PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN FISIK (MOTORIK) Dewasa Akhir Omah Dan Opah Wisma Sahabat Baru, Kedoya Jakarta • • • • • • • • • Desiyana Riestiyani Abriyanto Maria n. Florinda Subing Hermawan Jery Faris labib Rini Christine Satiwi Stefani Irma d. Hapsari 2012-71-017 2012-71-034 2012-71-037 2012-71-049 2012-71-050 2012-71-058 2012-71-067 2012-71-077 2012-71-112 • Setiap manusia akan mengalami perkembangan seiring pertambahan usia, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial. • Perkembangan tersebut dapat dibagi dalam beberapa tahap, salah satunya tahap dewasa akhir ( lansia ) • Pada tahap ini sebagian besar Lansia lebih cenderung bertingkah laku seperti anak kecil baik tingkah laku maupun kognitifnya. 1. Bagaimana perkembangan kognitif dan fisik pada dewasa akhir ? 2. Apakah perubahan mental yang terjadi pada Dewasa akhir ? 3. Bagaimana karakteristik dewasa Akhir ? 1. Mengetahui kondisi fisik dan kognitif pada Dewasa Awal. 2. Memahami hal-hal dan perubahan mental yang terhjadi pada Dewasa Akhir. 3. Mengetahui Dewasa Akhir karakteristik perkembangan Penelitian dilakukan dengan cara observasi langsung serta mewawancarai beberapa omah – opah yang masuk dalam kriteria Tahap Dewasa Akhir. Tempat pelaksanaan : Wisma Sahabat Baru, Kedoya – Jakarta barat Waktu pelaksanaan : Observasi I Tanggal 13 Oktober 2013, Pukul 11.00 – 15.00 WIB Observasi II Tanggal 15 Oktober 2013, Pukul 09.00 – 16.00 WIB 1. Freud Freud percaya bahwa pada usia lanjut, kita kembali kepada kecenderungan narsistik masa kanak – kanak awal ( Santrock, 2002:250 ) 2. Carl Jung Carl Jung mengatakan bahwa pada usia lanjut, pikiran tenggelam jauh di ketidaksadaran ( Santrock, 2002 : 250). dalam 3. Erikson • Integritas versus keputusasaan, Percaya bahwa pada masa dewasa akhir dicirikan oleh tahap terakhir dari delapan tahap siklus kehidupan. • Tahun – tahun akhir merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan selama hidupnya. • Jika kehidupan sebelumnya dapat dijalani dengan baik maka akan merasakan kepuasan/integritas pada masa tua dan dan sebaliknya. Berikut hasil pengamatan kami : o Sebagian Omah – opah yang kami temui bercerita tentang hal yang sama dalam kurun waktu tertentu yang berbeda - beda setiap orangnya. o Beberapa omah – opah memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi, sulit mengungkapkan apa yang mereka maksudkan dengan bahasa verbal. Sebagian menggunakan bahasa tubuh dengan menggerakkan tangannya sebagai ganti kata – kata. o Salah satu Omah, berusia 75 tahun, masih lancar berkomunikasi dengan kami, walaupun tetap terdapat pengulangan kalimat dalam percakapan kami. o Sempat kami temui adanya Opah yang menolak makanan hanya karena merasa jumlah ayam yang dimilikinya lebih sedikit dari Opah yang ada di sebelahnya. o Secara fisik ciri – ciri fisik yang kami temui : - Kulit berkerut. - bentuk mulut berubah karena hilangnya gigi - Rambut menipis dan memutih - Bahu membungkuk dan mulai mengecil. - Pendengaran berkurang. Kognitif - Adanya penurunan kemampuan berkomunikasi dan mencerna informasi yang dialami para lansia tersebut sesuai dengan teori Carl Jung, yang menyatakan bahwa sedikitnya kontak dengan realitas menyebabkan terpendamnya pikiran dalam ketidaksadaran. Hal ini membuat seorang lansia menjadi mudah lupa, karena sulit untuk memanggilnya ke alam bawah sadar. - Hal ini juga dibuktikan dengan munculnya keterbatasan dalam berkomunikasi dengan kata – kata, sehingga para lansia tersebut menggunakan isyarat tangan dan bahasa tubuh - Secara mental, adanya perubahan sifat omah – opah yang mengalami persepsi bahwa makanan opah yang dimilikinya lebih sedikit dari opah sebelahnya juga sesuai dengan teori milik Freud yang menyatakan bahwa pada usia lanjut , mereka kembali kepada kecenderungan masa kanak – kanak awal, ( muncul kembali sifat egosentris yang biasa dimiliki oleh anak kecil ) Fisik Adanya perubahan fisik pada omah opah tersebut sesuai dengan teori Hurlock (1980) mengenai perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir. Penurunan kemampuan kognitif pada tahap dewasa akhir ini tidak selalu sama, dibuktikan dengan adanya seorang omah yang masih memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik walaupun usianya sudah mencapai 75 tahun. Pada perkembangan masa Dewasa akhir, terjadi penurunan kognitif dimana hal ini disebabkan oleh terpendamnya pikiran dalam ketidaksadaran sehingga seseorang mudah lupa. Pada masa ini juga terjadi perubahan mental dimana mental para lansia cenderung yang mirip seperti pada masa kanak – kanak awal. Penurunan kognitif dan mental pada setiap orang tidak selalu sama meskipun mereka berada dalam tahap yang sama yakni tahap dewasa akhir. Ciri – ciri fisik yang ditunjukkan oleh para lansia sesuai dengan teori dari Hurlock (1980 )