e-Commerce - Budi Hartanto

advertisement
Implementasi e-Commerce
di PT Sucofindo (Persero)
Mata Kuliah :
Manajemen Sistem Informasi
Aldiansyah Akbar - P056100433.36E
Asniar - P056100493.36E
Budi Hartanto - P056100483.36E
Laksmi Wijaya - P056100593.36E
Mas Dharmawan Suryadi - P056100603.36E
Rosy Indra Saputra - P056100663.36E
Halaman | 1
DAFTAR ISI
BAB I
:
Pendahuluan
BAB II
:
Dasar Teori e-Commerce dan Strategi Kompetitif Perusahaan
BAB III
:
Profile PT Sucofindo (Persero)
BAB IV
:
Implementasi e-Commerce
BAB V
:
Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Halaman | 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya sebuah dunia baru yang lazim
disebut dunia maya. Di dunia maya ini setiap individu memiliki hak dan kemampuan
untuk
berinteraksi
dengan
individu
lain
tanpa
batasan
apapun
yang
dapat
menghalanginya. Sehingga globalisasi yang sempurna sebenarnya telah berjalan di
dunia maya yang menghubungkan seluruh komunitas digital. Dari seluruh aspek
kehidupan manusia yang terkena dampak kehadiran internet, sektor bisnis merupakan
sektor yang paling terkena dampak dari perkembangan teknologi informasi dan
telekomunikasi serta paling cepat tumbuh.
E-commerce adalah suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronik yang
memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet
(teknologi berbasis jaringan digital) sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik
antara dua buah institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to
consumer), melewati kendala ruang dan waktu yang selama ini merupakan hal-hal yang
dominan. Pada masa persaingan ketat di era globalisasi saat ini, maka persaingan yang
sebenarnya adalah terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan
e-commerce untuk meningkatkan kinerja dan eksistensi dalam bisnis inti. Dengan
aplikasi e-commerce, seyogyanya hubungan antar perusahaan dengan entitas eksternal
lainnya (pemasok, distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan secara lebih cepat,
lebih intensif, dan lebih murah daripada aplikasi prinsip manajemen secara konvensional
(door to door, one-to-one relationship). Maka e-commerce bukanlah sekedar suatu
mekanisme penjualan barang atau jasa melalui medium internet, tetapi juga terhadap
terjadinya sebuah transformasi bisnis yang mengubah cara pandang perusahaan dalam
melakukan aktivitas usahanya. Membangun dan mengimplementasikan sebuah system
e-commerce bukanlah merupakan proses instant, namun merupakan transformasi
strategi dan system bisnis yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan
perusahaan dan teknologi. Melalui e-commerce, untuk pertama kalinya seluruh manusia
di muka bumi memiliki kesempatan dan peluang yang sama agar dapat bersaing dan
berhasil berbisnis di dunia maya.
Halaman | 3
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi sistem e-Commerce yang terdapat di PT Sucofindo (Persero)
dalam operasionalnya.
2. Mengidentifikasikan strategi, kompetisi dan upaya perusahaan dalam bersaing
3. Melakukan mapping interaksi antara komputer dengan personal dalam kegiatan
e-Commerce
4. Meningkatkan pemahaman mahasiswa MB-IPB mengenai penerapan sistem eCommerce dalam sebuah perusahaan
Halaman | 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI E-COMMERCE
E-commerce merupakan prosedur berdagang atau mekanisme jual-beli di internet
dimana pembeli dan penjual dipertemukan di dunia maya. E-commerce juga dapat
didefinisikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct
selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat
menyediakan layanan “get and deliver“.
Electronic commerce (EC) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai
proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web Internet (Shim, Qureshi, Siegel,
Siegel, 2000) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi
melalui jaringan informasi termasuk Internet (Turban, Lee, King, Chung, 2000).
E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas
biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan).
Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut :
a. Presentasi electronis (Pembuatan Web site) untuk produk dan layanan.
b. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.
c. Otomasi account Pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun
nomor Kartu Kredit).
d. Pembayaran yang dilakukan secara Langsung (online).
Halaman | 5
B. JENIS E-COMMERCE
E-Commerce dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang memiliki karakteristik berbedabeda.
1. Business to Business (B2B)
Business to Business eCommerce memiliki karakteristik:
a) Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan
(relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan
partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis
informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan
kepercayaan (trust).
b) Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara
berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati
bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini
memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar
yang sama.
c) Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak
harus menunggu parternya.
d) Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing
intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
2. Business to Consumer (B2C)
Business to Consumer eCommerce memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
b. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang
dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web
sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis
Web.
Halaman | 6
c. Servis
diberikan
berdasarkan
permohonan
(on
demand).
Konsumer
melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai
dengan permohonan.
d. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client
(consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan
processing (business procedure) diletakkan di sisi server.
Business to Consumer eCommerce memiliki permasalahan yang berbeda.
Mekanisme untuk mendekati consumer pada saat ini menggunakan bermacammacam pendekatan seperti misalnya dengan menggunakan “electronic shopping
mall” atau menggunakan konsep “portal”.
Electronic shopping mall menggunakan web sites untuk menjajakan produk dan
servis. Para penjual produk dan servis membuat sebuah storefront yang
menyediakan katalog produk dan servis yang diberikannya. Calon pembeli dapat
melihat-lihat produk dan servis yang tersedia seperti halnya dalam kehidupan
sehari-hari dengan melakukan window shopping. Bedanya, (calon) pembeli dapat
melakukan shopping ini kapan saja dan darimana saja dia berada tanpa dibatasi
oleh jam buka toko.
3. Perdagangan Kolaboratif (collaborative commerce)
Dalam c-commerce, para mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih membeli atau
menjual) secara elektronik. Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan
dalam mitra bisnis disepanjang rantai pasokan.
4. Consumen to consumen(C2C)
Dalam C2C seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Dapat juga
disebut sebagai pelanggan ke palanggan yaitu orang yang menjual produk dan
jasa ke satu sama lain.
Lelang C2C. Dalam lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs
lelang sangat banyak. Kebanyakan lelang dilakukan oleh perantara, seperti
eBay.com, auctionanything.com; para pelanggan juga dapat menggunakan situs
khusus seperti buyit.com atau bid2bid.com.
5. Consumers to Business (C2B).
Halaman | 7
Dalam C2B konsumen memeritahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa
tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa
tersebut ke konsumen. Contohnya di priceline.com, dimana pelanggan
menyebutkan produk dan harga yang diinginkan, dan priceline mencoba
menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut.
6. Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional)
Dalam situasi ini perusahaan menggunakan ecommerce secara internal untuk
memperbaiki operasinya. Kondisi khusus dalam hal ini disebut sebagai ecommerce B2E(business to its employees) yang digambarkan dalam studi kasus
terbuka.
7. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen—G2C)
Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan ke para
warganya melalui teknologi E-commerce. Unit-unit pemerintah dapat melakukan
bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai
perusahaan(G2B). E-goverment yaitu penggunaan teknologi internet secara
umum dan e-commerce secara khusus untuk mengirimkan informasi dan layanan
publik ke warga, mitra bisnis, dan pemasok entitas pemerintah, serta mereka
yang bekerja di sektor publik.
E-goverment
menawarkan
sejumlah
manfaat
potensial
:
E-govermant
meningkatkan efisiensi dan efektivitas fungsi pemerintah, termasuk pemberian
layanan
publik.
E-goverment
memungkinkan
pemerintah
menjadi
lebih
transparan pada masyarakat dan perusahaan dengan memberikan lebih banyak
akses informasi pemerintah. E-goverment juga memberikan peluan bagi
masyarakat untuk memberikan umpan balik ke berbagai lembaga pemerintah
serta berpartisipasi dalam berbagai lembaga dan proses demokrasi.
8. Perdagangan Mobile (mobile commerce-m-commerce).
Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan
menggunakan telepon selluler untuk mengakses internet dan berbelanja, maka
hal ini disebut m-commerce.
Halaman | 8
C. KETERBATASAN e-COMMERCE
a) Keterbatasan Teknis e-commerce :

