Save Our Planet with Environment Awareness

advertisement
Save Our Planet with Environment Awareness
Selamatkan Planet Kita Dengan Kepedulian Lingkungan
Bumi kita terus bergerak seiring dengan pertumbuhan populasi dan kualitas hidup
manusia. Keseimbangan antara lingkungan yang mencakup udara, air, tanah, flora,
fauna, sumber daya alam dengan kebutuhan manusia sudah pada tingkat
penyimpangan ekstrim. Dampak aktual yang ditimbulkan diantaranya pemanasan
global (global warming), pendinginan global (
global dimming), hujan
asam (
acid
rain), penipisan lapisan ozon ( Ozon depletion
), kerusakan
tumbuhan (
flora damage ),
kerusakan dan hilangnya populasi hewan ( fauna damage ), eksploitasi sumber daya
alam yang berlebihan dan beberapa dampak lingkungan spesifik lainnya yang
berpotensi mengganggu keseimbangan secara global.
Kekhawatiran berbagai kalangan terkait menurunnya kualitas dan daya dukung
lingkungan terhadap keberlangsungan elemen lingkungan menjadi topik penting
dalam berbagai pertemuan global antara Banyak Kepala Negara, pemerhati
lingkungan, sektor industri, masyarakat dan pembangunan kota di seluruh penjuru
dunia. Sudah tidak dapat dipisahkan lagi antara pesatnya pembangunan berbagai
sektor di suatu Negara dengan keseimbangan lingkungan yang terpadu untuk
memastikan kemampuan merehabilitasi elemen sumber daya yang dapat
diperbaharui serta
memberdayakan elemen sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui melalui pemberdayaan sumber daya
alternative (renewable resources).
Pengelolaan lingkungan ( Managing The Environment) menjadi tolak ukur
keberhasilan mempertahankan keseimbangan lingkungan suatu komunitas, kota,
propinsi, negara dan yang lebih besar lagi dalam mewujudkan landasan kokoh
pembangunan berkelanjutan ( Sustainable Development ). Fondasi pembangunan
infrastruktur, fasilitas, sistem, jaringan, sosial, politik, ekonomi, pertanian, kehutanan,
kelautan bahkan sektor keuangan didasari oleh kekuatan keseimbangan lingkungan
dan
sustainable development.
1. Environmental Awareness
(Kepedulian Lingkungan)
1.1.
Global Warming (Pemanasan Global)
Pemanasan global sebagai dampak lingkungan signifikan yang menjadi perhatian
serius saat ini dalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan
daratan Bumi. Temperatur rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat
0.74
± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan temperatur
rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca (CO2, CH4) akibat aktivitas manusia"
melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30
badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negaranegara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan
beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
2. Panas
matahari
sebagian
dipantulkan
kembali oleh atmosfer
Radiasi matahari
yang keluar 80
watt per m2
3. Panas
matahari
sebagian
dipantulkan
kembali oleh bumi dan
diteruskan oleh atmosfir
4. Panas
matahari
sebagian
dipantulkan
kembali oleh Gas Rumah
Kaca
(GRK)
untuk
memanaskan bumi
Tanpa Sinar Ultra Violet,
suhu bumi -18o C
Radiasi
matahari
yang masuk
343
watt
per m2
Radiasi
matahari yang
dipantulkan
30 watt per
m2
gkungan
/
1.
Radiasi
matahari yang
diserap
ev
168
Sentral Sis
er
2008/R
watt per m2
Septemb
1.2.
Panas
l Audit Lin
matahari
sebagian diserap n Interna
g/Pelatihaoleh bumi dan
tem Consultin
memanaskannya
BUMI KITA
ts
Copyrig
h
-1/HSE -Division/
Hujan Asam (Acid Rain)
Hujan asam adalah fenomena dampak lingkungan hujan dengan curahan air asam
dengan pH dibawah 7. Sumber pencemar hujan asam adalah kandungan VOC, Nox,
SO2, NO3, Cl2 yang dikeluarkan oleh industri sebagai produk samping emisi gas.
Akumulasi gas pencemar ini berekasi dengan air didalam gumpalan awan dan turun
berupa hujan yang langsung membasahi permukaan bumi dan berinteraksi dengan
tanah, air, flora, fauna bahkan manusia.
Dampak yang ditimbulkan cukup serius, ekosistem perairan biasanya tidak tahan pada
kondisi keasaaman air yang cukup rendah pH 1 – 4. Pepohonan akan mati dengan
tingkat keasaman seperti ini, bahkan infrastruktur perumahan yang mengandung
logam cenderung terkorosi secara bertahap.
