KONDISI WILAYAH JURISDIKSI KJRI MUMBAI

advertisement
KONDISI WILAYAH JURISDIKSI KJRI MUMBAI
DAN HUBUNGANNYA DENGAN INDONESIA :
BEBERAPA SASARAN KE DEPAN
I.
KEBERADAAN KONSULAT JENDERAL R.I. DI MUMBAI, INDIA
Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Mumbai, India mulai dibuka
pada Januari 1951 dengan cakupan akreditasi 7 negara bagian yaitu
Maharashtra, Gujarat, Goa, Kerala, Tamil Nadu, Karnataka dan Andhra
Pradesh. Keberadaan KJRI di Mumbai dianggap sangat penting mengingat
wilayah Selatan dan Barat India merupakan sentra ekonomi India dengan
pusatnya di Bombay (Mumbai).
Selama kurun waktu lebih dari setengah abad berdirinya, KJRI Mumbai
telah menjadi salah satu Perwakilan R.I. yang surplus. Sebagai data acuan,
pendapatan yang tangible dari bea visa dan bea konsuler lainnya untuk tahun
2002 adalah US$ 363,492. Angka ini sudah melebihi realisasi pendapatan
home staff/local staff ditambah biaya perjalanan dinas 2002 yang totalnya
berjumlah US$ 322,017. Ini belum termasuk output yang intangible tetapi
berhasil ikut meningkatkan ekspor non-migas. Disamping itu pula, beberapa
perusahaan Indonesia sudah mulai memperoleh proyek di wilayah ini
khususnya di bidang eksplorasi minyak dan pekerjaan maintenance terkait.
Trend peningkatan arus perdagangan dan manusia ini terus
memperlihatkan kenaikan dari tahun ke tahun. Kemajuan nyata yang terlihat
pada tahun ini mengenai hubungan dagang dan arus manusia kedua negara
tidak terlepas dari kunjungan kenegaraan dan kunjungan kerja Presiden
Megawati Soekarnoputri ke India (New Delhi, Hyderabad dan Mumbai tanggal
1-4 April 2002).
A. Potensi wilayah Selatan India
A.1. Ekonomi
Wilayah Selatan India merupakan pusat wilayah ekonomi perdagangan
dan industri India. Selain secara geografis lebih subur, wilayah ini
relatif lebih maju dengan sentra-sentra industrinya. Semenjak dekade
terakhir, wilayah ini muncul dengan sejumlah kemajuan di bidang
industri terutama information technology (IT) dan bioteknologi yang
mendapat pengakuan dunia.
Menurut pengamatan kami dari dekat, perusahaan seperti Tata
Technologies, Wipro dan Infosys yang berpusat di India Selatan telah
mampu melakukan fungsi back office dunia. Sektor IT telah
memanfaatkan peluang globalisasi yang dengan globalisasi ini industri
di negara maju terpaksa melakukan kegiatan core business saja dan
melempar pekerjaan (outsourcing) ke India Selatan untuk menangani
kegiatan yang bersifat non-core business. Sektor IT menyerap banyak
tenaga kerja baik spesialis IT maupun mereka yang hanya berbekal
bahasa Inggris ditambah ketrampilan dasar komputer. Tenaga kerja
sektor IT ini dihasilkan oleh sistem pendidikan yang terfokus dan
banyaknya sekolah teknik.
Kondisi Wilayah Jurisdiksi KJRI Mumbai dan Hubungannya dengan Indonesia:
Beberapa sasaran ke depan
1
Sukses India Selatan dibidang IT telah mencetak sejumlah besar
orang muda menjadi middle class dalam artian yang sebenarnya.
Bahkan Azim Premji dari Wipro dengan asset netto US $ 8.9 milyard
pada tahun 2002 menjadi orang terkaya di India. Sedangkan
Narayana Murthy dari Infosys pada tahun ini menjadi orang nomor
empat terkaya di India dengan asset netto US $ 3.8 milyard.
Meningkatnya jumlah middle class ini merupakan peluang bagi
Indonesia dalam rangka meningkatkan jumlah wisatawan India ke
Indonesia. Meskipun angkanya tidak begitu besar, namun arus
peningkatan wisatawan India ke Indonesia adalah salah satu yang
paling stabil dari negara-negara asal wisatawan ke Indonesia. Faktor
yang
mendorong
adalah
besarnya
golongan
middle
class
(berpendidikan dan berpenghasilan cukup) dan mereka ini punya
kebutuhan untuk melancong.
