oksigen. Sebagian besar unsur bebas silikon tidak

advertisement
2
oksigen. Sebagian besar unsur bebas silikon
tidak ditemukan di alam. Oleh karena itu,
silikon dihasilkan dengan mereduksi kuarsa
dan pasir dengan karbon yang berkualitas
tinggi.
Silikon
untuk
pengunaan
semikonduktor dimurnikan lebih lanjut
dengan metode pelelehan berzona kristal
czochralski. Kristal silikon ini memiliki
kilap logam dan mengkristal dengan struktur
intan [3].
Silikon oksida (SiO2) digunakan
sebagai gate dielektrik karena bentuk non
kristal (amorphous) yang sesuai dengan
insulator, dengan daya tahan terhadap
medan listrik yang tinggi (sekitar 10
MV/cm), kestabilan terhadap panas, dan
lebih lagi karena kualitas interlayer Si/SiO2
yang tinggi (jumlah muatan yang terjebak
dalam interlayer <1011/cm). Kualitas
interlayer Si/SiO2 ini penting karena
merupakan bagian utama channel dimana
carrier (baik hole atau elektron) melintas.
Sampai saat ini belum ada yang bisa
menandingi SiO2 [4].
Struktur atom kristal silikon, satu
inti atom (nucleus) masing-masing memiliki
4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang
stabil adalah jika dikelilingi oleh 8 elektron,
sehingga 4 buah elektron atom kristal
tersebut membentuk ikatan kovalen dengan
ion-ion atom tetangganya. Pada suhu yang
sangat rendah (0oK), struktur atom silikon
divisualisasikan seperti pada Gambar 2.1.
Ikatan
kovalen
menyebabkan
elektron tidak dapat berpindah dari satu inti
atom ke inti atom yang lain. Pada kondisi
demikian, bahan semikonduktor bersifat
isolator karena tidak ada elektron yang dapat
berpindah untuk menghantarkan listrik.
Pada suhu kamar, ada beberapa
ikatan kovalen yang lepas karena energi
panas, sehingga memungkinkan elektron
terlepas dari ikatannya namun hanya
beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas,
sehingga tidak memungkinkan untuk
menjadi konduktor yang baik [5].
Gambar 2.1. Struktur dua dimensi kristal
silikon
Bahan Pendadah
Pendadah adalah bahan yang
digunakan untuk menambah jumlah elektron
atau
hole
pada
suatu
material
semikonduktor.
Penambahan
bahan
pendadah dapat menyebabkan perubahan
parameter kisi, konstanta dielektrik, sifat
elektrokimia, sifat elektro-optik, dan sifat
pyroelektrik dari keramik film tipis [6].
Untuk menaikkan konsentrasi
elektron atau hole, diperlukan impuritas
dalam kristal semikonduktor. Dopan-dopan
tersebut memiliki energi sedikit lebih besar
diatas pita valensi (akseptor) atau sedikit
lebih rendah dibawah pita konduksi (donor).
Akseptor menerima penambahan elektron
dari pita valensi dan termuati ion-ion negatif
sehingga membentuk sebuah hole (dopingp). Donor melepaskan sebuah elektron ke
dalam pita konduksi dan termuati ion-ion
positif (doping-n). Konsentrasi pembawa
minoritas menjadi jauh lebih kecil
dibandingkan
konsentrasi
pembawa
mayoritas [7].
Tabel 2.1 menunjukkan jari-jari ion
pendadah yang dapat digunakan sebagai Soft
doping dan Hard doping dimana bahan
pendadah material ferroelektrik dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu soft dopant dan
hard dopant. Ion soft dopant dapat
menghasilkan material ferroelektrik menjadi
soften, seperti koefisien elastis menjadi lebih
tinggi, sifat medan koersif yang lebih
rendah. Soft dopant disebut juga dengan
istilah donor dopant karena penyumbang
valensi yang berlebih pada struktur kristal
LT [8].
