UPAYA PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN MELALUI PEMBENTUKAN PERILAKU ETIS KARYAWAN (Studi Empirik Pada Karyawan Baitul Maal Wat Tamwil/BMT di Kabupaten Semarang) Siti Hidayah dan Haryani1 N.A. Dian Anggraeni2 Program Studi Manajemen, STIE Dharmaputra Semarang Jl. Pamularsih Raya No. 16 Telp. (024) 7601410 Semarang 50148 [email protected] [email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini adalah bertujuan untuk menganalisis peningkatan kinerja karyawan BMT di Kabupaten Semarang melalui pembentukan perilaku etis karyawan. Hipotesis yang diajukan adalah diduga perilaku etis karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) di Kabupaten Semarang yang jumlahnya sebanyak ± 630 karyawan dari 18 BMT. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 176 orang, sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik/metode random sampling. Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan Regresi Linier, dengan software pengolahan data menggunakan SPSS Versi 17.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku etis karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Temuan utama dari penelitian ini adalah perilaku etis karyawan membuktikan dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Kinerja karyawan dapat meningkat melalui peningkatan pembentukan perilaku etis karyawan, sehingga perilaku etis karyawan di dalam model penelitian ini adalah penting untuk menjelaskan peningkatan kinerja karyawan. Dengan demikian, hasil temuan ini dapat menjawab permasalahan mengenai upaya peningkatan kinerja karyawan melalui pembentukan perilaku etis karyawan. Kata kunci: Kinerja Karyawan, Perilaku Etis Karyawan ABSTRACT This research is aimed to analysis increasing employees’ performance of BMT in Semarang Regency through formation of ethical behavior of employees. Hypothesis proposed in this research is ethical behavior of employees has positive and significant influence on employees’ performance.This research population is all employees of Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) in Semarang Regency which number as many as ± 630 employees from 18 BMT. The number of samples in this study is 176 people, while the sampling technique is using technique/method of random sampling. Testing of hypothesis in this study is using Linier Regression, with data processing software using SPSS Version 17.0.The results showed that ethical behavior of employees has positive and significant influence on employees’ performance. The main finding of this study is ethical behavior of employees prove to influence on employees’ performance. Employees’ performance can be established through the increasing of formation in ethical behavior of employees, so that ethical behavior of employees in this research model is essential to explain increasing of employees’ performance. Thus, these findings can answer the problem about effort for increasing employees’ performance through formation of ethical behavior of employees. Keywords: Employees’ performance, Ethical behavior of employees ditegaskan 1. Latar Belakang Masalah oleh Gibson (1996) Salah satu komponen yang dikutip oleh Mohamad Djasuli & sangat penting dalam mekanisme Gita Arasy Harwida (2011), bahwa lembaga karyawan (pimpinan dan bawahan) adalah karyawan dan kinerjanya. Berbagai kajian yang mempunyai menyoroti fenomena kinerja senantiasa melahirkan konsekuensi karyawan menunjukkan bahwa behavioristik (perilaku/tingkah laku). berkaitan Teori ini dengan jelas memposisikan masalah-masalah yang kekuatan dengan kinerja karyawan masih perlu karyawan sekali untuk mendapatkan perhatian lembaga, dimana seluruh kegiatan yang karyawan serius. Pentingnya sebagai yang (kinerja jantungnya karyawan) pengorganisasian kinerja karyawan dipandang sebagai faktor penentu didasari oleh teori, sebagaimana bagi tercapainya tujuan lembaga. Kinerja karyawan adalah salah satunya adalah perilaku atau