2. Bagaimana peran modal sosial masyarakat sekitar

advertisement
1
MAKALAH KOLOKIUM
Nama Pemrasaran/NIM
Departemen
Pembahas
Dosen Pembimbing/NIP
Judul Rencana Penelitian
:
:
:
:
:
Tanggal dan Waktu
:
Gina Nefstia Shabrina / I34110097
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Hanung Suryo Panggo / I34110131
Ir. Murdianto, M.Si / NIP: 19630729 199203 1 001
Analisis Hubungan Modal Sosial dengan Efektivitas Program
CORPORATE SOCIAL RESPOSIBILITY (CSR) PT ANTAM
(Persero) Tbk. UBPE Pongkor, Desa Pangkal Jaya
30 Januari 2014, 17.00-17.50 WIB
1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia bisnis memiliki tantangan yang lebih kompleks serta kecepatan
perubahan yang sangat tinggi. Namun hasil dan dampaknya dapat dirasakan secara lebih nyata
dan cepat di masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan hendaknya melakukan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang sejalan dengan dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat dan
tidak hanya menjalankan visi yang berkaitan dengan urusan keuangan saja. Pada kenyataannya
masih banyak diantara perusahaan-perusahaan yang mengabaikan isu-isu seperti kerusakan
lingkungan dan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar perusahaan.
Dari permasalahan tersebut pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No. 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Peraturan tersebut mengharuskan tiap perusahaan
melakukan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagai komitmen Perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya1. Serupa dengan konsep Corporate Social Responsibility, yang
dikenal dengan sebutan CSR. CSR menurut ISO 26000 adalah bentuk tanggung jawab organisasi
terhadap dampak dari keputusan dan aktivitas organisasi terhadap masyarakat serta lingkungan,
melalui perilaku yang transparan dan etis yang memberikan kontribusi untuk pembangunan
berkelanjutan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; turut mempertimbangkan harapan dari
pemangku kepentingan; sejalan dengan hukum yang berlaku dan sesuai dengan norma-norma
universal; dan terintegrasi di seluruh organisasi dan dipraktikkan dalam hubungan-hubungannya2.
Aturan ini sebagai standar pentingnya perusahaan melakukan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. CSR menjalankan kegiatan yang menitikberatkan pada aspek sosial, ekonomi dan
lingkungan seperti mengacu pada konsep Triple Bottom Line (People, Profit, Planet). Di dukung
pernyataan Bowen (1985) dalam Solihin (2009), bahwa para pelaku bisnis memiliki kewajiban
untuk mengupayakan suatu kebijakan serta membuat keputusan atau melaksanakan berbagai
tindakan yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Hal ini menunjukan setiap
perusahaan tidak bisa hanya mengeruk laba sebanyak-banyaknya namun juga tetap
mengindahkan masyarakat, karena itu dibutuhkannya keseimbangan antara kinerja finansial dan
kinerja sosial.
Konsep diatas menunjukkan adanya hubungan yang erat antara perusahaan dan
masyarakat, sehingga perusahaan harus memiliki modal sosial yang kuat. Modal sosial juga
sebagai suatu sistem yang mengacu kepada atau hasil dari organisasi sosial dan ekonomi, seperti
pandangan umum (world-view), kepercayaan (trust), pertukaran timbal balik (reciprocity),
pertukaran ekonomi dan informasi (informational and economic exchange), kelompok-kelompok
formal dan informal (formal and informal groups), serta asosiasi-asosiasi yang melengkapi modalmodal lainnya (fisik, manusiawi, budaya) sehingga memudahkan terjadinya tindakan kolektif,
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan (Colleta dan Cullen, 2000 dalam Nasdian 2014). Peran
modal sosial sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Hal ini berkaitan dengan
timbulnya unsur (trust) didalam modal sosial untuk mendukung keberlanjutan program CSR.
1
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1 Butir 3
Rachman, NM, et al. 2011. Panduan Lengkap Perencanaan CSR. Jakarta : Penebar Swadaya.
2
2
Penerapan atau implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
masyarakat/komunitas tidak selalu berjalan dengan baik dan mulus. Oleh karena itu, efektivitas
program merupakan tolak ukur keberhasilan program. Menurut Supriadinata dan Goestaman
(2013), Efektivitas program harus sesuai dengan kebutuhan dan diimbangi dengan peran
masyarakat sekitar sehingga menghasilkan program yang memiliki dampak positif dalam
menyelesaikan masalah lingkungan sosial. Efektivitas program CSR bermanfaat bagi perusahaan
program CSR dalam meningkatkan citra perusahaan, selanjutnya dapat meningkatkan keuntungan
bagi masyarakat melalui program CSR diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan, dan bagi
pemerintah melalui program CSR dapat meminimalisir bahkan menyelesaikan masalah sosial
yang ada. Ketercapaian program CSR ini sangat berkaitan dengan perilaku dan kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan.
