16002_kimia_teknik_modul_12

advertisement
MUDUL 12
REAKSI KIMIA DAN SUSUNAN BERKALA
Setelah belajar mengenai bentuk atom dan cara atom saling tarik menarik dengan
adanya ikatan kimia, kita akan melihat kereaktivan zat kimia untuk mempelajari bahwa
sifat-sifat kimia dari zat ada hubungannya dengan struktur elektron dan ikatannya.
Salah satu tujuan utama adalah menghubungkan sifat-sifat kimia dan reaksi dari unsur
dengan tempatnya dalam Susunan Berkala. Dengan cara ini, kenyataan dari zat kimia
akan lebih mudah diingat dan susunan berkala akan menjadi petunjuk bagi kita dalam
mengikuti arah kereaktivan kimia.
Reaksi Dari Logam Sebagai Zat Pereduksi
Telah
dipelajari
bahwa
logam
adalah
unsur
dengan
energi
ionisasi
dan
elektronegativitas yang rendah. Logam sangat mudah kehilangan elektron dan sangat
sukar untuk mendapatkannya kembali. Akibatnya bila bereaksi dengan unsur nonlogam
akan berbentuk ion positif (kation) dan dalam proses ini ia akan teroksidasi. Logam
dalam berekasi berperan sebagai zat pereduksi. Sebagai contoh adalah reaksi logam
natrium dengan klor membentuk natrium klorida.
2Na(s) + Cl2(g)
2NaCI(s)
Klor akan mengoksidasi natrium sehingga terbentuk ion Na+, dan dalam proses ini
dikatakan bahwa natrium mereduksi klor menjadi Cl- (anion); klor menjadi oksidator dan
natrium reduktornya.
Kemampuan logam sebagai zat pereduksi tak terbatas pada reaksinya dengan
unsur-unsur nonlogam. Banyak zat-zat lain dapat mengoksidasi logam sehingga logam
juga berperan sebagai reduktor. Dengan mempelajari reaksi-reaksi ini, kita dapat
mengurut logam-logam berdasarkan daya reduksinya.
Reaksi logam dengan asam
Salah satu cara. khas dari logam bertindak sebagai zat pereduksi adalah reaksinya
dengan asam. Contohnya adalah reaksi dari seng dengan asam klorida atau asam.
sulfat
Zn(s) + 2HCI(aq)
ZnC12(aq) + H2(g)
Zn(s) + H2SO4(aq)
http://www.mercubuana.ac.id
ZnSO4(aq) + H2(g) H2(g)
-
Cu(s) + 2NO3 (aq) + 4H+(aq)
Cu2+(aq) + 2NO2 (g) + 2H20
-
Pada reaksi ini ion, 2NO3 direduksi menjadi NO2. Gas H2 tak terbentuk sebab H+ tak
direduksi, ion hidrogennya bergabung dengan H20 yang juga dihasilkan reaksi ini. Bila
-
NO3 bekerja sebagai oksidator, hasilnya tergantung pada suatu tingkat dari berapa
kepekatan dari asamnya. Misalnya dengan tembaga terjadi reaksi-reaksi berikut
Dengan HNO 3 encer
-
3Cu(s) + 2 NO3 (aq) + 8H+(aq)
3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 4 H20
Dengan HNO 3 pekat
-
Cu(s) + 2 NO3 aq) + 8H+(aq)
Cu2+(aq) + 2NO2(g) + 2 H20
Reaksi yang sama akan terjadi dengan perak. Sekali lagi, tak tergantung dari
konsentrasi HNO3, H2 tetap tak terbentuk pada reaksinya. Sebagai gantinya ion nitrat
akan direduksi menjadi gas NO atau NO2.
Telah dikatakan bahwa asam sulfat adalah salah satu contoh dari asam yang tak
mengoksidasi dan memang demikianlah bila asam sulfat berada sebagai larutan
encer dalam air. Tetapi bila larutan asamnya pekat dan panas maka dapat bekerja
sebagai oksidator. Misalnya asam sulfat pekat dan panas akan bereaksi dengan
tembaga sebagai berikut:
Cu + 2H2SO4 + kalor
CuSO4 + S02 + 2 H20
Hasil akhir persamaan ionnya
Cu(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq)
Cu2+ + S02(g) + 2H20
Perhatikan bahwa dalam hal ini ion sulfat, SO42-yang akan direduksi menjadi S02
bukan H+.
Kecenderungan logam untuk bereaksi dengan asam-asam memberikan suatu cara
kasar untuk membagi logam-logam berdasarkan kemampuannya untuk bekerja
sebagai reduktor. Logam-logam seperti seng, besi, magnesium dan aluminium
yang dapat bereaksi dengan ion H+, lebih mudah dioksidasi sehingga merupakan
reduktor yang lebih baik daripada seng dan perak, yang tak bereaksi dengan asamasam bukan pengoksidasi. Tetapi bagaimana cara membedakan antara logam-logam
Zn, Fe, Mg dan Al dan bagaimana bila dibandingkan dengan Cu dan Ag dalam hal
kemampuannya sebagai zat pereduksi?
Deret aktivitas logam
Reaksi dari suatu asam dengan logam merupakan sifat dari reaksi kimia dari golongan
http://www.mercubuana.ac.id
ionseng. Berarti seng lebih mudah dioksidasi dari pada tembaga. (Juga telah
dibuktikan dengan pengarah ion H+ pada logam seng dan tem- baga)
Dengan membandingkan kemampuan logam-logam untuk menggantikan logam
lain dari senyawanya, kita dapat membuat deretan logam berdasarkan
penurunan daya teroksidasinya. Misalnya: reaksi -reaksi percobaan berikut ini Fe(s) + Pb2+(aq)
Fe2+(aq) + Pb(s)
Mg(s) + Fe2+(aq)
Mg2+(aq) + Fe(s)
Pb(s) + Cu2+(aq)
Pb2+(aq) + Cu(s)
Dari reaksi-reaksi diatas dapat disimpulkan bahwa (1) Besi lebih mudah dioksidasi
daripada timah hitam (Pb).(2) Magnesium lebih mudah dioksidasi daripada besi berarti
magnesium juga lebih mudah dioksodasi daripada timah hitam.(3) Timah hitam lebih
mudah dioksidasi daripada tembaga. Sehingga deret penurunan kemudahan
dioksidasi adalah:
Mg > Fe > Pb > Cu
Daftar deret logam-logam yang dibuat berdasarkan cara ini disebut deret keatifan.
Daftar yang lebih lengkap diberikan pada tabel berikut:
+
-
Li
Li + e
Ca
Ce + e
Rb
Rb + e
Ba
http://www.mercubuana.ac.id
K +e
+
-
+
-
-
++
Ba + 2e
-
daya
K
+
logam
Barium
daya
Potasium
-
Li + e
Kenaikan
Rubidium
+
Li
ion-ion
Cesium
Penurunan
Lithium
untuk dioksidasi
Logam
Download