Ada kekurangan sistem keamanan, kehandalan, standar, dan beberapa protokol
komunikasi

Ada bandwidth telekomunikasi yang tidak mencukupi

Alat pengembangan perangkat lunak masih dalam tahap perkembangan dan
sedang berubah dengan cepat

Sulit menyatukan perangkat lunak Internet dan EC dengan aplikasi dan database
yang ada sekarang ini .

Vendor-vendor kemungkinan perlu server web yang khusus serta infrastruktur
lainnya, selain server jaringan

Beberapa perangkat lunak EC mungkin tidak akan cocok bagi hardware tertentu,
atau tidak bisa dipasang bersama dengan beberapa sistem pengoperasian atau
komponen-komponen lain.
b) Keterbatasan Non Teknis e-commerce :
a) Biaya dan justifikasi. Biaya pengembangan EC dalam rumah bisa sangat
tinggi, dan kekeliruan yang disebabkan oleh kurangnya pengalaman bisa
mengakibatkan adanya delay (penangguhan).
b) Sekuritas dan privasi. Kedua isu ini penting, khususnya di wilayah B2C, lebih
khusus lagi isu sekuriti yang dipandang serius dibanding yang sebenarnya bila
diterapkan inskripsi yang tepat. Ukuran-ukuran privasi secara konstan bisa
diperbaiki. Tetapi, pelanggan memandang issu ini sebagai persoalan sangat
penting, dan industri EC memiliki tugas jangka panjang dan berat untuk
meyakinkan pelanggan bahwa transaksi online dan privasinya, sesungguhnya
sangat aman.
c) Sedikit kepercayaan dan resistensi pemakai. Pelanggan tidak mempercayai
penjual tanpa wajah yang tidak mereka kenal (kadang-kadang mereka tidak
percaya bahkan meskipun sudah mengenalnya), transaksi tanpa kertas, dan
uang elektronis. Karena itu pergeseran dari toko fisikal ke toko virtual
kemungkinan menghadapi kesulitan tersendiri
Halaman | 9
D. STRATEGY BERSAING
Michael Porter dalam bukunya Strategi Bersaing – 1998 menjelaskan bahwa ketika
suatu perusahaan mempunyai keuntungan yang melebihi rata-rata industri, maka
perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki keunggulan kompetitif atas pesaingnya.
Tujuan dari strategi bisnis adalah untuk mencapai keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan. Michael Porter mengidentifikasi dua jenis dasar keunggulan kompetitif
yaitu keuntungan biaya dan diferensiasi.
Sebuah keunggulan kompetitif ada ketika perusahaan dapat memberikan manfaat yang
sama sebagai kompetitor tetapi dengan biaya yang lebih rendah (keunggulan biaya),
atau memberikan manfaat yang melebihi produk yang bersaing (keunggulan
diferensiasi).
Dengan demikian, keunggulan kompetitif memungkinkan perusahaan untuk menciptakan
nilai yang superior bagi pelanggan dan keuntungan superior untuk dirinya sendiri.
Biaya dan diferensiasi keuntungan yang dikenal sebagai keuntungan posisional karena
mereka menggambarkan posisi perusahaan di industri sebagai pemimpin baik dalam
biaya atau diferensiasi.
Sebuah
pandangan
berbasis
sumber
daya
menekankan
bahwa
perusahaan
memanfaatkan sumber daya dan kemampuan untuk menciptakan keunggulan kompetitif
yang
pada
akhirnya
menghasilkan
penciptaan
nilai
unggul.
Diagram
berikut
menggabungkan pandangan berbasis sumber daya dan posisi untuk menggambarkan
konsep keunggulan kompetitif:
Model Keunggulan Kompetitif (Michael Porter)
Halaman | 10
Diferensiasi melibatkan penciptaan produk yang dianggap unik. Fitur unik atau manfaat
harus memberikan nilai yang superior bagi pelanggan jika strategi ini adalah untuk
menjadi sukses. Karena pelanggan melihat produk sebagai tak tertandingi dan tak
tertandingi, elastisitas harga permintaan cenderung dikurangi dan pelanggan cenderung
lebih setia kepada merek. Hal ini dapat memberikan isolasi yang cukup besar dari
kompetisi. Namun biasanya ada biaya tambahan yang terkait dengan fitur produk
membedakan dan ini bisa memerlukan strategi harga premium.
Untuk mempertahankan strategi berkinerja tinggi pada perusahaan harus memiliki
keahlian dan kemampuan dalam bidang :