Kegiatan CSR ANTAM Pongkor menghasilkan perubahan penting bagi masyarakat salah
satu contohnya adalah di bidang pendidikan. Desa Pangkal Jaya merupakan salah satu desa yang
berada di Kecamatan Nanggung. Desa ini memiliki luas lahan total sebesar 4.77 Km2 dan luasan
sawah total sebesar 3618 m2. Diduduki oleh 6153 jiwa yang 886 jiwanya merupakan pekerja pada
bidang pertanian. Gambaran tersebut menunjukkan besarnya potensi pertanian. Desa Pangkal
Jaya yang dapat menunjang perekonomian warga setempat. Namun, pada tahun 1990
Kecamatan Nanggung IPM nya menempati urutan terbawah. Kondisi daerahnya masih terisolir
dan terburuk dari aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi serta infra struktur. Kemudian di tahun
2000 naik dua level dan sekarang ada di tingkat midle.
ANTAM Pongkor juga memperhatikan MDG’s dalam perumusan progam/kegiatan CSR
yaitu tentang IPM yang sudah dirintis sejak 1990an yaitu untuk menguak isolasi daerah baik isolasi
fisik (geografis) maupun isolasi sosiologis. Demikian juga dengan pembangunan infra struktur
karena kondisi daerah yang rawan bencana. Dari keseluruhan indikator MDG’s, yang menjadi
prioritas pencapaian program/kegiatan CSR adalah pendidikan, infra struktur, kesehatan dan
ekonomi. Oleh karena itu, pertanyaan utama dalam proposal penelitian ini adalah bagaimana
hubungan modal sosial dengan efektivitas program CSR.
1.2. MASALAH PENELITIAN
Masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur masyarakat di Desa Pangkal Jaya?
2. Bagaimana peran modal sosial masyarakat sekitar perusahaan terhadap program CSR
ANTAM Pongkor?
3. Bagaimana hubungan modal sosial terhadap efektivitas program CSR ANTAM Pongkor?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan struktur masyarakat di Desa Pangkal Jaya
2. Mendeskripsikan peran modal sosial masyarakat sekitar perusahaan terhadap
berkembangnya program CSR ANTAM Pongkor
3. Menganalisis hubungan modal sosial terhadap efektivitas program CSR ANTAM Pongkor
1.4. KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan kajian
untuk penelitian selanjutnya serta menambah khasanah penelitian mengenai Analisis
Modal Sosial Masyarakat dalam Pelaksanaan Program CSR.
2. Bagi masyarakat, dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana peran yang
dilakukan oleh Antam Pongkor dalam aktivitas CSR sebagai bentuk kepedulian
terhadap masyarakat sekitar. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah
pengetahuan serta memberi manfaat bagi masyarakat dalam mengoptimalkan
peranan program CSR perusahaan.
3. Bagi perusahaan, sebagai sarana membentuk paradigma baru terhadap apa dan
bagaimana seharusnya bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat.
4. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
penetapan kebijakan pelaksanaan CSR perusahaan.
3
2. PENDEKATAN TEORETIS
2.1.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 KONSEP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
John Elkington memandang bahwa inti dari CSR yaitu pembangunan berkelanjutan, yang
digambarkan sebagai triple bottom line sebagai pertemuan tiga pilar pembangunan yaitu “orang,
planet, dan keuntungan” yang merupakan tujuan pembangunan (Rachman, Efendi dan
Wicaksana, 2011 dalam Irawan 2013). Menurut Wibisono, (2007) dalam Rosyida dan Nasdian
(2011), Elkington mengemukakan konsep “3P” (profit, people, dan planet) yang menerangkan
bahwa dalam menjalankan operasional perusahaan, selain mengejar profit/keuntungan ekonomis
sebuah korporasi harus dapat memberikan kontribusi positif bagi people (masyarakat) dan
berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). CSR juga merupakan salah satu
wujud partisipasi dunia usaha dalam pembangunan berkelanjutan untuk mengembangkan program
kepedulian perusahaan kepada masyarakat sekitar melalui penciptaan dan pemeliharaan
keseimbangan antara mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial, dan pemeliharaan lingkungan
hidup (Anatan 2008).