mencakup sejumlah hasil yang tidak tindakan karyawan. Menurut Arens lain merupakan manifestasi kerja (2006) dikutip oleh Siti Hidayah & yang dilakukan oleh karyawan yang Haryani (2015), perilaku karyawan biasanya digunakan sebagai dasar merupakan penilaian atas pekerjaan. Simamora manifestasi dari karakteristik seorang (2004) menyatakan bahwa kinerja individu karyawan menyesuaikan merupakan pencapaian persyaratan suatu perwujudan atau (karyawan) dalam diri dengan pekerjaan lingkungannya, sehingga perilaku ini tertentu yang pada akhirnya secara merupakan salah satu aspek yang langsung dapat tercermin dari sangat keluaran yang dihasilkan oleh (karyawan) penting bagi dalam individu meningkatkan karyawan. Kemudian Nawawi (1997) kinerjanya, khususnya perilaku etis. dikutip oleh Mohamad Djasuli & Hal ini disebabkan karena, interaksi Gita (2011) antar individu (karyawan) di dalam menyatakan bahwa kinerja karyawan organisasi sangat dipengaruhi oleh adalah sebagai karya karyawan, yaitu nilai-nilai etisnya. Pada dasarnya hal suatu ini dapat dikatakan bahwa kesadaran Arasy hasil pekerjaan Harwida pelaksanaan yang dihasilkan suatu semua anggota organisasi untuk karyawan, baik yang bersifat fisik berperilaku secara etis dapat maupun non material. Selain itu, membangun suatu ikatan kinerja dapat keharmonisan dalam berorganisasi. diartikan sebagai suatu hasil dan Namun demikian, hal itu tidak dapat usaha karyawan yang dicapai dengan diharapkan bagi semua orang untuk adanya kemampuan dan perbuatan bisa atau tingkah laku dalam situasi kemungkinan tertentu. etikanya berbeda dengan masyarakat karyawan Selanjutnya, mempengaruhi juga faktor kinerja oleh yang karyawan berperilaku etis. karena Hal dan ini standar pada umumnya, dan karena ia secara sengaja bertindak tidak etis untuk positif karyawan di lembaga (dalam keuntungan sendiri. hal ini lembaga pemerintahan) Azwar (1998) dikutip oleh memiliki Siti Hidayah & Haryani (2015) terhadap berpendapat bahwa perilaku etis lembaga tersebut. Ini artinya bahwa karyawan adalah perilaku atau semakin baik perilaku karyawan tindakan karyawan yang sesuai maka semakin tinggi kinerja mereka dengan yang diharapkan atau sesuai di lembaga. Kemudian Ahmad et al., dengan norma-norma sosial yang (2010) juga membuktikan bahwa diterima secara umum sehubungan perilaku karyawan dengan tindakan yang benar dan hubungan yang salah atau tindakan yang bermanfaat kinerja. Hal ini bisa dijelaskan bahwa dan membahayakan. Dengan kata kinerja lain, perilaku etis karyawan adalah dipengaruhi oleh perilaku positif perilaku yang tidak berbeda dari karyawan sesuatu yang seharusnya dilakukan situasi kerja. Kinerja karyawan akan oleh karyawan itu sendiri (Arens, meningkat apabila perilaku karyawan 2006 dikutip oleh Siti Hidayah & di dalam organisasi mendukung. Haryani, 2015). Oleh karena itu, Selanjutnya, apabila menyatakan bahwa perilaku yang karyawan berperilaku pengaruh kinerja karyawan dengan dengan terhadap kuat kondisi Kumari baik maka dampak positif terhadap kinerja. dikatakan bahwa ia berperilaku tidak etis. Beberapa melakukan Studi peneliti penelitian telah mengenai mendukung ini dan (2013) berbeda dari sesuatu yang seharusnya bisa di memiliki positif karyawan atau signifikan memiliki berfokus pada kinerja karyawan di lembaga Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) di pengaruh perilaku etis karyawan Kabupaten Semarang. Baitul Maal terhadap karyawan, Wat Tamwil (BMT) di Kabupaten diantaranya adalah Sangmook (2005) Semarang merupakan salah satu yang membuktikan bahwa perilaku bentuk lembaga keuangan Islami di kinerja Jawa Tengah. BMT ini memiliki Kinerja karyawan adalah potensi yang cukup besar pada mencakup sejumlah hasil yang tidak perkembangan perekonomian lain merupakan manifestasi kerja masyarakat. Di dalam melaksanakan yang dilakukan oleh karyawan yang fungsi jawabnya biasanya digunakan sebagai dasar sebagai lembaga keuangan Islami, penilaian