budi daya tembakau temanggung

advertisement
BUDI DAYA TEMBAKAU TEMANGGUNG
Edi Purlani dan Abdul Rachman*)
PENDA[ruLUAN
Tembakau temanggung sudah diusahakan sejak lama untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
,
Mulai tahun 1956 petani beramai-ramai membuka lahan ilalang pada ketinggian 1100 m dpl. untuk
ditanami tembakau guna memenuhi permintaan masyarakat setempat dengan mengolah menjadi
tembakau garangan yang dirokok dengan campuran klembak dan kemenyan. Tembakau temanggung ini mulai terkenal sejak tahun 1970 karena mutu yang dihasilkan lebih baik dari daerah lain
dan masuknya industri rokok keretek yang menjadikan tembakau temanggungsebagaibahan baku
utama.
Daerah penanamantradisional berada di lereng Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro pada
ketinggian 700-15m m dpt. Arcal penanamantembakau temanggungpotensialnya fS.000 ta Oan
produktivitas lahan dapat mencapai 1 ton/ha. Namun karena tingginya seranganpenyakit terutama
pada lahan nlincatn sampai mencapai lebih dari SOVokematian menyebabkanproaunivitas rataratanyasebesar0,4 tonTha.
Potensihasil selainditentukanoleh kondisi lingkungan(tanahdan iklim) dan varietasyang ditanamjuga ditentukan pula oleh tingkat penerapanteknik budi daya. Beberapakegiatan teknik budi
daya untuk tembakau temiinggung akan dibahas datam makalah ini antaralain; pembibitan, pengolahan tanah, penanaman,pemupukan,pemeliharaaq penyirungan,dan panen.
KLASIFIKASI WILAYAH
Untuk memahami teknik budi daya yang spesifik lokasi pada tembakau temanggung diperlukan informasi mutu yang dihasilkan dan kultivar lokal yangditanam berdasarkanletak daerah
P€nanamannya.Pemahamanini digunakan pedoman petani dan pabrik rokok untuk membeli tembakau yang sudahberlanpung bertahun-tahundiuraikan sebagaiberikut:
1. TembakauLamuk beradadi lereng timur Gunung Sumbing pada ketinggian > 1100 m dpl. dengan menanam kultivar lokal Gober Genjah Kemloko menghasilkanmutu srintil super istimewa meliputi wilayah KecamatanTembarak.
2. TembakauLamsi beradadi lerengtimur Gunung Sumbingpada ketinggian> 1100 m dpl. dengan menanam Gober Genjah Kemloko menghasilkanmutu srintil istimewa berada pada wilayah KecamatanBulu dan Parakan.
3.
t)
TembakauPaksi beradadi lereng timur Gunung Sindoro pada ketinggian> 1100 m dpl. dengan menanam kultivar lokal Gober Genjah Kemloko menghasilkan mutu srintil cukup istimewa meliputi wilayah KecamatanNgadirejo dan Tretep.
Masing-masingPenelitipadaBalai PenelitianTembakaudan ThnamanSerat,Malang.
T9
4.
Tembakau Toalo terletak di lembah Gunung Sindoro dan Sumbing pada ketinggian > 1000 m
dpl. dengan menanam kultivar Gober Togog, Genjah Sitieng, dan Gober Genjah Kemloko
menghasilkanmutu sedangmeliputi wilayah KecamatanParakandan Ngadirejo.
Tembakau Tionggang ditanam di sawah dengan menanam Gober Gewol dan Genjah Sitieng
menghasilkanmutu sedangmeliputi wilayah KecamatanKedu, Tembarak,Bulu, Parakan,dan
Ngadirejo.
TembakauKidul ditanam di tenggaraGunung Sumbing menghasilkanmutu sedangmerupakan daerahpengembanganbaru di KecamatanTembarak.
1
Tembakau Swanbing ditanam di Gunung Prahu dengan kultivar Gober Genjah Kemloko
menghasilkanmutu sedangyang lazim disebuttembakautemanggungan.
TEKNIK PEMBIBITAN
Keberhasilan pembibitan sangat menentukankeberhasilanpenanamandi lapang. Bibit yang
kuat dan sehat akan menghasilkantanamanyang kuat dan sehatpula setelahditanam di lapang.
Banyak penyakit di lapangyang timbul akibatpenyakit yang dibawa dari pembibitan.Daerahyang
banyak mengusahakanbibit sendiri adalah Toalo, Paksi, dan sebagiandaerahLamsi, sedangkan
padadaerahtembakautemanggunglainnyabibit tembakaudiperolehdari pengusahabibit di daerah
Kemloko dan Sitieng. Pembibitanyang umum dilakukan oleh petani di atasbedengan.Karena itu
teknik serta langkah-langkahyang diperlukandalam pembuatanbibit di atasbedenganakan dibicarakanlebih lanjut.
1. PemilihanTempat
Lahan tempat pembibitandipilih yang terbuka,aerasitanahdan dainasebaik, dan mempunyai
arahlerengke timur. Kalau dapatdipilih lahanyang khususuntuk pembibitanbukanmerangkapsebagai lahan produksi tembakau.Sebaiknyalahan mudah dijangkau atau dekat pemukiman agar
mudah pengawasannya.Karena masalahpengawasanini merupakankunci keberhasilanpembuatan
bibit yang baik. Selainitu diusahakanpula dekat dengansumberair, karenasalahsatukeberhasilan
pembibitanadalahkecukupanair padasaatsetelahtaburbenih.
2. Asal Benih
Benih sebaiknyaberasal dari penangkarbenih yang telah diakui oleh pemerintah.Namun
demikian sampai saat ini belum ada penangkar benih, sehinggaumumnya petani membuat benih
sendiri dari tanamansendiri ataupihak lain sesuaipetunjuk teknik pembuatanbenih oleh Balittas
atauBalai Pengawasan
dan PengujianMutu Benih (BP2MB) tanamanperkebunan.
3. PengolahanThnah Sampai Siap Sebar
Pengolahantanah yang intensif merupakanprasyaratkeberhasilandalam pembuatanbibit.
Pengolahantanah yang dalam dan menrbuangtunggul-funggultanaman atau sisa-sisatanaman
merupakanupayasanitasiuntuk menghindariseranganhamadan penyakit.
