Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 15 Nomor 1 Februari 2016 KADAR FENOL TOTAL EKSTRAK DAUN DAN BIJI PEPAYA (Carica papaya L) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Yeni Yulia Andriani, Ira Rahmiyani, Saeful Amin, Tresna Lestari Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Penentuan kadar total senyawa fenol pada ekstrak daun dan biji papaya (Carica papaya L) telah dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Sebagai senyawa pembanding digunakan asam galat yang direaksikan dengan reagen Follin-Ciocalteu dan natrium karbonat 7%. Nilai kadar total senyawa fenol dihitung sebagai GAE (Galiic Acid Equivalent) yaitu jumlah kesetaraan terhadap asam galat. Ekstrak daun papaya memberikan nilai kadar total senyawa fenol g GAE/100 g ekstrak sementara ekstrak biji pepaya memberikan nilai kadar total senyawa fenol g GAE/100 g ekstrak. Dengan demikian diketahui bahwa senyawa fenolik lebih banyak terdapat pada daun papaya dibandingkan pada bijinya. Kata Kunci : Kadar total senyawa fenol, daun papaya, biji papaya, asam galat ABSTRACT Total Phenolic Content measurement of papaya leaves and seeds extract has been conducted using spectrophotometry UV-Vis method. Gallic acid that was reacted with Follin.Ciocalteu reagent and sodium carbonate 7% were used as comparative compound. Total phenolic content value was calculated as GAE (Gallic Acid Equivalent) that is equivalent number against gallic acid. Papaya leaves extract gave total phenolic content value 2,2 g GAE/100 g extract, while seed extract gave total phenolic content value g GAE/100 g extract. Antioxidant activity assay used ascorbic acid as comparative standard reagent using DPPH method. Thus, known that phenolic compound gained more on papaya leaves than the seeds. Keywords : Total phenolic content, papaya leaves, papaya seeds, gallic acid Biji pepaya diketahui mengandung PENDAHULUAN WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa 68% penduduk menggantungkan dunia alkaloid dan saponin (Warisno, 2003). pengobatan Polifenol adalah kelompok zat kimia tradisional yang mayoritas melibatkan yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit. memiliki tanda khas yaitu memiliki Salah satu tanaman yang dapat dijadikan banyak gugus fenol dalam molekulnya. obat pepaya. Polifenol bersifat polar sehingga untuk banyak menarik senyawa tersebut dapat dilakukan tradisional Masyarakat sistem masih senyawa kimia lain seperti golongan fenol, adalah indonesia lebih mengkonsumsi daun dan buahnya saja. dengan menggunakan pelarut polar Sementara biji yang terdapat dalam buah (Harborne, J. B., 1996). Polifenol berperan pepaya kurang di manfaatkan. Padahal dalam memberi warna pada tumbuhan banyak sekali kandungan yang terdapat seperti warna daun. Kandungan polifenol dalam biji pepaya tersebut. dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas (Pourmouran, 2006). 73 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 15 Nomor 1 Februari 2016 Radikal bebas merupakan salah satu dilakukan sortasi kering penyebab timbulnya penyakit degeneratif memisahkan antara lain kanker, aterosklerosis, stroke, bagian-bagian rematik, dan jantung (Christalina, 2014). Selanjutnya dihaluskan sampai diperoleh benda-benda yang untuk asing tidak dan dinginkan. serbuk simplisia. METODE PENELITIAN Pemeriksaan Makroskopik dan Alat Mikroskopik Simplisia Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cawan porselen, gelas kimia, gelas ukur, tabung reaksi, neraca analitik, mikroskop, oven, statif, klem, alat Pemeriksaan dilakukan terhadap simplisia biji dan daun pepaya. Pemeriksaaan yang dilakukan meliputi