Tabel Jumlah Turis Yang Masuk Ke Indonesia Menurut
Country of Residence 1997-2001
Kondisi Wilayah Jurisdiksi KJRI Mumbai dan Hubungannya dengan Indonesia:
Beberapa sasaran ke depan
2
Disamping industri IT, semenjak satu dekade terakhir India juga
mencatat kesuksesan dalam industri farmasi. Competitive advantage
India untuk produk farmasi dan obat-obatan sangat tinggi
mengalahkan negara lain.
Tantangan yang dihadapi India adalah kesepakatannya atas
keanggotaan di WTO yang secara otomatis mengadopsi aturan TradeRelated Intellectual Property Rights (TRIPs) yang berlaku mulai 1
Januari 2005. Menghadapi skenario pasca 2005, pihak industri farmasi
India menyadari hal ini dengan mulai melakukan berbagai upaya
persiapan di dalam negeri. Diwakili oleh perusahaan Dr. Reddy’s
Laboratories, Ranbaxy dan Lupin, berbagai kegiatan riset dilakukan
dengan tujuan mengejar market yang lebih besar di luar negeri
disamping berupaya untuk memantapkan posisi strategis dalam pasar
produk farmasi di dunia.
Rs. 1 Crore = 10 juta. US$1 = ±Rs.47
Dilihat dari segi kemampuan, India mampu memproduksi obat-obatan
dengan harga yang paling murah jauh dibawah harga yang ditawarkan
oleh perusahaan-perusahaan farmasi negara lain. Hal ini ditunjang
oleh beberapa faktor antara lain: ketersediaan bahan-bahan dasar,
teknologi pemrosesan obat yang sudah cukup matang yang ditunjang
oleh R&D serta kebijakan hak cipta yang longgar di bidang farmasi.
Di Indonesia sendiri, index Revealed Competitive Advantage (RCA)
produk obat-obatan India sangat tinggi sehingga sulit diharapkan
industri farmasi dalam negeri untuk bersaing dengan India.
Kondisi Wilayah Jurisdiksi KJRI Mumbai dan Hubungannya dengan Indonesia:
Beberapa sasaran ke depan
3
Untuk kota Mumbai yang terletak di negara bagian Maharashtra, dapat
disebutkan disini bahwa kota ini dianggap sebagai Wallstreet-nya
dunia usaha India dan juga merupakan Hollywood-nya para
penggemar film India yang disebut Bollywood. Pelabuhan Mumbai
merupakan pelabuhan dagang terbesar India. Sepanjang jalan dari
Terminal Victoria sampai ke pantai Juhu terdapat banyak peninggalan
sejarah. Penduduk dari berbagai daerah datang ke Mumbai untuk
bermacam-macam tujuan. Industri terbesar dan pemukiman kumuh
terbesar terdapat di Mumbai.
Jumlah penduduk Mumbai merupakan 1,2% dari jumlah penduduk
India dan 12% dari penduduk Maharashtra. Pendapatan per kapita
Mumbai dua kali lipat dari pendapatan per kapita Maharashtra dan tiga
kali lebih sedikit dari seluruh India. Dari sebanyak 3,43 juta pekerja
Kondisi Wilayah Jurisdiksi KJRI Mumbai dan Hubungannya dengan Indonesia:
Beberapa sasaran ke depan
4
Mumbai sebanyak 68% bekerja di bidang industri penyedia pelayanan.
Kesempatan kerja di sektor manufaktur mengalami penurunan pada
beberapa tahun terakhir.
Di Mumbai terdapat National Stock Index dan Bombay Stock Exchange
(pasar bursa tertua di Asia yang berdiri semenjak tahun 1857) yang
mendominasi perputaran dan jumlah keseluruhan pemodalan pasar
modal India. Saham dari kedua bursa ini meliputi 92% dari perputaran
arus bursa nasional. Karena itu pada kenyataannya kedua bursa ini
mendominasi perputaran modal perusahaan secara nasional.
A.2. Sosial budaya
Selain maju dalam ekonomi perdagangan dibanding wilayah lain di
India,
wilayah
ini
pula
selama
beberapa
tahun
terakhir
memperlihatkan kemajuan di bidang sosial yakni SDM dan teknologi.
Kesadaran akan korelasi antara mutu pendidikan dengan peningkatan
daya saing negara semakin menjadi fokus pemerintah dan masyarakat
India.
