BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROV.KALSEL Ditinjau dari tugas dan fungsinya, maka permasalahan yang masih menjadi tantangan dalam operasional Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Selatan maka perlu dilakukan suatu analisis terhadap permasalahan-permasalahan serta isu-isu strategis. Dari permasalahan tersebut untuk menunjang RPJMD Prov. Kalsel 2016 – 2021 mengacu pada misi 2 ( dua) Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan yang Professional dan Berorientasi pada Pelayanan Publik dengan strategi Terwujudnya Kapasitas Aparatur Pemerintah yang Profesional dan Pemerintahan Akuntabel melalui Rencana strategis (Renstra) BPTSP Prov. Kalsel, Perumusan isu strategis tersebut dilakukan berdasarkan tugas pokok serta fungsi dari Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Selatan. 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Tugas Badan Perizinan adalah melaksanakan fungsi yang telah disusun, dimana fungsi dari Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu antara lain adalah sebagai perumusan kebijakan teknis bidang perizinan dan nonperizinan sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah yaitu : melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang Perizinan dan Nonperizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, keamanan, dan kepastian dan pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya, dari tugas dan fungsi tersebut, maka permasalahan yang masih menjadi tantangan dalam operasional BPTSP Prov.Kalsel dapat diidentifikasi sebagai berikut ; 1. Terbatasnya Sumber Daya Manusia BPTSP Prov.Kalsel membutuhkan SDM yang cerdas dan berpendidiakn sebagai petugas pelayanan atau layanan publik, SDM yang selebih baik tidaklah ditinjau dilihat dari fisik, tetapi lebih pada keperibadian sebagai pelayan masyarakat. BPTSP membutuhkan SDM yang ikhlas dalam bekerja dan melayani, ramah, santun, murah senyum dalam bersikap dan berbicara serta mampu mengendalikan emosi, dengan kata lain butuh personel dengan kecerdasan intelektual, spiritual dan emosional yang tinggi. Oleh sebab itu diperlukan pelatihan bagi SDM yang Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 37 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ditugaskan di BPTSP sehingga mampu berfungsi optimal sebagai fasilitator dalam pelayanan bagi masyarakat; 2. Kurangnya Sarana dan Prasarana Dalam rangka meningkatkan peran BPTSP sebagai lembaga yang berperan dalam upaya meningkatkan pembangunan daerah khususnya pada sektor pelayanan perizinan dan nonperizinan yang terkait dengan investasi dan pelaku usaha, terutama melalui proses pelayanan perizinan dan nonperizinan yang mana terjadinya peningkatan penerbitan perizinan dan nonperizinan setiap tahunnya, ini dikarenakan bertambahnya kewenangan pelayanan perizinan dan nonperizinan maka BPTSP Prov.Kalsel sangan membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai agar dapat memberikan kepastian waktu pelayanan, keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat; 3. Belum tersedianya perangkat lunak dan sistem informasi pelayanan untuk meningkatkan pengawasan perizinan dan akuntabilitasnya dapat lebih dijamin; 4. Keterbatasan Anggaran Terbatasnya anggaran yang tersedia merupakan kendala yang sangat berpengaruh bagi optimalisasi peran Badan Pelayana Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Selatan, untuk peningkatan kualitas SDM, penambahan sarana dan prasarana, anggaran program/kegiatan untuk bidang-bidang belum tersedia, dan rencana pemindahan Kantor serta pelaksanakan promosi dan sosialisasi yang merupakan bagian penting dari BPTSP membutuhkan dana yang tidak sedikit. 3.2. