PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI TERHADAP AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH DAERAH KOTA PARIAMAN ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Oleh: RIO RIZKITA DHARMA 2009/98668 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014 1 2 PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI TERHADAP AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH DAERAH KOTA PARIAMAN Rio Rizkita Dharma Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof.Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang Email : [email protected] ABSTRACT This study was aimed to determine the effect of (1) functional supervising , and (2)accounting system toward the accountability of govermental institution. The research is causative. The population were all working units (SKPD) in Pariaman City regency. Technique in taking sampling was a total sampling method and obtained 27 SKPDs. Type of data used was subject data and the data source used wasprimary data. Data collection method used was by using questionnaires. The analysis used was multiple regression analysis. The result shows that functiona supervising significantly give positive effect to the accountability of govermental institution and the imlpemetation accounting system doesn’t significantly influence the accountability of govermental institution . Key words : functional supervising, accounting system, the accountability of govermental institution . ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh pengawasan fungsional, dan (2) penerapan sistem akuntansi terhadap akuntabilitas instansi pemerintah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerj a Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Pariaman. Teknik pengambilan sampelnya adalah metode total sampling dan di peroleh 27 SKPD. Jenis data yang digunakan adalah data subyek, dan sumber data yang digunakan adalah data primer. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner. Analisis yang di gunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) pengawasan fungsional berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas instansi pemerintah, dan penerapan sistem akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas instansi pemerintah. Kata kunci : pengawasan fumgsional, penerapan sistem akuntansi, akuntabilitas instansi pemerintah 1 publik misalnya tuntutan Good Governance dan 1. PENDAHULUAN Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih Performance Management. dan berwibawa (good government) pada saat ini Berkaitan dengan hal tersebut, telah merupakan prioritas utama dalam penegakkan citra diterbitkan INPRES Nomor 7 Tahun 1999 tentang pemerintah kepercayaan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang intinya mewajibkan setiap instansi pemerintah sampai saat ini dianggap masih sangat rendah. sebagai unsur penyelenggara pemerintah negara Sebagaimana dituangkan dalam TAP MPR Nomor mulai dari pejabat eselon II ke atas untuk XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara mempertanggungjawabkan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan Nepotisme, dan Undang-undang Nomor 28 Tahun sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih kepada aparatur pemerintah. Di mana tugas pokok dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme aparatur pemerintah, yaitu sebagai abdi negara dan (KKN), disebutkan bahwa azas penyelenggaraan sebagai abdi masyarakat, dalam menyelenggarakan kepemerintahan tugas umum pemerintahan pembangunan serta tugas dan meningkatkan yang baik meliputi: Azas Kepatuhan Hukum, Azas Tertib Penyelenggaraan Negara, Azas Keterbukaan, Kepentingan Azas pelaksanaan tugas pelayanan kepada masyarakat. Umum, Azas Sehubungan dengan hal tersebut dalam Proporsionalitas, Azas rangka meningkatkan pelayanan, pengayoman serta Profesionalitas, dan Azas Akuntabilitas. menumbuhkan prakarsa dan peran aktif masyarakat Pengembangan kebijakan akuntabilitas di dalam penyelenggaraan pembangunan penting, yaitu: pertama, adanya tuntutan internal modern yang meliputi perencanaan yang matang, (masyarakat Indonesia) antara lain agar sektor pelaksanaan yang tepat dan pengawasan yang ketat. semakin transparan dan mampu dilaksanakan dan Indonesia pada dasarnya disebabkan oleh dua hal publik perlu pemerintahan manajemen Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah mempertanggungjawabkan berbagai kebijakan dan merupakan tindakan yang dilakukan yang ditujukan untuk melaporkan keberhasilan atau kegagalan suatu menyelesaikan dan memenuhi tuntutan publik. instansi pemerintah atas pelaksanaan tujuan dan Kedua, dalam sasaran organisasi. Akuntabilitas kinerja yang lingkungan global dalam hal manajemen sektor didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun adalah