akuntansi dan sistem informasi akuntansi

advertisement
BAB I
AKUNTANSI DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Standar Kompetensi
Memahami Penyusunan Siklus Akuntansi perusahaan jasa
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan Akuntansi sebagai sisten informasi
A. SEJARAH AKUNTANSI
Sejarah akuntansi dimulai dari proses pencatatan yang dilakukan oleh para pedagang dari Genoa, untuk menghitung
berapa keuntungan/kerugian dalam berdagang, mereka akan membendingkan jumlah harta pada waktu berangkat
dengan jumlah harta pada waktu pulang. Itulah awal mula perkembangan timbulnya akuntansi, yang prosesnya
bersamaan dengan perkembangan bisnis. Pada tahun 1494 lahirlah buku pertama “SUMMA DE ARITHMETICA
GEOMETRICA, PROPORTIONI ET PROPORTIONALITE” yang salah satu babnya memuat akuntansi yaitu
TRACTATUS DE COMPUTIS ET SCRIPTORIS, dibuat oleh Lucas Pacioli yang kemudian dikenal sebagai bapak
akuntansi.
Pada abad ke 15 romawi jatuh, pusat perdagangan pindah kebelanda, sehingga perkembangan akuntansi memakai
system kontinental. Setelah belanda meninggalkan Indonesia, maka pada zaman jepang terdapat kekosongan tenaga
akuntansi. Oleh sebab itu kursus akuntansi mulai ditingkatkan, dan disinilah awal mulanya keberadaan akuntan di
Indonesia.
Pada zaman kemerdekaan dimulai pengiriman akuntan dari Indonesia keluar negri (AS), dan sejak itu pula system
akuntansi bergeser dari system kontinental ke system Anglo Saxon (AS). Perguruan tinggi mulai berlomba-lomba
membuka jurusan akuntansi, dan berawal tahun 1952. seiring dengan perkembangan akuntansi, maka pada tahun 1953
berdirilah Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan lembaga pengembangan akuntansi di Indonesia
B. PENGERTIAN
Istilah akuntansi yang merupakan terjemahan bebas dari Accountancy, mempunyai pengertian yang menurut ahli
yang satu dengan yang lain tidak sama. Walaupun demikian pada prinsipnya mempunyai pengertian yang sejenis.
Menurut American Accounting Association, yaitu lembaga yang bertugas memberikan gelar Akuntan di AS,
mendefinisikan sebagai berikut :
Proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian
dan keputusan yang jelas dan tegas, bagi pihak pemakai informasi.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a. Akuntansi merupakan proses identifikasi/pengenalan, pengkuran dan pelaporan ekonomi.
b. Informasi yang di hasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi
pihak yang memerlukannya.
C. AKUNTANSI SEBAGAI SUATU SISTEM INFORMASI
Akuntansi harus dilaksanakan dalam berbagai organisasi mengingat semakin rumitnya variabel-variabel yang harus
dihadapi walaupun pada perusahaan yang kecil.Karena kerumitan-kerumitan tersebut menyebabkan para pengambil
keputusan menjadi semakin tergantung pada akuntansi. Dalam akuntansi,transaksi-transaksi keuangan diolah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan laporan yang siap digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen.
Dengtan demikian, akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang sangat diperlukan oleh perusahaan.
D. PEMAKAI AKUNTANSI
Tujuan akuntansi adalah memberikan informasi keuangan kepada pemakai/pihak-pihak lain yang memerlukan :
Pihak-pihak yang memerlukan akuntansi antara lain :
a. Pihak intern
Manajemen berkepentingan langsung dan sangan membutuhkan informasi keuangan
pengendalian/controlling, pengkoordinasian/coordinating dan perencanaan/planning suatu perusahaan.
untuk
tujuan
b. Pihak extern
a. Pemilik/investor dan calon pemilik
Pemilik memerlukan akuntansi untuk memenuhi posisi maju/mundurnya perusahaan, sehingga ia dapat menentukan
apakah akan mempertahankan perusahaannya, menjual atau menanam modalnya di perusahaan lain.
Calon pemilik dapat menentukan apakah dia akan menanamkan modalnya pada perusahaan itu.
b. Kreditor dan calon kreditor
Informasi akuntansi berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman, sehingga
dapat dijadikan pedoman apakah akan di tambah pinjamannya atau justru akan ditarik pinjaman yang telah
diberikan. Bagi calon kreditor berguna untuk menilai resiko yang akan terjadi sebelum pinjaman diputuskan ataru
diberikan.
1
c. Pemerintah
Informasi akuntansi bai pemerintah sangan berguna untuk tujuan pajak dan pengaturannya, pemeriksaan terhadap
kebenaran jumlah pajak yang dilaporkan, dan sebagai lat penilai apakah perusahaan mematuhi peraturan yang
telah ditetapkan, serta pemantauan perkembangan perusahaan melalui Biro Pusat Statistik.
c. Karyawan
Informasi ekonomi bagi karyawan akan berguna untuk mengetahui kelangsungan hidupnya, maju mundurnya
perusahaan yang berguna untuk kemantapan kerja, pertimbangan naik turunnya gaji dan jaminan social.
d. Pelanggan
Informasi ekonomi berguna untuk mengevaluasi hubungan usaha hubungan usaha dengan perusahaan, dan
menentukan kelanjutan hubungan di masa mendatang.
E. BIDANG-BIDANG AKUNTANSI
a. Akuntansi Keuangan
Adalah akuntansi yang berhubungan dengan pencatatan transaksi keuangan. Hasil akhir akuntansi keuangan
adalah Laporan Laba/rugi, Laporan perubahan modal, neraca, Laporan perubahan posisi keuangan, catatan atas
laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan prisip akuntansi yang berterima
umum.
b. Akuntansi manajemen
Adalah akuntansi yang memberikan informasi baik keuangan (kuantitatif) maupun bukan keuangan(kualitatif), untuk
kepentingn manajemen perusahaan. Bidang ini bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan pengendalian
operasi perusahaan.
c. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya berhubungan dengan perencanaan, penetapan dan pengendalian biaya produksi.Kegiatan utama
akuntansi biaya ditujukan untuk menghitung biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pembuatan dan
pendistribusian produk. Akuntansi biaya digunakan oleh perusahaan manufaktur atau pabrikasi sebagai alat
pengendalian tas kegiatan yang telah dilakukan. Selain itu akuntansi biaya juga digunakan oleh perusahaan untuk
membuat rencana dimasa yang akan dating.
d. Akuntansi Pemeriksaan/Auditing
Kegiatan utama pada bidang ini adalah membahas prinsip prosedur, metode dan teknik pemeriksaan untuk
menentukan kewajaran suatu laporan keuangan. Adapun tujuan dari pemeriksaan/audit ini yaitu untuk meyakinkan
bahwa laporan keuangan yang disusun mencerminkan data-data yang layak, tepat waktu, relevan, dan dapat
dipercaya sesuai dengan prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang berlaku.
e. Akuntansi Anggaran
Bidang ini mencakup perencanaan keuangan untuk jangka waktu yang akan dating sebagai pelaksanaan operasi
perusahaan secara umum dan diakhir periode bertugas untuk membandingkan anggaran dengan realisasi sebagai
eveluasi perusahaan. Akuntansi Anggaran merupakan bagian dari akuntansi manajemen.
f. Akuntansi Pemerintah
Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi pada lembaga-lembaga pemerintah.
Adapun tujuan dari akuntansi pemerintah yaitu menyediakan laporan keuangan mengenai aspek kepengurusan
administrasi Negara dan untuk proses pengawasan atas pengeluaran anggaran Negara.
g. Akuntansi perpajakan
Bidang ini membahas berbagai transaksi perusahaan yang bersangkutan dengan berbagai peraturan perpajakan.
Laporan akuntansi perpajakan meliputi: persiapan untuk pelaporan, pembayaran pajak, ataupun pengembalian
pajak.
h. Akuntansi Perbankan
Akuntansi ini merupakan akuntansi yang proses pencatatannya seperti akuntasi perusahaan jasa. Akan tetapi inti
pokok dari bahasan ini mencakup akuntansi keuangan, akuntansi manajemen ,audit dan system akuntansi.
i. Akuntansi Pendidikan
Akuntansi pendidikan berhubungan dengan kegiatan pengembangan dan penyebaran pendidikan akuntansi.
j. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diri dalam perencanaan dan pelaksanaan prosedur
pengumpulan, serta pelaporan data keuangan.
F. PROFESI AKUNTANSI
Macam-macam akuntan dan tugasnya, menurut UU No.34 th. 1945 :
a. Akuntan Privat/Intern/Manajemen
Adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan/ organisasi tertentu, bertugas menjalankan fungsi akuntansi
keuangan maupun akuntansi manajemen.
2
b. Akuntan Publik (Extern)
Adalah akuntan yang menjalankan fungsi pemeriksaan secara bebas (indepeden) terhadap laporan keuangan
perusahaan dan organisasi lain. Hasil laporan keuangan dinyatakan dalam laporan akuntansi yang berisi pendapat
tentang kewajaran atau kelayakan laporan keuangan yang diperiksanya.
Tugas selain pemeriksaan adalah :
- Konsultasi perencanaan dan pelaporan pajak
- Penyusunan anggaran
- Penyusunan system akuntansi
- Penyusunan system akuntansi
- Penyusunan laporan keuangan
c. Akuntan Pemerintah
Adalah akuntan yang bekerja di lembaga pemerintahan, misalnya : di BPK, Dirjen pajak, BPKP, Departemen
keuangan dan lain-lain. Tugasnya adalah mengawasi keuangan dan kekayaan negara sampai pengelolaan
keuangan dan kekayaayn negara.
d. Akuntan Pendidik
Akuntan yang bekerja di lembaga pendidikan untuk mengajarkan, melakukan riset dan mengembangakan
pengetahuan akuntansi.
G. KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI
Informasi keuangan akan bermanfaat bila memenuhi ketujuh kualitas sebagai berikut :
1. Relevan
Suatu informasi harus bisa dihubungkan dengan tujuan penggunaaanya.
2. Dapat dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya yang dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang
disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.
3. Daya Uji
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subyektif . Untuk
meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independent
dengan metode mpengukuran yang sama.
4. Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak tergantung pada kebutuhan dan
keinginan pihak tertentu.
5. Tepat waktu
Informasi harus disampaikan secepat mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar dalampengambilan
keputusan dan digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi serta untuk menghindari
tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
6. Daya banding
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan periode
sebelumnya dari perusahaan yang sama atau dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lainnya pada
periode yang sama.
7. Lengkap
Informasi keuangan baru dikatakan lengkap jika memenuhi keenam tujuan kualitatif diatas dan dapat memenuhi
standar pengungkapan dalam laporan keuangan. Standar ini menghendaki pengungkapan seluruh fakta
keuangan yang penting dan penyajian fakta tersebut secara jelas dan tidak menyesatkan bagi pemakainya.
Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Berikut ini yang dimaksud pihak intern perusahaan adalah….
a. karyawan
d. pemilik perusahaan
b. pimpinan
e. semua yang ada dalam perusahaan
c. pemerintah
2. Seorang biarawan Italia yang hidup di abad ke-15 dan disebut sebagai Bapak Akuntansi adalah….
a. Adam Smith
d. J.M. Keynes
b. David Ricardo
e. Robert Maltu
c. Luca Pacioli
3. Buku pertama yang memuat dasar-dasar akuntansi yang ditulis oleh Bapak Akuntansi berjudul ….
a. An esay on the Nature and Significance of Economic Science
b. Tractatus de Computies et scriptoria
c. La Scoula Perfecta de Mercanti
d. Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni, et Proportionalita
e. An Inquiry in the Nature and Causes of the Wealth of Nation
3
4. Kegunaan laporan keuangan perusahaan bagi calon kreditor adalah….
a. Sebagai pertimbangan dalam menanam modal
b. Untuk mengetahui pembagian laba bagi para pemegang saham
c. Untuk mengetahui besarnya modal perusahaan
d. Sebagai pertimbangan dalam memberikan kredit
e. Untuk mengetahui besarnya keuntungan perusahaan
5. Kegunaan laporan keuangan perusahaan bagi pemegang saham adalah….
a. untuk mengetahui jumlah utang perusahaan
b. sebagai pertimbangan dalam pemilikan saham
c. sebagai pertimbangan dalam perhitungan pajak
d. untuk mengetahui perkembangan perusahaan
e. sebagai pertimbangan dalam mengusahakan pinjaman
6. Bidang khusus akuntansi yang bertugas memeriksa akuntansi keuangan disebut….
a. Akuntansi umum (general accounting)
b. Akuntansi Manajemen (manajerial accounting)
c. Akuntansi pemeriksaan (auditing)
d. Akuntansi Sistem (accounting system)
e. Akuntansi pemerintah (governmental accounting)
7. Akuntan yang bekerja pada Badan Pengawas Keuangan (BPK) disebut….
a. Akuntan umum
d. Akuntan pengawas
b. Akuntan pemerintah
e. Akuntan ekstern
c. Akuntan intern
8. Akuntan yang bekerja pada badan penelitian dan pengembangan ilmu akuntansi disebut….
a. akuntan Negara
d. akuntan pendidik
b. akuntan intern
e. akuntan publik
c. akuntan peneliti
9. Bidang khusus akuntansi yang berkaitan dengan penetapan dan pengendalian biaya disebut….
a. akuntansi biaya (cost accounting)
b. akuntansi keuangan (financial accounting)
c. akuntansi anggaran (budget accounting)
d. akuntansi pemeriksaan (auditing)
e. akuntansi manajemen (managerial accounting)
10. Akuntan yang bertugas melakukan pemeriksaan secara bebas terhadap akuntansi keuangan adalah….
a. Akuntan manajemen
d. Akuntan public
b. Akuntan umum
e. Akuntan pemerintah
c. Akuntan intern
Soal esay
Jawablah dengan jelas dan singkat !