Gejala hujan asam cenderung berada di industri proses kimia, petrokimia, fertilizer, oil
& gas. Proses purifikasi menjadi sangat signifikan dalam upaya mengendalikan dan
mengurangi dampak lingkungan pencemaran udara melalui pemantauan dan
pengukuran yang sangat ketat.
1.3.
Penipisan Lapisan Ozon (Ozon Depletion)
Dampak lingkungan yang cukup menjadi perhatian serius
kalangan pemerhati bumi adalah penipisan lapisan ozon oleh zat
pencemar. Atmosfir merupakan salah satu unsur pendukung yang
sangat penting bagi kehidupan, sehingga perlu dijaga
kelestariannya. Lapisan ozon yang berada di stratosfir berfungsi
sebagai penapis radiasi sinar Ultra Violet B yang berasal dari
matahari.
Kalangan ilmiah melaporkan bahwa lapisan ozon dari tahun ke tahun semakin
menipis yang mengakibatkan terbentuknya lubang ozon terutama di kutub bagian
selatan. Penipisan lapisan ozon dapat memberikan dampak negatif terhadap manusia,
hewan, dan tanaman serta bahan bangunan. Bahaya terhadap manusia dapat
berupa peningkatan jumlah penderita penyakit infeksi karena menurunnya kekebalan
tubuh, timbulnya penyakit katarak dan kanker kulit. Penipisan lapisan ozon juga
menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil tanaman karena terjadinya
kerusakan jaringan tanaman. Selain itu, radiasi ultra violet B yang berlebihan dapat
juga membunuh plankton yang menjadi sumber utama makanan ikan sehingga
populasinya menurun.
Bahan-bahan yang dapat merusak lapisan ozon atau dikenal dengan istilah Bahan
Perusak Ozon (BPO) digunakan pada sektor foam, refrigerasi, halon, aerosol, pelarut
(solvent), tembakau dan metil bromida. BPO mempunyai sifat tidak mudah terurai,
sebagai contoh CFC dapat tetap berada di atmosfir lebih dari 100 tahun. Pada beberapa
tahun terakhir, BPO yang dilepaskan ke atmosfir mencapai jumlah yang cukup besar
sehingga jika tidak segera dikendalikan akan mempercepat laju kerusakan lapisan
ozon.
2. Pengembangan dan Penerapan
2.1.
Identifikasi Aspek Lingkungan, Penilaian dan Pengendalian Dampak
Lingkungan
2.1.1.
Identifikasi Aspek Lingkungan – Analisa Dampak Lingkungan
Aspek Lingkungan adalah unsur kegiatan atau produk atau jasa organisasi
yang
dapat berinteraksi dengan lingkungan secara aktual maupun potensial. Sedangkan
dampak lingkungan adalah setiap perubahan pada lingkungan baik yang merugikan
atau bermanfaat, yang keseluruhannya ataupun sebagian disebabkan oleh aspek
lingkungan organisasi.
a. Dampak Lingkungan Pencemaran Udara
Aspek Lingkungan :
- Paparan Emisi Gas CO2 dari forklift, kendaraan, generator, boiler, furnace,
smelter, dll
- Paparan Uap Bahan Kimia /Aerosol
- Paparan Gas Berbahaya Beracun (mis: H2S,CH4, flammable gas)
- Buangan/bocoran gas refrigrant (pendingin mis : CFC)
- Paparan panas radiasi suatu proses di industri
b. Dampak Lingkungan Pencemaran Air
Aspek Lingkungan :
- Ceceran/Tumpahan Pelumas/Oli/Grease
- Ceceran/Tumpahan Bahan Kimia Berbahaya (B3)
- Ceceran/Tumpahan Limbah B3
- Buangan Limbah Padat Berbahaya
- Buangan Limbah Cair/Padat Domestik
- Sebaran Partikel Padat Berbahaya (Fume, Organic Dust, dll)
c. Dampak Lingkungan Pencemaran Tanah
Aspek Lingkungan :
- Buangan Limbah Cair/Padat Berbahaya (Limbah Kemasan)
- Timbunan Limbah Cair/Padat Domestik
- Kontaminasi Bocoran Bahan Kimia Berbahaya (B3)
d. Dampak Lingkungan Kerusakan Flora/Tumbuhan
Aspek Lingkungan :
- Pengrusakan flora berlebihan
- Illegal Logging /Penebangan Liar Hutan Lindung
- Pengalihfungsian Lahan Produktif
e. Dampak Lingkungan Kerusakan Fauna/Hewan
Aspek Lingkungan :
- Perburuan Liar Binatang Langka Dilindungi
- Pengalihfungsian Ekosistem (mis : penimbunan danau menjadi area hunian
menggangg ekosistem aquatic)
f. Dampak Lingkungan Penipisan Sumber Daya Alam