tuntutan perubahan 2 salah satu bentuk media untuk 1999 tentang Pemerintah, Akuntabilitas yang Kinerja mewajibkan Instansi kepada maupun yang berasal dari lingkungan eksternal setiap pemerintah daerah (Sadu Wasistiono,2010). instansi pemerintah melakukan akuntabilitas kinerja masing-masing, merupakan pertanggungjawaban dalam pencapaian Akuntabilitas akan semakin membaik jika bentuk didukung tujuan menghasilkan informasi yang tepat waktu, akurat suatu sistem akuntansi dan Akuntabilitas instansi pemerintah daerah adalah sistem akuntansi yang usang dan tidak akurat akan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah menghancurkan sendi-sendi partisipasi masyarakat, untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan misi transparansi dan akuntabilitas (Aribowo, 2007). organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang Penerapan sistem akuntansi yang baik oleh instansi telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban pemerintah akan menghasilkan laporan keuangan secara periodic. instansi pemerintah yang baik. Hal yang paling Prof. Sebaliknya Budiardjo, mendasar dan penting dari penerapan akuntansi sebagai salah satunya adalah sistem akuntansi. Sebagaimana pertanggungjawaban pihak yang diberi mandat pengertian sistem akuntansi keuangan pemerintah kepada mereka yang memberi mandat itu. Jadi, yaitu serangkaian akuntabilitas memang sebuah pertanggungjawaban pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, yang perlu dibarengi dengan pengawasan terhadap sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pihak-pihak yang diberi amanah. Pengawasan ini pertanggungjawaban pelaksanaan visi dan misi. akuntabilitas Miriam dipertanggungjawabkan. yang organisasi sesuai tugas pokok dan fungsinya. Menurut dapat oleh didefinisikan prosedur mulai dari proses dapat dilakukan oleh pihak luar seperti media, yang Rendahnya akuntabilitas instansi pemerintah punya peranan cukup penting bagi terciptanya di Indonesia selama ini disebabkan oleh banyak akuntabilitas suatu instansi. faktor, salah satu faktornya adalah maraknya Akuntabilitas yang memadai merupakan pertanggungjawaban dengan Pemerintah. Menurut Theft Act 1968, salah satu pengawasan yang baik, terstuktur, terdapat sanksi jenis praktek fraud adalah korupsi (Jones, 1990). yang tegas apabila dilanggar, dan mengikat pekerja Praktek korupsi dalam pemerintah tersebut telah di fungsional menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara bentuk pengawasan yang dilakukan terkorup di kawasan Asia Tenggara dan dunia instansi merupakan tersebut. yang dibarengi praktek fraud yang terjadi diberbagai instansi Pengawasan oleh aparat pengawasan fungsional, baik yang (www.tranparency.org). berasal dari lingkungan internal pe-merintah daerah ketaatan dan kepedulian atas penerapan sistem 3 Selain itu, kurangnya akuntansi keuangan daerah yang sesuai dengan Akuntabilitas peraturan perundangan yang berlaku juga termasuk Akuntabilitas dalam arti sempit dapat ke dalam faktor yang menyebabkan rendahnya dipahami sebagai bentuk pertanggungjawaban akuntabilitas instansi pemerintah, hal ini banyak yang mengacu pada kepada siapa organisasi terjadi di daerah-daerah, salah satunya terjadi pada (atau pekerja individu) bertanggungjawab dan salah satu kota yang merupakan bagian dari untuk Propinsi Sumatera Barat yaitu kota Pariaman. Pada bertanggungjawab. tahun 2011 juga terdapat temuan oleh BPK RI, akuntabilitas dapat dipahami sebagai kewajiban dimana dalam penyelesaian tindak lanjut atas pihak pemeriksaan Propinsi memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, Sumatera Barat dan Inspektorat Kota Pariaman, melaporkan dan mengungkapkan segala aktifitas telah terjadi peningkatan penyelesaian tindak lanjut dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan telah dapat kepada pihak pemberi amanah (principal) yang disetorkan uang ke kas daerah sebesar Rp memiliki hak dan kewenangan untuk meminta 166.533.590,- (Seratus enam puluh enam juta lima pertanggungjawaban ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus sembilan puluh 2006:83). rupiah) serta Rp57.200.000,- (Lima puluh tujuh juta Akuntabilitas dua ratus ribu rupiah) ke Kas Negara. Tingkat mempertanggungjawabkan kesadaran kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam BPK RI, Inspektorat rekomendasi SKPD dalam dan menindaklanjuti apa organisasi (pekerja Dalam pemegang luas, (agen) untuk tersebut (Mahsun, Mardiasmo (2006:3), sebagai bentuk keberhasilan cukup ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media semakin menurunnya tunggakan temuan yang belum ditindaklanjuti. Penerapan Sistem Fungsional Akuntansi telah periodik. tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengawasan yang pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara Berdasarkan uraian diatas, maka penulis “Pengaruh sasaran atau mencapai dengan dan kewajiban rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan tinggi tujuan pengertian amanah Menurut individu) Dalam Dan Instansi (2007) Pemerintah memperhatikan Terhadap BPKP Akuntabilitas dilakukan indikator kinerja, dengan yang Akuntabilitas Instansi Pemerintah Daerah kota merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang Pariaman“. menggambarkan 2. TELAAH LITERATUR DAN PERUMUSAN sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan : HIPOTESIS 4 tingkat pencapaian suatu 1. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan umum agar lainnya yang kegiatan. Dengan berjalan informasi yang dalam rangka memperbaiki daya manusia, dana, material, waktu, berkesinambungan. dan diantaranya sebagainya dengan perencanaan strategik yang Faktor-faktor penetapan Akuntabilitas pada instansi yang secara mempengaruhi “Akuntabilitas Konsep dan Implementasi, banyak 2. Indikator keluaran (output) adalah segala sesuatu berupa dan/atau non kegiatan kinerja untuk Menurut Sjamsiar Sj (2006) dalam bukunya pemerintahan. langsung memanfaatkan dihasilkan menghasilkan output, misalnya sumber teknologi, oleh pencapaian kinerja setiap indikator suatu pelaksanaan kegiatan dan program dapat atau dimulai produk/jasa fisik) dari dan sebagai pelaksanaan program faktor yang menyebabkan terhambatnya (fisik akuntabilitas dan transparansi dalam pencapaian hasil visi dan misi dalam pemerintahan, beberapa suatu diantaranya yaitu korupsi, kolusi, nepotisme, tidak berdasarkan dipatuhinya hukum sehingga enforcement-nya masukan yang digunakan.Output dapat sangat lemah, kurangnya pengawasan fungsional berupa pengukuran terhadap kinerja yang dilakukan oleh pemerintah serta kurangnya instansi pemerintahan. sistem 3. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang akuntansi yang menunjang kegiatan pelaporan keuangan pemerintah. mencerminkan Akuntabilitas dalam konteks organisasi berfungsinya keluaran kegiatan pada sektor publik mengandung arti bahwa dalam jangka ini pengelolaan pemerintah daerah terdapat hubungan merupakan ukuran seberapa jauh setiap keagenan (teori keagenan) antara masyarakat produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan sebagai principal dan pemerintah daerah sebagai dan harapan masyarakat.Outcomes dapat agent. Teori keagenan beranggapan bahwa banyak berupa pelaporan kinerja dan evaluasi terjadi information asymmetry antara pihak agent kinerjapada instansi pemerintahan. (pemerintah) yang mempunyai akses langsung 4. Indikator ukuran menengah. dampak tingkat Outcomes (impacts) pengaruh adalah terhadap sosial, (masyarakat). Adanya information asymmetry inilah ekonomi, lingkungan atau kepentingan 5 informasi dengan pihak principal yang memungkinkan terjadinya penyelewengan Pengawasan atau korupsi oleh agent (pemerintah). pemerintah Didalam teori keagenan yang dilakukan daerah Pedoman Jones, Penyelenggaran McCubbins et al., penyelenggaraan menurut Peraturan Pemerintah No.79 Tahun 2005 Pasal 1 tentang oleh para ahli penelitian (lihat Thompson dan 1986; atau 1987; Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Christensen, 1992; Lupia, 2001; dan Fozzard, menyatakan 2001) keterkaitan penyelenggaran pemerintahan daerah adalah akuntansi sektor publik dalam pencapaian proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin akuntabilitas instansi dengan agar pemerintahan daerah berjalan secara efisien adanya beberapa faktor pendukung dalam dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan, peraturan perundang-undangan. yakni telah mengelompokkan dengan pemerintahan bahwa Daerah hubungan sistem informasi asimetri, sistem dibentuk oleh pemerintah. Peraturan Menteri akuntansi dan sistem insentif antara eksekutif Dalam Negeri no. 44 tahun 2008 tentang dan legislatif. Kebijakan Pengawasan atas Penyelenggaraan fungsional Pemerintah Daerah tahun 2009 menjelaskan Pengawasan Fungsional bahwa aparat yang melaksanakan pengawasan Pengawasan fungsional merupakan bagian fungsional dalam lingkungan internal pemerintah penting dalam praktik pengawasan di Indonesia. daerah adalah Adapun fungsi atau peranan dari pengawasan 1. Badan fungsional adalah melakukan evaluasi dan Keuangan dan 2. Inspektorat jenderal Departemen, Aparat kegiatan pemerintahan. Menurut Ihyaul Ulum Pengawas (2009), Pengawasan adalah suatu proses kegiatan Departemen, yang dilakukan secara terus menerus atau untuk Pengawasan Pembangunan (BPKP), memberikan rekomendasi mengenai pelaksanaan berkesinambungan pengawasan atas adanya pengawasan, Aparatur pengawasan Lembaga dan Pemerintah Instansi Non Pemerintah lainnya. mengamati, 3. Inspektorat Wilayah Propinsi, Kabupaten / memahami, dan menilai setiap pelaksanaan Kota. kegiatan tertentu