tugas tbmf virus

advertisement
TUGAS TBMF
VIRUS
Oleh:
1. Sandy Endi Rahman
2. Shinta Ayu Riska A.
3. Aprilia Puri
4. Anggi Eko Bramantio
2311 030 040
2311 030 022
2311 030 024
2311 030 044
Program Studi DIII Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2012
VIRUS
Definisi
Virus adalah partikel yang sederhana terdapat pada makhluk hidup, memiliki
kemampuan untuk meniru. Virus merupakan parasit berukuran mikroskopik yang
menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya.
Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik
maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Istilah virus biasanya merujuk pada
partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis
organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang
menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus
sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi
dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan
(misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya -virus mosaik tembakau)
Ciri-ciri virus antara lain: berukuran ultra mikroskopis, berbentuk oval, bulat, batang,
huruf T, kumparan, kapsid tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA, dapat
dikristalkan, dan aktivitasnya harus di sel makhluk hidup.
Virus mempunyai struktur yang sangat sederhana. Virus hanya terdiri atas suatu
materi genetik berupa DNA atau RNA yang dikelilingi oleh suatu protein pelindung yang
disebut capsid. Pada beberapa virus, seperti virus herpes dan virus influenza, dapat pula
dilengkapi oleh pembungkus atau “envelope”, dari lipoprotein (lipid dan protein).
Pembungkus ini merupakan membran plasma yang berasal dari sel inang virus tersebut.
Suatu virus dengan materi genetik yang terbungkus oleh pembungkus protein disebut partikel
2
virus atau virion. Pembungkus virus sering dibangun oleh subunit-subunit yang identik satu
sama lain yang disebut kapsomer. Gabungan kapsomer akan membentuk kapsid atau protein
pelindung. Bentuk kapsomer-kapsomer ini sangat simetris dan dengan adanya kapsomer ini
suatu saat virus dapat mengkristal. Materi genetik yang terdapat pada virus tersusun atas
asam nukleat berupa DNA atau RNA. Contoh virus DNA, yaitu virus influenza, virus herpes
atau virus yang dapat merangsang terbentuknya kanker, sedangkan contoh virus RNA, yaitu
Tobacco Mosaic (TMV), menyerang tembakau; virus polio penyebab penyakit polio; dan
virus HIV penyebab AIDS.
Teori dan Masalah
14.1 Dengan cara apa virus berhubungan dengan jenis lain dari mikroorganisme?
Dibandingkan dengan sel eukariotik dan prokariotik, virus adalah partikel yang luar biasa
sederhana dalam sifat fisik dan kimianya. Virus adalah organisme aselular (bukan sel).
Mereka umumnya terdiri dari sepotong asam nukleat yang terbungkus dalam protein dan
pembungkus membrane.
14.2 Apakah virus dianggap organisme hidup dalam pandangan sifat mereka?
Sejak penemuan virus pada awal 1900-an, para ilmuwan telah memperdebatkan apakah
mereka makhluk hidup atau partikel tak bernyawa. Virus tidak memiliki komposisi selular,
juga tidak tumbuh atau metabolisme bahan organik. Mereka bereproduksi, tetapi hanya dalam
sel hidup. Akan muncul anggapan bahwa virus bukan makhluk hidup, tetapi virus adalah
partikel yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup.
14.3 Bagaimana ukuran virus dibandingkan dengan mikroorganisme lain?
Virus mungkin merupakan makhluk terkecil yang menyebabkan penyakit pada manusia.
Virus yang lebih kecil, seperti virus polio memiliki diameter sekitar 20 nanometer (nm).
Virus yang besar, seperti virus cacar memiliki diameter sekitar 300 nm (0,30 m). Sebuah
bakteri seperti sel stanphylococcus aureus memiliki diameter sekitar 500 nm (0,05 m).
Bakteri terkecil mycuplasmas mempunyai diameter sekitar 200 nm (0,20 m).
14.4 Dapatkah virus dilihat dengan mikroskop cahaya standar?
Ukuran sangat kecil dari virus biasanya mencegah pengamatan mereka dengan mikroskop
cahaya standar. Memang, virus tidak bisa divisualisasikan dengan jelas sampai mikroskop
elektron ditemukan pada 1940-an. Sebuah perbesaran lebih dari 200.000 kali yang dimiliki
oleh instrumen ini masih tidak menunjukkan virus dengan jelas, hal itu dapat dilihat pada
gambar 14.1.
