“Dukungan Kebijakan untuk Terciptanya Keunggulan Iptek Sel Punca Indonesia” ISMAIL H Dilogo Kepala UPT Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM-FKUI Ketua Stem Cells dan Tissue Engineering Research Center IMERI -UI Ketua Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) Ketua Komite Pengembangan Sel Punca dan Rekayasa Jaringan KEMKES SEMINAR NASIONAL ’Mencari Terobosan untk Peningkatan Kemandirian dan Daya Saing Industri Nasional’ Sidang Paripurna II DRN, 14 Nopember 2016 Stem Cells in The World Clinical phases of mesenchymal stem cells-based therapy in the world (2013) Stem Cells in The World Percentage of The Common Diseases Now Treated with Mesenchymal Stem Cells (2013) FDA APPROVAL FDA has not approved any stem cell based products for use, other than cord blood derived hematopoietic progenitor cells (blood forming stem cells) for certain indications (patients with disorders affecting the body’s blood forming system) Hemacord®, product manufactured by the New York Blood Center) Health Technology Assesment Reports (Malaysia, Australia, New Zealand) Primary Goal of Stem Cell Research • Advance scientific understanding • Generate evidence for addressing unmet medical and public health needs Key Points • Integrity of the research enterprise • Primacy of patient welfare • Respect for research subjects (valid informed consent) • Transparency • Social justice (addressing unmet medical and public health needs) 5 Principles of ISSCR guidelines and examples of their application Kimmelman J. et al. New ISSCR guidelines: clinical translation of stem cell research. The Lancet vol 387, No. 10032; p1979-1981, 14 May 2016 Integrity of the research enterprise • Studies designed to inform trial initiation should be replicated • Launch of trials should be supported by a systemic appraisal of evidence Primacy of patient welfare • Trials must be prospectively vetted by independent experts in preclinical research and trial design • Stem-cell based interventions should not be marketed to large patient populations before independent review of safety and efficacy Respect for research participants • Consent procedures should dispel potential research participants’ overestimation of benefit and therapeutic misconception • When research participants lack capacity, risks from non-therapeutic study procedures should be limited to minor increase over minimum risk Transparency • Researchers should promptly publish results of trials and preclinical research, irrespective of whether they are positive, negative or inconclusive • Researchers should communicate their findings to the public and other scientists in a balanced way Social justice • Trials should strive to include women as well as men, and members of racial and ethic minorities • New products should not be approved for routine clinical use unless a favourable balance of risk and clinical benefit has been shown ©2015 ISSCR Nine Things To Know About Stem Cell Treatments Many clinics offering stem cell treatments make claims that are not supported by a current understanding of science. 1. Currently, very few stem cell treatments have been proven safe and effective. 2. There is something to lose when you try an unproven treatment. 