BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perbankan merupakan

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan merupakan salah satu tonggak perekonomian di Indonesia,
karena bank memiliki peran penting dalam penghimpunan dan penyaluran dana
masyarakat untuk berbagai kepentingan yang secara langsung berhubungan
dengan berbagai macam komunitas lingkungan masyarakat (Janah, 2011).Yang
dimaksud dengan komunitas dan dampaknya tersebut bank tidak hanya
menjalankan tugasnya sebagai perbankan yaitu memberikan dana atau
menghimpun dana saja namun wajib memberikan rasa kepedulianterhadap
komunitas yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan operasinya.
Salahsatu bentuk kepedulian tersebut adalah program Corporate Social
Responsibility (CSR).
CSR bank tidak hanya dilihat sebagai tanggungjawab, namun memiliki
manfaat yakni ingin menjalankan bisnis dengan lebih bermartabat, dengan
konsekuensi akan mengurangi profit. Perbankan seharusnya menjalankan bisnis
tidak semata untuk profit melainkan lebih dari itu, yakni kelangsungan organisasi
perbankan itu sendiri.
Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang
kemudian direvisi menjadi UU No. 3 Tahun 2004, sebagai bank sentral (BI)
diwajibkan untuk dapat mencapai dan memelihara kestabilan nilai tukar rupiah.
1
2
Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat tiga pilar utama yang menjadi tugas BI
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter yaitu mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran dan mengatur dan mengawasai bank.Selain
dituntut untuk dapat melaksanakan tugas-tugas utamanya tersebut, BI juga
diminta untuk tetap memiliki kepedulian terhadap lingkungan (komunitas)
sebagai wujud corporate social responsibility-nya (www.bi.go.id 2014).
Peraturan CSR di perbankan dipertegas oleh Gubernur Bank Indonesia
pada pertemuan tahunan perbankan pada tanggal 18 Januari 2008, yang
menyatakan bahwa wajib untuk menerapkan program Corporate Social
Responsibility bagi setiap bank yang nantinya akan dibahas dan disepakati
bersama. Terkait dengan hal ini, Bank Indonesia berpandangan bahwa CSR
industri perbankan dapat terarah pada upaya-upaya strategis dalam poses
pembentukan masa depan bangsa.
Hal tersebut mendorong perusahaan sektor perbankan untuk mulai
melaksanakan kegiatan tanggungjawab sosialnya. Bank Indonesia melalui
program CSR yang memiliki slogan BI COMMUNICATE -Ecosystem, Small,
Medium Enterprise, end Education for People berusaha untuk mengedepankan
kegiatan yang bermanfaat bagi perusahaan dan komunitasnya dengan tujuan
untuk :
1) Meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat
ekonomi menengah dan kecil.
3
2) Membantu program Pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia
yang unggul dan berkualitas serta mampu berkompetisi dengan SDM
asing.
3) Meningkatkan dan memelihara ekosistem melalui kerjasama dengan
segenap masyarakat.
Meskipun belum ada undang-undang resmi atau peraturan yang
mewajibkan bank untuk melakukan aktivitas tanggungjawab sosial, namun
banyak bank telah melakukan kegiatan CSR dan melaporkannya di dalam laporan
tahunan perusahaan.
CSR dapat memberikan image positif pada masyarakat yang penting bagi
perusahaan dengan visibilitas publik yang tinggi seperti bank (Branco dan
Rodrigues dalam Janah 2011). Hal ini dikarenakan pengungkapan keterikatan
masyarakat dengan pihak bankakan menjadi daya tarik tersendiri untuk diketahui
oleh publik, yang ditujukan untuk mendapatkan perhatian masyarakat melalui
kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Dengan adanya kegiatan tersebut
diharapkan masyarakat tertarik untuk bergabung menjadi bagian dari bank
sebagai mitra atau nasabah pada bank tersebut. Hal inilah yang membuat program
CSR bank meningkat dari tahun ke tahun. Dalam program CSR perbankan
syariah harus benar-benar menyentuh kebutuhan asasi masyarakat untuk
menciptakan pemerataan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat.