Tercatat sejumlah kemajuan di bidang teknologi tinggi melalui
penemuan-penemuan baru dihasilkan seperti di bidang IT dan
komputerisasi, bioteknologi, farmasi dan kesehatan, kimia, fisika dan
teknologi nano, nuklir, otomotif, pertanian, senjata dan ruang
angkasa. Seperti disebutkan di atas bahwa kemajuan-kemajuan ini
diperoleh dari output yang dihasilkan dari sistim pendidikan yang
terfokus dan banyaknya sekolah teknik. Sebagai data banding, di India
setiap tahunnya menelorkan ± 350.000 insinyur dimana hampir dari
setengahnya dihasilkan oleh sekolah-sekolah teknik di Bangalore
(negara bagian Karnataka).
Kemajuan-kemajuan ini mesti dijadikan pelajaran bagi Indonesia.
Adanya lembaga-lembaga pendidikan yang khusus diperlukan di era
knowledge economy khususnya bidang IT dan bio-teknologi di India
dapat dijadikan partner bagi institusi-institusi pendidikan tinggi di
Indonesia bagi pengembangan teknologi di dalam negeri.
B. Hubungan perdagangan dan investasi Indonesia-India
Hubungan dagang kedua negara khususnya Indonesia dengan wilayah
Selatan India dapat dikatakan telah berlangsung sangat lama
meskipun nilai perdagangan secara pasti sulit diperoleh. Namun
demikian, dari angka keseluruhan nilai perdagangan Indonesia-India
yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan R.I, di tahun 2002
Indonesia berhasil meningkatkan ekspor ke India dengan nilai
US$248.020.7 atau peningkatan sebesar 23.53% (dari US$
1.053,939,5 menjadi US$ 1,301.960,2). Disamping itu, ada 21
penanaman modal asing yang baru.
Sejak Januari sampai April tahun ini, investasi India tercatat berjumlah
7 proyek dengan nilai investasi sebesar US$ 1,7 juta atau berada pada
ranking 9 dalam jumlah proyek dan ranking 19 dalam nilai proyek dari
31 negara (minus gabungan CIS) yang menanamkan investasinya di
Indonesia. Sementara itu nilai impor Indonesia naik sebesar 7,45%
(dari US$486.258,6 menjadi US$ 522.490,8). Meskipun tahun lalu
Kondisi Wilayah Jurisdiksi KJRI Mumbai dan Hubungannya dengan Indonesia:
Beberapa sasaran ke depan
5
terjadi kenaikan impor kita dari India yang cukup tinggi, namun masih
tetap surplus untuk keuntungan Indonesia pada perdagangan dan
investasi. Tentu tidak semua angka diatas berasal dari wilayah
akreditasi, tetapi Mumbai adalah kota utama perdagangan dan
industri.
Kondisi Wilayah Jurisdiksi KJRI Mumbai dan Hubungannya dengan Indonesia:
Beberapa sasaran ke depan
6
II.
SASARAN KE DEPAN
Dari pengamatan atas kondisi wilayah KJRI Mumbai, beberapa sasaran ke
depan dapat dipetakan sebagai berikut:
1. Kerjasama bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia
Kemajuan dan peningkatan bidang pendidikan di India tidak terlepas
dari sistim pendidikan nasionalnya yang bertujuan menghasilkan mutu
output pendidikan yang handal. Pemerintah India memiliki visi bahwa
pada tahun 2050 India harus naik kelas dari bangsa miskin menjadi
bangsa maju. Surutnya industri dasar besi baja (konglomerat Tata)
dan industri tekstil (Birla dan lain-lain) tidak perlu ditangisi. Abad ke21 yang menjadi pemenang adalah siapa yang unggul dalam
knowledge economy. Andalan masa depan bukan otot dan modal
melainkan kemampuan otak untuk menguasai information technology
(IT) dan bioteknologi.
Meskipun jumlah institusi pendidikan suatu negara tidak serta merta
membuktikan tingginya kemajuan teknologi negara tersebut, namun
dengan banyaknya penemuan baru bidang sains di India kiranya
menjadi indikator keberhasilan sistim pendidikan nasional India.
Keberhasilan ini membawa dampak pada peningkatan ekonomi India
berupa nilai ekspor IT dan jasa-jasa terkait-nya yang tinggi dimana
menurut laporan Nasscom (National Association of Software and
Service Companies) angkanya sebesar US$10 Milyar antara 20022003. Dalam jangka panjang, kemajuan-kemajuan di bidang IT dan
biotek yang cocok untuk jaman knowledge economy sekarang akan
semakin memantapkan posisi India dalam mencapai visinya menjadi
bangsa yang maju di masa depan.