1. Sebut dan jelaskan pihak ekstern pemakai informasi Akuntansi!
2. Sebut dan jelaskan profesi Akuntansi!
4
BAB II
PERSAMAAN AKUNTANSI
Standar Kompetensi
Memahami Penyusunan Siklus Akuntansi perusahaan jasa
Kompetensi Dasar
Menafsirkan persamaan akuntansi
AKUN-AKUN DALAM AKUNTANSI
Akun adalah nama satuan yang harus dicatat akibat transaksi/kejadian yang terjadi pada suatu perusahaan. Akun
digolongkan menjadi dua kelompok:
A. Akun Riil /Akun dalam Neraca
1. Harta/aktiva
Adalah daftar kekayaan yang dimiliki perusahaan baik yang berwujud
mempunyai nilai uang. Harta dapat dibagi menjadi:
maupun yang tida berwujud dan
a. Harta lancar
Adalah kekayaan perusahaan yang berupa Kas/Bank dan kekayaan lain yang dapat diharapkan dicairkn menjadi
kas Bank, dijuaal atau dipakai habis dlam satu tahun atau daalaam siklus kegiatan normal perusahaaan, jika
melampaui satu tahun. Yang termasuk dalam harta laancar antara lain :

Kas/Bank
Ketersediaan uang tunai yang siap bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan
 Surat Berharga
Adalah saham/obligasi dan sejenisnya yang dapat segera untuk dicairkan/diuangkan baik di Bank maupun di bursa

Piutang usaha
Adalah tagihan kepada pihak lain tanpa disertaibukti tertulis piutang ini timbul karena penjualan barang/jasa secara
kredit

Persediaan
Dalam perusahaaan dagang barang-barang yang dibeli untuk dijual kembali, sedang dalam perusahaan industri ,
barang dalam proses, persediaan bahan pembantu dan persediaan barang jadi.

Beban dibayar di muka
Adalah beban yang telah dilakukan pembayarannya untuk digunakan dalam aktifitas perusahaan dimana yang akan
tiba

Perlengkapan/Bahan habis pakai (supplies)
Adalah barang atau bahan yang sengaja diperoleh dan disediakan dalam rangka operasi umum perusahaan.
b. Investasi jangka panjang
Adalah investasi /penyertaan /penaanaman modal yang dilakukan untuk jangka panjang dengan tujuan untuk mengontrol
perusahaan dan untuk mendapatkan pendapatan tetap. Termasuk di dalamnya antara lain :
- Inventasi dalam saaham dan obligasi
- Dana yang dicadangkan untuk pelunasan utang jangka panjang
- Aktiva lain-lain untuk dimanfaatkan dimasa yang akan datang
c.
Aktiva tetap
Adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalm bentuk siap pakai atau lebih dahulu, digunakan untuk operasi perusahaan
dan tak dijual sertai mempunyai manfaat lebih dari satu tahun, antara lain : Peralatan, mesin mesin,kendaraan, gedung,
tanah.
d.
Aktiva tidak berwujud
Adalah hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pendaapatan.
Aktiva tidak berwujud antara lain :

Hak Paten
Adalah hak yang diberikan oleh pemerintah melalui Direkorat Paten Kepada perseorangan /badan usaha untuk
menggunakan penemuan baru.

Hak Cipta
Adalah hak yang diberikan oleh pemerintahh kepada badan usaha/perseorangan untuk memperbanyak/memperjuallkan
barang-barang hasil karya seni/tulisan.

Merk Dagang
Adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada baddan usaha untuk menggunkan nama, cap atau lambang baggi
usahanya..

Franchese
5
Adalah hak istimewa yang diperoleh perusahaan/perseorangan dari pihak lain untuk mengkomersilkann produk, tehhnik
atau formula.

Good Will
Adalah keistimewaan yang diimiliki perusahaan karena letak strategis, nama baik perusahaan, personalia yang baik,
sehingga memperoleh pendapatan yang lebih besar dibanding dengan perusahaan yang sejenis.

Hak Sewa (Leasing)
Adalah hak untuk menggunakan aktiva tetap dari pihak lain.
e. Aktiva lain-lain
Adalah aktifa yang tidak dapat secara layak dterhadap keempat aktifa di atas
Misalnya : Mesin yang tidak dipakai
Biaya pendirian
Biaya emisi saham
2. Utang/Kewajiban
Kewajiban merupakan pengorbanan ekonomi yang wajib dilakukan oleh perusahaan dimasa yang akan datang
dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian jasa yang disebabkan oleh tindakan atau transaksi sebelumnya.
Berdasarkan jangka waktu pelunasannya maka kewaajiban dapat dibagi menjadi :
a. Kewajiban lancar
adalah kewajiban yang harus dilunasi tidak lebih dari satu tahun atau satu siklus normal operasi perusahaan.
Termasuk kewajiban lancar :
Utang Usaha
Utang Wesel
Utang biaya/biaya yang masih harus dibayar
Utang bunga
Utang pendapatann/pendapatan yang diterima di muka
b. Kewajiban jangka panjang
Adalah kewajibann yang harus dilunassi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun/satu siklus normal operassi
perusahaan. Yang termasuk dalam utang jangka panjang :
- Utang hipotik
Adalah pinjaman jangka panjang dari Bak dengan jaminan aktiva tetap, jika pada saatnya pinjaman tidak dilunasi maka
bannk akan menjuall jaminannya dan diperhitungkan dengan jumlah pinjaman.
- Utang Obligasi
Adalah pinjaman jangka panjang yang timbul karena perusahaan menjual/mengeluarkann surat-surat obligassi.
Obligassi merupakan janji tertulis untuk membayar pinjaman pada saat pelunasannya dan memberikan bunga tetapp
yang dibayarkan secara berkala.
- Kredit Investasi
Adalah pinjaman jangka panjang yang timbul karena perusahaan memperoleh pinjaman dari Bank untuk pembayaran
atau perluassan perusahan.
c. Kewajiban lain-lain
Utang ini meliputi semua utang yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar maupun kewajiban jangka panjaang..
Misalnya :
Utang kepada direksi
Jaminan yang diterima dari langganan
3. Modal
Adalah hak pemmilik atas aktiva perusahaan. Dari segi perusahaan modal adalah utang perusahaan kepadda
pemilik. Besarnya modal pemilik sama dengan akktiva dikurangi utang. Modal terdiri dari setoran pemilik dan sisa laba
yang belum dibagi.
Pemberian nama modal tergantung dari jenis perusahaan.
Sebagai contoh :
Bentuk perusahaan
Nama Modal
- Perseroan
- Modal Pemilik
- Persekutuan
- Modal Sekutu
- Perseroan Terbatass
- Modal Saham
- Koperasi
- Modal Anggota
b. Akun Nominal/Akun dalam Rugi laba
Elemen atau unsur rekening Rugi Laba antara lain :
1. Pendapatan
Adalah penambahan terhadap moddal sebagai hassil operasi perusahaan. Pendapatan timbul dari penyerahan
barang dagangan//jassa atau aktivitass lainnya dalam satu periode.
Contoh rekening pendapatan sebagai berikut :
- pendapatan jasa angkutan
- pendapatan servis
- pendapan komisi
- pendapan bunga
6
2. Beban
Adalah pengorbanan yang dikeluarkan dalam memperoleh pendapatan.
Contoh : Beban Gaji, Beban Sewa, Beban Bunga
I. KODE AKUN
Untuk mempermudah identifikasi dan pengelompokan rekening, mka perlu dibuatkan pedoman akuntansi yang
memuatt daftar rekening beserta nomor kodenya. Banyak sedikitnya angka/nomer/digit tergantung dari
besar/kecilnya jenis usaha. pemberian nomer kode rekening tergantung pada manajemen perusahaan.
MACAM-MACAM KODE REKENING
1. Sistem Numeralia
Adalah cara pemberian namer kode rekening dengan mengggunakan angka/nomer. Pemberian nomer sebaiknya
urut, agar mudah dimengerti hubungan yang satu dengan lainnya..
Sistem nomeralia terbagi atas :
a.Kode Kelompok
Adalah pemberian nomor kode dengan memberikan angka tertentu pada kelompok, golongan dan jenis rekenning.
Jika rekening diberi kode 3 angka, maka angka kesatu menunjukkan kelompok, angka kedua menunjukkan
golongan dan angka ketiga menunjukkann jenis rekening.
Contoh : Kas
dengan nomer
1
1
1
Kelompok
Golongan
Jenis
Contoh nomor kode kelompok :
Kelompok
Nomer Kode
Harta
1
Utang
2
Modal
3
Pendapatan
4
Beban
5
Masing-masing kelompok dibagi menjadi beberapa golongan.
Contoh : Kelompok Harta dibagi menjadi golongan :
Golongan :
Harta Lancar
Investasi Jangka Panjang
Harta Tetap
Harta Tak Berwujud
Harta Lain – lain
Masing – masing golongan dibagi menjadi beberapa jenis rekening.
Contoh pembagian Harta Lancar menjadi rekkening :
Jenis Rekening :
Kas
Surat Berharga
Piutang Wesel
Piutang Dagang
Persediaan Barang Dagangan
Beban dibayar dimuka
Nomor Kode
11
12
13
14
15
Nomor Kode :
111
112
113
114
115
116
b. Kode Blok
Adalah cara pemberian nomor rekening dengan cra menyediakan satu blok angka setiap kelompok perkiraan.
Contoh Kode Blok :
Kelompok :
Nomor Kode
Harta
100 – 199
Utang
200 – 299
Modal
300 – 399
Pendapatan
400 – 499
Beban
500 – 599
7
A. PERSAMAAN AKUNTANSI
Persamaan akuntansi adalah catatan perubahan unsur dasar posisi keuangan (harta, kewajiban, modal) akibat adanya
transaksi keuangan.
Harta = Modal
Dengan adanya pandangan konsep kesatuan usaha yang menyatakan bahwa perusahaan itu menyaatakan bahwa
perusahaan itu merupakan unit organisasi yang terpisah baik dari pemilik maupun kreditornya, maka segala kekayaan
perusahaan diperoleh dari pihak luar perusahaann. Kekayaan atau harta perusahaan yang diperoleh dari pihak luar
adalah merupakan kewajiban atau utang.
Kekayaan perusahaan yang pertama kali diperoleh bersumber dari pemilik, maka pada saat itu pula peusahaan
mempunyai kewajiban atau utang kepada pemilik yang kemudian disebut sebagai modal pemilik.
Misalnya pada tanggal 16 Maret 2012 Tuan Ahmad hendak mendirikan sebuah bengkel motor yang diberi nama
Bengkel PUAS. Pada tanggal tersebut Tuan Ahmad menyerahkan uang tunai sebesar Rp. 2.000.000,00 ke dalam
bengkel tersebut. Akibat transaksi ini pengaruhnya dapat digambarkan sebagai berikut :
BENGKEL PUAS
Kas
Rp. 2.000.000,-
Pemilik
Utang
Rp. 2.000.000,-
( Tuan Ahmad )
Transaksi tersebut diatas dapat diartikan bahwa Tuan Ahmad meminjamkan uang kepada perusahaannya.Peristiwa
tersebut sebenarnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Jenis harta (aktiva)
Kas
Sumber Dananya
Rp. 2.000.000,-
Utang Tuan Achmad
Rp.2.000.000,-
Karena utang kepada pemilik merupakan modal pemilik maka dari persamaan tersebut diatas dapat dijabarkan lebih
lanjut menjadi :
Jenis harta (aktiva)
Kas
Sumber Dananya
Rp. 2.000.000,-
Modal Tuan Achmad
Rp. 2.000.000,-
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa besrnya harta = modal atau H = M
Harta = Utang + Modal
Karena dengan kekayaan perusahaan yang bersumber dari pemilik saja masih dirasakan kurang, maka pimpinan
perusahaan dapat mencari tambahan kekayaan ( harta) perusahaan yang bersumber bukan dari pemilik misalnya dari
kreditor. Sebaggai misal Bengkel Puas pada tanggal 25 Maret 2008 meminjam uang kepada Bank Niaga sebesar
Rp.3.000.000,-. Akibat transaksi tersebut maka harta Bengkel Puas berupa kas akan bertambah menjadi Rp. 5.000.000,yang bersumber dari Modal Tuan Achmad Rp. 2.000.000,- dan utang Bank sebesar Rp. 3.000.000,-. Akibat transaksi ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
Jenis harta (aktiva)
Kas
Sumber Dananya
Rp. 5.000.000,-
Utang Bank
Modal Tuan Ahmad
Rp. 3.000.000,Rp. 2.000.000,-
Sehingga dalam persamaan akuntansi hal tersebut diatas dapat digambarkan bahwa Harta = Utang + modal atau
dinotasikan H = U + M
BAB III
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA
Standar Kompetensi
Memahami Penyusunan Siklus Akuntansi perusahaan jasa
Kompetensi Dasar
8


Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debet dan kredit
Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum
A. PENDAHULUAN
Pencatatan transaksi secara langsung dari transaksi ke laporan keuangan akan menimbulkan kesalahan besar yang
berakibat fatal. Apabila pencatatan terjadi kesalahan sulit untuk menemukan kembali. Oleh karena itu pencatatan
transaksi dilakukan secara bertahap. Prosedur pencatatan bertahap mulai dari pencatatan transaksi sampai menjadi
laporan keuangan disebut peoses akuntansi atau tahap-tahap akuntansi atau siklus akuntansi.
