BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1 Tabel The State of Art (Penelitian Sebelumnya) NO. 1 Judul Skripsi Penulis dan Persamaan Tahun Perbedaan Pengaruh Sudarto, Membahas Komunikasi Komunikasi Sudarto komunikasi interpersonal Interpersonal Lubis, interpersonal/ motivasi Dan Motivasi Suwardi antarpribadi dan variabel bebas (X). Terhadap Hidayat, motivasi Kinerja Paidi variabel terikat (Y) Karyawan www.portalg yaitu membahas kinerja karyawan. Pt & dijadikan Dan perbedaan pada Westfalia aruda.org Sedangkan Indonesia (2009) pada penelitian ini komunikasi antarpribadi menjadi variabel bebas dan motivasi menjadi variabel terikatnya. 2 Pengaruh Gatot Membahas Terdapat Komunikasi Nashari komunikasi variabel bebas dalam interpersonal penelitian ini yaitu Interpersonal Guru Disiplin www.portalg Dan sebagai variabel X1: aruda.org bebas Kerja Komunikasi dan Interpersonal X2 : membahas Terhadap dua disiplin Motivasi Serta motivasi sebagai motivasi Dampak Pada variabel terikat. Kinerja Guru sebagai terikatnya 5 kerja dan kerja variabel dan 6 NO. Judul Skripsi Penulis dan Tahun Persamaan Perbedaan Pada Guru Smk memneliti Theresiana dampakna. Semarang (2013) Sedangkan pada penilitian ini hanya menggunakan satu variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu, X: Komunikasi Interpersonal, Motivasi Y: kerja karyawan 3 Maria, Hubungan Penghargaan Evi Intrinsik www.portalg Terhadap Motivasi Membahas motivasi Perbedaan pada kerja variabel bebas, pada sebagai variabel penlitian ini variabel terikat Kerja aruda.org bebas yang dgunakan adalah hubungan (2010) penghargaan intrinsik. Sedangkan pada penelitian yang saya lakukan variabel bebas yang digunakan adalah komunikasi interpersonal. 4 Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja Susanto, Edi, Membahas Metode penelitian faktor-faktor metode yang yang digunakan i.G.A, Dewi mempengaruhi dalam penelitian ini adalah 7 NO. Judul Skripsi Karyawan Pada Hotel The Royal Pita Maha Ubud Penulis dan Tahun Adnyani Persamaan atau www.portalg aruda.org (2012) Perbedaan semangat kualitatif. Sedangkan kerja sama metode penelitian dengan motivasi yang digunakan pada kerja penelitian ini adalah kuantitatif. 5 Hubungan Abriyoso, membahas Efektivitas Octo Komunikasi Karimah, Antarpribadi Kismiyati El personal besar dalam Keluarga Benyamin, terhadap komunikasi dengan Motivasi Pramono motivasi interpersonal. Belajar Anak di www.portalg pada penelitian ini Sekolah (2012) aruda.org membahas Jaya komunkasi antarprbadi/inter Perbedaan pada penelitian ini adalah mengukur seberapa efektivitas Dan apakah terdapat pengaruh komunikasi interpersonal terhadap motivasi. 6 The effects of communication and interpersonal skills training on the job satisfaction of certified nursing assistants in Covert, Membahas Perbedaan Brenda K pentingya pada komunikasi interpersonal/antarpr ProQuest komunikasi interpersonal/ant ibadi arpribadi dalam sebagai suatu organisasi terdapat digunakan tingkat pengukuran terhadap kepuasan asisten perawat. Sedangkan nursing home penelitian facilities (2007) dilakukan membahas pengaruh motivasi. yang terhadap 8 NO. 7 Judul Skripsi The Role of Penulis dan Tahun Persamaan Naile, Idah; Membahas Perbedaan Perbedaan yang Leadership in Selesho, motivasi Employee Jacob M sebagai variabel membahas Motivation ProQuest (2014) kerja didapati yaitu gaya terikat, meneliti kepemimpinan variabel yang otokratis dan dapat transformasional mempengaruhi sebagai motivasi karyawan kerja bebas. variabel Sedangkan penelitian yang dilakukan membahas komunikasi antarprbadi sebagai variabel bebas. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Komunikasi Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabla ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Senada dengan hal ini bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin “communis”. Communis atau dalam bahasa Inggrisna “commun” yang arinya sama. Apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbukan kesamaan menurut Suwardi dalam (Rohim, 2009:8) Definisi lain tentang komunikasi seperti yang dikemukakan Moor dalam (Rohim, 2009:8) adalah penyampaan pengertian antarindividu. Dikatakannya semua manusia dilandasi kapasitas untuk menyampaikan maksud, hasrat, perasaam, pengetahuan dan pengalaman dari orang yang satu 9 kepada orang yang lain. Pada pokoknya komunkasi adalah pusat minat dan situasi prilaku d mana suatu sumber menyampaikan pesan kepada seorang penerima dengan berupaya mempengaruhi perilaku penerima tersebut. Komunikasi sebagai tindakan satu arah (linier), yaitu proses dimana pesan diibaratkan mengalir dari sumber dengan melalui beberapa komponen menuju kepada komunikan menurut Senjaja dalam (Rohim, 2009:9) Menurut Everett M. Rogers dalam (Syaiful, 2009:9) mengatakan “Komuikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. Sedangkan menurut Gerald R. Miller dalam (Rohim, 2009:9) berpendapat “Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima denga tujuan memmpengaruhi tingkah laku penerima. Berdasarkan pendapat pakar komunikasi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses pemyamaan persepsi dari sumber kepada peenerima pesan, dimana dalam proses penyampaian pesan tersebut terdapat medium dan adanya gangguan atau noise dalam proses penyampaian suatu informasi. 2.2.2 Komunikasi Antarpribadi Menurut Trenholm dan Jensen (Suranto, 2011 : 3) mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi antara da orang yang berangsung secara tatap muka (komunikasi diadik) Sifat komunikasi ini adalah: (a) spontan dan informal; (b) saling menerima feedback secara maksimal; (c) partisipan berperan fleksibel. Masih dari sumber yang sama terdapat berbagai Komunikasi antarpribadi sangat penting bagi kebahagiaan hidup kita. Johnson(1981) menunjukan beberapa peranan yang di sumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia. Komponen-komponen komunikasi antarpribadi : Dikemukakan bahwa komunikasi antarpribadi akan terjadi apabila ada pengirim menyampaikan indormasi berupa lambing verbal maupun nonverbal kepada penerima dengan mengunakan medium suara manusia (human voice), 10 maupun dengan medium tulisan. Berdasarkan asumsi diatas maka dapat dikatakan komunikasi antarpribadi terdapat komponen-komponen komunkasi yang secara intergratif saling berperan sesuai dengan karakteristik komponen itu sendiri. (Suranto, 2011:7) mengambarkan komponen-komponen komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut : 1. Sumber/kkomunikator 2. Encoding 3. Pesan 4. Saluran 5. Penerima/komunikan 6. Decoding 7. Respon 8. Gangguan (noise) 9. Konteks Komunikasi ENCODING KOMUNIKATO R PESAN RESPON KOMUNIKA N DECODING Gambar 2.1 Model Komunkasi Antarpribadi Berdasarkan gambar diatas nampak bahwa proses komunikasi antarpribadi berawal dar aktivitas komunikator melakukan encoding. Encoding adalah suatu aktivitas internal pada diri komunikator untuk menciptakan pesan melalui pemilihan symbol-simbol verbal dan non-verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, yang disesuaikan dengan karakteristik komunikan. 11 Faktor pengaruh kadar hubungan antarpribadi 1. Toleransi Toleransi menghendaki adanya kemauan dari masing-masing pihak untuk menghargai dan menghrmati perasaan pihak lain. Toleransi menjadi faktor pengaruh hubungan interpersonal, hal ini disebabkan dengan dikembangkannya sikap toleran atau tenggang rasa, maka seandainya timbul perbedaan kepentinan kedua belah pihak dapat saling menghargai. Dapat dikatakan terdapat korelasi positif antara toleransi dan hubungan interpersonal. 2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang Rasa memperoleh keadilan dari interaksi akan menentukan kadar hubungan interpersonal. Ketika seseorang merasa memperoleh kesempatan yang seimbang, peluang yang adil, maka akan mendorong orang tersebut mempertahankan kebersamaan. 3. Sikap menghargai orang lain Salah satu sikap yang mendukung kadar hubungan interpersonal adalah sikap menghargai martabat orang lain atau sikap saling mengharai dan tidak boleh melecehkan satu sama lain, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. 