Pengolahantanah dengancangkul sedalam30-40 cm dilakukan 3 minggu sebelumsebarbenih, tanah dibiarkan selama2 minggu terbukaterhadapsinar matahari.Kemudiandicangkulkedua
20
dengancarayang samadan dibiarkankembali terkenasinar matahariselama1 minggu. Thnahditutup denganjerami setebal 5-7 cmkemudian dibakar agar hama/penyakit/glma mati dan menambah
unsur (Ca, Mg, dan K) yang terdapatdalam abunya.Selanjutnyadibuat bedengandengantinggi 40
crq lebar 80-100 cm, dan panjangberkisar5-10 m.
Permukaanbedengandibuat seratamungkin dan ctisebaripupuk kandang sebanyak40 liter
(setaradengan1 pikul) untuk bedenganpanjang5 m, dan dicampur rata denganlapisantanah atas
setebal5-10 cm. Pupuk kandang yang digunakan harus sudahmasak, artinya telah mengalami pembusukan paling sedikit selama 5 bulan dan warna telah menjadi hitam. Apabila pupuk kandang
yang digunakan kurang masak dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit dan biji gulma sertaterjadi keracunanamoniakataunitrit padaperakaranbibit.
Bedengan diberi atap yang dapat dibuka dan ditutup. Atap bedengan dibuat miring tinggi
tiang timur 1 m dan tiang barat 0,5-0,75 m dengandemikian bibit mendapatsinar mataharipagi
yang cukup dan terhindardari terik sinar mataharisiang dan sore hari. Atap bedengandapatdibuat
dari daun alang-alang,jeranri, rumbia atau dari plastik transparan.Apabila menggunakanatap
plastik, kerangka atap dapat dibuat melengkung.
Dua hari sebelumpenaburanbenih, bedengandisiram larutanCuSOq(terusi)dengankonsentrasi 0,1-O,2To
sebanyak0,5 l/m" untuk mematikanpatogentanahyang ada.Di negara-negara
maju,
tanah lapisan atasbedengandisterilisasiuntuk mematikanpatogentular tanah, hama yang berada
dalam tanah, dan biji-biji gulma (Anderson, 1952). Sterilisasidapat menggunakanuap air panas
ataubaban kimia. Padaumumnya persemaianmenggunakanbak-bak pennanen.Thnahdisterilkan
denganuap air panasselama30 menit. Sebelumdisterilisasitanah digemburkanlebih dahulu dan
diratakan.Pupuk organik fuupuk kandang)dicampur rata dengantanah lapisan atas sebelumdilakukan sterilisasi.
Di Temanggungdapatdianjurkansterilisasidenganuap air secarasederhana.
Thnahdicampur
pupuk kandang (257o x volume) selanjutnyadikeringanginkaq dimasukkan ke dalam kanrng goni,
dan dikukus selama 30-60 menit. Thnah steril lersebutdigunakan sebagailapisan atastanah setebal
5-10 cm. Thnahini dapatdicampurdenganpupuk sesuaidosispupuk untuk bedengan.Padaumumnya hanyamemerlukanpupuk sedikit sekitar25 gZA + 50 g SP 36 per m'bedengan karenasudah
mendapatpupuk kandang.
4. PenaburanBenih
Menjelang penaburanbenih tanah perlu dikompakkanlebih dahulu, sehinggatidak terdapat
rongga-ronggatanah. Besar kecilnya butiran tanah dan kekompakan tanah berpengaruhbesar pada
perkecambahanbenih tembakau. Sebelumbenih ditabur sebaiknyadiuji daya kecambahnya.Petani
dapatmenguji sendiri dengancara mengecambahkan100 benih di ataskertasmerang/koianbasah
dalam suatu cawan petri yang tertutup di dalam ruang yang kelembabannyatinggi selama4-10 hari.
Benih yang baik mempunyai dayakecambahdi atas907o.
Pehaburanbenih dilakukan pada'bulanDesemberuntuk pertanamantembakaudi atasketinggian 1100 m dpl., dan akhir bulan Februari sampaiMaret untuk tanamantembakaudi bawah ketinggian 1100 m dpl. Benih dapatditabur kering ataubasah(sudahberkecambah).Keuntunganbenih sudahberkecambahadalahdapat tumbuh lebih cepat.
Apabila digunakan benih kerin! (belum berkecambah),sebelum ditabur, benih dicampur dengan pasir, abu atau kapur. Kerapatanmenabur benih juga harus merata, agar diperoleh bibit yang
s€ragam.Penaburanbenih terlalu rapat menghasilkanbibit kecil memanjang, lemah, tumbuh jelek
21
bila ditanam,dan mudahterkenapenyakit.Sebaliknyapenaburanbenih terlalujarang menghasilkan
bibit berbatangpendek dan berdaunbesar,bibit yang demikian akan berbungasebelumwaktunya
(prematur) (Collins dan Hawks, 1993). Menurut Collins dan Hawks (1993) jumlah benih yang
dibutuhkan adalah0,04-0,06g/m" bedengan.Tetapi berdasarkanpergalamanuntuk tembakautemanggung diperlukan 1 g per 5 m' bedenganatau 0,2 g per I mz bedengan.Agar penaburan
merata,benih ditabur ke dua arahyang salingmemotong.Bedenganyang telah ditaburi benih,permukaannyaditaburi pasir halus atau abu, atau pupuk kandangtipis-tipis, dan sedikit dipadatkan.
Pemadatanringan ini bertujuanagarbenih menempeltanahdengankokoh, tidak mudahterbawaair
siraman atau hujan, dan mendukungperkecambahanyang seragam.Perkecambahanbenih perlu cahaya,maka penaburanpasir halusatauabujanganlebih dari dua mm tebalnya(Seltman,1963;Kasperbauwer, 1968).
5. PemeliharaanBibit
Benih yang telah disebarperlu pemeliharaansepertipenyiraman,pengaturanatapbedengaq
sertapengendalianhama dan penyakit.Penyiramanhendaknyadilakukanhati-hatidengangembor
berlubangpancaranair kecil, diberikanbeberapakali untuk menjagakelembabanbedengantetapi
tidak berlebihan.Penyiramanpada stadia awal pada 1-14 hari setelahsebarbenih sangatpenting.