14.5 Bagaimana mikroskop elektron memungkinkan para ilmuwan untuk melihat virus?
Untuk melihat mikroorganisme, mikroskop cahaya standar menggunakan cahaya tampak
yang memiliki panjang gelombang yang relatif panjang. Karena gelombang panjang sinarnya
3
dapat membunuh virus. Mikroskop elektron dalam perbandingan, menggunakan sinar
elektron yang memiliki panjang gelombang yang relatif kecil. Berkas elektron memantulkan
objek yang kecilnya sama seperti virus dan bentuknya dapat dilihat pada layar proyeksi.
14.6 Apakah virus mampu melewati penyaringan seperti perangkap bakteri?
Pada awal 1900-an, virus dikenal sebagai “virus filterable”. Istilah ini menyiratkan bahwa
mereka mampu melewati penyaringan yang bisa dilewati pada menjebak bakteri terkecil.
Karena ukurannya yang kecil, virus dapat melewati penyaring bakteri dan cairan tidak dapat
dianggap steril kecuali virus terkecil dapat tertahan pada penyaringan. Namun ada
penyaringan dengan ukuran pori yang cukup kecil untuk menyaring sebagian besar virus.
Struktur Virus
14.7 Apa saja komponen dari virus
Semua virus setidaknya terdiri dari dua komponen: pertama adalah asam nukleat yang dapat
berupa asam deoxyribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) tetapi tidak pernah
keduanya; komponen kedua adalah lapisan protein yang membungkus asam nukleat. Bagian
asam nukleat dikenal sebagai genom, sedangkan yang membungkus protein dikenal sebagai
kapsid. Kombinasi dari genom dan kapsid disebut nukleokapsid. Virus tertentu juga
memiliki membran seperti pembungkus yang menutupi nukleokapsid.
4
Gambar 14.1 Gambar mikroskop elektron pada adenovirus, salah satu virus yang
menyebabkan kedinginan. Bentuk ikosahedral sangat terlihat. Perbesaran hingga 233,800
kali.
14.8 Bagaimana bentuk asam nukleat pada virus?
Asam nukleat pada virus dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Hal itu dapat terdiri dari DNA
atau RNA, yang mana dapat berdiri tunggal atau ganda. Asam nukleat dapat terjadi sebagai
molekul kontinu atau segmentasi.
14.9 Bagaimana struktur kapsid yang membungkus genom virus?
Kapsid virus terdiri dari protein eksklusif. Protein akan disusun dalam serangkaian unit
berulang yang disebut kapsomer. Untuk membentuk kapsid, kapsomer secar kimiawi terikat
bersama seperti potongan kecil. Jumlah kapsomer dalam kapsid pada virus berbeda-beda.
Misalnya, virus yang dapat menyebabkan herpes simpleks mempunyai 252 kapsomer.
14.10 Bagaimana komposisi kimia dari pembungkus virus?
Virus tertentu seperti virus cacar air, infeksi mononucleosis, dan herpes simpleks memiliki
pembungkus. Pembungkus itu berasal dari membran sel dimana virus bereplikasi. Namun itu
tidak identik dengan membran sel karena virus mengandung protein tertentu. Nukleokapsid
memperoleh pembungkus pada saat meninggalkan sel pada akhir proses replikasi.
14.11 Apakah pembungkus pada virus memiliki stuktur terus menerus?
Dalam banyak virus, pembungkus adalah struktur membran terus menerus. Namun dalam
beberapa virus, pembungkus virus mengandung “spikes” (tonjolan). Tonjolan ini berisi zat
yang digunakan oleh virus menyatukan diri dengan sel inang selama proses replikasi
berlangsung.
14.12 Apakah komponen kimia virus yang rentan terhadap kerusakan kimia?
Genom, kapsid dan pembungkus rentan terhadap berbagai bahan kimia yang dapat
menghancurkan virus. Misalnya, formaldehida mengubah struktur genom dan me-nonaktifkan virus; phenol bereaksi dengan kapsid protein dari virus dan menyebabkan nonaktifnya
virus; lipid sebagai “bahan pembersih” bereaksi dengan pembungkus virus.