Dalam aktualisasinya, kontribusi dunia usaha untuk turut serta dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat harus mengalami metamorfosis, dari yang bersifat charity menjadi
aktivitas yang menekankan pada penciptaan kemandirian masyarakat yaitu program
pemberdayaan. Metamorfosis tersebut pernah dikutip Anatan (2008) :
Tabel 1. Karakteristik Tahap-Tahap Kedermawanan Sosial
Good Corporate
Citizenship (GCC)
Pencerahan diri &
Agama, tradisi,
Norma, etika, dan
Motivasi
rekonsiliasi dengan
adaptasi
hukum universal
ketertiban sosial
Mencari dan
Memberikan
Mengatasi masalah
Misi
mengatasi akar
kontribusi kepada
setempat
masalah
masyarakat
Jangka pendek,
Terencana,
Terinternalisasi
Pengelolaan
mengatasi masalah terorganisir,
dalam kebijakan
sesaat
terprogram
perusahaan
Keterlibatan baik
Yayasan / dana abadi
Pengorganisasian Kepanitiaan
dana maupun
/ profesionalitas
sumberdaya lain
Masyarakat luas
Penerima Manfaat Orang miskin
Masyarakat luas
dan perusahaan
Hibah (sosial &
Kontribusi
Hibah sosial
Hibah pembangunan pembangunan serta
keterlibatan sosial)
Inspirasi
Kewajiban
Kepentingan bersama
Sumber: Za’im Zaidi dikutip Anatan (2008), Sumbangan Sosial Perusahaan (2003) dalam
Ambadar (2008)
Paradigma
Charity
Philanthropy
Berbeda dengan aktivitas charity, terlihat jelas bahwa dalam aktivitas philanthropy, aktivitas
lebih didorong oleh norma, etika dan hukum, bukan sekedar untuk memenuhi kewajiban, inspirasi
aktivitas adalah untuk memenuhi kepentingan semua pihak. Tampak bahwa Comdev
(pemberdayaan masyarakat) merupakan ruh pelaksanaan aktivitas CSR perusahaan. Dengan
CSR yang berbasiskan Comdev dapat mencapai tujuan strategis perusahaan, selain untuk
mencapai profit optimum juga bermanfaat bagi komunitas (Ambadar, 2008).
2.1.2
KONSEP MODAL SOSIAL
Dikutip Inayah (2012), Definisi modal sosial menurut Suharto (2007) modal sosial dapat
diartikan sebagai sumber (resource) yang timbul dari adanya interaksi antara orang-orang dalam
4
komunitas. Pengukuran modal sosial sering dilakukan melalui hasil interaksi tersebut, seperti:
terpeliharanya kepercayaan antar warga masyarakat.
Tabel 2. Inti Definisi Kapital Sosial menurut beberapa ahli
Kapital Sosial
Penulis
Tertambat pada
Variabel Dependen
(Independen)
Coleman
Struktur sosial :
Fungsi kewajiban,
Tindakan aktor
hubungan sosial,
harapan, layak
atau aktor dalam
institusi.
percaya; saluran;
badan hukum;
norma, sanksi;
jaringan, organisasi.
Putnam
Institusi Sosial
Jaringan; norma;
Keberhasilan
kepercayaan
ekonomi,
demokrasi.
Fukuyama
Agama, filsafat
Kepercayaan, nilai
Kerjasama
Keberhasilan
ekonomi.
Bank Dunia
Institusi, norma,
Tindakan sosial
hubungan
Turner
Hubungan sosial,
Kekuatan
Potensi
pola organisasi yang
perkembangan
diciptakan individu
ekonomi
Lawang
Struktur sosial
Kekuatan sosial
Efisiensi dan
mikro, mezo, makro komunitas bersama
efektifitas dalam
kapital-kapital
pengatasan
lainnya.
masalah.
BPS
Jaringan,
kepercayaan dan
hubungan sosial
2.1.3
KONSEP EFEKTIVITAS
Pengertian efektivitas yang dikutip oleh Yulianti (2012) yaitu : menurut Hadayaningrat
(1995) merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa
yang telah direncanakan. Pendapat lainnya mengenai efektivitas yaitu menurut Susanto (1975),
efektivitas merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan
untuk mempengaruhi. Dengan demikian efektivitas diartikan sebagai suatu pengukuran akan
tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang.
Dalam Prayogo dan Hilarius (2012), indikator dalam mengukur efektivitas program yaitu:
1. Efectivity dimaksudkan sebagai tingkat manfaat program terhadap pemenuhan kebutuhan
dan peningkatan akses pelayanan para penerima (beneficiaries) berdasarkan jenis dan
tingkat kebutuhannya,
2. Relevance dimaksudkan sebagai tingkat kesesuaian program terhadap pemenuhan
kebutuhan dan peningkatan akses pelayanan bagi penerima berdasarkan kemampuan dan
potensi lokal,
3. Sustainability dimaksudkan sebagai tingkat keberlanjutan program dapat dilakukan oleh
penerima jika bantuan selesai/dihentikan, baik keberlanjutan secara substansial (program)
maupun secara manajemen,
4. Impact dimaksudkan seberapa besar (substansial) dan luasan (geografis) akibat positif
yang ditularkan oleh program,
5. Empowerment dimaksudkan sebagai seberapa signifikan tingkat pemberdayaan dirasakan
penerima akibat program, baik dari segi keahlian maupun organisasi/manajemen,
6. Participation dimaksudkan sebagai seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat lokal
dalam program.
