Siapa Takut

advertisement
Siapa Takut !
Oleh: Kunarjo
Orang bilang politik kita jahat, mangkanya jangan main-main dengan politik. Lalu
sekarang politik itu macam binatang apa? Kata “politik” mempunyai banyak definisi tetapi pada
umumnya dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu: pertama menekankan pada “negara” dan kedua
menekankan pada “kekuatan”.
Politik berasal dari kata “polis”, yaitu kata dalam bahasa Yunani yang berarti ”negara”.
“Politik” dan “Negara sangat erat hubungannya, demikian pula antara kata politik dengan
“kekuatan” (power)1)
Kalau bicara tentang kekuatan, tentu ada dua pihak yang berhadapan. Dan dua pihak itu
dalam adu kekuatan semua mengharapkan meraih kemenangan. Memang tidak berarti selalu
menggunakan otot, tetapi dapat juga melalui tipuan yang tidak rasional. Pokoknya menang lah.
Lalu siapa yang menang dan siapa yang kalah? Itu tergantung tujuannya. Lawan itu bisa
kelompok, perseorangan, bahkan rakyat. Tentu saja tujuannya adalah untuk memenangkan
dirinya, kelompoknya, baik untuk masa jangka pendek atau panjang. Tentang bagaimana
caranya bermacam-macam. Ada yang kasar, ada yang halus, ada yang tidak kentara, ada yang
langsung membunuh atau menghapuskan dari percaturan, ada yang dengan senyum-senyum,
dan ada pula yang pura-pura menolong tapi akhirnya menjerumuskan. Banyak sekali, bahkan
demi untuk memenangkan kelompoknya tidak jarang dilakukan dengan cara gontok-gontokan.
Bidang-bidang yang ingin dikuasai biasanya bidang-bidang yang strategis, khususnya
bidang-bidang yang menguntungkan kelompoknya, seperti bidang yang berkaitan dengan
mempertahankan kekuasaan, dan bidang anggaran yang menentukan penyediaan dana. Yang
terakhir ini pada ujung-ujungnya katanya untuk pengumpulan dana yang dapat digunakan
untuk memenangkan kelompoknya agar dapat terpilih lagi. Banyak calon pejabat dari kepala
desa sampai gubernur yang tidak segan-segan mengeluarkan berjuta-juta rupiah untuk
memenagkan dirinya agar terpilih. Padahal rakyat tidak buta bahwa, dengan gajih pejabat itu
tiap bulan tidak mungkin dapat menutup pengeluarannya. Kok bisa? Lha ya itu dari mana lagi
kalau tidak ada harapan apabila menang nanti dapat menentukan segala galanya termasuk
penentuan anggaran.
***
Anggaran diputuskan melalui politik, sedangkan perhitungan dan analisa didalamnya
merupakan amunisi dalam proses pembuatan keputusan. Penyusunan anggaran negara dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor sosial, ekonomi dan politik. Ketiga faktor
itu pada prinsipnya melibatkan unsur-unsur pemerintah, dewan legislatif, masyarakat, dan
pelaku ekonomi. Unsur pemerintah biasanya berhubungan dengan penyusunan dan
pengambilan keputusan tentang anggaran; unsur legislatif berhubungan dengan
pertanggungjawaban anggaran kepada rakyat yang telah memilihnya; unsur masyarakat
berhubungan dengan pemilik dana dan pengguna dana; sedangkan pelaku ekonomi
1)
Pemock, J. Roland b Saulh, David G, Political Social, The Macauller Company, New york, 1964, hal 5
D:\317530788.doc
Halaman 1
berhubungan dengan masalah produksi, atau pemenuhan kebutuhan manusia atas barang dan
jasa. Masing-masing unsur itu mempunyai kepentingan yang berbeda dan saling
mempertahankan kepentingannya menurut kekuatan yang dimiliki.
