah profil pribadi dari kesukaan masing-masing pengguna yang dapat dia share dengan merchant. Ide dibalik OPS adalah untuk menolong memproteksi privasi pengguna tanpa menutup kemungkinan untuk transaksi informasi untuk proses marketing dsb. Secure Socket Layer (SSL): Protokol ini di disain untuk membangun sebuah saluran yang aman ke server. SSL menggunakan teknik enkripsi public key untuk memproteksi data yang di kirimkan melalui Internet. SSL dibuat oleh Netscape tapi sekarang telah di publikasikan di public domain. Secure Electronic Transactions (SET): SET akan mengenkodekan nomor kartu kredit yang di simpan di server merchant. Standar ini di buat oleh Visa dan MasterCard, sehingga akan langsung di dukung oleh masyarakat perbankan. Ujicoba pertama kali dari SET di e-commerce dilakukan di Asia. Truste http://www.truste.org/ adalah sebuah partnership dari berbagai perusahaan yang mencoba membangun kepercayaan public dalam e-commerce dengan cara memberikan cap Good Housekeeping yang memberikan approve pada situs yang tidak melanggar kerahasiaan konsumen. Halaman | 16 G. KECENDERUNGAN E-COMMERCE DI MASA DEPAN Dimasa depan, sebuah perusahaan yang saat ini telah mengimplementasikan ecommerce dengan tipe Business to Business (B2B) maka tahapan akhir adalah pencapaian implementasi e-Business secara total yang dapat berkolaborasi dengan seluruh mitra dan pelanggannya. Tahapan sebelumnya adalah, bagaimana pelanggan dapat melayani diri sendiri, otomasi pengadaan (procurement), ekstranet atau pertukaran data, B2B Portal yang akhirnya menuju pemberdayaan e-Business O’Brien dalam bukunya membahas mengenai matriks kecenderungan penggunaan eCommerce dimasa depan, yang dpaat digambarkan sebagai berikut : Halaman | 17 BAB III A. Profile PT Sucofindo PT SUCOFINDO (Persero) didirikan pada tahun 1956, merupakan perusahaan patungan antara Negara Republik Indonesia dengan Societe Generale de Surveillance Holding SA (SGS). PT SUCOFINDO (Persero) adalah perusahaan inspeksi yang pertama di Indonesia, dengan pengalaman di bidang inspeksi, supervisi, pengkajian dan pengujian menjadi modal utama dalam mengembangkan usaha menjadi perusahaan inspeksi nasional terbesar di Indonesia. Keanekaragaman jenis jasa dikemas secara terpadu, didukung tenaga ahli, jaringan kerja yang luas serta kemitraan usaha strategis dengan beberapa institusi internasional telah memberikan nilai tambah terhadap layanan yang diberikan PT SUCOFINDO (Persero). Melalui pendekatan manajemen terpadu, PT SUCOFINDO (Persero) bertekad untuk senantiasa meningkatkan kemampuan daya saingnya menghadapi pasar global, dengan titik layanan yang tersebar pada 29 Kantor Cabang, 24 Kantor Perwakilan, 18 unit laboratorium diseluruh wilayah Indonesia Jasa yang disediakan oleh Perusahaan adalah : Halaman | 18 a) Inspeksi dan audit Jasa inspeksi dan audit independen adalah untuk membuktikan bahwa produk, jasa, peralatan dan fasilitas yang Anda miliki memenuhi persyaratan, peraturan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang baik standar, dan nasional maupun internasional dengan hasil akhir berupa sertifikat/laporan atau kajian b) Pengujian dan Analisis Merupakan jasa kelanjutan dari Inspeksi dan audit, maka produk dapat dilakukan analisis dan pengujian melalui laboratorium atas objek (bahan, produk, struktur/fasilitas) seperti produk-produk Pertanian, Konsumen, Mineral, Migas, Lingkungan dan Konstruksi. c) Sertifikasi Jasa sertifikasi dapat diterapkan pada sektor bisnis, pendidikan, pemerintah