Martono /Pola dan Tren Suhu Udara Pamengpeuk 203 Pola dan Tren Suhu Udara Pameungpeuk Martono Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jl. Dr. Junjunan No. 133 Bandung 40173 Jawa Barat [email protected] Abstrak – Suhu udara merupakan salah satu unsur iklim yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola dan tren suhu udara Pameungpeuk dalam skala waktu bulanan, musiman dan tahunan yang mewakili tahun normal, El Niño Southern Oscillation dan Indian Ocean Dipole. Data yang digunakan terdiri dari suhu udara harian tahun 1991- 2012, indeks anomali nino3.4 dan indeks dipole mode. Dalam penelitian ini digunakan metode single moving average. Hasil analisis menunjukkan bahwa suhu udara bulanan Pameungpeuk mempunyai pola monsunal dengan puncak maksimum terjadi pada bulan Maret yaitu 27,28 ºC dan puncak minimum terjadi pada bulan Agustus yaitu 25,56 ºC. Pengaruh kuat El Niño dan Indian Ocean Dipole terhadap suhu udara Pameungpeuk hanya terjadi pada saat fase positif dengan anomali indeks dipole mode lebih besar dari 2,5 ºC, sedangkan pengaruh Indian Ocean Dipole fase negatif dan La Niña lemah. Secara umum, variasi tahunan suhu udara Pameungpeuk mengalami tren kenaikan sekitar 0,04 ºC/tahun. Kata kunci: suhu udara, pola, tren, simple moving average Abstract – The air temperature is one of the climatic elements has an important role in life .This research was conducted to determine the patterns and trends of the air temperature in Pameungpeuk at monthly, seasonal and inter annual time scales under normal, El Niño Southern Oscillation and Indian Ocean Dipole conditions. The data used consists of the daily air temperature from 1991-2012, nino3.4 anomaly index and dipole mode index. Simple moving average method used in this research. The results show that the monthly air temperature in Pameungpeuk has monsoonal patterns with a maximum peak occurred in April was 27,34 ºC and minimum peak occurred in August was 25,54 ºC. The strong influence of the El Niño and the Indian Ocean Dipole on the air temperature in Pameungpeuk only occurred when the positive phase of the dipole mode index anomalies greater than 2,5 ºC, while the influence of the negative phase of the Indian Ocean Dipole and the La Niña were weak. In general, the annual variations of the air temperature in Pameungpeuk has an upward trend around 0,04 ºC/year. Key words: air temperature, pattern, trend, simple moving average I. PENDAHULUAN Pembahasan suhu udara oleh para pakar iklim dunia mulai berkembang pesat ketika perubahan iklim akibat pemanasan global menjadi topik perbincangan dunia sejak diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro Brasil tahun 1992. Sejak saat itu, penelitian mengenai variabilitas suhu udara global mulai mendapat perhatian besar terutama hubungannya dengan perubahan iklim regional. Perubahan suhu udara permukaan dalam skala spasial yang kecil atau skala regional menunjukkan karakteristik yang berbeda-beda [1]. Suhu udara permukaan bumi ditentukan oleh jumlah radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi. Radiasi matahari ditransfer ke permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang. Jumlah radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi dipengaruhi oleh tutupan awan. Distribusi suhu udara permukaan bumi sangat dipengaruhi oleh letak lintang, perbedaan antara daratan dan lautan, ketinggian dan angin [2]. Sebagian besar peneliti iklim sepakat bahwa kenaikan secara signifikan suhu global telah terjadi pada abad yang lalu dan akan terus terjadi di masa yang akan datang [3]. Estimasi variasi suhu udara permukaan rata-rata global menjadi bahan yang menarik dan sekaligus kontroversi baik di dalam maupun di luar komunitas peneliti iklim. Salah satu aspek paling menarik dan kontoversial yaitu mengenai tren suhu permukaan rata-rata global [4]. Tren suhu udara memberikan bukti penting untuk mengevaluasi klaim tentang perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global akibat aktifitas manusia [5]. Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2007 [6], menyimpulkan terjadinya peningkatan suhu udara permukaan global sebesar 0,6 ºC sejak tahun 1861. Suhu udara permukaan global tahunan lebih hangat 0,578 ºC selama periode 1861-1997 dan 0,628 ºC selama periode 1901-1997 [7]. Dibandingkan dengan iklim global, iklim regional mempunyai variabilitas yang lebih kompleks karena dipengaruhi oleh dinamika atmosfer, laut, tutupan lahan dan interaksinya [1]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan tren suhu udara permukaan di Pameungpeuk. Pameungpeuk menarik diteliti karena wilayah ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang sangat luas, sehingga terjadi interaksi yang kuat antara daratan, atmosfer dan lautan. II. METODE PENELITIAN Data yang digunakan terdiri dari suhu udara harian dari tahun 1991-2012, indeks anomali NINO3.4 dan indeks dipole mode. Data suhu udara diperoleh dari Loka Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823 204 Martono /Pola dan Tren Suhu Udara Pameungpeuk Pengamat Dirgantara LAPAN, indeks anomali NINO3.4 diperoleh dari NCEP NOAA dan indeks dipole diperoleh dari JAMSTEC. Data suhu harian selanjutnya dirataratakan dijadikan bulanan. Dalam penelitian ini digunakan metode single moving averages seperti diperlihatkan pada persamaan (1) : Keterangan : SMA : Single Moving Averages Pm : data periode m N : periode waktu moving averages Gambar 1. Pola suhu udara rata-rata bulanan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola suhu udara rata-rata bulanan Pameungpeuk dari tahun 1991-2012 diperlihatkan pada Gambar 1. Secara umum suhu udara rata-rata bulanan di Pameungpeuk mempunyai pola monsunal yaitu dengan satu puncak maksimum dan satu puncak minimum. Variasi rata-rata bulanan suhu udara di Pameungpeuk relatif besar yaitu sekitar 1,7 ºC. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Maret yaitu sekitar 27,28 ºC dan suhu udara minimum terjadi pada bulan Agustus yaitu sekitar 25,56 ºC. Secara umum suhu udara di daerah ini relatif hangat dengan suhu udara rendah hanya terjadi selama tiga bulan dari Juli hingga September. Pola suhu udara rata-rata musiman dalam rentang waktu tahun 1991-2012 di Pameungpeuk diperlihatkan pada Gambar 2. Suhu udara pada saat musim barat (ratarata Desember, Januari dan Februari) dan musim peralihan pertama (rata-rata Maret, April dan Mei) lebih tinggi dari pada musim timur (rata-rata Juni, Juli dan Agustus) dan musim peralihan kedua (rata-rata September, Oktober dan November). Suhu udara maksimum terjadi pada musim peralihan pertama yaitu sekitar 27,16 ºC dan suhu udara minimum terjadi pada musim timur yaitu sekitar 25,92 ºC. Variasi musiman suhu udara pada saat musim barat dalam rentang waktu tahun 1991-2012 diperlihatkan pada Gambar 3. Suhu udara pada saat musim ini relatif hangat dengan suhu rata-rata sekitar 27,10 ºC. Fluktuasi antar tahunan suhu udara berkisar antara 26,69 ºC – 27,96 ºC. Terjadi tren kenaikan suhu udara sebesar 0,034 ºC/tahun. Variasi musiman suhu udara pada saat musim peralihan pertama dalam rentang waktu tahun 1991-2012 diperlihatkan pada Gambar 4. Suhu udara pada saat musim ini lebih hangat daripada musim barat dengan suhu rata-rata sekitar 27,16 ºC. Fluktuasi suhu udara berkisar antara 26,51 ºC – 28,61ºC. Terjadi tren kenaikan suhu udara sebesar 0,046 ºC/tahun. Gambar 2. Pola suhu udara rata-rata musiman. Gambar 3. Variasi musiman suhu udara pada saat musim barat. Gambar 4. Variasi musiman suhu udara pada saat musim peralihan pertama. Variasi musiman suhu udara