Anggaran negara mempunyai beberapa karakteristik yang membuat anggaran itu sarat
dengan masalah-masalah politik. Pemerintah menyusun anggaran itu secara teknis dengan
kriteria efesiensi dan profesinal. Biasanya pejabat-pejabat penyusun itu mempunyai pendidikan
yang khusus mendalami masalah-masalah anggaran, tetapi kadang-kadang perhitunganperhitungan yang telah disusun secara teknis dan profesional itu sulit disajikan secara rasional,
karena adanya intervensi dari unsur-unsur politik. Di sini berhadapan antara penyusun
anggaran yang profesional dengan para politisi yang bekerja dengan pertimbangan politik.
Dengan kata lain, terdapat batasan antara keputusan-keputusan yang bersifat teknis dari para
penyusun anggaran, dan bersifat politis dari para politisi atau anggota legislatif.
Diantara anggota legislatif yang mewakili rakyat itu, sering terjadi konflik diantara mereka
sendiri. Jadi konflik bukan terjadi antara anggota legislatif dan penyusun anggaran atau
pemerintah saja, tetapi juga dapat terjadi dikalangan dewan legislatif. Anggota legislatif itu
mewakili kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda,
antara lain kelompok-kelompok ekonomi kuat dan ekonomi lemah. Dengan demikian
dikalangan legislatif itu, tidak heran apabila disatu pihak memperjuangkan anggaran untuk
golongan pengusaha yang sudah mapan.
Pengaruh politik dalam anggaran negara bukan hanya pada penyusunannya, tetapi juga
pada prosesnya. Proses anggaran yang dimaksud adalah dari mulai tingkat usulan sampai ke
pelaksanaan dan penilaian. Pada proses inilah unsur-unsur politik itu banyak bermain atau
berperan. Campur tangan anggota legislatif tidak lepas dari keikutsertaan mereka dalam setiap
pertemuan koordinasi antara departemen/lembaga dengan Bappenas/Departemen Keuangan.
Demikian pula pada penilaian dokumen anggaran, mereka mempertanyakan tentang “berapa”,
“dimana” dan “untuk apa” anggaran tersebut disediakan.
Anggaran negara adalah merupakan ramalan (prediksi). Angaran meliputi angka-angka
yang berisi usulan pengeluaran untuk suatu tujuan yang diusulkan. Suatu keputusan kebijakan
anggaran itu sangat kompleks, dan bahkan kadang-kadang menghasilkan konflik diatara para
aktor yang menangani anggaran itu. Konflik ini terjadi karena masing-masing pihak ingin
memepertahankan kepentingannya.
Anggaran negara adalah merupakan titik strategis dalam mengendalikan perekonomian
nasional, sehingga anggaran ini sangat kental dipengaruhi oleh faktor-faktor politik. Dalam
setiap perubahan kebijakan anggaran yang dibuat oleh pemerintah, akan berdampak secara
langsung pada kepentingan masyarakat dan pelaku ekonomi.
***
Pemerintah mengendalikan anggaran negara dari segi penerimaan dan pengeluarannya.
Dari komponen-komponen penerimaan itu dapat diteliti tentang hubungan antara masingmasing komponan dengan kegiatan lainnya, atau pengaruhnya terhadap variabel lainnya yang
mempunyai hubungan kausal maupun fungsional. Misalnya penerimaan melalui perpajakan,
variabel ini dapat dihubungkan dengan variabel-variabel lain yang mempunyai korelasi yang
D:\317530788.doc
Halaman 2
erat, misalnya tingkat inflasi, tingkat pendapatan, dan lain sebagainya. Demikian pula dari segi
pengeluaran, kegiatan-kegiatan mana yang dapat berdampak pada tingkat pertumbuhan,
pemerataan, dan lain-lain.
Masyarakat misalnya dapat diperkirakan selalu merasa tidak puas dengan kebijakan
pemerintah untuk menaikan pajak, karena kebijakan ini berarti akan mengurangi hak-haknya
untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Dilain pihak, apabila daya beli masyarakat menurun,
para investor dalam negeri kehilangan pasar terhadap produksinya, yang dapat mengakibatkan
mereka tidak bergairah lagi untuk melakukan investasi.