sehingga dapat dicegah atau Penerapan Sistem Akuntansi diperbaiki kesalahan atau penyimpangan yang Menurut terjadi. sistem 6 Narko (2007:3), pengertian akuntansi adalah jaringanyangterdiridariformulir- merupakan sistem pengolahan informasi yang formulir,catatan-catatan,prosedur-prosedur,alat- menghasilkan alat,dansumberdayamanusiadalamrangka akuntansi.. menghasilkaninformasipadasuatuorganisasiuntuk suatuproses penyusunan laporan selanjutnya keperluanpengawasan, operasi, maupun untuk yang akan digunakan sebagaialat komunikasi kepentingan pengambilan keputusan bisnis bagi untuk pihak-pihakyangberkepentingan. internmaupun keperluan ekstern suatu organisasi. Sedangkan Sistem akuntansi menurut Mulyadi dalam keluaran Sistem keperluan berupa akuntansi manajemen, informasi membutuhkan baikkeperluan Unsur-unsur Sistem Akuntansi bukunya Sistem Secara garis besar, unsur suatu sistem Akuntansi (2001:3), sistem akuntansi adalah akuntansi pokok menurut Mulyadi (2001) adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang formulir, catatan yang terdiri jurnal, buku besar dikoordinasi sedemikian menyediakan informasi rupa untuk dan buku pembantu serta laporan. Berikut ini keuangan yang akan diurai lebih jelas mengenai unsur-unsur dari memudahkan manajemen guna memudahkan sistem akuntansi tersebut diantaranya: pengelolaan perusahaan.Menurut Azhar Susanto a. Formulir (2008:52) sistem akuntansi adalah kumpulan dari Formulir sub-sub digunakan sistem baik phisik ataupun non merupakan untuk dokumen merekam yang terjadinya phisikyang saling berhubungan satu sama lain transaksi. Formulir sering disebut dengan dan untuk istilah dokumen karena dengan formulir, mencapai suatu tujuan yaitu mengolah data peristiwa yang terjadi dalam organisasi menjadi informasi yang berguna. didokumentasikan. bekerjasama secara harmonis Dari defenisi-defenisi di atas dapat b. Jurnal disimpulkan bahwa akuntansi mempunyai fungsi Merupakan dan digunakan peranan yang sangat penting dalam catatan akuntansi untuk yang mencatat, pengelolaan kegiatan perusahaan dan kepada mengklasifikasikan serta meringkas data pihak-pihak tertentu yang memerlukan informasi keuangan serta data lainnya. Dalam jurnal akuntansi ini untuk mendukung pengambilan data keuangan pertama keputusan.Sistem akuntansi sangat dibutuhkan diklasifikasikan oleh suatu organisasi untuk mengelola keuangan yang sesuai dengan informasi yang akan organisasi, akuntansi juga pada dasarnya 7 menurut kalinya penggolongan disajikan dalam pelaporan keuangan serta pokok produksi, laporan biaya terdapat kegiatan peringkasan data pemasaran, harga pokok c. Buku besar penjualan, daftar umur laporan piutang, Buku besar atau general ledger terdiri daftar utang yang akan dibayar, dari rekening-rekening yang digunakan dan untuk meringkas data keuangan yang persediaanyanglambat sebelumnya penjualannya. telah dicatat jurnal.Rekening-rekening besar ini informasi disediakan yang ke dalam sesuai diperlukan dalam buku daftar saldo METODE PENELITIAN unsur Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan untuk yang telah dijelaskan pada bab terdahulu, maka disajikan dalam laporan keuangan. penelitian d. Buku pembantu ini tergolong penelitian kausatif. Responden dalam penelitian ini adalah Jika data keuangan yang digolongkan Kepala Bagian Keuangan dan Staf Bagian keuangan dalam buku besar diperlukan rinciannya pada 27 SKPD di kota Pariaman. Jenis data dalam lebih penelitian lanjut, pembantu dapat (Subsidiary dibentuk buku Ladger).Buku ini ialah Sumber data dalam data subjek. penelitian ini primer. pembantu atau Subsidiary Ladger terdiri Teknik pengumpulan data yang dari rekening-rekening pembantu yang dalam penelitian ini adalah dengan merinci data keuangan yang tercantum kuesioner. dalam rekening tertentu dalam buku menggunakan skala likert, sesuai besar. pengukuran yang Pengukuran telah digunakan menyebar variabel dengan dikembangkan oleh peneliti terdahulu. Uji coba kuesioner yang akan dilakukan e. Laporan peneliti, dilakukan pada mahasiswa akuntansi Hasil akhir proses akuntansi adalah Universitas Negeri Padang yang sudah mengambil laporan keuangan yang berisi tentang mata kuliah Akuntansi sektor publik yang berjumlah informasi yang merupakan keluaran 30 orang. Uji coba instrumen dilakukan untuk sistem mengetahui apakah akuntansiberupa neraca instrumen yang digunakan ,laporanlaba rugi, laporan perubahan tersebut benar-benar valid (sahih) dan realiabel modal, laba ditahan ,laporan harga (handal). 