Kemajuan India di bidang pendidikan ini dapat diambil manfaatnya
oleh Indonesia melalui kerjasama antara lembaga pendidikan. Pihak
atau lembaga-lembaga pendidikan mana yang akan menjadi partner
dapat diambil acuannya melalui output lembaga mana yang respon
dengan trend ekonomi global pada era knowledge-economy saat ini.
Kondisi Wilayah Jurisdiksi KJRI Mumbai dan Hubungannya dengan Indonesia:
Beberapa sasaran ke depan
7
Beberapa institusi pendidikan tinggi serta lembaga riset di India relatif
telah memiliki kematangan dibanding dengan institusi/lembaga serupa
di Indonesia. Adanya kebijakan ‘terbuka’ pada pendidikan bidang
teknologi dan manufaktur serta sains lainnya di India adalah sangat
kondusif bagi terlaksananya kerjasama pendidikan antara Indonesia
dengan India. Disamping itu, dari segi biaya pendidikan relatif lebih
murah di India untuk bidang yang sama dibanding di negara-negara
Barat.
KJRI Mumbai telah menyampaikan daftar lembaga pendidikan tinggi
dan riset di India yang masuk wilayah jurisdiksi KJRI tersebut beserta
prestasi mereka dalam inovasi/penemuan baru dalam bidang iptek ke
pihak Universitas Padjajaran. Satu hal lainnya yang menguntungkan
Indonesia bila kerjasama ini terjalin adalah manfaat akreditasi dimana
lulusan sekolah-sekolah teknik India yang termasuk dalam Washington
Accord and the Engineering Mobility Forum memiliki pengakuan bagi
mobilitas lulusan di negara-negara anggotanya.
2. Investasi/kerjasama industri farmasi dan obat-obatan
Bagi Indonesia, hubungan kerjasama perdagangan dan investasi di
bidang farmasi perlu ditingkatkan. Indonesia perlu mendorong
investasi India di bidang farmasi di Indonesia. Meskipun
kecenderungan impor terlihat menurun, namun investasi langsung
India di Indonesia akan sangat menunjang bagi pencapaian tingkat
efisiensi harga farmasi dan obat-obatan di Indonesia.
Kebijakan industri farmasi dan obat-obatan India memang terkesan
nasionalistik bagi berkembangnya industri ini dalam negeri. Meskipun
beberapa tahun terakhir mulai terlihat ekspansi (investasi langsung)
oleh pemain-pemain besar namun hal tersebut bukan terjadi di
Indonesia. Pengalaman pada kunjungan delegasi Sumatera Utara yang
lalu membuktikan bahwa perusahaan farmasi India enggan menjual
bahan dasar produk obat-obatan mengingat alasan resiko penciplakan
oleh pihak Indonesia. Sementara yang ditawarkan adalah produk jadi
untuk dijual di Indonesia.
Upaya yang dapat dilakukan adalah mendorong keikutsertaan industri
farmasi dan obat-obatan India untuk berpartisipasi aktif dalam
berbagai pameran industri farmasi dalam negeri seperti Indopharm
yang berlangsung bulan Maret di Jakarta dan Pharmaceutical
Exhibition yang berlangsung bulan Mei di Bali.
3. Pemanfaatan trade inquiries
Stagnasi nilai perdagangan antara satu negara dengan negara lain
disebabkan oleh banyak faktor dimana salah satunya adalah
kurangnya ekspansi dengan partner dagang baru. Meskipun trend
peningkatan arus perdagangan antara India dengan Indonesia tetap
naik namun hal ini terhitung masih kecil dibandingkan dengan potensi
yang ada. Kemungkinan yang ada karena faktor di atas yang
dipengaruhi oleh stereotype orang India di mata kalangan umum
Indonesia bahwa orang India umumnya kurang dapat dipercaya. Hal
ini juga terbukti dari beberapa keluhan penipuan yang disampaikan ke
KJRI oleh beberapa perusahaan di Indonesia.