5
Kerangka Pemikiran
Perusahaan memiliki strategi dan kebijakan tersendiri dalam menjalankan Corporate Social
Responsibility (CSR). Kebijakan CSR yang dijalankan dengan terlebih dahulu merumuskan
langkah-langkah kebijakan program sebelum di implementasikan kepada sasaran program.
Modal sosial yang terdapat dalam masyarakat akan diidentifikasi terkait hubungan antar
masyarakat. Terdapat tiga parameter kapital sosial yaitu Jaringan (networks), Kepercayaan (trust),
Norma (norms) Komponen modal sosial tersebut kemudian akan diteliti hubungannya dengan
efektivitas program CSR, adapun komponen penilaian efektivitas program CSR menurut Prayogo
dan Hilarius (2012) yaitu tingkat manfaat, tingkat kesesuaian, tingkat keberlanjutan, tingkat
dampak, tingkat pemberdayaan, serta tingkat partisipasi.
Kekuatan Modal Sosial
(X)
X1 Tingkat Kepercayaan
X2 Tingkat Jaringan
X3 Hubungan Sosial
Efektivitas Program
(Prayogo dan Hilarius 2012)
(Y)
Y1 Tingkat Manfaat
Y2 Tingkat Kesesuaian
Y3 Tingkat Keberlanjutan
Y4 Tingkat Dampak
Y5 Tingkat Pemberdayaan
Y6 Tingkat Partisipasi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Modal Sosial Terhadap Efektivitas Program
CSR
Keterangan:
Hubungan
2.2.
HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis penelitian ini disajikan sebagai berikut:
1. Semakin kuat modal sosial, maka semakin tinggi efektivitas program CSR.
2.3.
DEFINISI OPERASIONAL
Tabel 3. Definisi Operasional Kekuatan Modal Sosial
No
Variabel
Definisi Operasional
Indikator
1.
Tingkat
Kepercayaa
n
Keadaan mempercayai
atau meyakini
keberadaan orang lain
untuk
membantu/menolong
2.
Tingkat
Jaringan
Kemudahan dalam
memperoleh/mengakse
s pendidikan,
0 : tidak tahu
1 : tidak peduli
2 : tidak percaya
3 : kurang percaya
4 : percaya
5 : sangat percaya
0 : tidak tahu
1 : lebih sulit/sangat
sulit/lebih buruk/
Ordinal
Sumber
Data
BPS, 2006
Ordinal
BPS, 2006
Jenis Data
6
No
Variabel
Definisi Operasional
kesehatan, serta
pelayanan masyarakat
lainnya
3.
Hubungan
Sosial
Keterikatan dan
kemampuan untuk
berinteraksi antar
manusia satu dengan
lainnya sehingga
kehidupan lebih baik
Indikator
tidak peduli
2 : sama
sulit/sulit/sama
buruk/tidak
percaya
3 : sedang/agak
sulit/sama/kurang
percaya
4 : sama
mudah/mudah/sa
ma baik/sering/
percaya
5 : lebih
mudah/sangat
mudah/lebih
baik/sangat
sering/sangat
percaya
0 : tidak tahu
1 : tidak peduli/tidak
setuju
2 : sama
buruk/jarang/tidak
senang/kurang
setuju/tidak setuju
3 : baik/kadangkadang/boleh
saja/kurang
setuju/kurang
senang
4 : sama
baik/sering/senan
g/setuju
5 : lebih baik/sangat
senang/sangat
setuju
Jenis Data
Ordinal
Sumber
Data
BPS, 2006
Tabel 4. Definisi Operasional Efektivitas Program
No
Variabel
1
Tingkat
Manfaat
2
Tingkat
Kesesuaian
Definisi Opersional
Indikator
tingkat manfaat program
CSR terhadap pemenuhan
kebutuhan
dan peningkatan akses
pelayanan para penerima
(beneficiaries)
berdasarkan
jenis
dan
tingkat kebutuhannya
tingkat kesesuaian program
CSR terhadap pemenuhan
kebutuhan
dan peningkatan akses
pelayanan bagi penerima
berdasarkan
1. Rendah: 5-6
2. Sedang: 7 -8
3. Tinggi: 9-10
1. Rendah: 5-6
2. Sedang: 7-8
3. Tinggi: 9-10
Jenis
Data
Ordinal
Sumber
Data
Dody
Prayogo
dan
Yosep
Hilarius
Ordinal
Dody
Prayogo
dan
Yosep
Hilarius
7
No
Variabel
Definisi Opersional
3
Tingkat
Keberlanjutan
4
Tingkat
Dampak
5
Tingkat
Pemberdayaan
6
Tingkat
Partisipasi
kemampuan dan potensi
lokal
tingkat keberlanjutan
program CSR dapat
dilakukan oleh
penerima jika bantuan
selesai/dihentikan, baik
keberlanjutan
secara
substansial
(program) maupun secara
manajemen
besar (substansial) dan
luasan
(geografis) akibat positif
yang ditularkan oleh
program
CSR
seberapa signifikan tingkat
pemberdayaan dirasakan
penerima akibat program
CSR, baik dari
segi keahlian maupun
organisasi/manajemen
seberapa besar tingkat
partisipasi masyarakat lokal
dalam program CSR.
