Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 ELASTISITAS BATUAN DAERAH SUMATERA BARAT DENGAN METODA WADATI BERDASARKAN DATA GEMPABUMI BMKG PADANG PANJANG (1995 s/d 2010) Letmi Dwiridal Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang Email : [email protected] Abstrak. Sumatera barat berada pada daerah gempabumi aktif, di zona subduksi (subduction zone) dan Zona Sesar sumatera (Sumatera Fault zone). Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi batuan dominan pada dua zona tersebut dengan metoda Wadati. Melalui metoda ini dilakukan analisis data waveform gempabumi Sumatera barat tahun 1995 sampai 2010 pada SPS-3 dan broadband (Seiscomp3) BMKG Padang panjang. Analisis data melalui metoda ini diperoleh nilai (Vp/Vs) dan Poison ratio (σ). Hasil penelitian didapatkan variasi parameter elastisitas batuan : (Vp/Vs) adalah (1.23 - 1.99) dan Poison ratio (σ) adalah (0.08 – 0.33). Berdasarkan nilai tersebut diperoleh bahwa batuan Granit (18.74 %) dan Granit-Basalt (54.68 %). Persentase elastisitas batuan mengindikasikan bahwa distribusi batuan yang dominan di kedua zona adalah batuan Granit-Basalt. Kata kunci: Elastisitas, batuan, Wadati PENDAHULUAN Sumatera barat ( 0,540 LU sampai 3,300 LS dan 98,36 0 BT sampai 101,530 BT ) merupakan salah satu daerah yang mempunyai tingkat kegempaan cukup tinggi. Daerah Sumatera barat berada pada zona subduksi (subduction zone) dan zona Sesar sumatera (Sumatera Fault zone). Selain berada pada zona gempa aktif juga hal tersebut lebih disebabkan karena daerah ini terletak diantara dua lempeng tektonik besar. Masing-masing lempeng tersebut adalah lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia [1]. Kedua lempeng ini relatif bergerak antara satu terhadap yang lain. Pergerakan lempeng tektonik tersebut merupakan generator aktivitas gempabumi. Dari pertemuan dua lempeng tektonik tersebut berada pada zona subduksi di wilayah propinsi Sumatera Barat. Selain di zona subduksi, daerah Sumatera Barat juga terdapat dua sesar (sumatera dan Mentawai) yang potensial terhadap terjadinya gempabumi. Sesar atau patahan aktif di daerah Sumatera Barat antara lain; Patahan Semangko yang terdiri dari banyak segmen seperti patahan Bukittinggi yang terdiri dari patahan Maninjau dan Merapi, Padang Panjang yang terdiri dari patahan Singkarak dan Tandikat dan patahan Talu, patahan Lubuk Sikaping, patahan Pasaman berada pada wilayah bagian utara Sumatera Barat, patahan Batusangkar, patahan Solok di daerah segmen Timur serta patahan Padang, patahan Pariaman, patahan Painan dan Pesisir Selatan. Patahan yang lain berada di selat Mentawai, pulau Siberut dan kepulauan Mentawai [2]. Patahan pada kerak bumi dapat terjadi secara tiba-tiba pada kedalaman tertentu. Patahan saat terjadi menghasilkan gelombang elastik yang menjalar ke seluruh bumi, sehingga mampu menggetarkan permukaan bumi dan bendabenda yang di atasnya. Peristiwa ini yang dinamakan gempabumi. Patahan terjadi oleh gaya-gaya yang dikumpulkan secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama. Gempabumi baru akan terjadi apabila stress shear yang menyebabkan gaya tersebut Semirata 2013 FMIPA Unila |457 Letmi Dwiridal: ELASTISITAS BATUAN DAERAH SUMATERA BARAT DENGAN METODA WADATI BERDASARKAN DATA GEMPABUMI BMKG PADANG PANJANG (1995 s/d 2010) melebihi kekuatan (strength) pada saat ini strength energi di simpan dalam batuan berubah menjadi energi elastik dan deformasi. Berdasarkan waktu tempuh penjalaran gelombang gempa ke stasiun dapat digunakan untuk mengetahui keelastisitasan daerah yang dilewatinya. Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang elastisitas batuan pada kerak bumi berdasarkan data gempabumi yang episenter di daerah Sumatera Barat ( zona subduksi maupun zona sesar sumatera). Gempabumi tidak dapat dicegah dan kapan gempa akan terjadi tidak dapat diketahui waktunya dengan pasti, walaupun telah berbagai usaha penelitian dilakukan pakar gempa untuk itu.. Hal tersebut disebabkan karena struktur geologi (batuan) yang berbeda, banyaknya karakteristik struktur dan mekanisme sumber yang mesti diketahui, serta keterbatasan tentang runtun waktu kejadian gempabumi, dan lainnya. Mengingat banyaknya karakteristik parameter gempabumi yang dapat dipelajari maka penelitian dibatasi pada permasalahaan sebagai berikut: mengestimasi batuan dominan pada zona subduksi dan zona sesar sumatera di daerah Sumatera barat melalui metoda wadati. Pada metoda wadati ini dilakukan analisis parameter elastisitas, perbandingan kecepatan gelombang P dengan gelombang S dan Poison ratio. Data gempabumi yang digunakan merupakan kejadian gempa yang berlangsung dalam kurun waktu dari tahun 1995 sampai 2010. Gempabumi yang dianalisa adalah gempa dengan kekuatan diatas 2.5 SR karena pada magnitude tersebut sudah dapat dilihat waktu datang gelombang P dan waktu datang gelombang S [3]. Gempabumi yang terjadi khusus berada pada titik episenter daerah Sumatera Barat yang datanya tercatat pada BMKG Padang Panjang. Tujuan penelitian ini adalah: Mengestimasi batuan dominan pada zona subduksi dan zona sesar sumatera di daerah Sumatera barat melalui 458| Semirata 2013 FMIPA Unila metoda wadati dengan analisis elastisitas (Vp/Vs) dan Poison ratio (ζ) berdasarkan data gempabumi tahun 1995 sampai 2010 pada BMKG Padang panjang Teori mengenai gempabumi telah diusulkan oleh Reid pada tahun 1910. Teori ini pada dasarnya menyatakan gempabumi dihasilkan atau disebabkan oleh proses penyesaran di dalam kerak bumi sebagai hasil pelepasan mendadak dari strain elastik yang melampaui kekuatan batuan. Berdasarkan teori di atas dapat diartikan bahwa gempabumi adalah suatu gejala pelepasan energi stress yang mendadak yang disimpan dalam kerak bumi (earth crust). Stress dihasilkan oleh pergerakan lempeng- lempeng bumi. Jadi jelas bahwa sebelum gempabumi terjadi didahului oleh adanya stress di daerah tersebut. Stress ini akan mengakibatkan tetapan-tetapan di daerah terjadinya gempabumi mengalami perubahan, dimana tetapan-tetapan tersebut yang dijadikan tanda-tanda (precursor) akan terjadinya suatu gempabumi [4]. Adapun tetapan-tetapan harga yang mengalami perubahan tersebut salah satu diantaranya adalah perubahan geodesi dan perubahan seismisitas. Sumber gempa di kerak bumi umumnya terletak di batas lempeng tektonik. Lempeng tektonik ini bersifat lentur (elastis), tetapi kelenturanya memiliki batas-batas tertentu. Perut bumi memiliki gaya-gaya endogen yang dapat menghasilkan kumpulan energi. Bila pengumpulan energi terjadi pada lempeng tektonik yang daya elastisitasnya kecil, maka dalam waktu relatif singkat lempeng batuan akan patah dan terjadi gempa kecil yang hanya dapat dirasakan oleh seismograph. Jika pengumpulan energi terbentuk dalam suatu lempeng batuan yang memiliki daya elastisitas tinggi, maka proses penimbunan energi berlangsung dalam waktu yang lama. Akibatnya lempeng batuan tidak dapat menahan desakan, batuan akan pecah dan bergeser Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 sehingga terjadilah pergerakan lempeng batuan yang mengakibatkan terjadinya gempa besar. Kondisi ini menyebabkan jumlah kejadian gempa kecil lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kejadian gempa besar dalam satu periode