MODUL PERKULIAHAN PROGRAMING TELEVISI Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Disini diisi Fakultas penerbit Modul Program Studi Tatap Muka 03 Kode MK Disusun Oleh MK10230 ANDI FACHRUDIN, MSI. Abstract Kompetensi Petunjuk Penggunaan Template Modul Standar untuk digunakan dalam modul perkuliahan Universitas Mercu Buana Dosen Penyusun dapat menerapkan dan menggunakan template modul standar untuk modul-modul yang akan dipergunakannya Segmentasi Psikografis Variabel geografis dan demografi secara tradisional menjadi variabel utama dalam segmentasi pasar. Meskipun demikian, harus juga dipertimbangkan faktor psikografis (kelas sosial, personalitas, dan gaya hidup) yang membedakan setiap orang dalam kelompok geografis atau demografi. Dalam segmentasi psikografi, pasar dibagi dalam sejumlah kelas sosial, karakteristik personal, dan atau gaya hidup. Karakteristik yang berbeda dan keinginan orang-orang dalam kelas yang berbeda untuk membuat sebuah kelas sosial berbasiskan segmentasi pasar seperti untuk minuman, perabotan, layanan keuangan, mobil, pakaian, hotel, aktivitas hiburan, dan lain-lain. Para penjual seringkali menggunakan kelas sosial dalam melakukan segmentasi pasar mereka. Departemen store yang mewah, misalnya, yang melayani kelas atas saat toko diskon yang murah melayani pasar keluarga dan kelas yang dibawahnya . Pemasar yang menggunakan kelas sosial untuk membagi pasar mereka dalam membagi produk, mendesain iklan, menghias toko, mengembangkan elemen-elemen lain dalam pemasaran mereka sehingga terlihat berebda dalam kelas sosial sasaran mereka. Misalnya Perusahaan General Wine & Spirits menggunakan slogan “Apa yang diberikan orang kaya untuk kemakmurannya” dalam mempromosikan Whiskey Royal Salute Scotch. Ketika para pemasar mencoba segmen pasar berdasarkan variabel personalitas, mereka mencoba untuk menawarkan brand yang menggambarkan (atau “personalitas brand”) yang akan terlihat khusus bagi konsumen. Hal ini bisa dijabarkan meliputi kompulsif, kompetitif, ekstrovet, ramah, otoriter, ambisius, dan agresif. Bank yang mempromosikan dirinya sebagai “bersahabat” dan memerintahkan petugas pelayanan konsumen untuk memanggil mereka dengan nama pertamanya, berusaha untuk bersahabat dengan orang-orang. Beberapa pemasar kosmetik dan beberapa sasaran keuangan membidik individu yang agresif . Meskipun beberapa studi telah menyarankan hubungan antara karakteristik kepribadian beberapa perilaku pembeli, hasil dari banyak penelitian belum konklusif. Namun demikian, beberapa pemasar, seperti ditunjukkan di atas, mencoba untuk membagi pasar berdasarkan kepribadian, percaya bahwa kepribadian mempengaruhi produk dan merek yang akan dibeli konsumen. Konsep tentang perasaan konsumen merujuk pada perkiraan umum konsumen terhadap pemasaran dan pasar. Bagi pemasar atau pembuat keputusan yang berkaitan dengan pemasaran, mengikuti sentimen konsumen dapat memberikan peringatan awal tentang perilaku dan kekuatan pasar. Sentimen konsumen akan sangat berguna untuk mengukur keadaan pasar secara umum dan juga sebagai latar belakang untuk mengetahui 2012 Dosen 2 Andi Fachruddin MSi Mata Kuliah Kreatif Program http://www.mercubuana.ac.id secara lebih mendalam dan terperinci mengenai kebutuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen. Disisi lain manusia sebagai mahluk yang multidimensional, paradoksal, dan dinamis. Sebagai mahluk multidimensional berarti manusia sebagai mahluk jasmaniah dan rohaniah, manusia selalu berpikir dan berefleksi. Walaupun dalam suatu kesatuan, tetapi di dalam kesatuan tersebut terdapat dimensi tingkatan ontologis yang berbeda. Manusia sebagai mahluk paradoksal artinya di dalam diri manusia terdapat dua kebenaran yang saling bertentangan tetapi akan menjadi suatu kebenaran bila keduanya menjadi satu. Manusia juga merupakan mahluk dinamis, dengan kedinamisan manusia, menyebabkan terjadinya kemajuan diberbagai bidang. Kedinamisan