3. Different types of stem cells serve different purposes in the body. 4. The same stem cell treatment is unlikely to work for different diseases or conditions. 5. The science behind a disease should match the science behind the treatment. 6. Cells from your own body are not automatically safe when used in treatments. 7. Patient testimonials and other marketing provided by clinics may be misleading. 8. An experimental treatment offered for sale is not the same as a clinical trial. 9. The process by which science becomes medicine is designed to minimize harm and maximize effectiveness 23 Organisasi Sel Punca di Indonesia Asosiasi Sel Punca Indonesia Komite Nasional Pengembangan Sel Punca dan Rekayasa Jaringan Konsorsium Sel Punca Indonesia Rejaselindo Penandatanganan Kesepakatan Bersama Pengembangan Sel Punca dan Jaringan, Jakarta 13 Oktober 2014 1. Menteri Kesehatan, 2. Menteri Riset dan Teknologi, 3. Menteri Badan Usaha Milik Negara 4. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Susunan Anggota Konsorsium Pengembangan Sel Punca dan Jaringan Terdiri dari unsur: • Pemerintah • Akademisi, • Bisnis (Dunia Usaha) • Klinisi (Organisasi Profesi) 29 30 31 32 Tugas Konsorsium Pengembangan Sel Punca dan Jaringan 1. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Menteri Kesehatan, Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Badan Usaha Milik Negara, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam pengambilan kebijakan pengembangan sel punca dan jaringan, termasuk dalam hal penelitian, pengembangan, penerapan, pemanfaatan, pelayanan dan pengawasan di bidang sel punca dan jaringan; 2. Menyusun program terkait penelitian, pengembangan, penerapan, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pelayanan dan pengawasan sel punca dan jaringan. 3. Menyusun Panduan Terapi Sel Punca dan Jaringan sesuai standar profesi terkait penyakit : • • • • • • Diabetes melitus, Osteoarthritis/anti aging (penyakit degeneratif), Penyakit jantung (infark myocard dan cardiomyopati), Penyakit syaraf pusat dan syaraf tepi, Trauma musculoskeletal Penyakit-penyakit lain yang memerlukan terapi sel punca dan rekayasa jaringan Tugas Konsorsium Pengembangan Sel Punca dan Jaringan 4. Memberikan masukan dalam hal menghasilkan produk mandiri (Autologus dan Allogenic) yang telah terstandarisasi, antara lain : produk sel punca, produk hasil metabolik sel punca dan produk bio material; dan 5. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan kepada Menteri Kesehatan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dan ditembuskan kepada Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Badan Usaha Milik Negara, dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Road Map Konsorsium Pengembangan Sel Punca & Jaringan Permenkes Sel Punca (SP) & Bank Jaringan sudah selesai Standar profesi 2014 - 2015 Terbentuk Konsorsium Pengembangan SP & Jaringan (ABCG) Sosialisasi Prog Konsorsium Terapi SP Terapi SP autologous Dalam Negeri Produk SP allogeneic Dalam Negeri 2016 Standarisasi Operasional & SDM, Pelayanan terapi SP autologus, Penerapan di 11 RS Pendidikan 2017-2019 Penerapan terapi SP autologus di 11 RS Pendidikan & Swasta, Hasil preclinical trial produk SP allogenik 2019 Uji Klinik produk SP allogenik Pelayanan terapi SP Autologus 2023 Izin Edar