14.13 Apakah virus bereplikasi dalam berbagai jenis sel?
Ada virus yang mampu mereplikasi dalam semua jenis sel. Virus tertentu menyerang dan
bereplikasi dalam sel manusia. Penyakit manusia seperti demam kuning, AIDS, hepatitis, dan
campak yang disebabkan oleh sel-sel viruses. Sel tumbuhan rentan terhadap virus yang
menyebabkan penyakit tanaman seperti penyakit mosaik tembakau dan penyakit tomat
mosaik. Dalam kasus ini, daun tanaman mengeluarkan bintik-bintik, mosaik muncul saat selselnya mati dari infeksi virus. Virus bahkan menyerang sel bakteri. Virus ini dikenal sebagai
bakteriofag, atau phages. Virus tersebut menghancurkan sel-sel bakteri saat terjadi proses
replikasi.
5
14.14 Apa saja bentuk yang muncul dalam virus?
Pembungkus virus muncul di bawah miskroskop elektron berbentuk bola karena pembungkus
membungkus virus. Namun, virus yang tak berpembungkus mengambil simetri dari protein
capsid. Simetri ini dapat berbentuk ikosahedral atau helik.
14.15 Apa yang dimaksud dengan simetri ikosahedral?
Simetri ikosahedral adalah simetri di mana kapsid yang tersusun dalam pola geometris yang
terdiri dari 20 segitiga akuilateral (gambar 14.2A ilustrasi pola.). Ikosahedral memiliki 20 sisi
segitiga, 12 tepi, dan 12 titik. Virus yang menyebabkan infeksi mononucleosis, gondok,
cacar, dan herpes simpleks mempunyai bentuk simetri ikosahedral.
14.16 Apa bentuk virus yang memiliki simetri helik?
Virus tertentu seperti virus rabies dan virus mosaik tembakau memiliki simetri helik, terlihat
pada gambar 14.2B. Genom terdiri dari kumparan spiral asam nukleat, dan kapsid mengikuti
pengaturan spiral. Dibawah mikroskop elektron, sulit untuk melihat gulungan, dan virus
mungkin muncul seperti tongkat.
Gambar 14.2 Tiga bentuk yang diambil dari virus. (A) Virus ikosahedral dimana kapsid
tersusun dari 20 segitiga terbentuk dari banyak subunit protein yang dinamakan kapsomer.
6
(B) Virus helik menunjukkan genom helik dan dibungkus oleh kapsomer. (C) Virus
bakteriofag, sebuah virus kompleks.
14.17 Apakah semua virus mempunyai simetri ikosahedral atau helik?
Ada beberapa virus tidak mempunyai simetri ikosahedral maupun helik. Virus cacar, seperti
cacar sapi, terlihat dalam satu susunan seperti tongkat yang menutup permukaan. Virus lain
seperti virus influensa terdiri atas delapan helik nukleokapsid terlampir dalam suatu
pembungkus.
14.18 Apa bentuk bakteriofag dan bagaimana bentuk ini bila dibandingkan dengan bentuk
virus yang lain?
Bakteriofag mempunyai satu bentuk kompleks, dapat dilihat pada gambar 14.2C.
Bakteriofag mungkin mempunyai satu daerah kepala dimana asam nukleat disimpan, satu
daerah ekor, satu set serat ekor, dan satu pelat dasar. Semua struktur ini digunakan untuk
menyatukan diri dengan bakteri sel inang. Virus pada hewan dan tumbuhan mempunyai
bentuk yang lebih sederhana.
14.19 Apa sistem klasifikasi yang digunakan untuk virus?
Saat ini, tidak ada sistem klasifikasi yang secara universal diterima untuk virus. Virus
digolongkan sesuai dengan jenis asam nukleat yang mereka punya (DNA atau RNA), simetri
dari capsid, kehadiran atau tidak adanya suatu pembungkus, dan jangkauan inang. Nama
virus belum ditetapkan, dan virus masih dikenali oleh nama umum mereka seperti virus polio
atau virus cacar.
Replikasi Virus
14.20 Apakah pola umum replikasi virus?
Virus tidak bisa melakukan reproduksi dengan bebas. Mereka menembus satu sel inang dan
menggunakan metabolisme dari sel inang untuk menghasilkan tiruan diri mereka. Virus
mengalihkan reaksi metabolisme dari sel dan menggunakan sumber-sumber daya dari sel
untuk menghasilkan ratusan virus baru. Dalam pelaksanaannya, mereka biasanya
menghancurkan sel inang dan membawa gejala dari penyakit virus.