pada saat musim timur dalam rentang waktu tahun 1991-2012 diperlihatkan pada Gambar 5. Suhu udara pada saat musim ini lebih dingin Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823 Martono /Pola dan Tren Suhu Udara Pamengpeuk 205 daripada saat musim barat dan musim peralihan pertama dengan suhu rata-rata sekitar 25,92ºC. Fluktuasi tahunan suhu udara berkisar antara 24,31 ºC – 27,23 ºC. Terjadi tren kenaikan suhu udara sebesar 0,044 ºC/tahun. Variasi musiman suhu udara pada saat musim peralihan kedua dalam rentang waktu tahun 1994-2012 diperlihatkan pada Gambar 6. Suhu udara pada saat musim ini masih relatif dingin dengan suhu rata-rata sekitar 26,27 ºC. Fluktuasi tahunan suhu udara berkisar antara 25,16 ºC – 27,39 ºC. Terjadi tren kenaikan suhu udara sebesar 0,044 ºC/tahun. Variasi tahunan suhu udara dalam rentang waktu tahun 1991-2012 diperlihatkan pada Gambar 7. Variasi antar tahunan suhu udara di Pameungpeuk mempunyai yang fluktuasi berkisar antara 25,79 ºC – 27,68 ºC. Dalam rentang waktu tersebut terjadi penurunan dan kenaikan suhu udara. Penurunan suhu udara terbesar terjadi pada tahun 1994, sedangkan kenaikan suhu udara terbesar pada tahun 1998 dan 2009. Secara umum, suhu udara di Pameungpeuk dalam periode waktu tersebut mengalami tren kenaikan dengan kisaran nilai 0,048 ºC/tahun. Untuk mengetahui pengaruh fenomena Indian Ocean Dipole yang terjadi di Samudera Hindia dan fenomena El Niño serta La Niña yang terjadi di Samudera Pasifik terhadap suhu udara di Pameungpeuk perlu diketahui nilai anomali bulanannya. Anomali suhu udara rata-rata bulanan di Pameungpeuk dalam rentang waktu tahun 1991-2012 diperlihatkan pada Gambar 8. Fluktuasi anomali suhu udara rata-rata bulanan relatif besar yaitu berkisar antara -1,89 ºC hingga 1,73 ºC. Anomali suhu udara dengan nilai lebih besar dari -1 ºC terjadi pada bulan Mei-September 1994 dan bulan Juli-Oktober 1997, sedangkan anomali suhu udara lebih besar dari 1 ºC terjadi pada bulan April-Oktober 2010. Berdasar analisis hasil diketahui bahwa distribusi suhu udara di Pameungpeuk dipengaruhi oleh kondisi geografis wilayah yang terletak di 7º40’06” lintang selatan, laut dan angin. Pada saat musim barat, musim peralihan pertama dan musim peralihan kedua posisi matahari terletak antara ekuator hingga 23,5º lintang selatan. Kondisi seperti ini menyebabkan radiasi matahari yang diterima permukaan bumi besar sehingga suhu udara menjadi lebih hangat. Dan sebaliknya pada saat musim timur posisi matahari terletak antara ekuator hingga 23,5º lintang utara sehingga radiasi matahari yang diterima permukaan bumi kecil dan menyebabkan suhu udara menjadi lebih dingin. Selain letak lintang, distribusi suhu udara permukaan di Pameungpeuk dipengaruhi oleh kondisi laut dan sirkulasi angin. Pada saat musim barat hingga awal musim peralihan pertama di pantai selatan Jawa terdapat arus pantai selatan Jawa yang bergerak dari barat ke timur. Massa air ini berasal dari barat Sumatera yang mempunyai suhu permukaan laut yang hangat. Selanjutnya, suhu permukaan laut ini akan mempengaruhi suhu udara di atasnya. Gambar 5. Variasi musiman suhu udara pada saat musim timur. Gambar 6. Variasi musiman suhu udara pada saat musim peralihan kedua. Gambar 7. Variasi tahunan suhu udara. Gambar 8. Anomali suhu udara rata-rata bulanan. Pada saat musim timur hingga awal musim peralihan kedua di pantai selatan Jawa terjadi proses upwelling pantai. Upwelling adalah proses kenaikan massa air dari Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823 206 Martono /Pola dan Tren Suhu Udara Pameungpeuk lapisan bawah ke permukaan. Massa air yang naik ini mempunyai suhu yang dingin, kadar salinitas tinggi dan kaya akan zat-zat sumber hara. Perbedaan suhu permukaan laut di lokasi upwelling dengan daerah