Kata pengantar Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah agama. Kali ini penulis menyampaikan hasil dari makalah dengan judul “RUANG LINGKUP AGAMA ISLAM ”, yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari pendidikan agama islam, dan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi ini. Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepas pula dengan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Padang, 20 Oktober 2014 Penulis Daftar Isi Kata Pengantar Daftar isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB II PEMBAHASAN 1. 2. 3. 4. Ruang Lingkup Agama Islam Secara Umum Ruang Lingkup ‘Aqidah Islamiyah Ruang Lingkup Syari’ah Islamiyah Ruang Lingkup Akhlak Islamiyah BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA i BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekarang ini, keadaan umat Islam yang ada di seluruh dunia cenderung berada dalam keadaan yang memperihatinkan. Di setiap 3egati yang mayoritas penduduknya beragama islam , masalah itu muncul secara terus menerus. Mulai dari merosotnya nilai-nilai agama islam seiring dengan sering terjadinya pelanggaran – pelanggaran terhadap kaidah islam. Di daerah Timur Tengah , 3egati-negara muslim bergejolak mengenai politik yang ada di negaranya, yang banyak menimbulkan konflik antar warga negaranya. Sementara di 3egati yang paling banyak penduduk musslimnya di dunia , yaitu di Indonesia, masalah itu muncul seiring merosotnya moralitas dari warga negaranya. Mereka tidak malu melakukan sesuatu walaupun melanggar nilai moral, 3egat maupun agama. Masuknya pengaruh dari hal-hal 3egative dari dunia barat merupakan sebabnya. Itu semua menunjukkan telah terjadinya kemerosotan akidah yang di miliki umat islam, yang diperlukan untuk menjalankan hidup ini selalu di jalan yang benar. Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. ii B. Rumusan Masalah Ada pun beberapa rumusan masalah yang dapat diangkat dari makalah yang membahas tentang “Ruang Lingkup Agama Islam“ adalah : i. ii. iii. iv. C. Apa saja yang termasuk Ruang lingkup Agama Islam ? Bagaimana bentuk Ruang lingkup Aqidah Islamiyah ? Apa itu Syari’ah Islamiyah Yang mana saja yang termasuk dalam Ruang lingkup Akhlak Islamiyah? Tujuan Penulisan Memberikan penjelasan dan pengertian Ruang lingkup ajaran islam tentang ilmu pengetahuan akidah dan akhlak Islam dan Syari’ah Memberikan pemahan betapa pentingya akidah, akhlak dan Syari’ah Islam Dengan adanya tambahan pengetahuan mengenai akidah ,akhlak Syari’ah Islam diharapkan kita dapat menjalankan hidup ini lebih baik lagi dan sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh Allah swt. Dan bisa memperkuat keimanan kita dalm menghadapi masalahmasalah yang muncul di kehidupan ini iii BAB II PEMBAHASAN Ruang Lingkup Agama Islam secara umum Agama Islam adalah Agama yang Universal, sehingga ajarannya mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, tanpa kecuali. Sekecil apapun aktivitas manusia dalam kehidupannya, baik lahir maupun bathin, baik sikap maupun tingkah laku, bicara dan bekerja, misalnya bermotivasi, berniat, bernafsu, berbisik di dalam hati, merasa sedih, merasa gembira didalam hati masih diatur oleh ajaran Agama Islam. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan ALLAH SWT, hubungan manusia dengan 5esame manusia, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan manusia lain dan lingkungannya. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Secara garis besar ruang lingkup dinul-Islam itu terbagi kepada ‘Aqidah Islamiyah, Syari’ah Islamiyah dan akhlak Islamiyah yang saling berhubungan. ‘Aqidah Islamiyah adalah pondasi dasar Agama Islam yang membahas tentang keimanan disebut juga dengan ushuluddin (dasar agama) dan ‘aqidah tauhid mencakup pembahasan seputar arkanul-iman (rukun iman). Syari’ah Islamiyah mencakup pembahasan tentang syari’ah ibadah mahdhah (rukun islam) dan syari’ah mu’amalah yang mencakup aspek-aspek social, ekonomi, politik,hokum,filsafat,IPTEK,pendidikan, olahraga, seni, pakaian, pergaulan, tata makanan dan minuman, tata perumahan ,dll. Akhlak Islamiyah mencakup pembahasan akhlak terhadap khalik dan akhlklak termakhluk. 