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan yang Dihadapi Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Selatan merupakan kelembagaan menjadi Badan yang baru sehingga masih banyak yang perlu dibenahi. Untuk itu perlu dilakukan analisis SWOT yaitu analisis dari Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman/ tantangan) yang akan di hadapi Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di masa yang akan datang. Dari hasil analisis ini maka tujuan dan sasaran organisasi dapat direncanakan. Adapun kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman/ tantangan yang akan dihadapi dapat dilihat dilihat dari uraian sebagai berikut : 1. Analisis Lingkungan Strategis 1.1. Analisis Lingkungan Internal Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 38 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN a. Kekuatan ( Strenght ) - Aspek Organisasi yaitu struktur organisasi, tugas dan fungsi sudah jelas; b. Sistem perencanaan, pemprosesan dan pengelolaan perizinan telah terpadu; c. Tersedianya anggaran dari pelayanan administrasi perkantoran 1.2. Kelemahan ( Weaknesses ) a. Aspek organisasi; - Belum optimalnya sistem managemen pelayanan b. Terbatasnya aparatur yang kompeten, sehingga adanya tumpang tindih dalam jabatan yang diemban oleh satu orang pegawai hal ini dapat menyebabkan terjadi benturan tugas yang harus diselesaikan yang pada akhirnya akan memperlambat proses pelayanan perizinan dan nonperizinan; c. Terbatasnya sarana dan prasarana, d. Belum adanya anggaran program/kegiatan bidang-bidang pada urusan wajib Penanaman Modal. 2. Analisis Lingkungan Eksternal 2.1. Peluang (Opportunities) a. Mendorong kenyamanan masyarakat untuk mengurus izin; b. Mendorong pengusaha untuk menginvestasikan usahanya; c. Kebijakan Pemerintah untuk menertibkan setiap kegiatan/usaha masyarakat dan mendapat pelimpahan kewenangan dari Gubernur; d. Koordinasi dan komunikasi dengan kab/kota terkait dengan proses izin lanjutan yang harus memperoleh rekomendasi teknis dari Pemerintah Provinsi. 2.2. Ancaman (Threats) a. Adanya anggapan dimasyarakat bahwa proses perizinan masih membuka peluang terjadinya penyalahgunaan wewenang, fungsi, suap dan lain-lain; b. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap prosedur dan persyaratan perizinan; c. Promosi dari Daerah lain tentang kemudahan perizinan; Dari hasil analisis ini maka tujuan dan sasaran organisasi dapat direncanakan, dengan mempergunakan Analisa SWOT yaitu analisis dari Strenght (kekuatan) Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman/tantangan) yang Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 39 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN akan dihadapi Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di masa yang akan datang, maka antara faktor internal dan eksternal diadakan interaksi faktor atau kata lain hasil interaksi faktor berupa 4 (empat) strategi yaitu : starategi SO, strategi ST, strategi WO dan startegi WT. Berdasarkan keempat strategi tersebut hasil interaksi faktor dapat dijelaskan dengan mempergunakan tabel sebagaui berikut : Tabel 3.1 Tabel Analisis Strategis O Peluang T Ancaman S Kekuatan Mengoptimalkan aparatur yang ada untuk memanfaatkan banyaknya masyarakat/pengusaha yang mengurusi izin dan nonperizinan Mengoptimalkan kinerja aparatur dalam perizinan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap prosedur dan persyaratan pemohon perizinan dan nonperizinan W Kelemahan Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan perizinan untuk memanfaatkan tingginya kemauan masyarakat dalam mengurus izin Mengoptimalkan sistem pelayanan perizinan dan nonperizinan untuk melaksanakan kebijakan teknis dari departemen sektoral yang mempengaruhi pelayanan 3.3. Rumusan Permasalahan Strategis yang Dihadapi Masa Kini Setelah melihat dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman/tantangan tersebut maka strategi-strategi yang akan diambil oleh Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah : 1. Kekuatan untuk memanfaatkan Peluang Strategi dalam menggunakan kekuatan untuk memanfatkan peluang yaitu : a. Dengan adanya dasar hukum yang jelas tentang BPTSP merupakan pijakan yang kuat dalam menegakkan fungsi BPTSP sebagai pelayanan perizinan dan nonperizinan di Provinsi Kalimantan Sealatan; b. Dengan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang sudah ada merupakan kekuatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat/investor. 