4
Salah satu jenis bank yang memainkan peranan penting dalam
pengungkapan tanggung jawab sosial adalah bank syariah. Menurut Meutia dalam
Khairunnisa (2010), bank syariah seharusnya memiliki dimensi spiritual yang
lebih banyak. Dimensi spiritual ini tidak hanya menghendaki bisnis yang non
riba, namun juga mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas,
terutama bagi golongan masyarakat ekonomi lemah. Menurut Yusuf (2007),
posisi bank syariah sebagai lembaga keuangan yang sudah eksis di tingkat
nasional maupun internasional harus menjadi lembaga keuangan percontohan
dalam menggerakkan program CSR. Pelaksanaan program CSR bank syariah
bukan hanya untuk memenuhi amanah undang-undang, akan tetapi lebih jauh dari
itu bahwa tanggungjawab sosial bank syariah dibangun atas dasar falsafah dan
tasawwur (gambaran) Islam yang kuat untuk menjadi salah satu lembaga
keuangan yang dapat mensejahterakan masyarakat.
Dalam Islam, CSR bukanlah sesuatu hal yang baru. Tanggungjawab
sosial memang harus di terapkan dengan baik di lingkungan ekonomi dan bisnis,
politik, sosial. Islam melakukan koreksi terhadap perilaku bisnis khususnya pada
perbankan syariah dalam berbagai aktivitas sosial. Itulah sebabnya harus menjadi
perhatian tentang beberapa perkara dalam dunia perbankan syariah tersebut.
Pertama, pada saat ini bank syariah wajib mendorong umat agar lebih
berperan aktif dan peka terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonomi untuk
kemajuan umat. Kedua, bank syariah juga harus berperan agar lebih giat lagi
dalam komitmen sosial yang akan memiliki dampak untuk kehidupan yang lebih
5
baik bagi manusia (Erwanda, 2013). Bank Syariah sebagai sebuah entitas bisnis
yang berkomitmen untuk menjalankan segala transaksi bisnisnya sesuai dengan
nilai-nilai syariah dan mampu mengaplikasikan pertanggungjawaban secara
menyeluruh.
Selain
itu,
Bank
Syariah
sebagai
sebuah
entitas
harus
mengedepankan adanya keterbukaan, kejujuran, keadilan dan kewajaran.
Keterbukaan disini dalam kegiatannya bank syariah sangat terbuka bagi seluruh
lapisan masyarakat, serta maslahat yaitu dapat bermanfaat dan membawa
kebaikan bagi seluruh aspek kehidupan.
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa
Indonesia tanggungjawab sosial perusahaan merupakan salah satu dari praktik
pengungkapan laporan tahunan secara sukarela oleh pihak manajemen. Dalam
upaya peningkatan transparansi dan akuntabilitas, Ikatan Akuntan Indonesia
pernah mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) pada tahun
2005. ISRA adalah penghargaan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan
yang telah membuat pelaporan atas kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan
dan sosial disamping aspek ekonomi untuk memelihara keberlanjutan
(sustainability) perusahaan itu sendiri, baik yang diterbitkan secara terpisah
maupun terintegrasi dalam laporan tahunan (annual report).
Masih banyak Bank Syariah didunia yang tidak mengungkapkan laporan
pertanggungjawaban sosialnya secara sempurna (Sudaryati dan Eskadewi, 2012).
Mungkin dikarenakan bank syariah masih dalam proses perbaikan operasionalnya
untuk kegiatan sosial. Namun pada saat ini sudah banyak bank yang sangat
6
memperhatikan CSR karena berkaitan erat dengan keberlangsungan bank
tersebut, serta dengan adanya prinsip saling tolong menolong dan untuk
kemashlahatan smua umat pada bank sayariah sehingga penerapan CSR di bank
syariah begitu sangat penting.