tertentu. Respon struktur akibat penjalaran gelombang dan analisa terhadap getaran tanah selama gempa bumi yang terjadi dapat dikaji berdasarkan teori gelombang elastik. Andaikan sebuah elemen dari medium isotropik yang memiliki volume dv dan luas permukaan ds serta kerapatan . Pada kondisi dimana gaya-gaya yang bekerja pada elemen medium dapat dinyatakan dengan stress komponen tensor tegangan, adanya gaya luar persatan volume (body force), bila ada gangguan (gaya eksternal) maka elemen tersebut mengalami deformasi strain komponen tensor renggangan. Berdasarkan hukum Hooke yang menyatakan hubungan bahwa gaya sebanding dengan perubahan jarak pada kondisi tidak melampau batas elastisitas atau tegangan dan regangan bersifat linier dan tak bergantung waktu. Bila medium diasumsikan homogen, maka konstanta lame dan modulus geser tidak mengalami perubahan di dalam hal adanya deformasi. Berdasarkan parameter elastisitas tersebut diperoleh kecepatan gelombang sekunder (S) dan kecepatan gelombang primer (P) . Gelombang primer (P) merupakan gelombang tekanan dan gelombang sekunder (S) merupakan gelombang geser. Gelombang P yang dapat menjalar dalam medium padat,cair gas. Gerakan partikel medium yang dilewati searah dengan arah penjalaran gelombangnya, sedangkan gelombang S hanya dapat menjalar dalam medium padat dan gerak pertikel tegak lurus dengan arah penjalaran gelombangnya. Jenis gelombang seismik lain yang timbul di samping gelombang P dan gelombang S yang muncul saat terjadi gempa bumi disebut gelombang permukaan karena menjalar di sepanjang permukaan bumi. Salah satu gelombang permukaan yaitu gelombang Rayleigh. Amplitudo gelombang Rayleigh menurun secara eksponensial sebagai fungsi kedalaman [4]. Gelombang permukaan yang lain adalah gelombang love (L) yang bergerak secara horizontal dan melintang (tranverse) pada permukaan bumi. Gempa bumi gerak vertikal di hasilkan oleh gelombang P dan gerak horizontal disebabkan oleh gelombang S. Biasanya frekuensi gerak vertikal lebih tinggi di bandingkan gerak horizontal, sehingga gerak horizontal lebih mudah diamati karena memiliki perioda yang lebih lama. METODE PENELITIAN Kecepatan gelombang P (Vp) dan kecepatan gelombang S (Vs), dapat dihitung dari waktu tiba gelombang P (tp) dan waktu tiba gelombang S (ts). Perbandingan Vp/Vs dapat di hitung dengan metode Wadati. Perhitungan perbandingan Vp/Vs dengan metode Wadati adalah dengan memplot beda waktu tiba gelombang S dan P atau (ts-tp) sebagai absis dan waktu datang gelombang P atau (tp) sebagai ordinat. Berdasarkan data penyebaran tp dan (ts-tp) dibuat garis pendekatan dengan metode kuadrat terkecil dan grafik ini disebut diagram Wadati. Grafik (ts-tp) terhadap tp merupakan garis linier dengan gradien V p / Vs 1 dari hasil regresi linier di dapat perbandingan Vp/Vs Salah satu cara sederhana untuk menganalisa gempa bumi lokal adalah dengan menggunakan diagram Wadati [5]. Perbedaan waktu antara waktu datang gelombang S dengan waktu datang gelombang P, digunakan untuk menganalisa gempa bumi lokal. Diagram Wadati berguna dalam 4 hal yaitu: untuk mengetahui origin time gempa bumi, untuk menghitung jarak hyposenter, dapat diketahui ratio Vp/Vs , untuk mengetahui nilai Poisson ratio suatu medium. Semua itu diketahui melalui pembacaan waktu datang gelombang P dan S Semirata 2013 FMIPA Unila |459 Letmi Dwiridal: ELASTISITAS BATUAN DAERAH SUMATERA BARAT DENGAN METODA WADATI BERDASARKAN DATA GEMPABUMI BMKG PADANG PANJANG (1995 s/d 2010) Prosedur Pembuatan Diagram Wadati Untuk membuat diagram Wadati seperti contoh di bawah ini perlu diperhatikan langkah-langkah :Pertama, plot waktu S-P berbanding dengan waktu datang gelombang P disetiap sumber gempa. Kedua, tarik sebuah garis lurus untuk semua data. Metode 1 : Ketika kita mempunyai sedikit data dan tidak bagus, kita tarik garis dengan bantuan garis lengkung, dimana Vp 1 harga b = Vs Metode 2 :Ketika kita mempunyai banyak data yang bagus, kita bisa melihat garis lurus secara bebas dan dapat mengira kelengkungan suatu garis. Prinsip dari diagram wadati adalah mengasumsikan bahwa suatu medium itu homogen. Jarak hypocenter direpresentasikan oleh waktu datang gelombang P dan S dan kecepatan gelombang P dan S, seperti di bawah ini Vp t sp ( 1) * (t p t o ) Vs Origin Time Berdasarkan waktu terjadinya gempabumi (hari ,tanggal,bulan,tahun dan jam, menit,detik dalam waktu internasional GMT (Greenwich Mean Time), origin time menggambarkan waktu terjadinya gempabumi di focus. Akumulasi dari gempabumi tersebut dipresentasikan oleh t p , t sp , dan b Untuk menghitung origin time dapat di gunakan metode Least Square. Ratio VP /Vs Untuk perbandingan antara strain dalam arah vertikal dan horizontal dapat di hitung dari hubungan kecepatan gelombang P dan S dirumuskan harga ζ sebagai berikut: 2 Vp 2 1 Vs σ 2 2 Vp 1 V s 460| Semirata 2013 FMIPA Unila Besar Poisson ratio di dalam mantel dan kerak bumi pada umumnya adalah (ζ = (0.15- 0.5) nilai tersebut bervariasi sesuai jenis batuan [5] dan berapa untuk daerah Sumatera Barat? Maka malalui penelitian ini berdasarkan nilai Vp/Vs akan dihitung nilai poisson ratio (tingkat elastisitas) batuan di Sumatera Barat. Analisis elastisitas batuan berdasarkan data waveform SPS3 dan broadband (Seiscomp3) BMKG Padang Panjang dari tahun 1995 sampai 2010. Variabel dalam penelitian ini terbagi atas dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Berdasarkan pengertian diatas, sebagai variabel bebas pada penelitian ini adalah waktu datang gelombang P, waktu datang gelombang S, waktu terjadinya gempa bumi (origin time), jarak episenter, sedangkan variabel terikatnya adalah nilai elastisitas medium (batuan). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena hanya bersifat memberi gambaran tentang keadaan kerak dan mantel atas bumi di suatu daerah. Penelitian ini dilakukan terhadap peristiwa yang telah terjadi dideskriptifkan menggunakan data-data sekunder. Pengambilan data dilakukan di stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Padang Panjang dengan menggunakan data rekaman seismogram. Data waveform yang digunakan merupakan data rekaman dari Short Periode System (SPS-3) dan Broadband (seiscomp3),dengan periode dari tahun 1995 sampai 2010. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data rekaman Seismograph dengan beberapa stasiun gempa, yang terhubung melalui satelit Libra (Libra satellite seismograph network). Data yang merupakan hasil perhitungan dari setiap event gempa dengan magnitude (M>2.5SR) dan kedalaman (h< 300 km) selama 16 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 tahun dengan periode data dari tahun 19952010. Event gempabumi berepisenter pada Zona subduksi dan zona Sesar sumatera di daerah Sumatera Barat dan sekitarnya. Zona Sesar Sumatera di daerah sumatera barat meliputi muara labuh, Alahan panjang,Padang, solok, Ombilin, Padang Panjang, bukitinggi, Pariaman, Payakumbuh, Lima puluh kota, Pasaman Timur dan Barat serta daerah sekitarnya. Zona subduksi meliputi selat mentawai, sesar mentawai dan sekitarnya. Berdasarkan data ditentukan phase gelombang P dan phase gelombang S dan amplitudo awal, gelombang dengan tiga komponen (C/D, N/S, E/W) yang terekam berupa waveform Seismograph