2. Kekuatan untuk menghindari Ancaman Strategi dalam menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman yaitu : Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 40 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN a. Sumber daya manusia yang tersedia harus menggunakan asas pelayanan prima dalam melayanai masyarakat/investor b. Adanya dukungan kewenangan, sarana dan prasarana yang ada serta sumber daya manusia yang tersedia serta dukungan dana untuk melakukan promosi, sosialisasi, peninjauan lapangan kepada masyarakat atau pelaku usaha serta melakukan fungsi BPTSP sebagai fasilitator pelayanan terpadu; c. Melakukan koordinasi kepada pelaku usaha dalam hal perizinan dan nonperizinan di 13 kab/kota se Kalimantan Selatan 3. Mengurangi Kelemahan untuk Mengejar Peluang Strategi dalam mengurangi kelemahan untuk mengejar peluang yaitu : a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM yang tersedia dengan pelatihan teknis sehingga mampu menjadi fasilitator pelayanan perizinan dan nonperizinan yang optimal; b. Menambah sarana dan prasarana pendukung dalam meningkatkan fungsi BPSTP; c. Menyederhanakan prosedural dan mekanisme perizinan yang memudahkan pelayanan kepada masyarakat/investor; d. Melakukan pendataan dan inventarisasi kebijakan, perizinan dan inventarisasi potensi investasi; e. Membuat Standar Operasional Pelayanan (SOP) yang merupakan acuan dalam melayani masyarakat. f. Mumbuat Sistem Informasi Pelayanan dengan teknologi terkini guna memudahkan pelayanan dan sekaligus pembelajaran terhadap masyarakat terhadap teknologi tersebut. 4. Mengurangi kelemahan untuk Menghindari Ancaman Strategi dalam mengurangi kelemahan untuk menghindari ancaman yaitu : a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM yang tersedia dengan pelatihan teknis sehingga mampu menjadi fasilitator pelayanan perizinan dan nonperizinan yang optimal; b. Menerapkan asas-asas penyelenggaraan pelayanan publik secara konsekuen dan konsisten; c. Bekerja dengan penuh tanggung jawab, disiplin, menerapkan prinsip bahwa kerja adalah ibadah dan PNS adalah panutan dan pelayan masyarakat sehingga Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 41 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN penyelenggaraan pelayanan publik yang bersih dari unsur kolusi, korupsi dan nepotisme untuk mencapai pemerintah yang baik dan bersih. 3.4. Rumusan Perubahan Internal dan Eksternal yang perlu dilakukan Dengan memperhatikan analisis SWOT sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka diidentifikasi beberapa faktor kunci keberhasilan yang berfungsi untuk lebih memfokuskan strategi organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan misi organisasi secara efiktif dan efisien. Beberapa faktor kunci yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari : a. Adanya dukungan kewenangan dan komitmen pendelegasian wewenang yang jelas; b. Tersedianya SDM yang profesional sebagai fasilitator pelayanan perizinan dan nonperizinan kepada masyarakat/investor; c. Adanya dukungan pendataan dan inventarisasi dalam kebijakan perizinan, inventarisasi pelayanan perizinan dan nonperizinan dan potensi inventaris daerah d. Adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas; e. Penerapan asas-asas pelayanan publik secara konsekuen dan konsisten; f. Penyederhanaan prosedur dan mekanisme perizinan dan nonperizinan serta penyusunan sistem informasi pelayanan yang up to date; g. Mempunyai kemampuan mengkoordinir kepada masyarakat, pengusaha/investor untuk mengurus izin usahanya; h. Adanya evaluasi dan monitoring keberhasilan kinerja yang dilakukan secara berkala sehingga menjadi umpan balik untuk keberhasilan tahun yang akan datang. 