Penyusunan anggaran negara pada tahun anggaran adalah baru pada tingkat estimasi, baik
pada sisi penerimaan maupun pengeluarannya, dengan harapan bahwa estimasi itu sesuai
dengan yang direncanakan. Kadang-kadang apabila tidak berhasil, walaupun sebelumnya telah
diperhitungkan dengan asumsi tertentu, penerimaan negara bisa jauh lebih rendah dibanding
dengan rencana pengeluaraannya. Apabila hal itu terjadi, baik pihak eksekutif maupun legislatif
akan kecewa, karena bagaimanapun juga pihak legislatif telah mengusahakan anggaran ini
menurut jumlah dan penggunaannya. Akan tetapi apabila DPR mempunyai maksud lain untuk
kepentingan politik, dapat saja mereka menyalahkan pemerintah yang dapat mengakibatkan
tergulingnya kedudukan politisi yang bersangkutan sebagai lawannya yang duduk di kabinet.
Proses politik dalam penyusunan anggaran dapat terjadi baik secara vertikal ataupun
horisontal. Secara horisontal terjadi antara kalangan partai yang duduk dalam fraksi- fraksi di
DPR-RI. Masing-masing fraksi itu ingin menarik masyarakat agar dapat terpilih lagi dalam
pemilihan yang akan datang. Caranya bermacam-macam, misalnya, dalam suatu dengar
pendapat dengan eksekutif fraksi tertentu berusaha untuk mengusulkan kepada pemerintah
kenaikan anggaran untuk sektor tertentu. Karena pemerintah belum mempunyai gambaran
tentang jumlah kenaikan atau bahkan pagu anggaran untuk tahun berikutnya, pihak
pemerintah biasanya hanya menampung saja. Akan tetapi usulan ini sudah terekam di benak
masyarakat luas melalui media massa, sehingga masyarakat menggagap bahwa kepentingannya
telah diperjuangkan oleh fraksi yang bersangkutan yang tentu saja akan memperoleh angka
prestasi secara politik. Usulan kenaikan atau usulan pembangunan sektor dan program oleh
anggota dewan ini kadang-kadang masuk akal, tetapi kadang-kadang tidak masuk akal. Apabila
kurang rasional, sedangkan ucapan-ucapan dan putusannya sudah tersebar melalui media massa
dan telah menyenangkan sekelompok masyarakat yang berkepentingan maka pemerintah
biasanya merasa kecewa. Kekecewaan itu karena pemerintah disatu pihak terpaksa harus
mencari seumber penerimaan tambahan dan dilain pihak masih harus menampung kebutuhan
lainnya yang lebih prioritas.
Cara lain yang ditempuh adalah melalui lobi. Lobi ini biasanya dilakukan oleh anggotaanggota fraksi tertentu yang melobi pemerintah yang dalam hal ini mempunyai wewenang
sebagai penentu anggaran. Lobi ini ada yang sifatnya menuntut kenaikan anggaran, tetapi juga
ada yang sekedar ingin mengetahui hasil perhitungan anggaran yang dibuat pemerintah yang
sebenarnya sifatnya masih rahasia. Anggota fraksi yang melobi itu sudah puas, karena di dalam
rapat-rapat anggaran di DPR-RI, praksi itu sudah dapat dengan lantang mengatakan bahwa
kenaikan anggaran tersebut sesuai dengan perhitungan fraksinya, padahal hasil tersebut karena
akibat “ngintip-ngintip” saja. Dengan demikian fraksi yang bersangkutan mendapat angka
prestasi tambahan lagi.
D:\317530788.doc
Halaman 3
***
Seperti sudah dikemukakan, pengaruh politik dalam anggaran negara tersebut bukan
hanya terjadi pada penyusunannya, tetapi juga pada prosesnya. Proses anggaran yang dimaksud
adalah dari tingkat usulan sampai tingkat pelaksaanaan dan penilaian. Campur tangan anggota
legislatif tidak lepas dari keikut sertaan mereka dalam setiap pertemuan kordinasi antara
departemen teknis, Bappenas, dan Departemen Keuangan
D:\317530788.doc
Halaman 4
Download