Kondisi Wilayah Jurisdiksi KJRI Mumbai dan Hubungannya dengan Indonesia:
Beberapa sasaran ke depan
8
Dari permintaan produk-produk impor oleh India, pattern yang ada
tetap mengikuti beberapa variabel utama seperti kebijakan pajak
impor baru oleh pemerintah dan kelangkaan produk akibat pasokan
yang terbatas serta selisih biaya angkut. Terkait dengan hal ini, pihak
Indonesia perlu memanfaatkan semaksimal mungkin trade inquiries
baik yang disampaikan ke KJRI kemudian diteruskan ke Jakarta
maupun yang diperoleh secara online. Faktor yang sangat penting
diperhatikan adalah kecepatan diseminasi trade inquiries ke pihak
Indonesia mengingat saingan negara lain atas produsen barang yang
dicari cukup banyak.
Upaya yang dapat dilakukan oleh KJRI adalah pelaporan rutin dalam
jarak interval waktu sesingkat mungkin secara terpisah langsung ke
pihak-pihak (perusahaan dan asosiasi) terkait di Indonesia. Untuk
menunjang hal ini, KJRI perlu memperoleh data akurat mengenai
keberadaan perusahaan-perusahaan tersebut. Untuk itu, komunikasi
antara KJRI dengan perusahaan-perusahaan yang ada dalam database
harus terus dilakukan dengan tujuan pengecekan alamat. Hal lain
yang perlu dilakukan adalah pengadaan buku Indonesian trade
directories yang terbaru atau pencarian secara online oleh KJRI
maupun pengiriman informasi tambahan oleh Deperindag.
Dalam hal faktor penghambat yang terkait dengan stereotype, upaya
yang dapat dilakukan oleh KJRI adalah penggalakan bagi peningkatan
hubungan ekonomi perdagangan tetap terus diupayakan secara
maksimal namun juga harus secara selektif dan hati-hati dalam
menilai kondisi calon counterpart perusahaan Indonesia yang ada di
India. Langkah di lapangan dapat berupa pengecekan secara langsung
atau per telepon terhadap keberadaan dan kondisi counterpart
tersebut. Preferensi lebih dilihat kepada perusahaan-perusahaan yang
memiliki reputasi atau dianggap layak bagi kerjasama.
4. Peningkatan jumlah wisatawan ke Indonesia
Upaya promosi wisata melalui berbagai kegiatan langsung berupa
kegiatan pameran dan pementasan seni budaya perlu tetap
ditingkatkan agar dapat terus menjaring wisatawan dari India ke
Indonesia. Tidak adanya dukungan bahan-bahan promosi pariwisata
yang berasal dari Propinsi-propinsi lain di Indonesia selain Bali dan
Jakarta mengakibatkan kendala besar bagi KJRI meningkatkan
wisatawan India ke Indonesia. Akibatnya, pasar calon wisatawan ke
kedua Propinsi tersebut dari India semakin jenuh padahal pasar wisata
di Indonesia selain pulau Bali dan wilayah Jakarta masih cukup
menarik dan berpotensi cukup besar untuk menjaring wisatawan dari
India. Perlu mendapat perhatian bahwa selama tahun 2002 tidak ada
satupun bahan-bahan promosi wisata dari Propinsi-propinsi di
Indonesia selain Bali dan Jakarta yang diterima oleh KJRI. Padahal,
KJRI telah berupaya memintakan hal ini melalui Kementrian
Kebudayaan dan Pariwisata.
Untuk itu, salah satu poin penting dalam promosi wisata adalah
support materi promosi Indonesia yang berasal dari Propinsi-propinsi
lain untuk saling mendukung upaya-upaya promosi Indonesia secara
keseluruhan yang telah dirintis termasuk melalui promosi yang
dilakukan oleh KJRI. Hal ini untuk menghindari kejenuhan pasar
Kondisi Wilayah Jurisdiksi KJRI Mumbai dan Hubungannya dengan Indonesia:
Beberapa sasaran ke depan
9
wisatawan India ke Bali dan Jakarta. Sebagai catatan, liburan di India
sama seperti di Indonesia dimana terdapat dua musim yakni pertama
minggu ketiga April – akhir Mei, sementara kedua antara akhir
Desember – minggu pertama Januari. Sangat kecil kemungkinan
wisatawan India yang sudah mengunjungi wilayah Bali dan Jakarta
pada salah satu musim liburan untuk mengunjung kembali dua daerah
tersebut pada musim lainnya.
Adapula perkembangan baru di bidang industri film India yang dapat
dimanfaatkan oleh industri pariwisata Indonesia. Penetrasi film-film
asing di India semakin terasa khususnya di kota-kota besar yang
berdampak pada profit margin yang semakin kecil bagi produser film.