Nasional (tidak perlu untuk SP autologus) “TUAN RUMAH DI NEGERI SENDIRI” Stem Cells di RSCM-FKUI? RSCM FKUI STEM CELLS FKUI-RSCM UPT TEKNOLOGI KEDOKTERAN SEL PUNCA STEM CELLS & TISSUE ENGINEERING RESEARCH CENTER MERC ROAD MAP SEL PUNCA RSCM-FKUI Sebelum 2013 SOTK UPT TKSP RSCM & SCTE FKUI In Vitro & In Vivo Study Eksplorasi, karakterisasi, diferensiasi, fenotyping & genotyping sel punca dari berbagai sumber 2015 Optimasi produksi sel punca otogenik & alogenik (Tali Pusat, Adiposa, BM) In Translasional Study, Pre-Clinical Trial Penyusunan SPO & Clinical Pathway Publikasi Nasional & Internasional SCTE FKUI-UPT TKSP RSCM, DRPM UI, RISTEK DIKTI, BISNIS 2016 Sertifikasi ISO 9001:2008 Sertifikasi cGMP untuk laboratorium Produksi Produk Sel Punca otogenik & alogenik Validasi Proses Produksi sel punca otogenik Translational & Clinical Trial Fase I, II Clinical Pathway, Panduan Praktek Klinis Publikasi Nasional & Internasional 2017 Translasional, Clinical Trial Fase I, II, III Validasi Proses Produksi sel punca alogenik Pilot SCALE UP Panduan Praktek Klinis, Pelayanan Terstandar Publikasi Nasional & Internasional Operasional laboratorium GLP Klaster SCTE MERC Pengembangan bidang Tissue Engineering SCTE FKUI-UPT TKSP RSCM, KOMITE ETIK, KEMKES, BPOM, INDUSTRI 2018-2020 Translasional & Clinical Trial Fase I, II, III Validasi Proses Produksi sel punca otogenik & alogenik SCALE UP & Produksi massal Panduan Praktek Klinis, Pelayanan Terstandar Nasional Publikasi Nasional & Internasional UPT TKSP RSCM, Kimia Farma, PROSTEM, REGENIC Best Clinical Practice for Stem Cells Aplication di RSCM-FKUI Stem Cell & Tissue Engineering Research Center FKUI-RSCM Stem Cell & Tissue Engineering Cluster MERC FKUI Literature Review In vitro study Animal study Translational study Clinical trial UPTTK SEL PUNCA RSCM Routine clinical application Pelayanan Sel Punca Berbasis Penelitian di RSCM-FKUI ‘From bedside to bench to bedside’ Academic Health Sytem (AHS) JCI Acreditation KARS Bedside Klinik Bench • • • • Optimasi kultur Optimasi isolasi Regimen Kombinasi tissue engineering Laboratorium Kultur & Analisis UPTTK Sel Punca RSCM-FKUI dan Klaster Stem Cell & Tissue Engineering MERC FKUI Bedside Laboratorum cGMP UPTTK Sel Punca RSCM-FKUI Translasional & Aplikasi klinik Unit Pelayanan Fungsional multi disiplin di lingkungan RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Medik dan Keperawatan. (Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo No. 17807/TU.K/34/XI/2012) Bertugas.... 1. Menyediakan dan menyelenggarakan kegiatan PELAYANAN, PENGOLAHAN, PENDIDIKAN, PENGEMBANGAN dan PENELITIAN sel punca di Rumah Sakit. 2. Sebagai unit penunjang untuk pelayanan aplikasi klinis dan penelitian dasar. VISI Excellence To be the Mecca of adult stem cell and tissue banking research and service that creates infinite experience for all Humanism MISI • Menjadi pusat pelayanan teknologi sel punca dan bank sel punca/jaringan yang terakreditasi internasional • Menyelenggarakan penelitian dan pendidikan dalam bidang sel punca melalui manajemen yang dinamis dan akuntabel • Membina jaringan kemitraan dengan pusat sel punca dan bank sel punca/jaringan baik di dalam maupun luar negeri dalam upaya meningkatkan kemampuan ilmiah, teknologi, ketrampilan, dan