INFLASI dan DEFLASI - UIGM | Login Student

advertisement
1
INFLASI dan DEFLASI
A. Pengertian Inflasi
Banyak pengertian inflasi yang dapat kita jumpai pada beberapa sumber. Diantaranya:
v Inflasi adalah kenaikan harga secara umum
Inflasi dikatakan sebagai suatu proses kenaikan harga, yaitu adanya kecenderungan bahwa
harga barang meningkat secara terus-menerus.
v Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi
v Inflasi adalah suatu proses atau peristiwa kenaikan tingkat harga barang-barang secara
umum.
Dikatakan tingkat harga secara umum karena barang dan jasa itu banyak sekali jumlah dan
jenisnya. Ada kemungkinan harga sejumlah barang turun banyak barang lainnya yang justru
naik harganya. Kenaikan satu dua barang saja bukan merupakan inflasi, kecuali bila kenaikan
harga barang tersebut meluas pada sebagian besar harga barang-barang lainya.
Definisi Inflasi menurut para ahli :
Ekonom Parkin dan Bade
Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga. Secara mendasar ini berhubungan
dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk
memperoleh barang tersebut.
Menurut Nopirin (1987:25)
Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride
tertentu.
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603)
Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat
perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price level (year t-l) rice level (year t-l)
Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, Prathama
dan Mandala (2001:203)
1)
Kenaikan harga
2
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi darpada harga periode
sebelumnya.
2)
Bersifat umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak
menyebabkan harga secara umum naik.
3)
Berlangsung terus menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadi
sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.
B. Macam-Macam Inflasi
1. Berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya
Ada beberapa inflasi berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya yaitu:
a)
Inflasi ringan
Inflasi ringan atau inflasi merangkak (creeping inflation)adalah inflasi yang lajunya kurang
dari 10% per tahun,inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara berkembang yang selalu
berada dalam proses pembangunan.
b)
Inflasi sedang
Inflasi ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10% sampai 30% per tahun.Tingkat
sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi.Perlu diingat laju inflasi ini secara
nyata dapat dilihat garak kenaikan harga.Pendapatan riil masyarakat terutama masyarakat
yang berpenghasilan tetap seperti buruh ,mulai turun dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila
dibandingkan dengan kenaikan harga.
c)
Inflasi berat
Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100%.Kenaikan harga sudah sulit
dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang memanfaatkan
keadaan untuk melakukan spekulasi.
d)
Inflasi liar (hyperinflation)
Inflasi liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi dari 100% per tahun. Inflasi ini terjadi
bila setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan
uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali
(Hyperinflastion).
2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
a)
Inflasi karena tarikan permintaan atau inflasi permintaan (demand full inflation)
Inflasi ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh besarnya permintaan masyarakat akan
barang-barang. Permintaan total yang berlebihan biasanya dipicu oleh membanjirnya
3
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada
tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan
terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian
menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan
dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar
yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain
yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang,
kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor
industri keuangan.
b)
Inflasi karena kenaikan biaya-biaya produksi (cost push inflation)
Inflasi ini terjadi karena adanya perubahan tingkat penawaran. Kelangkaan produksi dan/atau
juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada
perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini
atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu
kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena
terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau
skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal
seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam,
cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi
(penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran.
Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor
infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Jenis inflasi ini dibedakan menjadi dua :
Inflasi yang disebabkan karena kenaikan harga (price push inflation) karena kenaikan harga
bahan-bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya OPEC menaikan harga minyak;
Inflasi yang disebabkan karena kenaikan upah (wages cosh inflation) misalnya karena
kenaikan gaji pegawai negeri yang diikuti usaha-usaha swasta pula, maka harga-harga barang
barang lain juga ikut naik.Biasanya inflasi karena kenaikan upah atau gaji sangat ditakuti
karena akan bias menimbulkan inflasi secara berkelanjutan.Karena upah naik, harga-harga
akan naik. Karena harga barang naik, maka upah harus dinaikkan dan ini kemungkinan akan
terus berkelanjutan.
3. Inflasi Berdasarkan Asalnya
Inflasi dari segi asalnya dapat dibedakan sebagai berikut :
a)
Inflasi yang berasal dalam negeri seperti defisit anggaran belanja Negara yang terus
menerus.
Dalam keadaan seperti ini biasanya pemerintah mengintruksikan Bank Indonesia mencetak
uang baru dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintah.Selain itu inflasi dari
dalam negeri juga dapat disebabkan oleh adanya gagal panen dan sebagainya.
4
b)
Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).
Inflasi ini timbul karena adanya karena adanya inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan
naiknya harga barang-barang impor. Inflasi seperti ini biasanya banyak dialami oleh negaranegara yang sedang berkembang yang notabene sebagian besar usaha produksinya
mempergunakan bahan dan alat dari luar negeri yang timbul karena dari adanya perdagangan
internasional.
4. Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi
tiga bagian yaitu
1)
Merayap {Creeping Inflation)
Laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan lambat dengan
persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.
2)
Inflasi menengah {Galloping Inflation)
Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktu
yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya harga-harga minggu/bulan
ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.
3)
Inflasi Tinggi {Hyper Inflation)
Inflasi yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali dan
nilai uang merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami
defisit anggaran belanja.
C. Penyebab Inflasi
Inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar.Ada beberapa teori yang
menjelaskan tentang penyebab terjadinya inflasi.
1). Teori Kuantitas
Teori ini adalah teori yang tertua yang membahas tentang inflasi, tetapi dalam
perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli ekonomi Universitas
Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris (monetarist models).
Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan harapan (ekspektasi)
masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi. Inti dari teori ini adalah
sebagai berikut :
Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal
maupun giral.
Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh harapan
(ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.
Teori ini hampir sama dengan teori kuantitas keduanya berpendapat bahwa tingkat harga
terutama ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Hal ini terlihat karena hubungan antara
jumlah uang dan nilai uang,bila jumlah uang bertambah maka harga-harga akan naik.Ini
5
berarti nilai uang menurun karena daya belinya menjadi rendah. Menurut teori kuantitas
harga-harga adalah proporsi langsung dari jumlah uang yang beredar atau sering di tulis
sebagai berikut.
P=k.M
Keterangan :
P : tingkat harga
k : proporsi tertentu
M : jumlah uang
Tokoh yang sependapat dengan teori kuantitas adalah Irving Fisher yaitu yang dikenal Teori
Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money).Beliau mengemukakan rumus untuk
membuktikan bahwa jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli akan sama dengan jumlah
uang diterima oleh penjual yaitu :
MV = PT
Keterangan :
M : Jumlah uang yang beredar
V : Kecepatan perputaran uang
P : Tingkat harga
T : Banyaknya transaksi
2). Teori Keynes
Teori Keynes memiliki pandangan bahwa yang paling menentukan kestabilan kehidupan
ekonomi nasional adalah permintaan masyarakat (effective demand), hal ini terkait dengan
produksi dan kapasitas produksi yang tersedia.Rendahnya kapasitas barang yang diproduksi
berakibat harga barang menjadi naik,akibatnya timbul lagi inflasi.
Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin
hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif
masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang
yang tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan
jumlah persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek
kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan
agregat. Oleh karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian models ini
lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. Dengan
keadaan daya beli antara golongan yang ada di masyarakat tidak sama (heretogen), maka
6
selanjutnya akan terjadi realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan masyarakat
