1 MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

advertisement
MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
DI KELAS X MAS.TI BATANG KABUNG PADANG
Flaxseng Candra, Slamet Rianto, Marleni
Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAC
This research beginning from several problems. That the writer observed
at MAS.TI Batang Kabung Padang namely the headmaster that has given lack
motivation toward his students. The teacher who taught sociology was taught by
other teacher that was not his major. The time schedule for sociology was vary
limited, only two hours in a week, one class meeting is only thirty minutes this
research meant to analize study motivation of students in learning sociology. For
the ten the class at MAS.TI Batang Kabung Padang.
The kinds of this research was inclusive as descriptive research. The
population and sampel in this research was for all srudents class in MAS.TI
Batang Kabung Padang that was listed in academic year 2013/2014 that was
aprrotimately us students. The instrument that was used in this research was
angket motivation.
The results of this research indicated that the student motivation as
MAS.TI Batang Kabung Padang to study sociology was enough evaluated. This
can be viewed from percentage results positive angket MAS.TI Batang Kabung
Padang of student motivation was 60 % and the results of negative angket of
student motivation was 62,9 %. The teacher motivation at MAS.TI Batang
Kabung Padang in implementing this sociology activities was inclusive strong.
This can be viewed from the results of positive angket of the headmaster study
activities motivation was 69,4 %. The motivation of headmaster policy at MAS.TI
Batang Kabung Padang in managing his school was enough evaluated in
managing madrasah. This can be viewed from the results of percentage positive
angket on the headmaster policy motivation was 58,5 % and the results of 65,4%.
Key Word: Study, Motivation
serta
PENDAHULUAN
Permasalahan
berkembangnya
ilmu
pendidikan
pengetahuan dan teknologi. Oleh
selalu muncul bersamaan dengan
karena itu untuk meningkatkan mutu
perkembangan adanya peningkatan
pendidikan di Indonesia, pemerintah
kemampuan
situasi
dan
selalu merevisi kurikulum yang sudah
yang
ada,
ada selaras dengan perkembangan
pengaruh informasi dan kebudayaan,
zaman, demikian pula dengan metode
1
kondisi
siswa,
lingkungan
pembelajaran yang diterapkan selalu
pelajaran
mengalami perkembangan (Munib,
membangkitkan
motivasi
2004:29)
dalam
Hal
Kegiatan
sosiologi
belajar.
kurang
bisa
siswa
ini
diduga
pembelajaran
mungkin disebabkan guru dan kepala
sosiologi di MAS.Ti Batang Kabung
sekolah MAS.Ti Batang Kabung
Padang
mengalami
Padang lebih mengutamakan mata
hambatan seperti siswa keluar masuk
pelajaran keagamaan dari pada mata
kelas, cabut, tidak masuk saat belajar
pelajaran umum yang salah satunya
sosiologi, tidur saat belajar sosiologi,
sosiologi. Seperti dari kepala sekolah
berbicara dengan teman sebangku,
yang
adanya rasa jenuh, timbulnya rasa
terhadap
bosan pada diri siswa, kurangnya
mengajar mata pelajaran sosiologi
motivasi
bukan guru mata pelajaran sosiologi
seringkali
siswa
terhadap
materi
kurang
memberi
siswanya,
guru
melainkan
penyebabnya
penggunaan
sejarah, jam belajar sosiologi ± 2 jam
metode pembelajaran yang kurang
pelajaran dalam satu minggu, satu
bervariasi, sehingga
menyebabkan
jam pelajaran 30 menit, jadi selama
jalannya proses pembelajaran kurang
satu minggu siswa belajar sosiologi
kondusif dan efektif, kemudian hasil
hanya 60 menit, sarana dan prasarana
yang dicapai menjadi tidak maksimal
yang kurang memadai, dan pihak
atau
target
keluargapun kurang memotivasi anak
(kompetensi dasar) sebagaimana yang
mereka pada bidang mata pelajaran
diharapkan.