pelayanan teknologi sel punca. • Meningkatkan kompetensi SDM melalui pendidikan dan pelatihan berkesinambungan TATA NILAI Integrity Professionalism Leadership Struktur Organisasi UPT TEKNOLOGI KEDOKTERAN SEL PUNCA Laboratorium GLP Laboratorium GMP Kultur, ekspansi, diferensiasi Laboratorium Analisis Non kultur Laboratorium Riset Bank Darah Tali Pusat Penyimpanan jangka panjang Pelayanan Private Clean Room CMU2 Lt 5 Endokrin Metabolik Kardiovaskular Apheresis Apheresis Gedung A Lt 8 Gedung A Lt 8 PT Kimia Farma, Tbk Bank Jaringan • Luas lantai 550 m2 Terbagi menjadi : • • • • Ruang Non Laboratorium Ruang Laboratorium cGMP Ruang Laboratorium GLP Banking (processing & storage) • Luas lantai non Laboratorium : 222 m2 • Luas Laboratorium 27x14 m2 = 378 m2 Black Area to Zona D Zona D to Zona C Zona C to Zona B Sumber Daya Manusia (SDM) RSCM: 8 orang 1818 ORANG: orang FKUI: KF: 5 orang 5 orang Praktisi Medis 7 orang Praktisi Non Medis 11 orang Praktisi Klinis 5 orang Praktisi Medis (Klaster) : 29 orang • Neuromuskuloskeletal : Praktisi Non Klinis 9 orang 2 orang • Kardiovaskular & Div Penyelia Mutu & Hematologi & Onkologi Administrasi Medik: 10 orang 4 orang • Integumen: 2 orang Laboratory Officer • Endokrin Metabolik: 5 7 orang orang • Visual & Balance: 3 orang Pelayanan Yang Dapat Dilakukan Laboratorium Kultur & Analisis Tali Pusat Sumsum Tulang Sel Mono Nuklir Darah Perifer Jaringan Lemak Sel Punca Mesenkimal Laboratorium cGMP • Produksi sel untuk penelitian in vitro & in vivo • Karakterisasi & diferensiasi sel • Uji sterilitas spesimen, uji toksisitas skaffold terhadap sel dsbnya Laboratorium Penyimpanan/ Banking • • • Sel punca, sel mononuclear Darah tali pusat Jaringan non patologis Kasus-Kasus yang Telah Ditangani Case 2. 8 yo male, osteofibrous dysplasia with 8 cm bone defect post resection Tumor resection with Reconstruction using Joko-Sarov frame with MSCS + BMP-2 + HA VAS: 1 LEFS:17.5% LLD 5 cm VAS: 1 LEFS:32.5% LLD 0 cm VAS: 1 LEFS:42.5% LLD 0 cm VAS: 1 LEFS:66.25% VAS: 1 LEFS: 66.25% LLD: 5 cm VAS: 1 LEFS:66.25% LLD 0 cm Pre Op Post Op 4 weeks 8 weeks 12 weeks 16 weeks VAS: 1 LEFS: 66.25% LLD 5 cm VAS: 1 LEFS:66.25% LLD 0 cm VAS: 0 LEFS: 41.25% LLD 0 cm 12 weeks 16 weeks 36 weeks VAS: 0 LEFS: 41.25% LLD 0 cm 41 weeks VAS: 1 LEFS: 42.5% LLD 0 cm Ex-Fix Extracted 42 weeks 1 year and 9 months follow up 1 year & 9 months follow up….. 1 year & 9 months follow up….. 1 year & 9 months follow up….. Bone Defect After Osteofibrosis Dysplasia Resection To our knowledge, this is the first report for combined therapy of BM-MSCs, HA, and BMP-2 for treating bone defect in human. Bone Reconstruction for Neglected Difficult Fractures of the Atrophic Nonunion of the Long Bones and Critical-Sized Bone Defect using Mesenchymal Stem Cell Implantation, Hydroxyapatite, BMP-2 and Mechanical stabilization Ismail Hadisoebroto Dilogo Stem Cell Integrated Medical Service Unit Ciptomangunkusumo Hospital - Faculty of Medicine Universitas Indonesia Department of Orthopaedic and Traumatology, Faculty of Medicine Universitas Indonesia- 1 BEST RESEARCH - RISTEK DIKTI-KALBE SCIENCE AWARD 2016 Autologous Bone Marrow Mesenchymal Stem Cell Therapy for Cartilage Defect Andri M.T. Lubis1*, Lakshmi Sandhow2,3, Vita K. Lubis4, Charles Hoo1, Troydimas Panjaitan1, Maurin Merlina2,3, Yuyus Kusnadi 1Department 2Stem of Orthopaedic Surgery, Faculty of Medicine, University of Indonesia - Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia. Cell & Cancer Institute, Jakarta, Indonesia. 