Riset dan Pengembangan

Rekayasa Product/Sevices

Kreatifitas

Pemasaran

Insentif disesuaikan dengan ukuran tertentu

Komunikasi pentingnya atas karakteristik produk diferensiasi

Peningkatan yang berkelanjutan

Inovasi

Tenaga yang memiliki keahlian berkinerja tinggi
Lebih lanjut, Michael Porter dalam teori five forces dalam kerangka mendefinisikan halhal yang menjadi bahasan dalam penentuan langkah strategis perusahaan untuk
memenangkan kompetisi, dapat digambarkan sebagai berikut :
Halaman | 11
Sistem informasi strategis dapat dimanfaatkan
bertahan
hidup
membantu perusahaan agar dapat
dan berhasil dalam jangka panjang dalam menghadapi tekanan
kompetitif yang membentuk struktur persaingan dalam perusahaan. Gambar 3.1
menunjukkan kerangka kerja konseptual strategi kompetitif.
Michael
Porter
mempertahankan
mengenai
hidup
strategi
dan
kompetitif,
berhasil
bisnis
haruslah
Dalam model klasik
apapun
yang
mengembangkan
ingin
serta
mengimplementasikan berbagai strategi untuk secara efektif mengatasi :
a.
Pesaing yang sudah ada (rivalry among existing competitor)
b.
Ancaman pesaing baru (threat of new entrants)
c.
Ancaman produk subtitusi/pengganti (threat of subtitute product and
service)
d.
Kekuatan
tawar-menawar
dari
pelanggan (bargaining power of
consumers)
e.
Kekuatan tawar-menawar dari pemasok (bargaining power of suppliers)
Kepemimpinan
dalam biaya
Strategi Kompetitif
Diferensiasi
Inovasi
Halaman | 12
Pertumbuhan
Persekutuan
Strategi lainnya
Persaingan
para pesaing
Ancaman
Pemain Baru
Ancaman
barang
pengganti
Daya tawar
pelanggan
Daya tawar
Pemasok
Tekanan kompetitif
Dalam gambar diilustrasikan pula bahwa bisnis dapat mengatasi berbagai ancaman
tekanan kompetitif
yang dihadapi perusahaan dengan
mengimplementasikan
strategi :
1.1 Strategi Kepemimpinan dalam biaya.
Menjadi produsen produk dan jasa
yang berbiaya rendah dalam industri. Selain itu perlu itemukan berbagai cara
untuk membantu para pemasok atau pelanggan mengurangi biaya mereka atau
meningkatkan biaya peasingnya.
1.2 Strategi Diferensiasi. Mengembangkan berbagai cara untuk melakukan
diferensiasi produk dan jasa perusahaan dari para pesaingnya atau mengurangi
keunggulan diferensiasi para pesainnya.
Hal ini dapat memungkinkan
perusahaan dapat berfokus pada produk atau jasa agar
mendapatkan
keunggulan dalam segmen atau ceruk tertentu suatu pasar.
1.3 Strategi Inovasi. Menemukan berbagai cara baru untuk melakukan bisnis hal
ini dapat melibatkan pengembangan berbagai produk dan jasa yang uni, atau
masuk ke dalam pasar atau ceruk
melibatkan pelaksanaan
pasar yang unik.
Hal ini juga dapat
perubahan yang radikal atas proses bisnis dalam
memproduksi atau mendistribusikan produk dan jasa yang begitu berbeda dari
cara bisnis yang dilakukan, hingga dapat mengubah struktur dasar industri.
1.4 Strategi
Pertumbuhan.
Secara
signifikan
memperluas
kemampuan
perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa, memperluas ke pasar global,
Halaman | 13
melakukan diversifikasi produk dan jasa baru, atau berintegrasi dengan produk
dan jasa yang berhubungan.
1.5 Strategi Persekutuan.
Membuat hubungan dan persekutuan bisnis baru
dengan para pelanggan,
perusahaan lainnya.
pemasok, pesaing,
konsultan, dan perusahaan-
Hubungan ini meliputi merger, akuisisi, joint venture,
membentuk perusahaan virtual, atau kesepakatan pemasaran, manufaktur, atau
distribusi antara suatu bisnis dengan mitra dagangnya.
E. MODEL WEB BISNIS
a) Perantara (Brokerage)
Perantara
(Makelar)
mempertemukan
buyer
adalah
dan
pembuat
seller
pasar,
bersamaan
dimana
dan
peranan
memfasilitasi
broker
transaksi
perdagangannya.
b) Iklan (Advertising)
Iklan diinternet merupakan perluasan dari model iklan tradisional, dimana pengiklan
atau pemilik produk/jasa memberikan jasa layanan tertentu yang
gratis dan
didalamnya terdapat iklan pada baner yang disediakan.
c) Pemberi Informasi (Infomediary)
Pemberi informasi dan data yang independen untuk produk atau jasa yang dijual,
sehingga pelanggan dapat mempertimbangkan untuk membeli. Ada juga suatu
perusahaan yang memberikan layanan informasi kepada seluruh pengguna internet
atau membantu pembeli/penjual mengenai kondisi pasar yang saat ini ada.
d) Toko Penjualan (Merchant)
Halaman | 14
Distributor dan retailer dari produk/service dengan memberikan pricelist atas
layanan/produknya melalui pelelanga atau belanja online
e) Manufacturer (Direct)
Model ini memiliki kekuatan menjangkau langsung pembeli dan mengeliminasi
jaringan distribusi sehingga produk/service yang ditawahkan memiliki harga yang
kompetitif.
f)
Afiliasi (Affiliate)
Berbeda dengan kebanyakan portal lainnya yang mencari jumlah pengguna yang