14.21 Apakah tahap umum dari replikasi virus?
Sebagian besar pola dari replikasi virus terdapat lima tahap: tahap dimana suatu virus
berkumpul sel inangnya; tahap penetrasi dimana nukleokapsid menembus ke sel sitoplasma
dan kapsid virus hilang; tahap sintesa, dimana genom virus dan kapsid melakukan
manufaktur; tahap perakitan, dimana komponen secara kimiawi digabungkan untuk
menghasilkan partikel virus yang baru; dan tahap pelepasan, dimana partikel virus yang baru
pergi dari sel inang. Terdapat banyak variasi tahap tergantung dimana replikasi berlangsung,
tetapi semua tahap terjadi secara umum. Gambar 14.3 berisi ringkasan proses.
14.22 Bagaimana berlangsungnya virus ke sel inang?
Di peristiwa pertama dalam replikasi virus, virus melekat ke permukaan sel yang rentan.
Pelekatan ini dapat menyebabkan suatu benturan acak.
7
Hal ini membutuhkan interaksi yang spesifik dari tempat pelekatan pada permukaan virus dan
tempat reseptor pada permukaan sel. Kecocokan harus dilakukan agar terjadi pelekatan. Pada
pembungkus dari satu virus sering berisi substansi untuk memenuhi kecocokan dan akan
dinetralkan jika organisma inang menghasilkan antibodi untuk menutup lokasi pelekatan
sebelum virus menyatu pada lokasi sel rangsangan yang rentan.
14.23 Apakah ada jalan lain agar virus bisa masuk ke sel inang nya?
Selama tahap penetrasi dari replikasi virus, virus dapat memecahkan membran sel dan
menggerakkan genomnya melalui pembukaan ke sitoplasma. Cara penetrasi adalah
mengamati bakteriofag di tempat sel-sel bakteri mereka. Virus yang tidak mempunyai
pembungkus sering diambil ke sel-sel inang mereka dari proses phagocytosis. Proses ini
terjadi di sel-sel binatang, termasuk sel manusia. Pada pembungkus virus, penyatuan dapat
berkembang antara pembungkus dan membran sel inang. Saat dua struktur ini menyatu, satu
jalan terbuka agar nukleokapsid masuk ke sel sitoplasma.
14.24 Bagaimana tahap uncoating replikasi virus yang terjadi dalam sel inang?
Supaya virus bereplikasi, genomnya harus dibebaskan dalam sel inang sitoplasma. Tahap
uncoating ini tercapai ketika enzim berbentuk sel memecah protein dari kapsid virus. Enzim
mungkin saja diperoleh dari lisosom di sel sitoplasma. Pencernaan protein membebaskan
asam nukleat pada virus dan memulai langkah replikasi yang dikenal sebagai tahap eclise.
14.25 Bagaimana mekanisme dasar replikasi dari partikel virus baru dalam sel inang
sitoplasma?
Asam nukleat pada genom virus mengarahkan sintesa dari partikel virus baru dengan cara
meng-encode sintesa dari enzim yang mengganggu ekspresi dari gen inang. Gen yang lain
menetapkan protein digunakan dalam sintesa virus. Dan gen yang lain tadi mengarahkan
sintesa protein virus akan menjadi kapsid. Secara esensial, maka seluruh informasi genetik
yang diperlukan untuk sintesa virus baru dibawa ke sel oleh genom virus.
14.26 Apakah peran dari sel inang dalam sintesa virus?
Sebagian besar senyawa organik dan struktur memerlukan untuk mensintesis virus yang
merupakan isi sel inang. Sebagai contoh, ribosom penting bagi sintesa protein disediakan
oleh sel inang. Energi untuk proses sintetis terdapat di dalam ATP dan campuran energi lain
di dalam sel. Komponen pembangun untuk virus juga disediakan oleh sel. Komponen
pembangun ini meliputi asam-asam amino untuk protein kapsid virus dan nukleotid untuk
sintesa dari genom virus. Virus yang baru menyatu dapat dilihat di dalam gambar 14.4 (lihat
halaman 168).