sekitarnya dapat mencapai sekitar 2 ºC. Pada musim ini berkembang monsun Australia yang bergerak dari Benua Australia ke Benua Asia. Di Wilayah Pameungpeuk monsun bergerak ke arah barat dan barat laut. Suhu permukaan laut yang dingin akan mempengaruhi suhu udara di atasnya dan terbawa oleh gerakan monsun melewati wilayah Pameungpeuk. Suhu udara permukaan di Pameungpeuk juga dipengaruhi Indian Ocean Dipole fase positif dengan nilai indeks dipole mode lebih dari 2 ºC dan kejadian El Niño. Antara bulan Juni-September 1994 terjadi anomali suhu udara lebih besar dari -1,5 ºC. Pada waktu ini terjadi Indian Ocean Dipole fase positif. Pada saat terjadi Indian Ocean Dipole fase positif suhu permukaan laut di sekitar barat daya pulau Jawa lebih dingin daripada kondisi normal, sehingga berpengaruh terhadap kondisi atmosfer di sekitarnya. Pada bulan Juli-Oktober 1997 terjadi anomali suhu udara lebih besar dari -1,5 ºC. Kondisi ini dimungkinkan akibat terjadinya Indian Ocean Dipole fase positif yang bersamaan dengan terjadinya fenomena El Niño. Pada saat El Niño terjadi pergeseran kolam panas di bagian barat Samudera Pasifik bergerak ke arah timur. Kondisi ini menyebabkan suhu permukaan laut disekitar wilayah Indonesia lebih dingin yang selanjutnya akan mempengaruhi atomsfer di atasnya. IV. KESIMPULAN Dari analisis skala waktu bulanan, musiman dan tahunan dapat disimpulkan bahwa suhu udara di Pameungpeuk dipengaruhi oleh letak lintang, laut dan angin. Variasi bulanan suhu udara mempunyai pola monsunal dengan puncak maksimum terjadi pada bulan Maret dan puncak minimum terjadi pada bulan Agustus. Suhu udara pada saat musim timur lebih dingin daripada musim barat, musim peralihan pertama dan musim peralihan kedua. Variasi antar tahunan suhu udara mengalami tren kenaikan sekitar 0,048 ºC/tahun. Pengaruh kuat Indian Ocean Dipole terhadap suhu udara hanya terjadi pada saat fase positif saja, sedangkan pengaruh El Niño dan La Niña terhadap suhu udara lemah. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Aries Kurniawan, ST selaku Kepala Loka Pengamat Dirgantara LAPAN yang telah memberikan data-data parameter atmosfer. PUSTAKA [1] G. Yan, D. Wen-Jie, R. Fu-Min, Z. Zong-Ci and H. JianBin, Surface Air Temperature Simulations over China with CMIP5 and CMIP3, Advances in Climate Change Researach 4(3): 145-152, 2013. [2] B. Haurwitz and J. M. Austin, Climatology, McGraw-Hill Book Company Inc, New York, 1944. [3] X. D. Liu, Yin, Z. Y., Shao, X., Qin N., Temporal trends and variability of daily maximum and minimum,extreme temperature events, and growing season length over theeastern and central Tibetan Plateau during 1961–2003, Journal of Geophysical Research, Vol. 111, D19109, doi:10.1029/2005JD006915, 2006. [4] B. Liebmann, R. M. Dole, C. Jones, I. Blade, D. Allured, Influence of Choice of Time Period on Global Surface Temperature Trend Estimates, American Meteorogical Society, DOI:10.1175/2010BAMS3030.1 [5] C. Loehle, Trend Analysys of Satellite Global Temperature Data, Energy & Environment, Vol.20,No.7, 2009. [6] Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)., IPCC Fourth Assessment : Report Working Group I Report "The Physical Science Basis", 2007. [7] P. D. Jones, M. New, D. E. Parker, S. Martin, I. G. Rigor, Surface Air Temperature and Its Changes Over the Past 150 Years, Reviews of Geophysics, 37, 2 / May 1999. TANYA JAWAB ? Sismanto, UGM 1. Apakah sebaran dalam 1 tahun suhu udara ada kaitannya dengan posisi matahari? 2. Suatu udara trendnya naik 0,548 ºC/tahun. Apakah ada hubungan dengan global warming? @ Martono, LAPAN 1. Iya, pengaruh posisi matahari berpengaruh pada kondisi normal. Kondisi tidak normal laut berperan. 2. Kemungkinan karena global warming. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823