bentuk, rasa, bau, dan warna. refluks, tanur, plat KLT, chamber, rotary evaporator, kuvet dan spektrofotometer UV-Vis. Pemeriksaan dilakukan terhadap serbuk simplisia biji fragmen penanda yang dimiliki oleh biji Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia daun dan biji pepaya, etanol 75%, kloralhidrat 70%, amonia encer, kloroform, asam klorida, Mayer, Dragendrof, zink, natrium dan daun pepaya tersebut. Pemeriksaan dilakukan dengan menambahkan larutan kloralhidrat 70 % LP, kemudian diamati dibawah mikroskop. Penapisan Fitokimia Simplisia hidroksida, eter, vanilin – asam sulfat, besi (III) klorida, gelatin, Lieberman-Buchard, etanol, Folin Ciocalteu. Penapisan dilakukan untuk mengetahui kandungan bioaktif pengobatan. Skrining fitokimia dilakukan Tanaman pepaya (Carica Papaya) yang diperoleh dari Manoko Bandung di determinasi terlebih dahulu di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB Bandung. terhadap senyawa alkaloid, flavonoid, kuinon, tanin dan polifenol, steroid dan triterpenoid, monoterpen dan seskuiterpen (Fransworth, 1996). Ekstraksi Pengolahan Simplisia Timbang simplisia biji dan daun Penyiapan bahan yang dilakukan meliputi pengumpulan bahan, pencucian, perajangan, pengeringan,dan pembuatan simplisia kering. Pencucian dilakukan dengan menggunakan air bersih mengalir. Kemudian proses pengeringan simplisia dilakukan dengan cara di oven pada suhu 45 °C. Setelah itu 74 fitokimia dalam tumbuhan yang berguna untuk Determinasi Tumbuhan yang mikroskopik dan daun pepaya yaitu untuk melihat Bahan serbuk makroskopik pepaya, masukan dalam labu alas bulat. Lakukan pembasahan menggunakan pelarut simplisia etanol 70%. Lakukan ekstraksi menggunakan metode refluks. Ekstraksi ini dilakukan sampai 3 kali dengan pergantian pelarut setiap 3-4 jam. Ekstrak menghilangkan cair diuapkan pelarut untuk menggunakan Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 15 Nomor 1 Februari 2016 rotary evaporator sampai diperoleh pasta Inkubasi hingga pekat. senyawa berwarna Ekstrak kemudian ditentukan biru. panjang kompleks Absorbansi rendemennya. diukur Pemantauan Ekstrak dengan maksimum Menggunakan Kromatografi Lapis spektrofotometer (Saifudin, 2011). Tipis Penentuan Kadar Fenol Pada Sampel Uji ini dilakukan terhadap ekstrak pada terbentuk asam gelombang galat dengan Ekstrak biji dan daun pepaya biji dan daun pepaya yang ditotolkan pada dilarutkan lempeng silika gel GF254 yang selanjutnya dengan 0,2 mL Folin Ciocalteu, dicampur dielusi menggunakan fase gerak yang homogen selama 10 detik kemudian sesuai. Lempeng kemudian dikeluarkan didiamkan selama 5 menit. Lalu ditambah dan diangin-anginkan. Lempeng KLT 2 mL Natrium Karbonat 7% b/v (dalam diamati dibawah sinar UV pada panjang aquabides), dicampur homogen selama 30 gelombang 254 nm dan 366 nm hingga detik. Inkubasi hingga terbentuk kompleks terlihat beberapa bercak noda yang timbul senyawa kemudian hitung nilai Rf (Sjahid, 2008). diukur Penentuan dan Pengukuran Standar maksimum Asam Galat spektrofotometer (Saifudin, 2011). Penetapan kadar fenol Folin-Ciocalteu. Larutan standar asam galat yang telah direaksikan dengan Folin Ciocalteu dan natrium karbonat 7%, kemudian diukur panjang gelombang maksimumnya dengan spektrofotometer UV-Vis dalam rentang Kurva berwarna pada biru. panjang asam Ditambah Absorbansi gelombang galat dengan HASIL DAN PEMBAHASAN Determinasi Tumbuhan Determinasi dilakukan untuk mengetahui kebenaran mengenai identitas tanaman yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Hasil yang diperoleh dari determinasi menunjukan sampel yang digunakan adalah pepaya dengan nama 400-800 nm (Saifudin, 