PARADE KASUS BEDAH DIGESTIF Disusun oleh : Jason Hugh Eggi Respati Ambartyas Niken Stefi Shela Sundawa Dessy Framita Sari M. Reynalzi Yugo Qamqam Qurratul Aini Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta 2013 Resume Pasien Parade 1. Tn. FS (59 tahun) diagnosis: Hernia scrotalis dextra reponibilis dan susp. BPH Pasien laki-laki berusia 59 tahun datang dengan keluhan benjolan di lipat paha kanan yang muncul sejak 1 tahun SMRS. Benjolan hilang timbul dan semakin membesar pada saat pasien beraktifitas. Ukuran awal sebesar bola tenis. Namun saat ini membesar dan berbentuk lonjong. Benjolan terkadang terasa nyeri saat pasien beraktifitas. Pasien menggunakan korset sejak 14 bulan SMRS. Pasien mengaku sering mengangkat beban berat di rumah. Keluhan perut kembung, mual dan muntah disangkal. Buang air besar pasien teratur, tidak terdapat darah dan lendir, konstipasi disangkal. Tidak terdapat keluhan sering buang air kecil pada malam hari, tidak terdapat kencing berpasir dan berdarah. Pemeriksaan fisik dalam posisi berdiri, ditemukan pada regio inguinalis dextra terdapat benjolan berukuran 7 cm x 4 cm dengan bentuk lonjong, batas atas tidak tegas, warna sama dengan kulit sekitarnya, Finger Test (+). Benjolan tampak menghilang ketika pasien berbaring dan ketika benjolan dimasukkan. Dari hasil rectal touche didapatkan tonus sfingter ani kuat, mukosa licin, tidak teraba massa, ampula tidak kolaps. Pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 14,1 g/dL; Ht 40,1%; eritrosit 4,35 x 106 µ/L; leukosit 8,57 x 103 µ/L; trombosit 353 x x 103 µ/L; Na 141 meq/L; kalium 4,27 meq/L ; calsium 164,6 meq/L; ureum 1; kreatinin 0,35. Pemeriksaan foto rontgen thoraks didapatkan kesan kardiomegali, infiltrat di apeks dan parakardial kanan dd TB paru, penebalan pleura apikolateral kanan dan kiri suspek pleuritis. Saat ini pasien sedang menunggu jadwal operasi dan hasil toleransi operasi. 2. Tn. (43 tahun) Diagnosis: Adenocarcinoma AmpulaVater T1N0M0 Pasien laki-laki, 43 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut pada bagian kanan atas sejak 3 bulan SMRS. Nyeri dirasakan hilang timbul dengan karakteristik nyeri tumpul seperti ditindih, VAS 5. Pasien mengaku nyeri tidak dipicu oleh keadaan atau kondisi tertentu dan membaik dengan sendirinya. Nyeri tidak membaik ataupun memburuk dengan perubahan posisi. Pasien juga mengeluhkan adanya perut kembung. Perut kembung terutama dirasakan ketika pasien belum mengonsumsi makanan dalam jangka waktu yang lama. Kembung dirasakan terkadang hilang dengan sendirinya. Adanya sesak nafas ataupun nafas yang pendek disangkal oleh pasien. Pasien mengaku perut kembung juga disertai dengan mual dan muntah. Muntah berisi cairan liur tanpa ada isi di dalamnya. Muntah tidak berisi darah ataupun cairan berwarna kecoklatan ataupun kehijauan. Untuk mual dan muntah, pasien mengaku terkadang mengonsumsi obat omeprazole. Setelah mengonsumsi obat pasien merasakan mual dan muntah berkurang namun perut kembungnya masih tetap ada. Tidak ada riwayat trauma ataupun demam sebelumnya. Saat ini, pasien tidak mengalami demam. Pasien mengaku tidak mengalami kuning di tubuh. Pasien mengaku BAK lancar, tidak ada nyeri ketika berkemih, tidak ada darah, warna kuning kecoklatan. BAB dirasakan normal, konsistensi padat, tidak ada darah, tidak ada lendir, tidak berminyak, tidak ada warna kehitaman ataupun warna seperti