dan organisasi layanan umum, untuk mendukung perusahaan/instansi tersebut dalam menghasilkan produk/jasa yang bermutu, ramah lingkungan, memiliki tanggung jawab sosial, kesehatan dan keselamatan kerja serta memenuhi peraturan yang ada. d) Konsultasi Jasa Konsultasi merupakan salah satu jasa dalam rangka memberikan layanan terhadap konsumen dalam meningkatkan kemampuan perusahaan mengenai produktivitas, mutu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan. e) Pelatihan Perusahaan menyediakan beragam jasa pelatihan khususnya dalam bidang sistemsistem manajemen mutu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan serta pengamanan B. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan Halaman | 19 Sejalan dengan Perusahaan yang menerapkan manajemen mutu terpadu, Perusahaan telah menetapkan Misi, Visi dan Nilai-Nilai Perusahaan yang menjadi pondasi Perusahaan dalam mencapai sasaran usaha jangka panjang dalam kerangka menjaga kesinambungan usaha (sustainability & going concern). Visi, Misi dan Nilai Perusahaan juga melandasi setiap Pegawai dalam menjalankan aktifitas kegiatannya sehingga memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder secara umum dan shareholder secara khusus. Visi Perusahaan Mengurangi risiko pelanggan dalam kegiatan perdagangan, investasi dan industri dengan memastikan kesesuaian terhadap standard, hukum dan peraturan yang berlaku. Misi Perusahaan a. Menjadi Perusahaan inspeksi, testing dan jasa terkait lainnya yang terkemuka dikawasan ASEAN. b. Menjadi mitra bisnis dalam mitigasi risiko, dengan mengutamakan pemenuhan komitmen dan kualitas pelayanan yang dapat diandalkan c. Memiliki karyawan dan pegawai yang professional, berpengetahuan serta bermutu yang dihargai dengan baik d. Memberikan nilai yang optimal kepada pemegang saham dan memperoleh pendapatan di atas rata-rata industri Halaman | 20 Nilai-nilai Perusahaan a) Customer Focus, Memenuhi harapan pelanggan dengan memberikan ragam produk dan jasa yang inovatif, memenuhi standar serta berkualitas. b) Competence, Memiliki kualitas pekerjaan dan SDM yang handal sehingga memenuhi standar profesionalisme dan persaingan. c) Integritas, Menjunjung tinggi kejujuran, etika bisnis dan pemenuhan komitmen pada para pemangku kepentingan. d) Team Work, Mengedepankan kerjasama tim dan kolaborasi dengan pihak ketiga untuk menghasilkan efektifitas organisasi dan sinergis. C. Kompetensi Inti Perusahaan (Core Compentecies) Sebuah kompetensi inti adalah hasil dari serangkaian keterampilan yang unik tertentu atau teknik produksi yang memberikan nilai kepada pelanggan. Kompetensi tersebut memberdayakan organisasi untuk mengakses berbagai pasar, dan Manajemen harus memperkirakan tantangan masa depan dan peluang usaha agar tetap di atas permainan dalam berbagai situasi. Kompetensi inti adalah kekuatan tertentu yang relatif terhadap organisasi lain dalam industri yang memberikan dasar fundamental untuk penyediaan nilai tambah. Kompetensi inti adalah belajar kolektif dalam organisasi, dan melibatkan bagaimana mengkoordinasikan beragam keahlian produksi dan mengintegrasikan beberapa aliran teknologi. Keterlibatan komitmen yang mendalam untuk bekerja melintasi batas organisasi. PT Sucofindo (Persero) telah menetapkan bahwa core competencies perusahaan adalah : Prosedur dan Standar Inspeksi dan Pengujian Halaman | 21 Kompetensi Teknis Jaringan Kerja dan Laboratorium yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia D. Para Pemegang Kepentingan (Stakeholer) BAB IV PENERAPAN e-COMMERCE PT SUCOFINDO E. IMPLEMENTASI DAN LINGKUP e-COMMERCE PERUSAHAAN Konteks kebutuhan e-commerce oleh perusahaan lebih dominan kepada kebutuhan atas pertukaran data dan informasi antara pelanggan tertentu dengan PT Sucofindo, melalui pemberian akses melalui jaringan internet kedalam sistem operasi Sucofindo. Berikut ini adalah gambaran mengenai model/proses pelayanan perusahaan kepada pelanggan untuk produk/layanan : Certificate of Inspection (CoI) Merupakan salah satu dokumen perdagangan yang dipersyaratkan sesuai ketentuan yang bersifat mandatory (regulasi pemerintah – misalnya SNI Certificate of Analysis (CoA) Merupakan dokumen hasil analisa produk tertentu, yang hasilnya digunakan untuk pemenuhan persyaratan mutu barang/produk atau kebutuhan lainnya yang dipesyaratkan Customize Report Proyek Konsultasi baik dengan swasta atau Pemerintah, misalnya survey jajanan anak sekolah, survey konsumsi beras, survey rantai pasok komoditas strategis, dll Certification) ataupun optional (Pemenuhan Kontraktual Halaman | 22 dalam LC). Model Bisnis yang disusun adalah : e-Commerce dimulai sejak pengenalan produk/layanan kegiatan Inspeksi dan Pengujian kepada seluruh pengguna jaringan internet, proses transaksi melalui permintaan jasa inspeksi dan pengujian sampai dengan proses pembayaran setelah pekerjaan selesai. Interaksi tersebut didominasi oleh tingkatan informasi dan data yang dibutuhkan oleh pelanggan. Type e-Commerce yang digunakan adalah : a) B2B Pelayanan kepada Pelanggan Korporat tertentu yang mempunyai kontrak jangka panjang dimana aliran data dan informasi disesuaikan dengan kebutuhannya b) B2C Pelayanan kepada pelanggan retail atau individu c) B2E Knowledge Management bagi seluruh pegawai dan pihak lainnya untuk berdiskusi dalam grup/forum mengenai idea tau inovasi tertentu Diagram alir proses produksi adalah : Halaman | 23 Proses e-commerce dengan supplier/mitra dapat digambarkan sebagai berikut : Halaman | 24 F. STRATEGI BERSAING Identifikasi proses strategi dan peranan IT dengan menggunakan model : Strategi Peranan TI Hasil Meningkatkan proses bisnis Penggunaan TI untuk mengurangi biaya-biaya bisnis Promosi Inovasi bisnis Penggunaan TI untuk menciptakan produksi baru atau jasa Peningkatan Menciptakan efisiensi Peluang Mengunci pelanggan dan pemasok Penggunaan TI untuk meningkatkan mutu Penggunaan TI untuk menghubungkan bisnis ke pelanggan dan para penyalur Memelihara Hubungan Pelanggan dan pemasok BisnisBaru Melalui model analisa dengan pendekatan diatas, maka strategi Jangka Panjang Perusahaan yang digunakan untuk bersaing pada pasar dan product yang serupa dengan para competitor adalah : a) Strategi Diferensiasi Paket Bundling Jasa Inspeksi dan Pengujian dengan harga yang relative lebih murah dibandingkan jika menggunakan satuan jasa Seluruh jasa inspeksi dan pengujian telah diakreditasi oleh Lembaga Independent (di Indonesia BSN-KAN) b) Strategi Inovasi Customisasi Jasa sesuai kebutuhan pelanggan, yang dalam konteks ini menjadi pihak kedua (pelanggan memberikan sebagian jasa quality control kepada Sucofindo) Halaman | 25 Penggunaan teknologi Informasi, Inspeksi dan Pengujian yang lebih mutakhir sehingga mempercepat proses produksi c) Strategi Pertumbuhan (Growth) Terkait dengan pertumbuhan pendapatan dari sector Jasa Inspeksi yang hanya mengandalkan keahlian rendah (low skill) maka perusahaan melakukan shifting bisnis pada sector lainnya yang cenderung masih memberikan margin/kontribusi bagi