umum, hal ini disebabkan karena
belum
memenuhi
Berdasarkan observasi awal
mata
yang
pembahasan, dan salah satu faktor
adalah
guru
motivasi
pelajaran
orang tua yang kurang mampu, dilihat
tanggal 23 juli 2012 penulis di
dari
MAS.Ti
Padang
kesekolah seperti buku dan pakaian,
merupakan Madrasah Aliyah Swasta
siswa berkeinginan menjadi ustad
Tarbiyah
atau
Batang
Kabung
Islamiah,
bahwa
mata
segi
perlengkapan
ustazah,
dan
siswa
siswa-siswi
pelajaran Sosiologi masih kurang
termotivasi ke Negara Kairo untuk
mendapat respon baik dari guru dan
melanjutkan pendidikan keagamaan.
kepala sekolah yang ada di MAS.Ti
Ketiga tingkatan siswa yang
Batang Kabung Padang. Guru dan
ada di MAS.Ti Batang Kabung
kepala
Batang
Padang, penulis melihat hanya kelas
Kabung Padang beranggapan bahwa
X dan kelas XI yang belajar mata
mata pelajaran umum seperti mata
pelajaran sosiologi. Sementara kelas
sekolah
MAS.Ti
2
dari
ketidakpuasan,
termasuk didalamnya
adalah hubungan antar
manusia,
imbalan,
kondisi
lingkungan,
dan sebagainya.
2. Faktor
motivator
(faktor intrinsik).
Faktor
motivator
memotivasi seseorang
untuk
berusaha
mencapai
kepuasan,
yang
termasuk
didalamnya
adalah
achievement,
pengakuan, kemajuan
tingkat kehidupan, dsb.
XII tidak mempelajari mata pelajaran
sosiologi. Padahal kurikulum yang
dipakai di sekolah tersebut adalah
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP), sedangkan mata
pelajaran sosiologi ini termasuk ke
dalam salah satu mata pelajaran yang
terdaftar di Ujian Negara (UN)
jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Maka dari itu penulis meneliti
tentang
motivasi
pembelajaran
siswa
sosiologi.
dalam
Sehingga
penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Motivasi
Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Sosiologi di Kelas X MAS.TI Batang
Kabung Padang.
Sebagaimana
dikemukakan
yang
oleh
Sardiman
(2011:73) bahwa “motivasi adalah
perubahan
seseorang
energi
yang
dalam
ditandai
diri
dengan
munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan”.
Herzberg yang dikutip oleh
(Hasibuan,
1990:177) menyatakan
bahwa:
Ada dua jenis faktor yang
mendorong
seseorang
untuk berusaha mencapai
kepuasan dan menjauhkan
diri dari ketidakpuasan,
yaitu:
1. Faktor higiene (faktor
ekstrinsik)
Higiene
memotivasi
seseorang untuk keluar
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis motivasi
belajar siswa dalam
pembelajaran
sosiologi di kelas X MAS.Ti Batang
Kabung Padang.
BAHAN DAN METODE
Penelitian
ini
dilaksanakan
pada tanggal 29 Agustus sampai 30
Agustus 2013. Jenis penelitian yang
digunakan
adalah
deskriptif
kuantitatif.
Penelitian
deskriptif
berfungsi untuk melihat, meninjau
dan
mengungkapkan
keadaan
sebenarnya pada waktu penelitian
dilakukan.
Ketika
melakukan
penelitian deskriptif, akan diperoleh
data yang memberikan gambaran
nyata dari objek yang sudah diteliti.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Arikunto
(2010:243)
“Penelitian
deskriptif
bahwa:
merupakan
3
penelitian yang dimaksudkan untuk
d) Menghitung skor total
mengumpulkan informasi mengenai
status suatu gejala yang ada, yaitu
= ( × 4) + ( × 3) + ( × 2) + ( × 1)
keadaan gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian itu dilakukan”.
Jenis data yang digunakan
yaitu data primer dan sekunder.
Teknik pengumpulan data penelitian
ini adalah angket dan dokumentasi.