1 Ruang Lingkup ‘Aqidah Islamiyah Pengertian aqidah secara bahasa (etimologi) Yaitu kata “aqidah” diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ar-rabth (ikatan), al-ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh,kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Sedangkan, pengertian aqidah secara istilah (terminologi) Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidka tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Aqidah Islamiyyah maknanya adalah keimanan yang pasti teguh dengan Rububiyyah Allah Ta'ala, Uluhiyyah-Nya, para Rasul-Nya, hari Kiamat, takdir baik maupun buruk, semua yang terdapat dalam masalah yang ghaib, pokok-pokok agama dan apa yang sudah disepakati oleh Salafush Shalih dengan ketundukkan yang bulat kepada Allah Ta'ala baik dalam perintahNya, hukum-Nya maupun ketaatan kepada-Nya serta meneladani Rasulullah SAW. Substansi dari ‘aqidah adalah tauhid yang berarti mengakui ke Maha Esaan Allah SWT. Akar kata tauhid adalah ahad sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT : Katakanlah : “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.” (QS. Al-ikhlash (112) ; 1) Secara terminologis tauhid ialah mengakui/meyakini bahwa Allah SWT. Maha Esa Ada-Nya, Maha Esa zat-Nya, Maha Esa sifat-Nya dan Maha Esa perbuatan-Nya, kepada-Nya semua bergantung, karena Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan, dan Dia tidak setara dengan sesuatu apapun. (QS.112 ; 1-4) Lawan tauhid adalah syirik. Syirik berarti mempersekutukan, mengakui, meyakini, dan mencintai, baik secara langsung maupun secara tidak langsung bahwa Tuhan itu lebih dari satu atau mempersekutukan Allah SWT, dengan sesuatu yang lain. Pengakuan tentang tauhid merupakan awal dari Iman. Kata iman berasal dari amana, yu’minu, imanan. Secara etimologis berarti kepercayaan atau keyakinan. Secara terminologis ialah pengakuan dan pembenaran oleh hati tentang bahwa tiada Tuhan melainkan Allah SWT, dan bahwa Muhammad SAW adalah Rasullullah. Berdasarkan pengertian akidah, tauhid dan iman diatas dapat dirumuskan suatu pengertian aqidah islamiyah, yaitu keyakinan yang mendalam tentang ke-Maha Esaan Allah SWT, dan tentang kerasulan nabi Muhammad SAW., yang berfungsi sebagai penggerak didalam diri seseorang sehingga seluruh aktifitasnya, ucapan, dan perbuatannya tunduk kepada ketentuan-ketentuan Allah SWT. (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (Hadis) sebagaimana yang terkandung dan dikehendaki oleh 2 kalimat syahadat. 2 FUNGSI DAN PERANAN AKIDAH ISLAM Fungsi akidah islam ,diantaranya yaitu : 1. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam. 2. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidahyang kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia, dan bermu’amalat dengan baik. 3. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah kita tersebut tidak akan diterima Sedangkan peran akidah dalam islam meliputi : 1. Aqidah merupakan misi pertama yang dibawa para rasul Allah. 2. 3. 4. 5. Manusia diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Allah. Aqidah yang benar dibebankan kepada setiap mukallaf. Berpengang kepada aqidah yang benar merupakan kewajiban manusia seumur hidup Aqidah merupakan akhir kewajiban seseorang sebelum meninggalkan dunia yang fana ini. 6. Aqidah yang benar telah mampu menciptakan generasi terbaik dalam sejarah umat manusia, yaitu generasi sahabat dan dua generasi sesusah mereka. 