Tekanan ini semakin bertambah dengan terus naiknya nilai kontrak
yang diminta para artis. Sebagai jalan keluar utuk mengurangi biaya
produksi, pihak produser film mulai mencari alternatif lokasi film
shooting yang lebih murah ketimbang Eropa dan Amerika yang selama
ini menjadi lokasi favorit. Sampai saat ini tercatat telah dua kali
aplikasi yang dikirimkan ke Jakarta. Jumlah ini masih sangat kecil
mengingat jumlah rata-rata produksi film India per tahun mencapai
±800 buah dengan nilai pemasukan bagi industri film diperkirakan
sebesar US$1,33 miliar. Apabila dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
Indonesia, maka dari sisi ekonominya bukan saja berdampak pada
peningkatan jumlah wisatawan India ke Indonesia (kru film) tetapi
juga bagi industri pendukung sinematografi di Indonesia seperti
animasi, post production facilities, dan lain-lain.
Untuk itu, pihak Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar)
diharapkan dapat lebih banyak berpartisipasi pada undangan
pameran-pameran terkait di India. Undangan mana telah disampaikan
beberapa kali ke pihak Budpar namun belum mendapat tanggapan
serius. Bagi pihak Indonesia sendiri, keikutsertaan dalam event-event
seperti ini akan menjadi ajang promosi Indonesia sebagai tempat yang
ideal dan menarik bagi produser/industri film India. Berkaitan dengan
itu, para usahawan/profesional Indonesia yang bergerak di bidang
industri animasi, audio, video, film dan entertainment serta
information technology dapat menjadi partner mereka. Tentunya tidak
luput pula kerjasama dengan instansi kepariwisataan pemerintah baik
pusat maupun daerah. Apabila di-pool dalam satu delegasi/stall, maka
besar kemungkinan Indonesia dapat ikut serta dengan masing-masing
pihak memberikan partisipasinya.
5. Lain-lain
Hal lain yang mungkin perlu kiranya dipertimbangkan oleh pemerintah
dalam hal ini Garuda Indonesian Airways (GIA) adalah pembicaraan
kembali dengan pihak pemerintah India mengenai pembukaan kembali
rute Garuda ke India khususnya ke India Selatan. Data yang diperoleh
dari Departemen pariwisata India menyebutkan bahwa di tahun 2002
diperkirakan lebih kurang 4,5 juta warga India melakukan perjalanan
ke luar negeri atau meningkat dari tahun sebelumnya yang
diperkirakan hanya mencapai sekitar 3,8 juta orang. Fakta ini
menunjukkan bahwa jumlah masyarakat kelas menengah ke atas
semakin banyak di India sehingga selain peluang untuk meningkatkan
jumlah wisatawan India ke Indonesia semakin besar juga terdapat
Kondisi Wilayah Jurisdiksi KJRI Mumbai dan Hubungannya dengan Indonesia:
Beberapa sasaran ke depan
10
kesempatan bagi pihak GIA untuk memperoleh andil dalam
keuntungan mengangkut penumpang. Penerbangan ke/dari Eropa,
USA, Dubai, Kuala Lumpur, Bangkok, Beijing, Hong Kong, Tokyo dan
Singapura dapat dikatakan hampir selalu penuh dengan warga India.
Selain karena memang jumlah middle class yang meningkat, warga
India juga cukup dikenal gemar untuk bepergian ke luar negeri
termasuk liburan sekolah. Sebagai data tambahan, kota Mumbai
mengambil porsi 25% penumpang udara domestik dan 38%
penumpang udara internasional India. Sebanyak 26% arus kargo
udara domestik dan 40% arus kargo udara internasional melalui kota
ini.
Upaya lain yang dapat dilakukan oleh KJRI sebagai penunjang sasaran
pemerintah adalah studi pasar baik market behaviour di India, data
harga di tingkat konsumen, barang-barang kebutuhan yang
dibutuhkan (tidak diproduksi oleh India) dan negara-negara pesaing
Indonesia di pasar India serta produk-produk mereka. Koordinasi
dengan Perwakilan Indonesia di negara-negara dimana asal saingan
produk-produk Indonesia di India dapat ditingkatkan untuk
mengetahui perbandingan harga di pasar country of export/origin (ex
works/ex quay) dan harga konsumen akhir di India.
Kondisi Wilayah Jurisdiksi KJRI Mumbai dan Hubungannya dengan Indonesia:
Beberapa sasaran ke depan
11
Download