3.5. Penentuan Isu – isu Strategis Dari berbagai identifikasi masalah dan hasil telaahan diatas, maka isu strategis dalam penyelenggaraan Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Selatan lima tahun ke depan dapat dilihat melalui Analisis Gambaran Umum Daerah Terkait dengan Pelayanan BPTSP Prov. Kalimantan Selatan. Kondisi Potensi : 1. Potensi Sektor Pertanian Penggunaan lahan pertanian di Kalimantan selatan dengan luas sawah 501.677 Ha, luas lahan kering 60.680 Ha dan lahan yang belum dimanfaatkan seluas 86.665 Ha. Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 42 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2. Sektor Perkebunan Luas wilayah Kalimantan Selatan kurang lebih 372.000 Km2 dari luasan tersebut dicadangkan untuk lahan budidaya / perkebunan seluas 1.086.123 Ha dan telah dimanfaatkan seluas 443.255Ha. Komoditi unggulan yang dikembangkan adalah : a. Komoditas Karet Luas areal tananaman di Kalimantan Selatan mencapai 316.969 Ha. Terdiri dari perkebunan rakyat 154.318 Ha. Dengan produksi 88.330 ton/KKK/th, perkebunan besar swasta 13.978 Ha dengan produksi 7.451 ton.KKK/th. Produktivitas rata-rata per ha untuk tiga pola pengembangan dimaksud baru mencapai 925.75 kg/Ha/th. b. Komoditi Kelapa Sawit Luas areal kelapa sawit mencapai 718.031 Ha terdiri dari perkebunan rakyat 39.089 Ha, perkebunan besar swasta 139.570 Ha dan perkebunan besar Negara 5.631 Ha. Jadi total produksi untuk tiga pola pengembangan dimaksud 141.640 ton/th dalam bentuk CPO. c. Komoditas Kelapa Dalam Luas areal tanaman dalam masih didominasi perkebunan rakyat dengan luas mencapai 48.030 Ha dengan perkiraan produksi mencapai 30.656 ton/th dalam bentuk kopra. 3. Sektor Kehutanan Keberhasilan pembangunan hutan tanaman berbagai skema baik hutan tanaman industri (HTI), hutan tanaman rakyat (HTR) maupun hutan rakyat(HR) hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penting antara lain. - mengenai kondisi fisik lapangan - jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi areal/lapangan dan tujuan usahanya. - Tersedianya benih bermutu tinggi - Pelaksanaan pengelola hutan tanaman - Aspek pasar pasca panen Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 43 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Keberhasilan pembangunan HTI, HR dan HTR di provinsi Kalimantan Selatan masih jauh dari apa yang diharapkan yang sesuai dengan tujuan, seperti halnya HTI ada sejumlah 16 perusahaan dengan areal pencadangan seluas 553.921 Ha baru seluas 186.38,67 Ha yang tertanami dan selebihnya masih berupa lahan kritis/lahan rusak karena ada lokasi tambang yang merusak lokasi HTI. Bahkan dari sejumlah16 buah perusahaan tersebut ada 5 HTI yang dicabut ijin operasinya dan 1 perusahaan HTI yang terlantar. Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan banyak mengalami kegagalan terutama disebabkan terjadinya kebakaran pada musim kemarau. 4. Potensi Sektor Peternakan Kondisi peternakan diprovinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut: a. Populasi ternak Populasi ternak di Kalimantan Selatan mengalami pertumbuhan rata-rata 5 % setiap tahun, hal ini karena faktor lingkungan, sarana produksi dan sumberdaya manusia yang mendukung. Populasi ternak yang ada masih berpeluang besar untuk ditingkatkan adalah sapi potong, sapi perah, kerbau dan kambing. b. Produksi dan Konsumsi Produksi daging berbagai jenis ternak di Kalimantan Selatan setiap tahun selalu meningkat begtu juga konsumsi produksi asal ternak untuk masyarakat Kalsel umumnya meningkat. c. Sarana dan Prasarana Tersedianya fasilitas pendukung usaha peternakan berupa akses transportasi (darat, Laut dan udara) serta komunikasi dan listrik, dan sarana pendukung lainnya sudah cukup memadai seperti Balai inseminasi Buatan Daerah (BIBD), balai pembibitan ternak unggul kambing, domba dan itik (BPTU-KDI), balai penyidikan penyakit veteriner (BPPV Regional V Banjarbaru), pos kesehatan hewan, laboraterium kesehatan hewan type B dan C, pasar hewan dan rumah pemotongan hewan. d. Sumberdaya peternakan. Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 44 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 1). Ternak Jenis ternak yang sudah beradaptasi dan berkembang baik adalah sapi bali, sapi peternakan ongole (PO), sapi brahma, sapi persilangan, kerbau, kambing kacang dan peternakan etawa (PE) 2). Peternak Sebagian besar peternak masih berpendidikan rendah, namun cukup berpengalaman sebagai peternak. Jumlah rumah tangga peternak sapi potong 38.784 orang, sapi parah 10 orang, kambing 3.595 orang dan kerbau 8.287 orang. 3). Teknologi. Teknologi yang digunakan peternak masih tergolong sederhana maupun produksi angka lebih maju dan sudah tersedia seperti teknologi pakan, teknologi kesehatan hewan dan teknologi reproduksi. 4). Lahan dan lingkungan. Potensi lahan cukup menampung 877.500 ekor ternak untuk areal penanaman rumput pakan ternak sapi, kerbau dan kambing disamping limbah pertanian (jagung, jerami padi dll) 5. Sektor Perikanan Provinsi Kalsel mempunyai garis pantai kurang lebih 1.133,091 km (termasuk beberapa pulau) memiliki 48 buah pulau bernama (diluar pulau laut), 42 buah tidak bernama dan 4 buah delta. Pulau Laut adalah pulau yang terbesar dari gugusan pulau-pulau kecil yang memiliki garis pantai sepanjang 480 km didalam wilayah kalsel. Potensi sumber daya perairan yang dapat dimanfaatkan usaha dibidang perikanan adalah sebagai berikut : Laut : 120.000 km2 Perairan umum : 1.000.000 Ha. Air payau : 53.382 Ha Air tawar : 2.400 Ha (sesuai jaringan irigasi) a. Pertambakan. Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 45 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 1). Potensi dan pemanfaatan Lahan pertambakan di provinsi Kalsel sangat potensial dengan luas lahan kurang lebih 53.382 Ha dan telah dimanfaatkan untuk usaha budidaya udang/ banding seluas kurang lebih 4.860 Ha. 2). Komoditi dan produksi Kegiatan budidaya menghasilkan tambak di Kalsel diusahakan untuk komoditi udang, mengingat budidaya tersebut akan menghasilkan nilai jual dengan harga nilai ekonomis yang tinggi baik dipasaran dalam negeri maupun luar negeri. b. Perkolaman 1). Potensi dan pemanfaatan Luas lahan potensial untuk usaha budidaya ikan dalam kolam di Kalsel kurang lebih 2.400 Ha dari luasan ini telah dimanfaatkan 498.60 Ha 2). Komoditi dan produksi Komoditi yang dihasilkan dari budidaya ikan dikolam meliputi ikan mas, nila, ikan gurame dan udang galah. c. Keramba dan jaring apung 1). Potensi dan Pemanfaatan Potensi perairan umum (sungai, rawa dan waduk ) kurang lebih 1 juta Ha. Usaha budidaya ikan dengan keramba atau jarring apung merupakan salah satu alternatif kegiatan budidaya ikan yang dikembangan oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Usha ini berkembang pesat di Beberapa Kab/kota. 2). Komoditi dan Produksi Perkembangan keramba juga didukung oleh pasar dan beberapa komoditi yang sudah dapat dikembangkan teknologi pembenihannya seperti ikan mas, ikan nila, sepat siam, ikan tawar dan ikan patin, sedangkan ikan lokal yang dikembangkan melalui pemeliharaan dalam keramba meliputi ikan tauman, ikan gabus, ikan bentok, ikan gurame, ikan jelawat. Pemeliharaan ikan lokal ini masih bersifat pembesaran dari ikan-ikan yang Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 46 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ditangkap dari alam atau perairan umum (sungai, rawa dan waduk) d. Budidaya laut 1). Potensi dan pemanfaatan Lahan budidaya laut yang diperhitungan pada daerah – daerah yang terlindung seluas kurang lebih 7.600 ha dan saat ini yang dimanfaatkan bagi usaha budidaya rumput laut seluas kurang lebih 415 Ha diperairan teluk tamiang (Kec. Pulau Laut Barat) sampai teluk sirih (Kec. Pulau Laut Selatan ). 