atas pekerjaan. Simamora BMT (2004) menyatakan bahwa kinerja dan tanggung di Kabupaten Semarang memiliki kualitas modal manusia karyawan yang pencapaian potensial peningkatan guna menunjang kinerja. persyaratan suatu pekerjaan Namun tertentu yang pada akhirnya secara kinerja langsung dapat tercermin dari Kabupaten keluaran yang dihasilkan oleh demikian, kenyataannya karyawan BMT di merupakan Semarang belum optimal karena rata- karyawan. Kemudian Nawawi (1997) rata dikutip oleh Mohamad Djasuli & kinerja karyawannya masih sebesar ± 70% -75% dan ini belum Gita sesuai dengan target yang telah menyatakan bahwa kinerja karyawan ditetapkan. adalah sebagai karya karyawan, yaitu Oleh sebab itu, Arasy suatu tersebut maka dalam penelitian ini pekerjaan diambil judul“ Upaya peningkatan karyawan, baik yang bersifat fisik kinerja maupun non material. Selain itu, melalui pelaksanaan (2011) berdasarkan latar belakang masalah karyawan hasil Harwida yang dihasilkan karyawan juga suatu oleh pembentukan perilaku etis karyawan, kinerja dapat studi empirik pada karyawan BMT di diartikan sebagai suatu hasil dan Kabupaten Semarang”. usaha karyawan yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan atau tingkah laku dalam situasi 2. Landasan Teori 2.1 Kinerja Karyawan tertentu. Bernardin dan Russell (1993) dalam Gomes (2000) memberikan tujuh faktor yang dapat digunakan pengurangan kerugian dari setiap untuk mengukur penilaian kinerja penggunaan sumber daya. karyawan, yaitu: a. Kualitas (Quality) pekerjaan Yaitu sejauh merupakan mana pelaksanaan proses e. Kebutuhan tingkat atau pekerjaan akan pengawasan (Need For Supervision) hasil Yaitu merupakan tingkat mendekati sejauh mana seorang karyawan dapat kesempurnaan atau mendekati tujuan melaksanakan suatu fungsi pekerjaan yang diharapkan. tanpa b. Kuantitas (Quantity) pekerjaan seorang supervisor untuk mencegah Yaitu merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, jumlah unit, dan jumlah siklus memerlukan pengawasan tindakan yang kurang diinginkan. f. Interpersonal Import Yaitu merupakan tingkat pekerjaan yang diselesaikan. sejauh mana karyawan memelihara c. Ketepatan waktu (Timeliness) harga diri, nama baik, dan kerjasama Yaitu sejauh merupakan mana diselesaikan suatu pada tingkat pekerjaan g. Komitmen kerja yang Yaitu tingkat dimana karyawan dikehendaki. Dengan memperhatikan memiliki komitmen kerja dengan koordinasi output lain serta waktu tanggung yang tersedia untuk pekerjaan lain. lembaga/organisasi. d. Efektivitas waktu diantara rekan kerja dan bawahan. Biaya (Cost Effectiveness) Yaitu tingkat pada Dari uraian di atas maka indikator merupakan jawabnya dari kinerja karyawan adalah kualitas pekerjaan, kuantitas sejauh mana penerapan sumber daya pekerjaan, manusia, keuangan, teknologi, efektifitas biaya, kebutuhan akan material dimaksudkan untuk pengawasan, interpersonal import, mencapai hasil tertinggi atau ketepatan dan komitmen kerja. 2.2 Perilaku Etis Karyawan waktu, Azwar (1998) dikutip oleh b. Kondisi Politik Siti Hidayah & Haryani (2015) Kondisi politik merupakan berpendapat bahwa perilaku etis rangkaian karyawan adalah perilaku keadaan, jalan, cara atau alat tindakan karyawan yang atau sesuai yang asas akan atau prinsip, digunakan untuk dengan norma-norma sosial yang mencapai tujuan. Pencapaian itu diterima secara umum sehubungan dipengaruhi dengan tindakan-tindakan yang benar individu atau kelompok guna dan memenuhi yang oleh baik atau tindakan bermanfaat dan membahayakan. kewajibannya. Perilaku etis ini dapat menentukan c. Perekonomian kualitas individu (karyawan) yang hak Perekonomian dan global dipengaruhi oleh faktor-faktor yang merupakan diperoleh dari luar yang dikemudian pengurusan menjadi prinsip yang dijalani dalam materian individu, masyarakat, bentuk dan negara untuk meningkatkan perilaku. Faktor-faktor kajian perilaku sumber daya tersebut adalah: kesejahteraan a. Pengaruh Budaya Organisasi