Tabel 2.1 Jari-jari ion pendadah yang dapat
digunakan sebagai Soft doping dan Hard
doping
Soft doping
Ion
Hard doping
r (Å)
Ion
r (Å)
Ti4+
0,68
Ti4+
0,68
Zr4+
0,79
Zr4+
0,79
Nb5+
0,69
Fe3+
0,67
Ta5+
0,68
Al3+
0,57
Sb5+
0,63
Ga3+
0,62
W6+
0,65
In3+
0,85
3
Ion
hard
dopant
dapat
menghasilkan material ferroelektrik menjadi
lebih hardness, loss dielektrik yang rendah,
bulk resistivitas yang rendah, sifat medan
koersif yang lebih tinggi, faktor kualitas
mekanik lebih tinggi, dan faktor kualitas
listrik lebih tinggi [9]. Hard dopant sering
juga disebut dengan istilah acceptor dopant
karena menerima valensi yang berlebih di
dalam struktur Kristal LT. Bahan pendadah
jenis hard dopant merupakan bahan
pendadah yang dapat menghasilkan film
tipis yang pembawa mayoritasnya adalah
hole atau membuat film tipis cenderung
bertipe –p.
Niobium Penta Oksida (Nb2O5)
Niobium Pentoksida merupakan
material kimia yang paling banyak
diproduksi untuk keperluan kapasitor,
lithium niobate, dan gelas optik. Niobium
Pentoksida mempunyai berbagai bentuk
polymorphic
berdasarkan
koordinat
oktahedral. Berbagai bentuk tersebut
diidentifikasi dengan melakukan variasi
ikatan. Paling banyak dijumpai dalam
bentuk monoklinik H-Nb2O5 yang mana
mempunyai struktur yang kompleks dimana
sebuah unit sel terdiri dari 28 atom niobium
(27 atomnya berbentuk oktahedral dan satu
atom berbentuk tetrahedral) dan 70 atom
oksigen.
Niobium
Pentoksida
dapat
dihasilkan dari hidrat padat (Nb2O5.nH2O)
atau disebut juga asam niobik dengan
menggunakan
hidrolisis
berdasarkan
pengenceran niobium pentaklorida. Pada
kapasitor elektrolit padat film tipis Nb2O5
berbentuk lapisan dielektrik dan lapisan ini
dapat ditumbuhkan melalui electrolytically
diatas lelehan niobium monoksida[10].
yang terbuat dari bahan silikon). Tegangan
sebesar 0,7 V ini disebut sebagai tegangan
halang (barrier voltage). Dioda yang terbuat
dari bahan Germanium memiliki tegangan
halang kira-kira 0,3 V [11].
Pada saat dioda tidak diberikan
panjar
tegangan
(unbiased)
seperti
ditunjukkan Gambar 2.2, terjadi difusi
elektron ke segala arah pada setiap tepi-tepi
semikonduktor. Beberapa difusi melewati
junction, sehingga akan tercipta ion positif
pada daerah n dan ion negatif pada daerah p.
Jika ion-ion ini bertambah banyak, maka
daerah di sekitar junction akan terjadi
kekosongan dari elektron bebas dan hole.
Daerah ini disebut dengan depletion region.
Pada suatu saat, depletion region akan
berlaku sebagai penghalang bagi elektron
untuk berdifusi lanjut melalui junction.
Diperlukan tegangan tertentu agar elektron
dapat menembus penghalang tersebut, yang
dikenal dengan istilah tegangan offset.
Jika dioda diberi tegangan seperti pada
Gambar 2.3, dimana kutub positif baterai
dihubungkan dengan bahan tipe-p dan
kutub negatifnya dihubungkan dengan
bahan tipe-n, maka rangkaian ini disebut
dengan forward biased atau prategangan
maju. Bila tegangan ini melebihi tegangan
yang diakibatkan oleh daerah pengosongan
maka forward biased dapat menghasilkan
arus
yang
besar.
Dioda
Dioda adalah sambungan p-n yang
berfungsi terutama sebagai penyearah.
Bahan tipe-p akan menjadi sisi anoda
sedangkan bahan tipe-n akan menjadi
katoda. Bergantung pada polaritas tegangan
yang diberikan kepadanya, dioda bisa
berlaku sebagai sebuah saklar tertutup
(apabila bagian anoda mendapatkan
tegangan positif sedangkan katodanya
mendapatkan tegangan negatif) dan berlaku
sebagai saklar terbuka (apabila bagian anoda
mendapatkan tegangan negatif sedangkan
katoda mendapatkan tegangan positif).
Kondisi tersebut terjadi hanya pada dioda
ideal. Pada dioda faktual (riil), perlu
tegangan lebih besar dari 0,7 V (untuk dioda
Gambar 2.2.
