REUSE FREKUENSI Dalam konsep seluler, frekuensi dialokasikan untuk layanan yang digunakan kembali dalam pola yang teratur daerah, yang disebut 'sel', masingmasing ditutupi oleh satu BS. Sistem radio seluler mengandalkan alokasi dan reuse pada kanal-kanal pada daerah yang tercakup (Oeting, 1983). BS pada cell yang berdekatan (adjacent cell) ditentukan dengan grup kanal yang mana akan berbeda dengan cell tetangga. Antena dari BS didesain untuk mendapatkan coverage area yang diinginkan pada cell-cell tertentu. Dengan membatasi coverage area pada daerah perbatasan cell, grup pada kanal yang sama dapat digunakan untuk melingkupi cell yang berlainan, yang mana terpisahkan dengan jarak yang jauh untuk menghindari interferensi. Desain proses pada pemlian dan pengalokasian grup kanal pada semua BS di dalam sistem disebut dengan frequency reuse atau frequency planning. Cell ini biasanya heksagonal. Dalam siaran radio, konsep serupa telah dikembangkan berdasarkan pada sel belah ketupat. Untuk memastikan bahwa interferensi antara pengguna masih di bawah tingkat yang berbahaya, sel yang berdekatan menggunakan frekuensi yang berbeda. Pola cluster dan frekuensi yang sesuai digunakan kembali dalam pola yang teratur atas wilayah layanan secara keseluruhan. Gambar 2.1 Penggunaan Frekuensi Berulang pada Tiap Cell. Dengan memperhatikan gambar 2.1, dapat terlihat pada cell A, frekuensi kembali digunakan pada grup kanal yang berbeda. Jarak dalam Reuse Frekuensi Jarak terdekat antara pusat dua sel yang menggunakan frekuensi yang sama (dalam kelompok yang berbeda) ditentukan oleh pilihan ukuran cluster dan lay-out dari cluster sel. Jarak ini disebut dengan 're-use distance'. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa Gambar 2.2 Jarak Reuse penggunaan kembali jarak ru, dinormalisasi dengan ukuran masing-masing segi enam, adalah Untuk sel heksagonal, yaitu, dengan 'sarang lebah', sel lay-out yang biasa digunakan dalam mobile radio, ukuran cluster yang mungkin adalah C = i2 + ij + j2, dengan bilangan bulat i dan j (C = 1, 3, 4, 7, 9, ...). Integer i dan j menentukan lokasi relatif dari sel co-channel. Gambar 2.3 Lokasi relatif dari sel co-channel HANDOFF Saat pengguna bergerak melewati cell yang berlainan saat komunikasi sedang berlangsung, mobile switching center (MSC) secara otomatis mengirimkan panggilan tersebut ke kanal berlainan yang dicakup oleh area BS yang baru. Proses ini disebut dengan handoff. Gambar 2.4 Ilustrasi Handoff pada Perbatasan Cell Pada 2.4, terlihat bahwa mobile station (MS) yaitu pengguna, sedang melakukan komunikasi dan melewati perbatasan antar cell. Saat melewati perbatasan tersebut, radio signal strength indications (RSSI) memutuskan apakah panggilan tersebut perlu dilakukan handoff atau tidak. Pada gambar terlihat bahwa level sinyal tertentu akan memutuskan batas-batas dari MS. Saat sinyal dari MS melewati ambang handoff, maka komunikasi akan dilanjutkan melalui BS 2 dari BS 1. Tipe-Tipe Handoff Handoff dibagi menjadi dua kategori hard-handoff dan soft-handoff. Kedua tipe ini ditandai dengan "break before make" dan "make before break". Dalam hard-handoffs, sumber di awal diputuskan sebelum sumber baru digunakan, sedangkan soft handoffs, baik sumber daya yang ada dan baru digunakan selama proses handoff. Perancangan skema handoff yang buruk menghasilkan lalu lintas sinyal yang padat dan, dengan demikian, penurunan terjadi dalam kualitas layanan (QoS). Hard-Handoff Hard-handoff dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu: intracell dan intercell handoff. Gambar 2.5 Hard Handoff antara MS dengan BS Sebuah hard-handoff pada dasarnya adalah sebuah koneksi "break before make". Dalam pengontrolan MSC, handoff terjadi dengan memutuskan koneksi dengan BS 1 kemudian membuat koneksi kembali pada BS 2. Dalam hard-handoff, link ke BS utama dihentikan sebelum atau saat pengguna akan dipindahkan ke sel baru BS; MS tidak terhubung lebih dari satu BS pada waktu tertentu. Hard-handoff terutama digunakan dalam FDMA (frequency division multiple access) dan TDMA (time division multiple access), di mana rentang frekuensi yang berbeda digunakan dalam saluran yang berdekatan untuk meminimalkan gangguan saluran. Soft-Handoff Soft-handoff menggunakan sistem "make before call". Artinya, MS bergantung pada panggilan dan bergerak dari satu BS ke BS yang