Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat By : Amaliatulwalidain, MA NEGARA KOTA • Apakah negara-negara kota itu ? Terlebih dahulu perlu dijelaskan bahwa persepsi kita mengenai negara saat ini jelas berbeda dengan konsep negara dalam pengertian zaman Yunani Kuno. Perbedaan ini antara lain, karena dalam sruktur politik negara-negara kota tidak dikenal adanya pembedaan tegas antara masyarakat dengan negara. Negara adalah masyarakat, sebaliknya masyarakat adalah Negara. • Negara-negara kota Yunani klasik juga berbeda dengan negara-negara moderen dewasa ini, baik dilihat dari luas wilayahnya, struktur sosial, jumlah penduduk, maupun lembaga-lembaga politiknya. Luas negara kota umunya tidak melebihi luas dari propinsi terkecil di Indonesia sekalipun. Jumlah penduduknya, menurut Herodotus dan Arisphanes, sekitar tiga puluh ribu orang. Jumlah penduduk yang relatif kecil, memungkinkan anggota masyarakat negara kota akan saling mengenal. Sambungan... • Komunikasi politik juga antara anggota masyarakat juga tidak terlalu sukar dilakukan dalam negara kota, karena jumlah penduduk yang relatif sedikit. Karena itulah sistem demokrasi langsung (Direct Democracy) bisa dilaksanakan secara baik di negara-negara kota itu. Setiap warga negara terlibat langsung dalam berbagai proses pengambilan keputusan politik. • Dalam konteks negara-negara moderen dewasa ini, penerapan demokrasi langsung tidak mungkin dilaksanakan. Jumlah penduduk yang relatif besar dan sruktur politik yang kompleks di negara-negara modern hanya memungkinkan diterapkan demokrasi melalui sistem perwakilan. Athena di Masa Pemerintahan Pericles • Dimasa Pericles, Athena mengalami masa kejayaan, berperadaban tinggi, adil dan makmur. Negarawan ini juga berhasil membangun sistem pemerintahan demokratis yang dinamakan “Athenian Democratia”. Demokrasi dalam perspektif Pericles, seperti yang ditulis oleh Roy. C. Macridis memiliki kriteria: (1) pemerintahan oleh rakyat dengan partisipasi rakyat secara penuh. (2) Kesamaaan didepan hukum. (3) Pluralisme penghargaan atas semua bakat, minat, keinginan, dan pendangan serta. (4) penghargaan terhadap suatu pemisahan dan wilayah pribadi untuk memenuhi dan mengekpresikan kepribadian individual. • Dalam pemerintahan Negara Athena, Pericles menerapkan prinsipprinsip demokrasi yang terlihat dari sistem pemerintahannya yang dikuasai atau diperintah banyak orang (Democracy) bukan diperintah oleh segelintir orang (Oligarki atau Tirani). Inilah prinsip demokrasi yang dalam konteks dunia moderen dinamakan egaliterisme politik. TRAGEDI PELOPONESIA • Tahun 431-404 terjadi perang Peloponesia yang mengakhiri masa kejayaan Athena. Negara kota itu runtuh karena serangan tentara Sparta dan menjadikan sebagian rakyat Athena menjadi budak. Kunci kemenangan Sparta melawan Athena, karena Sparta mempunyai Angkatan Militer yang tangguh yang didukung oleh pemerintahan Aristokrasi yang kuat, dibandingkan Athena yang yang didukung oleh pemerintahan Demokrasi. Dinegara Sparta, semua penduduk tanpa terkecuali, laki-laki, perempuan dan anak-anak, serta ditulis dalam konstitusi Sparta wajib mengikuti pelatihan fisik, olah raga serta kependidikan militer. Wanita dan laki-laki diperlakukan sama oleh Negara. Kewajiban latihan fisik ini mendidik rakyat Sparta menjadi manusia yang sangat disiplin, kehidupan teratur, memiliki ketaatan tinggi pada pimpinan negara dan selalu siap menghadapi peperangan. Sambungan... • Kekalahan Athena menimbulkan trauma sejarah dan psikologis serta merupakan event yang paling monumental dilihat dari sudut sejarah pemikiran Barat. Orang-orang Athena, termasuk Plato meratapi kehancuran negara Athena. Meskipun demikian, kekalahan Athena disisi lain justru berdampak positif. Athena kemudian bangkit menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat kenegaraan jutru sesudah kekalahannya dalam perang Peloponessos. Sabine meulis bahwa kekalahan Athena tidaklah otomatis mengikis pengaruh Athena di Yunani dan seluruh peradaban kuno disekitarnya, karena ternyata lambat laun Athena menjadi pusat pendidikan negara-negara disekita Laut Tengah sejak kekalahannya itu sampai abad sesudah Nabi Isa. PEMIKIRAN PLATO TENTANG NEGARA • Kematian Socrates, tidaklah berarti kematian terhadap ajaran-ajarannya. Kematiannya adalah titik awal kebangkitan ajaran-ajarannya dikalangan kaum muda Yunani. Salah satu pemuda yang dipengaruhi oleh pemikiran Socrates, adalah Plato, ia adalah murid setia Socrates yang banyak mewarisi tradisi keilmuan dan filsafat gurunya. Sebagai pemikir, mungkin reputasi Plato melebihi gurunya Socrates. • Salah satu gagasan Plato adalah mengenai Negara, menurut Plato, negara ideal