4. Sikap mendukung, bukan sikap bertahan Sikap mendukung (sportif) berari memberikan persetujuan terhadap orang lain. Sikap saling memotivasi dapat meningkat kadar hubungan interpersonal. Sedangkan sikab bertahan, berawal dari adanya perbedaan pendapat dan salah satu pihak menyerang pihak yang lainnya, maka akan ada kemungkinan karakteristik hubungan menjadi reggang. 5. Sikap terbuka Selain itu terdapat faktor sikap saling terbuka yaitu sikap untuk membuka diri, mengatakan tentang keadaan dirinya secara terbuka dan apa adanya. Dengan adanya sikap keterbukaan dalam komunikasi 12 akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurangan. Keakraban hubungan interpersonal ditandai dengan adanya sikap terbuka, saling percaya, sehingga adanya komunikasi secara bebas dalam mengemukakan pendapat. 6. Pemilikan bersama atas informasi Kualitas hubungan interpersonal juga diperngaruhi oleh kepemilikan bersama atas informasi. Pemilikan bersama atas informasi dapat dilihat dari aspek “keluasan” dan “ke dalaman” keluasan menunjukan adanya variasi topik yang dikomunikasikan. Kedalaman menunjukan keintiman komunikasi, bahkan biasanya menyangkut persoalan pribadi. 7. Kepercayaan Kepercayaan adalah suatu hal yang harus dimiliki seseorang dalam melakukan suatu hubungan komunikasi. Kepercayaan adalah perasaan bahwa tidak adanya bahaya dari orang lain dalam suatu hubungan. Kepercayaan berkaitan dengan ketika kita dapat meramakan bahwa seseorang tidak akan menghianati dan dapat bekerjasama denga baik. 8. Keakraban Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih saying, kedekatan dan kehangatan. Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingka keakraban yang diperlukan. 9. Kesejajaran Kesejajaran adalah posisi yang sama bagi kedua pihak, dimana tidak ada satu pihak yang lebih mendominasi terhadap 10. Kontrol, atau pengawasan Dalam menjaga hubungan antarpribadi dengan baik, maka perlu pengawasan berupa kepedulian. 13 11. Respon Respon yaitu ketepatan dalam memberikan suatu tanggapan ketika proses komunikasi berlangsung. 12. Suasana emosional Suasana emosional adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung ditunjukan dengan ekspresi yang relevan. Lima sikap positif yang mendukung Komunikasi Antarpribadi Menurut Devito dalam (Suranto, 2011:82) mengemukanakn lima sikap positif yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang merencanakan komunikasi interpersonal, lima sikap positif tersebut, meliputi: 1. Keterbukaan (openness) Keterbukaan adalah sikap dapat menerima masukan dari orang lain serta berkenaan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Namun, bukan berarti seseorang harus membuka seluruh riwayat hidupnya kepada orang lain, melainkan dengan rela memberikan informasi yang dibutuhkan orang lain. Dengan kata lain, keterbukaan adalah kesedian untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasa disembunyikan, asalkan pengungkapan diri informasi diri ini tidak bertentangan dengan asas kepatutan. Sikap keterbukaan ditandai dengan adanya kejujuran dalam merespo, tidak berkata bohong dan tidak menyembunyikan informasi yang sebenarnya. Dengan adanya keterbukaan proses komunikasi antarpribadi menjadi suatu sikap yang positif, dengan begitu komunikasi antarpribadi akan berlangsung secara adil, transparant, dua arah, dan dapat diterima oleh semua pihak yang berkomunikasi. 2. Empati (empathy) Empati adalah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya menjad orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami oleh orang lain, dapat merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kacamata orang lain. Hakikat empati adalah : (a) usaha masing-masing pihak 14 untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain; (b) Dapat memahami pendapat, sikap dan perilaku orang lain. 3. Sikap mendukung (supportiveness) Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan di mana terdapat sikap mendukung (suppotiveness). Artinya masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka. Pemaparan gagasan bersifat deskriptif naratif bukan evaluativ. Sedangkan pola pengambilan keputusan bersifat akomodatif, bukan intervensi yang disebabkan rasa percaya diri yang berlebihan. Sikap mendukung dapat meningkatkan motivasi seseorang, karena merasakan adanya semangat yang didapatkan dari oranglain/orang sekitar untuk terpacu melakukan sesuatu. 