Jenis
Data
Indikator
Sumber
Data
1. Rendah: 5–6
2. Sedang: 7-8
3. Tinggi: 9-10
Ordinal
Dody
Prayogo
dan
Yosep
Hilarius
1. Rendah: 5–6
2. Sedang: 7-8
3. Tinggi: 9-10
Ordinal
Dody
Prayogo
dan
Yosep
Hilarius
1. Rendah: 5–6
2. Sedang: 7-8
3. Tinggi: 9-10
Ordinal
Dody
Prayogo
dan
Yosep
Hilarius
1. Rendah: 5–6
2. Sedang: 7-8
3. Tinggi: 9-10
Ordinal
Dody
Prayogo
dan
Yosep
Hilarius
3. PENDEKATAN LAPANGAN
3.1.
LOKASI DAN WAKTU
Penelitian dilakukan di Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Keberadaan perusahaan ditengah-tengah masyarakat mempunyai tanggung jawab sosial kepada
lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan.sehingga menjadi relevan terhadap penelitian
efektifitas program CSR khususnya dalam bentuk pemberdayaan terhadap kelompok masyarakat
sekitar perusahaan khususnya masyarakat Desa Pangkal Jaya.
Proses penelitian dimulai dari pembuatan proposal penelitian pada bulan Desember 2014.
Pengambilan data sekunder dilaksanakan pada bulan Januari 2015, kemudian dilanjutkan dengan
pengambilan data primer. Rincian mengenai waktu penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Rencana Jadwal Penelitian.
Kegiatan
Penyusunan
Proposal Skripsi
Kolokium
Perbaikan
Proposal
Pengambilan
Data Lapangan
Pengolahan dan
Analisis Data
Des
3 4
Januari
1 2 3 4
2015
Februari
1 2 3 4
1
Maret
2 3
4
1
April
2 3
4
8
Kegiatan
Des
3 4
Januari
1 2 3 4
2015
Februari
1 2 3 4
1
Maret
2 3
4
1
April
2 3
4
Penulisan Draft
Skripsi
Uji Petik
Sidang Skripsi
Perbaikan
Laporan
Penelitian
3.2.
Teknik Pemilihan Responden dan Informan
Terdapat dua subjek dalam penelitian ini yaitu informan dan responden. Informan untuk
memperoleh data kualitatif, sedangkan responden untuk data kuantitatif. Unit analisis dalam
penelitian ini adalah rumah tangga. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang
tinggal di Desa Pangkal Jaya, sedang populasi sampelnya adalah rumah tangga penerima
manfaat program CSR ANTAM Pongkor yang ada di Desa Pangkal Jaya. Pengambilan sample
atau responden dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Asumsi
responden telah dibagi berdasarkan tiga kategori program dan tahun mengikuti program, sehingga
responden homogeny. Dalam pendekatan kuantitatif, responden dipilih untuk nantinya menjadi
target survei. Populasi adalah seluruh rumah tangga penerima manfaat atau partisipan program
CSR ANTAM Pongkor. Menentukan responden sebagai sumber data primer untuk memperoleh
data primer kuantitatif, menggunakan teknik penarikan contoh simple random sampling
(pengambilan sampel acak). Unit contoh penelitian ini adalah rumah tangga dan unit sasaran
pengamatannya adalah kepala rumahtangga (atau salah satu anggota rumah tangga). Unit
sasaran pengamatan (responden) seluruhnya berjumlah 45 orang. Sementara data kualitatif
dilakukan melalui observasi langsung dan wawancara mendalam kepada informan. Pemilihan
informan, sebagai sumber informasi primer untuk memperoleh data kualitatif, dengan
menggunakan teknik Snowballing pada aras desa, yaitu orang dari pihak perusahaan yang andil
dalam program CSR dan juga masyarakat yang memiliki peran besar dalam program CSR ANTAM
Pongkor. Jika memungkinkan, beberapa responden yang telah mengisi kuesioner juga akan
dijadikan informan.