yang memiliki daya beli yang relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki daya
beli yang lebih besar. Kejadian ini akan terus terjadi di masyarakat. Sehingga, laju inflasi
akan berhenti hanya apabila salah satu golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana
(tidak lagi memiliki daya beli) untuk membiayai pembelian barang pada tingkat harga yang
berlaku, sehingg permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi supply
barang (inflationary gap menghilang)
3). Teori Strukturalis
Teori ini menitik beratkan pada Negara-negara yang sedang berkembang. Menurut teori ini
yang mempengaruhi perekonomian ada dua hal penting yang dapat menimbulkan inflasi yaitu
:
a)
Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor.
Nilai ekspor tumbuh secara lamban di banding pertumbuhan sector-sektor lain. Adapun
penyebabnya yaitu :
Dipasar dunia,harga barang-barang ekspor dari negara tersebut semakin memburuk.
Produksi barang-barang ekspor tidak responsif terhadap kenaikan harga.
b)
Ketidakelastisan penawaran atau produksi Bahan Makanan di dalam Negeri.
Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan
pendapatan per kapita.Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri cenderung
untuk naiksehingga melebihi kenaikan harga barang-barang lain.Dampak yang ditimbulkan
yaitu timbulnya tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan upah dan gaji.Naiknya upah
dan gaji menyebabkan kenaikan ongkos produksi yang memacu kenaikan harga barang pula.
Inflasi dapat disebabkan oleh kombinasi dari empat faktor:
Persediaan Uang yang bertambah The supply of money goes up.
Supply dari barang yang berkurang
Permintaan terhadap uang tersebut menurun
Permintaan untuk barang – barang lain naik. (Donny S. Makalew)
D. Pengaruh Inflasi
Inflasi dapat menyebabkan prekonomian tidak berkembang secara normal. Dalam kaitanya
dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi dapat membawa pengaruh sebagai berikut :
a)
Inflasi mendorong penanaman modal spekulatif
Pada saat inflasi, para pemilik modal cenderung melakukan investasi spekulatif,misalnya
dengan cara membeli tanah,rumah,atau menyimpan barang-barang berharga yang lebih
7
menguntungkan bila dibandingkan melakukan investasi produktif yang belum tentu akan
memberikan kontribusi positif untuk selanjutnya.
b)
Inflasi menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan.
Inflasi akan semakin berkembang bila tidak di kendalikan. Gagal mengendalikan inflasi akan
menimbulkan ketidakpastian ekonomi serta sulit di ramalkan sehingga akan dapat
mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
c)
Inflasi menimbulkan masalah neraca pembayaran
Inflasi menyebabkan harga barang-barang impor lebih murah bila dibandingkan dengan harga
barang produksi dalam negeri.Maka impor berkembang lebih cepat,tetapi ekspor akan
bertambah lambat.Dengan demikian arus modal ke luar negeri akan lebih banyak dari pada
yang masuk ke dalam negeri.Keadaan seperti ini akan mengakibatkan terjadinya defisit
neraca pembayaran dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri.
E. Akibat Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi.
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam
masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau
karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Secara singkat dapat di pilah akibat buruk dari inflasi tersebut.
1. Kesenjangan Distribusi Pendapatan
Dalam keaadaan inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan, pertokoan dan
sebagainya akan mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut seringkali lebih cepat
dari kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya pendapatan riil penduduk berpengahasilan rendah
merosot. Dengan demikian maka inflasi memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan
antara anggota-anggota masyarakat.
2. Pendapatan Riil Merosot
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya
tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Dari hal tersebut biasanya dalam masa
inflasi kenaikan harga cenderung selalu mendahului kenaikan pendapatan.Dengan demikian
8
inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja.Ini
berarti kemakmuran masyarakat merosot.
3. Nilai Riil Tabungan Merosot
Bagi masyarakat yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam benatuk deposito dan
tabungan di Bank, dalam masa inflasi nilai riil tabungan tersebut akan merosot, tidak hanya
itu masyarakat yang memegang uang tunai pun akan dirugikan karena penurunan nilai
riilnya. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga,
nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan
sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang
diperoleh dari tabungan masyarakat.
4. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur),
inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih
rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang
meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah
jika dibandingkan pada saat peminjaman.
5. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi.
Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya
terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi
hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan
produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila
tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut
(biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
F. Cara Mengatasi Inflasi
Inflasi merupakan penyabab keresahan masyarakat dan mengakibatkan kekhawatiran
pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah berusaha menekan inflasi serendah-rendahnya karena
inflasi tidak dapat dihapuskan sama sekali.
Inflasi ada yang disahkan (validated),yaitu inflasi yang dibiarkan secara terus menerus karena
pemerintah mengizinkan penambahan suplai uang misalnya karena defisit anggaran dengan
mencetak uang baru.Jika inflasi yang yang terjadi tidak disertai dengan kenaikan suplai uang
,maka inflasi itu disebut inflasi yang tidak disahkan.
Inflasi dapat menguntungkan orang lain,sehingga menimbulkan ketegangan social.Oleh sebab
itu,tiap-tiap Negara berusaha menghindari inflasi dengan melakukan kebijakankebijakan.Untuk mengatasi inflasi Bank sentral memainkan peranan penting dalam
mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan
9
tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan
yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar
bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan
bahwa bank sentral yang kurang independen — salah satunya disebabkan intervensi
pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian
— akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga
sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban
mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai
sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal
(kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia,
termasuk oleh Bank Indonesia.
Secara umum terdapat dua kebijakan yang dilakukan untuk menekan laju inflasi diantaranya
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa moneter
biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan terjadi
perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan
ekonomi masyarakat. Ada beberapa macam kebijakan moneter yaitu :
a)
Politik Diskonto
Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi peredaran
uang dengan jalan menaikan dan menurunkan tingkat bunga.Dengan menaikan tingkat bunga
diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang, karena orang akan lebih
banyak menyimpan uangnya di Bank dari pada menjalankan investasi.Sebaliknya,Bank
sentral akan menurunkan suku bunga jika timbul deflasi (yang akan dibahas lebih dalam pada
halaman berikutnya).Dengan diturunkannya suku bunga diharapkan masyarakat akan
menarik uangnya dari bank karena bunga tidak memadai.
b)
Kebijakan Pasar Terbuka
Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan politik pasar
terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual surat-surat
berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan uang yang beredar di masyarakat
bertambah,selanjutnya bila apabila dengan menjual surat-surat berharga diharapkan uang
beredar di masyarakat dapat tersedot dari masyarakat.
c)
Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy)
Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan minimum
antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral (cek.giro dan
sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.
d)
Perubahan Cadangan Minimum
Perubahan cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum dapat mempengaruhi
jumlah uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan ,jumlah uang
10
yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan jumlah uang
yang beredar cenderung turun.
2. Kebijakan Fiskal
a)
Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan penggunaan
anggaran negara agar sesuai dengan perencaan.Kalau pembelajaan Negara melampui batas
yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya pertambahan uang yang beredar begitu juga
sebaliknya.
b)
Menaikan Tarif Pajak
Saat terjadi inflasi uang beredar lebih banyak.Jumlah uang beredar tersebut dapat dikurangi
dengan jalan menaikan tariff pajak.Jika tariff pajak dinaikkan uang yang dibelanjakan oleh
masyarakat berkurang.Namun harus diperhatikan agar tidak terjadi ketimpangan atau
ketidakadilan perlu diperhatikan golongan masyarakat mana yang dinaikkan pajaknya.
c)
Mengadakan Pimjaman Pemerintah
Pemerintah dapat mngadakan pinjaman pemerintah bauik dengan jalan paksaan ataupun
tidak,untuk mengurangi uang yang beredar di masyarakat.Cara yang paling ampuh dilakukan
untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan membekukan simpanan yang dimiliki