4. Sikap positif (positiveness) Sikap positif (positiveness) ditunjukan dalam bentuk sikap dan perilaku. Dalam bentuk sikap maksudnya adalah bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan dan pikiran positif, bukan prasangkan dan curiga. Dalam bentuk perilaku, artinya bahwa tindakan yang dipilih adalah yang relevan dengan tujuan komunikasi interpersonal, yaitu secara nyata melakukan aktivitas untuk terjalinnya kerjasama. Sikap positif dapat ditunjukan dengan berbagai macam perilaku dan sikap, antara lain: 1) Menghargai orang lain 2) Berpikiran positif terhadap orang lain 3) Tidak menaruh curiga secara berlebihan 4) Meyakini pentingnya orang lain 5) Memberikan pujian dan penghargaan 6) Komitmen menjalin kerjasama 5. Kesetaraan (equality) Kesetaraan (equality) adalah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, 15 dan saling memerlukan. Dalam suatu proses komunikasi secara alamiah tidak akan tercapai situasi yang menunjukan kesetaraan, dimana terdapat yang lebih kaya, lebih pintar, lebih muda/lebih berpengalaman dan sebagainya.Namun kesetaraan yang dimaksud adalah kerelaan untuk menempatkan diri setara (tidak ada yang superior atau inferior) dengan partner komunikasi. Dengan demikian dapat dikemukakan indicator kesetaraan, meliputi: 1) Menempatkan diri setara dengan orang lain 2) Menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda 3) Mengakui pentingnya kehadiran orang lain 4) Tidak memaksakan kehendak 5) Komunikasi dua arah 6) Saling memerlukan 7) Susasana komunkasi: akrab dan nyaman 2.2.3 Pengertian Motivasi Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan menurut hasibuan dalam (Sutrisno 2013:110). Motif sering kali disamakan dengan dorongan. Menurut Siagian dalam (Sutrisno 2013:110) mengatakan bahwa motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan, atau menggerakan dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap, dan tindak seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi. Menurut Wexley & Yukl dalam (Sutrisno 2013:110) motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Berdasarkan berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan baik dalam dalam diri maupun dari luar yang dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang yang berkaitan dengan pencapaian 16 tujuan tertentu. Dan dapat disimpulkan apabila terdapat motivasi yang tinggi dari para karyawan dalam suaru perusahaan maka tujuan yang teah ditetapkan akan tercapai, sehingga motivasi merupakan aspek utama atas keberhasilan suatu perusahaan dalam meraih tujuannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi : 1. Faktor Intern Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain : 1. Keinginan untuk dapat hidup Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap menuasia. Untuk mempertahankan hidup setiap orang mau mengerjakan apa saja. 2. Keinginan untuk dapat memiliki Keinginan utnuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang untuk mau melakukan pekerjaan, contohnya, keinginan untuk dapat memiliki mobil mendorong seseorang untuk bekerja lebih. 3. Keinginan untuk memperoleh penghargaan Seseorang bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui, dihormati oleh orang lain. 4. Keinginan untuk memperoleh pengakuan Adanya penghargaan prestasi, adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat. 5. Keinginan untuk berkuasa Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk bekerja lebih giat lagi. 2. Faktor Ekstern Faktor eksternal juga memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi kerja seserorang. Faktor-faktor ekstern tersebut : 1. Kondisi lingkungan kerja 2. Kompensasi yang memadai 3. Supervisi yang baik 17 4. Adanya jaminan pekerjaan 5. Status dan tanggung jawab 6. Peraturan yang fleksibel Teori-Teori Motivasi 1. Teori Motivasi Konvensional Teori motivasi konvensional ini termasuk content theor, karena F.W. Taylor memfokuskan teorinya pada anggapan bahwa keinginian untuk pemenuhan kebutuhannya yang menyebabkan seseorang mau bekerja keras. Dapat dikatakan seseorang akan mau melakukan sesuatu didorong adanya sebuah imbalan atau tidak. 