Aspek Lingkungan :
- Eksploitasi dan Eksplorasi Sumber Daya Alam Yang Dapat Diperbaharui
(mis : Kayu, Pemakaian Air)
- Eksploitasi dan Eksplorasi Sumber Daya Alam Yang Tidak dapat
Diperbaharui (mis : minyak bumi, mineral, batuan, panas bumi, dll)
- Pemakaian Bahan Baku, Bahan Pendukung (Kertas, Alat Tulis Kantor, dll)
- Pemakaian Energi (Listrik, Bahan Bakar-Solar-Bensin-LPG-LNG, dll)
g. Dampak Lingkungan Gangguan Kesehatan Manusia
Aspek Lingkungan :
Paparan kebisingan  Ganguan Pendengaran
- Paparan kebauan, uap bahan kimia  Gangguan Pernafasan
Paparan getaran  Gangguan Kesehatan
Paparan SMOG
(Smoke/asap & FOG/jelaga di udara)
 Gangguan
Pernafasan & Kesehatan
Aspek lingkungan diatas harus diidentifikasi pada setiap aktivitas, produk dan jasa
perusahaan dengan pendekatan proses. Pendekatan proses ini akan membantu lebih
sistematis pada semua proses yang ada di perusahaan.
Input
Outp
Proses
Gambar-1 Digram Alir Proses Identifikasi Aspek Lingkungan
Input Proses :
Pengadaan Bahan Baku, Bahan Pendukung
Pemasokan Energi (listrik, bahan bakar)
Pemasokan Sumber Daya Alam (konsumsi air, kayu packing,
kertas) Penyimpanan bahan (Warehousing, Storaging)
Proses (Detil bisa dijabarkan dalam sub proses) :
Produksi (Pre-Proses, Main Process, Finishing Process)
Maintenance (Welding, Grinding, Cutting, Repairing, fabrikasi, instalasi,
modifikasi, dll)
Quality Control (Inpeksi, Analisa, Pengujian, dll)
Office Management
Aktivitas Kontraktor
Perancangan & Pengembangan (Engineering , R&D)
Ouput Proses :
Produk Jadi
Produk Setengah Jadi
Produk Samping (Limbah padat, cair dan gas)
Gangguan Visual (kebisingan, getaran, kebauan)
Pengemasan
Pengiriman, Transportasi
2.1.2. Penilaian Dampak Lingkungan
Dalam menilai dampak lingkungan ditetapkan kriteria penilaian. Kriteria evaluasi
mencakup keterkaitan peraturan perundangan & persyaratan yang berlaku serta
diikuti perusahaan, pandangan pihak terkait yang berkepentingan dan kriteria isu
lingkungan (skala dampak/sebaran, lamanya, biaya pemulihan, citra perusahaan.
Menentukan Dampak Lingkungan Penting dengan mengkaji :
Tingkat Dampak = Keparahan (Severity) x Kemungkinan Terjadi
( Frekuensi).
Klasifikasi dampak lingkungan penting dapat dinilai secara kuantitatif atau kualitatif.
Namun, kombinasi keduanya dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan mewakili
kualitas dampak lingkungan penting.
2.1.3. Pengendalian Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan penting sebagai hasil penilaian dampak akan menjadi prioritas
manajemen dalam pengendaliannya. Klasifikasi ini membutuhkan perhatian
manajemen untuk ditindaklanjuti.
Pengendalian dampak Lingkungan menggunakan Hirarki Pengendalian Dampak
Lingkungan yaitu :
Eliminasi Aspek Lingkungan (Re-Design)
Substitusi Aspek Lingkungan (Perubahan Proses)
Engineering Aspek Lingkungan (Modifikasi-Reduce Waste)
Engineering Dampak Lingkungan (Waste Utilization)
? Recycle (Daur Ulang)
? ReUse (Penggunaan Kembali)
? Recovery (Pemanfaatan unsure penting yang mempunyai nilai tambah)
? Internal Treatment (pengolahan Internal – minimalisasi pencemar)
? External Treatment (pengolahan eksternal – minimalisasi pencemar,
penimbunan)
- Pengendalian Administrasi
- Penggunaan Pelindung Diri Bagi Manusia
-
Dalam menetapkan pengendalian dampak lingkungan harus diawali dengan tahap
tertinggi yaitu eliminasi. Berikut apabila kemampuan perusasahaan tidak
memadai maka secara bertahap menetapkan pengendalian pada tahap berikutnya
yaitu substitusi. Dan bila ternyata masih belum memungkinkan menerapkan tahap ini,
maka perusahaan memprioritaskan pengendalian dampak pada tahap engineering
(rekayasa) dengan beberapa metoda seperti diatas.
