BAB I - DistroDoc

advertisement
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejak era reformasi dan berpindahnya kewenangan pembangunan oleh
daerah pembangunan di Sumatera Selatan meningkat pesat. Untuk mengimbangi
pesatnya pembangunan tersebut maka kebutuhan dan permintaan akan energi
semakin meningkat, khususnya energi listrik. Oleh sebab itu sejak ditetapkannya
Sumatera Selatan sebagai lumbung energi beberapa pembangkit listrik baru dibangun
untuk mencukupi kebutuhan energi listrik di Sumsel khususnya di Kota Palembang.
Energi listrik ini dialirkan melalui konduktor-konduktor yang tentunya berasal dari
pusat listrik atau disebut juga sentral-sentral listrik.
Pusat listrik atau biasa juga disebut sentral-sentral listrik yang ada di Sumsel
(electric power stations), terutama yang menggunakan tenaga uap, biasanya jauh
letaknya dari tempat-tempat dimana tenaga listrik itu digunakan. Karena itu, tenaga
listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui kawat-kawat (saluran-saluran)
transmisi. Saluran-saluran ini membawa tenaga listrik dari pusat-pusat listrik ke
pusat-pusat beban (load centers), baik langsung maupun melalui saluran-saluran
penghubung, gardu-gardu induk (substations) dan gardu-gardu rele (relay
substations).
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
I-2
Ada dua kategori saluran transmisi : saluran bawah tanah (underground) dan
saluran udara (overhead line). Kategori pertama menyalurkan tenaga listrik melalui
kabel-kabel bawah tanah. Sedangkan, kategori kedua menyalurkan tenaga listrik
melalui kawa-kawat yang digantung pada tiang-tiang transmisi dengan perantara
isolator-isolator. Kedua cara penyaluran ini mempunyai keuntungan dan kerugian
sendiri. Dibandingkan dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak terpengaruh
oleh cuaca buruk, hujan, petir, dan sebagainya. Tetapi saluran bawah tanah ini
memakan banyak biaya dalam pembangunannya dan bila terjadi kerusakan atau
gangguan, saluran bawah tanah sulit untuk dideteksi dan biaya perbaikan juga sulit
dan mahal. Oleh karena itu, di Indonesia khususnya di kota Palembang banyak
menggunakan saluran udara karena biaya pembangunannya lebih murah, mudah
dideteksi bila terjadi gangguan, dan biaya perbaikannya lebih murah dibandingkan
dengan saluran bawah tanah.
Dalam penyaluran saluran transmisi udara di Kota Palembang banyak
tower-tower transmisi melintasi pemukiman rakyat. Karena, saluran transmisi udara
ini memancarkan / menghasilkan kuat medan elektromagnetik yang mempengaruhi
peralatan-peralatan, perangkat, atau sistem yang disebut juga dengan Interferensi
Elektromagnetik. Profil Medan Elektromagnetik saluran transmisi sudah banyak
dilakukan penelitiannya, misalnya pada transmisi 150 KV, 70 KV dan lain-lain.
Namun profil medan elektromagnetik yang telah diteliti hanya melakukan
pengukuran pada saluran 150 KV atau 70 KV saja. Pada penelitian ini penulis
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
I-3
mencoba melakukan penelitian profil medan elektromagnetik pada persilangan SUTT
150 KV dan 70 KV yang ada di wilayah gardu induk Keramasan.
Beberapa definisi yang berhubungan dengan konsep gangguan ini adalah :

Gangguan elektromagnetik dapat didefenisikan setiap fenomena elektromagnetik
yang mungkin mengurangi unjuk kerja dari suatu peralatan, perangkat atau sistem
atau pengaruh yang merungikan. Gangguan elektromagnetik mungkin berupa
elektromagnetik noise (kebisingan elektromagnetik), signal yang tidak diketahui
atau suatu perubahan dalam medium perambatannya sendiri.

Gangguan Frekuensi Radio adalah gangguan elektomagnetik yang mempunyai
komponen-komponen dalam range frekuensi radio.