mengunjungi web/portalnya, model afiliasi memberikan kesempatan menjual
pembelian dimanapun orang membuka internet atau website, dengan menawarkan
insentif keuangan (dalam bentuk prosentase pendapatan) untuk situs afiliasinya.
g) Community
Kelangsungan hidup model masyarakat didasarkan pada loyalitas pengguna.
Pengguna memiliki investasi tinggi pada waktu dan emosi. Pendapatan dapat
didasarkan pada penjualan produk tambahan dan jasa atau kontribusi sukarela; atau
pendapatan yang bisa dikaitkan dengan iklan kontekstual dan langganan untuk
layanan premium.
h) Subscription
Pengguna layanan harus membayar secara periodic (harian, mingguan atau
bulanan), dimana fee/tariff langganan ditentukan besaran berdasarkan konten
tertetntu.
i)
Utility
Pengguna membayar sesuai utilitas yang diinginkan sesuai kebutuhan
F. DUKUNGAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN TRANSAKSI
Disamping berbagai standar yang digunakan di Intenet, e-commerce juga menggunakan
standar yang digunakan sendiri, umumnya digunakan dalam transaksi bisnis-ke-bisnis.
Beberapa diantara yang sering digunakan adalah: Electronic Data Interchange (EDI):
dibuat oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan saat ini digunakan oleh lebih dari 1000
Halaman | 15
perusahaan Fortune di Amerika Serikat, EDI adalah sebuah standar struktur dokumen
yang dirancang untuk memungkinkan organisasi besar untuk mengirimkan informasi
melalui jaringan private. EDI saat ini juga digunakan dalam corporate web site.
Open Buying on the Internet (OBI): adalah sebuah standar yang dibuat oleh Internet
Purchasing Roundtable yang akan menjamin bahwa berbagai sistem e-commerce dapat
berbicara satu dengan lainnya. OBI yang dikembangkan oleh konsorsium OBI
http://www.openbuy.org/ didukung oleh perusahaan-perusahaan yang memimpin di
bidang teknologi seperti Actra, InteliSys, Microsoft, Open Market, dan Oracle.
Open Trading Protocol (OTP): OTP dimaksudkan untuk menstandarisasi berbagai
aktifitas yang berkaitan dengan proses pembayaran, seperti perjanjian pembelian, resi
untuk pembelian, dan pembayaran. OTP sebetulnya merupakan standar kompetitor OBI
yang dibangun oleh beberapa perusahaan, seperti AT&T, CyberCash, Hitachi, IBM,
Oracle, Sun Microsystems, dan British Telecom.
Open Profiling Standard (OPS): sebuah standar yang di dukung oleh Microsoft dan
Firefly http://www.firefly.com/. OPS memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah
profil pribadi dari kesukaan masing-masing pengguna yang dapat dia share dengan
merchant. Ide dibalik OPS adalah untuk menolong memproteksi privasi pengguna tanpa
menutup kemungkinan untuk transaksi informasi untuk proses marketing dsb.
Secure Socket Layer (SSL): Protokol ini di disain untuk membangun sebuah saluran
yang aman ke server. SSL menggunakan teknik enkripsi public key untuk memproteksi
data yang di kirimkan melalui Internet. SSL dibuat oleh Netscape tapi sekarang telah di
publikasikan di public domain.
Secure Electronic Transactions (SET): SET akan mengenkodekan nomor kartu kredit
yang di simpan di server merchant. Standar ini di buat oleh Visa dan MasterCard,
sehingga akan langsung di dukung oleh masyarakat perbankan. Ujicoba pertama kali
dari SET di e-commerce dilakukan di Asia.
Truste http://www.truste.org/ adalah sebuah partnership dari berbagai perusahaan yang
mencoba membangun kepercayaan public dalam e-commerce dengan cara memberikan
cap Good Housekeeping yang memberikan approve pada situs yang tidak melanggar
kerahasiaan konsumen.
Halaman | 16
G. KECENDERUNGAN E-COMMERCE DI MASA DEPAN
Dimasa depan, sebuah perusahaan yang saat ini telah mengimplementasikan ecommerce dengan tipe Business to Business (B2B) maka tahapan akhir adalah
pencapaian implementasi e-Business secara total yang dapat berkolaborasi dengan
seluruh mitra dan pelanggannya.
Tahapan sebelumnya adalah, bagaimana pelanggan dapat melayani diri sendiri, otomasi
pengadaan (procurement), ekstranet atau pertukaran data, B2B Portal yang akhirnya
menuju pemberdayaan e-Business
O’Brien dalam bukunya membahas mengenai matriks kecenderungan penggunaan eCommerce dimasa depan, yang dpaat digambarkan sebagai berikut :
Halaman | 17
BAB III
A.
Profile PT Sucofindo
PT SUCOFINDO (Persero) didirikan pada tahun 1956, merupakan perusahaan
patungan antara Negara Republik Indonesia dengan Societe Generale de Surveillance
Holding SA (SGS).
PT SUCOFINDO (Persero) adalah perusahaan inspeksi yang pertama di Indonesia,
dengan pengalaman di bidang inspeksi, supervisi, pengkajian dan pengujian menjadi
modal utama dalam mengembangkan usaha menjadi perusahaan inspeksi nasional