8 Untuk Uji validitas ini digunakan bantuan softwere SPSS versi 16. Setelah Uji Asumsi Klasik dilakukan pengujian validitas, selanjutnya akan dilakukan pengujian reliabilitas, Uji Normalitas yang Dari Tabel hasil uji normalitas menyatakan tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,948 dengan hasil pengukuran tetap konsisten. Uji asumsi klasik signifikan menggunakan uji 0,330. Berdasarkan dinyatakan heterokedastisitas. dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut analisis tersebut dinyatakan data yang digunakan dalam penelitian normalitas residual, uji multikolinearitas dan uji Teknik hasil data menggunakan analisis deskriptif dan metode berdistribusi normal dan bisa Uji Multikolonearitas analisis menggunakan analisis regresi berganda, Hasil nilai VIF yang diperoleh dalam Tabel uji F, koefisien determinasi (adjusted R2) dan uji T. menunjukkan variabel bebas dalam model regresi tidak saling berkorelasi. Diperoleh nilai VIF untuk HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN masing-masing variabel bebas kurang dari 10 dan Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian tolerance value berada diatas 0,10. Hal ini menunjukkan tidak adanya korelasi antara sesama Uji Validitas Untuk instrumen pengawasan fungsional variabel bebas dalam model regresi dan diketahui nilai Corrected Item-Total Correlation disimpulkan tidak terdapat masalah terkecil 0,499, instrumen sistem akuntansi nilai multikolinearitas diantara sesama variabel bebas terkecil 0,461 dan untuk instrumen akuntabilitas dalam model regresi yang dibentuk. dengan nilai terkecil sebesar 0,344. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan Tabel dapat dilihat tidak ada Uji Reliabilitas Keandalan konsistensi antar item atau variabel yang signifikan dalam regresi denga koefisien keandalan Cronbach’s Alpha yang n terdapat pada tabel di atas yaitu untuk instrumen variabel Abs. Tingkat signifikansi > α 0,05, pengawasan fungsional 0,842, instrumen sistem sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi akuntansi 0,821, dan untuk instrumen akuntabilitas yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari 0,831. Data ini menunjukan nilai yang berada pada heteroskedastisitas. kisaran diatas 0,8 sehingga semua instrumen HASIL PENELITIAN penelitian dapat dikatakan reliabel. Metode Estimasi Regresi 9 Dari hasil pengolahan data SPSS, didapat Uji Model nilai sig sebesar 0,000 < 0,05 sehingga model Uji F (F-test) regresi yang dipakai dapat digunakan. Dari tabel Untuk mengetahui apakah model regresi dapat dianalisis model estimasi sebagai berikut: yang digunakan untuk menunjukan Fhitung yaitu Y = 18,980 + 0,803 (X1) + 0,058 (X2) sebesar 6,997 dan nilai signifikan pada 0,002 (< Dimana: 0,05). Hal ini berarti menunjukkan bahwa Y = Akuntabilitas Instansi Pemerintah persamaan regresi yang diperoleh dapat diandalkan X1 = Pengawasan Fungsional atau model yang digunakan sudah fix. X2 = Penerapan Sistem Akuntansi hitung>Ftabel dan nilai Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa: menunjukkan sig <α 0,05. Hal bahwa model regresi ini yang digunakan telah fix. Nilai konstanta Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 18,980 yang berarti bahwa jika Adjusted R Square variabel Berdasarkan hasil output diperoleh angka akuntabilitas instansi pemerintah adalah nol (0), Adjusted R Square sebesar 0,214 atau 21,4%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan Koefisien regresi (b) X1 Nilai koefisien variabel X1 yaitu pengawasan fungsional sebesar 0,803 ini berarti pengaruh variabel dipengaruhi atau dijelaskan oleh bahwa variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model dengan meningkatnya pengawasan fungsional satu penelitian. satuan, maka Uji t (t-test) akuntabilitas instansi akan meningkatkan pemerintah sebesar Uji t statistik (t-test) bertujuan untuk 0,803 satuan dan bentuk pengaruh X1 terhadap mengetahui hubungan yang signifikan dari masing - Y adalah positif. masing bebas terhadap variabel terikatnya. Koefisien regresi (b) X2 Nilai koefisien variabel X2 yaitupenerapan sistem variabel Berdasarkan hasil analisis pada tabel 21, maka akuntansi sebesar -0,058 dapat ini berarti bahwa diketahui independen secara pengaruh antara variabel parsial terhadap variabel dengan meningkatnya penerapan sistem dependen pada uraian berikut ini : akuntansi satu satuan akan Pengaruh Pengawasan Fungsional (X1) berpengaruh signifikan positif terhadap Akuntabilitas Instansi Pemerintah. meningkatkan maka tidak akuntabilitas instansi pemerintah sebesar -0,058 satuan. 