Pengendalian dampak lingkungan ini memegang peranan penting dalam upaya
mengendaliakan pencegahan pencemaran lingkungan yang efektif. Keberhasilan
penerapan sistem manajemen lingkungan terletak pada bagaimana perusahaan
menerapkan hirarki pengendalian dampak ini pada setiap aspek lingkungan
pentingnya.
Siklus identifikasi aspek lingkungan –penilaian dampak lingkungan – pengendalian
dampak lingkungan harus selalu dimutakhiran secara berkala. Dan bila ternyata terjadi
perubahan dalam setiap aktivitas, produk dan jasanya maka pemutkhiran (Updates)
bisa dilakukan lebih sering. Continual Improvement menjadi dasar digulirkannya
proses identifikasi aspek lingkungan.
Gambar-2 Siklus Identifikasi Aspek Lingkungan
Identifikasi Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lain
Serta
Evaluasi Pemenuhan/Ketaatan/Kepatuhan.
2.2.
Tahapan Identifikasi Peraturan Perundangan dan Persyaratan lingkungan seperti
dibawah ini, disertai evaluasi pemenuhannya.
Akses keterbaruan perundangan menjadi perhatian serius mengingat update peraturan
sejalan dengan berkembangnya pimpinan departemen dari instansi bersangkutan.
Continual Improvement juga diupayakan terhadap pemenuhan perundangan dengan
harapan aspek lingkungan penting di perusahaan yang bisa dieliminasi dan
perundangan yang trekait dapat dihilangkan sejalan dengan hilangnya aspek
lingkungan bersangkutan.
2.3. Tujuan Sasaran dan Program
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran, maka kebijakan lingkungan sebagai framework
(Kerangka kerja) dalam menindaklanjuti pencapaiannya. Program manajemen
merupakan realisasi tujuan dan sasaran yang menjadi prioritas pengendalian jajaran
manajemen.
Sebagai contoh :
Tujuan
1. Pemenuhan Peraturan
asaran
SMART (Specific,
Perundangan dan
Measurable, Achievable,
Program
rogram dituangkan
pada Action Plan
(Framework vs Time
Frame)
Persyaratan Lingkungan
.1. Pemenuhan Kualitas
Limbah Cair Industri
Realistic, Timeframe)
eluaran Kualitas
Limbah Cair Industri =
Nilai Ambang Batas
(NAB), Desember 2009
a.
odifikasi pompa
untuk mempercepat
keluaran limbah
(Menurunkan Kualitas
BOD dan COD pada
keluaran limbah
produksi)
b.
Modifikasi injeksi
pompa pengatur PH
(Menurunkan PH pada
limbah keluaran Lab.QC)
.2. Pemenuhan Kualitas
ebisingan hingga = Nilai a.
emasangan Cover
peredam di Mesin area
Baku Mutu Kebisingan
Ambang Batas (NAB) di
produksi-1.
area kerja (=70dB),
b.
September 2009
Overhoul mesin
crushing di area
produksi-3.
c. Pemasangan dinding
peredam di area
.3. Pemenuhan Kualitas ualitas Emisi Gas Sumber workshop. .verhoul
Pencemaran Udara
Bergerak & Tidak
forklift 2 &
bergerak = Nilai Ambang
4 dengan
Batas (NAB), November
modifikasi peredam
2009
b.Pemasangan Silencer
pada Generator-3
c.Rekayasa ulang sistem
pembakaran di furnace
dengan “Hot Air
. Pencegahan
Preheting System”
Pencemaran
Lingkungan
.1. Meng rangi Limbah
enurunkan ceceran /
.emasang fasilitas seal
tumpahan pelumas di
cair pelumas
pada peralatan proses
area proses 75%, Januari
yang bocor di area
2010
produksi 2, 4 & 5
b.Memfasilitasi
penampung pada
.2. Mengurangi limbah
padat Scrap
enurunkan limbah
padat scrap 25% dari
sebelumnya Maret 2010
.3. Mengurangi
kuantitas/Jumlah
Limbah Cair
inimalisasi limbah cair
yang dibuang ke
lingkungan 30% 1450
liter/hari  1000
liter/hari, Juni 2010
.4. Mengurangi aparan
enurunkan panas
Panas radiasi dari proses lingkungan area plant
produksi
hingga 29 deg C Agustus
2010
. Efisiensi Energi
.1. Efisiensi Bahan Bakar
LPG
.2. Efisiensi Pemakaian
Listrik
. Efisiensi Sumber
Daya Alam
.1. Efisiensi Pemakaian
Kertas
enurunkan pemakaian
bahan bakar LPG 10%
Juni 2010
enurunkan pemakaian
listrik 15% Desember
2010
enurunkan pemakaian
kertas hingga 25%
ekerjaan maintenance
.Redesign / engineering
produk dgn
minimalisasi
limbah/reject.