terbesar di Indonesia.
Keanekaragaman jenis jasa dikemas secara terpadu, didukung tenaga ahli, jaringan
kerja yang luas serta kemitraan usaha strategis dengan beberapa institusi internasional
telah memberikan nilai tambah terhadap layanan yang diberikan PT SUCOFINDO
(Persero). Melalui pendekatan manajemen terpadu, PT SUCOFINDO (Persero)
bertekad untuk senantiasa meningkatkan kemampuan daya saingnya menghadapi
pasar global, dengan titik layanan yang tersebar pada 29 Kantor Cabang, 24 Kantor
Perwakilan, 18 unit laboratorium diseluruh wilayah Indonesia
Jasa yang disediakan oleh Perusahaan adalah :
Halaman | 18
a) Inspeksi dan audit
Jasa inspeksi dan audit independen adalah untuk membuktikan bahwa produk, jasa,
peralatan dan fasilitas yang Anda miliki memenuhi persyaratan,
peraturan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang baik
standar, dan
nasional maupun
internasional dengan hasil akhir berupa sertifikat/laporan atau kajian
b) Pengujian dan Analisis
Merupakan jasa kelanjutan dari Inspeksi dan audit, maka produk dapat dilakukan analisis
dan pengujian melalui laboratorium atas objek (bahan, produk, struktur/fasilitas) seperti
produk-produk Pertanian, Konsumen, Mineral, Migas, Lingkungan dan Konstruksi.
c) Sertifikasi
Jasa sertifikasi dapat diterapkan pada sektor bisnis, pendidikan, pemerintah dan organisasi
layanan umum, untuk mendukung perusahaan/instansi tersebut dalam menghasilkan
produk/jasa yang bermutu, ramah lingkungan, memiliki tanggung jawab sosial, kesehatan
dan keselamatan kerja serta memenuhi peraturan yang ada.
d) Konsultasi
Jasa Konsultasi merupakan salah satu jasa dalam rangka memberikan layanan
terhadap konsumen dalam meningkatkan kemampuan perusahaan mengenai
produktivitas, mutu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan.
e) Pelatihan
Perusahaan menyediakan beragam jasa pelatihan khususnya dalam bidang sistemsistem manajemen mutu, lingkungan,
kesehatan dan keselamatan serta
pengamanan
B.
Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
Halaman | 19
Sejalan dengan Perusahaan yang menerapkan manajemen mutu terpadu,
Perusahaan telah menetapkan Misi, Visi dan Nilai-Nilai Perusahaan yang
menjadi pondasi Perusahaan dalam mencapai sasaran usaha jangka panjang
dalam kerangka menjaga kesinambungan usaha (sustainability & going
concern).
Visi, Misi dan Nilai Perusahaan juga melandasi setiap Pegawai dalam
menjalankan aktifitas kegiatannya sehingga memberikan nilai tambah kepada
seluruh stakeholder secara umum dan shareholder secara khusus.
Visi Perusahaan
Mengurangi risiko pelanggan dalam kegiatan perdagangan, investasi dan
industri
dengan memastikan kesesuaian terhadap standard, hukum dan
peraturan yang berlaku.
Misi Perusahaan
a. Menjadi Perusahaan inspeksi, testing dan jasa terkait lainnya yang
terkemuka dikawasan ASEAN.
b. Menjadi mitra bisnis dalam mitigasi risiko, dengan mengutamakan
pemenuhan komitmen dan kualitas pelayanan yang dapat diandalkan
c. Memiliki karyawan dan pegawai yang professional, berpengetahuan serta
bermutu yang dihargai dengan baik
d. Memberikan nilai yang optimal kepada pemegang saham dan
memperoleh pendapatan di atas rata-rata industri
Halaman | 20
Nilai-nilai Perusahaan
a) Customer Focus, Memenuhi harapan pelanggan dengan memberikan
ragam produk dan jasa yang inovatif, memenuhi standar serta berkualitas.
b) Competence, Memiliki kualitas pekerjaan dan SDM yang handal sehingga
memenuhi standar profesionalisme dan persaingan.
c) Integritas, Menjunjung tinggi kejujuran, etika bisnis dan pemenuhan
komitmen pada para pemangku kepentingan.
d) Team Work, Mengedepankan kerjasama tim dan kolaborasi dengan pihak
ketiga untuk menghasilkan efektifitas organisasi dan sinergis.
C.
Kompetensi Inti Perusahaan (Core Compentecies)
Sebuah kompetensi inti adalah hasil dari serangkaian keterampilan yang unik
tertentu atau teknik produksi yang memberikan nilai kepada pelanggan.
Kompetensi tersebut memberdayakan organisasi untuk mengakses berbagai
pasar, dan Manajemen harus memperkirakan tantangan masa depan dan
peluang usaha agar tetap di atas permainan dalam berbagai situasi.
Kompetensi inti adalah kekuatan tertentu yang relatif terhadap organisasi lain
dalam industri yang memberikan dasar fundamental untuk penyediaan nilai
tambah. Kompetensi inti adalah belajar kolektif dalam organisasi, dan
melibatkan bagaimana mengkoordinasikan beragam keahlian produksi dan
mengintegrasikan beberapa aliran teknologi. Keterlibatan komitmen yang
mendalam untuk bekerja melintasi batas organisasi.
PT Sucofindo (Persero) telah menetapkan bahwa core competencies
perusahaan adalah :