B. PENCATATAN
Siklus akuntansi dimulai dari adanya suatu transaksi dan kejadian yang harus dicatat.
Transaksi (transaction) adalah tindakan yang mengakibatkan perubahan harta, utang dan modal yang berhubungan
dengan pihak luar misalnya setoran modal keperusahaan, pembelian barang, pembayaran utang. Kejadian (Event)
adalah tindakan yang terjadi di dalam perusahaan, misalnya: penyusutan aktiva, pemakaian perlengkaan kantor.
Sebelum transaksi dicatat harus dibuatkan bukti transaksi yang disebut dokumen sumber atau bukti transaksi.
Bukti pembukuan terdiri dari bukti transaksi dan bukti pencatatan (bukti jurnal). Dokumen sumber atau bukti
transaksi baik yang diterima dari pihak luar (kwitansi, nota, faktur) maupun pihak intern (bukti kas masuk atau keluar)
harus diteliti lebih dahulu keabsahannya. Setelah bukti transaksi dicatat maka langkah berikutnya dicatat dalam jurnal,
secara kronologis atau urutan waktu.
Langkah berikutnya adalah memindahkan jurnal ke buku besar.
Tahap pencatatan dapat dilihat dibawah ini:
Bukti pembukuan
Pengidentifikasian
Dan Pengukuran
Jurnal
Pencatatan
Buku Besar
Penggolongan
Tahap Pencatatan
C. PENGIKHTISARAN
Dari tahap pencatatan (bukti pembukuan-jurnal-buku besar) maka prosedur berikutnya adalah tahap pengikhtisaran
yang terdiri dari:
a. Neraca saldo
Adalah daftar yang berisi saldo-saldo dari rekening buku besar.
b. Kertas kerja atau neraca lajur
Neraca saldo adalah merupakan bahan utama penyusunan laporan keuangan tetapi ternyata tidak semuanya
rekening yang ada di neraca saldo langsung dapat digunakan, namun masih ada yang belum menunjukkan posisi
atau keadaan yang sebenarnya.
Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan karena adanya hal-hal di atas maka perlu dibuat kertas kerja
atau neraca lajur. Kertas kerja adalah daftar yang berlajur-lajur yang dipergunakan untuk mempermudah
penyusunan laporan keuangan.
c. Laporan keuangan
Berdasarkan kertas kerja atau neraca lajur lajur di atas maka dapat dibuat laporan keuangan.
d. Jurnal Penutup
Untuk menutup rekening sementara atau rekening nominal maka beban dan Pendapatan dipindahkan ke rekening
laba/rugi melalui jurnal penutup yang dibuat di jurnal umum. Secara formal jurnal penyesuaian dn jurnal penutup
dipindahkan ke buku besar untuk menutup rekening sementara.
e. Neraca saldo penutupan
Setelah buku besar ditutup maka dapat dihitung saldo dalam buku besar dan dapat disusun neraca saldo setelah
penutupan, sekaligus berfungsi untuk mengontrol kebenaran jumlah debet dan kredit.
f. Jurnal Pembalik
Ayat pembalik merupakan alternatif. Artinya boleh dibuat boleh tidak, tergantung ayat penyesuaian sebelumnya. Jika
ayat sebelumnya misalnya: mendebit rekening biaya dan mengkredit aktiva, maka sesuai dengan azas konsistensi
maka perlu dibuat jurnal pembalik setelah buku besar ditutup, tetapi jika sebaliknya maka tidak perlu dibuat jurnal
pembalik.
Tahap pengikhtisaran dapat dilihat sebagai berikut:
Neraca
Jurnal
Saldo
Penyusuaian
Jurnal
Penutup
Neraca Saldo
Penutupan
9
Kertas Kerja
Tahap Pengikhtisaran
D. PELAPORAN
Sebagai hasil akhir dan tujuan akutansi adalah menghasilkan informas ekonomi, untuk mengambil keputusan bagi
pihak yang memerlukannya. Agar hasil akhir mudah dimengerti dan mudah memberikan gambaran yang jelas maka data
perusahan perlu diproses melalui tahap-tahap dalam siklus akutansi, berdasarkan suatu prinsip yang berterima umum.
Laporan keuangan dibuat pada akhir periode kutansi misalsetiap 3 bulan, persemester atau setahun sekali dan
sebagainya.
Laporan keuangan terdiri dari:
1. Neraca
2. Laporan rugi/laba
3. Laporan perubahan modal
4. Laporan perubahan posisi keuangan.
5. Catatan atas laporan keuangan
6. Laporan atau informasi lain sebagai pelengkap
Didalam buku ini hanya akan dibahas naraca, laporan rugi/laba dan laporan perubahan modal.
Ad. 1. Neraca
adalah daftar yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, meliputi harta, utang dan
modal.
Ad. 2. Laporan rugi/laba
adalah laporan yang menggambarkan hasil usaha suatu perusahaan pada periode tertentu. Dalam laporan
rugi/laba disajikan semua penghasilan dan beban.
Ad. 3. Laporan perubahan modal
adalah laporan yangmenunjukan perubahan modal selama satu periode. Dalam perubahan laporan modal
disajikan modal awal, rugi/laba, prive dan modal akhir.
Proses lengkap siklus akutansi dapat digambarkan sebagai berikut:
Tahap Pengikhtiaran
Bukti
Pembukuan
Identifikasi
& Pengukuran
Jurnal
Pencatatan
Buku
Besar
Jurnal
Penutup
Neraca
Jurnal
Saldo
Penyesuaian
Penggolongan
Neraca
Saldo
Penutupan
Kertas Kerja
Tahap Pencatatan
Laporan Keuangan
E. BUKTI PEMBUKUAN
Setiap transaksi yang terjadi tidak begitu saja dicatat dalam catatan perusahaan, tetapi harus didasarkan bukti
pencatatan. Bukti pembukuan terdiri dari bukti transaksi dan bukti pencatatan.
1. Bukti Transaksi
Perusahaan akan melakukan pencatatan kalau suatu transaksi benar-benar terjadi dan sah, karena itu bukti
pencatatan harus didukung oleh bukti transaksi yang sah pula. Adapun macamnya bukti transaksi antara lain :
a. Kwitansi
Kwitansi adalah tanda bukti pembayaran sejumlah uang yang dibuat oleh pihak penerima uang dan diberikan
kepada pihak yang membayar. Kwitansi harus dibubuhi materai pada jumlah-jumlah tertentu sesuai aturan yang
berlaku. Kwitansi ada yang memakai sus ada piula yang tidak memakai sus. Jika kwitansi tersebut tidak
memakai sus maka harus dibuat rangkap dua, yang aslinya di serahkan kepada pihak yang membayar dan
rangkapnya disimpan pihak yang menerima sebagai bukti transaksi terhadap uang masuk. Bentuk kwitansi
adalah sebagai berikut:
Edy membayar sebuah mobil Terios seharga Rp. 151.000.000,00 Type standar, kepada dealer mobil “
Jaya” di jalan Maju Gang Mundur No. 20 Jakarta, pada tanggal 22 Januari 2007. Pembayaran telah
diterima Kasir ani dengan nomor 007/CB/07. Dari data di atas buatlah kuitansi
No 007/cb/07
Sudah diterima dari : Edy
Uang Sebanyak
: Seratus Lima Puluh Satu Juta Rupiah
10
Guna membayar
: Pembayaran sebuah mobil Terios type standar
Jakarta, 22 Januari 2007
Materai Rp.6.000,00
Rp. 151.000.000,00
Ani
b.
Nota
Nota adalah tanda bukti pembelian suatu barang secara tunai yang dibuat pihak penjual dan diberikan kepada
pihak pembeli. Nota minimal dibuat rangkap dua, aslinya diserahkan kepada pihak pembeli dan rangkapnya
disimpan penjualnya sebagai bukti transaksi penjualan barang secara tunai. Nota bentuknya adalah sebagai
berikut:
Toko RATNA
Jl. Mahakam No.2
Jakarta
Jakarta, 20 Maret 1991
Kepada Yth.
Tn.
Toko
Nota Kontan
Jumlah
2 buah
2 buah
Nama Barang
Mesin ketik merk Olmp.
Kalkulator merk ……….
Harga Satuan
Rp. 175.000,00
Rp. 25.000,00
Jumlah
Jumlah Harga
Rp. 350.000,00
Rp. 50.000,00
Rp. 400.000,00
Stempel
c
Faktur
Faktur adalah perhitungan penjualan secara kredit yang dibuat oleh pihak penjual dan diberikan kepada pihak
penjual dan diberikan kepada pihak pembeli . Faktur umumnya dibuat rangkap tiga, yang asli ( lembar pertama )
setelah ditanda tangani oleh pemebeli disimpan oleh penjual yang kelak akan digunakan sebagai bukti penagihan.
Lembar kedua diserahkan kepada pihak pembeli dan lembar ketiga tertinggal pada buku faktur yang digunakan
sebagai bukti transaksi penjualan secara kredit. Bentuk faktur adalah sebagai berikut
CV. RATNA
Jl. Otista No. 14
Jakarta Timur
No. Faktur : 103
Kepada
Toko Merapi
Jl. A. Yani Bogor
FAKTUR
Jumlah
2 buah
Nama Barang
Mesin tik merk Olimpia
Harga Satuan
Rp. 175.000,00
Jumlah Barang
Rp..1.750.000,00
Jumlah
Rp. 1.750.000,00
Barang tersebut telah kami terima
Tgl. 15 – 3 – 1991
Yang menerima
Jakarta, 15 Maret 1991
Risti Sukma Handayani
Retno Endrawati
Bagian Penjualan
d. Bukti Memo
Bukti memo yaitu bukti transaksi yang dibuat oleh pimpinan perusahaan untuk bagian pembukuan yang berisikan
perintah pencatatan suatu kejadian. Bentuk memo adalah sebagai berikut :
CV. RATNA
Jl. Mahakam no. 2
11
Jakarta
Memo antar bagian
Kepada : Bagian Pembukuan
Hal.
: Penyusutan
Dari : Pimpinan
Tanggal 31 Desember 1991
Harap disusutkan :
1. Bangunan gedung sebesar 5 %
2. Peralatan kantor sebesar 10 %
3. Peralatan toko sebesar 20 %
2. Bukti Pencatatan
Bukti pencatatan ini uga sering disebut bukti jurnal. Bukti – bukti transaksi tidak langsung dicatat kedalam jurnal
tetapi terlebih dahulu dicatat dalam bukti pencatatan. Dari bukti pencatatan itulah suatu transaksi dicatat dalam jurnal.
Bukti pencatatan memperlihatkan nama – nama rekening yang di debit dan di kredit berikut nomor rekening serta
jumlahnya. Dalam bukti pencatatan dicantumkan nama dan tanda tangan yang membuat dan menyetujui, dengn
demikian akan terlihat siapa yang bertanggung jawab atas kebenaran pencatatan tersebut. Tanggal yang tercantum
dalam bukti pencatatan harus sama dengan tanggal yang terdapat dalam bukti transaksi. Tidak semua perusahaan
menggunakan bukti pencatatan atau bukti jurnal sebagai bukti pembukuannya. Bentuk bukti pencatatan adalah sebagai
berikut :
CV. RATNA
Jl. Mahakam nomor 2
Jakarta
No : …………
( Lampiran bukti transaksi )
Tanggal
13 Febuari 1991
BUKTI PENCATATAN
Uraian
Bukti Transaksi
Pembelian perlengkapan kantor secara tunai
Kwitansi
Harap dicatat / digunakan sebagai berikut :
Tanggal
13 Febuari 1991
Rekening / Keterangan
Perlengkapan kantor
Kas
Debet
Rp. 50.000,00
-
Dibuat oleh :
Kredit
Rp. 50.000,00
Diperiksa / disetujui oleh :
F. KONSEP DEBIT DAN KREDIT
Sebelum kita mempelajari jurnal maka terlebih dahulu harus mengetahui tentang koonsep mendebit dan mengkredit
suatu rekening. Rekening berarti tempat yang digunakan untuk mencatat dan menggolongkan transaksi yang sejenis.
Bentuk rekening yang paling sederhana adalah rekening bentuk T yang bentuknya sebagai berikut :
( Sisi Debet )
( Sisi Kredit )
Mendebit rekening adalah mengadakan pencatatan suatu transaksi sebealah kiri ( debet ) pada rekening yang
bersangkutan. Mengkredit rekening adalah mngadakan pencatatan suatu transaksi disebelah kanan ( kredit ) pada
rekening yang bersangkutan . Dalam neraca rekening ( harta ) berada kedudukan setiap rekening dalam neraca dapat
digambarkan sebagai berikut :
12
Debet
Neraca
Debet
Aktiva
Kredit
+
Kredit
Debit
-
Utang
Kredit
Debet
+
Modal
Kredit
-
+
D
Beban K
+
-
D
+
Prive
D Pendapatan K
-
+
K
-
Penjelasan :
1.