menusia mendorong manusia maju untuk membangun dirinya, membangun relasi sesamanya. Manusia sebagai pribadi dengan kekuatan relasinya mempererat hubungan baik sesama manusia maupun dengan Allah Yang Maha Kuasa. Ciri paling mencolok yang semakin banyak digunakan oleh perusahaan/produsen dalam memproduksi adalah produsen selalu mengkaitkan gaya hidup konsumen yang mengindikasikan bagaimana konsumen hidup, berpikir, berperilaku, dan bertindak. Sisi psikografis (Gaya hidup) sebagai cara untuk melakukan segmentasi pasar menunjukkan bahwa segmentasi psikografis (gaya hidup) menjadi semakin populer sebagai alat dalam pembuatan keputusan manajemen pemasaran. Penggunaan psikografis (gaya hidup) sebagai kriteria segmentasi pasar terus menerus mengalami peningkatan dengan harapan melalui segmentasi psikografis (gaya hidup) dapat menjelaskan lebih banyak variasi perilaku/tindakan konsumen dibandingkan bila hanya melakukan segmentasi dengan hanya melibatkan variabel-variabel demografis, geografis, dan/atau sosial-ekonomi. Semakin banyaknya penggunaan sisi psikografis (gaya hidup) untuk melakukan segmentasi pasar karena nilai konsumen dan karakteristik gaya hidup dapat menyediakan lebih banyak lagi pandangan bagi pemasar terhadap potret kehidupan. Sejak diperkenalkan oleh Lazer tahun 1963, analisis mengenai gaya hidup konsumen mampu menyediakan informasi yang sangat penting bagi pemasar untuk pengambilan keputusan bagi manajemen pemasaran. Gaya hidup konsumen sebagai sebuah fungsi karakteristik individual yang melekat pada konsumen dibentuk dan terbentuk melalui interaksi sosial seperti pergerakan konsumen dan daur hidup keluarga. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lainnya. Gaya hidup tersebut berkaitan dengan konsep diri dan dapat merupakan sumber informasi yang kompleks yang berbeda yang dipegang oleh seseorang tentang dirinya. Tujuan dari segmentasi psikografis (gaya hidup) adalah mengklasifikasikan konsumen kedalam segmen pasar yang dapat diidentifikasikan dengan pola gaya hidup yang spesifik. Skala pengukuran psikografis (gaya hidup) yang sekarang banyak dijadikan 2012 Dosen 3 Andi Fachruddin MSi Mata Kuliah Kreatif Program http://www.mercubuana.ac.id referensi adalah VALS (Value and Life Style) yang dikembangkan oleh SRI (Stamford Research Institute). Sementara itu, berbagai hal yang melekat pada diri manusia menyebabkan manusia mempunyai hasrat, kebutuhan dan keinginan. Ketiga hal tersebut merupakan hakekat kehidupan manusia. Hasrat, kebutuhan dan keinginan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha untuk mewujudkan hasratnya, memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Ketiganya akan terwujud dalam diri seseorang bila orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mewujudkannya. Misalnya seseorang berhasrat ingin berlibur untuk menyegarkan kembali kondisi fisik dan mentalnya, maka ia butuh untuk berlibur. Dengan kemampuan ekonominya maka ia ingin berlibur ke suatu tempat yang jauh dari keramaian atau ketempat yang disukainya. Munculnya eksekutif muda dan kelas sosial baru dengan pendapatan yang memadai, masyarakat yang berkecukupan mendorong kearah masyarakat konsumtif. Karena masyarakat akan membelanjakan sebagian kelebihan/surplus pendapatan. Sementara itu disekitar kita terjadi suatu hal yang luar biasa tentang konsumsi, yaitu terjadinya kelimpahruahan yang dibentuk oleh melimpahnya barang dan jasa. Di jalan, tempat yang paling ramai dikunjungi seperti toko-toko, super market, department store, mall dan berbagai pusat perbelanjaan dan tempat-tempat pameran (show room). Pusat keramaian ini dipenuhi dengan berbagai produk mulai dari produk kebutuhan sehari-hari sampai produk spesial dengan harga yang mahal. Peningkatan tipe dan jumlah absolute tempat pengecer, meningkatnya kekuatan porsi pengeluaran minimal konsumen, dan atmosphere kerja meningkat mengakibatkan perubahan pola pengeluaran