Radiasi elektromagnetik adalah perambatan energi melalui udara dalam bentukbentuk gelombang-gelombang elektromagnetik yang terus-menerus merambat
bahkan apabila sumber aslinya dimatikan .
Dalam banyak kasus sumber interferensi elektromagnetik dapat dibagi
kedalam natural dan buatan.
1. Sumber-sumber natural adalah :
1.1. Petir
1.2. Gangguan kosmis dari mathari, bulan, bintang-bintang, planet dan galaxy
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
I-4
2. Sumber-sumber buatan contohnya :
2.1. Elektrostatic Discharge (ESD)
2.2. Nuclear Elektromagnetic Pulse (NEMP)
2.3. Saluran Udara Tegangan Tinggi
2.4. Peralatan Transmisi Radio
2.5. Motor-motor listrik
2.6. Peralatan Industri
2.7. Bagian sistem listrik dan elektronik
2.8. Pengapian Automotive
2.9. dll
1.2
Tujuan Penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah di tetapkan di atas, maka yang
menjadi tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Mempelajari dan memahami kuat medan elektromagnetik di bawah
persilangan saluran transmisi 150 KV dan 70 KV wilayah gardu Induk
Keramasan.
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
I-5
2. Sumber apa saja yang ikut menghasilkan kuat medan elektromagnetik
dan hal-hal apa saja yang mempengaruhi kuat medan elektromagnetik.
1.3
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan dan untuk
mengetahui besarnya medan elektromagnetik yang saling bersilangan pada saluran
udara 150 KV dan 70 KV, maka rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah:
1. Berapa besar kuat medan elektromagnetik yang saling bersilangan pada
saluran udara menara 150 KV dan menara 70 KV di kota Palembang.
2. Bagaimana pengaruh kuat medan elektromagnetik terhadap manusia
yang berada di bawah saluran udara tersebut.
1.4
Pembatasan Masalah
Pada tugas akhir ini, pembatasan masalah akan difokuskan pada beberapa
point, yaitu :
1. Saluran Tansmisi yang di ukur adalah saluran udara tegangan tinggi (SUTT)
diantara 150 KV dan 70 KV yang terletak di dekat Gardu Induk Kramasan
2. Lokasi pengukuran Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV dan 70
KV yang saling menyilang, dimana dilokasi ini terdapat daerah perkebunan
,sawah dan perairan.
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
I-6
3. Peralatan ukur diletakan 1 meter diatas permukaan tanah.
4. Peralatan pengukuran kuat medan magnet mengabaikan induksi yang
diakibatkan oleh tubuh dan menara saluran transmisi.
1.5
Metodologi Pengukuran
Metodologi penulisan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Metode studi observasi, dimulai dari bulan Juli 2014 sampai September
2014 yang meliputi kegiatan pencarian wilayah, observasi wilayah,
pengijinan
daerah
setempat,
dan
pengukuran
terhadap
medan
elektromagnetik.
2. Metode studi literatur, dilakukan dengan cara pengumpulan literatur,
buku, artikel dan jurnal yang berkaitan dengan bidang ilmu untuk dapat
mendukung penyusunan tugas akhir ini.
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun sebagai berikut :
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
I-7
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah yang akan dibahas,
pembatasan pembahasan, tujuan penyusunan, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan laporan.
BAB II : DASAR TEORI
Berisikan beberapa refrensi rujukan dan referensi yang menjadi dasar
dilakukan penelitian ini, serta teori-teori yang mendukung pada pembatasan
masalah yang akan dilakukan.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Berisi peralatan-peralatan yang digunakan dalam pengukuran serta prosedur
dan metode pengambilan data terkait parameter yang digunakan dalam
pengukuran kuat medan elektromangetik.
BAB IV : HASIL SIMULASI DAN ANALISA
Berisi data beban, hasil pengukuran, grafik, dan analisa dari perhitungan
kuat medan elektromagnetik diantara saluran transmisi 150 KV dan 70 KV.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulandan saran dari hasil yang diperoleh setelah melakukan
pengukuran, perhitungan dan analisis.
Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
Download