Prosedur dan Standar Inspeksi dan Pengujian
Halaman | 21

Kompetensi Teknis

Jaringan Kerja dan Laboratorium yang tersebar diseluruh wilayah
Indonesia
D.
Para Pemegang Kepentingan (Stakeholer)
BAB IV
PENERAPAN e-COMMERCE PT SUCOFINDO
E. IMPLEMENTASI DAN LINGKUP e-COMMERCE PERUSAHAAN
Konteks kebutuhan e-commerce oleh perusahaan lebih dominan kepada kebutuhan atas
pertukaran data dan informasi antara pelanggan tertentu dengan PT Sucofindo, melalui
pemberian akses melalui jaringan internet kedalam sistem operasi Sucofindo.
Berikut ini adalah gambaran mengenai model/proses pelayanan perusahaan kepada
pelanggan untuk produk/layanan :
Certificate of Inspection (CoI)
Merupakan salah satu
dokumen perdagangan yang
dipersyaratkan sesuai
ketentuan yang bersifat
mandatory (regulasi
pemerintah – misalnya SNI
Certificate of Analysis (CoA)
Merupakan dokumen hasil
analisa produk tertentu, yang
hasilnya digunakan untuk
pemenuhan persyaratan mutu
barang/produk atau kebutuhan
lainnya yang dipesyaratkan
Customize Report
Proyek Konsultasi baik
dengan swasta atau
Pemerintah, misalnya survey
jajanan anak sekolah, survey
konsumsi beras, survey rantai
pasok komoditas strategis, dll
Certification) ataupun optional
(Pemenuhan Kontraktual
Halaman | 22
dalam LC).
Model Bisnis yang disusun adalah :
e-Commerce dimulai sejak pengenalan produk/layanan kegiatan Inspeksi dan Pengujian
kepada seluruh pengguna jaringan internet, proses transaksi melalui permintaan jasa
inspeksi dan pengujian sampai dengan proses pembayaran setelah pekerjaan selesai.
Interaksi tersebut didominasi oleh tingkatan informasi dan data yang dibutuhkan oleh
pelanggan.
Type e-Commerce yang digunakan adalah :
a) B2B  Pelayanan kepada Pelanggan Korporat tertentu yang mempunyai
kontrak jangka panjang dimana aliran data dan informasi disesuaikan dengan
kebutuhannya
b) B2C  Pelayanan kepada pelanggan retail atau individu
c) B2E  Knowledge Management bagi seluruh pegawai dan pihak lainnya
untuk berdiskusi dalam grup/forum mengenai idea tau inovasi tertentu
Diagram alir proses produksi adalah :
Halaman | 23
Proses e-commerce dengan supplier/mitra dapat digambarkan sebagai berikut :
Halaman | 24
F. STRATEGI BERSAING
Identifikasi proses strategi dan peranan IT dengan menggunakan model :
Strategi
Peranan TI
Hasil
Meningkatkan
proses bisnis
Penggunaan TI
untuk
mengurangi
biaya-biaya
bisnis
Promosi Inovasi
bisnis
Penggunaan TI
untuk
menciptakan
produksi baru
atau jasa
Peningkatan
Menciptakan
efisiensi
Peluang
Mengunci
pelanggan dan
pemasok
Penggunaan TI
untuk meningkatkan
mutu
Penggunaan TI
untuk
menghubungkan
bisnis ke pelanggan
dan para penyalur
Memelihara
Hubungan
Pelanggan dan
pemasok
BisnisBaru
Melalui model analisa dengan pendekatan diatas, maka strategi Jangka Panjang
Perusahaan yang digunakan untuk bersaing pada pasar dan product yang serupa
dengan para competitor adalah :
a) Strategi Diferensiasi

Paket Bundling Jasa Inspeksi dan Pengujian dengan harga yang relative
lebih murah dibandingkan jika menggunakan satuan jasa

Seluruh jasa inspeksi dan pengujian telah diakreditasi oleh Lembaga
Independent (di Indonesia BSN-KAN)
b) Strategi Inovasi

Customisasi Jasa sesuai kebutuhan pelanggan, yang dalam konteks ini
menjadi pihak kedua (pelanggan memberikan sebagian jasa quality
control kepada Sucofindo)
Halaman | 25