CSR dipandang dapat membantu perusahaan memperbaiki kinerja
keuangan dan akses pada modal, meningkatkan brand image (reputasi) dan
penjualan, memelihara kualitas kekuatan kerja, memperbaiki pembuatan
keputusan pada isu-isu kritis, menangani resiko secara lebih efisien dan
mengurangi cost jangka panjang (Purnasiwi, 2011).
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan laporan CSR,
salah satunya adalah kinerja keuangan.Kinerja keuangan perusahaan perbankan
dapat menggunakan rasio CAR (capital), NPL (assets), ROA (earning) dan LDR
(likuidity) (Almilia dalam Kurniawansyah, 2013).
Selain itu juga kinerja keuangan dapat dilihat dari kemampuan
perusahaan menghasilkan laba (profitability), juga dari leverage perusahaan
(Purnasiwi, 2011). Tidak hanya itu, financial performance atau sering disebut
rasio-rasio yang sering digunakan oleh bank sebagai penilaian kinerja keuangan
bank
yaitu
kecukupan
modal
(CAR),
pembiayaan
bermasalah
(NPF),
profitabilitas (ROA), likuiditas (FDR) dapat mempengaruhi pengungkapan CSR
yang
masing-masing
rasio
tersebut
sebagai
pengukur
kesehatan
bank
(Kurniawansyah, 2013). Dalam pengambilan keputusan investasi, investor
seringkali melihat besar kecilnya bank dan melakukan penilaian terhadap kinerja
7
keuangan bank tersebut.Ukuran perusahaan (size) perusahaan merupakan variabel
yang banyak digunakan untuk menjelaskan beragam pengungkapan dalam
laporan tahunan perusahaan (Sembiring, 2005).
Hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian Purnasiwi (2011) secara
simultan ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh secara
signifikan terhadap pengungkapan CSR. Secara parsial size dan leverage
berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR, sedangkan
profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR
perusahaan. Penelitian Cahya (2010) meneliti bank di Indonesia hasilnya yaitu
size dan leverage berpengaruh signifikan terhadap CSR, namun ROA tidak
bepengaruh terhadap CSR pada perbankan di Indonesia. Hasil penelitian
Kurniawansyah (2013) NPL dan LDR tidak signifikan pada tingkat signifikansi
5% namun pada tingkat signifikasi 10% variabel NPL berpengaruh negatif
signifikan dan LDR berpengaruh positif signifikan terhadap CSR. Sedangkan
variabel CAR dan ROA tidak berpengaruh terhadap CSR pada perbankan.
Hasil penelitian Fitria dan Hartanti (2010) menunjukkan bahwa
pengungkapan CSR berdasarkan indeks global reporting initiative (GRI)
memeliki skor yang lebih baik dibandingkan indeks islamic social reporting
(ISR). Indikator-indikator GRI tahun 2006 memiliki rincian yang lebih
komprehensif dibandingkan indikator-indikator (ISR). Dalam Penelitian Erwanda
(2013) pada BNI syariah yang hasilnya adalah BNI syariah cabang Malang
8
dilaporkan hanya pada aspek CSR yaitu pendidikan dan masih belum melaporkan
kegiatannya pada aspek ekonomi maupun lingkungan.
Kemudian penelitian Khairunnisa (2010) yaitu membandingkan rasio
keuangan bank syariah sebelum dan sesudah penerapan CSR yaitu ROA dan ROE
stabil setelah menerpkan CSR, CAR dan FDR meningkat setelah menerapkan
CSR, NPF dapat terkontrol setelah menerapkan CSR, dan BOPO semakin rendah
setelah menerapkan CSR.