keuntungan perusahaan lebih besar yaitu dengan mengembangkan jasa non generik, misalnya Jasa Teknologi Informasi dengan tetap mengedepankan Jasa Inspeksi/Survey sebagai basis core competence. G. KOMPETITOR Kompetitor yang saat ada di Indonesia berjumlah sekitar 60 Perusahaan, yang bergerak pada bisnis jasa inspeksi yang sama dengan PT Sucofindo, terbagi dalam kelompok : International/Worldwide Network SGS Beaureau Veritas National Network Surveyor Indonesia Radiant Utama Government Laboratory Intertech Halaman | 26 H. PEMAIN BARU Untuk membuat perusahaan sejenis di bidang Inspeksi dan Pengujian, ada dua pertimbangan yang secara signifikan menjadi hambatan masuk ke bisnis ini (entry to barrier) yaitu : Technology Content Investasi teknologi Inspeksi dan penyediaan Laboratorium relative mahal Sucofindo mampu menjadi leader pada Jasa Laboratorium karena kemampuan penyediaan teknologi dan standar terbaru Skill Worker Relative mudah menyediakan tenaga siap pakai dengan memberikan pelatihan yang baik Khusus Jasa Inspeksi yang membutuhkan low skill, Sucofindo sulit bersaing karena resources yang dimiliki sudah terlalu besar, kecuali untuk High Skill Terkait dengan hal diatas, dapat diidentifikasikan bahwa perusahaan baru yang akan masuk ke Bisnis Jasa Inspeksi dan Pengujian masuk melalui Jasa Inspeksi dahulu dengan mengandalkan keahlian yang rendah, seperti Jasa Tally Inspection. Sementara untuk Jasa Pengujian dengan tingkat kendala yang tinggi khususnya pada Investasi Peralatan Laboratorium, maka PT Sucofindo saat ini masih menjadi Laboratorium Rujukan bagi analisa yang kompleks bagi perusahaan lain. Sementara untuk jasa laboratorium yang generic, perusahaan swasta dan pelanggan dapat membuat sendiri laboratorium tersebut. I. SUBSTITUSI PRODUK/JASA Produk dan jasa yang ditawarkan oleh PT Sucofindo adalah inspeksi dan analisa laboratorium. Ancaman terhadap produk dan jasa PT Sucofindo adalah pengujian laboratorium yang dilakukan sendiri oleh pelanggan. Hal ini disebabkan dengan semakin banyaknya teknologi pengujian / laboratorium dengan harga yang kompetitif. Hal itu dilakukan demi tujuan efisiensi perusahaan. Halaman | 27 Namun disatu sisi, PT Sucofindo sebagai lembaga penguji yang terpercaya masih memiliki nama besar dalam hal kegiatan inspeksi dan pengujian. Hal ini menjadi nilai lebih PT Sucofindo karena masih adanya buyer atau regulasi dari suatu Negara yang mempunyai persyaratan khusus tentang lembaga penguji. Pelanggan/Manufacturer dapat melakukan inspeksi dan analisa sendiri jika tidak ada persyaratan khusus dari buyer/regulasi Negara. Perusahaan yang memiliki group yang terintegrasi maka perusahaan tersebut menggunakan tenaga pelaksana inspeksi sendiri (Buyer Inspection) J. WEB BUSINESS MODEL Web bisnis model yang dikembangkan oleh sucofindo adalah Infomediary model, brokerage model dan manufacture model. Infomediary model memberikan informasi kepada klien baik perorangan dan institusi (perusahaan) tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku. Hal ini sebagai wujud dari edukasi yang diberkan sucofindo agar klien mengetahui ketentuan apa saja yang berlaku. Brokerage model yang diterapkan oleh PT Sucofindo adalah dengan memberikan pekerjaan tersebut kepada pihak ketiga. Hal ini dilakukan karena PT Sucofindo tidak memiliki perwakilan di luar negeri, sehingga pelaksanaan inspeksi dan pengujian di luar negeri dilakukan oleh pihak ketiga. PT Sucofindo juga menggunakan web model manufaktur. Manufacture model adalah