menganut prinsip mementingkan kebajikan (Virtue). Kebajikan menurut Plato adalah pengetahuan. Apapun yang dilakukan atas nama negara, haruislah dimaksudkan untuk mencapai kebajikan itu. Atas dasar itulah Plato melihat pentingnya lembaga pendidikan bagi kehidupan kenegaraan. Sambungan... • Menurut Plato tidak ada cara lain, untuk mendidik warga negara dalam menguasai pengetahuan, selain membangun lembaga-lembaga pendidikan itu. Motivasi inilah yang mendorong Plato membangun sekolah atau akademi pengetahuan. • Plato menilai, negara yang mengabaikan prinsip kebajikan jauh dari negara yang didambakan manusia, demikian pentingya prinsip kebajikan, hingga Plato berpendapat bahwa negara ideal atau negara yang terbaik bagi manusia adalah negara yang penuh dengan kebajikan. • Negara yang baik, harus dipimpin oleh orang-orang yang paham akan nilai-nilai kebajikan seperti raja-filsuf. Pengetahuan dengan demikian menjadi suatu keharusan bagi seorang penguasa. Sambungan.. • Negara Ideal juga menurut Plato, didasarkan oleh prinsip “laranga” atas kepemilikan pribadi, baik dalam bentuk uang, harta, keluarga, anak, dan istri. Inilah yang disebut oleh Robert Nisbet dengan istilah “Nihilisme Sosial”. Nihilisme Sosial, menurut Plato menghindari negara dari berbagai pengaruh erosif dan destruktif yang pada akhirnya akan menciptakan disintegrasi negara kota. Logikanya demikian, karena menurut Plato, hal atas pemilikan pribadi akan menciptakan kecemburuan dan kesenjangan sosial dan menjadikan setiap orang berusaha untuk menumpuk kekayaan dan milik pribadi tanpa batas. Intinya gagasan Plato adalah gagasan anti Individualisme. Pemikiran Aristoteles • Aristoteles adalah murid Plato di Akademi, ia dikenal sebagai seorang pemikir politik empiris-realis, berbeda dengan Plato yang dijuliki idealisutopianis. Bisa dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles (Aristotelianism) merupakan suatu bentuk pemberontakan terhadap gagasan Plato (Platonism) itu nampak dari cara keduanya melihat realitas dan metodelogi filsafatnya. Dalam merumuskan teori-teori politiknya, Aristoteles menggunakan metode induktif dengan bertitik tolak dari fakta-fakta “nyata” atau empiris, sedangkan Plato menggunakan metode deduktif merumuskan teorinya berdasarkan kekuatan imajinatif pikiran atau “wishful Thingking”. NEGARA MENURUT ARISTOTELES • Asal-usul Negara menurut Aristoteles tidak bisa dipisahkan dari watak politik manusia. Manusia menurut Aristoteles adalah zoon politicon, makhluk yang berpolitik karena wataknya demikian, Negara dibutuhkan sebagai sarana untuk aktualisasi watak manusia itu. Di pihak lain Aristoteles, menanalogikan Negara sebagai organisme tubuh, Negara lahir, dalam bentuknya yang sederhana (primitif), kemudian berkembang menjadi kuat dan dewasa, setelah itu hancur, tenggelam dalam sejarah. • Komponen-komponen Negara adalah desa-desa yang terdiri dari unitunit keluarga. Keluarga adalah unit persekutuan terendah,sedangkan tertinggi adalah negara. Formasi negara dalam perkembangan persekutuan hidup sesuai dengan kodratnya. Negara terbentuk karena adanya amanusai yang saling membutuhkan. Kebutuhan hidup tidak bisa terpenuhi secara sempurna apabila manusia tidak saling membutuhkan. Sambungan • Menurut Aristoteles, negara adalah lembaga politik yang paling berdaulat, meski bukan berarti negara tidak memiliki batasan kekuasaan. Negara memiliki kekuasaan tertinggi hanyalah karena ia merupakan lembaga politik yang memiliki tujuan yang paling tinggi dan mulia. Tujuan didirikannya negara adalah untuk mensejahterakan seluruh warga negara bukan individu tertentu. • Pembagian bentuk Negara menurut Aristoteles, adalah: (1) Negara Monarkhi, yaitu negara hanya diperintah oleh seorang Raja Filsuf yang kekuasaanya bertujuan untuk mementingkan kesejahteraan untuk masyarakat umum, tapi Aristoteles menyadari dalam realitasnya Monarkhi akan sulit diterapkan, (2) sehingga alternatif Negara Ideal meurut Plato adalah Negara Aristokrasi. (3) Negara Demokrasi (Politea). Sambungan... • Berbeda dengan Plato, yang menentang hak milik, Aristoteles membenarkan adanya hak milik individu, hak milik penting karena memberikan tanggung jawab bagi seseorang untuk mempertahankan keberlangsungan kehidupan sosial. Hak milik juga memungkinkan orang untuk memikirkan persoalan negara. Mereka yang memiliki harta tentu akan selalu berusaha memperbanyak (akumulasi kapital) dan menjaga hartanya dengan baik. Dari gagasan- untuk mempertahankan kekayaan itulah kemudian timbul gagasan untuk menciptakan keamanan negara. Orang-orang kaya akan memiliki perhatian serisu terhadap keamanan negara, karena itu menyangku kepentingan pribadinyan. Terima Kasih