Benih yang berkecambahberadadekat denganpemrukaantanahdan untuk pertumbuhannyasangat
membutuhkankelembabanyang cukup. Penyiramanair yang berlebihanpada periode ini akan
menyebabkanpencucian pupuk dan memacu penyakit damping ofi Selama periode pertumbuhan
bibit yaitu umur 3 sampai5 minggu, cukup diberi air dua kali per minggu dan selanjutnyainterval
pemberianair dikurangi menjadisatukali per minggu agarbibit kuat.
Padadaerahdenganketinggianlebih 1100 m dpl., kemungkinanpada saatpembibitankeadaan curah hujan cukup, maka padakondisi demikianpenyiramandapatdikurangi atausamasekalitidak perlu penyiraman.Pada stadiapertamasebelumbibit berkecambahtidak perlu membukaatap
bedengan.Apabila daun hijau kecil pertamamuncul, atapbedenganperlu dibuka, paling sedikit 3
jam tiap pagi hari kecualipadasaathari hujan,makin tua umur bibit, atapdibuka makin lama.
Hama yang sering menyerangbibit di bedenganadalah semut dan ulat Spodoptera liara dan
Agrotis ipsilon. Hama ini dapat dikendalikan denganLannate 15 WP (metomil 25%) konsentrasi
l,O-L,5%6atauAzodrin 15 WSC (monokrotofosl1Vo) konsentrasiZVo,ataudenganinsektisidalain
yang tersedia di pasaran.Penyemprotandilakukan satu minggu sekali setelah bibit umur 2-3
minggu sebagaitindakanpencegahan.
Penyakit yang sering dijumpai adalahembuntepung,antraknose,dandamping of yangdapat
dikendalikan denganfungisida BB (Bubur Bordo) yang disemprotkantiap satu minggu atau tiap
habis hujan. KonsentrasipenyemprotanO,5%BB pada bibit umur 2-3 minggu, dan l7o BB pada
bibit umur 4-5 minggu. Penyemprotandapat pula menggunakanfungisida yang lain.
Pemeliharaansebagaimanatersebutdi atasmerupakancara umum dilakukan terhadappembibitan. Tentu saja pelaksanaantergantung keadaansetempat.Pembukaanatap bedenganjuga
jarang dilakukan. Pernbibitandi daerah Parikesit,tidak digunakan atap karena daerah tersebut
setiaphari selaludiliputi oleh kabut.
6. Pencabutan Bibit
Apabila bibit telah mencapaitinggi 10-15 cm atausudahberumui +OOOhari dapatdipindahkan ke lapang.Sebelumdicabut bibit di bedenganperlu dikuatkandengancaramembukaatapse-
22
penuhpadasiangmaupunmalamhari,kecualihujan,selamapalingsedikit1 minggu.Sebelum
:T1
bibit dicabutsoreharinyabedengan
disiramair cukup,agartanahiunulidunmudahOicaUut
dengan
akar
tertinggal'
Setelah
pencabutan
bibit,
bedengan
harus
disiram
lagi
agar
tanah
dan
akar
ryOiti!
dari bibit yangtersisadi bedengan
merapatkembali.Caiamencabutbibit adalahl"r,grn memegang
daunterbesar
kemudianmencabutnya.
Bibit yangdicabutadalahbibit yangbesar-Gsar
sala.iiuit
sisaini dipeliharalagi untuk pencabutan
berikutnya.Agar bibit yangtersisaperrumbuhannya
kuat
perlu dipupuk lagi denganpupuk nitrogendalambentuknitrat itau ZA. setilah pemupukarq
permukaandaundisemprotdenganair bersihagarpupukyangmelekatdi daunterbasuh.
PENGELOLAAN TANAMAN DI LAPANG
1. PengolahanTanah
Pengolahantanah bertujuan untuk melonggarkantanah lapisan atas agar mempunyai aerasi
yang baik. Hal ini sangatpenting untuk menjamin pertumbuhanakar yang cepat.
KekuranganOz
udaradalam tanah akan menghambatpernafasanakar sehinggaaktivitasakar akan
menurunantara
lain penyerapanair dan hara (Tso, 1972). Selain itu pengolahantanahjuga bertujuan
membentuk
guludan untuk menghindarigenanganair pada perakarandan pencucianhara terutama
hara nitrogen. Kelebihan air pada daerahperakaranmenyebabkanakumulasiCO2 berasal
dari respirasianaerob organisme tanah, menyebabkankeracunandan pembusukanakar (Willey, 1970;
Wiiliamson,
1970), sehinggaberpeluanguntuk terjangkit penyakit layu bakteri danlayu piytopthora(Akehurst,
1981). Untuk mengatasikelebihanair perlu dibuat saluranpembuangaii yang cirup.
Sistempembuang air sangat diperlukan terutama selama bulan pertama setelJh tanam, karena
pertumbuhan
akar terjadi selamaperiode ini (Akehunt, 1981; papenius dan
euin, 19g4).
1.1 Lahan Tegal
A. Lahan Tegal Elevasi Lebih 1100 m dpl.
Pengolahantanah pada lahan tegal di atas 1100 m dpl. yaitu di daerahLamuk, Lamsi, paksi,
dan Toalo dilakukan hanyasatu kali per tahun padabulanbeiember-Januariyang
dipeniapi,ununtuk bawang putih yang ditanam dengan cara tumpang gilir dengantembakau.pola
tanam terdiri
bawangputih//tembakau//jagung.
Pengolahantanahninggunaka-ncangkul sedalam30-40 cm. Selanjutnyatanahdibiarkan sekitar2-3 minggu sampailapisantanaholahlers ebutdayungyaitu
mulai
terbentuk agregatbaru serta tanah dan pupuk hijau yang dibenam mengalami proses-p'qtombakan
sehinggatidak merugikan tanaman.Iahan tersebutdicangkul kembali dengan**u"otut
guludan
disesuaikanjarak tanam tembakau80 cm x 70 cm dengantinggi guludanj0
Arah gultidan se"-.
baiknya agak serongmembentuksudut 1 35o denganarah leieng, agar air bisa
tuntasdan kurang
berpengaruhpada erosi. Panjangguludan disesuaikandengantingkat kemiringan,
semakincuram
kemiringan lahan, guludan dibuat lebih pendek denganpemuatassaturanpemotong
denganteras
(jangetan) gulud yang membentuk sabuk gunung beifungsi sebagai
penahan air liripasai'permukaan guludan. Tingkat kemiringanjangetnn 5-lO% agar air limpasan dari guludan'-"oguti,
d"ngankecepatanrendah.