14.27 Apakah pola umum dari replikasi RNA dalam virus?
Ketika genom dari virus RNA dilepaskan di sitoplasma, RNA melayani secara langsung
sebagai pembawa pesan RNA (mRNA) molekul dan menyediakan kode genetik untuk sintesa
protein menggunakan proses translasi. Molekul RNA berproses ke ribosom dan meng-encode
protein serta enzim struktural yang diperlukan untuk replikasi virus. Dalam beberapa
penyakit, RNA merupakan molekul antisense.
8
Gambar 14.3 Langkah umum dari replika virus (A) Pelekatan dan peleburan. (B) Pelepasan
genom virus. (C) Genom replika pada nukleus sel inang. (D) Produksi kapsomer di
sitoplasma sel inang dan jalan lintasan kapsomer ke nukleus untuk membentuk lampiran
klosid. (E) Pemisahan nukleokapsid melalui sel membran untuk membentuk pembungkus
virus.
14.28 Bagaimana pola replikasi virus DNA dibandingkan virus RNA?
Ketika virus DNA memasuki sel inang, genom DNA menyediakan kode genetik untuk
sintesis mRNA molekul dalam proses transkripsi. Molekul-molekul mRNA kemudian
menuju ribosom dan menerjemahkan kode asam amino dalam protein. Jika DNA dari genom
yang berantai ganda, maka hanya satu rantai akan berfungsi dalam sintesis protein. Namun
rantai lainnya tetap aktif.
9
14.29 Apakah DNA selalu segera membuat kode sandi virus protein?
Kadang-kadang DNA virus tidak berfungsi dengan segera. Alih-alih protein membuat kode,
virus DNA hasil untuk inti sel dan menempel pada salah satu kromosom sel. Gejala ini
dinamakan Lisogeni. Virus dikenal sebagai virus lisogenik atau provirus. Dalam suatu
waktu, provirus akan merangsang kode virus protein dan mendorong terjadinya replika virus.
Untuk sementara waktu, provirus masih berada di sel nukleus.
Gambar 14.4 Akumulasi virus mengelilingi nukleus pada sel kelenjar pituitari. Perbesaran
dari micrograph elektron mencapai 15.000 kali.
10
14.30 Dapatkah RNA virus menjadi lisogenik virus?
Beberapa RNA virus dapat tetap dengan sel inang dan membentuk hubungan lisogenik. Virus
RNA dilepaskan dalam sitoplasma dan enzim yang disebut reverse transcriptase
memanfaatkan RNA sebagai tempat untuk mensintesis molekul DNA komplementer. DNA
akan masuk ke sel nukleus menjadi lisogenik virus atau provirus. Hal ini diikuti oleh virus
defisiensi imun (HIV) yang mengakibatkan sindrome defisiensi imun (AIDS) pada manusia
14.31 Dimanakah tempat fase pemasangan virus replika?
Virus berbeda memasang virus baru pada tempat-tempat berbeda di sel. Genom virus dan
kapsid virus disintesa pada sitoplasma dan terjadi pemasangan disini. Untuk virus lainnya,
genom disintesa di sel nukleus dan kapsid pada sitoplasma. Kapsid lalu membawa ke nukleus
untuk dipasang, nucleokapsid berpindah tempat ke sitoplasma
14.32 Apa karakteristik dari tahap pelepasan replikasi virus?
Ada berbagai cara di mana pelepasan virus baru dapat terjadi. Dalam beberapa virus enzim
lisosim disintesis, dan enzim ini memecah membran sel atau dinding sel inang, seperti
bakteri. Virus baru kemudian dilepaskan selama kerusakan sel. Dalam kasus lain,
metabolisme dari sel terganggu karena mengalami pembusukan spontan. Pembusukan ini
menyebabkan sel hancur dan melepaskan virus baru.
14.33 Kapan virus memperoleh pembungkusnya?
Virus memperoleh bungkusnya selama tahap pelepasan replikasi. Virus ini berpindah ke
membran sel dan memaksa membran pada proses yang disebut budding. Selama budding,
nukleokapsid ini dikelilingi oleh sebagian dari membran, yang telah dimodifikasi dengan
protein virus. Virus mengambil sebagian membran saat lolos, setelah lubang ditutup. Jika
budding terjadi terlalu cepat untuk menutup lubang, kebocoran sitoplasma keluar dari sel dan
akan musnah.
14.34 Apa efek dari replikasi virus pada inang?
Biasanya, efek dari replikasi virus pada sel inang adalah kehancuran. Seperti sel-sel mati
secara bertahap, ratusan dan ribuan virus baru yang dirilis untuk menginfeksi dan
menghancurkan sel inang. Memang, bakteriofag mampu "memakan" bakteri.