Struktur pasangan
elektron – hole dioda (a)
kondisi awal, (b) kondisi
setelah terjadi difusi elektron,
(c) daerah pengosongan
4
Gambar 2.3. Forward bias dan Reversed
bias
Kutub negatif dari sumber dapat
mendorong elektron pada bahan tipe-n
menuju junction. Elektron ini dapat
melewati junction dan jatuh ke dalam hole.
Bila ini terjadi, elektron akan dapat terus
bergerak melalui hole pada bahan tipe-p
yang ada menuju kutub positif baterai.
Sebaliknya, jika sumber tegangan
tersebut
dibalik
polaritasnya,
maka
rangkaian yang tampak pada Gambar 2.3. itu
disebut dengan reverse biased. Hubungan
ini memaksa elektron bebas di dalam daerah
n berpindah dari junction ke arah terminal
positif sumber, sedangkan hole di dalam
daerah p juga bergerak menjauhi junction ke
arah terminal negatif. Gerakan ini akan
membuat lapisan pengosongan semakin
besar sehingga beda potensialnya mendekati
harga sumber tegangan. Namun pada situasi
ini, masih terdapat arus kecil, arus pembawa
minoritas, atau disebut arus balik (reverse
current), IS. Disamping itu juga terdapat
arus bocor permukaan, ISL. Jika keadaan ini
terus berlanjut, akan tercapai titik
pendobrakan,
yang
disebut
dengan breakdown voltage.
Jika sebuah dioda dihubungkan
dengan sumber tegangan Vin, dimana
tegangan Vin dapat diubah-ubah besarnya,
maka akan didapat tegangan (Vd) dan arus
(Id) pada dioda yang berbeda-beda pula.
Dengan menghubungkan titik-titik tegangan
dan arus dioda (Begitu halnya jika jika
dibalik tegangan panjarnya), maka akan
didapat grafik dioda seperti pada Gambar
2.4. Gambar ini menjelaskan karakteristik
dioda, yaitu sebagai komponen non-linear.
Bila diberikan forward biased dioda menjadi
sangat tidak konduk sebelum tegangannya
melampaui potensial barier, sehingga
arusnya sangat kecil sekali.
Gambar 2.4. Karakteristik diode.
Ketika tegangannya mendekali potensial
barier, pasangan elektron-hole mulai
melintasi junction. Di atas 0,7 volt, biasa
disebut tegangan lutut (knee voltage), Vg,
atau tegangan offset, dioda menjadi sangat
konduk dan mengalirkan arus yang besar.
Semakin besar tegangannya, arus bertambah
dengan sangat cepat pula. Hal ini
menunjukkan, bahwa dioda memiliki
tahanan tertentu, disebut tahanan bulk (bulk
resistance).
Sebaliknya, pada saat dioda direverse biased, terdapat arus balik yang
sangat kecil. Jika tegangan ini ditambah,
akan dicapai tegangan breakdown, dimana
terjadi peningkatan arus yang sangat besar,
yang dapat merusakkan dioda. Sehingga
diperlukan kehati-hatian untuk memberikan
tegangan dioda, jangan sampai jatuh ke
daerah breakdown.
Fotodioda
Fotodioda adalah semikonduktor
sensor cahaya yang menghasilkan arus atau
tegangan ketika sambungan semikonduktor
p-n dikenai cahaya. Fotodioda dapat
dianggap sebagai baterai solar, tetapi
biasanya mengacu pada sensor untuk
mendeteksi intensitas cahaya . Cahaya yang
dapat dideteksi oleh dioda foto ini mulai dari
cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra
violet sampai dengan sinar-X. Pada Gambar
2.7 memperlihatkan penampang bagian dari
fotodioda. Fotodioda memiliki daerah
permukaan aktif yang ditumbuhkan di atas
permukaan substrat, yang pada akhirnya
akan menghasilkan persambungan p-n.