Kelompok rekening neraca ( riil ) terdiri dari
harta, utang dan modal. Penambahan dan pengurangannya ketiga rekening tersebut berbeda pencatatannya sesuai
dengan posisinya dalam neraca. Rekening harta dalam neraca berada disisi debit maka penambahannya juga pda
sisi debit sedangkan pengurangannya pada sisi kredit. Rekening utang dan modal dalam neraca berada di sisi kredit
maka penambahannya juga pada sisi kredit sdangkan pengurangannya pada sisi debit.
2.
Kelompok rekening nominal ( pendapatan dan
beban ) dan rekening prive.
Rekening beban dan prive jika bertambah dicatat di sisi debit sebab rekening tersebut akan mengurangi modal. Jika
berkurang dicatat sebab rekening tersebut akan mengurangi modal. Jika berkurang dicatat dikredit. Rekening
pendapatan jika bertambah dicatat di kredit sebab akan menambah modal, jika berkurang dicatat di debit.
Misalnya terdapat transaksi sebagai berikut :
Tuan Budi menyetorkan uang tunai ke dalam kas perusahaan sebesar Rp. 200.000,00. Dari transaksi tersebut berarti kita
akan mendebit rekenign kas sebesar Rp. 200.000,00 dan mengkredit rekening Modal Tuan Budi sebear Rp. 200.000,00 .
Dalam hal ini berarti kita mencatat uang sejumlah Rp. 200.000,00 ke dalam rekening kas sebelah debit dan mencatat
uang sejumlah Rp. 200.000,00 kedalam rekening Modal Tuan Budi sebelah kredit. Jika kita gambarkan ke dalam dua
rekening tersebut tampak sebagai berikut .
Debet
Kas
Kredit
Debet
Rp. 200.000,00
Modal Tuan Budi Kredit
Rp. 200.000,00
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rekening
Aktiva / Harta
Utang
Modal
Prive
Pendapatan
Beban
Penambahan
Di debet
Di kredit
Di kredit
Di debet
Di kredit
Di debet
Pengurangan
Di kredit
Di debet
Di debet
Di kredit
Di debet
Di kredit
G. JURNAL
13
Jurnal merupakan pencatatan yang di dasarkan pada bukti pembukuan. Bukti pembukuan terdiri dari bukti transaksi
dan bukti pencatatan. Bukti transaksi merupakan dokkumen sumber seperti kwitansi, faktur, nota dan lain-lain.
Sedangkan bukti pencatatan merupakan bukti yang sudah di sahkan oleh pihak yang berwenang untuk di catat pada
proses selanjutnya
Sebenarnya pembukuan dapat dilakukan dari bukti pencatatan langsung ke rekening buku besar. Pencatatan
secara langsung memungkinkan banyak terjadi kesalahan. Untuk menghindari hal itu maka bukti pencatatan dicatat
terlebih dahulu kedalam jurnal.
1. Fungsi Jurnal
Adapun fungsi jurnal adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Analisa
Fungsi ini berarti bahwa sebelum dicatat transaksi di analisa, dalam rekening apa yang didebet dan rekening apa yang
dikredit, beserta jumlah uangnya.
b. Fungsi Historis
Fungsi ini berarti bahwa jurnl menggambarkan transaksi – transaksi yang telah terjadi secara kronologis.
c. Fungsi Informatik
Fungsi ini berarti merupakan perintah untuk memindahkan kedalam rekening buku besar sesuai dengan posisi debet dan
kredit dalam jurnal.
d. Fungsi mencatat
Fungsi ini berarti bahwa setiap transaksi yang ada dalam perusahaan harus dicatat dalam jurnal.
e. Instruktif
Fungsi ini berarti merupakan perintah untuk memindahkan kedalam rekening buku besar sesuai dengan posisi debet dan
kredit dalam jurnal.
2. Bentuk Jurnal
Bentuk jurnal yang umum digunakan oleh perusahaan – perusahaan adalah sebagai berikut :
Jurnal
Halaman
Tanggal
Rekening / Keterangan
Ref.
Debet
Kredit
Keterangan :
a.
Kolom tanggal untuk mencatat tanggal,
bulan, dan tahun terjadinya transaksi. Tahun dicantumkan paling atas kemudian diikuti bulan, tanggal dicantumkan
pada kolom disebelahnya.
b.
Kolom rekening/keterangan untuk
mencatat rekening – rekening yang akan kita debet dan rekening – rekening yang akan kita kredit serta keterangan
seperlunya dari taransaksi tersebut. Untuk rekening yang kita kredit penulisannya akan menjorok kedalam.
c.
Kolom
Ref. ( Referensi ) untuk
mencatat nomor kode rekening yang bersangkutan jika sudah di vosting ke rekening buku besar.
d.
Kolom debet untuk mencatat jumlah
uang dari rekening yang kita debet.
e.
Kolom kredit untuk mencatat jumlah
uang dari rekening yang kita kredit.
1. Perusahaan akan melakukan pencatatan kalau suatu transaksi benar-benar terjadi dan
sah, karena itu bukti pencatatan harus didukung oleh bukti transaksi yang sah
pula,antara lain kuitansi, faktur,nota debet, nota kredit.
2.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rekening
Aktiva / Harta
Utang
Modal
Prive
Pendapatan
Beban
Penambahan
Di debet
Di kredit
Di kredit
Di debet
Di kredit
Di debet
Pengurangan
Di kredit
Di debet
Di debet
Di kredit
Di debet
Di kredit
14
Biro Reklame Budi didirikan oleh Tuan Budi pada tanggal 1 Agustus 2008 bergerak dalam jasa periklanan. Transaksi –
transaksi yang terjadi selama bulan Agustus sebagai berikut :
Tgl. 1
Tgl. 4
:
:
Tuan Budi menyetorkan uang tunai sebesar Rp. 500.000,00 ke dalam kas perusahaan.
Perusahaan membayar sewa ruangan untuk kegiatan bulan pertama usahanya sebear
Rp. 50.000,00
Tgl. 8
:
Dibeli perlengkapan kantor secara kredit seharga Rp. 100.000,00.
Tgl. 12
:
Diterima dari langganan jasa pasang iklan sebesar Rp. 75.000,00.
Tgl. 18
:
Dibayar rekening listrik untuk bulan Agustus 2008 sebesar Rp. 5.000,00.
Tgl. 25.
:
Tuan Budi mengambil uang dari perusahaannya untuk keperluan pribadi sebesar Rp.
25.000,00
Tgl. 28..
:
Di pinjam dari Bank Rakyat Indonesia untuk memperbesar usahanya sebesar Rp.
500.000,00.
Transaksi - transaksi tersebut diatas dicatat dalam jurnal sebagai berikut :
Jurnal
Halaman : 1
Tanggal
2008
Agt.
1.
4.
8.
12.
18.
25.
28.
Rekening / Keterangan
Kas
Modal Tuan Budi
( Setoran modal / investasi
modal )
Beban Sewa
Kas
( Membayar sewa bulan
pertama )
Perlengkapan Kantor
Utang Usaha
( Pembelian perlengkapan
kantor )
Kas
Pendapatan Jasa
( Penerimaan Uang Jasa )
Beban Listrik
Kas
( Pembayaran beban listrik
bln. Feb )
Prive Tuan Budi
Kas
( Pengambilan prive )
Kas
Ref.
Debet
Kredit
500.000,00
-
500.000,00
50.000,00
-
50.000,00
100.000,00
-
100.000,00
75.000,00
-
75.000,00
5.000,00
-
5.000,00
25.000,00
-
25.000,00
500.000,00
-
500.000,00
15
Utang Bank
( Pinjaman Bank Rakyat
Indonesia )
1.225.000,00
1.225.000,00
Jumlah
BAB IV
BUKU BESAR DAN NERACA SALDO
Standar Kompetensi
Memahami Penyusunan Siklus Akuntansi perusahaan jasa
Kompetensi Dasar
Melakukan posting dari jurnal ke Buku Besar
A. PENDAHULUAN
Bukti pencatatan pertama – tama akan dicatat dalam sebuah buku yang dinamakan jurnal. Catatan dalam jurnal
tersebut secara kronologis dipindahkkan ke rekening buku besar. Setelah akhir periode akuntansi maka saldo rekening –
rekening buku besar tersebut disusun ke dalam suatu daftar yang dinamakan neraca saldo. Neraca saldo disini berfungsi
sebagai alat pengontrol catatan dalam rekening buku besar.
B. BUKU BESAR
1. Pengertian Buku Besar
Setiap bukti transaksi yang sudah dibuatkan bukti pencatatannya ( bukti jurrnal ) akan dicatat dalam jurnal ,
selanjutnya secara kronologis dibukukan kedalam rekening. Kumpulan dari rekening tersebut dinamakan buku besar.
Pencatatan dari jurnal ke rekening buku besar dinamakan posting.
2. Bentuk Rekening
Ada beberapa bentuk rekening diantaranya :
a. Rekening berbentuk T (T account )
Bentuk ini berbentuk bentuk yang paling sederhana yang menyerupai huruf T. Bentuk ini mempunyai dua sisi yaitu sisi
debit dan sisi kredit. Bentuknya adalah seagai berikut :
Nama Akun
No
( Sisi debet )
( Sisi kredit )
b. Rekening bentuk T disempurnakan ( bentuk dua kolom )
Bentuk ini adalah merupakan penyempurnaan dari rekening bentuk T , dimana sisi debit maupun sisi kredit masing –
masing dibagi menjadi kkolom tanggal, keterangan, ref
( referensi ) dan jumlah. Bentuknya adalah sebagai
berikut :
Nama akun:
Tanggal
Kode akun
Keterangan
Ref
Jumlah
Tanggal
Keterangan
Ref
Jumlah
c. Rekening berbentuk tiga kolom
Bentuknya adalah sebagai berikut :
Nama Akun
Tanggal
Kode akun
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
D/K
Saldo
16
Keterangan :
Kolom tanggal utnuk mencatat tanggal terjadinya transaksi.
Kolom keterangan untuk mencatat keterangan/uraian yang terdapat dalam jurnal.
Kolom ref ( referensi) untuk mencatat nomor halamn jurnal.
Kolom debit untuk mencatat jumlah uang yang kita debit.
Kolom kredit untuk mencatat jumllah uang yang kita kredit.
Kolom D / K untuk mencatat macamnya saldo dari rekening yang bersangkutan. Jika rekening
tersebut bersaldo debit maka ditulis D dan sebaliknya jika rekening tersebut bersaldo kredit ditulis K.
Kolom saldo untuk mencatat jumlah saldodari rekening tersebut.
d. Rekening berbentuk empat kolom
Bentuknya hampir sama dengan rekening berbentuk tiga kolom hanya bedanya dalam kolom saldo terbagi dua
yaitu kolom debit dan kolom kredit. Bentuknya adalah sebagai berikut :
Nama akun
Kode akun
Saldo
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Debet
Kredit
Keterangan :
-
Kolom tanggal untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi.
Kolom keterangan utnuk mencatat keterangan /uraian yang terdapat dalam jurnal..
Kolom ref ( referensi) untuk mencatat nomor halaman jurnal.
Kolom debit untuk mencatat jumlah uang yang kita debit.
Kolom kredit untuk mencatat jumlah uang yang kita kredit.Kolom saldo untuk mencatat saldo
dari rekening tersebut. Jika bersaldo debit dicatat pada kolom debit dan sebaliknya jika bersaldo kerdit dicatat pada
kolom kredit.
Pada umumnya perusahaan menggunakan rekenign yang berbentuk tiga kolom maupun empat kolom, karena
kedua bentuk tersebut setiap saat dapat diketahui saldonya sehingga mempermudah pemeriksaan.
3. Pencatatan Dalam Rekening Buku Besar.
Langkah – langkah pencatatan dalam rekening buku besar adalah sebagai berikut :
a.
Mencatat saldo awal dari data neraca awal. Rekening yang ada di
isi debit neraca dicatat sebagai saldo debit dan rekening yang ada diisi kredit neraca dicatat sebagai saldo kredit.
b.
Mencatat tanggal terjadinya transaksi yang diambilkan dari tanggal
transaksi pada jurnal ke kolom tanggal rekening buku besar yang bersangkutan.
c.
Mencatat keterangan yang diambilkan dari keterangan/uraian
dalam jurnal ke kolom keterangan pada rekening buku besar yang bersangkutan.
d.
Mencatat jumlah debit dalam jurnal ke kolom debit rekening yang
bersangkutan, dan mencatat jumlah kredit dalam jurnal ke kolom kredit yang bersangkutan.
e.
Mencatat nomor halaman jurnal ke kolom referensi (ref) rekening
buku besar yang bersangkutan.
f.
Jika rekening dalam jurnal sudah dibukukan ke dalam rekening
buku besar maka di kolom referensi jurnal dicatat nomor kode rekening yang bersangkutan.
g.
Jika digunakan rekening yang berbentuk tiga kolom atau empat
kolom maka carilah saldonya dengan cara membandingkan antara jumlah saldo dengan pencatatan transaksi
tersebut. Pencatatan debit akan menambah saldo debit atau mengurangi saldo kredit, sedangkan pencatatan kredit
akan mengurangi debit atau menambah saldo kredit.
Agar lebih jelasnya pencatatan dari jurnal ke rekening buku besar maka perhatikanlah bagan di bawah ini:
Jurnal
Umum:
Tanggal
2006
Feb.
1
Hal : 1
Kas
Rekening/keterangan
Ref
Debet
Kredit
Modal Tuan Budi
101
301
Rp. 500.000,00
-
Rp. 500.000,00
17
( setoran modal )
Nama
: Kas
No : 101
Tanggal
2006
Feb.