Perekonomian global merupakan Budaya merupakan bersama organisasi sistem yang makna dianut hidup tentang manusia. suatu ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk oleh memenuhi kebutuhan hidupnya yang yang bervariasi dan berkembang membedakan organisasi itu dari dengan sumber daya yang ada organisasi yang lain. Dengan melalui pilihan-pilihan kegiatan demikian organisasi produksi, konsumsi dan atau dirasakan distribusi. anggota-anggota adalah budaya nilai yang bersama oleh anggota organisasi Sebagian besar perusahaan yag diwujudkan dalam bentuk memiliki kode etik untuk mendorong perilaku pada organisasi. para karyawan berperilaku secara etis. Namun, kode etik saja belum pengalaman. cukup sehingga pihak pemilik dan analisis setuju bahwa walaupun manajer sekolah-sekolah perusahaan harus menetapkan standar etika yang tinggi tetap agar masalah tercipta pengendalian lingkungan yang efektif dan efisien. Sebagian besar bisnis mengajarkan etika di harus masalahlingkungan kerja, namun perusahaanlah yang bertanggung jawab penuh dalam Menurut Arens (2006) dikutip oleh Siti Hidayah & Haryani (2015), bahwa ada dua pendekatan mendidik para karyawannya. 2.3 Prinsip-Prinsip Etis Arens (2006) dikutip oleh Siti yang paling umum untuk membentuk Hidayah perilaku terhadap praktek bisnis yang berpendapat etis adalah: beberapa a. Menerapkan Kode Etik Tertulis berperilaku, antara lain: Banyak perusahaan & Haryani bahwa prinsip (2015) terdapat etis dalam a. Tanggung jawab menuliskan kode etik tertulis Dalam yang secara formal menyatakan tanggungjawabnya sebagai keinginan profesional, anggota mereka melakukan mengemban para bisnis dengan perilaku yang etis. organisasi harus melaksanakan Jumlah perusahaan seperti itu pertimbangan meningkat secara pesat dalam moral yang sensitif dalam semua kurun aktifitas mereka. waktu tiga dasawarsa terakhir ini, dan kini hampir semua korporasi besar Banyak Para menerima b. Memberlakukan Program Etika contoh mengemukakan bahwa tanggapan etis dapat dipelajari berdasarkan dan b. Kepentingan Publik telah memiliki kode etik tertulis. profesional anggota harus kewajiban untuk bertindak sedemikian rupa agar dapat publik, melayani kepentingan serta menunjukkan komitmennya dan profesionalnya. menentukan ruang lingkup dan sifat jasa yang akan disediakan. c. Integritas Dari uraian di atas dapat Untuk dan mempertahankan memperluas publik, para kepercayaan anggota harus disimpulkan bahwa perilaku etis individu (karyawan) bisa dilihat dari beberapa aspek, yakni: melaksanakan seluruh tanggung tanggungjawab, kepentingan publik, jawab integritas, objektivitas independensi, keseksamaan, profesionalnya dengan tingkat integritas tinggi. d. Objektivitas dan Independensi Anggota harus mempertahankan objektifitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. e. Keseksamaan Anggota harus mempertahankan standar teknis dan etis profesi, terus berusaha keras meningkatkan kompetensi dan mutu jasa yang diberikannya, serta melaksanakan tanggung jawab profesional serta sesuai dengan kemampuan terbaiknya. f. Ruang Lingkup dan Sifat Jasa Anggota memperhatikan harus prinsip-prinsip Kode Etik Profesional dalam ruang lingkup diperhatikan. dan sifat dan serta jasa 2.4 Kerangka Pikir Berikut ini adalah gambar model dari kerangka pikir penelitian: Perilaku Etis Karyawan (X) 1. Tanggung jawab Kinerja Karyawan (Y) 1. Kualitas pekerjaan 2. Kuantitas pekerjaan 3. Ketepatan waktu 4. Efektifitas biaya 5. Kebutuhan akan pengawasan 6. Interpersonal import 7. Komitmen kerja 2. Kepentingan publik 3. Integritas 4. Objektivitas dan independensi 5. Keseksamaan pada standar teknis dan etis profesi 6. Perhatian pada prinsip-prinsip kode etik profesional Gambar 2.1 Kerangka Pikir Sumber: Beberapa peneliti dan dikembangkan dalam penelitian ini (2015) karyawan BMT di Kabupaten Dari gambar model kerangka Semarang berdasarkan jawaban dari pikir di atas, dapat dijelaskan bahwa kuesioner yang