b. Memasang modif.
peralatan peleburan
untuk recycle scrap yg
digunakan sebagai
bahan baku.
.Memasang fasilitas wwt
pengolahan limbah
untuk recycle water
supply.
b. Optimalisasi proses
untuk mengurangi
limbah cair
.
emasang
Exhaust fan di internal
plant
b. Melakukan
Penanaman pohon di
area lahan terbuka 250
pcs
c. Membuat Lobang
Resapan Biopori 500
pcs
.Mengiolasi bocoran
sistem pembakaran
b.Maksimalisasi
preheating system
.Memasang fasilitas
Solar Cell untuk
pencahayaan office
b.Memaksimalkan Day
Lighting dgn fasilitas
transparant wall
c.Membatasi jam kerja
efektif dengan
automatic control
system pd peralatan
kerja
.Membatasi penggunaan
kertas hanya untuk
gustus 2010
.2. Efisiensi Pemakaian
Kayu
.3. Efisiensi Pemakaian
Air
2.4.
yang penting
b.Program informasi
teknologi terapan dengan
sistem jaringan kerja
elektronik
enurunkan pemakaian
.Menetapkan sistem
jaringan balik pada
kayu 50% Desember 2011
material packaging
fiber (pengalihan dari
packing kayu)
b.Minimalisasi
penggunaan kayu pada
setiap aktivitas
pengiriman barang.
enurunkan pemakaian .Memasang fasilitas
air hingga 20% Juli 2010 otomatisasi penggunaan
air
b. Memfasilitasi sistem
pengolahan air untuk
bis di recycle
Komunikasi Lingkungan
Komunkasi lingkungan mencakup internal dan eksternal. Metoda komunikasi dapat
dilihat dalam matriks komunikasi dibawah ini :
Matrix Komunikasi.
Komunikas Materi
i
Kebijakan
Lingkungan
Seluruh
Karyawan
asaran
Lingkungan
imbol, Label,
MSDS, Expire
Date B3
imbol, Label
Limbah B3 &
IK Operasional
K
Pengendalian
Operasional
Proses
Manajemen
Terkait
Karyawan
Terkait
Karyawan
Terkait
Karyawan
Terkait
Sasaran
Penerima
etoda
Frekuensi
Output
Komunikasi
Sosialisasi Lisan,
Frame Pictures,
Min. 1x/bln Awareness
Website, Bulletin,
ID Card
onitoring
Manajemen Meeting
Min.
Lingkungan
1x/bln
Penempelan di
Awareness
kemasan dan area
kerja
Penempelan di
Awareness
kemasan dan area
kerja
Sosialisasi Lisan,
Awareness
Penyediaan di area
kerja
Peraturan epatuhan
Peraturan emutahiran
asil
Pemantauan
dan
Pengukuran
Lingkungan
tándar
Ketentuan
Lingkungan
Bagi Pihak
Ketiga
Kinerja
Seluruh
Karyawan
Internal
Perusahaan
in. 1x/bln
Awareness
updates
Min. 1x/thn Updating
Instansi
Terkait
Tamu,
Supllier,
Kontraktor
Seluruh
Lingkungan
Karyawan
Aspek
Lingkungan
Penting
Isu
Lingkungan
Seluruh
Karyawan
eluhan Pihak
Terkait
(Customer
Complain)
Penyediaan
di
Information Board
Kunjungan ke
Instansi Terkait
Seluruh
Karyawan
Manajemen
Penyampaian
Laporan UKL/UPL
Min.1x/6
bln
Environment
Induction
Sesuai
/Sosialisasi Lisan
kunjungan
Pengantar
Lingkungan
Penyediaan di
Information Borrad,
Management
Meeting
Lingkungan
Simbol, Label,
Poster, IK
Pengendalian,
Buletin, Majalah,
Surat Kabar,
Information Board
Management
Meeting
Lingkungan
Laporan
Kinerja
Lingkungan
Awareness
Min. 1x/bln Awareness
Rutin
Awareness
Rutin
Awareness
Insidental Response
Download