Nama
Keterangan
1
Satuan modal
1
Debet
Rp.
500.000,00
Kredit
-
Saldo
Debet
Kredit
Rp.500.000,
00
-
: Modal Tuan Budi
Tanggal
2006
Feb.
Ref
Keterangan
1
Satuan modal
No : 301
Ref
1
Debet
-
Kredit
Rp.
500.000,00
Saldo
Debet
Kredit
-
Rp.500.000
,00
C. NERACA SALDO
Keseimbangan antara jumlah debit dan jumlah kredit dalam rekenig buku besar harus diperiksa. Pemerikasaan
keseimbangan sebaiknya dilakukan tiap – tiap akhir bulan. Alat yang digunakan untuk memeriksa atau mengontrol adalah
neraca saldo. Neraca saldo dapat diartikan suatu data yang memuat daftar – daftar nomor, nama dan saldo dari masing –
masing rekening buku besar. Sumber pencatatan neraca saldo diambilkan dari saldo – saldo rekening buku bear yang
ada dalam perusahaan tersebut.
Jika perusahaan menggunakan bentuk rekening tiga kolom atau empat kolom maka penyusunan neraca saldo
tinggal mencatat jumlah saldo dari masing – masing rekening yang terlihat dalam neraca saldo. Rekening yang bersaldo
debit maka kita catat saldo tersebut pada kolom debit dan sebaliknya rekening yang bersaldo kredit kita catat saldo
tersebut pada kolom kredit. Tapi bila perusahaan menggunakan bentuk rekening T
( T account ) atau rekening T
account yang disempurnakan ( dua kolom ) maka penyusunan neraca saldo terlebih dahulu harus menghitung dari
masing – masing rekening yang ada dalam perusahaan. Cara mencari saldonya dengan jalan menjumlahkan sisi debit
dan menjumlahkan sisi kredit dari setiap rekening. Kemudian kita bandingkan antara jumlah debit dan jumlah kredit, jika
jumlah debit lebih besar dari jumllah kredit maka selisihnya merupakan saldo debit. Sebaliknya jika jumlah kerdit lebih
besar dari umlah debit maka selisihnya merupakan saldo kredit. Dalam neraca saldo jumlah debit akan sama besarnya
dengan jumlah kredit. Bentuk neraca saldo adalah sebagai berikut :
No
Nama Rekening
Debet
Kredit
Keterangan :
1.
Kolom nomor untuk mencatat nomor kode
rekening yang bersangkutan.
2.
Kolom nama rekening untuk mencatat nama –
nama rekening yang ada dalam perusahaan tersebut.
3.
Kolom debit untuk mencatat jumlah saldo uang
dari rekening yang besaldo debit.
4. Kolom kredit untuk mencatat jumlah saldo uang dari rekening yang bersaldo kredit.
Saldo normal setiap rekening sama dengan sisi penambahan dari rekening yang bersangkutan. Agar jelasnya di
bawah ini adalah tabel saldo normal dari setiap rekening :
No
Nama Rekening
Saldo Normal
18
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Harta
Utang
Modal
Prive
Pendapatan
Beban
Debet
Kredit
Kredit
Debet
Kredit
Debet
1. Setiap bukti transaksi yang sudah dibuatkan bukti pencatatannya ( bukti jurrnal )
akan dicatat dalam jurnal , selanjutnya secara kronologis dibukukan kedalam akun.
Kumpulan dari rekening tersebut dinamakan buku besar. Pencatatan dari jurnal ke
rekening buku besar dinamakan posting.
2. Neraca saldo dapat diartikan suatu data yang memuat daftar – daftar nomor, nama
dan saldo dari masing – masing akun buku besar. Sumber pencatatan neraca saldo
diambilkan dari saldo – saldo akun buku bear yang ada dalam perusahaan tersebut.
Perusahaan Angkutan Aman yang bergerak dalam bidang jasa angkutan menunjukkan neraca per 1 Januari 2006
sebagai berikut:
Perusahaan Angkutan Aman
Neraca
Per 1 Januari 2006
Kas
Piutang usaha
Perlengkapan
Kendaraan
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
10.000.000,00
15.000.000,00
2.500.000,00
50.000.000,00
Utang usaha
Modal Budi
Jumlah aktiva Rp. 77.500.000,00
Rp. 15.000.000,00
Rp 62.500.000,00
Jumlah pasiva
Rp.
77.500.00,00
Data Jurnal selama bulan Januari 2006 adalah berikut:
Jurnal umum
Tanggal
2006
Jan
5
“
10
“
15
“
25
Halaman 4
Rekening/keterangan
Perlengkapan
Kas
(pembelian perlengkapan)
Uang Usaha
Kas
(pembayaran utang)
Kas
Piutang usaha
(penerimaan piutang)
Kendaraan
Utang usaha
(Pembelian kendaraan kredit)
Ref.
Debet
Kredit
113
111
Rp. 2.000.000,00
-
Rp.2.000.000,00
211
111
Rp. 5.000.000,00
-
Rp. 5.000.000,00
111
112
Rp.10.000.000,00
-
121
211
Rp.5.000.000,00
-
Rp.
10.000.000,00
Rp.
22.000.000,00
Rp. 5.000.000,00
Rp.
22.000.000,00
Dari data neraca dan jurnal tersebut diatas setelah di bukukan ke rekening buku besar terlihat sbb:
19
Kas
111
Tanggal
2006
Jan.
“
“
“
1
5
10
15
Keterangan
Saldo
Pembayaran
Perlengkapan
Pembayaran Utang
Penerimaaan Piutang
Ref
Debet
Kredit
V
4
4
4
10.000.000,0
0
2.000.000,00
5.000.000,00
-
Saldo
Debet
Kredit
10.000.000,0
0
-
8.000.000,00
3.000.000,00
13.000.000,0
0
Piutang Usaha
112
Saldo
Tanggal
2006
Jan.
“
1
5
Keterangan
Saldo
Penerimaan Piutang
Ref
Debet
Kredit
V
4
-
10.000.000,00
Debet
Kredit
15.000.000,0
0
-
5.000.000,00
Perlengkapan
113
Saldo
Tanggal
2006
Jan.
“
1
5
Keterangan
Saldo
Pembelian
Perlengkapan
Ref
Debet
Kredit
V
4
2.000.000,00
-
Debet
Kredit
2.500.000,
00
4.500.000,
00
-
Kendaraan
Tanggal
2006
Jan.
“
1
25
114
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Pembelian Kendaraan
V
4
5.000.000,00
-
Saldo
Debet
Kredit
50.000.000,0
0
55.000.000,0
0
Utang Usaha
Tanggal
2006
Jan.
“
“
1
10
25
211
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Pembayaran Utang
Pembelian Kendaraan
V
4
4
5.000.000,00
-
5.000.000,00
Saldo
Debet
-
Kredit
15.000.000,
00
10.000.000,
00
15.000.000,
00
20
Modal Budi
Tanggal
2006
Jan.
311
Keterangan
1
Saldo
Ref
Debet
Kredit
-
-
-
Saldo
Debet
Kredit
-
62.000.000,
00
Pada contoh rekeing buku besar Perusahaan Angkutan Aman tersebut di atas jika dibuat neraca saldonya terlihat
sebagai berikut :
Perusahaan Angkutann Aman
Neraca Saldo
Per 31 Januari 2006
No
101
102
103
111
201
301
Nama Rekening
Kas
Pitang Usaha
Perlengkapan
Kendaraan
Utang Usaha
Modal Budi
Debet
Kredit
Rp. 13.000.000,00
Rp. 5.000.000,00
Rp. 4.500.000,00
Rp. 55.000.000,00
-
Rp. 15.000.000,00
Rp. 62.500.000,00
Rp. 77.500.000,00
Rp. 77.500.000,00
BAB V
JURNAL PENYESUAIAN DAN KERTAS KERJA
Standar Kompetensi
Memahami Penyusunan Siklus Akuntansi perusahaan jasa
Kompetensi Dasar
Membuat Ikhtisar Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
A. PENDAHULUAN
Neraca saldo merupakan bahan pokok untuk menyusun laporan keuangan Rekening yang sudah menunjukkan
keadaan yang sebenarnya digunakan untuk menyusun laporan keuangan, sedangkan yang belum menunjukkan
keadaaan sebenarnya harus disesuaikan lebih dahulu dengan jurnal penyesuaian.
Jurnal penyesuaian adalah ayat atau jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi secara
berangsur-angsur selama satu periode yang terjadi pada akhir periode akuntansi dan sekaligus mengadakan
penyesuaian terhadap neraca saldo
Pembuatan jurnal penyesuaian mempunyai dua tujuan yaitu :
1. Agar setiap akun riil/akun neraca khususnya akun harta dan utang dapat menunjukkan keadaan yang
sesungguhnya.
2. Agar setiap akun nominal /akun rugi-laba menunjukkan pendapatan dan beban yang seharusnya diakui.
B. REKENING YANG PERLU DISESUAIKAN
Rekening yang memerlukan penyesuaian antara lain :
1 Perlengkapan / Bahan habis pakai ( Supplies )
2. Beban dibayar di muka ( Prepaid Expense )
3. Pendapatan diterima di muka ( Deffered Revenue )
4. Beban yang masih harus dibayar ( Accrued Expense )
5. Pendapatan yang masih harus diterima//piutang pendapatan ( Accrued Income )
6. Penyusutan aktiva tetap ( Depreciation )
Contoh data penyesuaian dan jurnalnya.
21
1. Perlengkapan ( Supplies )
Perlengkapan di neraca saldo memperlihatkan jumlah Rp. 900.000,00 . Setelah dihitung secara phisik persediaan
perlengkapan pad tanggal 31 Desember Rp. 700.000,00. Ini berarti perlengkapan yang telah dipakai untuk kegiatan
perusahaan berjumlah Rp. 400.000,00.
Jurnal Penyesuaian :
Beban Perlengkapan
Perlengkapan
Rp. 400.000,00
Rp. 400.000,00
2.Beban dibayar dimuka ( Prepaid Expense )
Ada dua cara pencatatan pada waktu melakukan pembayaran beban ( biaya ) :
a.Pendekatan Neraca, yaitu pembayaran beban dicatat dalam rekening “ Beban dibayar di muka “
b.Pendekatan Rugi Laba, yaitu pembayaran beban dicatat dalam rekening “ Beban….”
Contoh :
Pada Tanggal 1 April 2008 membayar premi asuransi untuk satu tahun Rp. 240.000,00.
a. Jika menggunakan pendekatan neraca, transaksi tersebut dicatat dalam rekening :
Asuransi dibayar dimuka ( Debet )
Kas ( Kredit )
Rp. 240.000,00
Rp. 240.000,00
Jumlah tersebut akan tetap terlihat pada akun asuransi dibayar di muka di neraca saldo 31 Desember 2008
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tersebut sebenarnya asuransi yang sudah dimanfaatkan adalah 9 bulan
( 1 April 2008– 31 Desember 2009 ). Ini berarti sejumlah Rp. 180.000,00 ( 9/12 x Rp. 240.000,00 ) sudah menjadi
beban tahun 1990. Maka jumlah tersebut harus dipindahkan dari akun “ Asuransi dibayar dimuka “ ke rekening “
Beban Asuransi “ dengan jurnal penyesuaian :
Beban Asuransi
Asuransi dibayar di muka
b.
Rp. 180.000,00
Rp. 180.000,00
Jika menggunakan Pendekatan Rugi Laba , transaksi pada contoh di atas pada tanggal 1 April 2008, dicatat dalam
akun :
Beban Asuransi ( debet )
Kas ( Kredit )
Rp. 240.000,00
Rp. 240.000,00
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 sebenarnya yang sudah menjadi beban baru 9 bulan ( Rp. 180.000,00 ).
Sedangkan sisanya ( Rp. 60.000,00 ) bukan merupakan beban tahun 2008
Maka jumlah yang belum merupakan beban tersebut harus di pindahkan dari akun” Biaya Asuransi “ ke
akun“Asuransi dibayar di muka “ , dengan jurnal penyesuaian :
Asuransi dibayar di muka
Beban Asuransi
Rp. 60.000,00
Rp. 60.000,00
Untuk lebih jelasnya, perhitungan mana yang sudah, dan mana yang belum menjadi beban dapat dilukiskan dalam
gambar ( garis waktu ) berikut ini :
1 April 08
31 Des 08
8 Bulan
Sudah menjadi beban
31 maret 09
3 bulan
Belum menjadi beban
Dari contoh dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
c. Jika pada saat pembayaran belum dicatat dalam akun asuransi dibayar di muka, maka penyesuaiannya : Akun
Asuransi dibayar di muka di kredit sebesar yang sudah menjadi beban, dan akun Beban asuransi di debet sejumlah
itu .
d. Jika pada saat pembayaran dicatat dalam akun beban Asuransi, maka penyesuaiannya : Akun Beban asuransi
dikredit sebesar yang belum menjadi beban, dan akunAsuransi dibayar dimuka di debet sejumlah itu.
3. Pendapatan diterima di muka ( Deffered Revenue )
Pada waktu menerima pendapatn pada umumnya dicatat dalam akun pendapatan ( Pendekatan Rugi – Laba ),
tetapi kadang – kadang pendapatan yang diterima untuk lebih dari satu periode dicatat dalam akun Pendapatan
diterima di muka ( Pendekatan neraca ).