3.3.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data
sekunder (kuantitatif dan kualitatif) dikumpulkan dan bersumber dari UPBE Pongkor, Desa Pangkal
Jaya, Kecamatan Nanggung, BPS dan lain-lain. Data primer kuantitatif dikumpulkan melalui
wawancara terstruktur kepada 45 responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner).
Sedangkan data primer kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam (indepth interview)
kepada sejumlah informan yang diarahkan dengan panduan pertanyaan wawancara mendalam dan
melalui Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan di aras desa. Dalam proses
pengumpulan data primer, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan wawancara mendalam
dan FGD (pada aras program/desa, kecamatan, dan kabupaten) yang kemudian “direkam” dalam
suatu manuskrip catatan harian menurut tematik. Setelah pengumpulan data primer kualitatif
selesai baru kemudian dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner kepada 45
responden. Sementara pendekatan kualitatif dilakukan melalui observasi langsung dan wawancara
mendalam kepada informan. Pemilihan informan, sebagai sumber informasi primer untuk
memperoleh data kualitatif, dengan menggunakan Teknik Snowballing pada aras desa, yaitu orang
dari pihak perusahaan yang andil dalam program CSR dan juga masyarakat yang memiliki peran
besar dalam program CSR ANTAM Pongkor (staf CSR, tokoh masyarakat, aparat desa, ketua
lembaga, dll). jika memungkinkan, beberapa responden yang telah mengisi kuesioner juga akan
dijadikan informan.
3.4.
TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Selanjutnya data sekunder dan primer yang terkumpul dilakukan pengelolaan data. Data
kuantitatif diolah dengan menggunakan Microsoft Excel dan Statistical Product and Service
9
Solution (SPSS) dan dianalisis disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam mengukur
tingkat kepercayaan, tingkat jaringan dan tingkat norma dan hubungannya dengan efektivitas
program. Teknik pengolahan data dilakukan dengan perlakuan yang berbeda sesuai dengan jenis
data yang diperoleh yaitu menggunakan Korelasi Rank Spearman untuk melihat hubungan antara
variabel dengan data yang berbentuk ordinal - ordinal. Analisis Data dilakukan dengan Metode
Tabulasi Frekuensi, Tabulasi Silang, dan Grafik yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian
dan ketersediaan data.Sementara data kualitatif akan diolah melalui tiga tahap analisis data
kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penyimpulan hasil
penelitian dilakukan dengan mengambil hasil analisis antar variabel yang konsisten.
Tabel 6. Dummy Tabel Frekuensi
Kekuatan Modal Sosial
Kuat
Sedang
Lemah
Tabel 7. Dummy Tabel Frekuensi
Efektivitas Program
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah (n)
Persentase (%)
45
100
Jumlah (n)
Persentase (%)
45
100
Tabel 8. Dummy Tabel Analisis Data Kuantitatif untuk Uji Hipotesis
Kekuatan Modal Sosial
Efektivitas Program CSR (y)
(x)
Tinggi
Sedang
Rendah
n
%
n
%
n
%
Total
n
%
Kuat
Sedang
Lemah
Seluruh hasil penelitian dituliskan dalam rancangan skripsi (Lampiran 1)
DAFTAR PUSTAKA
Ambadar, Jackie. 2008. CSR dalam Praktik di Indonesia. Jakarta [ID] : PT Elex Media Komputindo.
Anatan L. 2008. Corporate Social Responsibility (CSR): Tinjauan Teoritis dan Praktik di Indonesia.
Jurnal Manajemen. [Internet]. [diunduh tanggal 19 Desember2011]. 4. Dapat diunduh dari:
http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-manajemen/article/view/220
Inayah. 2012. Peranan Modal Sosial dalam Pembangunan. Jurnal Pembangunan Humaniora.
[Internet]. [diunduh tanggal 1 Oktober 2014]. 12 (1). Dapat diunduh dari:
http://www.polines.ac.id/ragam/index_files/jurnalragam/paper_6%20apr%202012.pdf
Prayogo dan Hilarius. 2012. Efektivitas Program CSR/CD dalam Pengentasan Kemiskinan Studi
Peran Perusahaan Geotermal di Jawa Barat. Jurnal Sosiologi. [Internet]. [diunduh tanggal
4
Oktober
2014].
17(1).