2). Komoditi yang dikembangkan adalah rumput laut dengan kemampuan produksi dari usaha budidaya rumput laut sebesar kurang lebih 350 ton/th atau kurang lebih 3,75 ton/bulan (dalam bentuk kering) 6. Sektor Pertambangan Bahan galian wilayah Kalimantan Selatan beraneka ragam jenisnya, baik itu bahan galian energi, bahan logam, bahan galian logam maupun bahan galian industri. Adapun lokasi dan keadaan bahan galian ada sebagai berikut : a. Minyak dan Gas bumi Potensi sumberdaya minyak dan gas bumi di Kalimantan Selatan terdapat dalam dua cekungan yaitu cekungan Barito dan cekungan Asam-asam dengan struktur lokasi sebagai berikut : - Cekungan Barito berada diwilayah Kab. Tabalong dan sekitarnya yang diperkirakan mempunyai cadangan minyak sebersar 620.571 juta barel (98,5 juta m3) - Cekungan Asam-asam berada dibelahan timur pegunungan Meratus. b. Batubara Batubara Sebagai bahan energi yang banyak terdapat di Kalimantan selatan dengan potensi sumberdaya secara keseluruhan 9.101.380.000 ton sedangkan cadangan masih 1.804.145.000 ton. Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 47 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN c. Emas Bahan galian emas di Kalimantan Selatan penyebarannya cukup luas terdapat di Kab. Kotabaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Banjar, HST dan Balangan d. Intan Bahan galian tersebut selain intan juga terdapat mineral-meneral lainnya seperti emas, platina, rutil, korundum, kromit ilmenit dan sebagian kecil terdapat magnet. Dari kegiatan eksplorasi tersebut diperoleh rata-rata kandungan intan untuk 1 m3 kerikil mengandung rata-rata 0,146 karat intan. Selain lokasi tersebut tersebut juga terdapat di Bati-Bati, Angsana, Sebamban, Sungai Loban, Bakarangan dan Rantau Betung. e. Nikel Keberadaan nikel di Provinsi Kalimantan Selatan terdapat dipegunungan Babaris dan daerah Tanjung Batu dan Pulau sebuku Kab. Kotabaru. Cadangan nikel yang diketahui di kab. Kotabaru sebanyak 86.120.700 ton dengan kadar (1-1,75%) untuk nikel laterit. Penggunaan nikel ini umumnya untuk campuran baja tahan karat, pelapis logam, katalisator dll. f. Besi Endapan besi terdapat di kab. Tala, Balangan, Tabalong, Kotabaru, Tanbu dan Banjar. Jumlah cadangan secara keseluruhan sebanyak 194.772.800 ton, jumlah cadangan yang besar ini tidak ditunjang kadar Fe yang tinggi. g. Chromit Chromit dapat terjadi dari proses magmatic sebagai segresi di dalam batuan luas basa dan dapat juga berbentuk sebagai massa yang tersebar tidak merata. Lokasi endapan terdapat di kab. Tanah laut dan kab. Kotabaru. Penggunaannya sebagai campuran baja tahan karat, tahan suhu tinggi, bahan penyamak kulit dan obat-obatan dll. Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 48 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN h. Mangaan Batuan induk berupa batu gamping atau dolomite dengan kadar Al rendah tetapi mengandung oksida Mn. Dapat pula berupa batuan beku atau sekis kristas yang mengandung silikat Mn atau merupakan endapan hirothermal dan metasomatik. Lokasi endapan terletak di kab. Tanah laut dan kab. HSS bahan ini digunakan sebagai pembuatan baja tahan pengaruh belerang, baja kuat, perenggu, industri kimia, bahan cat, pernis, keramik dll. i. Gambut Gambut sebagai bahan bakar mempunyai prospek yang cukup baik disamping batubara, dengan nilai kalori gambut di Kalsel 372-2.112 cal/gr bahan energi alternative. Pemanfaatan gambut sebagai bahan bakar, akan menambah bahan energi disamping