Organ Pencernaan Sapi : Karya Tulis Ilmiah : http://karyatulisilmiah

advertisement
This page was exported from Karya Tulis Ilmiah [ http://karyatulisilmiah.com ]
Export date: Wed Jul 19 11:07:31 2017 / +0000 GMT
Organ Pencernaan Sapi
LINK DOWNLOAD [25.66 KB]
Organ Pencernaan Sapi | Pada proses penyerapan nutrisi, dibutuhkan organ pencernaan. Berikut ini adalah
organ-organ dalam pencernaan sapi :
Mulut
Pakan mengalami penghancuran di dalam mulut secara mekanik karena menggunakan gigi. Selain itu pakan juga
mengalami penghancuran dengan pencampuran saliva. Menurut Rianto (2011), saliva disekresikan ke dalam
mulut oleh 3 pasang glandula saliva, yaitu glandula parotid yang terletak di depan telinga, glandula
submandibularis (submaxillaris) yang terletk pada rahang bawah, dan glandula sublingualis yang terletak di
bawah lidah.
Saliva pada sapi tidak mengandung enzim amylase sehingga proses pencernaan hanya berlangsung secara
mekanik. Saliva memiliki kandungan bikarbinat sehingga memiliki sifat buffer (penyangga), saliva yang masuk
ke dalam rumen akan berguna dalam menjaga pH rumen agar tidak naik atau turun terlalu tajam.
Rumen
Pakan yang telah melewati mulut maka akan melewati pharynx dan melalui oesophagus menuju rumen. Menurut
Rianto(2011), rumen merupakan kantong yang besar sebagai tempat persediaan dan pencampuran bahan pakan
untuk fermentasi oleh mikroorganime. Fungsi utama rumen adalah tempat untuk mencerna serat kasar dan zatzat pakan dengan bantuan mikroba. Mikroba tersebut dalam suasana anaerob dan sebagian dapat hidup dalam
suasana fakultatif anaerob.
Saluran pencernaan sapi tidak menghasilkan enzim untuk mencerna selulosa yang merupakan bagian terbesar
dari pakan serat, yaitu sekitar 30-60% dari total bahan kering. Karena enzim yang digunakan dalam pencernaan
serat berasal dari mikroba. Hal ini sesuai dengan pendapat Blakely (1994), rumen volumenya dapat mencapai
200 liter, rumen mengandung mikroorganisme, bakteri, dan protozoa yang akan menghancurkan bahan-bahan
berserat, mencerna bahan-bahan itu untuk kepentingan mikroba itu sendiri, membentuk asam-asam lemak mudah
terbang, serta mensintesis vitamin B serta asam-asam amino.
Retikulum
Retikulum disebut honey comb, hal ini dikarenakan wujudnya yang berbentuk seperti rumah lebah. Menurut
Blakely (1994), bentuk reticulum mencegah benda-benda asing seperti misalnya kawat untuk tidak terus
bergerak ke saluran pencernaan lebih lanjut. Retikulum seringkali tertusuk oleh benda-benda tajam sehingga
menyebabkan keadaan yang disebut penyakit hardware. Keadaan ini bersifat fatar karena jantung letaknya
berdekatan. Menurut Rianto (2011), retikulum berfungsi mengatur aliran digest dari rumen ke omasum.
Omasum
Permukaan dinding omasum berlipat dan kasar. Menurut Rianto (2011), omasum berdinding berlipat-lipat dan
kasar, terdapat 5 lamina(daun) yang menyerupai duri (spike). Lamina adalah penyaring partikel digesti yang
akan masuk ke abomasum.
Menurut Blakely (1994), omasum menerima campuran pakan dan air, dan sebagian besar air itu diserap oleh
luasnya daerah penyerapan yang terdiri dari banyak lapis.
Abomasum
Menurut Rianto (2011), abomasum disebut perut sejati pada ternak ruminansia (termasuk sapi). Pada dinding
abomasum memiliki kelenjar pencernaan yang menghasilkan cairan lambung yang mengandung pepsinogen,
garam, onorganik, mukosa, asam hidrokhlorat dan faktor interisnsik yang penting untuk absorpsi vitamin B12
secara efisien. Menurut Blakely (1994), sebagian besar pekerjaan pencernaan diselesaikan oleh abomasum,
disebut perut sejati karena kemiripan fungsi perut tunggal pada hewan-hewan bukan ruminansia. Di dalam
abomasum terdapat unsur-unsur penyusun berbagai nutrient yang dihasilkan melalui proses kerja cairan lambung
terhadap bakteri dan protozoa dan diserap melalui dinding usus halu. Bahan-bahan yang tidak tercerna bergerak
ke cecum dan usus besar. Kemudian diekskresikan sebagai feses.
Intestine (usus halus)
Menurut Rianto (2011), intestine terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum, jedunum, dan ileum. Panjang intestine
pada sapi adalah 22-30 kali panjang tubuhnya. Kelenjar duodenum menghasilkan cairan alkalin yang berguna
sebagai pelumas dan melindungi dinding duodenum dari asam hidroklorat yang masuk dari abomasum. Pada
ujung duodenum terdapat kelenjar empedu dan pancreas, kelenjar empedu menghasilkan cairan yang berisi
garama sodium dan potassium dari asam empedu. Garam-garam ini berfungsi mengaktifkan enzim lipase yang
dihasilkan pancreas dan mengemulsikan lemak digesta sehingga mudah diserap lewat dinding usus.
Usus Besar
Menurut Rianto (2011), ada tiga pokok yang terdpat dalam kelompok usus besar, yaitu colon, caecum, dan
rectum. Pada saat digesta masuk ke dalam colon, sebagian besar digesta yang mengalami hidrolisis sudah
terserap sehingga materi yang masuk ke dalam colon adalah materi yang tidak dicerna.
Hanya sedikit sekali digesta yang terserap lewat dinding usus besar. Materi yang tidak terserap kemudian
dikeluarkan lewat anus sebagai feses. Materi yang keluar dari feses meliputi air, sisa-sisa pakan yang tidak
tercerna, sekresi saluran pencernaan, sel-sel ephitelium saluran pencernaan, garam-garam anorganik, bakteri,
dan produk-produk dari proses dekomposisi oleh mikrobia.
Daftar Pustaka
Blakely, J dan David H Blade . 1994. Ilmu Peternakan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Rianto, E dan Endang Purbowati . 2011. Panduan Lengkap Sapi Potong. Bogor : Penebar Swadaya
Subronto. 2008. Ilmu Penyakit Ternak I-a (mammalia). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Post date: 2015-08-12 21:11:36
Post date GMT: 2015-08-12 21:11:36
Post modified date: 2016-05-12 14:39:45
Post modified date GMT: 2016-05-12 14:39:45
Powered by [ Universal Post Manager ] plugin. MS Word saving format developed by gVectors Team www.gVectors.com
Download