7. Kebutuhan manusia akan aqidah yang benar melebihi segala kebutuhan lainnya karena ia merupakan sumber kehidupan, ketenangan dan kenikmatan hati seseorang. Dan semakin sempurna pengenalan serta pengetahuan seorang hamba terhadap Allah semakin sempurna pula dalam mengagungkan Allah dan mengikuti syari’at-Nya. KARAKTERISTIK AKIDAH ISLAM Aqidah Islam adalah Aqidah Rabbaniy (berasal dari Allah ) yang bersih dari pengaruh penyimpangan dan subyektifitas manusia. Aqidah Islam memiliki karakteristik berikut ini : 1. Al Wudhuh wa al Basathah ( jelas dan ringan) tidak ada kerancuan di dalamnya seperti yang terjadi pada konsep Trinitas dsb. 2. Sejalan dengan fitrah manusia, tidak akan pernah bertentangan antara aqidah salimah (lurus) dan fitrah manusia. Firman Allah : “Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah..” QS.30:30. 3. Prinsip-prinsip aqidah yang baku, tidak ada penambahan dan perubahan dari siapapun. Firman Allah :”Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan lain selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah ?“QS.42:21. 4. Dibangun di atas bukti dan dalil, tidak cukup hanya dengan doktrin dan pemaksaan seperti yang ada pada konsep-konsep aqidah lainnya. Aqidah Islam selalu menegakkan : “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yangbenar”QS2:111 3 5. Al Wasthiyyah (moderat) tidak berlebihan dalam menetapkan keesaan maupun sifat Allah seperti yang terjadi pada pemikiran lain yang mengakibatkan penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya. Aqidah Islam menolak fanatisme buta seperti yang terjadi dalam slogan jahiliyah “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan mengikuti jejak mereka” QS. 43:22. ALIRAN AKIDAH ISLAM Aliran Mu’tazilah lahir kurang lebih + 120 H.pada abad permulaan kedua hijriah di kota Basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, karena paham ini mampu menyusup ke dalam masyarakat Islam di Barat dan di Timur bahkan sampai ke Indonesia. Pokok-pokok pendirian mu’tazillah setiap orang yang memeluk aliran mu’tazillah diharusan untuk memegang kepada lima ajaran : a. Tauhid (Ke-Esaan) b. Al-Adlu (Keadilan ) c. Wal-wal Wa’id (Janji dan Acaman) d. Al-Manzilah Bainal Manziladaini (tempat diantara dua) e. Amar Ma’rup Nahi Munkar (Menyuruh krbaikan dan melarang kejelekan) Ahli sunnah dan jama’ah ini kelihatannya timbul sebagaireaksi terhadap paham-paham glongan mu’tazilah yang telah dijelaskan sebelumnya dan terhadap sikap mereka dalam menyiarkan ajaran-ajaran itu. Aliran ini terdiri dari beberapa ajaran, diantaranya : 1. Ajaran-Jaran Al-asy’ariyah 2. Ajaran Maturidiah 4 Ruang Lingkup Syari’ah Islamiyah Syari’ah, secara etimologis berarti jalan yang lempang, Islamiyah berarti selamat, jadi Syari’ah Islamiyah berarti jalan menuju selamat. Secara terminologis Syari’ah Islamiyah ialah seluruh yang datang langsung dari Allah SWT. Yaitu Al-Qur’an dan dari nabi Muhammad SAW, yaitu Hadis (Sunnah) berupa perintah dan larangan untuk mengatur segala aspek kehidupan manusia, yang wajib untuk ditaati dan dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh setiap umat Islam agar hidupnya selamat di dunia dan akhirat.sebagaimana dijelaskan Allah SWT.; “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya. Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian (Al-Qur’an adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam Kitab-Kitab sebelumnya) terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan jangan lah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang padamu, untuk tiap-tiap umat diantara kamu {umat nabi Muhammad SAW dan umat-umat yang sebelumnya} Kami berikan aturan (hokum) dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan, hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”, (Q.S. alMaidah(5) ; 48). “Kemudian Kami jadikan kamu berada diatas suatu syariat (peraturan/hukum) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui” (QS. Al-Jatsiyah (45) : 48). Dalam kedua ayat tersebut disebutkan istilah syari’atan yang berarti aturan atau syari’ah yang berarti peraturan/hukum. Maka syari’ah Islamiyah pada hakekatnya adalah peraturan atau hukum yang datang dari Allah SWT., secara langsung yang berupa perintah dan larangan yang telah jelas dan tegas yang tidak memerlukan interpretasi penafsiran, seperti perintah mendirikan solat, dan membayar zakat sebagai dalam firman Allah SWT : (QS. Al-Baqarah (2) : 43) atau seperti larangan memakan beberapa jenis makanan dan diharamkannya beberapa perbuatan. Fungsi Syari’ah Islamiyah dan Hukum Islam Fungsi Syari’ah Islamiyah dan Hukum Islam adalah mengatur semua aktivitas hidup manusia agar dapat bernilai ibadah kepada Allah SWT. Sumber Syari’ah Islamiyah Sumber Syari’ah Islamiyah ialah ajaran Islam yang langsung datang dari Allah SWT dan dari Rasul-Nya Muhammad SAW yang belum diinterpratasi oleh manusia, yaitu : 5 I. Al-Qur’an Al-Qur’an ialah wahyu atau kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan-Nya kepada Rasul-Nya Nabi Muhammad SAW , dengan perantaraan Malaikat Jibril sebagai mukjizat bagi kerasulannya, yang sampai kepada kita secara mutawatir (utuh) yang berfungsi sebagai petunjuk untuk melaksanakan seluruh aktivitas kehidupannya dunia dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup didunia dan akhirat, dan membacanya bernilai ibadah kepada Allah SWT. Al-Qur’an bukan bahasa pribadi Nabi Muhammad SAW sendiri, karena keaslian kalam Allah SWT itu dijamin oleh Allah SWT. (QS. 53 : 3-5). Al-Qur’an sebagai mukjizat yang berfungsi untuk membuktikan kerasulan Nabi Muhammad SAW. (2 : 23-24, Subhi al-Shaleh : 149). Al-Qur’an sampai kepada kita secara mutawatir (benar & terbuka) dari Nabi Muhammad SAW., karena Allah SWT yang memelihara keaslian dan keutuhannya. Maka secara terperinci al-qur’an sebagai sumber Syari’ah Islamiyah memiliki berbagai fungsi berdasarkan kepada petunjuk Al-Qur’an sendiri, sebagai berikut : 1. Sebagai Hudan linnas.( petunjuk hidup bagi manusia secara umum), QS. (2) :185 2. Sebagai Baiyinat Minal-Huda (penjelasan dari petunjuk tentang hal-hal pokok). 3. Sebagai Furqan (pembeda antara yang benar dan yang salah) 4. Sebagai Hudan lil-muttaqin (petunjuk hidup bagi orang bertaqwa secara khusus), QS;10:57 5. Sebagai Mau’izhah (buku pelajaran yang dipelajari setiap hari) 6. Sebagai Syifa’ lima fishshudur (obat penyakit jiwa) 7. Sebagai Hudan lil-mukminin 8. Sebagai Rahmah lil-mukminin (rahmat bagi orang mukmin) 9. Sebagai Bacaan ibadah QS;7;204 10. Sebagai sumber ‘Aqidah, Syari’ah dan Akhlak dalam segala aspek kehidupan. II. Sunnah (Hadis) Sunnah (hadis) adl ucapan, perbuatan, dan ketetapan Rasullullah saw, dalam menjelaskan tentang penafsiran dan penerapan ajaran Al-Qur’an, ke dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi aturan yang mengikat bagi kehidupan, baik bagi kehidupan individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat bagi orang Islam. (QS. 4;59). Fungsi al-Hadis sebagai sumber ke-2 ajaran Islam adalah menjelaskan dan menafsirkan alQur’an dalam menetapkan hukum. Adapun tingkatan Hadis berdasarkan jumlah perawinya, sebagai berikut : a) Hadist Mutawatir, ialah hadis yang diriwayatkan oleh semua perawi hadis yang diterima dari semua perawi hingga sampai kepada Rasulullah saw dan para perawinya tidak mungkin berbohong. b) Hadist Masyhur ialah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang, akan tetapi jumlahnya tidak sampai pada tingkat mutawatir. c) Hadis Ahad ialah hadis yang diriwayatkan oleh 1 atau 2 orang atau lebih, tapi tidak mencapai pada tingkat mutawatir 6 Tingkatan hadis berdasarkan kualitasnya (diterima atau ditolak), sebagai berikut a) Hadis Shahih ialah hadis yang snadnya (sumber oarng yang menyampaikan) tidak terputus, diriwayatkan oleh orang-orang yang adil, kuat ingatan dan