2011) Pembuatan aquades. total dilakukan dengan menggunakan metode reagen dalam Kalibrasi Asam latin Carica papaya L. Pengolahan Sampel Daun dan Biji Galat Asam aquades. galat Kemudian dilarutkan dibuat dalam 6 deret konsentrasi yang berbeda. Masing-masing konsentrasi ditambah dengan 0,2 mL Folin Ciocalteu, dicampur homogen selama 10 detik kemudian didiamkan selama 5 menit. Lalu ditambah 2 mL Natrium Karbonat 7% b/v (dalam aquades), dicampur homogen selama 30 detik. Pepaya Sampel biji dan daun pepaya diperoleh dari Manoko Bandung. Sampel diolah menjadi serbuk simplisia melalui tahapan pengeringan, pencucian, sortasi perajangan, kering dan pembuatan serbuk. Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada simplisia. 75 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 15 Nomor 1 Februari 2016 Pencucian dilakukan dengan Untuk simplisia daun pepaya berwarna menggunakan air bersih yang mengalir. hijau tua, bau khas, rasa sangat pahit. Kemudian dilakukan perajangan yang Helaian daun rapuh, warna permukaan bertujuan mempermudah atas hijau tua, permukaan bawah berwarna pengeringan. Setelah sampel dirajang, lebih muda. Bentuk bundar dengan tulang- kemudian sampel di keringkan dengan tulang cara di oven pada suhu 45 °C. Sampel bercangap yang sudah di oven kemudian disortasi Cuping-cuping daun berlekuk sampai kering yang bertujuan untuk memisahkan bebagi tidak beraturan. Tulang daun benda-benda asing dan bagian tanaman sangat menonjol dari permukaan bawah. untuk daun menjari, sampai pinggir berbagi daun menjari. yang tidak di inginkan. Terakhir dilakukan penyerbukan untuk simplisia dengan memperbesar luas tujuan permukaan kontak antara sampel dengan pelarut pada (a) (b) proses ekstraksi. Penyerbukan dilakukan di Fakultas Farmasi ITB Bandung dengan ukuran 20 mesh dimana setiap 1 inchi persegi ayakan terdapat 20 lubang. Pemeriksaan Makroskopik Simplisia Daun dan Biji Pepaya (c) (d ) Gambar 2 Hasil pemeriksaan mikroskopik simplisia biji dan daun pepaya (a) parenkima rilus bentuk polygonal dengan tetes minyak (b) keeping biji dengan tetesminyak (c) hablur kalsium oksalat berbentuk rosel (d) epidermis atas dan epidermis bawah. Hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap serbuk biji pepaya menunjukan bahwa terdapat fragmen pengenal yaitu 5 cm 1 cm parenkim (b ) Gambar 1 Pemeriksaan Makroskopik Simplisia daun dan (a) biji pepaya (a) Daun pepaya segar (b) Biji pepaya segar. Hasil menunjukan pemeriksaan simplisia makroskopik biji pepaya arilus memanjang bentuk dengan poligonal tetes minyak, parenkim keping biji dengan tetes minyak. Sedangkan hasil mikroskopik pada daun pepaya menunjukan fragmen epidermis bahwa terdapat atas, fragmen berwarna coklat, berbau khas, tidak epidermis bawah dengan stomata type berasa. Biji berbentuk jorong sampai anomositik, bundar memanjang atau bundar. Panjang 5 berbentuk mm – 9 mm. Pada permukaan biji terdapat parenkim. Fragmen pembuluh kayu serta tonjolan dengan rusuk membujur dan saluran getah. rusuk melintang tidak beraturan. Biji Penapisan Fitokimia Daun dan Biji diliputi selaput tipis agak mengkilat warna Pepaya kecoklatan. Selaput biji mudah koyak. 