Ketebalan lapisan yang ditumbuhkan
bisanya memiliki ketebalan 1 µm atau lebih
kecil lagi dan pada daerah persambungan
lapisan-p dan lapisan-n tedapat daerah
deplesi. Daerah spektral dan frekuensi aktif
5
dari fotodioda bergantung pada ketebalan
lapisan atau doping [12]. Jika cahaya
mengenai fotodioda, elektron dalam struktur
kristalnya akan terstimulus. Jika energi
cahaya lebih besar dari pada energi band
gap (Eg), elektron akan pindah ke pita
konduksi, dan meninggalkan hole pada pita
valensi. Pada Gambar 2.5 menunjukkan
keadaan fotodioda persambungan p-n,
terlihat pasangan elektron-hole terjadi pada
lapisan-p dan lapisan-n.
Di dalam lapisan deplesi, medan
listrik mempercepat elektron-elektron ini
menuju lapisan-n dan hole menuju lapisan-p.
Pasangan elektron - hole dihasilkan di
dalam lapisan-n, bersamaan dengan elektron
yang datang dari lapisan-p sama-sama akan
menuju pita konduksi di sebelah kiri (pita
konduksi). Pada saat itu juga hole
didifusikan melewati lapisan deplesi dan
akan dipercepat, kemudian hole ini akan
dikumpulkan pada pita valensi lapisan-p.
Pasangan elektron-hole yang dihasilkan
sebanding dengan cahaya yang diterima oleh
lapisan-p dan lapisan-n. Muatan positif
dihasilkan pada lapisan-p dan muatan
negatif pada lapisan-n. Jika lapisan-p dan
lapisan-n dihubungkan dengan rangkaian
luar, elektron akan mengalir dari lapisan-n
dan hole akan mengalir dari lapisan-p [12].
Gambar 2.5. Penampang melintang
Fotodioda.[12]
Gambar
2.6.
Keadaan
fotodioda
persambungan p-n. [12]
Gambar 2.7. Alat XRD
X-Ray Diffraction
XRD atau X-Ray Diffraction
merupakan salah satu alat yang digunakan
untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam
material dengan cara menentukan parameter
struktur kisi serta untuk mendapatkan
ukuran partikel. Disamping itu, sinar X
dapat juga digunakan untuk menghasilkan
pola difraksi tertentu yang dapat digunakan
dalam analisis kualitatif dan kuantitatif
material. Pada saat material dikenai sinar X,
maka intensitas sinar yang ditransmisikan
lebih rendah dari intensitas sinar datang. Hal
ini disebabkan adanya penyerapan oleh
material dan juga penghamburan oleh atomatom dalam material tersebut.Berkas sinar X
yang dihamburkan tersebut ada yang saling
menghilangkan karena fasanya berbeda dan
ada juga yang saling menguatkan karena
fasanya sama. Berkas sinar X yang saling
menguatkan itulah yang disebut sebagai
berkas difraksi[13].
Sinar X dihasilkan dari tumbukan
antara elektron kecepatan tinggi dengan
logam target. Dari prinsip dasar, maka
dibuatlah berbagai jenis alat.
Konduktivitas Listrik
Material alami maupun buatan
yang terdapat di alam dapat diklasifisikan
menjadi tiga yaitu konduktor, isolator dan
semikonduktor. Nilai dari konduktivitas
listrik ketiga material tersebut berbeda
seperti pada Gambar 2.8.
yang
menunjukkan spektrum konduktivitas listrik.
Material semikonduktor sendiri
mempunyai nilai konduktivitas pada selang
antara (10-8 –103)S/cm. Resistansi suatu
material bergantung pada panjang, luas
penampang lintang, tipe material dan
temperatur.
Pada
material
ohmik
resistansinya tidak bergantung pada arus dan
hubungan empiris ini disebut dengan hukum
Ohm yang dinyatakan dengan persamaan
(2.1):
6
Gambar 2.8. Spektrum konduktivitas
listrik dan resistivitas
V = IR
(2.1)
Untuk material nonohmik, arus
tidak
sebanding
dengan
tegangan.
Resistansinya bergantung pada arus,
didefinisikan dengan persamaan (2.2) :
(2.2)
Kurva hubungan arus dan tegangan
pada material Ohmik adalah linear
sedangkan material nonohmik kurva
hubungannya tidak linear.
Resistansi suatu kawat penghantar
sebanding dengan panjang kawat dan
berbanding terbalik dengan luas penampang
lintang seperti dilihat pada persamaan (2.3) :
(2.3)
Dimana ρ disebut resistivitas
material penghantar. Satuan resistivitas
adalah ohm meter (Ωm). Kebalikan dari
resistivitas disebut konduktivitas .