3Laboratory 4Innogene of Regenerative and Cellular Therapy, PT. Bifarma Adiluhung, Jakarta, Indonesia. Kalbiotech, Pte. Ltd., Jakarta, Indonesia Osteokondral Lesi Grade III ICRS cartilage lesions on left lateral femoral condyle 5 cm Grade III ICRS cartilage lesions on left lateral patella 3 cm 1st patient : A 26 years old male (AP) Cartilage Reconstruction Procedure (AP & NF) Both negative for HIV, HbsAg, and HCV tests Cartilage Reconstruction Procedure (AP & NF) After 3 to 4 weeks culture : 10.000.000 stem cell / m3 (bacteria / fungi -) Intra-articular injection Two ml Hialuronic acid injection / week 3 weeks Follow Up (6 Months After Stem Cells Application) 1st Patient (AP) Before operation 6 months after stem cells IKDC 40.2 IKDC 90.8 VAS 7 VAS 0 (0-10) Follow Up (6 Months After Stem Cells Application) Allogeneic MSCs for Osteoarthritis Dr. dr. Ismail HD, SpOT(K) Dr. dr. Andri Maruli Tua Lubis, SpOT(K) Dr. dr, Jacub Pandelaki, SpRad dr. Isabella Kurnia Liem, M.Biomed, PhD dr. Tommy Supit Tri Kurniawati, SSi Tera Kispa, SSi Fajar Mujadid, MSi Novialdi, SSi, Apt Muthia Rizkita, SSi PATIENT JE OSTEOARTHRITIS LUTUT 62 yo male, OA Genu Dextra K-L Stg III-IV, Sinistra K-L Stg II Pre Injection Dx VAS : 3 IKDC : 42.5 % WOMAC : 43.75 % 1 Month Sin VAS : 3 IKDC : 45.97 % WOMAC : 35.42 % T2 Femur (M/L) : 823/72 T2 Tibia (M/L) : 940/52 T2 Femur (M/L) : 56/75 T2 Tibia (M/L) : 93/69 Dx VAS : 5 IKDC : 51.72 % WOMAC : 44.79 % Sin VAS : 3 IKDC : 45.98 % WOMAC : 35.42 % PATIENT JE 62 yo male, OA Genu Dextra K-L Stg III-IV, Sinistra K-L Stg II 3 Month Dx VAS : 5 IKDC : 52.87 % WOMAC : 44.79 % 6 Month Sin VAS : 0 IKDC : 66.67 % WOMAC : 15.63 % Dx VAS : 6 IKDC : 50.57 % WOMAC : 30.21 % Sin VAS : 0 IKDC : 87.36 % WOMAC : 5.21 % Spinal Cord Injury Project Kelumpuhan Akibat Cedera Saraf Tulang Belakang • • • • Terapi Lembaran Sel Punca untuk Luka Bakar Sebelum pemberian Sel Punca mesenkimal Sesudah pemberian Sel Punca Mesenkimal Alogenik Raw surface with exudate ++, granulation 1-2 mm After MSCs application Day-26 local status: completed epitelization, tissue of epitelization is soft Terapi Bone Marrow Mononuclear Cells Otogenik pada Kasus Infark Miokard End Stage Cardiac Disease Primary & Secondary Endpoints Primary & Secondary Endpoints Pre Stem Cell Post Stem Cell Terapi Sel Mononuclear dan Sel Punca Hematopoitik CD34 pada Kasus Peripheral Arterial Disease Kaki Diabetik • Perbaikan klinis • Pemeriksaan Evaluasi & Follow Up angiografi menunjukkan hasil yang signifikan dengan adanya pembentukan beberapa pembuluh darah kolateral baru. Terapi Sel Mononuklear Sumsum Tulang pada Diabetes Melittus Type 2 Rapat tim Endokrin Matabolik & Kardiovaskular Terapi Sel Punca Mesenkimal pada Penurunan Visus Akibat Glaukoma Stadium Lanjut • Penderita glaukoma stadium lanjut • Anatomi sel ganglion dan RNFL menurun ( secara OCT cirrus HD 5000) • - Fungsi penglihatan menurun ( secara perimetri Humphrey: makula dan pattern ERG) • Perubahan ketebalan RNFL dan GCIPL : OCT cirrus HD5000 • Peningkatan