oleh masyarakat yang ada di bank.Dapat juga ditempuh dengan jalan memotong gaji pegawai
negeri untuk di tabung.
3. Kebijakan Non-Moneter
a)
Menaikan Hasil Produksi
Kenaikan hasil produksi dapat memperkecil laju inflasi.Kenaikan hasil produksi dapat
dilakukan dengan cara kebijakan penurunan bea masuk.Hal ini akan berakibat impor barang
meningkat.Pertambahan jumlah barang di dalam negericenderung menurunkan harga.
b)
Kebijakan Upah
Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji tidak sering
dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini pada
akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan.Apabila hal ini
terjadi,maka akan menimbulkan inflasi.
c)
Pengaman harga dan distribusi barang
Pemerintah harus dapat mengendalikan kenaikan harga berbagai macam barang. Oleh karena
itu,pemerintah menetapkan harga maksimum (harga eceran tertinggi), melakukan
pengamanan harga, menetapka sanksi yang cukup berat.Apabila penetapan harga tidak
disertai dengan pengamanan yang baik,maka tidak akan memberikan hasil yang diharapkan.
Namun, kadang-kadang pengamanan harga oleh pemerintah sering menimbulkan pasar yang
tidak diinginkan.(pasar gelap).
G. Menghitung Laju Inflasi
11
1. GNP Deflator
GNP Deflator adalah rasio GNP (Gross National Product) nominal pada tahun tertentu
terhadap GNP riil pada tahun tersebut. Hal ini merupakan ukuran inflasi dari periode dimana
harga dasar untuk perhitungan GNP riil digunakan sampai GNP sekarang.Perhitungan cara
ini melibatkan semua barang yang di produksi.
GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%
2. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI)
Indeks Harga Konsumen berfungsi mengukur biaya pembelian kelompok barang dan jasa
yang di anggap mewakili belanja konsumen. Biasanya, kelompok barang yang digunakan
masyarakat dapat berubah. Hal ini disesuaikan dengan pola konsumsi yang ada.
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok
pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose –
COICOP), yaitu :
1)
Kelompok Bahan Makanan
2)
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau
3)
Kelompok Perumahan
4)
Kelompok Sandang
5)
Kelompok Kesehatan
6)
Kelompok Pendidikan dan Olah Raga
7)
Kelompok Transportasi dan Komunikasi.
Perbedaan IHK dan GNP Deflator sebagai berikut :
a)
GNP Deflator mengukur harga barang lebih besar daripada IHK.
b)
IHK mengukur biaya pembelian yang relative sama dari tahun ke tahun.Hal ini
tergantung jenis dan jumlah barang yang di produksi.
c)
IHK secara langsung mencakup barang impor,sedangkan GNP Deflator hanya
mencakup barang yang di produksi dalam negeri.
3. Indeks Harga Produsen (IHP)
Indeks Harga Produsen (IHP) ini mengukur harga barang yang dibeli oleh produsen,yang
meliputi bahan mentah dan barang setengah jadi.IHP juga digunakan untuk mengukur indeks
harga pada awal distribusi.Kenaikan IHP dapat dijadikan tanda kenaikan IHK.
4. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
12
5. Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas
tertentu.
6. Indeks harga barang-barang modal
DEFLASI
A. Pengertian Deflasi
Dalam ekonomi, deflasi adalah suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan
nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat
banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya
jumlah uang yang beredar. Ada pula deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan
terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat.
B. Penyebab Deflasi
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab deflasi :
1. Menurunnya Persediaan Uang di Masyarakat.
Menurunnya jumlah persediaan uang di masyarakat ini cenderung disebabkan karena
sebagian besar masyarakat menyimpan uangnya di bank.Masyarakat menyimpan uangnya di
bank kemungkinan disebabkan oleh tingkat suku bunga yang tinggi karena dapat memberikan
keuntungan yang cukup tinggi.Sehingga dengan demikian persediaan uang yang ada di
masyarakat semakin berkurang.Jika persediaan uang lebih sedikit bila dibandingkan dengan
jumlah barang maka akan dapat menimbulkan deflasi.
2. Meningkatnya Persediaan Barang
Kadang kala produksi barang tidak bisa di bendung apabila permintaan barang
meningkat.Produsen cenderung terus meningkatkan produksinya pada saat kondisi seperti
itu.Jika jumlah barang yang diproduksi tersebut tidak habis terjual kepada konsumen dan
produksi tetap dilakukan sedangkan permintaan akan barang semakin berkurang maka akan
dapat meningkatkan jumlah persediaan barang di masyarakat akibatnya harga barang tersebut
semakin menurun karena jumlahnya banyak.
3. Menurunnya Permintaan Akan Barang.
Apabila permintaan akan suatu barang menurun sedangkan produksi tetap dilakukan maka
cenderung hal tersebut akan menurunkan tingkat harga barang yang bersangkutan.
C. Pengaruh dan Akibat Deflasi
1. Penurunan persediaan uang
13
Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan
menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat
pasar Investasi akan mengalami kekacauan.
2. Memperlambat aktivitas ekonomi
Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk
menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh.
Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi
(deflationary spiral).
3. Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang akhirnya
mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya. Dengan
demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang yang
beredar di masyarakat semakin berkurang.
4. Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di
lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada
lagi aktivitas bisnis yang berjalan.
5. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu
diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan langkah
paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat membuat
peredaran uang semakin kecil.
Selain itu juga ada dampak positif dan negatif dari deflasi adalah sebagai berikut.
a)
Baik, deflasi akan membuat orang menyimpan uang sehingga uang benar-benar
dihargai dan jaminan keamanan sosial politik. Orang akan banyak berinvestasi langsung dan
ketersediaan barang terjamin. Akibatnya nilai mata uang akan menguat.
b) Buruk. deflasi akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka mendepositokan
uangnya di bank atau pasar modal daripada beli properti yang tidak naik. Karena harga terus
turun maka produsen cenderung kurang berminat memproduksi barang. Kesempatan kerja
berkurang karena banyak PHK. Pajak tidak dapat ditarik oleh pemerintah sehinga pendapata
negara berkurang. Kegiatan perekonomian secara keseluruhan mengalami kemunduran.
D. Cara Mengatasi Deflasi
Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga.
Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila
seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya, maka ini
akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan tersebut. Dalam
jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat berjalan sama sekali berhubung otot
14
sudah terlalu lemah untuk digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak
mungkin akan mengalami kelumpuhanselamanya.
Hal ini parallel dengan inflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan melatih
kembali otot-otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski memakan waktu lama, hal ini
adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan kekuatan otot yang melemah. Dengan kata
lain untuk mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua pihak yang
terkait harus bersepakat untuk memulai kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti
karena salah urus tersebut. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Lazim
dikatakan oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis moneter yang
sebenarnya tidak memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi Bank Sentral dapat
menaikkan suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga bahkan hingga nol
persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan membuat pemasukan pemerintah
menjadi nol juga atau bahkan negative. Akibatnya, biaya impor menjadi terbebani sementara
ekspor tidak menunjukkan kenaikan signifikan berhubung melemahnya mata uang
disebabkan oleh aksi spekulan semata-mata.
Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan
likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali berputar.
Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri untuk
menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan
peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta dan
menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku
bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang
sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi
dan mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.
Selain itu kebijakan moneter dan fiskal juga dapat di terapkan oleh pemerintah.
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa moneter
biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan terjadi
perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan
ekonomi masyarakat.Ada beberapa macam kebijakan moneter yaitu :
a)
Politik Diskonto
Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi peredaran
uang dengan jalan menurunkan tingkat bunga.Dengan menurunkan tingkat bunga diharapkan
jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah ,karena orang akan lebih banyak
menarik uangnya di Bank dari pada menjalankan investasi.
b)
Kebijakan Pasar Terbuka
Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan
politik pasar terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual
15
surat-surat berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan uang yang
beredar di masyarakat bertambah,sehingga uang yang bereINFLASI dan DEFLASI
A. Pengertian Inflasi
Banyak pengertian inflasi yang dapat kita jumpai pada beberapa sumber. Diantaranya:
v Inflasi adalah kenaikan harga secara umum