23
B. Lahan Tegal Elevasi Kurang 1100 m dpl.
Lahan tembakaukhususnyadi lereng Gunung Sumbing yang terletak di sekitar perkampungan
sampai ke bawah (kurang 1100 m dpl.) sebagianbesar merupakandaerahendemik penyakit lincat
yang mengakibatkankematian tembakau cukup tinggi. Pengolahantanahpada lahan lincat ini biasa
dilakukan dengan beberapa cara disesuaikandengan sistem pola tanamnya.Iahan dengan sistem
pergiliran jagung-jagung-jagung-tembakauumumnya selalu ditanami dan tidak sampai terdapat
waktu luang sehingga penanamanpada musim berikutnya tanah hanya dibersihkan dari rumputrumputan tanpa pengolahantanah yang berarti (minimum tillage), denganpengolahantanah secara
intensif dilakukansetelahberlangsung3 tahun sekali.
pengolahantanahdilakukanpadabulan April-Mei
Padapola tanam tembakau-jagung-jagung,
setelahjagungkeduadipanen.Carapengolahantanahsepedidi daerahLamsi yaitu mencangkulsedalam 30-40 cm denganmembalik lapisantanaholah dibenampada kedalaman4Ocm dan lapisan
tanah bawah diangkat ke permukaan untuk menanggulangi seranganpenyakit. Sedangkanpengolahan tanah dilakukan dengancara yang samajuga terjadi di lereng Gunung Sindoro.
1.2 PengolahanThnah Tegal yang Dianiurkan
Jenis tanah di daerahpegunungarVtegalberstruktur remah denganrata-ratatingkat kemiringan
lahan di atas207a Pengolahantanah pertamadilakukan denganmencangkuldan membenamkan
sisa-sisatanamanpadakedalaman30-40 cm. Carapengolahantanahini berlakuuntuk semualahan
tembakau di Temanggung. Untuk menanggulangitingkat erosi lahan yang tinggi di waktu pengolahan tanah yang jatuh di musim pengbujan maka sebaiknya lahan yang hampir keseluruhannya
belum berteras,perlu diusahakanuntuk membuatteras gilud Qangena) bersamaanpengolahantanah pertama.Jangetan tersebutjuga berfungsi sebagaipematanguntuk mengurangilaju gerakanair
yang dibuat sesuaidengankontur.Sedangkanjarak antariangerandisesuaikandenganpanjangguludan atautingkat kemiringanlahanyang akanditanamitembakaudenganbentukguludandiagonal
dari lereng. Pembuatanjangetan pada lahan yang mempunyai lapisan tanah olah tebal sebaiknya
dibuatkanrorak denganukuran panjang50 cm lebar30 cm dan dalam40 cm denganjarak10 m sebagai perangkappartikel tanah yang lererosi. Endapantanah dalam rorak dapat diangkat dengan
cangkulapabilarorak sudahhampir penuh.
1.3 PengolahanThnah di Lahan Tegal yang Tidak Dianjurkan (Sistem Klen'
tekan)
Pengolahantanah sistem klentekanini berkembangdi daerahlincat yang berlangsungsejak
sepuluhtahun terakhir, dalam satu areal hanya dapat dilakukan satu kali untuk selamanya.Cara
pengolahantanah dengansistem klentekan ini dilakukan pada bulan Januari-Februarisetelahjagung pertamadipanendenganmembuanghabis semualapisantanaholah sedalam30-50 cm. Upaya untuk mempermudahpembuanganlapisan olah ini dilakukan dengancara memasukkanaliran
air dari saluranpembuanganke dalamarealpenanamantembakaudi waktu hujan lebat.Selanjutnya
lapisantanaholah tersebutdicangkuldan dihanyutkanmenujuke aliran sungai.Apabila arealtersebut telah dilakukan pengolahandengansistem klentekan ini maka yang tertinggalhanya lapisan
tanah bawah yang kedap air (subsoil).Tembakauditanam dengancara melubangilapisansubsoil
sedalam25 cm dan diisi pupuk kandangyang telah terdekomposisisehinggatanamantembakauseperti ditanampadamedia dalampot yang terbebasoleh patogenlincat.
24
Tujuan pengolahantanahdengansistemklentekanini untuk membuangsemuapatogenlincat
yang telah menjadi wabah penyakit tanamantembakausejak bertahun-tahun.Ditinjau dari perkembanganarealyang diolah dengansistemklentekandari tahunke tahunbertambahluas sehinggadapat mengganggukelestarianlahan. Pengolahantanah secaraklentekan dilandasi oleh keinginan
petani untuk dapat menanamtembakaudenganbaik tanpa gangguanseranganpatogenlincat sehingga dapat menikmati hasil bumi dari panen tembakau yang bernilai ekonomis tinggi seperti
daerahdataranyang lebih tinggi di Temanggung.
Sebetulnyalahan yang diolah dengansistem klentekanini dapat ditanami tembakaudengan
tingkat kematian tanaman sangat kecil, tetapi hanya dapat berlangsung 2-3 kali tanam tembakau
dan selanjutnya tingkat kematian tanaman menjadi tinggi. Hal tersebut karena bibit sebagaibahan
tanam tidak dibuat sendiri oleh petani; tetapi mendatangkanbibit dari sentraproduksi bibit di
daerah lain yang sudah terjangkit penyakit. Daerah tersebut merupakanendemik penyakit yang dapat terbawa bibit dan berkembangsetelahditanam di lapang. Untuk mengurangipenyakit lincat sebetulnya dapat dilakukan dengan cara tidak menanami lahan dengantanamantembakaupaling
sedikit selama3 tahun.
2. PengolahanThnah Sawah
Lahan sawahmempunyaitopografiberbukit dan bergelombangdenganpola tanampadi-tembakau-jagung.Pengolahantanah biasanyadilakukan 2 kali dalam satu tahun yaitu pengolahan
tanah serentakuntuk tanam padi di bulan Desenrber-Januari,
pengolahantanah kedua setelahpadi
dipanenyaitu bulan April-Mei untuk tanamantembakau.Sedangkanjagung ditanamsetelahtembakau denganmemanfaatkanpupuk kandangdan residupupuk padalubangtanamtembakau.Persiapan lahan dilakukan denganmembabatjerami padi dan membuatsalurandrainasedi tepi pematang
searahkemiringan teras. Thnah diolah bila keadaansudah cukup kering denganmencangkulsedalam 30 cm. Selanjutnyasetelah3 minggu dari pengolahanawal dilakukan penggemburandan
pembuatanguludandcnganjarak antargulud 80 cm.
