Teori Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat

advertisement
Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional dapat diartikan sebgai transaksi dagang antara subyek
ekonomi Negara yang satu dengan subyek ekonomi Negara yang lain, baik mengenai barang
ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri
dari warga Negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industry,
perusahaan Negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca
perdagangan (Sobri, 2000).
A. Teori Klasik
I. Merkantilis
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara suatu
Negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin
ekspor dan sedikit mungkin impor.
II. Adam Smith
Adam Smith berpendapat bahwa tunggal pendapatan adalah produksi hasil
tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan
doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus
ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga
kerja yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan
pekerjaan tersebut.
III.
John Stuart Mill dan David Ricardo
Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian
mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan
mengimpor barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat
dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri
memakan ongkos yang besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang
ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang
tersebut.
IV.
Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan
baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan
faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu
negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut
memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan
faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
a. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.
b. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor
intensity atau capital intensity.
Kebijakan ekonomi internasional suatu negara terdapat dua tinjauan kebijakan
ekonomi internasional, yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit. kebijakan ekonomi
internasional dalam arti luas meliputi semua kegiatan ekonomi pemerintah suatu negara
yang secara langsung maupun tidak langung mempengaruhi komposisi, arah dan kegiatan
ekspor impor barang dan jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah tersebut. Kebijakan
ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi kebijakan yang langsung
mempengaruhi ekspor dan impor.
Pokok-pokok tujuan kebijakan ekonomi internasional yaitu :
 meningkatkan ekspor agar penerimaan devisa negara semakin besar
 menstabilkan perkembangan ekspor, karena pean ekspor mennetukan
Pembangunan ekonomi suatu negara dalam artian stabilitas penghasilan ekspor
maupun kecepatan pertumbuhannya sangat penting. Usaha yang dilakukan adalah :
 menambah jumlah dan jenis barang yang diekspor sehingga bila satu atau beberapa
jenis barang pasarannya sedang lesu atau mengalami saingan baru, maka dapat
diganti dengan jenis barang uang lain.
 merubah struktur barang ekspor dari bahan-bahan mentah dan hasil pertanian yang
suply-nya in-elastis, mudah tergantung pada musim dan posisinya makin lemah, ke
barang-barang industri yang produksinya mudah diatur.
 memperbaiki kelemahan dibidang transportasi sehingga sistem penentuan harga
tidak lagi berdasarkan hitungan FOB (free on board), dalam artian
menghitung harga jual hanya sampai pemuatan barang dikapal, tetapi mampu
menjual atas perhitungan harga CIF (cost insurance and freight). Artinya kita
menghitung harga termasuk ongkos angkutan dan biaya asuransi ke tempat importir.
 berusaha memperluas spread effect (efek penyebaran) barang-barang ekspor, yaitu
berusaha memperluas mata rantai produksi kebelakang maupun kedepan.
Maksudnya mencari barang-barang yang mempunyai keterkaitan secara horizontal
maupun vertikal dengan jenis usaha yang lain.
 berusaha mengurangi ketergantungan ekonomi terhadap luar negeri. Hal ini sangat
sulit karena setiap negara menjadi semakin terbuka terhadap proses globalisasi.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari ekonomi internasional antara lain
terjadi dalam bentuk-bentuk berikut ini yaitu:
a. Internasional produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan
sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah
buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai atau
pun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi
produksi internasional.
b. Internasional pembiayaan, perusahaan internasional mempunyai akses untuk
memperoleh pinjaman atau melakukan investasi. Sebagai contoh, PT Telkom dalam
memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas
jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (buildoperate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
c. Internasional tenaga kerja, perusahaan internasional akan mampu memanfaatkan
tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional
diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh
kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang.
d. Internasional jaringan informasi, masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi,
antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang
semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk
barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger
melanda pasar dimana-mana.
e. Internasional Perdagangan, hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan
penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan
demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan
fair.
Download