Inflasi dikatakan sebagai suatu proses kenaikan harga, yaitu adanya kecenderungan bahwa
harga barang meningkat secara terus-menerus.
v Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi
v Inflasi adalah suatu proses atau peristiwa kenaikan tingkat harga barang-barang secara
umum.

Dikatakan tingkat harga secara umum karena barang dan jasa itu banyak sekali jumlah dan
jenisnya. Ada kemungkinan harga sejumlah barang turun banyak barang lainnya yang justru naik
harganya. Kenaikan satu dua barang saja bukan merupakan inflasi, kecuali bila kenaikan harga
barang tersebut meluas pada sebagian besar harga barang-barang lainya.
Definisi Inflasi menurut para ahli :

Ekonom Parkin dan Bade
Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga. Secara mendasar ini berhubungan
dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk
memperoleh barang tersebut.

Menurut Nopirin (1987:25)
Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride
tertentu.

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603)
Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat
perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price level (year t-l) rice level (year t-l)
Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, Prathama dan
Mandala (2001:203)
1)
Kenaikan harga
16

Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi darpada harga periode
sebelumnya.
2)

Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak
menyebabkan harga secara umum naik.
3)

Bersifat umum
Berlangsung terus menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat,
karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.
B. Macam-Macam Inflasi
1. Berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya
Ada beberapa inflasi berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya yaitu:
a)
Inflasi ringan

Inflasi ringan atau inflasi merangkak (creeping inflation)adalah inflasi yang lajunya kurang dari
10% per tahun,inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara berkembang yang selalu berada
dalam proses pembangunan.
b)

Inflasi ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10% sampai 30% per tahun.Tingkat sedang
ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi.Perlu diingat laju inflasi ini secara nyata dapat
dilihat garak kenaikan harga.Pendapatan riil masyarakat terutama masyarakat yang
berpenghasilan tetap seperti buruh ,mulai turun dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila
dibandingkan dengan kenaikan harga.
c)

Inflasi berat
Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100%.Kenaikan harga sudah sulit
dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang memanfaatkan keadaan
untuk melakukan spekulasi.
d)