Contoh :
22
Pada tanggal 1 Juli 2008 diterima sewa untuk 2 tahun Rp. 2.000.000,00.
a. Jika mengunakan pendekatan neraca transaksi tersebut di catat dalam akunrekening :
Kas ( debit )
Sewa diterima di muka ( kredit )
Rp. 2.000.000,00
Rp. 2.000.000,00
Jumlah tersebut akan tetap terlihat pada akun sewa diterima di muka di neraca saldo 31 Desember 2008.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 tersebut, sebenarnya yang sudah merupakan pendapatan tahun 2008,
adalah 6 bulan ( 1 Juli 2008 – 31 Desember 2008) = 6/24 x Rp. 2.000.000,00 = Rp. 500.000,00. Sedang selebihnya (
Rp. 1.500.000,00 ) belum merupakan pendapatan tahun 2008
Karena pada saat penerimaan sewa dicatat dalam rekening sewa diterima di muka maka untuk jumlah yang sudah
merupakan pendapatan tahun 2008 harus dipindahkan ke akun Pendapatan Sewa dengan jurnal Penyesuaian
sebagai berikut :
Sewa diterima di muka
Pendapatan sewa
Rp. 500.000,00
Rp. 500.000,00
b.Jika menggunakan pendekatan Rugi – Laba, transaksi di atas dicatat dalam akun :
Kas ( debit )
Pendapatan sewa ( kredit )
Rp. 2.000.000,00
Rp. 2.000.000,00
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, sebenarnya yang sudah merupakan pendapatan tahun 2008 adalah
Rp. 500.000,00. Sedang selebihnya ( Rp. 1.500.000,00 ) belum merupakan pendapatan.
Jumlah ini harus dipindahkan ke akun Pendapatan Sewa diterima di muka dengan jurnal penyesuaian :
Pendapatan sewa
Sewa diterima di muka
Rp. 1.500.000,00
Rp. 1.500.000,00
4. Beban yang masih harus dibayar ( Accrued Expense )
Perusahaan membayar gaji pegawai mingguan tiap hari sabtu. Tarif gaji Rp. 40.000,00 per hari. Pembayaran
gaji terakhir tanggal 27 Desember dengan demikian gaji karyawan tanggal 29, 30, dan 31 Desember belum di bayar
karena baru akan di bayar pada hari Sabtu tanggal 3 Januari tahun berikutnya. Ini berarti sampai akhir periode akuntansi
terdapat gaji yang belum di bayar 3 hari @ Rp. 40.000,00 = Rp. 120.000,00.
Jurnal penyesuaiannya:
Beban gaji
Rp. 120.000,00
Utang gaji
Rp. 120.000,00
5. Pendapatan yang harus di terima/piutang pendapatan (Accrued Income)
Suatu perusahaan menyimpan uang di Bank Pasifik, Rp. 1.000,000,00 pada tangggal 1 September 2008. Suku
bunga 18%, bunga di terima 6 bulan sekali (tiap 1 Maret – 1 September).
Ini berarti bunga 6 bulan pertama baru akan di terima tanggal 1 Maret 2009 sehingga sampai akhir periode akuntansi,
terdapat bunga yang di tunda penerimaannya selama 4 bulan (1 September – 31 Desember) yaitu 4/12 x 18% x Rp.
1.000.000,00 = Rp. 60.000,00.
Jurnal penyesuaiannya:
Piutang bunga
Pendapatan bunga
Rp. 60.000,00
Rp. 60.000,00
6. Penyusutan Aktiva Tetap (depreciation)
Dineraca saldo rekening peralatan kantor memperlihatkan jumlah Rp. 1.000.000,00 di putuskan untuk
mengadakan penyusutan 10% per tahun. Ini berarti penyusutan tiap tahun = 10% x Rp 1.000.000,00 = Rp. 100.000,00.
Jurnal pnyesuaiannya:
beban pnyusutan peralatan
Rp. 100.000,00
Akumulasi penyusutan peralatan
Rp. 100.000,00
C. KERTAS KERJA
Tahap akhir siklus Akuntansi adalah menyusun
laporan Keuangan yang dibuat sebagai Laporan
Pertanggungjawaban pimpinan Perusahaan kepada pemilik, dan juga disajikan kepada pihak luar yang memerlukan.
Untuk itu diperlukan alat bantu yang dapat mempermudah penyusunan Laporan Keuangan. Alat bantu tersebut adalah
Kertas Kerja ( Work Sheet ) yang disebut juga Neraca Lajur.
1. Bentuk Kertas Kerja
23
Sesuai dengan sifatnya kertas kerja yaitu konsep untuk menyusun Laporan Keuangan, maka belum ada
keseragaman dalam pemakaian bentuk.
Pada umumnya Kertas Kerja berbentuk 10 kolom , tetapi dapat juga dibuat dengan
8 kolom , 12 kolom , sesuai
dengan kebutuhannya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini .
Kertas Kerja 10 Kolom
No
Rekening
Neraca
Saldo
D
K
Penyesuaia
n
D
K
Ns.
Disesuaikan
D
K
Rugi/Laba
Neraca
Saldo
D
K
Penyesuaia
n
D
K
Rugi/Laba
Neraca
D
K
Neraca
D
K
Kertas Kerja 8 Kolom
No
Rekening
D
K
D
K
Kertas Kerja 12 Kolom
No
Rekening
Neraca
Saldo
D
K
Penyesuai
an
D
K
Ns.
Disesuaikan
D
K
Rugi/Laba
D
K
Modal
Neraca
D
D
K
K
2. Penyusunan Kertas kerja
Langkah – langkah penyusunan Kertas Kerja 10 Kolom :
1. Menyiapkan Kertas Kerja dan mengisi kolom neraca saldo berdasarkan neraca salso yang telah disiapkan atau dari
saldo yang ada di Buku Besar.
2. Memindahkan jurnal penyesuaian kedalam kolom penyesuaian. Apabila nama rekening yang harus disesuaikan
belum ada di neraca saldo, maka akun tersebut dicantumkan di bawahnya.
3. Mengisi kolom neraca saldo disesuaikan dengan jumlah – jumlah yang diperoleh dari penggabungan neraca saldo
dengan jurnal penyesuaian untuk masing – masing akun :
a.
Jika letaknya sama dijumlahkan
kemudian dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan pada sisi yang sama.
b.
Jika letaknya berlawanan diselisihkan,
hasilnya dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan, pada sisi yang lebih besar.
4. Memindahkan jumlah – jumlah yang ada pada neraca saldo disesuaikan ke dalam kolom Rugi laba atau neraca,
pada sisi yang sama dengan cara :
a. Untuk rening Riil, yaitu Harta , Utang, dan Modal ( termasuk akun Prive ) dipindahkan ke kolom neraca.
b. Untuk rekening Nominal, yaitu Pendapatan dan Beban dipindahkan ke kolom Rugi – Laba.
5. Menjumlahkan angka – angka dalam koom Rugi Laba, kemudian menuliskan selisih antara umlah debet dan kredit
disisi jumlah yang lebih kecil, sehingga jumlah debet dan kredit sama.
6. Menuliskan kata “ Laba Bersih “ atau “Rugi Bersih “ dalam kolom rekening dengan ketentuan :
a. Jika jumlah debet lebih besar dari jumlah krediit ( kolom Rugi Laba ) , sehingga selisihnya ditulis di Kredit, berarti
“ Rugi Bersih “.
b. Jika jumlah kredit lebih besar dari jumlah debet ( koom Rugi Laba ), sehingga selisihnya ditulis di debet berarti “
Laba Bersih “.
7. Memindahkan laba Rugi bersih ke kolom neraca pada sisi yang berlawanan.
8. Menjumlah kolom neraca sehingga jumlah debet dan kredit menjadi sama, kemudian seluruh jumlah yang ada di
Kertas Kerja di garis dua.
24
D. JURNAL PENUTUP
Rekening buku besar yang sudah diisi selama periode akuntansi, tapi akhir periode harus ditutup dan kemudian
dibukukan kembali pada awal periode berikutnya.Menutup buku adalah memindahkan saldo –saldo akun nominal
atau sementara akun Modal menunjukan saldo akhir sesuai dengan yang tercantum dalam Neraca (Laporan
Keuangan) dan akun nominal bersaldo nol, sehingga dineraca akhir tidak tampak lagi. Untuk akun nominal perlu
dibuat jurnal penutup.
Jurnal Penutup adalah jurnal yang digunakan untuk menutup akun-akun perantara (pendapatan , beban, dan
pengambilan prive). Tujuan dibuatnya jurnal penutup adalah untuk memindahkan saldo – saldo akun nominal dan
pengambilan pribadi ke akun modal.
Langkah – langkah dalam penyusunan jurnal penutup :
1. Menutup akun Pendapatan : Mendebet akun pendapatan sebesar saldonya ( yang terdapat disisi kredit kolom
rugi laba pada kertas kerja ) dan mengkredit akun ikhtisar rugi laba.
2. Menutup akun Beban : Mengkredit akun beban sebesar saldo masing – masing ( sisi debit kolom Rugi Laba )
dan mendebet akun ikhtisar Rugi Laba.
3. Menutup akun Rugi/Laba, dengan cara :
a. Jika laba, dengan mendebet akun ikhtisar Rugi Laba dan mengkredit akun modal.
b. Jika rugi, dengan mengkredit akun ikhtisar Rugi Laba dan mendebet akun modal.
4. Menutup akum Prive : Mengkredit akun prive sebesar saldonya ( sisi debit neraca akhir ) dan mendebet akun
modal.
E.MENUTUP BUKU BESAR
Pada akhir periode pembukuan , seluruh akun sementara ditutup. Tujuan dari tutup buku adalah membuat akun
yang bersangkutan tidak bersaldo atau bersaldo nol
Langkah – langkah selanjutnya dalam menutup buku besar adalah :
a. Memindahkan ( posting ) jurnal penyesuaian ke akun-akun buku besar yang bersangkutan.
b. Memindahkan ( posting ) jurnal penutup ke akun buku besar yang bersangkutan.
Setelah jurnal penyesuaian dan jurnal penutup dipindahkan ke buku besar, maka rekening nominal dan
pengambilan pribadi akan bersaldo nol dan akun modal jumlahnya sesuai dengan yang ada di neraca ( laporan
keuangan )
F. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN
Setelah buku besar ditutup, tahap berikutnya adalah menyusun neraca saldo setelah penutupan.Tujuan
penyusunan Neraca Saldo Penutupan adalah untuk memastikan bahwa sebelum mulai pencatatan data akuntansi
periode berikutnya, rekening-reekening buku besar dalam keadaan balance (seimbang).
Neraca saldo setelah penutupan berisi perkiraan riel (harta, uang, dan modal), yang jumlahnya diambil dari
saldo-saldo rekening buku besar.
G. JURNAL PEMBALIK (Reversing Entries)
Jurnal pembalik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi untuk mengembalikan akun-akun riil
yang timbul akibat adanya jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi menjadi akun nominal lagi.
Jurnal pembalik disusun dengan cara membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan rekening riil yang baru,
sehingga saldonya menjadi nol dan timbul kembali rekening nominal yang sesuai dengan rekening yang terdapat
pada neraca saldo sebelumnya.
Tidak semua jurnal penyesuaian perlu dibalik. Transaksi-transaksi yang memerlukan jurnal pembalik adalah
sebagai berikut:
1.
Transaksi pembayaran beban dimuka yang dicatat sebagai beban
Misalnya: beban sewa untuk mencatat sewa dibayar dimuka, beban asuransi untuk mencatat asuransi dibayar
dimuka
2. Transaksi penerimaan pendapatan dimuka yang dicatat sebagai pendapatan
Misalnya: pendapatan sewa untuk mencatat sewa diterima dimuka
3. Transaksi pembayaran beban di belakang
Misalnya: utang gaji untuk mencatat gaji yang masih harus dibayar dan utang bunga untuk mencatat bunga
yang masih harus dibayar
4. Transaksi penerimaan pendapatan dibelakang
Misalnya: piutang pendapatan untuk mencatat pendapatan yang masih harus ditagih/belum diterima
25
1. Jurnal penyesuaian adalah ayat atau jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi2.
3.
4.
5.
transaksi yang terjadi secara berangsur-angsur selama satu periode yang terjadi pada
akhir periode akuntansi dan sekaligus mengadakan penyesuaian terhadap neraca saldo
Rekening yang memerlukan penyesuaian antara lain :
1 Perlengkapan / Bahan habis pakai ( Supplies )
2. Beban dibayar di muka ( Prepaid Expense )
3. Pendapatan diterima di muka ( Deffered Revenue )
4. Beban yang masih harus dibayar ( Accrued Expense )
5. Pendapatan yang masih harus diterima//piutang pendapatan ( Accrued Income )
6. Penyusutan aktiva tetap ( Depreciation )
Diperlukan alat bantu yang dapat mempermudah penyusunan Laporan Keuangan. Alat
bantu tersebut adalah Kertas Kerja ( Work Sheet ) yang disebut juga Neraca Lajur.
Menutup buku adalah memindahkan saldo –saldo rekening nominal atau sementara
rekening Modal menunjukan saldo akhir sesuai dengan yang tercantum dalam Neraca
(Laporan Keuangan) dan rekening nominal bersaldo nol, sehingga dineraca akhir tidak
tampak lagi.
Jurnal pembalik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi untuk
mengembalikan akun-akun riil yang timbul akibat adanya jurnal penyesuaian pada akhir
periode akuntansi menjadi akun nominal lagi.
1. Neraca saldo Perusahaan Angkutan “Nyaman”. Pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut:
No
.