ditelah diberikan. kinerja karyawan dipengaruhi oleh Sedangkan data sekunder adalah data perilaku etis karyawan. yang diperoleh dalam bentuk dokumen – dokumen dari lembaga – 3. Metodologi Penelitian lembaga 3.1 Sumber Data Semarang. BMT di Kabupaten Ada dua sumber data yang 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian diperoleh dalam penelitian ini, yaitu Populasi dalam penelitian ini data primer dan data sekunder. Data adalah seluruh karyawan BMT di primer yang Kabupaten Semarang sebanyak ± 630 dari karyawan dari 18 BMT. Kemudian diperoleh merupakan secara data langsung besarnya sampel karyawan. adalah Sedangkan 176 b. Perilaku etis karyawan (X) teknik adalah perilaku atau tindakan sampling yang digunakan adalah karyawan yang sesuai dengan teknik/metode norma-norma random sampling sosial yang yaitu cara pemilihan sampel dimana diterima secara umum anggota dari populasi mendapatkan sehubungan dengan tindakan- kesempatan yang sama untuk dipilih tindakan yang benar dan baik dan jika sudah dipilih tidak dapat atau tindakan yang bermanfaat dipilih lagi. dan 3.3 Definisi Operasional Variabel 1998 dikutip oleh Siti Hidayah & a. Kinerja karyawan (Y) adalah Haryani, 2015). membahayakan (Azwar, persyaratan Indikator perilaku etis karyawan pekerjaan tertentu yang pada (Arens, 2006 dikutip oleh Siti akhirnya secara langsung dapat Hidayah tercermin dari keluaran yang adalah: dihasilkan - suatu pencapaian oleh karyawan & Haryani, 2015) jawab secara Tanggung profesional (Simamora, 2004). karyawan - Pelayanan kepentingan publik (Bernardin dan Russell, 1993 - Integritas tinggi dalam Gomes, 2000) adalah: - Objektivitas Indikator kinerja independensi - Kualitas pekerjaan - Kuantitas pekerjaan - - Kebutuhan akan pengawasan - Interpersonal import - Komitmen kerja Keseksamaan pada standar teknis dan etis profesi - Ketepatan waktu - Efektifitas biaya dan - Perhatian pada prinsip-prinsip kode etik profesional 3.4 Metode Pengumpulan Data yang akan diukur oleh kuesioner a. Kuesioner tersebut. Untuk menguji validitas Suatu metode pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan atau angket kuesioner digunakan kriteria sebagai berikut (Sugiyono, 2008): Jika r hitung product moment yang diajukan kepada responden terpilih tidak guna mendapatkan keterangan atau instrumen yang disimpulkan tidak informasi valid (r hitung < r tabel). Sebaliknya dari responden yang dapat disimpulkan maka bersangkutan. jika r hitung product moment dapat b. Interview disimpulkan maka instrumen yang Suatu metode pengumpulan data dengan mengadakan wawancara digunakan valid (r hitung > r tabel). 2) Uji Reliabilitas Untuk melihat reliabilitas dari secara langsung kepada pihak-pihak – terkait seperti pimpinan-pimpinan instrumen BMT, bagian kepegawaian maupun digunakan dalam penelitian ini akan karyawan, guna memperoleh data dihitung Cronbach’s Alpha masing – yang dibutuhkan. masing instrumen. Variabel tersebut 3.5 Teknik Analisis Data akan Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah instrumen dikatakan reliabel yang jika Cronbach’s Alpha nya memiliki nilai lebih besar dari 0,70. Sebaliknya jika Cronbach’s Alpha sebagai berikut: koefisien a. Uji Kelayakan Data instrumen lebih rendah dari 0,70 1) Uji Validitas maka Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid nya suatu reliabel instrumen untuk tersebut tidak digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2011). kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu b. Uji Kelayakan Model Untuk mengetahui kelayakan suatu model, digunakan ini menggunakan uji t. Uji t ini dengan uji koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk membuktikan dan uji F. Koefisien determinasi (R2) kebenaran hipotesis penelitian bahwa adalah untuk sumbangan maka Uji hipotesis dalam penelitian mengukur besar ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas variabel dari terhadap variabel terikat. Semakin besar koefisien perilaku