Adapun nilai konduktivitas suatu
material bergantung dari sifat material
tersebut.. Konduktivitas listrik adalah
kemampuan
suatu
bahan
untuk
menghantarkan arus listrik. Persamaan
(2.4)dan (2.5) berikut merupakan rumus
konduktivitas listrik:
(2.4)
dipreparasi dengan coating pada kecepatan
putar tertentu biasanya digunakan kecepatan
putar 3000 rpm[14].
Spin coating adalah cara yang
mudah dan efektif dalam pelapisan film tipis
diatas substrat datar. Spin Coating pelapisan
bahan dengan cara menyebarkan larutan
keatas substrat kemudian diputar dengan
kecepatan konstan untuk memperoleh
lapisan baru yang homogen.
Spin Coating melibatkan akselerasi
dari genangan cairan diatas substrat yang
berputar. Material pelapis dideposisi di
tengah substrat. Ilmu fisika yang
melatarbelakanginya
melibatkan
keseimbangan antara gaya sentrifugal yang
diatur
oleh
kecepatan
putar
dan
viskositas[15]. Beberapa parameter yang
terlibat dalam coating adalah:
a. Viskositas larutan
b. Kandungan padatan
c. Kecepatan angular
d. Waktu putar
Pada Gambar 2.9. diperlihatkan
contoh dari
alat Spin Coating yang
digunakan. Proses pembentukan film
dipengaruhi oleh dua parameter bebas yaitu
kecepatan putar dan viskositas. Rentang
ketebalan film yang dihasilkan oleh spin
coating adalah 1-200µm[15].
Untuk film yang lebih tebal
dibutuhkan material berviskositas tinggi,
kecepatan putar yang lebih rendah dan
waktu putar yang lebih pendek.
Dalam prakteknya, Spin Coating memiliki
beberapa kelebihan, yaitu :
a. Ketebalan lapisan dapat diatur
b. Biaya relatif murah
c. Mudah dalam pembuatan
d. Menggunakan material dan peralatan
yang sederhana
(2.5)
Metode Chemical Solution Deposition
(CSD)
Metode
Chemical
Solution
Deposition
(CSD)
merupakan
cara
pembuatan film dengan pendeposisian
larutan bahan kimia di atas substrat, yang
Gambar 2.9. Simple Variable Spin Coat[15]
7
Metode Volumetrik
Metode ini dapat dipakai dengan
tepat jika film tipis yang ditumbuhkan
diatas substrat terdeposisi secara merata.
Metode ini dilakukan dengan cara
menimbang massa substrat sebelum dilapisi
film tipis dan menimbang substrat setelah
diannealing dan terdapat film tipis di
atasnya, sehingga akan didapatkan massa
film tipis yang terdeposisi pada permukaan
substrat. Ketebalan film tipis dari metode ini
menggunakan rumus (2.6) :
(2.6)
keterangan :
= Massa substrat sebelum
ditumbuhkan film tipis
=
Massa substrat setelah
diannealing dan terdapat
film tipis diatasnya
A = Luas permukaan film tipis yang
terdeposisi
pada
permukaan substrat
= Massa jenis film tipis yang
terdeposisi
Kapasitor dan Konstanta Dielektrik
Kapasitor adalah piranti yang
berfungsi untuk menyimpan muatan dan
energi listrik. Kapasitor terdiri dari dua
konduktor yang berdekatan tetapi terisolasi
satu dengan lainnya dan membawa muatan
yang sama besar namun berlawanan.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari dua
buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu
bahan dielektrik seperti terlihat pada
Gambar 2.11. Bahan-bahan dielektrik yang
umum dikenal misalnya udara, vakum,
keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua
ujung plat metal diberi tegangan listrik,
maka
muatan-muatan
positif
akan
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda)
metalnya dan pada saat yang sama muatanmuatan negatif terkumpul pada ujung metal
yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat
mengalir menuju ujung kutup negatif dan
sebaliknya muatan negatif
tidak bisa
menuju ke ujung kutup positif, karena
terpisah oleh bahan dielektrik yang nonkonduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan"
selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor
ini terjadi pada saat terkumpulnya muatanmuatan positif dan negatif di awan [16].