Angket dianalisis dengan langkahlangkah yang dikemukakan Riduwan
= ( × 1) + ( × 2) + ( × 3) + ( × 4)
Dimana:
= Responden Menjawab Selalu
= Responden Menjawab Sering
= Responden Menjawab Jarang
= Responden Menjawab Tidak
Pernah
(2008:89) sebagai berikut:
Dengan kriteria interpretasi skor
a) Memeriksa/editing
angket motivasi sebagai berikut:
b) Mentabulasi data ke dalam tabel
Tabel 1 : Kriteria Interpretasi
Skor Angket
Persentase
Kriteria
Sangat
lemah
0% − 20%
Lemah
21% − 40%
Cukup
41% − 60%
Kuat
61% − 80%
Sangat kuat
81% − 100%
distribusi. Tabulasi data, yaitu
memasukkan data
yang telah
dikoding kedalam tabel.
c) Menganalisis data yang sudah
ditabelkan.
Alat
Sumber: Riduwan (2008:89)
untuk
menghitung
motivasi belajar siswa adalah
HASIL PENELITIAN
angket motivasi belajar siswa.
1. Angket
Motivasi
Angket motivasi belajar siswa ini
Siswa
dianalisis
yang
a. Persentase
dikemukakan Riduwan (2008:89)
responden
sebagai berikut:
motivasi siswa
=
dengan
cara
× 100%
Keterangan:
= Persentase siswa yang
mengisi angket motivasi
= Jumlah siswa yang
mengisi angket motivasi
= jumlah total siswa
Kegiatan
kelompok
angket
positif
Berdasarkan jumlah siswa
yang menjawab angket positif
motivasi
siswa
maka
diperoleh skor total adalah
2532, maka:
= 4 × 26 × 40
= 4160
4
Dimana:
dari perhitungan di atas
Skor tertinggi tiap butir = 4
diperoleh
persentase
angket
Jumlah butir angket
= 26
negatif kegiatan siswa
dalam
Jumlah responden
= 40
pembelajaran
adalah
62,9%
Maka diperoleh:
=
siswa
= 60,9 %
dapat
bahwa
motivasi
dalam
pembelajaran
sosiologi kuat.
perhitungan
atas diperoleh
di
persentase
angket positif kegiatan siswa
dalam pembelajaran sosiologi
adalah 60,9% sehingga dapat
disimpulkan bahwa motivasi
siswa
sehingga
disimpulkan
2532
× 100%
4160
dari
sosiologi
dalam
pembelajaran
sosiologi cukup.
Motivasi
Pembelajaran Guru
a. Persentase
kelompok
responden
positif
pembelajaran guru
Berdasarkan jumlah siswa
yang menjawab angket positif
maka diperoleh skor total
= 4 × 23 × 40
jumlah siswa
= 3680
yang menjawab angket negatif
motivasi siswa maka diperoleh
skor total adalah 806 maka:
Dimana:
Skor tertinggi tiap butir = 4
= 4 × 8 × 40
Jumlah butir angket
= 23
= 1280
Jumlah responden
= 40
Dimana:
Maka diperoleh:
Skor tertinggi tiap butir = 4
Jumlah butir angket
=8
Jumlah responden
= 40
=
2353
× 100%
3680
= 63,9 %
dari
Maka diperoleh:
806
× 100%
1280
= 62,9 %
kegiatan
adalah 2353 maka:
negatif motivasi siswa
=
Kegiatan
kegiatan pembelajaran guru
b. Persentase kelompok responden
Berdasarkan
2. Angket
perhitungan
atas diperoleh
angket
persentase
positif
pembelajaran
di
guru
kegiatan
dalam
pembelajaran sosiologi adalah
63,9%
sehingga
dapat
5
disimpulkan bahwa motivasi
guru
dalam
pembelajaran
sosiologi kuat.