Tembakauyang ditanam di daerahsawahpada tingkat kemiringans 257o maka jarak tanam
yang banyak digunakan70 cm x 80 cm denganpopulasitanaman17.500 batangper hektar.Jarak
tanam tembakaudi sawahdigunakanlebih lebar karenatingkat seranganpenyakit yang mengakibatkan kematiantanamantembakaulebih sedikit. Bentuk habitustanamandi lahanini lebih kokoh
dan laju pertumbuhannyasangatcepatsehinggahabitustanamannyabesar-besar.
3. Jarak Thnam
;.i
Padalahan tegaljarak tanam yang ideal seharusnya50 cm x 90 cnq tetapi sekarangjarangdifakukan karena semakin meningkatnya seranganpenyakit dengantingkat kematian mencapai407o.
Petani beranggapanbahwa apabilatembakauditanam denganpopulasitinggi walaupun ada yang
terkenapenyakit masih adasisapopulasiyang mampumemberikanhasil yang tinggi sehinggajarak
tanam yang umum sekarangdigunakanpetani 60 cm x 70 cm. Daerahyang lebih banyak penyakit
jarak tanam yang digunakan70 cm x 50 cm. Usahauntuk meningkatkanjumlah populasitanaman
juga dilakukandengancaramembuatguludansearahataudiagonaldenganarahlereng.
25
4. Penanaman
PadaIahan tegal di atas ketinggian 1100 m dpl..{embakauditanam secaratumpang gilir dengan bawang putih. Bawang putih ditanam pada bulan Januari-Februari,secaramelingkar seperti
cincin seluaspermukaanpupuk kandangpadalubangtanamsesuaijarak tanam tembakau.Sedangkan tembakauditanam pada bulan Maret di tengah lingkaran populasi bawangputih yang sudah
berumur2-3 bulan.
Padalahan tegal dcnganketingiankurang dari I 100 m dpl. tembakauditanamsecaratumpang
gilir denganjugung dilakukan sekitarbulan April. Sedangkancara tanam tembakaudilakukan dengan dua carasesuaidenganpola tanamnya.
a)
b)
Padapola tanamjagung-jagung-jagung//tembakau,
penanamantembakaudilakukanpadabulan April secaratumpang gilir denganjugung ketiga. Tembakauditanam denganmembuat
lubang tanam di dalarnbarisandi antaratanamanjugungdenganmengisipupuk kandangsebanyak0,5 l/lubang,tembakauditanampadasaatjagung padafasepremordiabungamekar.
Pada pola tanamjagung-jagung{embakaudenganmenanamtembakausetelahjagung kedua
dipanen,dilakukanpengolahantanahdan dibuatkanguludandanjangetan.
Tembakauyang ditanam di lahan sawah sedikit berbedadibanding dengantegal. Bibit yang
digunakanuntuk lahan sawahberasaldari daerahGunung Dieng denganukuran bibit sangatkecil
dengantinggi sekitar3-7 cm meskipunsudahberumurlebih dari 70 hari. Sebelumbibit ditanamlahan diairi (di-leb) denganketinggianair genangan1/3 bagiandari tinggi guludan.Selanjutnyatembakau ditanam pada lereng timur guludan yang dibuat sedikit miring ke timur. Penanamandilakukanpadasorehari untuk menghindarisengatanmataharidan agarbibit tidak stagnasi.
5. Pembumbunan
5.1 Lahan Tegaldi Daerah Lamuk, Lamsi, dan Paksi
SelamapertumbuhantembakautemanggungkhususdaerahLamuk, Lamsi, dan Paksi dilakukan pembumbunansebanyak3-4 kali. Pembumbunandilakukan untuk menggemburkantanah di
sekitar perakarantanamansambil membersihkanrurnput.Pembumbunanpertamadilakukan pada
umur 10 hari yang merupakanbumbunringan.Thnahguludandi antaratanamantembakaudi dalam
barisan dicangkul dan dibalik untuk melonggarkantanah agar tembakauyang baru ditanam pada
awal pertumbuhannyadapat membentukperakaranbaru yang lebih baik, karena tembakauyang
baru ditanamsangatrentanterhadapderaanIingkungan.
Pembumbunankedua dilakukan pada 30 hari setelahtanam atau diusahakansebelumpemupukan N kedua.Padapembumbunanini tanamansudahagakkokoh dan sudahterbentukdaunsebanyak 4-5 lembar daun. Pembumbunanmenggunakancangkuluntuk menggemburkandan memperbesarguludan.
Tujuan dari pembunlbunanini adalahuntuk memperbesarmediatanahdi daerahperakaransehinggatanamanmendapatsuplai nutrisi, air, dan oksigenyang lebih baik dan agartanamantumbuh
lebih kokoh dan tidak mudahrebah.
Pembumbunanketiga dan keempathanya dilakukan pada daerahdi atas 1100 m dpl. setelah
dilakukan panenpertama.Hal tersebutbertujuanuntuk mengembalikanguludanyang sudahtererosi oleh air dan angin. Tujuan lain dari pembumbunanketiga dan keempatini untuk menciptakan
kandunganoksigen tanah lebih banyak di musim kemarausehinggatanah pada daerabperakaran
temperaturnyadapat lebih rendahdan tanamanakan mampu bertahanhidup lebih lama. Pembum-
26
bunan ini dapat meningkatkanmutu tembakaukarenadaun yang dihasilkanlebih elastisdan berbodi. Pembumbunanyang menghasilkanguludanbesarmampumemperpanjangumur tanamandan
akanmeningkatkanmutu.