76 hablur rosel, kalsium lepas atau oksalat dalam Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 15 Nomor 1 Februari 2016 Penapisan fitokimia dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak biji dan daun pepaya. Hasil dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil penapisan fitokimia Golongan Senyawa Simplisia Biji + + + + - Alkaloid Flavonoid Saponin Tanin Polifenol Steroid Triterpenoid Monoterpen Seskuiterpen Kuinon Ekstrak Daun + + + + + - Biji + + + + - Daun + + - Ket : (-) tidak terdeteksi (+) terdeteksi Ekstraksi Daun dan Biji Pepaya 20, 25, 30, 35, dan 40 ppm. Dari variasi Ekstraksi dilakukan dengan metode konsentrasi dan hasil absorbansi yang refluks menggunakan pelarut etanol 70%. didapat, kemudian dibuat kurva baku Rendemen yang diperoleh dari hasil diperoleh persamaan regresi linier y = pemekatan untuk biji 8,68 % sedangkan 0,018x + 0,091dengan nilai R2 = 0,993. untuk daun 28,47 %. Ekstrak daun biji papaya dibuat Pengukuran Kadar Senyawa Fenol konsentrasi masing-masing daun 500 ppm Total dan biji 2000 ppm, kemudian direaksikan Hasil Penentuan Panjang Gelombang dengan reagen Follin Ciocalteu dan Maksimum Asam Galat natrium karbonat dan diukur pada panjang Berdasarkan hasil penentuan gelombang 761 nm. Perhitungan kadar panjang gelombang maksimum asam galat fenol dilakukan dengan cara memasukkan dengan UV-Visibel, nilai absorbansi sampel ke dalam regresi senyawa berwarna biru dari reaksi antara linier yang didapat dari pembanding asam asam galat dengan reagen Follin-Ciocalteu galat. spektrofotometri memberikan serapan maksimum pada Dari hasil perhitungan, diperoleh panjang gelombang 761 nm. Panjang kadar fenol total pada daun pepaya adalah gelombang ini digunakan untuk penetapan 2,2 g GAE/100 g ekstrak, sedangkan kadar fenol pada ekstrak biji dan daun untuk biji pepaya 0,868 g GAE/100 g pepaya. ekstrak. Berdasarkan data diketahui bahwa Hasil Pengukuran Kadar Fenol Total daun pepaya memiliki kandungan fenol Ekstrak Daun dan Biji Pepaya lebih besar daripada biji pepaya. Asam Penetapan Total Phenolic Content galat digunakan sebagai pembanding (TPC) dilakukan terhadap ekstrak biji dan karena termasuk senyawa fenol yang daun pepaya. Pembanding yang digunakan bersifat stabil (Belinda, 2011). adalah asam galat dengan konsentrasi 15, 77 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 15 Nomor 1 Februari 2016 KESIMPULAN DAN SARAN Katolik Widya Mandala Surabaya. Kesimpulan ISSN 1412-7350. Berdasarkan hasil penelitian yang Fransworth, 1996. Biological and dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Phytochemical Screening of 1. Kadar fenol total yang didapat pada Plants.Journal of Pharmaceutical ekstrak daun pepaya (2,2 g GAE/100 Sciences. g ekstrak) ekstrak biji pepaya (0,868 g GAE/100 g ekstrak). 2. Ekstrak daun papaya Gholib. 2010. Kimia FarmasiAnalisis. Yogyakarta :PustakaPelajar. memiliki Harborne, J.B. 1996. MetodeFitokimia: kandungan senyawa fenol total lebih Penuntun Cara Modern tinggi dibandingkan sengan ekstrak Menganalisis biji papaya. Terjemahan K. Padmawinata dan I. Tumbuhan. Sudiro. Cetakan ke II. Bandung: Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut ITB. Pourmourad, F, Hosseinimehr, S.J, mengenai Shahabimajd, N. 2006. Antioxidant identifikasi dan isolasi dari senyawa fenol Activity, Phenol And Flavonoid pada biji dan daun pepaya (Carica papaya Contents Of Some Selected Iranian L). Medicinal Plants. African journal of Biotechnology Vol. 5(11) : 1142- DAFTAR PUSTAKA 1145, 2006. Belinda P. 2011. Studi Reaksi Esterifikasi Antara Asam Galat Dan Gliserol Dengan Menggunakan Gelombang Mikro [Skripsi]. Depok: Fakultas Saifudin A, Teruna 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sjahid, Landyyun Rahmawan .2008 . Matematika Dan Ilmu Pengetahuan “Isolasi dan Identifikasi Flavonoid Alam Program Reguler Kimia UI. dari Daun Dewandaru” . Program Christalina, et all. Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Alami Ekstrak Fenolik Biji Pepaya. Universitas Sarjana .Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Warisno. 2003. Yogyakarta: Kanisius. 78 HY. BudidayaPepaya.