dempul. Pasien mengaku saat ini terpasang stent pada daerah hati-empedu-pankreas dan sudah berlangsung selama 3 bulan. Delapan bulan sebelum saat ini, pasien mulai merasakan keluhan serupa, nyeri pada perut kanan, perut kembung, dan mual muntah. Pada saat itu pasien juga menyadari tubuhnya yang berwarna kuning. Saat itu pasien merasakan BAB nya berwarna dempul dan berminyak. Pasien menyangkal adanya riwayat trauma, benjolan di perut dan di tempat lainnya, ataupun demam sebelumnya. Pasien mengaku tidak ada mengonsumsi makanan yang tidak biasanya. Pasien juga mengaku tidak sedang melakukan diet rendah lemak saat itu. Di sekitar rumah atau tempat kerja pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa. Pasien juga mengaku nafsu makannya berkurang saat itu dan berat badan pasien berkurang 15 kg selama 3 bulan. Pasien memeriksakan dirinya ke dokter terdekat dan diberikan obat. Setelah mengonsumsi obat, pasien merasa mual dan muntahnya berkurang, namun perut kembung dan warna kuning pada tubuhnya tidak berkurang. Pasien lalu pergi ke RSCM untuk dilakukan pemeriksaan USG, Roentgen, CT scan, dan pemasangan stent. Pasien merupakan pengonsumsi alkohol 5 tahun sebelum saat ini. Pasien mengonsumsi dalam jumlah sedang selama 10 tahun. Pasien juga merupakan perokok berat 8 bulan sebelum saat ini. Pasien dapat merokok 1 bungkus dalam satu hari. Pasien tidak pernah menggunakan narkoba ataupun memiliki tattoo. Pasien juga mengaku tidak pernah berhubungan pra-nikah. Sejak pemasangan stent, pasien mengaku keluhan seperti nyeri perut, mual, muntah, dan perut kembung mereda. Pasien lalu kontrol rutin ke poliklinik bedah RSCM dan dilakukan penggantian stent 3 bulan setelah pemasangan stent pertama. Pasien tidak memiliki riwayat DM, Hipertensi, Asma, ataupun alergi obat. Pasien juga tidak pernah sakit berat hingga dirawat ataupun operasi sebelumnya. Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat DM, Hipertensi, Asma, ataupun alergi obat. Keluarga pasien juga tidak pernah sakit berat hingga dirawat ataupun operasi sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan adanya sklera ikterik pada mata. Pemeriksaan THT, mulut, leher, dada, jantung, dan paru tidak didapatkan adanya kelainan. Pada pemeriksaan inspeksi abdomen, abdomen terlihat sedikit membuncit, tidak ada venektasi. Pada palpasi abdomen ditemukan nyeri tekan pada region hipokondriak kanan dan epigastrik, lobus kanan hepar teraba 2 jari di bawah arkus costae, konsistensi padat, permukaan licin, tepi tajam, lobus kiri hepar dan limpa tidak teraba. Pada perkusi abdomen, tidak didapatkan ascites. Pada auskultasi, bising usus terdengar normal. Pemeriksaan ekstremitas didapatkan akral hangat, tidak ada clubbing finger, CRT < 2 detik, tidak ada palmar eritema. Pada pemeriksaan laboratorium (6/9/13), Hemoglobin 14.5 g/dL, Hematokrit 41.3%, Eritrosit 4.92 106/µL, Leukosit 10800/µL, Trombosit 268000/µL. pT/aPTT 11.4(11.5)/35.6(31.0). AST/ALT 20/17 U/L. Ureum 23 mg/dL, Kreatinin 1.1 mg/dL. GDS 99 mg/dL. Tumor marker pancreas 108,7 U/mL. Pemeriksaan radiologi foto thoraks posisi PA dan top lordotik tidak tampak nodul metastasis. Pada pemeriksaan MSCT-Scan abdomen dengan kontras (4 Juli 2013), didapatkan massa maligna ampulavater, tampak penebalan pada mukosa di region C-loop duodenum (ampulavater) yang menyangatkontras, batas tidak tegas disertai pelebaran duktus pankreatikus, terpasang