10 Pengujian hipotesis pertama di lakukan Pengaruh Pengawasan Fungsional terhadap Akuntabilitas Instansi Pemerintah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Hipotesis pengawasan fungsional memiliki hubungan yang diterima jika thitung > ttabel atau nilai sig <α 0,05. positif serta pengaruh yang signifikan terhadap Hal ini dapat dilihat bahwa nilai signifikan sebesar akuntabilitas 0,002< α 0,05 dan nilai t hitung 2,935 > t tabel. baik sesuai dengan hasil penelitian sehingga H1 dapat instansi pemerintah tersebut. Hal ini menunjukkan signifikan fungsional (X1) bahwa dari lingkungan internal lingkungan eksternal pemerintah daerah. Pelaksanaan pengawasan fungsional diarahkan dan pembangunan, dengan tujuan agar pelaksanaan berpengaruh tugas positif terhadap akuntabilitas instansi umum pemerintah dan pembangunan berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dalam visi dan misi pelaksanaan Sistem berpengaruh Akuntansi signifikan (X2) positif tidak kegiatan pemerintahan. terhadap Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian Surya (2004) yang intern terhadap penerapan akuntabilitas. Serta pemerintah. Berdasarkan tabel 19 diketahui bahwa didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh penerapan sistem akuntansi memiliki nilai sig. Cici Rahayu (2011) yang menguji pengaruh audit 0,862 > 0,05 dengan koefisien β adalah -0,058 kinerja dengan arah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa dan pengawasan fungsional terhadap akuntabilitas publik pada SKPD di Pemerintah Kota penerapan sistem akuntansi tidak berpengaruh akuntabilitas oleh pengaruh yang signifikan antara pengendalian signifikan positif terhadap akuntabilitas instansi terhadap dilakukan menunjukkan adanya hubungan yang positif dan ini adalah penerapan sistem akuntansi berpengaruh signifikan berasal terhadap pelaksanaan tugas umum pemerintahan pemerintah Penerapan yang pemerintah daerah maupun yang berasal dari pengawasan fungsional maka semakin baik pula akuntabilitas pengawasan Dimana yang dilakukan oleh aparat pengawasan fumgsional, yaitu 0,803. Jadi hipotesis yang telah dirumuskan bahwa penelitian ini dapat membuktikan pemerintah. pengawasan fungsional merupakan pengawasan Nilai koefisien β dari variabel X1 bernilai positif diterima. Dimana semakin baik instansi Cimahi, yang menunjukkan bahwa audit kinerja dan instansi pengawasan fungsional secara parsial dan simultan pemerintah, Ini berarti H2 ditolak. berpengaruh PEMBAHASAN 11 signifikan dan positif terhadap akuntabilitas publik pada SKPD di Pemerintah Kota menghasilkan informasi yang tepat waktu, Cimahi. akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang dinyatakan oleh Sjamsiar pengawasan fungsional Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (2006), bahwa merupakan penerapan sistem akuntansi tidak mempunyai bagian pengaruh yang signifikan terhadap akuntabilitas, terpenting dalam praktik pengawasan di Indonesia yang mempunyai peranan untuk artinya penerapan sistem akuntansi saja belum dapat melakukan meningkatkan akuntabilitas instansi pemerintah pengevaluasian serta memberikan rekomendasi sesuai dengan rencana dan aturan perundang- terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan agar undangan. cita-cita untuk mewujudkan pemerintahan yang Alasan lain tidak signifikannya penerapan sistem akuntansi terhadap akuntabilitas transparan dan akuntabel dapat dicapai. Karena instansi pemerintah menunjukkan adanya faktor akuntabilitas merupakan syarat penting dalam pendukung lain dalam sistem akuntansi yang terciptanya penyelenggaraan pemerintah yang baik, mendorong meningkatnya akuntabilitas instansi demokratis dan amanah. pemerintah. Besar kecilnya penerapan sistem Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi terhadap akuntansi dalam instansi pemerintah tidak memiliki Akuntabilitas Instansi Pemerintah pengaruh yang besar terhadap akuntabilitas instansi Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan sistem akuntansi tersebut apabila tidak diiringi dengan SDM yang tidak berkualitas dalam melaksanakan dan menggunakan berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas sistem instansi pemerintah. Hal ini tidak sejalan dengan akuntansi yang usang dan tidak akurat akan dapat penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2004) menghancurkan yang menyatakan bahwa adanya pengaruh yang pemerintah yang transparan dan akuntabel. Karena besar penerapan sistem akuntansi terhadap tujuan dari penerapan sistem akuntansi adalah bentuk instansi menyediakan informasi dan memperbaiki informasi pemerintahan, dan penelitian yang dilakukan yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik oleh Ari Wibowo (2007) yang menyatakan mengetahui mutu, ketepatan penyajian, maupun bahwa akuntabilitas akan semakin baik jika struktur didukung oleh suatu sistem akuntansi yang akuntansi pertanggungjawaban akuntansi Selain pelaksanaan informasi, memperbaiki 12 tersebut. dan kegiatan memperbaiki pengecekan tingkat itu sistem instansi pengendalian intern keandalan untuk (reliability) informasi dalam menyediakan catatan lengkap begitu mengenai pertanggungjawaban aset perusahaan penelitian. sehingga laporan keuangan lebih akuntabel. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini bertujuan daerah untuk mempengaruhi validitas hasil, karena jawaban yang diberikan belum tentu menggambarkan kota keadaan yang sesungguhnya. Persepsi responden Pariaman. akan berbeda apabila data diperoleh melalui wawancara. Namun apabila penelitian dilakukan telah dilakukan, maka hasil penelitian dapat melalui wawancara maka akan membutuhkan disimpulkan sebagai berikut: waktu yang lama, sedangkan responden yang 1. Pengawasan fungsional berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas diteliti banyak. instansi 4. Masih adanya sejumlah variabel lain yang tidak pemerintah. digunakan dan memiliki kontribusi yang besar 2. Penerapan sistem akuntansi tidak berpengaruh signifikan hasil melalui instrumen kuesioner. Hal ini sangat melihat Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis yang positif mempengaruhi responden yang disampaikan secara tertulis penerapan sistem akuntansi terhadap akuntabilitas pemerintah akan 3. Data penelitian ini diperoleh dari persepsi sejauhmana pengaruh pengawasan fungsional dan instansi besar terhadap akuntabilitas dalam mempengaruhi akuntabilitas instansi instansi pemerintah pemerintah. Keterbatasan Saran Meskipun peneliti telah berusaha merancang 1. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambah dan mengembangkan penelitian sedemikian rupa, variabel-variabel namun masih terdapat beberapa keterbatasan dalam dalam peraturan perundang-undangan dan lain-lain. selanjutnya, antara lain : 2. Bagi 1. Penelitian ini hanya dilakukan di daerah kota peneliti memperluas Pariaman. penelitian ini juga dapat dengan objek yang berbeda sehingga dapat menghasilkan tidak Semua SKPD yang bersedia menerima dan kuesioner selanjutnya penelitian diberbagai kabupaten dan kota lain 2. Terbatasnya jumlah data yang diolah karena kembali lain penelitian ini. Misalnya variabel audit kinerja, penelitian ini yang masih perlu direvisi peneliti mengembalikan penelitian kesimpulan penelitian dengan cakupan yang yang lebih luas. dibagikan, sedangkan jumlah populasi yang tidak 13 3. Bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian ini dengan menambah jumlah sampel Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: yang lebih besar pada daerah lain. Rineka Cipta. 4. Bagi Instansi Pemerintah daerah, dapat menjadi Azhar Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. masukan tentang pentingnya Jakarta: Gramedia pengawasan fungsional dan penerapan sistem Bergman, akuntansi yang baik terhadap Michael and Jan-Erik Lane. 1990. Public policy in a principal-agent akuntabilitas instansi pemerintahan. framework. Journal of Theoretical Politics 2(3): 5. Bagi akademisi, diharapkan hasil penelitian ini 339-352. dapat menambah bahan referensi dan menjadi BPKP, perbandingan bagi penelitian selanjutnya. 2007. Pusat Pendidikan Pelatihan Pengawasan BPKP, edisi kelima (tersedia pada http://www.bpkp.go.id).[15/5/2011] DAFTAR PUSTAKA Abdullah, dan Hilmi. 2005. Pengaruh Kejelasan BPK RI. 2008. Laporan Hasil Pemeriksaan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kabupaten Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (Studi Anggaran 2007. Auditorat Utama Keuangan Empiris pada kabupaten dan Kota di daerah Negara V Perwakilan BPK RI di Pekanbaru. Istimewa Yogyakarta). KOMPAK.No.13, Christensen, Januari-April 2005 Hal: 37-67. Andyani, Nurul. 2008. Penerapan Rokan J. G. Contractual Sistem Hulu 1992. Untuk Tahun Hierarchical Approaches to and Budgetary Reform. Journal of Theoretical Politics. Akuntansi Keuangan Dalam Mewujudkan 4(1): 67-91. Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah E. S, 2004, “Pengaruh Kejelasan Darma, Daerah Kabupaten Tangerang. Universitas Anggaran Widyatama, Skripsi Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial Aribowo, Fajar. 2007. Laporan Keuangan dengan dan Sistem Komitmen Pemoderasi Pengendalian Organisasi Daerah Perlu Akuntabilitas. Harian Bisnis Variabel Indonesia.19 November 2007. Daerah”, Simposium Nasional Akuntansi VII, IAI, 2004 14 pada sebagai Pemerintah Dwiyanto, Agus, dkk. 2002. Reformasi LAN, BPKP. 2000. Pengukuran kinerja Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta : instansi pemerintah, Penerbit PSKK-UGM Sistem Akuntabilitas Fozzard, A. 2001. The Basic Budgeting Problem: Approaches to for Pro-Poor Resource Imam. 2006. Lane. Budgeting, Multivariate “Aplikasi Abdul, Manajemen (2000). Jilid 1 (Marketing Benyamin La Midjan, Program dan Azhar Susanto. 