sensitif makula retina dan luas pandang • Perubahan pattern ERG • Status refraksi meningkat Pelayanan Sel Punca Unggulan OSS RSCM-FKUI 1. Terapi sel punca untuk patah tulang yang gagal sambung (fraktur non union) dan fraktur tulang panjang dengan defek tulang kritis (defek tulang lebih dari 5 cm) 2. Terapi sel punca untuk defek tulang rawan (defek kartilago) 3. Terapi sel punca untuk Cedera Saraf Pusat (Spinal Cord Injury) 4. Terapi sel punca untuk infark miokard dan endstage cardiac disease 5. Terapi sel punca untuk penyakit pembuluh darah perifer (Peripheral Arterial Disease) pada penyandang diabetes dan Diabetes Melitus Type 2 6. Terapi lembaran sel punca untuk luka bakar dalam dan luas 7. Terapi sel punca untuk penyakit Cedera Saraf Perifer (Stroke) 8. Terapi sel punca pada penurunan visus hingga kebutaan pada penderita glaukoma akut Stem Cells Tissue Engineering Research Center IMERI Kencana Stem Cells Clinic : One Stop Service for Stem Cells Therapy 5 SOP for Stem Cells Therapy Guidelined Non Union fracture Bone Defect Osteochondral lesion Osteoarthritis Spinal cord injury Pengajuan PPK DUKUNGAN KEBIJAKAN UNTUK TERCIPTANYA KEUNGGULAN IPTEK BIDANG KESEHATAN KASUS STEM CELL 2 Kebijakan 7 Action Percepatan Pelayanan Sel Punca berbasis Penelitian di Indonesia • Pendanaan Riset Translasional & Klinis • Tersusun & diterbitkannya PPK hingga PNPK • Standarisasi Produk Sel Punca Otogenik & Alogenik • Sosialisasi, Edukasi & Diseminasi Sel Punca di Masyarakat Pembentukan Pusat Sel Punca Indonesia (Indonesian Stem Cell Center) • Pembangunan Indonesia Stem Cells Institute (Ristek Dikti) • Pembangunan National Stem Cells Hospital (Kemenkes) • Tersusunnya Registry Riset Sel Punca Indonesia ~ Clinicaltrial.gov Action 1. Pendanaan Riset Translasional & Klinis Skema: • Hibah Non Kompetitif (Blok Grant) • Dana Pengembangan dari Institusi • CSR/Filantrophy • • • • Birokrasi Durasi waktu Luaran Pembiayaan prosesing sel Memperbanyak kasus & jumlah pasien memperkuat evidence based Pembangunan fasilitas & maintenance peralatan Peningkatan kompetensi SDM Action 2. Tersusun & Diterbitkannya Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) serta Panduan Praktek Klinis (PPK) Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Health Technology Assesment (HTA) • Efikasi • Efektivitas • Efisiensi Panduan Praktek Klinis (PPK) Clinical Pathway A U D I T • Penegakan diagnosis • Pemberian pengobatan • Pemberian penjelasan kepada pasien tentang kemungkinan hasil pengobatan K L I N I S Protokol/Prosedur Algoritma Action 3. Standarisasi Produk Sel Punca Otogenik & Alogenik HLA typing Alogenik Otogenik Mesenchymal Alogenik Otogenik Hematopoietik Karak terisasi Diferen siasi Action 4. Sosialisasi, Edukasi & Diseminasi Riset & Pelayanan Sel Punca di Masyarakat Seminar • Seminar Ilmiah • Seminar Awam Pendidikan • Akademik • Fellowship Penyebaran informasi • Penerbitan Buku Populer • Buletin • Majalah • Brosur, leaflet dll Kolaborasi • Akademisi • Government • Business Skema Pembiayaan • BPJS • Asuransi swasta Action 5. Pembangunan Indonesia Stem Cells Institute (Ristek Dikti) a One Stop Service E d b Action 6. Pembangunan Nasional Stem Cells Hospital (Kemenkes) Action 7. Tersusunnya Registry Riset Sel Punca Indonesia (~ Clinicaltrial.gov)