lain, tetapi MS mulai berkomunikasi dengan BS baru sebelum mengakhiri komunikasi dengan BS lama. Soft-handoff hanya dapat digunakan antara BS pada frekuensi yang sama. Teknik ini meningkatkan penerimaan seperti MS yang bergerak di antara sel-sel (pada batas sel). Selama soft-handoff MS sebenarnya berkomunikasi dengan lebih dari satu BS pada satu waktu, sehingga ketika saatnya untuk bergerak dari daya BS yang lemah ke yang kuat, MS sudah terhubung dengan yang lebih kuat. Selama soft-handoff, MS menerima independent closed loop power control dari dua BS dan melakukan logika untuk menentukan. Gambar 2.6 Make-before-break pada Soft-Handoff INTERFERENSI Interferensi adalah salah satu faktor yang sangat diperhatikan dalam performa sistem radio seluler. Sumber interferensi dapat terjadi oleh MS pada cell yang sama, panggilan yang sedang berlangsung pada cell tetangga, BS lain yang beroperasi pada pita frekuensi yang sama, atau sistem yang tidak terkait seluler yang kurang berhati-hati dalam kebocoran energi pada pita frekuensi seluler. Interferensi pada kanal suara dapat menyebabkan cross talk, yang mana pengguna mendengar interferensi atau suara yang tidak diinginkan saat komunikasi berlangsung. Pada kanal kontrol, interferensi dapat menyebabkan panggilan tak terjawab dan terblok akibat adanya eror pada pengiriman sinyal digital. Interferensi diakui sebagai kemacetan utama dalam peningkatan kapasitas komunikasi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan panggilan terputus. Dua tipe utama interferensi pada komunikasi seluler adalah interferensi co-channel dan adjacent. Interferensi Co-channel Interferensi co-channel (CCI) adalah crosstalk yang terjadi akibat dua pemancar radio menggunakan frekuensi yang sama. Interferensi co-channel muncul di jaringan mobile karena sistem reuse frequency. Dengan demikian, selain sinyal dari dalam cell, sinyal pada frekuensi yang sama (sinyal co-channel) tiba di MS dari BS yang tidak diinginkan, di mana terletak jauh di dalam cell lain dan menyebabkan penurunan kinerja penerima. Gambar 2.7 menjelaskan terjadinya interferensi co-channel. Saat MS berada pada perbatasan cell (titik A), MS tersebut akan mengalami interferensi pada kanal di sekitarnya. Gambar 2.7 Interferensi Co-channel Penyebab kedua adalah penggunaan spektrum radio yang terlalu padat. Pada daerah yang padat penduduk, tidak banyak “ruang” dalam spektrum radio. Sehingga frekuensi yang terlalu berdekatan dapat timbul interferensi. Penyebab yang terakhir adalah pembatalan sinyal (signal cancellation). Fenomena ini mirip dengan multipath effect pada radio FM di VHF band, yaitu sinyal memantul karena terhalang obstacle. Interferensi Adjacent Interferensi yang dihasilkan karena sinyal yang bersebelahan (adjacent) pada frekuensi sinyal yang diinginkan adalah interferensi adjacent-channel (ACI). interferensi adjacent-channel terjadi karena ketidaksempurnaan filter penerima yang mana memperbolehkan frekuensi yang berdekatan masuk atau bocor ke dalam passband. Masalah ini secara khusus dapat bermasalah bila kanal pengguna yang bersebelahan (adjacent channel) memancarkan pada jarak yang sangat dekat dengan penerima, saat penerima ingin menerima kanal yang diinginkan pada sebuah BS. Ini disebut dengan efek near-far, di mana pemancar terdekat menangkap penerima dari pelanggan. Secara alternatif, efek near-far timbul saat MS dekat dengan BS yang memancarkan pada kanal yang dekat dengan kanal yang sedang digunakan., yang lebih lemah. Sehingga, BS akan susah dalam membedakan MS akibat kadal yang bersebelahan. PENGATURAN DAYA (POWER CONTROL) Power control (pengaturan daya), secara umum, adalah pemilihan daya pancar secara cerdas dalam sistem komunikasi untuk mencapai kinerja yang baik. Sehingga dapat mengoptimalkan kecepatan data, kapasitas jaringan, coverage area, dan masa guna dari perangkat dan jaringannya. Pengaturan daya dapat memiliki keuntungan sekaligus kerugian. Keuntungan dari pengaturan daya adalah pengaturan signal-to-noise ratio (SNR) pada penerima untuk mengurangi gangguan atau noise dan meningkatkan kecepatan dalam pengiriman data. Kerugiannya adalah penggunaan daya dalam pengiriman atau transmitting semakin meningkat, sehingga dapat menyebabkan pemborosan pada baterai; dan interferensi pada pengguna lain dengan band frekuensi yang sama semakin meningkat.