Gambar 2.10. Rangkaian penentu
konstanta
dielektrik
film tipis [17]
Kemampuan
material
untuk
polarisasi dinyatakan sebagai permisivitas
(ε), dan permitivitas relative (κ) adalah rasio
antara permitivitas material (ε) dengan
permitivitas vakum (ε0). Nilai konstanta
dielektrik merupakan gambaran dimana
material tersebut dapat menyimpan muatan
listrik seiring dengan salah satu fungsi
kapasitor sebagai penyimpan muatan [17].
Contoh perhitungan konstanta
dielektrik
dapat
dilakukan
dengan
persamaan (2.7) sebagai berikut :
(2.7)
Nilai maksimum dterlihat pada
persamaan (2.8) dan (2.9) yaitu terjadi pada
saat :
,
(2.8)
(2.9)
Sehingga
didapat
hubungan
melalui persamaan (2.10) dan (2.11) yaitu:
t = RC atau
(2.10)
Gambar 2.11. Kapasitor Keping
Sejajar
8
Dari hubungan
(2.11)
keterangan :
εo = permitivitas relative dalam ruang
hampa
= 8.85 x 10-12 C2/N m2
A = luas kontak aluminium
d = ketebalan film tipis
sehingga didapatkan
konstanta
dielektrik film
tipis seperti pada
persamaan (2.12) :
(2.12)
Time Constant
Time konstan atau yang biasa
disebut sebagai konstanta waktu merupakan
waktu yang dibutuhkan muatan untuk
berkurang menjadi 1/e dari nilai awalnya
yang biasanya disimbolkan dengan τ dan
dirumuskan sebagai
τ = RC [18]. Pada kapasitor, muatan
disimpan dalam
material dielektrik yang mudah terpolarisasi
dan
mempunyai tahanan litrik yang tinggi sekitar
1011 ohm untuk mencegah aliran muatan di
antara pelat kapasitor. Kapasitor dapat
digunakan untuk pengisian dan pengosongan
muatan. Proses pengisian muatan pada
kapasitor dapat Kita asumsikan mula-mula
kapasitor tidak bermuatan. Saklar, terbuka
pada awalnya, ditutup pada saat t = 0.
Muatan mulai mengalir melalui resistor dan
menuju plat positif kapasitor. Jika muatan
pada kapasitor pada beberapa saat adalah Q
dan arus rangkaian adalah I, aturan simpal
kirchoff memberikan hubungan :
atau
sama dengan nol.Persamaan (2.16) diubah
menjadi bentuk persamaan :
RCdQ/dt=Cε-Q
(2.17)
Lalu pisahkan variable-variabel Q
dan t dengan mengalikan tiap sisi dengan
dt/RC dan membaginya dengan Cε – Q
seperti persamaan :
(2.18)
Dengan mengintegralkan tiap sisi diperoleh
persamaan :
-ln (Cε-Q)= t/RC+ A
(2.19)
Dimana A adalah konstanta sembarang
dengan mengeksponensialkan persamaan
(2.19) didapat persamaan :
(2.20)
Dimana B = eA adalah konstanta lainnya.
Nilai B ditentukan oleh kondisi awal Q = 0
pada t = 0, dengan membuat t = 0 dan Q = 0
dalam persamaan (2.20) memberikan
persamaan yaitu :
0 = Cε – B
(2.21)
atau
B = Cε
(2.22)
Dengan
mensubstitusikan
persamaan (2.20) ke
persamaan (2.22)
maka didapatkan persamaan yaitu :
(2.23)
Dimana Qf = Cε adalah muatan akhir.
Arus
diperoleh
dengan
mendifferensialkan persamaan (2.23)
sehingga didapatkan persamaan :
(2.24)
atau
Dalam rangkaian ini, arus sama dengan
laju di mana muatan pada kapasitor
meningkat seperti pada persamaan :
(2.15)
)=
(2.25)
dimana τ = konstanta waktu
BAHAN DAN METODE
Substitusikan persaman (2.15) ke
(2.14) sehinggadidapatkan persamaan :
(2.16)
Pada saat t=0, muatan pada
kapasitor nol dan arusnya I0 = ε/R. Muatan
lalu bertambah dan arus berkurang, seperti
tampak pada persamaan (2.16). Muatan
mencapai maksimum Qf = Cε ketika arus I
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium
Material, Departemen Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Pertanian Bogor dari bulan
Desember 2009 sampai dengan bulan Juni
2010.
Download