Dapat
diunduh
dari:
http://labsosio.org/data/documents/vol_17_no_1_januari_2012.pdf
10
Rosyida, Isma dan Nasdian, F.T. 2011. Partisipasi Masyarakat dan Stakeholder dalam
Penyelenggaraan Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Dampaknya
Terhadap Komunitas Pedesaan. Jurnal Transdisiplin Sosiologi. [Internet]. [diunduh
tanggal
tanggal
30
Oktober
2014].
5(1).
Dapat
diunduh
dari:
http://jurnalsodality.ipb.ac.id/jurnalpdf/4%20Isma%20Rosyida.pdf
Solihin I. 2009. Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability. Jakarta [ID]:
Salemba Empat. 216 hal.
Supriadinata dan Goestaman. 2013. Analisis Efektivitas Corporate Social Responsibility (CSR)
Dalam Menyelesaikan Masalah Sosial Lingkungan Persahaan ; Studi Kasus PT.
Pertamina (PERSERO) Unit Pemasaran TBBM Depot Ende. Jurnal Ilmiah. [Internet].
[diunduh
tanggal
4
Oktober
2014].
2(1).
Dapat
diunduh
dari
:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=119337&val=5455
Yulianti, D. 2012. Efektiitas Program PTPN 7 Peduli di PTPN VII (Persero) Lampung. (Suatu
Evaluasi atas Program CSR). Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan.
[Internet]. [diunduh tanggal 8 Oktober 2014]. 3(1). Dapat diunduh dari:
http://fisip.unila.ac.id/jurnal/files/journals/3/articles/112/public/112-353-1-PB
11
Lampiran 2. Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
Analisis Hubungan Modal Sosial dengan Efektivitas Program CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) PT.ANTAM (Persero) Tbk
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
No Responden
Nama
Jenis Kelamin*
Usia
Alamat
No. HP/Telp.
Jenis Program CSR
Tahun
Bentuk Program
: ..............................................................................
: ……………………………………………...……
:L/P
: …………tahun
: …………………………………………………...
: …………………………………………………...
:
(1) Kemitraan
(2) Bina lingkungan,
(3) Pengembangan masyarakat
:..........................
:..........................
B. Kekuatan Modal Sosial
No
Variabel
(i)
Indikator
3
2
5
4
1
0
Lebih
muda
h
Sama
muda
h
Sedan
g
Sam
a
sulit
Lebih
sulit
Tidak
tahu
Sanga
t
muda
h
muda
h
Agak
sulit
Sulit
Sanga
t sulit
Tidak
tahu
Sanga
t
muda
h
Muda
h
Agak
sulit
Sulit
Sanga
t sulit
Tidak
tahu
Sama
baik
Sedan
g
Sam
a
buru
Lebih
buruk
Tidak
tahu
Tingkat Jaringan
1
2
3
4
Kemudahan
memperoleh
pekerjaan
formal
selama
3
tahun
terakhir
Kemudahan
memasukkan anak
ke Sekolah Dasar
dan/atau
Sekolah
Menengah Pertama
selama
3
tahun
terakhir
Kemudahan
memperoleh
pelayan/perawatan
kesehatan dasar di
Puskesmas dan/atau
Rumah Sakit untuk
perawatan kelas 3
selama
3
tahun
terakhir
Fasilitas
angkutan Lebih
dalam desa maupun baik
antar desa selama 3
Kode jawaban
(ii)
12
5
6
7
tahun terakhir
Kebiasaan
gotong
royong di lingkungan
desa selama 3 tahun
terakhir
Kebiasaan
bersilaturahmi
dengan
anggota
komunitas
(pengajian,
arisan,
olah raga, dll)
Keamanan
lingkungan selama 3
tahun terakhir
Lebih
baik
Sama
baik
Sedan
g
Sanga
t
sering
Sering
Sama
Lebih
baik
Sama
baik
Sama
k
Sam
a
buru
k
Sam
a
buru
k
Sam
a
buru
k
Lebih
buruk
Tidak
tahu
Lebih
buruk
Tidak
tahu
Lebih
buruk
Tidak
tahu
Tingkat Kepercayaan
8
9
10
11
12
Percaya
kalau
keputusan/kebijakan
pemerintah
selalu
bertujuan baik dan
untuk
mensejahterakan
rakyat
Menitipkan
rumah
pada tetangga jika
harus
berpergian
atau menginap
Percaya
pada
pengurus lingkungan
dalam pengelolaan
keuangan:
a. RT
b.