kemudian dapat ditentukan parameter gempa, diantaranya : episenter, waktu terjadi gempa, waktu tiba gelombang P dan waktu tiba gelombang S, dan magnitude. Pengolahan data melalui metoda Wadati digunakan untuk memperoleh gambaran keelastisitasan batuan di kerak dan mantel atas bumi dalam bentuk grafik wadati. Sedangkan tahap-tahap dari proses tersebut adalah :Pengolahan data-data gempabumi yang akan digunakan dengan memperhatikan selisih waktu datang antara gelombang S (ts) dan waktu datang gelombang P (tp) yaitu : (ts-tp), dengan tp, dan waktu datang gelombang P dan waktu terjadinya gempa (Origin Time). Gambaran (ts-tp) dengan tp dapat terbaca dengan jelas melalui diagram Wadati. Harga Vp/Vs diperoleh dari hasil diagram Wdati. Perbandingan Vp/Vs digunakan untuk menghitung harga Poisson ratio (ζ) menggunakan persamaan sebagai perbandingan nilai strees dalam arah vertikal dan horizontal. Harga Poisson ratio digunakan untuk menentukan harga keelastisitasan suatu daerah penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga elastisitas batuan untuk daerah penelitian di Sumatera Barat. HASIL DAN PEMBAHASAN tp-ot Gambar 1. Diagram Wadati data gempabumi Sumatera barat tahun 2004 Data hasil rekaman Seismograph selanjutnya diolah untuk mendapatkan gambaran tentang elastisitas batuan. Selanjutnya diolah dengan metoda wadati untuk memperoleh harga Vp/Vs untuk semua event gempabumi. Hasil analisis data dengan grafik wadati untuk setiap tahunnya. Salah satu contoh adalah diagram wadati gempabumi Sumatera Barat tahun 2004, dengan Vp/Vs = 1.71 dapat dilihat gambar 1 berikut ini. Selain analisa perhitungan dengan diagram wadati untuk setiap tiga bulanan (triwulan),setiap tahun maka dapat juga dilakukan untuk waktu yang panjang (tahunan). Analisa ini dimungkinkan karena berdasarkan pengamatan terhadap kejadian gempa dalam setiap tiga bulanan atau tahunan.. Grafik : Vp/Vs dengan waktu tahunan berdasarkan nilai ts-tp dan tp-ot untuk episenter pada sesar Sumatera bagian tengah yang termasuk daerah Sumatera barat. Hasil analisis data dengan grafik wadati untuk waktu tahunan diperoleh Vp/Vs = 1.74 dan dapat dilihat pada gambar 2. tp-ot Gambar 2. Diagram Wadati Zona sesar Sumatera (Sumatera barat) Semirata 2013 FMIPA Unila |461 Letmi Dwiridal: ELASTISITAS BATUAN DAERAH SUMATERA BARAT DENGAN METODA WADATI BERDASARKAN DATA GEMPABUMI BMKG PADANG PANJANG (1995 s/d 2010) tp-ot Gambar 3. Diagram Wadati zona subduksi (Sumatera barat) Begitu juga untuk zona subduksi Analisa Vp/Vs triwulan terhadap data gempabumi dengan epicenter di zona Subduksi (sesar mentawai, selat mentawai di daerah Sumatera barat). Analisa Vp/Vs dimungkinkan karena berdasarkan pengamatan terhadap kejadian gempa dalam setiap tiga bulanan atau tahunan. Analisa Vp/Vs untuk triwulan berdasarkan nilai ts-tp dengan tp-ot, yang merupakan hasil perhitungan data selama periode 16 tahun. Hasil analisis data dengan grafik wadati untuk waktu tahunan diperoleh Vp/Vs = 1.65 dan dapat dilihat pada gambar 3. Analisa Vp/Vs triwulan terhadap data gempabumi dengan epicenter di zona Sesar Sumatera (Sesar Sumatera bagian tengah di daerah Sumatera barat). Analisa Vp/Vs dimungkinkan karena berdasarkan pengamatan terhadap kejadian gempa dalam setiap tiga bulanan. Grafik Vp/Vs untuk triwulan berdasarkan nilai ts-tp dengan tp-ot, yang merupakan hasil perhitungan data tahunan. Hasil analisis data dengan grafik wadati untuk setiap triwulan dapat dilihat bahwa nilai Vp/Vs Rata-rata 1.74, Vp/Vs maksimum 1.99, dan Vp/Vs minimum 1.23 sedangkan nilai poisson ratio Rata-rata 0.23, Poisson ratio maksimum 0.33, Poisson ratio