segala permintaan kegiatan inspeksi dan pengujian produk atau jasa klien yang berada di Indonesia, dilakukan sepenuhnya oleh PT Sucofindo tanpa melibatkan pihak ketiga. Berikut disampaikan tabel identifikasi web bisnis model e-commerce di PT Sucofindo. Halaman | 28 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN K. KESIMPULAN 1. PT Sucofindo (Persero) menerapkan strategi bersaing dengan menggunakan pendekatan strategi diferensiasi, inovasi dan pertumbuhan, dalam kerangka mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan mendapatkan pelanggan baru. 2. Peranan e-Commerce pada perusahaan tidak terbatas untuk pemenuhan kebutuhan kepada pelanggan saja, tetapi juga untuk kebutuhan internal perusahaan 3. Model web bisnis yang digunakan oleh PT Sucofindo (Persero) adalah Infomediary Model, Brokerage Model dan Manufacture Model (Direct) L. SARAN 1. PT Sucofindo (Persero) dalam usahanya memantapkan dan memenangkan persaingan, maka perlu dilakukan pembukaan pasar baru di regional ASEAN melalui pembukaan akses melalui informasi web yang lebih dinamis. Halaman | 29 2. Sistem Penjualan on Line yang lebih terbuka kepada pelanggan atau calon pelanggan harus dijadikan dasar pengembangan e-Commerce kedepan 3. Perusahaan perlu melakukan hubungan lebih intens lagi dengan pelanggan korporat yang besar DAFTAR PUSTAKA a. Rencana Jangka Panjang Perusahaan Tahun 2009 – 2013 PT Sucofindo (Persero) b. O’Brien, JA, Management Information Systems : Managing Information Technology in the E-Business Enterprose. 5th Edition. Irwin Inc. Boston, 2002 c. Boar, Bernard H. 2001. The Art of Strategic Planning for Information Technology, 2nd ed. Singapore: John Wiley & Sons d. Lynch, K., Snyder, J., Vogel, D. 1990 The Arizona Analyst Information System: Supporting Collaborative Research on International Technology Trends. In Gibbs, S., Verrijn-Stuart, A. (Eds.) 1990 “Multiuser Interfaces and Applications” North-Holland, pp. 159-174. e. Website : www.internetwoldstats.com f. Bahasan Sistem Informasi Strategis dalam website : www.quickmba.com Halaman | 30 REVIEW BLOGS http://blogs.unpad.ac.id/tikalestari/2011/05/05/penerapan-ecommerce-pada-pt-telkom-indonesia/ Telkom sebagai sebuah perusahaan penyedia layanan teknologi informasi, memiliki kemudahan dalam pengembangan e-commerce dalam melayani pelanggannya. Kondisi ini menjadi satu keuntungan tersendiri dari Telkom untuk proses atau transaksi antar unit, supplier dan pendaftaran dari pelanggan atas permintaan jasanya. Kebijakan penerapan e-commerce menjadikan nilai tambah sebagai salah satu provider telekomunikasi yang besar untuk bersaing secara kompetitif. http://mhs.blog.ui.ac.id/hari.wibawa/2010/10/28/perkembangan-manfaat-dan-kelemahan-ecommerce/ e-commerce dalam bidang perdagangan internet telah banyak digunakan untuk lahan bisnis bagi para pengusaha, baik pengusaha besar, maupun pengusaha kecil yang baru memulai karir mereka. Kegiatan perdagangan melalui internet biasanya disebut dengan E-Commerce (Electronic Commerce). Terdapat kekuatan dan kelemahan dalam penggunaan e-commerce agar dapat diterima oleh target yang dituju untuk produk yang dijual. Isu mengenai keamanan menjadi sangat kritikal untuk kondisi ini. http://blog.ub.ac.id/wildanryan/2011/03/20/e-commerce/ Bahasan mengenai dampak mengurangi adanya mediator/calo (disintermediation) menjadikan format baru dalam suatu transaksi perdagangan bagi suatu perusahaan yang tidak memiliki akses dinegara lain. Kondisi ini sangat menguntungkan mengingat