Inflasi sedang
Inflasi liar (hyperinflation)
Inflasi liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi dari 100% per tahun. Inflasi ini terjadi bila
setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan
uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali
(Hyperinflastion).
2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
a)
Inflasi karena tarikan permintaan atau inflasi permintaan (demand full inflation)
17

Inflasi ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh besarnya permintaan masyarakat akan
barang-barang. Permintaan total yang berlebihan biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di
pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.
Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang
dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu
perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih
disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas
di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank
sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai
dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
b)

Inflasi karena kenaikan biaya-biaya produksi (cost push inflation)
Inflasi ini terjadi karena adanya perubahan tingkat penawaran. Kelangkaan produksi dan/atau
juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada
perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau
berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan
harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya
posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi
yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya
masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau
kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll,
sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang
sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan
yang sangat penting.
Jenis inflasi ini dibedakan menjadi dua :


Inflasi yang disebabkan karena kenaikan harga (price push inflation) karena kenaikan harga
bahan-bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya OPEC menaikan harga minyak;
Inflasi yang disebabkan karena kenaikan upah (wages cosh inflation) misalnya karena kenaikan
gaji pegawai negeri yang diikuti usaha-usaha swasta pula, maka harga-harga barang barang lain
juga ikut naik.Biasanya inflasi karena kenaikan upah atau gaji sangat ditakuti karena akan bias
menimbulkan inflasi secara berkelanjutan.Karena upah naik, harga-harga akan naik. Karena
harga barang naik, maka upah harus dinaikkan dan ini kemungkinan akan terus berkelanjutan.
3. Inflasi Berdasarkan Asalnya
Inflasi dari segi asalnya dapat dibedakan sebagai berikut :
a)
Inflasi yang berasal dalam negeri seperti defisit anggaran belanja Negara yang terus
menerus.

Dalam keadaan seperti ini biasanya pemerintah mengintruksikan Bank Indonesia mencetak uang
baru dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintah.Selain itu inflasi dari dalam
negeri juga dapat disebabkan oleh adanya gagal panen dan sebagainya.
b)
Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).
18

Inflasi ini timbul karena adanya karena adanya inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan
naiknya harga barang-barang impor. Inflasi seperti ini biasanya banyak dialami oleh negaranegara yang sedang berkembang yang notabene sebagian besar usaha produksinya
mempergunakan bahan dan alat dari luar negeri yang timbul karena dari adanya perdagangan
internasional.
4. Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi tiga
bagian yaitu
1)
Merayap {Creeping Inflation)

Laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan lambat dengan
persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.
2)

Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktu
yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya harga-harga minggu/bulan ini
lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.
3)

Inflasi menengah {Galloping Inflation)
Inflasi Tinggi {Hyper Inflation)
Inflasi yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali dan nilai
uang merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit
anggaran belanja.
C. Penyebab Inflasi
Inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar.Ada beberapa teori yang
menjelaskan tentang penyebab terjadinya inflasi.
1). Teori Kuantitas

Teori ini adalah teori yang tertua yang membahas tentang inflasi, tetapi dalam
perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli ekonomi Universitas
Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris (monetarist models).
Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat
mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :
1. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal
maupun giral.
2. Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh
harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.
Teori ini hampir sama dengan teori kuantitas keduanya berpendapat bahwa tingkat harga
terutama ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Hal ini terlihat karena hubungan antara
jumlah uang dan nilai uang,bila jumlah uang bertambah maka harga-harga akan naik.Ini berarti
nilai uang menurun karena daya belinya menjadi rendah. Menurut teori kuantitas harga-harga
adalah proporsi langsung dari jumlah uang yang beredar atau sering di tulis sebagai berikut.
P=k.M
Keterangan :
19
P : tingkat harga
k : proporsi tertentu
M : jumlah uang
Tokoh yang sependapat dengan teori kuantitas adalah Irving Fisher yaitu yang dikenal Teori
Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money).Beliau mengemukakan rumus untuk
membuktikan bahwa jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli akan sama dengan jumlah uang
diterima oleh penjual yaitu :
MV = PT
Keterangan :
M : Jumlah uang yang beredar
V : Kecepatan perputaran uang
P : Tingkat harga
T : Banyaknya transaksi
2). Teori Keynes

Teori Keynes memiliki pandangan bahwa yang paling menentukan kestabilan kehidupan
ekonomi nasional adalah permintaan masyarakat (effective demand), hal ini terkait dengan
produksi dan kapasitas produksi yang tersedia.Rendahnya kapasitas barang yang diproduksi
berakibat harga barang menjadi naik,akibatnya timbul lagi inflasi.
Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin
hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif
masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang
tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah
persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas
produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh
karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian models ini lebih banyak
dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. Dengan keadaan daya beli
antara golongan yang ada di masyarakat tidak sama (heretogen), maka selanjutnya akan terjadi
realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang
relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang lebih besar. Kejadian
ini akan terus terjadi di masyarakat. Sehingga, laju inflasi akan berhenti hanya apabila salah satu
golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana (tidak lagi memiliki daya beli) untuk
membiayai pembelian barang pada tingkat harga yang berlaku, sehingg permintaan efektif
masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi supply barang (inflationary gap menghilang)
3). Teori Strukturalis

Teori ini menitik beratkan pada Negara-negara yang sedang berkembang. Menurut teori ini yang
mempengaruhi perekonomian ada dua hal penting yang dapat menimbulkan inflasi yaitu :
a)
Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor.
Nilai ekspor tumbuh secara lamban di banding pertumbuhan sector-sektor lain. Adapun
penyebabnya yaitu :


Dipasar dunia,harga barang-barang ekspor dari negara tersebut semakin memburuk.
Produksi barang-barang ekspor tidak responsif terhadap kenaikan harga.
b)
Ketidakelastisan penawaran atau produksi Bahan Makanan di dalam Negeri.
20

Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan
pendapatan per kapita.Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri cenderung
untuk naiksehingga melebihi kenaikan harga barang-barang lain.Dampak yang ditimbulkan yaitu
timbulnya tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan upah dan gaji.Naiknya upah dan gaji
menyebabkan kenaikan ongkos produksi yang memacu kenaikan harga barang pula.
Inflasi dapat disebabkan oleh kombinasi dari empat faktor:
1.
2.
3.
4.
Persediaan Uang yang bertambah The supply of money goes up.
Supply dari barang yang berkurang
Permintaan terhadap uang tersebut menurun
Permintaan untuk barang – barang lain naik. (Donny S. Makalew)
D. Pengaruh Inflasi
Inflasi dapat menyebabkan prekonomian tidak berkembang secara normal. Dalam kaitanya
dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi dapat membawa pengaruh sebagai berikut :
a)
Inflasi mendorong penanaman modal spekulatif