5.2 Lahan Tegal di Daerah Lincat dan Toalo
Pembumbunantanamantembakaudi daerahlincat ini padaumumnyadilakukankurangintensif dibanding dengandaerahLamsi. Pembumbunandilakukan dua kali denganbentuk bumbunan
lebih kecil dan guludan dicangkul kurang dalam sehinggaterkesankurang intensif.Pembumbunan
pada umur 35 hari bersamaandenganpembuangansisa tanamanjugung yang baru dipanen.Pada
pembumbunanini dibentuk guludan agak besar karena pertumbuhantanamansedikit etiolasi (tumbuh memanjang). Selanjutnya dilakukan penyianganrumput pengganggutanaman.Rumput ini dapat menyebabkandaunbawah tembakaumengalamipenuaandini. Hal ini karenaterjadi penaingan
air dan nutrisi antaraakar rumput dan tanaman.
Pembumbunanyang kurang intensif juga menjadikantanahpermukaanmenjadi padat karena
faktor deraan hujan dan tertutupnya pori tanah dari pengaruh air limpasan. Pembumbunanringan
banyakdilakukan di lahan lincat. Hal ini dilakukan karenapenanamantembakauyang terlalu rapat
sehinggasulit untuk membuat guludan besar.
Pembumbunanpada daerahToalojuga Swanbingdan Tionggangdilakukan sebanyakdua kali
dengan membuat guludan besar pada pembumbunanpertamadan pembumbunankedua. Selain
pembumbunansering dilakukanjuga pengeprasanguludan (penguranganbumbunan)pada saat2
minggu menjelangpanenterutamabagi tanamantembakauyang mendekatipanentetapi daun tembakau masih tumbuh hijau segar,belum menunjukkanketuaandaun. PenguranganbumbunandiIakukandenganmenghilangkantanahdi sekitarpangkalbatangtembakausehinggaperakaranmenjadi terlihat dan tanamanmengalami stagnasi.Percepatanpenuaandaun denganpengeprasanguludan bedujuan untuk mengejarhargabaik tembakaudi pasaran.Petanipadadaerahini seringjuga
melakukan pengupasankulit batang secaramelingkar sebesar1 cm atau memilin batang bawah
agarprosespenuaandaun lebih cepat.
5.3 Lahan Sawah
Pembumbunandi lahan sawahpada pertumbuhanawal tanamanmemangsedikit ada perbedaan yang dipengaruhioleh kondisi lengastanah di lapanglebih tinggi. Tembakautemanggungdi
lahan sawah (Tionggang) ditanam pada bulan Mei-Juni setelahpadi dipanen.Pembumbunandilakukan dua kali yang pertamadilakukan 10 hari setelahtanamdengancaramembukagr{udan denganjarak 7-10 cm dari pangkalbatangdan dibiarkanterkenasinar matahariselama7 hi'ri dengan
tujuan agar media turnbuhtanamanmendapatkanoksigenlebih banyakdan terhindardari serangan
penyakit. Apabila media tanam sudah menunjukkantingkat kekeringantertentu baru dilakukan
pembumbunandengangulud sedangyang ukurannyadisesuaikandengankondisi tanaman.
Pembumbunankedua dilakukan setelahtanamanberumur 25-30 hari dengancara pembumbunan seperti daerahtegal denganmencangkul dan membumbunbesar.
27
6. Pemupukan
6.1 Lahan Tegal
Untuk mendukung pertumbuhan tembakau temanggung yang optimal perlu ditambahkannutrisi dari bahan organik berupa pupuk kandang yang sudah terdekomposisi.pupuk kandang yang
biasa digunakan terdiri beberapamutu dan sumber.P6da daerahI-amuk, kmsi, dan paksi terietak
di atas 1100 m dpl' kebutuhanpupuk kandangjauh lebih banyakdibandinglahan lincat maupunlahan sawah.
Pupuk kandang sebelumdipakai dipeniapkan lebih dahulu dengancara mengadukpupuk kandang agar berstruktur gembur dan remah dan dipisahkan antarapupuk kandattg yuog sudah masak
denganserasahlainnya. Lahan siap ditanami apabilalubangtanam sudahdibuaf paJa guludan dengan kedalaman30 cm dan lebar 30 cm denganjarak lubang sesuaidenganjarakianam tembakau,
selanjutnya pupuk kandang diberikan dengan dosis 2-3 liter/tanaman.Pupuk dasar diberikan pada
lubang tanam sebanyak 150 kg SP-36 dan 100 kg Urea per hehar dengan posisi di bawah pupuk
kandangdan ditutup tanahsetebal5-7 cm selanjutnyaditanamibawangputih
PemupukanN pada tembakau sebanyak600 kg ZA yang diberikan pada 15 dan 35 hari
setelahtanam masing-masing1/2 dosis denganN pertamadiberikansetelahbawangputih dipanen
(Rachmanet al., 1988).Apabila terdapattanda-tandadaun tembakaumenguningminunjukkan gejala kekuranganN meskipun tembakau sudahberumur 50-60 hari masih perlu pimupukan susulan.
Pemupukansusulanini biasanyajuga diiringi pembumbunanketiga ataukeempatdan banyakdilakukan di daerahLamsi denganharapantanamantembakaudapatberumur lebih panjangian daun
bawah mampu bertahantidak cepat menguning.Cara pemupukanN dilakukan denganmembuat
lubang denganditugal ataudicangkulsedalam10 cm denganjarak 10 cm dari batangtembakau,selanjutnyasetelahdiberi pupuk N Iubangditutup kembali dengantanah.
PadadaerahToalo dan Swanbingtembakautidak ditumpanggilirkandengantanamanbawang
putih sehinggapupuk kandangdan pupuk dasarSP-36 dan Urea diberikanpada saattanamtembakau' Dosis dan carapemberiannyasepertidi daerahLamsi dan pemupukanN baik dosisdan waktu
pemberiannyajuga sepertidi daerahI-amsi dan Paksi.
Thkaranpupuk kandangpadatembakaudi lahanlincat hanya ll2-lliter pertanamantanpapupuk P dan K karenadipengaruhioleh tingkat risiko kematiantanamantembakaudi lahan lincat sangat tinggi selainjuga dipengaruhiadanyatumpanggilir denganjagung yang mempunyainilai ekonomis lebih rendah dibanding denganbawangputih. Tembakauditanam di dalam baris di antara
tanamanjagung sehinggasulit mendapatkanlubang tanam yang lebar sebagaitempatuntuk meletakkan media pupuk kandang.PemupukanN pertamadigunakan200 kg Urea yang diberikanpada
umur 25 hari dan N kedua300 kg ZAper hektaryang diberikanpadaumur 35-40 hari dengancara
yang samadengandaerahtegal.