harga pembelian menjadi lebih kompetitif. Sangat penting diperhatikan mengenai keamanan data transaksi on-line agar tidak dicuri data pelanggan yang sudah melakukan transaksi dengan perusahaan kita. http://www.onlinestoreku.com/index.php?option=com_k2&view=item&id=319:potensi-ecommerce-di-indonesia&Itemid=257 Potensi e-commerce di Indonesia setiap tahun meningkat seiring dengan peningkatan infrastruktur yang ada di Indonesia, khususnya pengguna internet yang menjadi basis data perhitungan potensi pengguna on-line transaction. Produk atau jasa akan mampu diperkenalkan secara lebih luas melewati batas-batas wilayah suatu Negara. Halaman | 31 http://www.onlinestoreku.com/index.php?option=com_k2&view=item&id=265:bisnis-e-commercesebaiknya-berbadan-hukum&Itemid=259 Untuk mulai e-commerce, perlu langkah strategis agar tak menjadi masalah bahkan berpotensi merugi pada akhirnya, salah satunya adalah soal pajak. Pemilik e-commerce sebaiknya berbadan hukum guna memberikan kepastian pembayaran pajak yang sesuai dengan penjualannyan. http://www.amazonku.com/tag/model-model-bisnis-e-commerce/ Terdapat 4 (empat) model bisnis pada e-commerce yaitu : afiliasi, reseller, Pribadi dan publisher. Model tersebut diaktegorikan berdasarkan produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Materi ini memberikan wacana baru bagaimana kategorisasi suatu bisnis online. http://www.nova13.com/2010/07/e-commerce-dalam-sektor-yang-berbeda.html Aplikasi e-commerce dapat dignakan untuk berbagai penjualan dan pelayanan produk/jasa seperti pengurutan jurnal elektronik, penjualan online buku, penjualan tiket, edutainment dan penyebaran informasi atau pengetahuan. Hanya saja yan perlu dicatat pada setiap blogs, ada kemungkinan informasi tidak selalu up-to-date mengingat tidak semua orang melakukan pemutakhiran data secara periodic. http://www.rizdancreative.net/tag/e-commerce Tips memilih hosting untuk berbisnis online, berguna bagi siapa saja ingin serius menekuni bisnis online sebagai penghasilan program jangka panjang. Apalagi sebagai seorang yang masih pemula tentunya harus jeli dan pintar-pintar dalam memilih hosting, agar di kemudian hari tidak ada rasa penyesalan karena adanya berbagai masalah yang datang dan menggangu dalam perjalanan bisnis online. Blogs ini memperkenalkan kepada kita bagaimana mendapatkan hosting yang sangat applicable bagi rencana bisnis online. http://ribkhan.com/?p=195 Kata-kata mengenai eCommerce nampaknya sudah tak asing lagi ditelinga kita, hampir setiap hari kita mendengarnya. Tapi apakah kita sudah tahu mengenai apa sebenarnya eCommerce itu? Halaman | 32 e-commerce sudah banyak diaplikasikan oleh sebagaian orang untuk menjajakan showroomnya di internet sehingga biaya iklan yang dikelurkan menjadi sangat murah dengan jangkauan yang luas http://blog.uad.ac.id/kikisarwendah/2011/07/03/bisnis-online-menurut-pandanganislam/ Transaksi online dibolehkan menurut Islam berdasarkan prinsip-prinsip yang ada dalam perdagangan menurut Islam, khususnya dianalogikan dengan prinsip transaksi as-salam, kecuali pada barang/jasa yang tidak boleh untuk diperdagangkan sesuai syariat Islam. Bisnis online sama seperti bisnis offline. Ada yang halal ada yang haram, ada yang legal ada yang ilegal. Hukum dasar bisnis online sama seperti akad jual beli dan akad as-salam, ini diperbolehkan dalam Islam Transaksi yang tidak diperbolehkan seperti bisnis judi online atau membawa dampak buruk yang lebih banyak dibandingkan dengan manfaatnya Halaman | 33