Pada saat inflasi, para pemilik modal cenderung melakukan investasi spekulatif,misalnya dengan
cara membeli tanah,rumah,atau menyimpan barang-barang berharga yang lebih menguntungkan
bila dibandingkan melakukan investasi produktif yang belum tentu akan memberikan kontribusi
positif untuk selanjutnya.
b)

Inflasi akan semakin berkembang bila tidak di kendalikan. Gagal mengendalikan inflasi akan
menimbulkan ketidakpastian ekonomi serta sulit di ramalkan sehingga akan dapat mengurangi
kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
c)

Inflasi menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan.
Inflasi menimbulkan masalah neraca pembayaran
Inflasi menyebabkan harga barang-barang impor lebih murah bila dibandingkan dengan harga
barang produksi dalam negeri.Maka impor berkembang lebih cepat,tetapi ekspor akan
bertambah lambat.Dengan demikian arus modal ke luar negeri akan lebih banyak dari pada yang
masuk ke dalam negeri.Keadaan seperti ini akan mengakibatkan terjadinya defisit neraca
pembayaran dan kemerosotan nilai mata uang dalam negeri.
E. Akibat Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi.
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang
bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi
yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian
menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum
buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka
menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Secara singkat dapat di pilah akibat
21
buruk dari inflasi tersebut.
1. Kesenjangan Distribusi Pendapatan

Dalam keaadaan inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan, pertokoan dan
sebagainya akan mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut seringkali lebih cepat dari
kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya pendapatan riil penduduk berpengahasilan rendah
merosot. Dengan demikian maka inflasi memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan antara
anggota-anggota masyarakat.
2. Pendapatan Riil Merosot

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh
seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli
uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.Dari hal tersebut biasanya dalam masa inflasi kenaikan harga
cenderung selalu mendahului kenaikan pendapatan.Dengan demikian inflasi cenderung
menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja.Ini berarti kemakmuran
masyarakat merosot.
3. Nilai Riil Tabungan Merosot

Bagi masyarakat yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam benatuk deposito dan
tabungan di Bank, dalam masa inflasi nilai riil tabungan tersebut akan merosot, tidak hanya itu
masyarakat yang memegang uang tunai pun akan dirugikan karena penurunan nilai riilnya.
Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap
saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang.
Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari
tabungan masyarakat.
4. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur),

inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih
rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang
meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika
dibandingkan pada saat peminjaman.
5. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi.

Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya
terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga
pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya.
Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup
mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada
pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong
kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan
22
pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan
merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
F. Cara Mengatasi Inflasi
Inflasi merupakan penyabab keresahan masyarakat dan mengakibatkan kekhawatiran
pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah berusaha menekan inflasi serendah-rendahnya karena
inflasi tidak dapat dihapuskan sama sekali.
Inflasi ada yang disahkan (validated),yaitu inflasi yang dibiarkan secara terus menerus karena
pemerintah mengizinkan penambahan suplai uang misalnya karena defisit anggaran dengan
mencetak uang baru.Jika inflasi yang yang terjadi tidak disertai dengan kenaikan suplai uang
,maka inflasi itu disebut inflasi yang tidak disahkan.
Inflasi dapat menguntungkan orang lain,sehingga menimbulkan ketegangan social.Oleh sebab
itu,tiap-tiap Negara berusaha menghindari inflasi dengan melakukan kebijakan-kebijakan.Untuk
mengatasi inflasi Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank
sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang
wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian
bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk
pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang
kurang independen — salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan
menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian — akan mendorong tingkat
inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga
sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban
mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah
mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat
ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh
Bank Indonesia.
Secara umum terdapat dua kebijakan yang dilakukan untuk menekan laju inflasi diantaranya
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa moneter
biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan terjadi
perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan
ekonomi masyarakat. Ada beberapa macam kebijakan moneter yaitu :
a)

Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi peredaran
uang dengan jalan menaikan dan menurunkan tingkat bunga.Dengan menaikan tingkat bunga
diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang, karena orang akan lebih
banyak menyimpan uangnya di Bank dari pada menjalankan investasi.Sebaliknya,Bank sentral
akan menurunkan suku bunga jika timbul deflasi (yang akan dibahas lebih dalam pada halaman
berikutnya).Dengan diturunkannya suku bunga diharapkan masyarakat akan menarik uangnya
dari bank karena bunga tidak memadai.
b)

Politik Diskonto
Kebijakan Pasar Terbuka
Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan politik pasar
terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual surat-surat
berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan uang yang beredar di masyarakat
23
bertambah,selanjutnya bila apabila dengan menjual surat-surat berharga diharapkan uang
beredar di masyarakat dapat tersedot dari masyarakat.
c)

Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan minimum antara
uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral (cek.giro dan sebagainya)
yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.
d)

Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy)
Perubahan Cadangan Minimum
Perubahan cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum dapat mempengaruhi jumlah
uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan ,jumlah uang yang beredar
cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan jumlah uang yang beredar
cenderung turun.
2. Kebijakan Fiskal
a)
Pengaturan Pengeluaran Pemerintah

Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan penggunaan
anggaran negara agar sesuai dengan perencaan.Kalau pembelajaan Negara melampui batas
yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya pertambahan uang yang beredar begitu juga
sebaliknya.
b)

Saat terjadi inflasi uang beredar lebih banyak.Jumlah uang beredar tersebut dapat dikurangi
dengan jalan menaikan tariff pajak.Jika tariff pajak dinaikkan uang yang dibelanjakan oleh
masyarakat berkurang.Namun harus diperhatikan agar tidak terjadi ketimpangan atau
ketidakadilan perlu diperhatikan golongan masyarakat mana yang dinaikkan pajaknya.
c)

Menaikan Tarif Pajak
Mengadakan Pimjaman Pemerintah
Pemerintah dapat mngadakan pinjaman pemerintah bauik dengan jalan paksaan ataupun
tidak,untuk mengurangi uang yang beredar di masyarakat.Cara yang paling ampuh dilakukan
untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan membekukan simpanan yang dimiliki oleh
masyarakat yang ada di bank.Dapat juga ditempuh dengan jalan memotong gaji pegawai negeri
untuk di tabung.
3. Kebijakan Non-Moneter
a)
Menaikan Hasil Produksi