hafalannya, tidak cacat dan tidak bertentangan dengan dahil atau periwayatan yang lebih kuat. b) Hadis Hasan ialah hadis yang memenuhi syarat hadis shahih, akan tetapi perawinya kurang kuat ingatannya dan kurang baik hafalannya. c) Hadis Dha’if ialah hadis yang tidak lengkap syarat-syaratnya atau hadis yang tidak memnuhi syarat-syarat yang terdapat pada hadis shahih dan hasan. Selanjutnya Pembagian Syari’ah dapat dirinci lagi, sehingga terdiri dari Syariah meliputi 2 bagian utama: a. Ibadah (dalam arti khusus), yang membahas hubungan manusia dengan Allah (vertikal). Tata cara dan syarat-rukunya terinci dalam Al-Qur’an dan Sunah. Misalnya: shalat, zakat, puasa b. Mu'amalah, yang membahas hubungan horisontal (manusia dan lingkungannya) Dalam hal ini aturannya aturannya lebih bersifat garis besar. Misalnya: munakahat, dagang, bernegara, dll. Syari’ah Islam secara mendalam dan mendetil dibahas dalam ilmu fiqh. Dalam menjalankan syari’ah Islam, ada beberapa yang perlu menjadi pegangan: a. Berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunah menjauhi bid'ah (perkara yang diada-adakan). b. Syari’ah Islam telah memberi aturan yang jelas apa yang halal dan haram, maka : - Tinggalkan yang subhat (meragukan) - Ikuti yang wajib, jauhi yang haram, terhadap yang didiamkan jangan bertele-tele c. Syari’ah Islam diberikan sesuai dengan kemampuan manusia, dan menghendaki kemudahan. Sehingga terhadap kekeliruan yang tidak disengaja dan kelupaan diampuni Allah, amal dilakukan sesuai kemampuan. d. Hendaklah mementingkan persatuan dan menjauhi perpecahan dalam syari’ah.Syari’ah harus ditegakkan dengan upaya sungguh-sungguh (jihad) dan amar ma'ruf nahi munkar. 7 Ruang Lingkup Akhlak Islamiyah Ruang lingkup akhlak islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniah (agama/islami) mencakup berbagai aspek, yaitu akhlak terhadap Allah, diri sendiri, sesama hamba Allah, dan lingkungan. Dan berikut masing-masing contohnya: Akhlak Terhadap Allah Mahmudah 1) Tidak menyekutukan-Nya 2) Taqwa kepada-Nya 3) Mencintai-Nya 4) Ridha dan ikhlas terhadap segala keputusan-Nya 5) Mensyukuri nikmat-Nya 6) Selalu berdoa kepada-Nya 7) Beribadah 8) Berusaha mencari keridlaan-Nya 9) Senantiasa memperbaharui taubat 10) Taat terhadap perintah-Nya Mazmumah 1) Memamerkan/memperihatkan diri dalam berbagai perbuatan baik/amal ibadah 2) Suka memperdengarkan amal ibadah kepada Allah SWT dengan harapan mendapat pujian dari orang lain 3) Tidak sesuainya antara ucapan dan tindakannya 4) Berkeluh kesah ketika menerima cobaan dari Allah 5) Meninggalkan kewajiban sebagai hamba, seperti meninggalkan shalat 6) Syirik atau menduakan Allah dengan yang lain 7) Melanggar larangan-Nya 8) Beribadah atau berbuat sesuatu bukan karena Allah 9) Tidak menjadikan Al-Qur’an dan Hadist sebagai pedoman hidup 10) Lebih mementingkan keduniaannya 8 Akhlak Terhadap Diri Sendiri Mahmudah 1) Senantiasa menuntut ilmu 2) Bekerja keras dalam artian melakukan sesuatu dengan semangat atau tekad yang tinggi 3) Kreatif, yakni memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru 4) Produktif, mampu menghasilkan suatu karya yang bermanfaat/berguna 5) Tidak menyerah dan menggantungkan diri pada orang lain serta yakin pada diri sendiri bahwa dia bisa melakukan apa yang dicita-citakannya 6) Optimis dalam menghadapi masalah 7) Menjaga kesehatan dan kebersihan diri 8) Meninggalkan kemaksiatan 9) Mendekatkan diri kepada Allah 10) Introspeksi atau mawas diri Mazmumah 1) Susah menerima saran dan kritik dari orang lain 2) Putus asa atau menghilangkan harapan terhadap sesuatu yang semula hendak dicapai 3) Bermalas-malasan 4) Tidak bersemangat untuk meneruskan usahanya yang gagal 5) Tamak atau rakus dalam menuruti nafsunya untuk memiliki keduniaan atau kekayaan 6) Sombong dengan merasa dirinya selalu benar 7) Tidak disiplin 8) Melakukan