10
1
10
2
10
3
10
4
12
1
12
2
20
1
30
1
30
2
40
1
50
1
50
2
50
3
50
Nama Rekening
Kas
Piutang usaha
Perlengkapan
Sewa di bayar dimuka
Kendaraan
Akumul;asi penyusutan Kendaraan
Utang usaha
Modal H. Ahmad
Prive H. Ahmad
Pendapatan angkutan
Beban gaji
Beban bunga
Beban asuransi
Beban lain-lain
Debet
Rp. 1.800.000,00
Rp. 1.500.000,00
Rp.
500.000,00
Rp. 2.000.000,00
Rp. 100.000.000,00
Rp.
600.000,00
Rp. 16.000.000,00
Rp.
700.000,00
Rp. 1.800.000,00
Rp.
100.000,00
Kredit
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
40.000.000,00
5.000.000,00
50.000.000,00
30.000.000,00
-
26
9
Rp. 125.000.000,00
Rp. 125.000.000,00
Data Penyesuaian:
a.Persediaan perlengkapan pada tanggal 31 Desember Rp. 200.000,00.
b.Sewa di bayar tanggal 1 April 2008 untuk 1 tahun.
c.Kendaraan di susutkan 20% setahun.
d.Pendapatan angkutan yang masih harus diterima Rp. 1.500.000,00.
e.Gaji karyawan yang masih harus di bayar Rp. 300.000,00.
f.Bunga yang masih harus di bayar Rp. 50.000,00.
g.Asuransi dibayar tanggal 1 September 2008 untuk 1 tahun.
Berdasarkan Neraca saldo dan data penyesuaian di atas, buatlah jurnal Penyesuaian!
Jawab:
Tanggal
2008
Des.
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
Uraian
Beban Perlengkapan
Perlengkapan
Beban Sewa
Sewa dibayar di muka
Beban Penyusutan Kendaraan
Akumulasi
Penyusutan
Kendaraan
Piutang Pendapatan Angkutan
Pendapatan Angkutan
Beban Gaji
Utang Gaji
Beban Bunga
Utang Bunga
Asuransi dibayar di muka
Beban Asuransi
Ref.
Debet
Kredit
300.000,00
1.500.000,00
20.000.000,00
1.500.000,00
300.000,00
50.000,00
1.200.000,00
24.850.000,00
3 00.000,00
1.500.000,00
20.000.000,00
1.500.000,00
300.000,00
50.000,00
1.200.000,00
24..850.000,,00
3
1
Penjelasan :
a. Perlengkapam yang sudah di pakai = Rp. 500.000,00 – Rp. 200.000,00 = Rp.300.000,00.
b. Sewa yang sudah menjadi beban tahun 2008, 9 bulan ( 1 April – 31 April Desember2008 = 9/12 x Rp. 2.000.000,00 =
Rp. 1.500.000,00.
c. Penyusutan kendaraan 1 tahun = 20 % x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 20.000.000,00.
d. Pendapatan Angkutan yang masih harus diterima sudah merupakan pendapatan tetapi belum diterima
pembayarannya.
e. Gaji yang masih harus dibayar merupakan utang perusahaan kepada karyawan yang sebenarnya sudah menjadi
beban tahun 2008
f. Bunga yang masih harus dibayar merupakan bunga yang sudahh menjadi beban tahun 2008 tetapi masih ditangguhkan
pembayarannya.
g. Asuransi yang sudah menjadi beban tahun 2008 adalah 4 bulan ( 1 September – 31 Desember 2008) = 4/12 x Rp.
1.800.000,00 = Rp. 600.000,00. Sisa ( Rp. 1.200.000,00 ) belum merupakan beban tahun 2008, maka harus
dipindahkan ke rekening Asuransi di bayar di muka.
2. Bengkel mobil Perkasa pada tanggal 31 Desember 2006 mempunyai data Akuntansi sebagai berikut :
27
No
.
11
1
11
2
11
3
11
4
11
5
12
1
12
2
21
1
31
1
31
2
41
1
41
2
51
1
51
2
51
3
Nama Rekening
Kas
Piutang usaha
Perlengkapan / Supplies
Asuransi dibayar di muka
Sewa di bayar di muka
Peralatan Servis
Akumulasi penyusutan peralatan
Utang Usaha
Modal H. Ali
Prive H. Ali
Pendapatan Servis
Pendapatan Komisi
Beban Gaji
Beban Iklan
Beban Bunga
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Debet
Kredit
1.400.000,00
700.000,00
500.000,00
600.000,00
1.200.000,00
2.000.000,00
300.000,00
-
600.000,00
500.000,00
3.000.000,00
6.800.000,00
400.0000,00
-
Rp.
3.700.000,00
Rp.
750.000,00
Rp.
150.000,00
Rp. 11.300.000,00
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp. 11..3000.000,00
Data untuk penyesuaian :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Persediaan perlengkapan tanggal 31 Desember 2006 sebesar Rp. 200.000,00
Asuransi yang telah kadarluwarsa Rp. 400.000,00
Sewa dibayar tanggal 1 Agustus 2006 untuk 1 tahun
Penyusutan peralatan 10 % 1 tahun
Pendapatan servis yang masih harus diterima Rp 350.000,00
Persekot gaji untuk bulan Januari 2006 Rp. 150.000,00
Iklan yang telah diterbitkan Rp. 500.000,00
Bunga yang masih harus dibayar Rp. 100.000,00
Rekening baru yang harus dibuka :
514 Beban perlengkapan, 515 Beban asuransi , 516 beban sewa, 517 Beban penyusutan peralatan, 116 Piutang
pendapatan, 117 Gaji dibayar dimuka, 118 Iklan dibayar dimuka, 212 Utang bunga.
Berdasarkan data akuntansi di atas, susunlah kertas kerja dan jurnal penyesuaian.
Jawab :
a. Jurnal Penyesuaian :
Tanggal
Uraian
Ref.
Debet
Kredit
28
1990
Des.
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
Beban Perlengkapan
Perlengkapan
Beban Asuransi
Asuransi dibayar di muka
Beban Sewa
Sewa dibayar di muka
Beban Penyusutan Peralatan
Akumulasi
Penyusutan
Peralatan
Piutang Pendapatan
Pendapatan Servia
Gaji dibayar di muka
Beban Gaji
Iklan dibayar di muka
Beban Iklan
Beban Bunga
Utang Bunga
300.000,00
400.000,00
500.000,00
200.000,00
350.000,00
150.000,00
250.000,00
100.000,00
2.250.000,00
3 00.000,00
400.000,00
500.000,00
200.000,00
350.000,00
150.000,00
250.000,00
100.000,00
2..250.000,,00
3
1
Penjelasan :
b. Perlengkapan yang terdapat dalam neraca saldo Rp. 500.000,00. Pda tanggal 31 Desember 1991 persediaan
perlengkapan yang ada Rp. 200.000,00 berarti yang telah di pakai seharga Rp. 300.000,00. Jumlah tersebut
dipindahkan sebagai beban tahun 1990, dengan cara mendebet rekening beban perlengkapan dan mengkredit
rekening perlengkapan.
c. Asuransi tersebut yang kadarluwarsa Rp. 400.000,00 berarti sudah menjaddi beban tahun 1990, maka harus
dipindahkan dari rekening asuransi dibayar di muka ke rekening beban asuransi dengan cara mendebet rekening
Beban asuransi dan mengkredit rekening Asuransi dibayar di muka.
d. Sewa Rp. 1.200.000,00 untuk 1 tahun dibayar tanggal 1 agustus 1990, berarti yang telah menjadi beban tahun 2006
dalam 5 bulan ( 1/8 – 31/21 2006 ) = 5/12 x Rp. 1.200.000,00 = Rp. 500.000,00. Jumlah ini harus di pindahkan dari
rekening Sewa dibayar di muka ke rekeing Beban sewa dengan cara mendebet rekening beban sewa dan
mengkredit rekening sewa dibayar di muka.
e. Penyusutan peralatan Rp. 200.000,00 ( 10 % dari Rp. 2.000.000,00 ) dicatat dengan cara mendebet rekening Beban
penyusutan Peralatan dan mengkredit rekning Akumulasi Penyusutan peralatan.
f. Pendapatan servis yang masih harus diterima Rp. 350.000,00 merupakan piutang , maka harus dicatat dengan cara
mendebet rekening. Piutang pendapatan dan mengkredit rekening Pendapatn Servis.
g. Beban gaji Rp. 3.700.000,00 termasuk gaji untuk bulan Januari 2006 Rp. 150.000,00. Jumlah ini sebenarnya bukan
merupakan beban tahun 2006, maka harus di pindahkan dari rekening beban gaji ke rekening gaji di bayar di muka,
dengan cara mendebet rekening gaji dibayar di muak dan megkredit rekening Beban gaji.
h. Iklan yang telah diterbitkan Rp. 500.000,00 berarti jumlah tersebut yang sebenarnya sudah menjadi beban tahun
1990, selebihnya sebenarnya Rp. 250.000,00 ( Rp. 750.000,00 – Rp. 500.000,00 ) harus dipindahkan dari rekening
beban Iklan ke rekening iklan dibayar dimuka dengan cara mendebet rekening ikalan di bayar di muka dan
mengkredit rekening Beban Iklan.
i. Bunga yang masih harus dibayar Rp. 100.000,00 sebenarnya sudah menjadi beban tahun 2006, tetapi belum
dibayar maka harus dicatat sebagai beban dengan cara mendebet rekening Beban bunga dan mengkredit Utang
bunga.
CONTOH JURNAL PENUTUP
Berdasarkan Kertas Kerja “ Bengkel Mobil Perkasa “ dapat dibuat jurnal penutup sebagai berikut :
Tanggal
De
s
“
31
31
Uraian
Pendapatan servis
Pendapatn Komisi
Ikhtisar Rugi – Laba
Ikhtisar Rugi – Laba
Beban gaji
Beban Iklan
Beban Bunga
Re
f
Debet
Rp. 7.150.000,00
Rp. 400.000,00
Rp. 5.700.000,00
-
Kredit
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
7.550.000,00
3.550.000,00
500.000,00
250.000,00
29
31
“
31
“
Beban Perlengkapan
Beban Asuransi
Beban Sewa
Beban Penyusutan Peralatan
Ikhtisar Rugi Laba
Modal H. Ali
Modal H. Ali
Prive H. Ali
Rp. 1.850.000,00
Rp. 300.000,00
-
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
300.000,00
400.000,00
500.000,00
200.000,00
Rp. 1.850.000,00
Rp. 300.000,00
Rp.
Rp.
15.400.000,00
15.400.000,00
CONTOH MENUTUP BUKU BESAR
Dari Buku Besar Bengkel Mobil Perkasa ( data diambil dari kertas kerja ) setelah posting jurnal penyesuaian dan jurnal
penutup, akan tampak sebagai berikut :
Nama Rekening : Kas
Tanggal
Keterangan
No : 101
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
De
s
31
Saldo
-
-
-
Rp.
1.400.000,00
Nama Rekening : Piutang Usaha
Tanggal
De
s
31
Keterangan
Saldo
No : 102
Ref
Debet
Kredit
-
-
-
Saldo
Debet
Rp.
700.000,00
Kredit
-
Nama Rekening : Perlengkapan
Tanggal
De
s
31
31
Keterangan
Saldo
Penyesuaian
No : 103
Ref
Js.0
8
Debet
Kredit
-
Rp.
300.000,00
Saldo
Debet
Rp.
500.000,00
Rp.
200.000,00
Nama Rekening : Asuransi dibayar di muka
Tanggal
Keterangan
Ref
31
31
Saldo
Penyesuaian
Js.0
8
Debet
Kredit
Saldo
-
Rp.
400.000,00
Kredit
-
Rp.
600.000,00
Rp.
200.000,00
Nama Rekening : Sewa dibayar di muka
Tanggal
De
s
31
31
Keterangan
Saldo
Penyesuaian
Ref
Js.0
8
No : 105
Debet
Kredit
-
Rp.
500.000,00
Saldo
Debet
Rp.
1.200.000,00
Rp.
700.000,00
Nama Rekening : Peralatan Servis
Tanggal
Keterangan
Kredit
-
No : 104
Debet
De
s
Kredit
-
Kredit
-
No : 151
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
30
De
s
31
Saldo
-
-
-
Rp.
200.000,00
-
Nama Rekening : Akumulasi Penyusutan Peralatan
Tanggal
De
s
31
31
Keterangan
Saldo
Penyesuaian
Ref
Js.0
8
Debet
-
No : 152
Kredit
Rp.
200.000,00
Saldo
Debet
-
Kredit
Rp.600.000,
00
Rp.800.000,
00
Nama Rekening : Utang Usaha
Tanggal
De
s
31
Keterangan
No : 201
Ref
Saldo
Debet
-
Kredit
-
Saldo
Debet
-
Kredit
Rp.
500.000,00
Nama Rekening : Modal H. Ali
Tanggal
De
s
31
31
31
Keterangan
Saldo
Penutupan
Penutupan
No : 301
Ref
Jt.0
9
Jt.0
9
Debet
Rp.300.000,0
0
Kredit
Rp1.850.000,
00
-
Saldo
Debet
-
Kredit
Rp.3.000.000,0
0
Rp.4.850.000,0
0
Rp.
4.550.000,00
Nama Rekening : Prive H. Ali
Tanggal
De
s
31
31
Keterangan
Saldo
Penutupan
No : 302
Ref
Jt.0
9
Debet
-
Kredit
Rp.
300.000,00
Saldo
Debet
Rp.