2. Abraham H. Maslow (Teori Hierarki) Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow dalam (Sutrisno, 2009), mengemukakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan ke dalam lima hierarki kebutuhan, sebagai berikut : a. Kebutuhan Fisiologis (physiological) Kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidup, yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup dari kematian, yaitu seperti makan, minum, perumahan, pakaian yang harus dipenuhi seseoranguntuk mempertahandkan diri dari kelaparan. b. Kebutuhan Rasa Aman (safety) Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, maka seseorang berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan. c. Kebutuhan Hubungan Sosial (affiliation) Kebutuhan social sering pula disebut dengan social needs, atau affiliation needs, merupakan kebutuhan tingkat ketiga dari Maslow. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk hidup bersama dengan orang lain, pada kebutuhan ini hanya dapat terpenuhi bersama masyarakat. Kebutuhan social itu meliputi: a. Kebutuhan untuk disayangi, dicintai dan diterima oleh orang lain. b. Kebutuhan untuk dihormati orang lain. 18 c. Kebutuhan untuk diikutsertakan dalam pergaulan d. Kebutuhan untuk berprestasi d. Kebutuhan Pengakuan (esteem) Setiap manusia membutuhkan adanya penghargaan diri dan pernghargaan prestise diri dari lingkungannya. Semakin tinggi status dan kedudukan seseorang dalam perusahaan, maka semakin tinggi pula kebutuhan akan prestise diri yang bersangkutan. e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (self actualization) Kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan puncak ini biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lian, tetapi karena kesadaran dan keiinginan diri sendiri. Dalam kondisi ini seseorang ingin memperlihatkan kemampuan dirinya secara optimal di tempat masing-masing. Kekuatan terori Maslow adalah kemampuan untuk mendalami jenisjenis kebutuhan motif yang mendorongnya. 3. David McClelland dengan teori Motivasi Prestasi Teori kebutuhan yang dikemukakan oleh David McClelland dalam (Sutrisno, 2009 : 128) terdapat tiga komponen dasar yang dapat digunakan untuk memotivasi orang bekerja yaitu kebutuhan akan: a. Need for achievement Merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan standard kemampuan dalam diri seseorang. b. Need for affiliation Kebutuhan akan kehangatan dalam hubungan dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain. c. Need for power Kebutuhan untuk menguasai dan memengaruhi terhadap orang lain. Kebutuhan ini, menyebabkan orang yang bersangkutan tidak atau kurang memedulikan perasaan orang lain. 19 Hal-hal yang perlu dipertahankan dalam pemberian motivasi : Pemberian motivasi kepada karyawan dapat dilakukan oleh para pimpinan agar para karyawan tersebut dapat lebih meningkatkan volume dan mutu pekerjaan yang menjadi tanggung jawab, yaitu: 1. Memahami perilaku bawahan 2. Harus berbuat dan berperilaku realistis 3. Pemberian motivasi harus mengacu pada orang 4. Harus dapat memberi keteladanan Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Berdasarkan teori-teori motivasi yang ada penelitian ini menggunakan teori Abraham H. Malsow dengan Teori Hierarki Kebutuh, karena pada teori Maslow dijabarkan secara lengkap dan jelas tingkatantingkatan motivasiyang dibuthkan dari kebuthan paling dasar sampai kebutuhan puncak. 20 2.3 Kerangka Pemikiran Komunikasi Antarpribadi Motivasi Kerja a. Kebutuhan Fisiologis (physiological) b. Kebutuhan Rasa Aman (safety) c. Kebutuhan hubungan social (affiliation) d. Kebutuhan Pengakuan (esteem) e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (self Actualization) f. Supervisi yang baik a. Keterbukaan (openness) b. Empati (emphaty) c. Sikap mendukung (supportiveness) d. SIkap positif (positiveness) e. Kesetaraan (equality) Suranto Aw Edy Sutrisno Ho : r = 0 Ha : r = ≠ Hasil penelitian Kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil penelitian Gambar 2.2 Gambar Kerangka Pemikiran