minyak bumi dan batubara juga berfungsi untuk mengurangi kerusakan hutan yang saat ini banyak ditebang untuk keperluan bahan bakar. Lokasi endapan gambut terdapat di Kab. Banjar, HSU, Tapin dan Balangan. Sumber daya terindikasi sebesar 475.628.000 m3. j. Batu gamping Batu gamping atau juga disebut batu kapur adalah berasal dari sisa-sisa kehidupan binatang karang. Penyebaran endapan batu gamping di Kalsel cukup luas yaitu pada sayap barat dan timur pegunungan meratus. Lokasi endapan erletak di kab. Banjar, Tapin, HSS, HST, HSU, Tabalong, Balangan, Tala dan Kotabaru. Jumlah sumber daya hipotek yang sudah diketahui yaitu 6.380.396.200 ton mutu batu gamping yang baik. k. Phospat Phospat di Kalimantan Selatan termasuk jenis phospat guano. Bahan galian ini terbentuk didalam gua-gua batu gamping dimana kotoran binatang, bangkai burung atau kelelawar terkumpul dan bereaksi dengan unsur karbonat. Terdapat di Kab. Tapin, HSS, HST, HSU, Tanah Bumbu dan Kotabaru. l. Kaolin Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 49 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Kaolin terjadi dari hasil pelapukan dan dekomposisi batuan beku dan batuan metamorf yang kaya akan alumunium silica. Penggunaan kaolin sebagai bahan filter dan coater industri keras, bahan keramik, industri tekstil, cat, pasta gigi, batu tahan api dll. Terdapat di Kab. Tapin, HSS, HST, HSU, Tanah Bumbu, Kotabaru dana Balangan. m. Pasir Kwarsa Pasir kwarsa atau pasir putih terdiri dari Kristal-kristal silica yang mempunyai ukuran-ukuran halus kasar. Pasir kwarsa terjadi dari pelapukan batuan yang mengandung Kristal-kristal kwarsa yang kemudian tertransport dan tercuci secara alamiah kemudian diendapkan pada tempat rendah atau sungai, danau dan pantai. Terdapat di Kab. Tala, Tapin, Banjar, Kotabaru dan Tabalong. n. Batu gamping marmeran Batu gamping marmeran terdapat di Kab. Tala, Tapin, Banjar, HSU, Kotabaru dan Tabalong. Penggunaan batu tersebut untuk batu hias/ornamen. o. Batu gunung Batu gunung secara teknis disebut batuan beku, yaitu merupakan suatu massa batuan yang dihasilkan dari pembekuan magma, di Kab. Tala, tapin, Banjar, HSU, Kotabaru dan Tabalong. Penggunaan batu tersebut untuk batu hias/ornamen. p. Pasir, kerikil, bongkahan batu Merupakan hasil pelapukan dari batuan yang kemudian ditranspot dan diendapkan, misalnya pada sungai, danau dan pantai. Selain tu juga dapat dihasilkan dari aktivitas gunung merapi. Lokasi endapan tersebar hampir disemua sungai di Kalsel. q. Ketenagalistrikan Rencana pembagunan PLTU Asam-asam tahap V dan IV selanjutnya dengan daya sebesar 2 x 100 MW pada tahun 2017 r. Energi baru dan terbarukan Potensi energi terbarukan di Kalsel (berdasarkan hasil survei Dinas Pertambangan dan Energi Prov. Kalsel tahun 2008) sebagai berikut: Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 50 BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Air = 561,35 KW (sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro) Biomassa – padi = 14.556.288,10 slm, kelapa = 4.232.369,88 slm dan jagung = 2.913.312,46 MWh Energi surya = radiasi harian matahari rata-rata 8-9 Kwh/m2/hari Peluang Investasi : 1. Industri semen 2. Industri CPO / Kelapa Sawit Terpadu 3. Pembangunan Jembatan Sewangi (Tanah Bumbu dan Kotabaru) 6 km 4. Pembangunan Jembatan Tarjun – Stagen (Tanah Bumbu dan Kotabaru) 3 km. 5. Peningkatan pelabuhan Trisakti. 6. Peningkatan pelabuhan Batulicin 7. Pembangunan Terminal dan Pelabuhan Khusus Batubara 8. Pembangunan pelabuhan pendaratan ikan Batulicin 9. Pembangunan pelabuhan pendaratan ikan Banjarmasin 10. Pembangunan Real Estate Bantaran Sungai Barito 11. Pembangunan kelistrikan 2 x 100 MW 12. Indutri minyak goreng, margarine dan industri hilir sejenisnya dari kelapa sawit. 13. Pembangunan Pembangit Tenaga Surya (PLTS) 2 x 100 W Renstra BPTSP Prov Kalsel 2016-2021 51