a. Persentase
kelompok
responden positif kebijakan
kepala sekolah
Berdasarkan jumlah siswa
b. Persentase
kelompok
responden
negatif
kegiatan
pembelajaran guru
yang menjawab angket positif
kebijakan
kepala
sekolah
maka diperoleh skor total
Berdasarkan jumlah siswa
adalah 1216 maka:
yang menjawab angket negatif
= 4 × 13 × 40
kegiatan pembelajaran guru
= 2080
maka diperoleh skor total
Dimana:
adalah 555 maka:
Skor tertinggi tiap butir = 4
= 4 × 5 × 40
= 800
Dimana:
Jumlah butir angket
= 13
Jumlah responden
= 40
Maka diperoleh:
Skor tertinggi tiap butir = 4
Jumlah butir angket
=5
Jumlah responden
= 40
=
1216
× 100%
2080
= 58,5 %
Maka diperoleh:
dari
perhitungan
di
555
=
× 100%
800
atas diperoleh
persentase
= 69,4 %
angket
kebijakan
dari
perhitungan
atas diperoleh
angket
persentase
positif
pembelajaran
di
kegiatan
guru
dalam
pembelajaran sosiologi adalah
69,4%
sehingga
dapat
positif
kepala sekolah adalah 58,5%
sehingga dapat disimpulkan
bahwa kepala sekolah dalam
memimpin
madrasah
dikategorikan cukup.
b. Persentase
kelompok
disimpulkan bahwa motivasi
responden negatif kebijakan
guru
kepala sekolah
dalam
pembelajaran
sosiologi kuat.
3. Angket
Motivasi
Kepala Sekolah
Berdasarkan jumlah siswa
Kebijakan
yang menjawab angket negatif
kebijakan
kepala
sekolah
maka diperoleh skor total
adalah 733 maka:
6
= 4 × 7 × 40
positif
= 1120
pembelajaran guru sebesar 63,9% dan
kegiatan
Dimana:
hasil
Skor tertinggi tiap butir = 4
motivasi kegiatan pembelajaran guru
Jumlah butir angket
=7
sebesar
Jumlah responden
= 40
kebijakan kepala sekolah MAS.TI
Batang
Maka diperoleh:
persentase
angket
69,4%,
Kabung
dan
Padang
sekolah
negatif
motivasi
dalam
733
=
× 100%
1120
memimpin
= 65,4%
Hal ini terlihat dari hasil persentase
dikategorikan
cukup dalam memimpin madrasah.
perhitungan
angket positif motivasi kebijakan
statistik diperoleh persentase
kepala sekolah sebesar 58,5% dan
angket
hasil
dari
negatif
kebijakan
persentase
angket
negatif
kepala sekolah adalah 65,4%
motivasi kebijakan kepala sekolah
sehingga dapat disimpulkan
sebesar 65,4%.
bahwa
motivasi
kebijakan
kepala sekolah kuat.
KESIMPULAN
Motivasi
Batang
Kabung
siswa
MAS.TI
Padang
untuk
mempelajari pembelajaran sosiologi
dikategorikan cukup. Hal ini terlihat
dari hasil persentase angket positif
motivasi
kegiatan
siswa
sebesar
60,9% dan hasil persentase angket
negatif
motivasi
sebesar
62,9%.
angket
motivasi
kegiatan
Hasil
siswa
persentase
siswa
di
atas,
ditunjang oleh motivasi guru dan
kepala
motivasi
sekolah
MAS.TI
Batang
Kabung Padang. Motivasi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
sosiologi tergolong kuat. Hal ini
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian : Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Hasibuan. 1990. Teori Motivasi
McClelland dan Teori Dua
Faktor
Hezberg
(http://kuliahkomunikasi.blog
spot.com/2008/11/teorimotivasi-mcclelland-teoridua.html)
Munib, Ahmad. 2004. Pengantar
Ilmu Pendidikan. Semarang:
UPT MKK UNNES
Riduwan. 2008. Belajar Mudah
Penelitian untuk Guru –
Karyawan
dan
Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta
Sardiman. 2011. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Winataputra, Udin S, dkk. 2008.
Teori
Belajar
dan
Pembelajaran.
Jakarta:
Universitas
Terbuka
terlihat dari hasil persentase angket
7
8
Download