etis karyawan terhadap kinerja karyawan. determinasi Adapun rumus hipotesis terkorelasi atau model regresi maka statistiknya adalah: model yang didapatkan akan semakin Ha (alternatif ) : t hitung > t tabel baik. Ho ( nol ) : t tabel > t hitung Adapun uji F adalah digunakan untuk mengukur tidaknya Ha : ada pengaruh positif antara model regresi yang digunakan. Uji F perilaku etis karyawan terhadap ini kinerja karyawan. mempunyai layak Dimana : kriteria sebagai berikut: - Jika nilai F hitung > F tabel, perilaku etis karyawan terhadap maka model layak digunakan dan kinerja karyawan. jika nilai F hitung < F tabel, d. Analisis Regresi Linier maka - Ho : tidak ada pengaruh antara model tidak layak Dalam menganalisis data digunakan. hasil penilaian ini, maka digunakan Jika angka signifikansi < 0,05, analisis maka model layak digunakan dan persamaan (Ghozali, 2011) sebagai jika angka signifikansi > 0,05, berikut: maka Persamaan Regresi: Y = bX + e model tidak digunakan (Ghozali, 2011). c. Uji Hipotesis layak regresi linier dengan Dimana : Y = Kinerja Karyawan X = Perilaku Etis Karyawan b = Parameter koefisien regresi e = Error men 81 237 kerja Sumber: Data primer yang diolah, 2015 4. Hasil dan Pembahasan Dari 4.1 Hasil Uji Kelayakan Data Untuk mengetahui hasil uji kelayakan data bisa dilihat sebagai tabel di atas menunjukkan bahwa hasil semua indikator dari variabel kinerja karyawan adalah valid. berikut: 2) Hasil Uji Validitas Variabel a. Hasil Uji Validitas Perilaku Etis Karyawan (X) 1) Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y) Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Etis Karyawan Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan N Indikat o or r hitu ng N o Indika tor r hitu ng 1 2 3 4 5 6 7 Kualita s Kuantit as Ketepa tan waktu Efektifi tas Kebutu han penga wasan Interpe rsonal import Komit 0,6 58 0,7 52 0,7 45 < / > > > r tabel 0,1 237 0,1 237 Ketera ngan Valid Valid > 0,1 237 Valid > 0,1 237 Valid > 0,1 237 Valid 0,7 54 > 0,1 237 Valid 0,3 > 0,1 Valid 0,8 05 0,5 76 r tabel Tanggu ngjwb 2 Kepenti 0,8 > 0,1 Valid ngan 02 237 publik Integrit 0,6 > 0,1 Valid as 85 237 Objekti 0,7 > 0,1 Valid vitas 36 237 Keseks 0,7 > 0,1 Valid amaan 42 237 Prinsip 0,4 > 0,1 Valid kode 60 237 etik Sumber: Data primer yang diolah, 2015 4 5 6 > 0,1 237 Keter angan 1 3 0,7 28 < / > Valid Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hasil semua indikator dari variabel perilaku etis 4.2 Hasil Uji Kelayakan Model a. Hasil Uji Koefisien Determinasi karyawan adalah valid. Tabel 4.4 Hasil Uji Koefisien b. Hasil Uji Reliabilitas Determinasi Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabe Hasil l Nilai Cronbac yg h digunaka 0,779 0,70 Std. Error of R Adjuste the Squar d R Estimat e Square e Ket. Mode l n Kinerja Model Summary Reliab 1 R .453 .205 .201 8.71704 a karyawa el n (Y) Perilaku 0,778 0,70 etis Reliab a. Predictors: (Constant), Perilaku Etis Karyawan Sumber: Data primer el yang diolah, 2015 karyawa Hasil n (X) uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa R2 Sumber: Data primer yang diolah, 2015 adalah 0,205. Ini berarti bahwa kinerja Dari hasil uji reliabilitas karyawan hanya dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel menunjukkan bahwa kedua variabel perilaku yang diteliti yaitu kinerja karyawan 20,5%, sedang sisanya (100% - dan perilaku etis karyawan adalah 20,5% = 79,5%) dapat dijelaskan reliabel. oleh faktor-faktor lain di luar model. etis b. Hasil Uji F karyawan sebesar Tabel 4.5 Hasil Uji F ANOVAb Sum of Squares Model 1 Regression df Mean Square 3413.201 1 3413.201 Residual 13221.708 174 75.987 Total 16634.909 175 F 44.918 Sig. .000a a. Predictors: (Constant), Perilaku Etis Karyawan b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Data primer yang diolah, perilaku etis karyawan sebesar 6,702 2015 dan hasil t Hasil uji F menunjukkan tabel sebesar 1,6537 (n-k- 1=176-1-1=174) dengan signifikansi adalah sebesar sebesar 0,000 < 0,05, sehingga Ho sebesar 6,78 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dengan signifikansi 0,000 < 0,05. berarti bahwa perilaku etis karyawan Karena dan berpengaruh positif dan signifikan signifikansi lebih kecil daripada 0,05, terhadap kinerja karyawan. Dengan maka model regresi ini adalah layak demikian hipotesis diterima. digunakan. 