kesibukan yang tidak bermanfaat 9) Lalai dan tidak melaksanakan kewajibannya 10) Selalu berbuat maksiat Akhlak Terhadap Sesama Hamba Allah Mahmudah 1) Ketika bertemu saling mengucapkan salam 2) Ketika berbicara, selalu mengucapkan ucapan yang baik dan benar 3) Saling memaafkan dengan menanamkan kesadaran bahwa yang memaafkan berpotensi pula melakukan kesalahan 4) Mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri 5) Saling mengenal (ta’aruf) dan tidak menutup diri 6) Ta’awun, yakni saling tolong-menolong antar sesama manusia dalam melakukan kebaikan 7) Saling menghargai 8) Memberikan bantuan, seperti bantuan berupa harta untuk memenuhi kebutuhankebutuhan orang lain 9) Menjenguk ketika sakit 10) Berperasangka baik (Husnudzan) 9 Mazmumah 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Namimah atau mengadu domba Memutuskan persaudaraan Dengki, menaruh perasaan marah, atau tidak suka karena iri hati Menyapa atau memanggil dengan sebutan yang buruk Berprasangka buruk tanpa ada alasan yang jelas Mengucilkan seseorang atau kelompok lain Masuk kerumah orang lain atau bertamu tanpa izin Mengambil harta orang lain tanpa alasan yang benar Menyakiti hati, dengan menceritakan aib seseorang dibelakangnya, tanpa memperdulikan aib tersebut benar atau salah 10) Menyakiti secara fisik, membunuh Akhlak Terhadap Lingkungan Mahmudah 1) Menjaga kelestarian alam 2) Memperlakukan binatang dengan baik dan penuh kasih sayang, selama tidak mengganggu 3) Turut menyirami tanaman, terlebih ketika terjadi kekeringan 4) Membantu atau turut serta dalam mengembangbiakannya 5) Memanfaatkan kekayaan alam sesuai dengan kadarnya 6) Menjaganya dari kepunahan 7) Merawat dan menyayangi binatang 8) Memberi makan dan perlakuan yang baik pada binatang ternak 9) Tidak menganiaya 10) Memperhatikan kelestarian dan keselamatan lingkungan Mazmumah 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Mengambi buah sebelum matang Memetik bunga sebelum mekar Mencabut atau menebang pepohonan secara legal Merusak, mencemari, dan tidak peduli akan kelestarian alam Membuang sampah tidak pada tempatnya Menyiksa binatang dengan sengaja Memutuskan untuk memelihara binatang, namun tidak merawatnya dengan tidak memenuhi kebutuhannya 8) Memanfaatkan kekayaan alam dengan berlebihan 9) Memburu binatang secara liar 10) Menciptakan kepunahan 10 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan penyajian makalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ruang lingkup agama Islam terbagi atas 3 yaitu ‘Aqidah Islamiyah, Syari’ah Islamiyah, Akhlak Islamiyah. Aqidah ,akhlak dan Syari’ah merupakan dasar bagi umat islam dalm menjalankan agamanya. Jika akidah sudah dipegang teguh sebagai pedoman hidup kita semua, tentunya dalam menjalankan kehidupan yang fana ini kita dapat lulus dari ujian-ujian yang Allah swt berikan sebagai bukti kasih sayangnya. Senantiasa kita selalu melakukan pekerjaan apapun berlandaskan kaidah-kaidah yang di tetapkan oleh-Nya. Dan kita akan bisa menghindarkan diri kita dari perbuatan-perbuatan yang tercela. B. SARAN Perlu adanya pembangunan akidah yang kokoh, dengan pemberian pendidikan khusus keagamaan yang lebih terstruktur. Harus adanya peran dari pemuda agar akhlak yang telah dibangun sejak dulu dapat dipertahankan dengan baik dan teratur sampai seterusnya. Perlu adanya pemantauan yang lebih tertuju pada ruang lingkup agar agama islam dapat terorganir dengan baik 11 BAB IV DAFTAR PUSTAKA Abdurraoef, DR. Al-Qur’an dan Ilmu Hukum, Bulan Bintang, Jakarta, 1970 Asykur, Abdul. Kumpulan Hadits-Hadits Pilihan Bukhori Muslim. Bandung: Husaini Bandung, 1992 H. ZAINUDDIN, DRS. 1996. ILMU TAUHID LENGKAP. JAKARTA; RINEKA CIPTA http://bank-lonk.blogspot.com/2012/11/ruang-lingkup-ajaran-islam.html Syahrin Harahap, Al-Qur’an dan Sekularisasi, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), 12