masyarakat. Konsumen akan menukarkan suatu nilai untuk suatu produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhannya, perusahaan harus memuaskan kebutuhan konsumen sehingga dalam jangka panjang dapat memperoleh keuntungan dari konsumen. Berbagai keuntungan dengan terpuaskannya kebutuhan konsumen, diantaranya konsumen bila akan membeli ulang maka konsumen tidak kesulitan untuk mencari produk yang cocok dengan kebutuhannya. Konsumen dapat menjadi media promosi yang efisien dan efektif. Melalui komunikasi yang terjadi sesama konsumen, konsumen baik yang puas maupun tidak puas akan cenderung memberi tahu kepada yang lain tentang apa yang dialaminya setelah ia membeli suatu produk. Konsumen secara tidak langsung telah menjadi media untuk membangun citra produk sehingga akan menguntungkan perusahaan. Asumsi seorang konsumen akan belajar dari pengalamannya, selanjutnya menurunnya tingkat diskonfirmasi akan berdampak terhadap kepuasan konsumen. Apabila konsumen puas dengan apa yang dibeli maka akan memperkuat konfirmasi. Tetapi sebaliknya bila konsumen tidak puas maka akan menjadi diskonfirmasi yang berakibat buruk bagi perusahaan . 2012 Dosen 4 Andi Fachruddin MSi Mata Kuliah Kreatif Program http://www.mercubuana.ac.id Adanya psikografis (gaya hidup) (psychographyc/life style) kepribadian (personality), yang semakin dinamis menyebabkan terjadinya perubahan yang cepat terhadap diri konsumen. Percepatan perubahan ini juga terjadi karena berbagai kemajuan di bidang teknologi, disamping itu juga karena tuntutan perkembangan jaman. Kemajuan teknologi terutama teknologi informasi telah menyebabkan lalu lintas arus informasi dan budaya tidak dapat lagi dicegah. Kuatnya budaya asing masuk telah membawa pengaruh terhadap kehidupan seseorang bahkan kehidupan suatu masyarakat/negara. Pendekatan psikografis untuk mempelajari perilaku konsumen akhir-akhir ini merupakan studi yang menarik untuk menambah ilmu pengetahuan dan untuk sebuah dasar guna mengembangkan strategi pemasaran. Perusahaan harus dapat memahami siapa, apa dan bagaimana konsumennya. Produsen harus mengetahui apa yang dibutuhkan, bagaimana seleranya, bagaimana konsumen mengambil keputusan, dan bagaimana konsumen mengkonsumsinya. Sehingga pembahasan sisi mikro dalam perilaku konsumen terutama mengenai gaya hidup dan psikografis menjadi hal yang sangat penting. Pembahasan ini penting karena orientasinya juga lebih kognitif yaitu mengukur/menekankan proses berpikir individu konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Kedinamisan perilaku konsumen membuat pemasaran pada saat ini mempunyai kedudukan strategis. Tetapi juga mempunyai tugas berat, karena kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada keberhasilan pemasarnya. Disamping itu karena daur hidup produk juga menjadi semakin pendek terutama disebabkan karena faktor teknologi. Walaupun sebenarnya secara ekonomis, produk yang dimiliki masih layak untuk dipakai, tetapi dengan kemajuan teknologi, produsen telah membuat produk baru dengan spesifikasi yang berbeda dari produk lama, sehingga produk lama sudah tidak layak secara teknologi untuk dipakai. Disisi lain persaingan yang semakin ketat menyebabkan konsumen benar-benar telah menjadi pusat perhatian perusahaan. Perusahaan melalui ahli pemasarannya baik individu maupun organisasi mempunyai peranan dalam proses pertukaran dengan konsumen. Perusahaan yang mensuplai produk harus benar-benar memahami kondisi sekarang dan perubahan-perubahan yang akan terjadi dimasa mendatang. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat. Oleh karena itu perusahaan yang mensuplai produk harus mengetahui kondisi sekarang dan perubahan-perubahan yang akan terjadi dimasa mendatang. Produsen harus memahami sisi psikografik (gaya hidup) konsumennya. Psikografis (psychographyc) merupakan konsep menyangkut kepuasan konsumen terkait dengan gaya hidup. Psikografis merupakan instrumen untuk mengukur gaya hidup yang memberikan pengukuran kuantitatif. Konsumen membeli barang dan jasa dapat dilandasi karena tiga hal 2012 Dosen 5 Andi Fachruddin MSi Mata Kuliah Kreatif Program http://www.mercubuana.ac.id yaitu kegiatan (activities), minat (interest), opini (opinion) disingkat dengan AIO. AIO akan mengarahkan konsumen untuk memilih dan membeli produk mana yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya sehingga kebutuhan dan keinginannya terpuaskan. Disisi lain dengan melakukan penelitian yang mendalam tentang sisi psikografik (gaya hidup) konsumen, memberikan keuntungan bagi perusahaan karena perusahaan dapat mengetahui orientasi pembelian konsumen. Berdasarkan psikografis (gaya hidup), dari penelitian yang dilakukan oleh SRI International, maka orientasi pembelian konsumen dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu principle oriented (orientasi prinsip), status oriented (orientasi status), dan action oriented (orientasi aksi). Pengetahuan konsumen tentang barang dan jasa yang akan dibeli akan menentukan keputusannya untuk membeli maupun mengkonsumsinya. Manfaat yang terdapat pada produk merupakan suatu nilai yang akan diperoleh konsumen. Paradigma harapan-diskonfirmasi (the expectation-disconfirmation paradigm) dikenal untuk menjelaskan kepuasan konsumen (Shaun, Adam, Wiley: 2000). Asumsi konsumen akan belajar dari pengalamannya, sehingga penurunan tingkat diskonfirmasi akan berdampak terhadap kepuasan konsumen. Konfirmasi positip akan menciptakan sebuah faktor kejutan (surprise) dan berdampak pada kepuasan konsumen dan probabilitas pembelian ulang diwaktu yang lain. Konsep gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana mengunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Sedangkan 2012 Dosen 6 Andi Fachruddin MSi Mata Kuliah Kreatif Program http://www.mercubuana.ac.id kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik cara berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu. Tiga faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumen : 1. Kegiatan yaitu bagaimana konsumen menghabiskan waktunya. 2. Minat yaitu tingkat keinginan atau perhatian atas pilihan yang dimiliki konsumen. 3. Pendapat atau pemikiran yaitu sebagai respon dari stimulus dimana semacam pertanyaan yang diajukan. Segmentasi psikografis adalah mengelompokkan penonton dalam variabel gaya hidup, nilai dan kepribadian. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif dan persepsi.Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan. Gaya hidup ditujukan oleh orang-orang menonjol dari suatu kelas sosial. Minat terhadap suatu produk dipengaruhi oleh gaya hidup, sehingga barang yang dibeli oleh orang-orang tersebut menunjukkan gaya hidupnya. Perusahaan memproduksi mobil, kosmetik, rokok, pakaian, minuman dan perabot rumah tangga selalu mencari peluang dalam segmentasi gaya hidup. Misalnya Lamborghini Aventador perusahaan pembuat mobil sport Italia melakukan segmentasi pasar pada gaya hidup kategori highclass. Segmentasi psikografis merupakan pembagian berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Misalnya, seorang wanita karir dan seorang ibu rumah tangga tentu saja memiliki gaya hidup yang berbeda-beda yang pada akhirnya mempengaruhi bagaimana mereka membelanjakan uang mereka. Gaya hidup mencerminkan bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya yang dinyatakan dalam aktivitas-aktivitas, minat dan opini-opininya. Dengan demikian, psikografis adalah segmentasi yang mengelompokkan penonton secara lebih tajam daripada sekedar variabel-variabel demografi. Ukuran penonton potensial adalah content program dan look on air-nya. Kalau content-nya bagus, mereka pasti menonton. Kalau tidak menarik selera, tanpa format dan struktur cerita yang tidak jelas, dan terkesan mengada-ada/memaksakan mereka langsung zapping (mengganti channel dengan remote control televisi mereka). Artinya