hukum hak asasi manusia internasional

advertisement
Ifdhal Kasim
� “law that deals with the protection of individuals
and groups against violations by governments of their
internationally guaranteed rights, and with the
promotion of these rights”. (Buergental, 1:1992)
� “… consists of the body international rules, procedures,
and institutions developed to implement this concept
and to promote respect for human rights in all countries
on a worldwide basis”. (Bilder, 3:1984).
� “suatu klaim yang dapat dibenarkan,
berdasarkan
landasan moral dan hukum, untuk memiliki atau
memperoleh sesuatu, atau untuk bertindak
dengan cara tertentu”. (Dworkin, 267:1978)
� “klaim-klaim yang bisa kita buat semata-mata
karena kita adalah manusia”. (Natural Rights
Theory, Locke).
� Klaim-klaim atas kemerdekaan dan
kebebasan;
� Klaim-klaim atas pengakuan terhadap status sipil,
Legal dan politis;
� Klaim-klaim atas keamanan sosial dan standar
hidup
� Teori
Hukum Kodrati (Natural Law Theory)
- Santo Thomas Aquinas : pendekatan teistik
- Hugo de Groot (Grotius): pendekatan sekularistik
� Teori
Hak Kodrati (Natural Rights Theory)
- Hak yang melekat pada setiap insan semata-mata
karena ia adalah manusia (Jhon Locke)
Bantahan pokok: Teori hak-hak kodrati tidak bisa
dikorfirmasi dan diverifikasi kebenarannya.
� Edmund
Burke:
“propaganda terhadap ‘rekaan yang menakutkan
tentang persamaan manusia”
“ide-ide yang tidak benar dan harapan-harapan yang
sia-sia pada manusia yang sudah ditakdirkan menjalani
hidup yang tidak jelas dan susah payah”.
� Jeremy
Bentham
(Utilitarian):
“hak-hak kodrati adalah omong kosong yang dungu: hak
yang kodrati dan tidak bisa dicabut adalah omong
kosong yang retorik, atau puncak omong kosong yang
berbahaya”.
“Bagi saya hak dan hukum merupakan hal yang sama,
karena saya tidak mengenal hak yang lain. Hak bagi
saya adalah anak kandung hukum: dari berbagai fungsi
hukum lahirlah beragam jenis hak. Hak kodrati adalah
anak yang tidak pernah punya ayah”.
� John
Austin (Positivism):
“Eksistensi dan isi hak hanya dapat diturunkan
dari hukum negara”
“Satu-satunya hukum yang sahih adalah
perintah dari yang berdaulat, bukan datang
dari “alam atau “moral”.
Karl Max (Marxism):
“hak asasi manusia merupakan “bualan ideologis”
(ideological nonsense) dan “sampah kata-kata yang
kedaluwarsa” (obselute verbal rubbish).
“HAM hanya mutlak diperlukan dalam kurun pra
sejarah ketika individu-individu membutuhkan
perlindungan dari dunia yg tidak sempurna. Tatkala
dunia itu sudah diubah, manusia yang telah
teremansipasi akan berkembang dan melepaskan
dirinya dari kebutuhan akan hak-hak”.
�
HAM adalah ikhtiar melindungi individu2 agar
tidak menjadi korban utilitarianisme (“the
Greatest Happiness of the Greatest Number”);
�
HAM adalah ikhtiar melawan paksaan2
komunitarianisme (“utilitas populi suprema lex
est”);
�
HAM adalah ikhtiar melawan kediktaroran dengan
alasan penciptaan “dunia baru”.
� Pra
◦
◦
◦
◦
◦
Perang Dunia II
Hukum Internasional Klasik
Intervensi Kemanusiaan
Penghapusan Perbudakan (Mandate System)
Palang Merah Internasional
Liga Bangsa-Bangsa
�
Pasca PD II
◦
◦
◦
◦
◦
Piagam PBB
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
Komisi Hak Asasi Manusia PBB
Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik
Kovenan Internasional Hak-hakl Ekonomi, Sosial dan
Budaya.
�
Perjanjian atau “Treaty”
�
Kebiasaan
�
Opini Jurist atau Doktrin
atau
“Customary”
� Individu
� Negara
sebagai pemegang hak (rights-holders)
sebagai pemegang kewajiban
(duty- holders)
� Masyarakat
Internasional (PBB) sebagai
pengawas pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut
� Kewajiban
untuk Memajukan (obligation to
promote)
� Kewajiban
untuk Melindungi (obligation to
protect)
� Kewajiban
fulfil)
untuk memenuhi (obligation to
�
Dewan Hak Asasi
�
Komite yang Dibentuk oleh Konvensinya
(treaty based organs)
�
Hukum
Nasional
Manusia
�
Ajaran Dualis
◦ Hukum internasional dan hukum nasional merupakan
dua sistem hukum yang terpisah
�
Ajaran Monist
◦ Hukum internasional dan hukum nasional merupakan
bagian integral dari sistem yang sama.
�
Konvensi
Hak Anak;
�
Konvensi
terhadap
Penghapusan
Perempuan;
�
Konvensi
Anti
�
Konvensi
Anti Diskriminasi
�
Kovenan Hak Sipil dan Politik
�
Kovenan Hak-hak
segala
Bentuk
Diskriminasi
Penyiksaan;
Rasial;
Ekonomi, Sosial dan Budaya
� Perdebatan
Awal
◦ Soekarno dan Soepomo
◦ Hatta, Yamin, dan Liem Koen Hian
� Perdebatan
Kedua
◦ Konstituante
� Perdebatan
Ketiga
◦ Awal Orde Baru
�
I. Melalui Hukum Dasar
1. TAP MPR XVII/MPR/1998 tentang HAM
2. Amandemen UUD 1945
�
II. Melalui Legislasi
1. UU No. 39/1999 tentang HAM
2. UU Ratifikasi
3. UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM
4. UU No. 27/2004 tentang Komisi
Kebenaran
& Rekonsiliasi
�
UUD
� UUD
� UUD
1945
Sementara
RIS
� Kembali Ke UUD 1945
� UUD 1945
setelah
Perubahan
� Diperbolehkan
pada saat terjadi keadaan
yg mengancam negara;
� Diperbolehkan demi menjaga ketertiban
moralitas dan kesehatan umum;
� Diperbolehkan demi melindungi
kebebasan orang lain.
hak dan
darurat
umum,
hak atas hidup; hak bebas dari penyiksaan; hak
bebas dari perbudakan; hak bebas dari
penahanan karena gagal memenuhi utang; hak
bebas dari pemidanaan yang berlaku surut; hak
sebagai subyek hukum; dan hak atas
kebebasan berpikir, keyakinan dan agama.
-
hak atas kebebasan berkumpul;
-
hak atas kebebasan berserikat;
- hak atas kebebasan menyatakan pendapat,
berekspresi, mencari dan memperoleh informasi
Download