4.4 Hasil Analisis Regresi Linier bahwa hasil F hitung 44,918 dan F F tabel > hitung F tabel Hasil analisis regresi linier 4.3 Hasil Uji Hipotesis Dari hasil diperoleh hasil t analisis hitung data dari variabel selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linier Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B 1 11.481 (Constant) Standardized Coefficients Std. Error Beta t Sig. 5.744 1.999 .047 Perilaku Etis .733 .109 Karyawan a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Data primer .453 6.702 .000 h, 2015 yang diola Berdasarkan hasil simpulan Berdasarkan tabel di atas yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat persamaan regresi linier saran yang dapat diberikan adalah: sebagai berikut: 1. Disarankan kepada pihak Y = bX +e pimpinan BMT di Kabupaten Y = 0,453 X + e Semarang untuk membantu Berdasarkan hasil analisis bisa meningkatkan pembentukan 5. Simpulan selalu perilaku karyawan agar etis dapat data dan pembahasan maka dapat meningkatkan kinerja karyawan. ditarik simpulan bahwa hipotesis Hal ini didasarkan pada hasil yang penelitian bahwa perilaku etis menyatakan karyawan perilaku berpengaruh etis positif karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan adalah dan signifikan terhadap kinerja diterima. Ini artinya bahwa semakin karyawan. baik perilaku etis karyawan maka semakin tinggi kinerja karyawan 2. Disarankan karyawan BMT di Kabupaten Semarang untuk 6. Saran kepada selalu meningkatkan kinerja karyawan dengan cara meningkatkan tanggung jawab pekerjaannya, Approach, USA: Mc. Grawhill, Inc. meningkatkan pelayanan publik dengan baik, meningkatkan integritasnya kepada lembaga, selalu bertindak independen, selalu memperhatikan standar etika, dan selalu memperhatikan prinsip kode etik profesionalnya. REFERENSI Azwar, S., 1998. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Arens, Alvin, A., 2006. Auditing. Prentice Hall. Inc. Englewood. Clift. Ahmad Bernardin, Habib, et,al, 2010. Relationship Between Job Satisfaction, Job Performance Attitude Towards Work and Organizational Commitment. European Journal of Social Sciences, Vol 18, No. 2. H.John, and Joyce Russell, 1993. Human Resources Management: An Experimental Gibson, James, L, John.M, Invancevich dan James H. Donnely Jr., 1996. Organisasi dan Manajemen.Terjemahan oleh Djoerban Wahid, Penerbit Erlangga, Jakarta. Gomes, 2000. Manajemen Sumber Daya Yogyakarta: Manusia. Andi Offiset. Ghozali, I., 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: BP Undip Kumari. 2013. Impact of Perceived Fairness of Performance Appraisal on Employee Performance. International Review of Basic and Applied Sciences,Vol.1 Issue. 4. Mohamad Djasuli & Gita A.H. 2011. Etos Kerja Spiritual Sebagai Moderator Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil. Proceeding PESAT Universitas Gunadarma, Vol. 4 Nawawi H. h. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia: Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Cetakan Pertama, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Simamora, Henry, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi III, Penerbit STIE YKPN: Yogyakarta. Sangmook, Kim, 2005. IndividualLevel Factor and Organizational Performance in Government Organizations. Journal of Public Administration Research and Theory, Vol, 15, No, 2. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ketiga. CV ALFABETA. Bandung. Siti Hidayah & Haryani, 2015. Peranan Locus of Control Internal Pada Perilaku Etis Karyawan di dalam Organisasi. Jurnal EkonomiManajemen-Akuntansi. No. 38/Th. XXII