Dari uraian di atas peneliti ingin meneliti tentang pengungkapan
corporate social responsibility (CSR) di Perbankan Syariah. Karena penelitian di
sektor perbankan syariah masih sangat sedikit dan masih menggunakan refernsi
pada pengungkapan sosial yang dilakukan oleh bank konvensional dan
perusahaan, Maka dilakukan penelitian dengan judul :
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (STUDI PADA BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2012)”
Dengan judul di atas yang merupakan Kompilasi dari Cahya (2010)
namun
peneliti
mengembangkan
dari
penelitian
sebelumnya
dengan
menambahkan variabel independen kinerja keuangan bank yaitu CAR, NPF, FDR
serta menggunakan variabel dependen yang sama namun bedanya dengan
penelitan sebelumnya, penelitian ini menggunakan objek penelitiannya yang
bukan Bank Konvensional tetapi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada
periode 2010-2012.
9
B. Rumusan Masalah
Bank Umum Syariah (BUS) merupakan bank yang terus meningkatkan
eksistensinya di indonesia. kinerja BUS saat ini semakin baik dalam internal
ataupun eksternal nya. Agar tetap bertahan dan eksis, BUS tidah hanya
memperhatikan kondisi di internal saja, namun harus mempehatikan kondisi
eksternal nya.BUS harus memperhatikan dan tanggungjawab terhadap sosial
dengan cermat dan seksama di lingkungan sekitar agar masyarakat mengetahui
kinerja BUS dengan baik. Maka perumusan masalah akan dikemukakan sebagai
berikut :
1) Apakah ukuran bank berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) pada Bank Umum Syariah (BUS)?
2) Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Bank Umum
Syariah (BUS)?
3) Apakah Non Peforming Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Bank Umum
Syariah (BUS)?
4) Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) pada Bank Umum Syariah (BUS)?
10
5) Apakah Financing to Deposite Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Bank Umum
Syariah (BUS)?
6) Apakah Leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) pada Bank Umum Syariah (BUS)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui dan menguji pengaruh ukuranperusahaan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia.
2) Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR)
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Umum
Syariah (BUS) di Indonesia.
3) Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Non Performing Financing (NPF)
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Umum
Syariah (BUS) di Indonesia.
4) Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Return On Asset (ROA) bank
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Umum
Syariah (BUS) di Indonesia.
11
5) Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Financing to Deposite Ratio (FDR)
bank terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank
Umum Syariah (BUS) di Indonesia.
6) Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Leverage bank terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Umum Syariah
(BUS) di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
1) Bagi Praktisi
a. Bagi Pihak BUS / Manajemen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan
yang dapat bermanfaat bagi BUS dan dapat digunakan sebagai referensi
untuk pengambilan keputusan/kebijakan oleh manajemen perusahaan
mengenai pengungkapan CSR Bank Umum Syariah dalam laporan
keuangan yang disajikan.
b. Bagi Investor dan Calon Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang laporan
keuangan tahunan BUS sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk
pembuatan
keputusan
investasi.Penelitian
ini
diharapkan
akan
memberikan pengetahuan baru dalam mempertimbangkan aspek-aspek
yang perlu diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku pada
perhitungan (satuan moneter).
12
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan rangsangan pada
masyarakat sebagai pengontrol atas kegiatan yang dilaksanakan BUS.
Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan
hak-hak yang harus diperoleh.
2. Bagi Akademisi
a. Diharapkan dapat memperoleh pemahaman dan wawasan yang luas,
pengetahuan,
dan
pengalaman
sebelum
terjun
ke
bidang
yang
sesungguhnya di bidang perbankan dalam pengungkapan tanggungjawab
sosial.
b. Memberikan kontribusi berkaitan dengan Ukuran Bank, CAR, NPF, ROA,
FDR, Leverage terhadap pengungkapan corporate social responsibility
(CSR) di Bank Syariah.
c. Memberikan informasi bagi mereka yang berminat dalam bidang ekonomi
khususnya akuntansi dalam pengembangan ilmu akuntansinya. Dan hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan
perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Bagi Teoritis
Dari hasil penelitian ini dapat,
a. Mendorong Bank Umum Syariah (BUS) untuk memberikan perhatian
lebih dalam pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)
13
b. Memberikan kontribusi pengetahuan tentang ukuran bank, CAR, NPF,
ROA, FDR, leverage, terhadap pengungkapan Corporate Sosial
Responsibility (CSR).
Download