6.2Lahan Sawah
Penggunaanpupuk kandang di lahan sawah menurut Rachman dan Djajadi (1991) lebih
sedikit dibandingtegal yaitu sebanyakll2liter per tanaman.Pupuk kandangdiberikansatuminggu
sebelumtanamdengancaramernbuatlubangtanammenggunakantugal yang besar,selanjutnyaditambahkanpupuk P dan K semuadosis dan ditutup dengantanahpada saatmenjelangtanam.pemupukanN, P, dan K sebanyak400 kg ZA,150 kg SP-36,dan L00 kgZK per hektar.pemupukan
N diberikan dua kali pada L0 dan2l hari setelahtanam masing-masing1/2 dosis dengancara ditugal 10 cm dari pangkalbatang,setelahpupuk diberikanlubangditutup tanah.
28
7. Pemangkasandan Penyirungan
Usaha untuk meningkatkan ketebalandan mutu tembakautemanggungdilakukan pemangkasan tunas pucuk setelah tembakau menunjukkan kuncup bunga pada umur 55-70 hari dengan memangkaspada posisi tepat 3-5 daun di bawah daun bendera(Djajadi et al., 19fl)). Munculnya kuncup bunga tergantung tinggi tempat semakin tinggi tempat kuncup bunga akan muncul lebih lambat.
Pemangkasandilakukan secaraserempaksetelahlebih kurang 3O-4% dari populasi sudah
membentukbunga dan sebagiansudahmulai ada yang mekar.Pemangkasandilakukan padajam
08.00-11.00 WIB saat cuaca cerah dengan harapanluka bekas pemangkasanakan segeramenutup
bila terkena sinar matahari,terbentukjaringan baru sehinggatidak mudah terinfeksi penyakit.
Pemangkasanyang terlambat menyebabkan daun bawah cepat menguning dan daun kurang
elastis.Apabila daun tenebut dipaneq lamina daun mudah robek dan patah karenasemuaasimilat
hasil fotosintesistelah diangkut ke bunga maupun tunasbaru. Sirung tembakauakan tumbuh 7-10
hari setelahpemangkasan.Pembuangansirung banyak dilakukan secaramekanis sampai 7 kali
dalam satumusim. Keterlambatanpembuangansirung akanmenurunkanproduksi dan mufu.
Penggunaanbahanpenghambatpertumbuhansirung yang mengandungbahanaktifbutralin 4(l,ldimethyl ethyl)-N-(l methyl promyl) 2,6 dinitra benseneamine (claH2rNroa) yang mempunyai sifat menghambat tunas secara sistemik lokal masih jarang digunakan (Tirtosastro et al.,
1985). Hal tersebut karena daerahTemanggungcurah hujannya tinggi, sehinggapenggunaanbahan
penghambatpertumbuhansirung kurang efektif.
8. Panen
Petik daun tembakautemanggungdalam satu musim dilakukan 5-7 kali tergantungdari jumlah dan tingkat ketuaandaun.Setiappemetikandilakukandua tahapyang bertujuanuntuk mempertahankanmutu denganmemetik daun yang mempunyai tingkat ketuaansama.Thhappertamadilakukanpetik daun secaraselektif terhadapdaun yang sudahmenguningdan masakdi pohonuntuk
dipanendan diperam tenendiri. Thhapkeduadisusul petik daun secaraserempakdenganmemilih
daunterbawahyang sudahmemenuhiketuaanoptimal sebanyakL-3 daunper tanaman.
Berdasarkanpenentuanwaktu panenuntuk tembakautemanggungdibedakanberdasarkankebiasaandi dua daerahyaitu: 1) panendi daerahLamuk, Lamsi, dan Paksi danZ) panen di daerah
Toalo,Swanbing Tionggang dan Kidul.
8.1 Panen di Daerah Lamulq Lamsi, dan Paksi
.j,
Kriteria ketuaandaun tembakautemanggungjuga sangatditentukanoleh posisi daunnyayaitu
pada posisi daun bawah berwarnahijau kekuningan.Selanjutnyasemakin ke atas daun tembakau
yang sudahmenunjukkanketuaanakandidominasioleh warna kuning kehijauan,dengantepi daun
menggulung ke bawah dan apabilatulang daun dipatahkandengantangan tidak langsungpatah
karenakandunganselulosenyatinggi, selainitu juga akan mengeluarkanaromayang harum sesuai
posisi daun,menunjukkankhasdaerahp€nanamannya.
Padaumumnya panenmaupunpembelianoleh pabrikandi daerahtembakautemanggungberdasarkanpada perhitunganpranotomongso.Pedomanpranotomongsoselamamusim panen tembakaudapatdijelaskansebagaiberikut:
29
a) Musim Kesatu atau disebut Mongso Kaso dalam satu musim selama 41 hari dimulai dari
mengtanggat 22luru sampai 2 Agustus. PadaMongso Kaso ini tanemantembakausaatnyapetani
dengan
terbaik
pemeliharaan tanaman tembakau intensif agar bisa nrengbasilkanmutu
upfrtro
cara mempertahankanguludan tetap besar, gembur, dan tidak banyak rumput peryganggp' Faktor
dengan
lain berupa pemangkasanyang tepat waktu dan pembuangansirung hanrs selalu dilakukan
ditenrbakau'mulai
ini
baik sehingga sirung tiaat tumUul memanjang. Pada akhir Mongso Kaso
Karo'
panen daun bawah sebanyak1-3 daun yang dirajang dan dipasarkanawal Mongso
3
b) Musim Kedua atau Mongso Karo dalam satu musim selama 23hari dimulai dari tanggal
untuk
rokok
pabrikan
yaitu
konsumen
pedoman
,"rnpui 25 Agustus. Mongso faro ini digunakan
2-3 kali
membeli hasil panen temlakau. Tembakau di daerah Lamuk, Lamsi, dan Paksi dipetik
petik pada posisi daun bawah sampaidaun tengah'
dari
c) Musim Ketiga atau Mongso Katigo dalam satu musim selama 24 harj yang dimulai
memanen
petani
untuk
pedoman
oleh
sebagai
digunakan
September
18
tanggal 26 Agustus sampai
PadaMongso
teniiat"u di Jaerah I-amuk, I-amsi, dan Paksi pada posisi daun tengah sampaipucuk'
G'
E
sampai
grade
dengan
srintil
Katigo mulai muncul mutu
dimud) Musim Keempat atau disebut Mongso Kapat dalam satu musim selama24hari yang
yang
masih
lai darl tanggal L9 September sampai 13 Oktober. Pada musim Kapat daun tembakau
jumlah
hanya
dan
terbatas
bertahanhanya di daeiah I-amuk dan I-amsi, tembakau di lapang dalam
menghasilkan
tanaman y"og U"tul-betul sehat dan mampu mempertahankanketuaandaunnya bisa
dipanenpadaMongsrintil grade fr aan t (mutu paling istimewa). Sedangkandi daerahPaksi sudah
so Katigo.