Penggunaan teknologi Informasi, Inspeksi dan Pengujian yang lebih
mutakhir sehingga mempercepat proses produksi
c) Strategi Pertumbuhan (Growth)
Terkait dengan pertumbuhan pendapatan dari sector Jasa Inspeksi yang hanya
mengandalkan keahlian rendah (low skill) maka perusahaan melakukan shifting
bisnis pada sector lainnya yang cenderung masih memberikan margin/kontribusi
bagi keuntungan perusahaan lebih besar yaitu dengan mengembangkan jasa
non generik, misalnya Jasa Teknologi Informasi dengan tetap mengedepankan
Jasa Inspeksi/Survey sebagai basis core competence.
G. KOMPETITOR
Kompetitor yang saat ada di Indonesia berjumlah sekitar 60 Perusahaan, yang
bergerak pada bisnis jasa inspeksi yang sama dengan PT Sucofindo, terbagi dalam
kelompok :
International/Worldwide Network
SGS
Beaureau Veritas
National Network
Surveyor Indonesia
Radiant Utama
Government Laboratory
Intertech
Halaman | 26
H. PEMAIN BARU
Untuk membuat perusahaan sejenis di bidang Inspeksi dan Pengujian, ada dua
pertimbangan yang secara signifikan menjadi hambatan masuk ke bisnis ini (entry to
barrier) yaitu :
 Technology Content
 Investasi teknologi Inspeksi dan penyediaan Laboratorium relative mahal
 Sucofindo
mampu
menjadi
leader
pada
Jasa
Laboratorium
karena
kemampuan penyediaan teknologi dan standar terbaru
 Skill Worker
 Relative mudah menyediakan tenaga siap pakai dengan memberikan
pelatihan yang baik
 Khusus Jasa Inspeksi yang membutuhkan low skill, Sucofindo sulit bersaing
karena resources yang dimiliki sudah terlalu besar, kecuali untuk High Skill
Terkait dengan hal diatas, dapat diidentifikasikan bahwa perusahaan baru yang akan
masuk ke Bisnis Jasa Inspeksi dan Pengujian masuk melalui Jasa Inspeksi dahulu
dengan mengandalkan keahlian yang rendah, seperti Jasa Tally Inspection.
Sementara untuk Jasa Pengujian dengan tingkat kendala yang tinggi khususnya pada
Investasi Peralatan Laboratorium, maka PT Sucofindo saat ini masih menjadi
Laboratorium Rujukan bagi analisa yang kompleks bagi perusahaan lain.
Sementara untuk jasa laboratorium yang generic, perusahaan swasta dan pelanggan
dapat membuat sendiri laboratorium tersebut.
I.
SUBSTITUSI PRODUK/JASA
Produk dan jasa yang ditawarkan oleh PT Sucofindo adalah inspeksi dan analisa
laboratorium. Ancaman terhadap produk dan jasa PT Sucofindo adalah pengujian
laboratorium yang dilakukan sendiri oleh pelanggan. Hal ini disebabkan dengan semakin
banyaknya teknologi pengujian / laboratorium dengan harga yang kompetitif. Hal itu
dilakukan demi tujuan efisiensi perusahaan.
Halaman | 27
Namun disatu sisi, PT Sucofindo sebagai lembaga penguji yang terpercaya masih
memiliki nama besar dalam hal kegiatan inspeksi dan pengujian. Hal ini menjadi nilai
lebih PT Sucofindo karena masih adanya buyer atau regulasi dari suatu Negara yang
mempunyai persyaratan khusus tentang lembaga penguji.
 Pelanggan/Manufacturer dapat melakukan inspeksi dan analisa sendiri jika tidak ada
persyaratan khusus dari buyer/regulasi Negara.
 Perusahaan yang memiliki group yang terintegrasi maka perusahaan tersebut
menggunakan tenaga pelaksana inspeksi sendiri (Buyer Inspection)
J. WEB BUSINESS MODEL
Web bisnis model yang dikembangkan oleh sucofindo adalah Infomediary model, brokerage
model dan manufacture model.
Infomediary model memberikan informasi kepada klien baik perorangan dan institusi
(perusahaan) tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku. Hal ini sebagai wujud dari edukasi
yang diberkan sucofindo agar klien mengetahui ketentuan apa saja yang berlaku.
Brokerage model yang diterapkan oleh PT Sucofindo adalah dengan memberikan pekerjaan
tersebut kepada pihak ketiga. Hal ini dilakukan karena PT Sucofindo tidak memiliki perwakilan di
luar negeri, sehingga pelaksanaan inspeksi dan pengujian di luar negeri dilakukan oleh pihak
ketiga.
PT Sucofindo juga menggunakan web model manufaktur. Manufacture model adalah segala
permintaan kegiatan inspeksi dan pengujian produk atau jasa klien yang berada di Indonesia,
dilakukan sepenuhnya oleh PT Sucofindo tanpa melibatkan pihak ketiga. Berikut disampaikan
tabel identifikasi web bisnis model e-commerce di PT Sucofindo.
Halaman | 28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
K.
KESIMPULAN
1.
PT Sucofindo (Persero) menerapkan strategi bersaing dengan menggunakan
pendekatan strategi diferensiasi, inovasi dan pertumbuhan, dalam kerangka
mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan mendapatkan pelanggan
baru.
2.
Peranan e-Commerce pada perusahaan tidak terbatas untuk pemenuhan
kebutuhan kepada pelanggan saja, tetapi juga untuk kebutuhan internal
perusahaan
3.
Model web bisnis yang digunakan oleh PT Sucofindo (Persero) adalah
Infomediary Model, Brokerage Model dan Manufacture Model (Direct)
L.
SARAN
1.
PT Sucofindo (Persero) dalam usahanya memantapkan dan memenangkan
persaingan, maka perlu dilakukan pembukaan pasar baru di regional ASEAN
melalui pembukaan akses melalui informasi web yang lebih dinamis.
Halaman | 29
2.
Sistem Penjualan on Line yang lebih terbuka kepada pelanggan atau calon
pelanggan harus dijadikan dasar pengembangan e-Commerce kedepan
3.
Perusahaan perlu melakukan hubungan lebih intens lagi dengan pelanggan
korporat yang besar
DAFTAR PUSTAKA
a. Rencana Jangka Panjang Perusahaan Tahun 2009 – 2013 PT Sucofindo
(Persero)
b. O’Brien, JA, Management Information Systems : Managing Information
Technology in the E-Business Enterprose. 5th Edition. Irwin Inc. Boston, 2002
c.