Kenaikan hasil produksi dapat memperkecil laju inflasi.Kenaikan hasil produksi dapat dilakukan
dengan cara kebijakan penurunan bea masuk.Hal ini akan berakibat impor barang
meningkat.Pertambahan jumlah barang di dalam negericenderung menurunkan harga.
b)
Kebijakan Upah
24

Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji tidak sering
dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini pada akhirnya
menaikan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan.Apabila hal ini terjadi,maka
akan menimbulkan inflasi.
c)

Pengaman harga dan distribusi barang
Pemerintah harus dapat mengendalikan kenaikan harga berbagai macam barang. Oleh karena
itu,pemerintah menetapkan harga maksimum (harga eceran tertinggi), melakukan pengamanan
harga, menetapka sanksi yang cukup berat.Apabila penetapan harga tidak disertai dengan
pengamanan yang baik,maka tidak akan memberikan hasil yang diharapkan. Namun, kadangkadang pengamanan harga oleh pemerintah sering menimbulkan pasar yang tidak
diinginkan.(pasar gelap).
G. Menghitung Laju Inflasi
1. GNP Deflator

GNP Deflator adalah rasio GNP (Gross National Product) nominal pada tahun tertentu terhadap
GNP riil pada tahun tersebut. Hal ini merupakan ukuran inflasi dari periode dimana harga dasar
untuk perhitungan GNP riil digunakan sampai GNP sekarang.Perhitungan cara ini melibatkan
semua barang yang di produksi.
GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%
2. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI)

Indeks Harga Konsumen berfungsi mengukur biaya pembelian kelompok barang dan jasa yang
di anggap mewakili belanja konsumen. Biasanya, kelompok barang yang digunakan masyarakat
dapat berubah. Hal ini disesuaikan dengan pola konsumsi yang ada.
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran
(berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose – COICOP), yaitu :
1)
Kelompok Bahan Makanan
2)
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau
3)
Kelompok Perumahan
4)
Kelompok Sandang
5)
Kelompok Kesehatan
6)
Kelompok Pendidikan dan Olah Raga
7)
Kelompok Transportasi dan Komunikasi.
Perbedaan IHK dan GNP Deflator sebagai berikut :
a)
GNP Deflator mengukur harga barang lebih besar daripada IHK.
b)
IHK mengukur biaya pembelian yang relative sama dari tahun ke tahun.Hal ini tergantung
jenis dan jumlah barang yang di produksi.
c)
IHK secara langsung mencakup barang impor,sedangkan GNP Deflator hanya mencakup
barang yang di produksi dalam negeri.
3. Indeks Harga Produsen (IHP)
25

Indeks Harga Produsen (IHP) ini mengukur harga barang yang dibeli oleh produsen,yang
meliputi bahan mentah dan barang setengah jadi.IHP juga digunakan untuk mengukur indeks
harga pada awal distribusi.Kenaikan IHP dapat dijadikan tanda kenaikan IHK.
4. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
5. Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas
tertentu.
6. Indeks harga barang-barang modal
DEFLASI
A. Pengertian Deflasi

Dalam ekonomi, deflasi adalah suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai
uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah
uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang
beredar. Ada pula deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang
berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat.
B. Penyebab Deflasi
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab deflasi :
1. Menurunnya Persediaan Uang di Masyarakat.

Menurunnya jumlah persediaan uang di masyarakat ini cenderung disebabkan karena sebagian
besar masyarakat menyimpan uangnya di bank.Masyarakat menyimpan uangnya di bank
kemungkinan disebabkan oleh tingkat suku bunga yang tinggi karena dapat memberikan
keuntungan yang cukup tinggi.Sehingga dengan demikian persediaan uang yang ada di
masyarakat semakin berkurang.Jika persediaan uang lebih sedikit bila dibandingkan dengan
jumlah barang maka akan dapat menimbulkan deflasi.
2. Meningkatnya Persediaan Barang

Kadang kala produksi barang tidak bisa di bendung apabila permintaan barang
meningkat.Produsen cenderung terus meningkatkan produksinya pada saat kondisi seperti
itu.Jika jumlah barang yang diproduksi tersebut tidak habis terjual kepada konsumen dan
produksi tetap dilakukan sedangkan permintaan akan barang semakin berkurang maka akan
dapat meningkatkan jumlah persediaan barang di masyarakat akibatnya harga barang tersebut
semakin menurun karena jumlahnya banyak.
3. Menurunnya Permintaan Akan Barang.

Apabila permintaan akan suatu barang menurun sedangkan produksi tetap dilakukan maka
cenderung hal tersebut akan menurunkan tingkat harga barang yang bersangkutan.
C. Pengaruh dan Akibat Deflasi
1. Penurunan persediaan uang
26

Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan
menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat pasar
Investasi akan mengalami kekacauan.
2. Memperlambat aktivitas ekonomi

Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk
menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh.
Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi
(deflationary spiral).
3. Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang akhirnya
mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya. Dengan
demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang yang beredar
di masyarakat semakin berkurang.
4. Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di
lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi
aktivitas bisnis yang berjalan.
5. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu diikuti
juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan langkah paliatif
untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat membuat peredaran uang
semakin kecil.
Selain itu juga ada dampak positif dan negatif dari deflasi adalah sebagai berikut.
a)
Baik, deflasi akan membuat orang menyimpan uang sehingga uang benar-benar dihargai
dan jaminan keamanan sosial politik. Orang akan banyak berinvestasi langsung dan
ketersediaan barang terjamin. Akibatnya nilai mata uang akan menguat.
b)
Buruk. deflasi akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka mendepositokan
uangnya di bank atau pasar modal daripada beli properti yang tidak naik. Karena harga terus
turun maka produsen cenderung kurang berminat memproduksi barang. Kesempatan kerja
berkurang karena banyak PHK. Pajak tidak dapat ditarik oleh pemerintah sehinga pendapata
negara berkurang. Kegiatan perekonomian secara keseluruhan mengalami kemunduran.
D. Cara Mengatasi Deflasi
Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga. Deflasi
dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila seseorang pada
dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya, maka ini akan mengakibatkan
menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama
orang tersebut akan tidak dapat berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk
digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin akan mengalami
kelumpuhanselamanya.
Hal ini parallel dengan inflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan melatih kembali
otot-otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski memakan waktu lama, hal ini adalah satusatunya cara untuk mengembalikan kekuatan otot yang melemah. Dengan kata lain untuk
mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua pihak yang terkait harus
bersepakat untuk memulai kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti karena salah urus
tersebut. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Lazim dikatakan oleh para analis
eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis moneter yang sebenarnya tidak memiliki obat
yang efektif. Apabila pada inflasi Bank Sentral dapat menaikkan suku bunga untuk menahannya,
menurunkan suku bunga bahkan hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya
ini akan membuat pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau bahkan negative. Akibatnya,
biaya impor menjadi terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan kenaikan signifikan
27
berhubung melemahnya mata uang disebabkan oleh aksi spekulan semata-mata.
Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan
likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali berputar.
Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri untuk
menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan
peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta dan menukarkannya
dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun
seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya
tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan
harga bergerak naik dengan sendirinya.
Selain itu kebijakan moneter dan fiskal juga dapat di terapkan oleh pemerintah.
1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa moneter
biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan terjadi
perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan
ekonomi masyarakat.Ada beberapa macam kebijakan moneter yaitu :
a)

Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi peredaran
uang dengan jalan menurunkan tingkat bunga.Dengan menurunkan tingkat bunga diharapkan
jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah ,karena orang akan lebih banyak
menarik uangnya di Bank dari pada menjalankan investasi.
b)

Politik Persediaan Kas (cash ratio policy)
Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan minimum antara
uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral (cek.giro dan sebagainya)
yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.Pada saat deflasi pemerintah akan mengurangi
persediaan uang kas.Sehingga uang kas yang beredar di masyarakat akan semakin meningkat.
d)

Kebijakan Pasar Terbuka
Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan politik pasar
terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual surat-surat
berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan uang yang beredar di masyarakat
bertambah,sehingga uang yang beredar dimasyarakat semakin bertambah.
c)

Politik Diskonto
Perubahan Cadangan Minimum
Perubahan cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum dapat mempengaruhi jumlah
uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan ,jumlah uang yang beredar
cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan jumlah uang yang beredar
cenderung turun.Jadi pada saat deflasi pemerintah lewat bank sentral akan lebih baik
menurunkan cadangan minimum.
28
2. Kebijakan Fiskal
a)
Pengaturan Pengeluaran Pemerintah

Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan penggunaan
anggaran negara agar sesuai dengan perencaan. Kalau pembelajaan negara melampui batas
yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya pertambahan uang yang beredar di
masyarakat. Meski demikian diharapkan pembelanjaan negara tidak melampui batas yang telah
ditentukan.
b)

Menurunkan Tarif Pajak
Saat terjadi deflasi uang beredar sedikit dimasyarakat. Jumlah uang beredar tersebut dapat
ditambah dengan jalan menurunkan tarif pajak. Jika tariff pajak diturunkan uang yang
dibelanjakan oleh masyarakat cenderung meningkat. Sehingga dengan demikian uang akan
lebih banyak kemasyarakat.
c)
Mengadakan Pimjaman Pemerintah
Pemerintah dapat mengadakan pinjaman pemerintah baik dengan jalan paksaan ataupun
tidak,untuk menambah uang yang beredar di masyarakat. Cara yang paling ampuh dilakukan
untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan mencairkan simpanan yang dimiliki oleh
masyarakat yang ada di bank lebih banyak.Jika, dalam keadaan deflasi.
3. Kebijakan Non-Moneter
a)
Menurunkan Hasil Produksi

Menurunkan hasil produksi dapat memperkecil laju deflasi.Penurunan hasil produksi dapat
dilakukan dengan cara memberikan batasan terhadap produsen. Pengurangan jumlah barang di
dalam negeri cenderung menaikan harga.
b)

Kebijakan Upah
Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji sering
dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini pada akhirnya
menaikan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan.Apabila hal ini terjadi,maka
akan menimbulkan inflasi. Jadi untuk kebijakan ini resiko yang harus dihadapi cukup besar
karena sedikit saja mengalami kesalahan inflasi akan membayangi.
dar dimasyarakat semakin bertambah.
c)
Politik Persediaan Kas (cash ratio policy)
Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan minimum
antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral (cek.giro dan
sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.Pada saat deflasi pemerintah
akan mengurangi persediaan uang kas.Sehingga uang kas yang beredar di masyarakat akan
semakin meningkat.
d)
Perubahan Cadangan Minimum
Perubahan cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum dapat mempengaruhi
jumlah uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan ,jumlah uang
29
yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan jumlah uang
yang beredar cenderung turun.Jadi pada saat deflasi pemerintah lewat bank sentral akan lebih
baik menurunkan cadangan minimum.
2. Kebijakan Fiskal
a)
Pengaturan Pengeluaran Pemerintah
Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan penggunaan
anggaran negara agar sesuai dengan perencaan. Kalau pembelajaan negara melampui batas
yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya pertambahan uang yang beredar di
masyarakat. Meski demikian diharapkan pembelanjaan negara tidak melampui batas yang
telah ditentukan.
b)
Menurunkan Tarif Pajak
Saat terjadi deflasi uang beredar sedikit dimasyarakat. Jumlah uang beredar tersebut dapat
ditambah dengan jalan menurunkan tarif pajak. Jika tariff pajak diturunkan uang yang
dibelanjakan oleh masyarakat cenderung meningkat. Sehingga dengan demikian uang akan
lebih banyak kemasyarakat.
c)
Mengadakan Pimjaman Pemerintah
Pemerintah dapat mengadakan pinjaman pemerintah baik dengan jalan paksaan ataupun
tidak,untuk menambah uang yang beredar di masyarakat. Cara yang paling ampuh dilakukan
untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan mencairkan simpanan yang dimiliki
oleh masyarakat yang ada di bank lebih banyak.Jika, dalam keadaan deflasi.
3. Kebijakan Non-Moneter
a)
Menurunkan Hasil Produksi
Menurunkan hasil produksi dapat memperkecil laju deflasi.Penurunan hasil produksi dapat
dilakukan dengan cara memberikan batasan terhadap produsen. Pengurangan jumlah barang
di dalam negeri cenderung menaikan harga.
b)
Kebijakan Upah
Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji sering
dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini pada
akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan.Apabila hal ini
terjadi,maka akan menimbulkan inflasi. Jadi untuk kebijakan ini resiko yang harus dihadapi
cukup besar karena sedikit saja mengalami kesalahan inflasi akan membayangi.
Download