Kelompok
masyarakat
Sangat
percay
a
Percay
a
Kuran
g
percay
a
Tidak
percay
a
Tidak
peduli
Tidak
tahu
Sangat
percay
a
Percay
a
Tidak
percay
a
Tidak
peduli
Tidak
tahu
Sangat
percay
a
Percay
a
Kuran
g
percay
a
Kuran
g
percay
a
Tidak
percay
a
Tidak
peduli
Tidak
tahu
Sangat
percay
a
Percay
a
Tidak
percay
a
Tidak
peduli
Tidak
tahu
c. kepala Desa/Lurah
Sangat
percay
a
Percay
a
Kuran
g
percay
a
Kuran
g
percay
a
Tidak
percay
a
Tidak
peduli
Tidak
tahu
Kebiasaan
tolongmenolong
sesama
warga
selama
3
tahun terakhir
Kebiasaan
saling
menghantarkan
makanan
dengan
tetangga
Bertentangga
dengan orang dari:
a. Suku bangsa lain
Lebih
baik
Sama
baik
Baik
Sama
buruk
Lebih
buruk
Tidak
tahu
Sangat
senang
Sering
Jarang
Tidak
perna
h
Tidak
tahu
Sangat
senang
Senan
g
Tidak
senan
g
Tidak
peduli
Tidak
tahu
b. Agama lain
Sangat
senang
Senan
g
Kadan
gkadan
g
Kuran
g
senan
g
Kuran
g
Tidak
senan
Tidak
peduli
Tidak
tahu
Hubungan Sosial
13
14
15
16
13
17
18
19
20
21
22
Pernikahan
anak
atau
keluarga
dengan orang dari
agama lain
Pasangan
suamiisteri yang berbeda
agama
Kegiatan
keagamanaan
dari
agama lain yang
cukup
sering
di
lingkungan Saudara
Jika di desa Saudara
akan didirikan tempat
ibadah agama lain
Bertempat tinggal di
lingkungan di mana
ada
orang
yang
tingkat
hidupnya
lebih tinggi
Pemimpin
Daerah
(Bupati,
Gubernur)
harus penduduk asli
Sangat
setuju
Setuju
Sangat
setuju
Setuju
Sangat
setuju
Setuju
Sangat
setuju
Setuju
Sangat
setuju
Senan
g
Sangat
setuju
Setuju
senan
g
Boleh
saja
g
Kuran
g
setuju
Tidak
setuju
Tidak
tahu
Kuran
g
setuju
Kuran
g
setuju
Tidak
setuju
Tidak
peduli
Tidak
tahu
Tidak
setuju
Tidak
peduli
Tidak
tahu
Kuran
g
setuju
Kuran
g
senan
g
Tidak
setuju
Tidak
peduli
Tidak
tahu
Tidak
senan
g
Tidak
peduli
Tidak
tahu
Kuran
g
setuju
Tidak
setuju
Tidak
peduli
Tidak
tahu
C. Efektifitas Program
No.
1.
2.
3.
4.
5.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
No.
1.
2.
Partisipasi
Pertanyaan
Peserta program hadir dalam perencanaan program
Peserta program turut memberikan saran atau kritik pada perencanaan
program
Peserta program turut mengambil keputusan pada program
Peserta berperan aktif dalam pelaksanaan program
Peserta turut aktif dalam evaluasi program
Manfaat
Pertanyaan
Peserta merasakan adanya manfaat yang besar dari program
Program sangat membantu peserta dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan
Program sangat membantu peserta dalam memenuhi kebutuhan ekonomi
Program sangat membantu peserta dalam mengelola lingkungan sekitar
Hampir seluruh peserta program merasakan manfaat program
Keberlanjutan
Pertanyaan
Peserta dapat melaksanakan program tanpa bantuan fasilitator
Peserta dapat melakukan manajemen program secara mandiri
Peserta dapat merancang program yang serupa
Pelaksanaan program terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari peserta
Peserta masih merasakan dampak program walaupun masa pelaksanaan
program telah habis
Dampak
Pertanyaan
Peserta mengalami perubahan tingkat pendidikan yang signifikan
Peserta menjadi lebih peduli terhadap lingkungan sekitar
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
14
3.
4.
5.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Peserta mengalami perubahan tingkat pendapatan
Peserta mengalami perubahan tingkat kesejahteraan
Peserta merasa berada pada kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan
sebelum dilaksanakannya program
Pemberdayaan
Pertanyaan
Peserta mendapatkan pengetahuan baru setelah mengikuti program
Peserta mengalami perubahan sikap setelah mengikuti program
Peserta mendapatkan keterampilan baru setelah mengikuti program
Peserta dapat menerapkan pengetahuan baru pada keseharian
Peserta dapat menggunakan keterampilan baru pada keseharian
Kesesuaian
Pertanyaan
Tujuan dari program yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta
Materi pada program dapat diserap oleh peserta
Fasilitas yang diberikan sesuai dengan kebutuhan para peserta
Peserta menggunakan bantuan yang diberikan secara maksimal
Pelaksanaan program telah sesuai dengan kapasitas peserta
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Download