pranotomongso bersifat spesifik lokasi khususnya di Pulau Jawa, mengklasifikasikan musim
perubahan yang
berdasarkanperubahan cuaca selama satu musim (mongso) terutama terjadinya
sampai Mongso
Kaso
Dari
Mongso
sangat *.n"olok pada perubahan suhu (Harjodinomo,1975).
dan suhu
berawan
yang
tidak
kemarau
fap'at te4aAi p"n;ngkutun intensitas matahari karena musim
turun
terjadi
tidak
Kapat
Mongso
sampai
menurun pada mutam Utri. Apabila periode Mongso Kaso
respisedangkan
tinggi
fotosintesis
aktivitas
hujan, maka pada periode Monpo katigo dan Kapat
photosynthesis yang
rali rendah, sehinggamenghasilkannettphotosynthesis yangtinggi' Padanett
tembakau setelah
daun
ini
kondisi
Pada
tinggi akumulasi karbohidlat di daun juga semakin tinggi.
srintil.
menghasilkan
bahkan
dapat
difirmentasi dapat menghasilkanmutu tembakauterbaik,
mencapaikriteria
Berdasarkansyarat-syarattersebutdi atasmaka daun tembakauharus sudah
Sedangkan
bawah'
daun-daun
untuk
Karo
Mongso
awal
ketuaan pada akhir Mongso Kaso sampai
atas dan
daun
untuk
dan
Karo,
Mongso
pada
ketuaan
untuk daun tengah sudui'mencapai kriteria
Kapat'
dan
Katigo
pucuk sudahmencapaiketuaanpada Mongso
8.2 Panen Tembakau di Daerah Toalo, Swanbing, Tionggang, dan Kidul
daun pucuk pada akhir
Panenpertamadaun bawah pada akhir bulan Juli dan panenterakhir
sebanyak1-3 lembar
petik
kali
6-7
dilakukan
tembakau
panen
bulan Agustus. Dalam satu musim
yaitu gradeA
sedang
mutu
menghasilkan
ini
daerah
Di
na;.
ti
daun seiali petik denganinterval
sangatteryang
pembelian
waktu
tenggang
memberikan
rokok
sampai D. Konsumen dari pabrik
jual
Saat teneyang
tinggr'
harga
menikmati
dapat
petani
itu
batas berkisar 2-3 minggu. bada saat
pada
Apabila
jatuh
Agustus'
2-25
tanggal
yang
Kiro
Mongso
Kedua atau
but terjadi selama
dimasih
rajangannya
hasil
di,lapang
tersisa
gtau
-uril
masih
ini
akhir bulan Agustustembakaudi daerah
konsumen
oleh
harga
penurunan
menghadapi
akan
petani
maka
timbun untuk ditunda penjualannya
peluang pasar yang diberikan oleh konsampai 807o (sering iir.ilut harga ketokan). Mengingat
30
.
'
.i.
r'.1'
1
sumen hanya sekitar 3 minggu sehinggapetani akan menyesuaikanwaktu panennyadipercepatagar
dapatmenikmati hargajual tembakauyang tinggi.
DAFIAR PUSTAKA
Akehurst, B.C. 1981. Tobacco.2 od' ed. f-ongman. I-ondon. 551pp.
Anderson. 1952' Growing tobacco in C-onnecticut.The Connecticut Agricultural Experiment Station Neet Haven Bulletin (56a):110.
Collins, W.I( and S.N. Hawla. 1993. Principles of flue-cured tobacco production. 1"r ed. N.C. State Univ.
301pp.
Djajadi, Supriono, dan Suwarso. 1990. Pengaruh cara pangkas, pupuk N, dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan, hasil, dan mutu tembakautemanggungdi Kediri. PenelitianTanamanTembakaudan Serar
5(2):rL5-L23.
Harjodinomo,S. 1975.Ilmu iklim dan pengairan.BinaciptaBandung.2O6hal.
Kasperbauwer' 1968. Germinations of tobacco seed. I Inconsistency of light sensitivity. Tobacco Scienoe
(12):20-24.
Papenfus, H.D' and F.M. Quin. 1984. Tobacco. The physiology of tropical field crops. p.R. Goldworthy and
N.M. Fisher eds. John Wiley and Sons [-rd.
RachmanA., Djajadi, dan A. Sastrosupadi.1988. Pengaruhpupuk kandangdan pupuk nitrogenterhadapproduksi dan mutu tembakautemanggung.PenelitianTanamanTembakaudan Serat3(1):15-22.
Rachman,A. dan Djajadi. 1991. Pengaruhdosis pupuk N dan K terhadapsifat-sifatagronomisdan susunan
kimia daun tembakautemanggungdi lahansawah.PenelitianTanamanTembakaudan Serat6(1):2L-31
Seltman, H' 1963' Studies with flue-cured tobacco seedling during the first three weeks of growth. Tob. Sci.
'l:37-50.
Tirtosastro S., A.D. Hastono, dan E. Purlani. 1985. Pengaruhpengatur tumbuh tunas tembakauTamex 24 EC.
terhadapproduksi dan kualitas tembakaurajanganvirginia . l:poran Kerja SamaBalittasdan pT Agrocarb Indonesia.Malang. 11 hal.
Tso, T.C. 1972. Physiology and biochemistry of tobacco plant. Dowden, Hutchinson, and Ross. Inc.
Stroudsburg.Pa.
Willey, C.R. 1970. Effect of short periods o[ an aerobic and near aerobic condition on water uptake by tobacco
roots. Agron. I . 62:224-229.
Williamson,R.E. 1970. Effect of soil gas compmition and flooding on grorvth of Nicotiana tabacum L
Agron J.62:80-82.
31
Download