Boar, Bernard H. 2001. The Art of Strategic Planning for Information
Technology, 2nd ed. Singapore: John Wiley & Sons
d.
Lynch, K., Snyder, J., Vogel, D. 1990 The Arizona Analyst Information
System: Supporting Collaborative Research on International Technology
Trends. In Gibbs, S., Verrijn-Stuart, A. (Eds.) 1990 “Multiuser Interfaces
and Applications” North-Holland, pp. 159-174.
e.
Website : www.internetwoldstats.com
f.
Bahasan Sistem Informasi Strategis dalam website : www.quickmba.com
Halaman | 30
REVIEW BLOGS
http://blogs.unpad.ac.id/tikalestari/2011/05/05/penerapan-ecommerce-pada-pt-telkom-indonesia/
Telkom sebagai sebuah perusahaan penyedia layanan teknologi informasi, memiliki kemudahan
dalam pengembangan e-commerce dalam melayani pelanggannya. Kondisi ini menjadi satu
keuntungan tersendiri dari Telkom untuk proses atau transaksi antar unit, supplier dan pendaftaran
dari pelanggan atas permintaan jasanya.
Kebijakan penerapan e-commerce menjadikan nilai tambah sebagai salah satu provider
telekomunikasi yang besar untuk bersaing secara kompetitif.
http://mhs.blog.ui.ac.id/hari.wibawa/2010/10/28/perkembangan-manfaat-dan-kelemahan-ecommerce/
e-commerce dalam bidang perdagangan internet telah banyak digunakan untuk lahan bisnis
bagi para pengusaha, baik pengusaha besar, maupun pengusaha kecil yang baru memulai
karir mereka. Kegiatan perdagangan melalui internet biasanya disebut dengan E-Commerce
(Electronic Commerce).
Terdapat kekuatan dan kelemahan dalam penggunaan e-commerce agar dapat diterima oleh target
yang dituju untuk produk yang dijual. Isu mengenai keamanan menjadi sangat kritikal untuk kondisi
ini.
http://blog.ub.ac.id/wildanryan/2011/03/20/e-commerce/
Bahasan mengenai dampak mengurangi adanya mediator/calo (disintermediation) menjadikan
format baru dalam suatu transaksi perdagangan bagi suatu perusahaan yang tidak memiliki akses
dinegara lain. Kondisi ini sangat menguntungkan mengingat harga pembelian menjadi lebih
kompetitif.
Sangat penting diperhatikan mengenai keamanan data transaksi on-line agar tidak dicuri data
pelanggan yang sudah melakukan transaksi dengan perusahaan kita.
http://www.onlinestoreku.com/index.php?option=com_k2&view=item&id=319:potensi-ecommerce-di-indonesia&Itemid=257
Potensi e-commerce di Indonesia setiap tahun meningkat seiring dengan peningkatan infrastruktur
yang ada di Indonesia, khususnya pengguna internet yang menjadi basis data perhitungan potensi
pengguna on-line transaction.
Produk atau jasa akan mampu diperkenalkan secara lebih luas melewati batas-batas wilayah suatu
Negara.
Halaman | 31
http://www.onlinestoreku.com/index.php?option=com_k2&view=item&id=265:bisnis-e-commercesebaiknya-berbadan-hukum&Itemid=259
Untuk mulai e-commerce, perlu langkah strategis agar tak menjadi masalah bahkan berpotensi
merugi pada akhirnya, salah satunya adalah soal pajak. Pemilik e-commerce sebaiknya berbadan
hukum guna memberikan kepastian pembayaran pajak yang sesuai dengan penjualannyan.
http://www.amazonku.com/tag/model-model-bisnis-e-commerce/
Terdapat 4 (empat) model bisnis pada e-commerce yaitu : afiliasi, reseller, Pribadi dan publisher.
Model tersebut diaktegorikan berdasarkan produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.
Materi ini memberikan wacana baru bagaimana kategorisasi suatu bisnis online.
http://www.nova13.com/2010/07/e-commerce-dalam-sektor-yang-berbeda.html
Aplikasi e-commerce dapat dignakan untuk berbagai penjualan dan pelayanan produk/jasa seperti
pengurutan jurnal elektronik, penjualan online buku, penjualan tiket, edutainment dan penyebaran
informasi atau pengetahuan.
Hanya saja yan perlu dicatat pada setiap blogs, ada kemungkinan informasi tidak selalu up-to-date
mengingat tidak semua orang melakukan pemutakhiran data secara periodic.
http://www.rizdancreative.net/tag/e-commerce
Tips memilih hosting untuk berbisnis online, berguna bagi siapa saja ingin serius menekuni bisnis
online sebagai penghasilan program jangka panjang. Apalagi sebagai seorang yang masih pemula
tentunya harus jeli dan pintar-pintar dalam memilih hosting, agar di kemudian hari tidak ada rasa
penyesalan karena adanya berbagai masalah yang datang dan menggangu dalam perjalanan bisnis
online.
Blogs ini memperkenalkan kepada kita bagaimana mendapatkan hosting yang sangat applicable bagi
rencana bisnis online.
http://ribkhan.com/?p=195
Kata-kata mengenai eCommerce nampaknya sudah tak asing lagi ditelinga kita, hampir setiap hari
kita mendengarnya. Tapi apakah kita sudah tahu mengenai apa sebenarnya eCommerce itu?
Halaman | 32
e-commerce sudah banyak diaplikasikan oleh sebagaian orang untuk menjajakan showroomnya di
internet sehingga biaya iklan yang dikelurkan menjadi sangat murah dengan jangkauan yang luas
http://blog.uad.ac.id/kikisarwendah/2011/07/03/bisnis-online-menurut-pandanganislam/
Transaksi online dibolehkan menurut Islam berdasarkan prinsip-prinsip yang ada dalam perdagangan
menurut Islam, khususnya dianalogikan dengan prinsip transaksi as-salam, kecuali pada barang/jasa
yang tidak boleh untuk diperdagangkan sesuai syariat Islam.
Bisnis online sama seperti bisnis offline. Ada yang halal ada yang haram, ada yang legal ada yang
ilegal. Hukum dasar bisnis online sama seperti akad jual beli dan akad as-salam, ini diperbolehkan
dalam Islam
Transaksi yang tidak diperbolehkan seperti bisnis judi online atau membawa dampak buruk yang
lebih banyak dibandingkan dengan manfaatnya
Halaman | 33
Download