Nama : Rara Dhea Gisella Paramudhita NIK : 15-160

advertisement
Nama
NIK
Fakultas / Prodi
Kelas / Angkatan
:
:
:
:
Rara Dhea Gisella Paramudhita
15-160-0038
Ekonomi / Akuntansi
A / 2015
1. Kurva lorenz ialah sebuah kurva berupa garis melengkung yang menggambarkan tingkat
ketidakmerataan distribusi pendapatan atau menunjukkan hubungan kuantitatif antara
persentase jumlah penduduk dengan persantase pendapatan yang diterima. Garis horizontal
menunjukkan persentase penduduk dan garis vertikal menunjukkan persentase pendapatan.
Garis diagonal merupakan garis kemerataan sempurna, dimana setiap titik pada garis
diagonal tersebut menunjukkan persentase penduduk yang sama dengan persentase
penerimaan pendapatan. Semakin melengkung atau semakin jauh kurva lorenz dari garis
diagonal maka semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya, sebaliknya semakin dekat jarak
kurva lorenz dari garis diagonal maka semakin rendah tingkat ketidakmerataannnya. Kurva
lorenz berkaitan dengan indeks gini, yaitu suatu ukuran mengenai ketidakmerataan agregat
yang nilainya antara 0 sampai 1. Koefisien gini dapat diperoleh dengan menghitung luas
bidang antara garis diagonal dengan kurva lorenz dibanding luas segitiga dimana terdapat
kurva lorenz tersebut.
2. Diket
Ditanya
: W = Rp. 15.000.000
R = Rp. 9.250.000
C = Rp. 18.000.000
G = Rp. 14.000.000
I = Rp. 3.500.000
P = Rp. 12.000.000
I = Rp. 4.500.000
X = Rp. 12.500.000
M = Rp. 7.250.000
: a) Y pendekatan pendapatan
b) Y pendekatan pengeluaran
Jawab
:
a) Y = R + W + I + P
= Rp. 9.250.000 + Rp. 15.000.000 + Rp. 3.500.000 + Rp. 12.000.000
= Rp. 39.750.000
Jadi pendapatan nasional bila dihitung melalui pendekatan pendapatan ialah Rp. 39.750.000
b) Y = C + G + I + ( X – M )
= Rp. 18.000.000 + Rp. 14.000.000 + Rp. 4.500.000 +( Rp. 12.500.000 – Rp.7.250.000)
= Rp. 36.500.000 + Rp. 5.250.000
= Rp. 41.750.000
Jadi pendapatan nasional bila dihitung melalui pendekatan pengeluaran ialah Rp. 41.750.000
3.
Pembangunan Ekonomi sebagai Usaha Peningkatan Pendapatan Nasional
Priyo Handoko
Dosen Program Doktor Ilmu Hukum Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya
(17 Juni 2013)
Dewasa ini banyak negara yang pertumbuhan ekonominya belum signifikan.
Terdapat fakta bahwa banyak negara yang mengalami perkembangan di pendapatan
nasionalnya, akan tetapi hanya cukup untuk mengimbangi pertambahan penduduk. Ada juga
negara yang mempunyai sedikit sisa pendapatan untuk investasi negara untuk menaikkan
standar hidup bangsanya. Sebenarnya negara-negara yang relatif sudah berkembang juga
mengalami masalah-masalah dalam bidang ekonominya, antara lain mengenai usaha apa
yang akan dilakukan agar tingkat hidup yang relatif sudah tinggi dapat dipertahankan atau
bahkan ditingkatkan. Jadi pengembangan ekonomi tidak saja merupakan usaha negara-negara
yang relatif belum berkembang saja tetapi juga merupakan usaha dari negara yang relatif
sudah berkembang. Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf
hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per
kapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk menaikkan pendapatan nasional
riil juga untuk meningkatkan produktifitas. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tingkat
output pada suatu saat tertentu ditentukan oleh tersedianya atau digunakannya Sumber Daya
Alam maupun Sumber Daya Manusia, tingkat penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
keadaan pasar dan kerangka kehidupan ekonomi, serta sikap dan output itu sendiri.
4. Dari kedua ilustrasi tersebut saya menyimpulkan bahwa di negara kita tingkat pertumbuhan
korupsi jauh lebih tinggi dibanding tingkat pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat erat
hubungannya, karena banyaknya kasus korupsi menyebabkan ketidakmerataan distribusi
pendapatan, dan anggaran atau dana yang seharusnya diterima oleh pemerintah untuk
pembangunan sektor-sektor untuk kesejahteraan rakyat justru hanya dinikmati oleh golongan
tertentu saja, inilah yang semakin meningkatkan kesenjangan ekonomi di negara kita. Selain
itu banyaknya kasus korupsi juga menyebabkan investor cenderung lebih memilih
menginvestasikan modal mereka ke luar negeri karena menganggap akan jauh lebih
menguntungkan dibanding harus menanam modal di Indonesia yang rawan korupsi. Tentu
saja hal ini merugikan negara karena investasi yang seharusnya bisa membantu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi justru semakin jarang didapat. Jadi semakin tinggi
tingkat korupsi disuatu negara maka semakin rendah pula tingkat pertumbuhan ekonominya.
Download