stent mulai dari CBD hingga duodenum, tidak tampak pelebaran system bilier intrahepatika dan ekstrahepatika, tidak tampak pembesaran KGB hilus ataupun paraaorta, tidak tampak metastasis hati. Dari hasil biopsi, dilakukan pemeriksaan PA dan didapatkan histologi sesuai dengan adenokarsinoma. Pada hasil ERCP pertama (28 Maret 2013), tampak papilla vateri prominen, dilakukan kanulasi dan pemasangan stent CBD, pasca tindakan, drainase lancar. Pada hasil ERCP kedua (13 Juni 2013), didapatkan striktur CBD distal, sudah dilakukan biopsy dan brushing CBD, dilakukan pemasangan stent 10 Fr pada CBD. Pasien pro P3D, sekarang mengonsumsi Omeprazol 2x20 mg per oral, Ceftriaxon (H-7) 3x1 g, diet biasa 1900 kkal rendah lemak. Saat ini pasien sedang menunggu toleransi operasi dari bidang pulmonologi untuk pemberian antibiotik Ceftriaxon selama 1 minggu sejak tanggal 27 September 2013. Toleransi operasi dari bidang kardiologi tinggi sedang. Toleransi operasi dari perioperatif belum dijawab. 3. Ny. M (52 tahun) Diagnosis: Kolesistolitiasis batu multipel simptomatik, fraktur kompresi torakal 11, spondilitis servikal, torakal, dan lumbal, dan DM tipe II Perempuan, 52 tahun, dengan keluhan nyeri perut kanan yang dirasakan sejak 1 bulan SMRS. Pasien mengeluhkan nyeri pada perut kanan yang tidak dipengaruhi pemberian makanan. Rasa cepat kenyang, mual dan muntah disangkal. Nyeri semakin terasa ketika pasien berubah posisi. Mata dan kulit menjadi kuning, BAK teh, dan BAB dempul disangkal. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada daerah punggung yang memberat jika digerakkan. Ketika membungkuk, nyeri akan semakin terasa. Jari kaki dan tungkai pasien juga kadang terasa kesemutan. Tidak ada riwayat trauma. Tidak ada riwayat batuk lama atau minum obat 6 bulan. Tidak ada penurunan BB. Pasien sudah tidak menstruasi sejak 1 tahun Pasien didiagnosis DM tipe 2 sejak 3 tahun lalu. Rutin meminum obat dan kontrol. Tidak pernah menggunkan insulin. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan darah : 120/80, nadi : 78x/menit, suhu : 36,7 C, pernapasan :12x/menit. Pemeriksaan fisik kepala, jantung, dan paru dalam keadaan normal. Pemeriksaan abdomen: abdomen tidak tampak hiperemis, datar, bising usus (+) normal, tidak terdapat nyeri tekan, hepar lien dalam batas normal, murphy sign (-), pada perkusi ditemukan timpani pada seluruh regio abdomen kecuali pekak pada regio kanan atas. Pemeriksaan colok dubur dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang didapatkan dari pemeriksaan USG (28/8/2013): Kolelitiasis (batu multipel), pemeriksaan Rontgen (28/8/2013) kesan spondilitis servikalis dan osteoporosis, spondilitis torakalis, spondilitis lumbal, unstable lumbal, osteoporosis. Pemeriksaan rontgen thoraks (4/9/2013) didapatkan kesan cor dan pulmo dalam batas normal, aorta elongasi kalsifikasi. Pemeriksaan MRI (1/9/2013) didapatkan kesan fraktur kompresi torakal 11 dengan edema bone marrow, degenerasi disc disease, bulging diskus intervertebralis lumbal 4-5 menekan dural sac dan radiks kanan kiri. Pemeriksaan penunjang laboratorium Hb 12.1 g/dL, hematokrit: 34.6, eritrosit 3.30x106/uL, jumlah leukosit: 7.98x103/uL, jumlah trombosit: 196x103, gula darah sewaktu: 210 mg/dL, HbA1C: 9.5. Tatalaksana yang diberikan kepada pasien yaitu Kolesistektomi perlaparoskopik, valsartan 1x80 mg, ultracet 3x1 tab, Na declofenak 3x1 tab, omeprazole 2x20 mg