300.000,00
-
Nama Rekening : Pendapatan Servis
Tanggal
De
s
31
31
31
Keterangan
Saldo
Penyesuaian
Penutupan
Ref
Js.0
8
Jt.0
9
No : 401
Debet
Rp.7.150.000
,00
Kredit
Rp.
350.000,00
-
Saldo
Debet
-
Kredit
Rp.6.800.000,0
0
Rp.7.150.000,0
0
-
Nama Rekening : Pendapatan Komisi
Tanggal
De
s
31
31
Keterangan
Saldo
Penutupan
Nama Rekening : Beban Gaji
Ref
Js.0
9
Kredit
-
No : 451
Debet
Rp.400.000,0
0
Kredit
-
Saldo
Debet
-
Kredit
Rp.400.000,
00
No : 501
31
Tanggal
De
s
31
31
31
Keterangan
Saldo
Penyesuaian
Penutupan
Ref
Debet
Kredit
-
Rp.
150.000,00
Rp.3.550.000
,00
Js.0
8
Jt.0
9
Saldo
Debet
Rp.
3.700.000,00
Rp.
3.550.000,00
-
Nama Rekening : Beban Iklan
Tanggal
De
s
31
31
31
Keterangan
Saldo
Penyesuaian
Penutupan
No : 502
Ref
Debet
Kredit
-
Rp.
250.000,00
Rp.
500.000,00
Js.0
8
Jt.0
9
Saldo
Debet
Rp.
750.000,00
Rp.
500.000,00
-
Nama Rekening : Beban Bunga
Tanggal
De
s
31
31
31
Keterangan
Saldo
Penyesuaian
Penutupan
De
s
31
31
Keterangan
Saldo
Penyesuaian
Ref
Js.0
8
Jt.0
9
Debet
Kredit
Rp.
100.000,00
-
Rp.
250.000,00
Saldo
Debet
Rp.
150.000,00
Rp.
250.000,00
-
Ref
Js.0
8
Jt.0
9
De
s
31
31
Keterangan
Penyesuaian
Penutupan
Debet
Rp.
300.000,00
-
Kredit
Rp.
300.000,00
Saldo
Debet
Rp.300.000,00
-
De
s
31
31
Keterangan
Penyesuaian
Penutupan
Ref
Js.0
8
Jt.0
9
Debet
Rp.
400.000,00
-
Kredit
Rp.
400.000,00
Saldo
Debet
Rp.400.000,00
-
Keterangan
Kredit
-
No : 506
Ref
Js.0
8
Jt.0
9
Debet
Rp.
500.000,00
-
Kredit
Rp.
500.000,00
Saldo
Debet
Rp.500.000,00
-
Nama Rekening : Beban Penyusutan Peralatan
Tanggal
Kredit
-
No : 505
Nama Rekening : Beban Sewa
Tanggal
Kredit
-
No : 504
Nama Rekening : Beban Asuransi
Tanggal
Kredit
-
No : 503
Nama Rekening : Beban Perlengkapan
Tanggal
Kredit
-
Ref
Debet
Kredit
-
No : 507
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
32
De
s
31
31
Penyesuaian
Penutupan
Js.0
8
Jt.0
9
Rp.
200.000,00
-
Rp.
200.000,00
Rp.200.000,00
-
-
Nama Rekening : Piutang Pendapatan
Tanggal
De
s
31
Keterangan
Penyesuaian
Ref
Js.0
8
No : 106
Debet
Rp.
350.000,00
Kredit
-
Saldo
Debet
Rp.350.000,00
Kredit
-
Nama Rekening : Gaji Dibayar di muka
Tanggal
De
s
31
Keterangan
Penyesuaian
Ref
Js.0
8
No : 107
Debet
Rp.
250.000,00
Kredit
Saldo
Debet
Rp.
250.000,00
-
Kredit
-
nama Rekening : Iklan dibayar di muka
Tanggal
De
s
31
Keterangan
Penyesuaian
Ref
Js.0
8
No : 108
Debet
Rp.
250.000,00
Kredit
-
Saldo
Debet
Rp.250.000,00
Kredit
-
Nama Rekening : Utang Bunga
Tanggal
De
s
31
Keterangan
Penyesuaian
No : 202
Ref
Js.0
8
Debet
-
Kredit
Rp.100.000,0
0
Saldo
Debet
-
Kredit
Rp.100.000,
00
Nama Rekening : Ikhtisar Rugi Laba
Tanggal
De
s
31
31
31
Keterangan
Penutupan
Penutupan
Penutupan
No : 303
Ref
Debet
Kredit
Jt.0
9
Jt.0
9
Jt.0
9
Rp.
5.700.000,00
Rp.
1.850.000,00
Rp.
7.550.000,00
-
Saldo
Debet
-
Kredit
Rp.
7..550.000,00
Rp.
1.850.000,00
-
CONTOH NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN
Berdasarkan buku besar “Bengkel Mobil Perkasa” per 31 Desember, dapat dibuat Neraca Saldo setelah penutupan
sebagai berikut:
“BENGKEL MOBIL PERKASA”
Neraca Saldo Setelah Penutupan
31 Desember 2006
No
Nama Perkiraan
Debet
Kredit
33
.
10
1
10
2
10
3
10
4
10
5
10
6
10
7
10
8
15
1
15
2
20
1
20
2
30
1
Kas
Piutang Usaha
Perlengkapan(persedioaan BHP)
Asuransi dibayar dimuka
Sewa di bayar dimuka
Piutang Pendapatan
Gaji diobayar dimuka
Iklan dibayar dimuka
Peralatan servis
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Utang Usaha
Utang Bunga
Modal H.Ali
Rp. 1.400.000,00
Rp. 700.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 700.000,00
Rp. 350.000,00
Rp. 150.000,00
Rp. 250.000,00
Rp. 2.000.000,00
-
800.000,00
500.000,00
100.000,00
4.550.000,00
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp. 5.950.000,00
Rp. 5.950.000,00
CONTOH JURNAL PEMBALIK
Dari kertas kerja dan jurnal penyesuaian “” Bengkel Mobil Perkasa “ di muka dapatlah dibuat jurnal pembalik berikut
ini :
Jurnal Pembalik :
Tangg
al
Ja 1
n
1
1
1
Uraian
Pendapatan Servis
Piutang Pendapatan
Beban Gaji
Gaji dibayar di muka
Beban Iklan
Iklan dibayar di muka
Utang Bunga
Beban Bunga
Ref
Debet
Rp. 350.000,00
Rp. 150.000,00
Rp. 250.000,00
Rp. 100.000,00
Rp. 850.000,00
Kredit
Rp. 350.000,00
Rp. 150.000,00
Rp. 250.000,00
Rp. 100.000,00
Rp. 850.000,00
34
BAB VI
LAPORAN KEUANGAN
.
Standar Kompetensi
Memahami Penyusunan Siklus Akuntansi perusahaan jasa
Kompetensi Dasar
Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
A. PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu siklus akuntansi. Untuk perusahaan perseorangan dan Firma,
laporan keuangan yang dibuat terdiri dari neraca, laporan Rugi Laba dan Perubahan Modal. Sumber data untuk
menyusun ketiga jenis laporan keuangan tersebut adalah kertas kerja pada kolom Laba Rugi dan Neraca
B. LAPORAN RUGI LABA
Laporan rugi laba menyajikan pendapatan dan beban suatu perusahaan pada periode tertentu.
Langkah-langkah penyusunan laporan rugi laba dengan menggunakan kertas kerja:
1. Menuliskan nama perusahaan, jenis laporan (“Perhitungan Rugi Laba”) dan periode Akuntansi.
2. Menuliskan rekening-rekening pendapatan yang ada dikertas kerja, kemudian di jumlah.
3. Menuliskan rekening-rekening beban yang ada di kertas kerja, kemudian di jumlah.
4. Menyelisihkan jumlah pendapatan dengan jumlah beban.
Jika jumlah pendapatan > jumlah beban, berarti laba.
Jika jumlah pendapatan < jumlah beban, berarti rugi.
C. LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Laporan perubahan modal menyajikan sebab-sebab terjadinya perubahan modal perusahaan.
Langkah-langkah penyusunan laporan perubahan modal:
1. Menuliskan nama perusahaan, jenis laporan (“Laporan Perubahan Modal”) dan periode Akuntansi.
2. Menuliskan modal awal, dari jumlah modal yang terdapat pada kertas kerja sisi kredit kolom neraca.
3. Menuliskan Laba atau Rugi bersih, dan rekening pengambilan prive, kemudian menghitung Modal akhir, dengan
ketentuan:
 Jika laba > Prive akan menambah modal
 Jika laba < prive akan mengurangi modal
 Jika rugi akan mengurangi modal.
D. NERACA
Neraca yang terdiri dari tiga komponen (unsur) yaitu Aktiva (harta), Utang dan Modal, sebaiknya disusun secara
sistematis, yaitu:
1. Harta lancar disusun sesuai dengan urutan likuiditasnya.
2. Harta tetap disusun sesuai dengan sifat kekekalannya.
3. Utang disusun sesuai dengan jangka waktu pelunasannya.
4. Modal disusun sesuai dengan sifat kekekalannya.
Langkah-langkah penyusunan Neraca:
1. Menuliskan nama perusahaan, jenis laporan (“Neraca”), tanggal penyusunan neraca.
2. Menuliskan rekening-rekening serta jumlahnya yang ada kolom neraca. Untuk rekening Prive dan laba/rugi bersih
digabungkan engan rekening Modal.
3. Menjumlahkan aktiva dan pasiva, sehingga keduanya menunjukkan jumlah yang sama.
35
1. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu siklus akuntansi. Untuk
perusahaan perseorangan dan Firma, laporan keuangan yang dibuat terdiri dari
neraca, laporan Rugi Laba dan Perubahan Modal.
2. Sumber data untuk menyusun ketiga jenis laporan keuangan tersebut adalah kertas
kerja pada kolom Laba Rugi dan Neraca
Dari kertas kerja Bengkel Perkasa dibab sebelumnya, dapat disusun laporan keuangan sebagai berikut :
1. Laporan Rugi Laba
BENGKEL PERKASA
Perhitungan Rugi Laba
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2006
Pendapatan
1. Pendapatan
2. Pendapatan Komisi
Rp. 7.150.000,00
Rp. 400.000,00 +
Rp. 7.550.000,00
Beban – beban
1. Beban Gaji
2. Beban Iklan
3. Beban Bunga
4. Beban Perlengkapan//Supplies
5. Beban Asuransi
6. Beban Sewa
7. Beban Penyusutan Peralatan
Rp. 3.550.000,00
Rp. 500.000,00
Rp. 250.000,00
Rp. 300.000,00
Rp. 400.000,00
Rp. 500.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 5.750.000,00 -
Laba bersih
Rp. 1.850.000,00
2. Laporan Perubahan Modal
BENGKEL PERKASA
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2006
Modal; H. Ali (1 Januari 2006)
Laba bersih
Prive H. Ali
Rp. 3.000.000,00
Rp. 1.850.000,00
Rp. 300.000,00 -
36
Penambahan Modal………………………………………………………………………………………
Rp. 1.550.000,00
Modal 1 Desember 2006………………………………………………………………………………….
Rp. 4.550.000,00
3. Neraca
a. Bentuk Skontro
BENGKEL PERKASA
Neraca
31 Desember 2006
Aktiva
Aktiva lancar
Kas
Piutang Usaha
Perlengkapan/Supplies
Ass. Dibayar dimuka
Sewa dibayar dimuka
Piutang Pendapatan
Gaji dibayar dimuka
Ikan dibayar dimuka
Passiva
Uang Jangka Pendek
Rp. 1.400.000,00
Rp. 700.0000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 700.000,00
Rp. 350.000,00
Rp. 150.000,00
Rp. 250.000,00
Jumlah Harta lancar
Utang Usaha
Utang Bunga
Rp.
Rp.
500.000,00
100.000,00
Jumlah utang jangka pendek
Rp.
600.000,00
Modal
Modal H. Ali
Rp 4.550.000,00
Rp. 3.950.000,00
Aktiva Tetap
Peral . Servis
Rp. 2.000.000,00
Akum .Penyusutan
Peralatan
Rp. 800.000,00
Rp. 1.200.000,00
Jumlah Ativa
Rp. 5.150.000,00
Jumlah Passiva
Rp. 5.150.000,00
b. Bentuk Laporan
BENGKEL PERKASA
Neraca
31 Desember 2006
Ativa
Aktiva lancar
Kas
Piutang Usaha
Perlengkapan/Supplies
Asuransi dibayar dimuka
Sewa dibayar dimuka
Piutang Pendapatan
Gaji dibayar dimuka
Ikaln dibayar dimuka
Rp. 1.400.000,00
Rp. 700.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 700.000,00
Rp. 350.000,00
Rp. 150.000,00
Rp. 250.000,00
Jumlah Harta Lancar…………………………………………………………………………. Rp. 3.950.000,00
37
Ativa tetap
Peralatan Servis
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp. 2.000.000,00
Rp. 800.000,00
Rp. 1.200.000,00 +
Jumlah Aktiva………………………………………………………………………………….
Passiva
Utang Jangka Pendek
Utangn Usaha
Utang Bunga
Rp. 5.150.000,00
Rp. 500.000,00
Rp. 100.000,00
Jumlah Utang Jangka Pendek…………………………………………………………………..
Rp.
600.000,00
Modal
Modal H. Ali
Rp. 4.550.000,00
Jumlah Passiva………………………………………………………………………………… Rp. 5.150.000,00
38
Download