minimum 0.08 Berdasarkan diagram wadati diatas menunjukan hasil perhitungan Vp/Vs pertiga bulanan setiap tahunnya dari 1995462| Semirata 2013 FMIPA Unila 2010 diperoleh Vp/Vs adalah (1.23 - 1.99). Dari harga Vp/Vs yang diperoleh tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai poisson ratio berdasarkan persamaan poisson ratio diatas. Dari hasil perhitungan tersebut selanjutnya nilai-nilai parameter elastisitas Poison ratio (ζ) adalah (0.08 – 0.33). Nilai (Vp/Vs) dan Poisson ratio tersebut dikonversikan ke dalam tabel akustik impedansi batuan [6] ,sehingga diperoleh data jenis batuan. diestimasi bahwa batuan yang dominan sebagai penyusun lapisan kerak dan mantel bumi di daerah Sumatera barat pada zona subduksi dan sesar sumatera adalah ; batuan Granit (18.74 %) dan Granit-Basalt (54.68 %). Selain batuan Granit dan Basalt juga terdapat batuan lainnya dengan persentase yang lebih kecil. Batuan tersebut antara lain; batuan Htstone (6.25%), TuffGneiss (4.69 %), Granit-Sandstone (4.69 %), Htstone-Episodit (3.13%), GneissChert (3.13%), Salt (1.56%), HtstoneEpidosit-Andesit (1.56%),Carbon-TriassicJurassic (1.56%). Jadi batuan yang paling dominan adalah batuan Granit-Basalt kombinasi batuan beku instrusi dan ekstrusi. Berdasarkan hasil analisis data dan studi literatur diperoleh gambaran bahwa batuan yang dominan sebagai penyusun lapisan bumi daerah Sumatera barat adalah batuan Granit dan Basalt. Jenis kedua batuan ini termasuk kepada batuan beku yakni granit yang merupakan batuan intrusi sedangkan basalt merupakan batuan ekstrusi. Disamping hal tersebut juga perlu dipertimbangkan bahwa pengambaran elastisitas batuan pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh tatanan geologi (jenis batuan penyusun dan strukturnya). Begitu juga dengan daerah Sumatera barat didominasi oleh dua gejala tektonik yakni busur magma dan sistem sesar sumatera. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada BMKG Padang Panjang atas Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 kerjasamanya untuk akses data penelitian dan semua pihak yang turut membantu terselesaikannya penelitian ini DAFTAR PUSTAKA [1] Kanamori,2004, Journal lessons from the 2004 Sumatera-Andaman earthquake, Seismologycal Laboratory, California Institute of Technology,Pasadena [2] Natawidjaja D,2002, Seismologic summary of Sumatera, LIPI, Jakarta [3] Dwiridal,Letmi,2006, Analisis parameter elastisitas batuan daerah Sumatera barat dengan metoda Wadati bedasarkan data gempabumi BMG Padang Panjang, UNP, Padang. KESIMPULAN Berdasarkan Analisis wadati, data gempa Sumatera barat pada zona subduksi (subduction zone) dan Zona Sesar sumatera (Sumatera Fault zone) tahun 1995 sampai 2010 yang tercatat pada waveform seismogram (Short Periode System)SPS-3 dan Broadband (Seiscomp3) pada BMKG Padang panjang. Hasil penelitian didapatkan bahwa variasi parameter elastisitas batuan dengan nilai (Vp/Vs) adalah (1.23 - 1.99) dan Poison ratio (ζ) adalah (0.08 – 0.33). Estimasi distribusi batuan yang dominan sebagai penyusun lapisan daerah Sumatera barat adalah ; batuan Granit (18.74 %), Granit-Basalt (54.68 %), Htstone (6.25%), Tuff-Gneiss (4.69 %), Granit-Sandstone (4.69 %), Htstone-Episodit (3.13%), Gneiss-Chert (3.13%), Salt (1.56%), Htstone-EpidositAndesit (1.56%),Carbon-Triassic-Jurassic (1.56%). [4] Ibrahim,Subardjo,2000, BMKG Jakarta. Seismologi, [5] Subaja,1998, Perubahan sementara Vp/Vs petunjuk akan terjadinya gempabumi, Departemen perhubungan Republik Indonesia, Jakarta. [6].Borman,1999, Introduction to seismology, McGraw-Hill, International New York, AS. Semirata 2013 FMIPA Unila |463