Patologi Virus
14.35 Penyakit apa yang dapat menyebabkan virus pada manusia?
Tergantung pada jaringan yang terinfeksi, berbagai virus menyebabkan berbagai penyakit
pada manusia. Ketika virus menyerang hati, akan menyebabkan penyakit seperti demam
kuning atau hepatitis (Gambar 14.5). Virus infeksi di saluran pernapasan dapat menyebabkan
influenza, masuk angin, atau penyakit RSV (Respiratory Syncytial Disease). Otak yang
terinfeksi virus mengakibatkan rabies, ensefalitis, atau polio.
11
Gambar 14.5 Virus hepatitis he viruses of hepatitis diamati dengan mikroskop elektron
transmisi dan diperbesar 241.000 kali.
14.36 Dapatkah virus terlibat dalam kanker?
Integrasi DNA virus ke dalam inti sel dapat merangsang sel untuk berkembang biak tanpa
kontrol. Hasil replikasi yang tumbuh tidak terkendali disebut dengan tumor. Kanker sel dalam
tumor telah kehilangan kepekaan mereka terhadap sinyal yang menghambat reproduksi.
Virus yang dapat menyebabkan fenomena ini disebut virus onkogenik. Virus tertentu seperti
virus Epstein-Barr dan manusia papilloma virus (HPV) telah dikenal untuk menginduksi
tumor dan kanker. Bentuk tertentu, seperti leukemia juga diketahui dirangsang oleh virus.
14.37 Metode apa yang digunakan di laboratorium untuk budidaya virus?
Sebenarnya, virus tidak "tumbuh" di laboratorium karena mereka tidak hidup. Namun, virus
dapat dibudidayakan dan jumlah mereka meningkat dalam budaya sel hidup yang disebut
kultur jaringan. Selain itu, virus dapat dibudidayakan pada hewan hidup seperti tikus dan
kelinci, dan virus dapat dibudidayakan dalam telur ayam dibuahi.
14.38 Bagaimana virus dideteksi di laboratorium?
Karena mereka lebih kecil dari mikroorganisme lain, mikroskop cahaya standar tidak dapat
digunakan untuk mendeteksi virus. Namun, teknik tidak langsung banyak memang ada dan
jaringan kehancuran dalam budaya digunakan sebagai sinyal bahwa virus hadir. Sebagai
contoh, virus dapat menyebabkan zona kerusakan sel yang disebut plak ketika virus yang
dibudidayakan dalam kultur jaringan atau pada rumput bakteri, seperti Gambar 14.6
menampilkan. Selain itu, virus dapat menyebabkan sel untuk melebur menjadi tubuh yang
12
lebih besar disebut syncytia, atau mereka dapat menyebabkan sel untuk rumpun dalam proses
yang disebut aglutinasi, atau mereka dapat menyebabkan sel untuk mengembangkan agregat
intraseluler yang disebut inklusi. Efek pada sel yang disebut efek sitopatik.
14.39 Apa tanda dan gejala yang muncul jika virus menginfeksi hewan dan manusia?
Banyak gejala penyakit yang disertai dengan tanda-tanda kehadiran virus. Sebagai contoh,
sel-sel otak yang terinfeksi dengan virus rabies mengembangkan badan unik yang disebut
Negri Bodies. Selain itu, sel-sel darah putih terpengaruh dengan virus mononukleosis
menjadi pasir dan berbusa dan membentuk sel-sel Downy karakteristik. Selain itu, berbagai
virus menyebabkan gejala unik seperti ruam kulit yang khas. Campak dan cacar adalah
contoh.
14.40 Apakah antibiotik atau obat lain yang berguna terhadap virus?
Antibiotik yang terkenal membunuh bakteri seperti penisilin, tetrasiklin, eritromisin. Dan
antibiotik lainnya tidak berguna untuk melawan virus karena virus tidak memiliki kimia atau
metabolisme dengan yang antibiotik ini mengganggu. Sebagai contoh, virus tidak memiliki
dinding sel dan karena itu mereka tahan terhadap penisilin (yang mengganggu sintesis
dinding sel). Namun, ada obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu replikasi virus dalam
sel. Salah satu contohnya adalah asiklovir, yang mengganggu dengan replikasi virus herpes
dalam sel-sel kulit. Contoh lain adalah azidothymidine (AZT), yang mengganggu dengan
replikasi HIV dalam limfosit. Masih obat lain adalah amantadine, yang digunakan untuk
melawan influenza virus.