2000. Sistem Informasi Akuntansi 1. Edisi Keenam: SPSS”.Semarang : Badan Penerbit Undip Halim, Instansi Management, Twelfth Edition). Terj. Analisis Dengan Kinerja Negara, Jakarta. Overseas Development Institute, London. Ghozali, Sosialisasi Pemerintah (AKIP). Lembaga Administrasi Allocation in The Public Sector and Their Implications Modul Lembaga Informasi Akuntansi Keuangan Lupia, Arthur. Delegation of Power: Daerah, Edisi Revisi, Yogyakarta: Penerbit Agency Theory, dipublikasikan di Neil J. UPP AMP YKPN, 2001. Smelser; dan Paul B. Baltes, 2001, (eds.), Inpres No. 7 Tahun 1999, Tentang Penyusunan International Encyclopedia of the Social and Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Behavioral Sciences, 5: 3375-3377, Elsevier Jones, Science Limited, Oxford, UK. Kasim, P dan J.Bates. 1990. Public Sector Auditing: Parctical Techniques For An Lembaga Adminstrasi Negara. 2003. Pedoman Integrated Approach, London: Chapman and Penyusunan Hall Instansi Pemerintah Azhar. 2009. Sistem Pengawasan Internal Kevin dalam Administrasi Mardiasmo. Negara Pelaporan 2003 Akuntabilitas Perpajakan Kinerja edisi revisi,Yogyakarta, Andi Indonesia, makalah disampaikan dalam Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik (Edisi seminar nasional “Pengawasan Nasional Kedua). Yogyakarta: Andi. dalam Sistem Pemerintahan Presidensial: McCubbins, M. D.; R. G. Noll; dan B. R. memperkuat Fungsi Lembaga Pengawasan Weingast. 1987. Administrative Procedure Internal Pemerintah dalam Era Pemerintahan as Instruments of Political Control. Journal Baru”. Jakarta : FHUI. Law, Economic and Organization. 3: 243- Lane Keller., 2003, Strategic Brand 79. Manajemen, Second Edition, Prentice Hall 15 Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Peraturan Empat Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Mohammad, Mahsun. 2006. Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah. Sektor Publik. BPFE: Yogyakarta Moe, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 8 tahun Terry M.. 1984. The New Economics 2009. Perubahan atas Peraturan Menteri of Organizations. American Journal of Dalam Negeri No. 23 tahun 2007 tentang Political Science. 28(4): 739-77. Pedoman Tata cara Pengawasan Narko. 2007. Sistem Akuntansi. Yayasan Pustaka Penyelenggaraan Nusatama. Yogyakarta. Melalui (www.google.com) [06/06/2013] Nurhayati, SAI Isnaeni. 2004. Pengaruh penerapan Peraturan Pemerintah atas Daerah. Pemerintahan No 71 Tahun 2010 dan SAKIP terhadap kelayakan tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan penyajian laporan pertanggungjawaban (SAP) pengertian dari Kualitas Laporan pelaksanaan anggaran. UNPAD, Tesis. Nurkhamid, Muhammad. 2008. Keuangan Daerah. Implementasi Pekbis Jurnal, Vol.3, No.3, November 2011: 560- Inovasi Sistem Pengukuran Kinerja Instansi 568 Pemerintah. Jurnal Akuntansi Pemerintah MEMPENGARUHI Vol. 3, No. 1, 45-76. KINERJA Nusantoro, Sunarno Agus. 2009. Efektivitas FAKTOR-FAKTOR AKUNTABILITAS INSTANSI Kabupaten Kinerja Pemerintah (SAKIP) Di Kabupaten Riantiarno & Nur Azlina. Thesis pada PEMERINTAH (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Penerapan Penerapan Sistem Akuntabilitas Tasikmalaya. YANG Magister Rahayu, Rokan Hulu) Reynaldi Cici. 2011. Pengaruh Audit kinerja Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas Sektor Publik dan Pengawasan fungsional Ekonomi Universitas Indonesia (MPKP terhadap FEUI). UNIKOM. Bandung. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Revrisond dan Melalui Baswir. Publik. Skripsi. (1999), Akuntansi Pemerintahan Indonesia, Yogyakarta. Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan Daerah. Akuntabilitas Republik (www.google.com) Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 tahun 2008 Tentang [09/12/2012] Kebijakan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 16 Sadeli, Dadang. Aparat 2008. Pengawasan Profesionalitas Fungsional Undang-undang Intern Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Terhadap Pelaksanaan Audit Pemerintahan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. dan Implikasinya Kepada Akuntabilitas Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian Keuangan Instansi Pemerintah Daerah. untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. UPI. Vol. 10, No. 2. Agustus. Hlm. 101-111. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Sjamsiar. 2006. Akuntabilitas, Konsep dan Wasistiono, Implementasi. Manggaukang Raba Soleman, Rusman. Kompetensi, 2007. Penerapan Perundangan Kinerja Terhadap Instansi Pengaruh Akuntabilitas Akuntabilitas Pemerintah (AKIP). Disertasi.Unpad. Surya, An Nissa Sumunar. 2004. Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Governance. Good Skripsi. Corporate Universitas Padjadjaran. Thompson, F.; dan L. R. Jones. 1986. Controllership in the Public Sector. Journal of Policy Analysis and Management. 5(3): 547-571. Ihyaul. 2009. Audit Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta : Bumi Aksara. Undang-Undang Tentang Nomor Pemeriksaan 15 Sadu. 2010. Pengelolaan Keuangan Dan aset Daerah. Bandung : Fokusmedia. Keuangan, dan Ketaatan pada Peraturan Ulum, No. 28 Tahun 1999 Tentang Tahun 2004 Tanggung jawab keuangan Negara. 17 18