penonton potensial akan migrasi ke program di stasiun televisi lain. Adanya penonton jenis inilah yang pemilih, yang membuat rating/share program kadang fantastik naik turunnya drastis, tidak stabil. Kadang angkanya tinggi, kadang angkanya rendah. Kecendrungan penonton dipengaruhi pada kreatifitascontentdan kemasan.Penonton potensial memang tidak serta merta muncul. Mereka juga tidak ujugujug nonton televisi atau memindahkan channel televisi gara-gara program acaranya kurang 2012 Dosen 7 Andi Fachruddin MSi Mata Kuliah Kreatif Program http://www.mercubuana.ac.id memenuhi selera mereka. Menurut survey, penonton potensial hadir karena trend audience yang cenderung berubah-ubah. Konsep trend di sini diartikan sebagai kebiasaan orang nonton televisi yang belakangan cenderung menurun karena kehadiran konvergensi media. Persaingan industri televisi terus berupaya meng-create program-program sesuai dengan selera penonton mayoritas. Dengan menggarap penonton potensial, stasiun televisi mencoba membentuk selera pasar, yakni pasar yang segmented untuk mengarahkan penonton potensial menjadi penonton yang loyal. Segmentasi Behavioral Terkait dengan tingkah laku konsumen. Perusahaan dapat membagi pasar menjadi beberapa kelompok menurut manfaat yang khalayak cari, penggunaan volume, dan loyalitas merk. Variabelnya; manfaat yang dicari, loyalitas produk, penggunaan volume. Contoh segmentasi perusahaan KFC membuat promo 'KFC Show' pada jam tertentu, terutama pada jam bukan makan siang yang biasanya sepi, sehingga KFC bisa selalu ramai, tidak hanya pada jam makan siang. Segmentasi behavioral dan psikografis agak mirip, tetapi mereka berbeda. Sederhananya segmentasi behavioral contohnya; saya suka sekali dengan Notebook. Sedangkan segmentasi psikografis contohnya bagi konsumen adalah; tapi saya hanya suka Notebook merk Apple karena buat gaya dong. Jadi segmentasi psikografis lebih detail dalam mengsegmentasi. Segmentasi behavioral terkait dengan tingkah laku konsumen. Perusahaan dapat membagi pasar menjadi beberapa kelompok menurut manfaat yang khalayak cari, penggunaan volume, dan loyalitas merk. Segmentasi behavioral berdasarkan pada variabelvariabel seperti laju dan pola penggunaan, sensitivitas harga, kesetiaan akan brand, dan benefit seeker (pencari keuntungan). Behavior adalah sikap atau prilaku orang sehari-hari.Kadang-kadang, sikap ini dibentuk oleh latar belakang keluarga, pendidikan, media yang kita konsumsi. Namun, behavior juga merupakan ekspresi dari karakter seseorang. Orang yang kurang memperhatikan cara berbicara, cara duduk, cara makan yang mungkin mengganggu orang lain tanpa disadarinya. Karena itu sudah melekat dalam diri hidupnya. Prilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain; berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. 2012 Dosen 8 Andi Fachruddin MSi Mata Kuliah Kreatif Program http://www.mercubuana.ac.id Segmentasi behavioral mengelompokkan penonton berdasarkan prilaku, pengetahuan, sikap, atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Seperti bagaimana sikap terhadap penggunaan status, penggunaan rate, prilaku menghadapi setiap peristiwa, bagaimana menyikapi potensi keuntungan yang akan diperoleh dan lain sebagainya. Dengan demikian perlu dikelompokkan penonton berdasarkan kesamaan prilaku tersebut. Sebagai ilustrasi orang yang cantik dan gagah mungkin akan menarik hati, namun belum tentu berpengaruh. Orang yang berpengaruh biasanya memiliki suatu ide atau visi yang akan dia wujudkan didukung dengan aura prilaku yang positif. Sebut saja; Soekarno, M. Hatta, Mother Theresa, dan lain-lain. Selain berpengaruh, orang yang memiliki keseimbangan behavior selalu menjadi orang yang dipercaya karena kredibilitasnya tinggi. Daftar Pustaka Andi Fachruddin, 2015, Manajemen Pertelevisian Modern, Yogyakarta, Andi Offset. 2012 Dosen 9 Andi Fachruddin MSi Mata Kuliah Kreatif Program http://www.mercubuana.ac.id