14.41 Bagaimana interferon digunakan untuk melawan virus?
Interferon adalah protein yang diproduksi oleh sel-sel setelah mereka telah ditembus oleh
virus. Interferon tidak dapat menghentikan replikasi virus dalam sel itu, tetapi dilepaskan ke
sel yang berdekatan, di mana ia merangsang produksi faktor antivirus. Interferon kini
diproduksi oleh teknik rekayasa genetika.
14.42 Bagaimana ketahanan terhadap penyakit virus terjadi di dalam tubuh?
Ketika virus masuk ke dalam tubuh, mereka merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
memproduksi helai panjang protein yang disebut antibodi. Antibodi mengisi cairan tubuh dan
akhirnya berkonsentrasi di wilayah replikasi virus. Di sini mereka bersatu dengan kapsid dan
atau pembungkus dari virus serta mencegah pelekatan virus dengan sel inang baru. Dengan
cara ini, virus tidak dapat mereplikasi lebih jauh dan infeksi berakhir. Tubuh fagosit
kemudian menelan dan menghancurkan gumpalan virus yang dinetralkan oleh antibodi.
14.43 Dengan cara apa perlindungan terhadap penyakit virus dirangsang dalam tubuh?
Perlindungan terhadap penyakit virus dapat dirangsang dengan mendorong tubuh untuk
menghasilkan antibodi sebelum infeksi virus terjadi. Sistem kekebalan tubuh dirangsang oleh
vaksin, yang terdiri dari virus diubah sehingga mereka tidak akan bereplikasi dalam sel-sel
tubuh, namun tetap mampu merangsang respon imun.
13
Gambar 14.6 Virus plaques. Tempat ini mengandung bakteri yang tumbuh merata di seluruh
permukaan. Daerah gelap merupakan tempat dimana virus dilipatgandakan dalam bakteri dan
menghancurkan bakteri agar menghasilkan daerah yang dikenal sebagai plaque. Kemunculan
lima atau lebih plaque dapat dilihat pada gambar ini.
14.44 Dari dua jenis virus, yang mana dapat digunakan dalam vaksin?
Kedua jenis virus yang saat ini digunakan dalam vaksin adalah virus yang melemahkan dan
virus dilemahkan. Virus yang dilemahkan adalah virus yang genom telah dihancurkan dengan
cara kimia atau fisik. Virus ini mempertahankan capsids mereka, dan sebagainya kapsid
memanggil respon spesifik oleh sistem kekebalan tubuh. Virus melemahkan, sebaliknya,
adalah virus yang telah dikembangkan untuk kemampuan mereka untuk meniru sangat
lambat dalam tubuh. Virus ini juga mendapatkan respon antibodi oleh sistem kekebalan
14
tubuh. Virus sangat lemah sehingga mereka tidak menyebabkan penyakit, tetapi mereka
cukup aktif untuk merangsang respon imun.
14.45 Apa keuntungan dari menggunakan virus dilemahkan dalam vaksin?
Keuntungan dari virus dilemahkan dalam vaksin adalah bahwa virus tidak dapat berkembang
biak di dalam tubuh, dan karena itu mereka tidak mungkin menyebabkan penyakit.
Kekurangannya adalah bahwa virus tidak aktif harus disuntikkan ke dalam tubuh karena
mereka tidak akan bertahan bagian itu ke dalam saluran pencernaan jika mereka diambil
secara lisan.
14.46 Apa keuntungan dari virus melemahkan dalam vaksin?
Virus melemahkan dapat diambil secara lisan karena mereka akan bertahan jalan masuk
saluran pencernaan dan akan diserap ke dalam aliran darah. Metode pemberian karena itu
lebih mudah daripada melalui suntikan. Namun, kelemahan adalah bahwa virus mungkin
pada kesempatan tertentu menginduksi gejala ringan penyakit dalam tubuh dan mereka
menimbulkan lebih berisiko daripada virus tidak aktif. Mereka menyebutnya sebagainya yang
lebih respon imun substansial, bagaimanapun, dan untuk alasan ini mereka mungkin
menguntungkan ketika epidemi berlangsung atau diantisipasi.
15
Download